LAPORAN PENDAHULUAN
IMPLEMENTASI KEPERAWATAN KOMUNITAS AGREGAT DEWASA DALAM
UPAYA PENCEGAHAN PENULARAN TB PARU DENGAN MANAJEMEN
NUTRISI : FOOD COMBINING DI KELURAHAN CURUG
Oleh:
I Gusti Ayu Putu Desy Rohana
NPM: 1506707133
Hasil wawancara yang dilakukan kepada tokoh masyarakat dan kelompok dewasa yang
melakukan kontak langsung dengan klien tuberculosis paru tuberculosis paru di wilayah
kelurahan curug didapatkan bahwa belum optimal dalam pengendalian pencegahan
penularan TB Paru, kurangnya perilaku masyarakat dalam pencarian kesehatan. Kader
Rw 05 mengatakan bahwa klien TB paru masih belum mau terbuka dengan penyakit
yang sedang dialami, sehingga masyarakat yang tinggal disekitar wilayah tinggal klien
TB Paru tidak mengetahui keberadaan klien TB di dekat tempat tinggalnya. Kader RW
07 mengatakan klien TB Paru yang sedang menjalani pengobatan tidak pernah
menggunakan masker jika beraktifitas. Hasil wawancara pada 10 orang dewasa yang
mengisi angket tentang kandungan makanan apa yang dapat meningkatkan daya tahan
tubuh, didapatkan bahwa 8 dari 10 orang menjawab salah tentang kandungan makanan
tersebut.
Perawat komunitas berperan dalam memberikan bantuan kepada kelompok dewasa
dengan kerentanan tertular TB Paru karena melakukan kontak langsung dengan klien TB
Paru secara rutin. Perawat dapat melaksanakan asuhan keperawatan komunitas dan
keluarga dalam upaya meningkatkan kesejahteraan dan produktifitas kelompok dewasa
yang melakukan kontak langsung dengan klien tuberculosis paru tuberculosis paru dan
klien TB Paru itu sendiri jika bebas dari penularan TB Paru. Dalam melaksanakan
program kesehatan bagi kelompok dewasa, perawat perlu melibatkan keluarga dan
masyarakat sekitar. Program kesehatan komunitas yang efektif diawali dengan diagnosis
komunitas berdasarkan keakuratan data dalam mengidentifikasi status kesehatan dan
kekuatan pada komunitas/ masyarakat (Ervin, 2010).
Berdasarkan uraian yang telah dijelaskan maka diperlukan suatu intervensi keperawatan
untuk mengatasi masalah penularan TB paru pada kelompok dewasa, salah satunya yaitu
kegiatan manajemen nutrisi dengan teknik Food Combinig. Food Combinig adalah pola
makan yang diselaraskan dengan mekanisme alamiah tubuh manusia. Tujuan dari
pemberian terapi Food Combinig adalah untuk mempermudah pekerjaan sistem
pencernaan sehingga pemakaian energi tubuh lebih efisien dan tubuh menjadi sehat, dan
Menserasikan berat badan dan tinggi badan (Lad, 2016).
B. RENCANA KEPERAWATAN
1. Diagnosis Keperawatan
Domain 1 : Promosi kesehatan, Kelas 2 : Manajemen kesehatan
Diagnosis : Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan kelompok usia dewasa yang
melakukan kontak langsung dengan klien tuberculosis paru di Kelurahan Curug
Kecamatan Cimanggis Kota Depok cenderung beresiko (00099)
2. Tujuan Kegiatan
1. Tujuan Umum:
Setelah dilakukan tindakan keperawatan komunitas diharapkan didapatkan adanya
perilaku pencapaian kesehatan dengan target outcome :
a. Mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan kesehatan
b. Menyelesaikan tugas yang berhubungan dengan kesehatan
c. Melakukan skrining diri
d. Mendapatkan bantuan dari profesional kesehatan
e. Melakukan perilaku kesehatan yang disarankan
f. Menjelaskan strategi untuk mengoptimalkan kesehatan
2. TujuanKhusus
Setelah dilakukan pertemuan 1 x 45 menit, pengetahuan dan pemahaman
masyarakat untuk pencapaian kesehatan meningkat dari skala 2 (terbatas) menjadi
skala 3 (baik) dengan kriteria hasil sebagi berikut :
1) Mampu menjelaskan tentang manfaat nutrsi terhadap peningkatan daya tahan
tubuh
2) Mampu menjelaskan piramida nutrisi
3) Mampu menjelaskan jenis nutrisi yang terkandung dalam makanan
4) Mampu mejelaskan kebutuhan porsi makan dalam satu hari
