A. Latar Belakang
Sehat menurut WHO merupakan suatu keadaan sempurna baik fisik, mental,
sosial dan spiritual serta tidak hanya bebas dari penyakit atau pun
kelemahan.Kesehatan merupakan kebutuhan dasar setiap manusia.Hal ini sangat
penting dalam membantu kita untuk melakukan aktivitas kehidupan serta rutinitas
kita sehari-hari. Bila keadaan kita tidak baik (sakit) maka itu akan mempengaruhi
produktifitas kita juga. Melihat pentingnya hidup sehat tersebut, maka sudah
semestinya kita menjaga perilaku kita dan sadarakan pentingnya hidup sehat agar
terhindar dari serangan penyakit. Akan tetapi, pada kenyataannya masih banyak
masyarakat yang belum sadar akan pentingnya hidup sehat tersebut, sehingga
mereka kurang memperhatikan masalah kebersihan lingkungan sekitar tempat
tinggal mereka dan mengakibatkan rentan nyaterserangolehsuatupenyakit, baik
yang sifatnya tidak menular bahkan sampai penyakit menular seperti TBC, dan
lain-lain.
Di Indonesia, masalah kesehatan masih menjadi masalah yang serius dan sulit
dihindarkan oleh karena kurangnya kesadaran diri dari penduduknya. Salah satu
masalah kesehatan yang saat ini marak dibicarakan di semua kalangan bahkan di
seluruh penjuru dunia adalah masalah penyakit menular yang merupakan
ancaman bagi kehidupan. Salah satunya adalah penyakit Tuberculosis
(TBC).Penyakit Tuberculosis (TBC) merupakan penyebab kematian terbanyak
dibanding dengan penyakit infeksi lain. Di Indonesia TBC merupakan penyebab
kematian peringkat ketiga setelah penyakit kardiovaskuler dan penyakit
pernafasan serta menjadi peringkat pertama dari golongan penyakit infeksi.Setiap
tahunnya, WHO memperkirakan terjadi 583.000 kasus TBC baru di Indonesia dan
kematian karena TBC sekitar 140.000 orang (Depkes, 2008).TBC adalah penyakit
menular langsung yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis.
1
Sumber penularan adalah penderita TBC BTA (Basil Tahan Asam) positif pada
waktu batuk atau bersin, penderita menyebarkan kuman ke udara dalam bentuk
droplet. Orang dapat terinfeksi kalau droplet terhirup ke dalam saluran pernafasan
(Depkes, 2008).
Adanyafenomenainsidensidanprevalensikasus TBC di seluruhdunia, yang dikenal
sebagai fenomena TBC global, telah mendorong Badan Kesehatan Dunia (WHO)
mendeklarasikan global health emergency pada bulan maret 1993, untuk
menyadarkan dunia bahwa kita sedang menghadapi ancaman serius penyakit
TBC.
Olehnya itu, diharapkan dapat membantu mengurangi masalah yang ada
khususnya mengenai insidensi dan prevalensi penyakit TBC, Berdasarkan hal
tersebut di atas, kami tim PKRS Bhayangkara Makassar berinisiatif untuk
mengadakan Penyuluhan Kesehatan tentang Penyakit TBC yang bertujuan untuk
memberikan informasi kepad amasyarakat khususnya keluarga-keluarga
pengidap TBC tentang cara penularan serta pencegahan penyakit tersebut. Selain
itu, setelah melakukan penyuluhan kesehatan ini, diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan masyarakat tentang penyakit TBC dan pencegahannya sehingga
masyarakat sadar dan dapat mengubah paradigm tentang pentingnya pola hidup
sehat, khususnya dalam mencegah terjadinya penularan penyakit TBC secara
luas yang pada akhirnya dapat menurunkan insidensi dan prevalensi kasus TBC
di Makassar khususnya.
Permasalahan penyakit TB tersebut masih mengalami kesulitan dalam
peberantasan disamping karena permasalahan ketidak patuhan minum obat
secara rutin dan berkelanjutan juga disebabkan karena permasalahan
kebiasaan dan budaya serta keyakinan masyarakat yang masih sangat kental
bahwa penyakit TB tu adalah penyakit kutukan semua ini merupakan factor
penyulit dalam pemberantasan dan pengobatan penyakit TB, permasalahan
tersebut adalah tanggung jawab bersama seluruh elemen tananan pelayanan
kesehatan mulai tingkat dasar sampai rumah sakit secara komprehensip.
