ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
organ lain. Sumber penularan yaitu pasien TB BTA (bakteri tahan asam)
disebabkan oleh bakteri yang tidak menanggapi isoniazid dan rifampisin, obat
anti-TB lini pertama yang paling kuat. MDR-TB dapat diobati dan
bahwa terdapat 186.772 kasus MDR / RR-TB terdeteksi dan dilaporkan pada
tahun 2018 dengan kasus terdaftar dalam pengobatan sebanyak 156.071 yang
1
2
indikator utama secara nasional yaitu Case Detection Rate (CDR) dan
Success Rate (SR). Untuk tingkat provinsi dengan CDR terdapat 3 provinsi
provinsi DKI Jakarta, 84% provinsi Sulawesi Selatan dan 78,5% provinsi
sebesar 87% yang artinya masih rendah sehingga dapat memberikan pengaruh
pada status kesehatan masyarakat dengan adanya kasus MDR-TB yang sulit
terjadi peningkatan. Tahun 2017 jumlah penemuan kasus sebanyak 190 kasus,
2018 terdapat 398, hingga 2019 mencapai 466 kasus. Tingkat keberhasilan
pengobatan tahun 2018 sebesar 34% dan 12% masih dalam tahap pengobatan
keberhasilan pengobatan 50% yaitu 75 orang. Pada Maret – Mei 2023 pasien
yang aktif menjalani pengobatan sebanyak 120 orang. Di setiap bulan pasien
mencegah stres. Begitu pula dalam hal patuh terhadap minum obat khususnya
Obat Anti Tuberkulosis (OAT) yang merupakan salah satu faktor yang
berpengaruh bagi seseorang dalam hal patuh terhadap minum obat adalah dari
makan obat, pengertian yang dalam terhadap penderita yang sedang sakit dan
tuberkulosis paru jika mereka mengalami efek samping dari obat tuberkulosis
MDR dengan jumlah 120 pasien yang aktif menjalani pengobatan. Maka dari
B. RUMUSAN MASALAH
diperlukan pengawas atau dukungan dari orang sekitar pasien, maka masalah
dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan dukungan emosional dan
5
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan umum
2. Tujuan khusus
Makassar.
Makassar.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
sebagai bahan kajian lebih lanjut dimasa yang akan datang khususnya
2. Manfaat Praktis
TINJAUAN PUSTAKA
kuman tuberkulosis paru juga dapat menyerang organ tubuh yang lainnya.
2022).
merupakan batang ramping, kurus, dan tahan akan asam atau sering disebut
dengan BTA (bakteri tahan asam). Dapat berbentuk lurus ataupun bengkok
yang panjangnya sekitar 2-4 μm dan lebar 0,2 –0,5 μm yang bergabung
(Amansyah, 2018).
7
8
Droplet yang mengandung kuman dapat bertahan di udara pada suhu kamar
selama beberapa jam. Orang dapat terinfeksi kalau droplet tersebut terhirup
menyebar dari paru kebagian tubuh lainnya melalui sistem peredaran darah,
(Amansyah, 2018).
28 dosis).
pengobatan terakhir.
10
dapat berupa
2) Pola resistan (TB PR): resisten terhadap lebih dari satu jenis OAT
bersamaan.
fluorokuinolon dan minimal salah satu dari OAT lini kedua jenis
Tanda dan gejala yang sering terjadi pada tuberkulosis paru adalah
biasanya tidak tampak adanya tanda dan gejala yang khas. Biasanya
a. Demam terjadi lebih dari satu bulan, biasanya pada pagi hari.
b. Batuk, terjadi karena adanya iritasi pada bronkus; batuk ini membuang
c. Sesak nafas, terjadi bila sudah lanjut dimana infiltrasi radang sampai
setengah paru.