5) Mampu menjelaskan waktu makan yang tepat dalam satu hari
6) Teridentifikasinya kesiapan dalam menjadwalkan Food Combinig selama 1
minggu
C. IMPLEMENTASI/TINDAKAN KEPERAWATAN
Topik : Pemenuhan nutrisi dan pementauan berat badan untuk meningkatkan daya
tahan tubuh
Metode : Pemberian Video Edukatif, Diskusi, Pengukuran Berat Badan dan Tinggi
Badan, Pengukuran Indeks Masa Tubuh (Penentuan Berat Badan Ideal
sesuai Tinggi Badan), Demonstrasi food combining, dan permainan 'Piring
Makan Ku'
Media : Lembar Balik, Booklet, Video, karton, gambar-gambar makanan, dan Buku
kerja perilaku pencegahan penularan TB paru
Hari/Tanggal : Senin, 20 November 2017
Waktu : 10.00 - 12.00 WI B
Tempat : Masjit Al Harun, RW 05
D. KRITERIA EVALUASI
Kriteria Evaluasi :
a. Struktur
Laporan pendahuluan telah siap dan dikonsulkan kepada supervisor minimal 2 hari
sebelum supervisi
Mahasiswa telah memahami dan menguasai materi TB Paru dan materi nutrisi yang
tepat untuk meningkatkan sistem kekebalan tubuh
Masyarakat siap dan menyepakati waktu kunjungan
Media dan alat telah dibuat dan siap digunakan minimal 2 hari sebelum supervise
b. Proses
Masyarakat yang hadir sebanyak 70% dari total undangan
Masyarakat menerima kunjungan mahasiswa
50% masyarakat yang hadir dapat aktif selama proses implementasi kunjungan dan
interaksi dengan mahasiswa
Masyarakat menyepakati kontrak kunjungan berikutnya
Alat dan media dapat digunakan
c. Hasil
Kelompok dewasa mampu menjelaskan tentang manajemen nutrisi yang tepat untuk
meningkatkan daya tahan tubuh, dengan indikator pencapaian :
1) Kelompok dewasa mampu menjelaskan tentang 4 dari 7 manfaat nutrsi terhadap
peningkatan daya tahan tubuh
2) Kelompok dewasa mampu menjelaskan jenis makanan yang masuk dalam
ketegori zat pembangun, dan zat pengatur dalam tubuh
3) Kelompok dewasa mampu mejelaskan kebutuhan porsi makan dalam satu hari
4) Kelompok dewasa mampu menjelaskan pembagian waktu makan yang baik.
5) Teridentifikasinya kesiapan kelompok dewasa dalam menjadwalkan Food
Combinig selama 1 minggu, dengan tahapan sebagai berikut :
a. Mengatur pola makan dan waktu makan setiap hari.
b. Mencatat aktiivitas makan setiap hari pada buku harian.
Kelompok dewasa menyampaikan akan melakukan kegiatan pemenuhan nutrisi
untuk meningkatkan status daya tahan tubuh sesuai dengan yang diajarkan setiap
hari.
Disepakati waktu dan tujuan kunjungna selanjutnya.
Depok, 14 November 2017
Mengetahui
Pembimbing, Mahasiswa,
(Dr. Astuti Yuni Nursasi, MN) (I Gusti Ayu Putu Desy Rohana)
FOOD COMBINING
1. Pengertian
Food combining adalah pola makan yang diselaraskan dengan mekanisme alamiah
tubuh manusia.
2. Tujuan/ Indikasi
a. Mempermudah pekerjaan sistem pencernaan sehingga pemakaian energi tubuh lebih
efisien dan tubuh menjadi sehat.
b. Menserasikan berat badan dan tinggi badan
3. Prosedur
a. Persiapan
Prinsip food combining sebenarnya tidak berbeda dengan pola makan gizi seimbang,
hanya saja menyesuaikan dengan siklus pencernaan tubuh manusia. Siklus tersebut
terbagi dalam tiga periode yaitu:
1) Siklus pencernaan
Siklus ini berlangsung pada pukul 12.00 – 20.00 Waktu ini merupakan saat yang
tepat untuk mengkonsumsi makanan padat karena pada periode ini tubuh
mencerna makanan secara aktif.
2) Siklus penyerapan
Siklus penyerapan dimulai pada pukul 20.00 – 04.00 WIB.Sebagian besar zat
makanan yang telah dicerna dibagikan ke seluruh tubuh.Pada saat ini sebaiknya
jangan banyak melakukan aktivitas dan tidak makan lagi, karena sel-sel tubuh
yang rusak digantikan pada periode ini.
3) Siklus pembuangan
Siklus ini adalah siklus terakhir yang terjadi pada pukul 04.00 -12.00
WIB.Energi sangat banyak dikeluarkan pada periode ini.Sebaiknya menghindari
makan makanan padat pada periode ini dan cukup dengan meminum segelas
juice.