Rumah sakit Bhayangkara Makassar sebagai salah satu rumah sakit
pemberi layanan kepada pasien dan keluarga juga memikul tanggung jawab
dalam pemberantasan dan pengobatan penyakit TB, kegiatan pencegahan
penyakit TB tersebut diemban oleh tim Promosi kesehatan di rumah sakit atau
lebih di kenal dengan istilah penyuluhan kesehatan masyarakat rumah sakit
2
disingkat PKRS merupakan salah satu bentuk pelayanan yang sejalan
mendukung arah pembangunan kesehatan. Promosi kesehatan di rumah sakit
berdasarkan arus pasien meliputi lingkup promosi kesehatan di luar rumah sakit
dan promosi rumah sakit itu sendiri. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat keluarga di
rumah sakit dapat meningkatkan mutu layanan rumah sakit melalui pencegahan
dan pengendalian infeksi (Pusat Promosi Kesehatan Departemen Kesehatan
RI,2007) Salah satu kunci keberhasilan dari pelaksanaan promosi kesehatan
Rumah Sakit (PKRS) adalah penampilan kepribadian petugas untuk menjalin
hubungan antar manusia dalam melakukan interaksi sosial baik dengan klien atau
keluarga.
Manajemen rumah sakit Bhayangkara Makassar juga berusaha
menggugah kesadaran dan minat pasien, keluarga, dan pengunjung untuk
berperan secara positif dalam usaha penyembuhan dan pencegahan penyakit.
Oleh karena itu, promosi kesehatan di rumah sakit merupakan bagian yang tidak
terpisah dari program pelayanan kesehatan di Rumah Sakit (Kemenkes RI, 2010).
Metode promosi kesehatan seperti kegiatan penyuluhan, penyebaran leaflet,
pembuatan poster-poster terbukti cukup berpengaruh terhadap perubahan
perilaku seseorang dalam menjaga kesehatan pribadi dan lingkungannya.
Berkaitan dengan hal tersebut untuk menggugah hati dan kesadaran
pasien dan keluarganya pihak manajemen rumah Sakit Bhayangkara Makassar
melalui tim promosi kesehatan melakukan penyuluhan kesehatan pencegahan
dan pemberantasan penyakit tuberkulosa paru terhadap para kelompok lansia
pengunjung rumah sakit .
B. Tema kegiatan
Adapun tema dalam kegiatan tersebut adalah penyuluhan kesehatan
pencegahan dan pemberantasan penyakit tuberkulosa paru terhadap para
kelompok lansia pengunjung rumah sakit yang ada di Poliklinik rumah sakit
Bhayangkara Makassar
C. Tujuan Umum
Klien dan keluarga mengetahui penyakit TB, penanganan dan pencegahan
penyakit tuberkulosa paru.
3
D. TujuanKhusus
1. Mengetahui pengertian penyakit TB
2. Mengetahui penyebab dan gejala penyakit TB
3. Mampu melakukan langkah langkah untuk memimalkan angka penularan TB
4. Mengetahui komplikasi penyakit TB.
5. meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat.
E. Manfaat
1. Sebagai sumbangan ilmu pengetahuan untuk menambah wawasan pasien
dan keluarga tentang penyakit TB.
2. Penyuluhan ini dapat dijadikan sumber informasi bagi pasien dan keluarga
untuk meningkatkan pengetahuan tentang penyakit TB
F. Waktu Pelaksanaan
Adapun waktu pelaksanaan kegiatan penyuluhan prilaku hidup bersih dan sehat
adalah
Hari / tanggal : Selasa, 2 juli 2021
Jam : 19.00 - 11.00 wita
Tempat : Aula RS. Bhayangkara Makasssar
G. Metode Kegiatan
Pelaksanaan kegiatan penyuluhan penyakit TB dilakukan dengan ceramah
dan Tanya jawab
H. M E T O D E P E N Y U L U H A N
4
(10 Menit) Sesi Tanya Jawab materi penyuluhan
dan pasien
memperhatikan
jalannya
penyuluhan
pertanyaan yang
diajukan
Menjawab Salam
I. Pemateri
Dardin, S.Kep, Ns.,M.Kep
J. Peserta
Adapun peserta yang mengikuti kegiatan penyuluhan ini adalah Kelompok
lansia yang mengunjungi poliklinik RS. Bhayangkara Makassar (daftar nama
terlampir).
K. Organisasi penyelenggara
PKRS Rumah Sakit Bhayangkara
L. Sumber dana
Adapun dana pendukung pelaksnaan kegiatan penyuluhan kesehatan tersebut
menggunakan dana BLU Rumah sakit Bhayangkara Makassar
M. Hasil pelaksanaan.
5
Seluruh rangkaian kegiatan penyuluhan berlangsung lancar, peserta penyuluhan
mampu memahami isi materi yang disampaikan oleh penyuluh mulai dari
pengertian, penyebab, gejala dan tanda serta komplikasi yang ditimbulkan oleh
penyakit TB tersebut.
O. Penutup
Demikianlah laporan kegiatan penyuluhan kesehatan tentang penyakit
tuberkulosi paru sebagai bahan masukan kepada pimpinan guna menjadi bahan
evaluasi untuk pengambilan kebijakan lebih lanjut.