d. Nyeri dada. Nyeri dada ini jarang ditemukan, nyeri timbul bila
kecil, kuman TB dalam percik renik (droplet nuclei) yang terhirup, dapat
mencapai alveolus. Masuknya kuman TBC ini akan segera diatasi oleh
TBC. Akan tetapi, pada sebagian kecil kasus, makrofag tidak mampu
Kuman TBC dalam makrofag yang terus berkembang biak, akhirnya akan
lengkap disebut sebagai masa inkubasi TBC. Hal ini berbeda dengan
pengertian masa inkubasi pada proses infeksi lain, yaitu waktu yang
rentang waktu antara 2-12 minggu. Dalam masa inkubasi tersebut, kuman
tumbuh hingga mencapai jumlah 103-104, yaitu jumlah yang cukup untuk
TBC primer adalah TBC yang terjadi TBC primer adalah TBC
yang terjadi pada seseorang yang belum pernah kemasukan basil TBC. Bila
orang ini mengalami infeksi oleh basil TBC, walaupun segera difagositosis
oleh makrofag, basil TBC tidak akan mati. Dengan semikian basil TBC ini
sehingga pada infeksi oleh satu basil saja, setelah 2 minggu akan menjadi
100.000 basil. TBC sekunder adalah penyakit TBC yang baru timbul
TBC prime yang telah sembuh akan berkelanjutan menjadi TBC sekunder
dan jumlah serta virulensi basil TBC di pihak lain. Walaupun sudah sampai
timbul TBC selama masih minimal, masih ada kemungkinan bagi tubuh
berfungsi dengan baik. Jadi dapat disimpulkan bahwa TBC pada anak-anak
umumnya adalah TBC primer sedangkan TBC pada orang dewasa adalah
terhadap kedua obat ini dapat diikuti dengan resisten pada obat lini pertama
rifampisin dan juga INH (isoniazide) dengan atau tanpa OAT (Obat Anti
pengobatan TB. Organisme ini disebut sebagai bakteri tahan asam atau
14
BTA karena mereka memiliki lipid pada sebagian besar tubuhnya yang jika
diwarnai, warna tersebut tidak akan luntur walaupun pada bahan kimia
menggunakan isoniazid
a. Batuk parah minggu, baik batuk kering maupun batuk yang disertai
c. Kelelahan
d. Sesak nafas
e. Demam
menyebabkan gejala yang sama dan melibatkan organ yang sama seperti
tuberkulosis non resisten obat, yaitu penurunan berat badan, demam ringan
dan kelelahan, batuk, adanya produksi sputum, dan nyeri dada jika
dalam aerosol ini berdiameter 1-5 µm, pada seseorang dengan paru TB
paru aktif, sekali batuk dapat menghasilkan 3000 droplet yang menular,
(Amansyah, 2018).
dapat mengambil salah satu dari berbagai jalur, yang sebagian besar tidak
kekebalan inang atau ditekan menjadi bentuk tidak aktif yang disebut
keluhan paru. Tuberkulosis ekstra paru dapat terjadi sebagai bagian dari
kemampuan organisme untuk memicu reaksi intes dari imun tubuh inang
sensitif obat (TBSO) adalah pengobatan yang terdiri dari fase intensif
18
dengan obat isoniazid dan rifampicin. Namun, jika terapi diberikan setelah
dan rifampicin, maka ethambutol tidak diperlukan pada masa fase intensif.
2021).
a. Standar pengobatan
kedua.
Tuberculosis)
terdiri dari OAT lini pertama dan lini kedua, yang dibagi
samping adalah alasan utama mengapa pasien tidak patuh dan tidak
evaluasi secara teratur oleh dokter. Kader dari masyarakat dapat dilatih
untuk mendeteksi efek samping. Efek samping ringan yang umum dapat
masalah lebih lanjut. Sejumlah obat anti TB lini kedua memiliki efek
ethionamide, pasien mungkin benar benar tidak toleran pada dosis tertentu
dan baru bisa menerima obat pada dosis yang sedikit lebih rendah.
dilakukan hanya dalam kasus dimana pengurangn dosis masih dirasa cukup
waktu. Nefrotoksistas atau penurun fungsi ginjal yang cepat karena efek
racun dari obat-obatan dan bahan kimia adalah komplikasi yang diketahui
(termasuk penyakit penyerta seperti HIV dan diabetes) harus dipantau lebih
eletrolit, kalium serum harus diperiksa setidaknya setiap bulan pada semua
pasien selama fase injeksi awal. Hipotriod dapat disebabkan oleh kontak
dengan perilaku abnormal dan gejala depresi, kecemasan, dan agitasi secara
Hutagaol, 2022) :
persoalan atau masalah akan merasa terbantu kalau ada keluarga yang
kepada individu.
fisik.
merupakan suatu bentuk perilaku manusia yang taat pada aturan, perintah
yang telah ditetapkan, prosedur dan disiplin yang harus dijalankan (Suci
Musfira , 2022).
pasien untuk minum obat sesuai jenis, dosis, cara minum, waktu minum
a. Jenis kelamin
b. Lama Pengobatan
c. Pengetahuan
d. Ekonomi
e. Dukungan keluarga
f. Dukungan sosial
Dian, 2020).
27
(Ella, 2022).
merasa senang dan tentram apabila mendapat perhatian dan dukungan dari
juga tergantung dari sikap yang ditunjukkan oleh keluarga sebagai bentuk
kepatuhan minum obat pada pasien TB paru karena fungsi keluarga untuk
penelitian yang dilakukan dan memberi alasan kuat terhadap topik yang
didukung landasan teori yang kuat serta ditunjang oleh informasi yang
(Nursalam , 2017).
Dukungan Informasional
dan dukungan pengargaan
Dukungan Emosional
29
30
B. Hipotesis Penelitian
antara dua atau lebih variable yang diharapkan bisa menjawab suatu
(BBKPM) Makassar.
(BBKPM) Makassar.
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
(BBKPM) Makassar.
1. Populasi
yang terdiri dari objek atau subjek yang mempunyai kualitas dari
31
32
2. Sample
(Nursalam , 2017).
kurang dari 100 orang, maka jumlah sampel dalam penelitian di ambil
secara keseluruhan. Jika populasi penelitian lebih dari 100 orang, maka
orang.
3. Sampling
a. Kriteria Inklusi
yaitu :
b. Kriteria Ekslusi
1. Variabel Penelitian
(Nursalam, 2017).
2. Definisi Operasional
kusioner dilakukan oleh responden dan dibantu oleh peneliti atau keluarga jika
E. Instrumen Penelitian
1. Dukungan Emosional
Liket menggunakan rentang skala 1-4 yaitu tidak pernah, jarang, sering,
1 x 11+4 x 11
=
2
11+44
¿
2
= 27,5
skor ≥ 27,5 dan tidak baik jika memperoleh skor < 27,5.
2. Dukungan Instrumental
Liket menggunakan rentang skala 1-4 yaitu tidak pernah, jarang, sering,
1 x 10+4 x 10
=
2
10+40
¿
2
= 25
3. Kepatuhan Pengobatan
skala guttman dimana yaitu jawaban responden hanya terbatas pada dua
jawaban, ya atau tidak. Skor 2 apabila jawaban responden benar dan jika
1 x 10+2 x 10
=
2
10+20
¿
2
= 15
38
memperoleh skor ≥ 15 dan tidak patuh jika memperoleh skor < 15.
Untuk mendapatkan data yang valid dan reliabel maka kuesioner tersebut
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-
benar mengukur apa yang diukur. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
akan diukur oleh kuesioner tersebut. Dalam hal ini digunakan beberapa
masing–masing skor item pertanyaan dari tiap variabel dengan total skor
dari Pearson.
Suatu instrumen dikatakan valid atau sahih apabila korelasi tiap butiran
memiliki nilai positif dan nilai t hitung > t tabel (Hidayat, 2008).
dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama,
Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Alpha Cronbach >
Peneliti telah melakukan uji coba kuesioner serta uji reliabilitas pada
1. Tempat
2. Waktu
1. Data primer
2. Data sekunder
keperluan penelitian.
1. Pengelolahan data
a. Editing
b. Coding
c. Tabulasi data
a. Analisis Univariat
b. Analisis Bivariat
dengan nilai kepercayaan 95% yaitu nilai α = 0,05. Jika p < 0,05
variabel bebas dan variabel terikat. Sebaliknya jika nilai p > 0,05
( O−E )2
x =∑
2
E
Keterangan:
2
x = Nilai chi-square
∑ = Jumlah
J. Etika Penelitian
3. Confidentiality (Kerahasian)
4. Justice (Keadilan)
A. HASIL PENELITIAN
data dilakukan mulai pada tanggal 10 Juli – 10 Agustus 2023. Data yang
cleaning dan analisis. Hasil penelitian ini berupa hasil analisis univariat
44
45
1. Analisa Univariat
Analisa univariat ini data kategori dapat dijelaskan dengan angka atau
Tabel 5.6
Gambaran Dukungan Emosional Keluarga Pasien TB MDR
Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM)
Makassar
No Dukungan n %
Emosional
1 Baik 19 63,3
2 Tidak Baik 11 36,7
Total 30 100
Sumber : Data Prime, Juli 2023
Tabel 5.7
Gambaran Dukungan Instrumental Keluarga Pasien TB MDR
Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM)
Makassar
No Dukungan n %
Instrumental
1 Baik 18 60,0
2 Tidak Baik 12 40,0
Total 30 100
Sumber : Data Prime, Juli 2023
46
responden.
Tabel 5.8
Gambaran Kepatuahan Minum Obat pasien TB MDR Di Balai
Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM) Makassar
No Kepatuhan Minum n %
Obat
1 Patuh 21 70,0
2 Tidak Patuh 9 30,0
Total 30 100
Sumber : Data Prime, Juli 2023
2. Karakteristik Responden
Tabel 5.1
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM)
Makassar
No Jenis Kelamin n %
1 Pria 19 63.3
2 Wanita 11 36.7
Total 30 100
Sumber : Data Prime, Juli 2023
Tabel 5.2
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Usia
Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM)
Makassar
No Usia n %
1 15 – 45 tahun 17 56,7
2 45 – 75 tahun 13 43,3
Total 30 100
Sumber : Data Prime, Juli 2023
Tabel 5.3
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Tinggal Dengan
Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM)
Makassar
No Tinggal Dengan n %
1 Suami/istri 15 50,0
2 Anak 7 23,3
3 Lainnya 8 26,7
Total 30 100
Sumber : Data Prime, Juli 2023
Tabel 5.4
Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM)
Makassar
No Pekerjaan n %
1 Karyawan 4 13,3
2 Wiraswasta 9 43,3
3 Pensiunan 5 16,7
4 Lainnya 12 40,0
Total 30 100
Sumber : Data Prime, Juli 2023
Berdasarkan tabel 5.4 diperoleh data dari 30 responden
responden (40,0%).
Tabel 5.5
Distribusi Frekuensi Kesehatan Paru Masyarakat (BBKPM)
Makassar Responden Berdasarkan Pendidikan
Di Balai Besar
No Pendidikan n %
1 SD 3 10,0
2 SMP 3 10,0
3 SMA/SMK 14 46,7
4 Perguruan Tinggi 10 33,3
Total 30 100
Sumber : Data Prime, Juli 2023
Berdasarkan tabel 5.5 diatas, diperoleh data dari
3. Analisa Bivariat
0,05.
50
Tabel 5.9
Hubungan Dukungan Emosional Dengan Kepatuhan
Pengobatan Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat
(BBKPM) Makassar
Kepatuhan Minum Obat
Dukungan Total
Emosional Patuh Tidak p-
Patuh n % value
n % n %
Baik 17 56,7 2 6,7 19 63,3
Tidak Baik 3 10,0 8 26,7 11 36,7 0,001
Total 20 66,7 10 33,3 30 100
Sumber : Data Primer, Juli 2023
uji Chi – Square uji alternatif Fishers Exact Test dengan nila p value =
Makassar.
51
Tabel 5.10
Hubungan Dukungan Instrumental Dengan Kepatuhan
Pengobatan Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat
(BBKPM) Makassar
Kepatuhan Minum Obat
Dukungan Total
Instrumental Patuh Tidak p-
Patuh n % value
n % N %
Baik 18 60,0 2 6,7 20 66,7
Tidak Baik 4 13,3 6 20,0 10 33,3 0,007
Total 22 73,3 8 26,7 30 100
Sumber : Data Primer, Juli 2023
uji Chi – Square uji alternatif Fishers Exact Test dengan nila p value =
Makassar.
52
B. PEMBAHASAN
P- Value =0,027
persoalan atau masalah akan merasa terbantu kalau ada keluarga yang
Hutagaol, 2022).
dan kasih sayang, hal ini akan membuat pasien TB MDR tidak merasa
yang baik yakni sebesar 60.5%. Hal ini karena sebagian besar
keluarga menyiapkan obat minum pasien bila tiba waktu minum obat,
yang taat pada aturan, perintah yang telah ditetapkan, prosedur dan
diartikan sebagai perilaku pasien untuk minum obat sesuai jenis, dosis,
cara minum, waktu minum dan jumlah hari minum obat sesuai dengan
dalam kategori patuh, dilihat dari hasil penelitian ini lebih banyak
(BBKPM) Makassar
pengobatan kurang patuh. Hasil uji statistik dipeoleh dengan uji chi
uji Spearman Rank didapatkan sig (2-tailed) (0,972) > α (0,05) dengan
puskesmas sangat baik yaitu ramah dengan pasien dan bahasa yang
digunakan mudah dimengerti oleh pasien. Hal ini sesuai teori yang
kepatuhan pengobatan.
persoalan atau masalah akan merasa terbantu kalau ada keluarga yang
Hutagaol, 2022).
60
minum obat.
61
Hutagaol, 2022).
(Susanti, 2019).
C. IMPLIKASI KEPERAWATAN
pasien TB MDR. Penelitian ini juga memberikan gambaran bagi perawat atau
pengobatan pada pasien TB MDR terutama dalam meminum obat sesuai yang
D. KETERBATASAN PENELITI
keseluruhan
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
sebanyak 11 (36,7%).
66
67
B. SARAN
1. Saran Teoritis
kajian lebih lanjut dimasa yang akan datang khusus bagi yang meneliti
2. Saran Praktis
keadaan pasien.
DAFTAR PUSTAKA
xvii
( Tb- Xdr ): Studi Pada Rumah Sakit Tersier Di Bandung. 1 (diakses pada
28 Mei 2023).
Latipah Siti. (2020). Dukungan Emosional Keluarga dengan Kepatuhan
Pengobatan pada Lansia (diakses pada 16 Agustus 2023).
Meyrisca, M., & Susanti, R. (2022). Hubungan Kepatuhan Penggunaan Obat Anti
Tuberkulosis Dengan Keberhasilan Pengobatan Pasien Tuberkulosis Di
Puskesmas Sungai Betung Bengkayang. Lumbung Farmasi; Jurnal Ilmu
Kefarmasian, 3(2), 277–282 (diakses pada 30 Mei 2023).
Namira, H. R. (2021). Tingkatan Pengetahuan Mengenai Multidrug Resistants
Tuberculosis (MDR-TB) pada Pengguna Kereta Commuter. Indonesian
journal of nursing health science, vol.6,no.2 (diakses pada 30 Mei 2023).
Nursalam . (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan .
Permenkes RI. Penanggulangan Tuberkulosis . 2018 ( diakses pada 28 Mei 2023).
Pramita Hutagaol. (2022). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan
Pengobatan Minum Obat Pada Pasien TB Paru (diakses pada 28 Mei
2023).
Rosadi Dian . (2020). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan
Pasien Tuberkulosis Paru Tehadap Obat Anti Tuberkulosis. Jurnal
Berkala Kesehatan , Vol 6 no.2 (diakses pada 28 Mei 2023).
Rahmawati Siti. (2020). Dukungan Keluarga dalam Pencegahan Kejadian
Multidrug Resistance pada Pasien Tuberkulosis. Jurnal Kesehatan , Vol 1
(diakses 15 Juni 2023.
Syahrezki, M. (2015). Faktor Risiko Tuberkulosis Multidrug Resistant (TB-
MDR). Jurnal Agromed Unila, 2(4), 413–418 (diakses pada 25 Mei 2023).
Siregar (2019). Dukungan Keluarga dan kepatuhan pasien TB hal 18 (diakses
pada 25 Mei 2023).
Suci Musfira (2022). Hubungan Kepatuhan Minum Obat Dengan Kualitas Hidup
Penderita Tuberkulosis Paru (diakses pada 25 Mei 2023).
Sibua Siska. (2021). Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Berobat
Penderita Tuberkulosis. Jurnal Ilmu Pendidikan Nonformal , Vol 07 ( di
akses pada 15 Juni 2023).
Sugiyono . (n.d.). Metode Penelitian Kuantitatif. 2018 (diakses pada 22 Juni
2023).
Supi Tasripiyah Anis . (2020). Hubungan Koping dan Dukungan Keluarga dengan
Body Image Pasien Kanker Payudara di Poli Bedah RSHS Bandung.
(diakses 16 Agustus 2023).
Simatupang . (2021). Hubungan Dukungan Keluarga dengan kualitas hidup pasien
gagal ginjal kronik yang menjalani Hemodialisa politeknik kesehatan
jurusan keperawatan medan (diakses 16 Agustus 2023).
World Health Organization (2021). Definisi Tuberkulosis MDR (diakses pada 30
Mei 2023)
World Health Organization (2021). Klasifikasi Tuberkulosis (diakses pada 30 Mei
2023)
World Health Organization (WHO) (2019). Tuberkulosis : Tinjauan Medis,
Asuhan Keperawatan dan E-Health (diakses pada 30 Mei 2023)
Wulandari Dela. (2021). Asuhan Keperawatan Pada Tn. J Dengan tuberkulosis
paru dalam pemenuhan kebutuhan oksigenasi di ruang teratai RSUD Kota
Kendari (diakses pada 30 Mei 2023).
P
I
Nama : ………………………………….
Alamat : ………………………………….
Responden
Petunjuk Pengisian
a. Semua pertanyaan harus dijawab
b. Berilah tanda cheklist () pada kotak yang telah disediakan
c. Setiap pertanyaan dijawab hanya satu jawaban yang sesuai
dengan anda
2. Usia : ……tahun
4. Suku : □Makassar
□Bugis
□Toraja
□Lain-lain, sebutkan ........
5. Pekerjaan : □PNS/TNI/POLRI
□Karyawan
□Wiraswasta
□Pensiunan
□Lainnya
7. Pendidikan : □SD
□SMP
□SMA
□Perguruan Tinggi
Petunjuk :
Na Jenis Usi Tinggal Suk Pekerj Penghasi Pendidik Dukungan Dukungan Kepatuhan Minum
ma Kelamin a Dengan u an lan an Emosional Instrumental Obat
Tn.A 1 46 1 2 3 1 4 30 30 16
Tn.I 1 26 4 2 3 1 3 39 34 15
Tn.J 1 72 2 1 4 2 4 44 39 18
Tn.I 1 54 1 1 3 1 2 37 26 17
Tn.J 1 69 2 2 4 2 4 44 39 16
Tn.T 1 37 1 3 3 2 3 30 28 17
Ny.S 2 19 4 1 5 4 3 39 36 18
Tn.S 1 52 1 2 4 2 4 44 40 18
Ny.F 2 46 1 1 4 2 4 40 39 16
Tn.N 1 26 4 1 5 1 3 44 36 12
Ny.
2 40 2 1 5 4 2 44 40 18
D
Tn.A 1 49 1 1 3 1 3 43 35 16
Ny.
2 68 2 1 5 4 1 41 30 18
H
Tn.H 1 36 1 2 5 1 1 42 38 14
Tn.T 1 53 1 1 4 2 4 43 39 17
Tn.A 1 45 1 1 5 1 1 44 38 16
Ny.S 2 55 2 1 5 4 3 34 30 14
Ny.A 2 38 1 1 5 4 4 43 38 17
Ny.Y 2 27 4 1 5 4 4 44 40 17
Tn. 1 47 1 1 3 1 4 44 37 16
M
Ny.B 2 44 1 1 5 4 3 44 40 17
Tn.I 1 28 1 1 2 1 3 35 30 17
Ny.R 2 19 4 1 5 4 3 42 40 18
Tn.F 1 50 2 1 3 1 3 30 23 15
Ny.
2 45 1 1 3 1 3 42 40 17
H
Tn.A 1 26 4 2 3 1 4 36 34 14
Tn.
1 54 1 2 2 1 3 42 40 17
M
Tn.I 1 35 4 1 2 1 3 38 36 15
Ny.
2 21 4 2 5 4 2 37 34 17
N
Tn.H 1 41 2 1 2 1 3 44 35 15
PENGKATEGORIAN
Statistics
Valid 30 30 30 30 30 30 30
N
Missing 0 0 0 0 0 0 0
JenisKelamin
Usia
TinggalDengan
Pekerjan
Penghasilan
Pendidikan
Univariat
Statistics
Valid 30 30 30
N
Missing 0 0 0
DukunganEmosional
DukunganInstrumental
KepatuhanMinumObat
Cases
KepatuhanMinumObat Total
1 2
Count 17 2 19
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.67.
b. Computed only for a 2x2 table
Cases
KepatuhanMinumObat Total
1 2
Count 18 4 22
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2.67.
b. Computed only for a 2x2 table
DOKUMENTASI
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Pengalaman Organisasi
Organisasi Jabatan Tahun
MPK ( Majelis Perwakilan Kelas ) Anggota 2015 - 2016
HMJ S1 Keperawatan STIKes Panakkukang Bendahara 2022 – 2023
Makassar