Ketiga periode tersebut bukan hanya memperhatikan kapan waktu makan, tetapi juga
keseimbangan asam dan basa (nilai pH makanan) yang dimakan.Berdasarkan periode
makan yang ada dan prinsip keseimbangan asam basa, maka dalam melakukan food
combining harus dipersiapkan pengelompokkan makanan yaitu:
1) Makanan pembentuk asam
Makananini berbentuk protein hewani seperti daging, lemak, minyak, produk
susu, biji-bijian, kacang tanah dan makanan mengandung ragi serta alkohol.
2) Makanan pembentuk basa
Buah-buahan, sayuran, kentang yang direbus dengan kulitnya, susu mentah,
kedelai, taoge, kacang-kacangan (kecuali kacang tanah).
3) Zat pati
Beras, jagung, sagu dan gandum, singkong, ketela dan sebagainya.
4) Protein
5) Sayuran
6) Kelompok netral
7) Buah-buahan
4. Pelaksanaan
Penyusunan menu dengan metode food combining adalah menyusun menu dengan serasi
yaitu:
a. Sebaiknya makanan pembentuk asam basa dimakan sekaligus sehingga akan tercapai
makanan yang sifatnya netral
b. Semua kelompok makanan yang ada pada tahapan persiapan dapat dimakan secara
bersamaan, kecuali kelompok pati dan protein tidak boleh dimakan secara bersamaan
c. Kombinasi protein dengan lemak
Unsur lemak berguna melambatkan laju pencernaan sehingga protein cukup waktu
untuk berinteraksi dengan asam lambung. Protein juga mengandung lemak sehingga
jika dikombinasi dengan lemak, maka makanan akan lebih lama berada dalam
lambung. Sebaiknya jika makan ayam, daging atau ikan secara dipanggang, direbus
atau dibakar, demikian juga dengan kacang-kacangan.
d. Pati dan lemak
Kombinasi pati dan lemak baik jika tidak ditambahkan lemak lagi.Karena pati juga
mengandung lemak walaupun sedikit sekali.
e. Lemak dan asam
Keduanya bisa disantap beriringan jika lemaknya rendah.Asam dapat melarutkan
lemak dan enzim pengurai lemak membutuhkan pH asam. Menambahkan asam pada
makanan berkadar lemak tinggi menyebabkan pH sangat asam dan menghambat
proses pencernaan.
f. Gula dan asam
Kedua makanan ini dapat dikombinasikan, contohnya yoghurt murni dan madu alam
murni, yoghurt murni dan buah manis. buah asam dan buah manis atau
g. Pati dan pati
Sekalipun makan nasi dan mie menurut metode ini cukup serasi asalkan tidak
h. Protein nabati dan protein nabati
Kombinasi yang serasi adalah antara dua jenis protein nabati, misalnya nasi merah
dengan tempe, sup dengan aneka biji-bijian.
5. Evaluasi
Berdasarkan kombinasi menu yang telah dijelaskan di atas, maka dalam sehari kita bisa
makan:
a. Satu menu protein dan sayuran dan satu menu buah-buahan
b. dua menu zat pati ditambah sayuran dan satu menu buah-buahan
c. dua menu buah-buahan dan satu menu zat pati plus sayuran
d. Satu menu protein dan sayuran plus dua menu buah-buahan
e. Dua menu zat pati dan sayuran ditambah satu menu protein dan sayuran
f. Makan roti dengan telur dadar, nasi dengan ayam goreng, mie dengan bakso daging,
ikan bumbu acar, daging dengan kuah saus tomat. cabe isi buah manis, bubur
sumsum dengan kinca merah, roti dengan gula pasir, roti dan selai buah, daging dan
buah, puding setelah makan makanan tinggi protein, dadar telur dengan keju atau
daging dan daging ayam merupakan kombinasi yang tidak serasi.
g. Evaluasi respon verbal dan non verbal untuk tindakan food combining adalah:
1) Respon verbal
Klien mengatakan bahwa sudah mencoba melakukan metode food combining
Klien mengatakan sudah ada perubahan (penurunan) berat badannya selama
melakukan metode food combining
Klien mengatakan sudah makan sesuai dengan kombinasi menu yang serasi
Klien mengatakan berhenti makan makanan berat setiap hari sampai pukul
19.00 WIB
Klien mengatakan kalau pagi hanya makan buah-buahan
2) Respon non verbal
Berat badan klien turun
Menu makan klien kombinasi yang serasi
Lapisan lemak sub kutan berkurang
MANAJEMEN NUTRISI
Apa itu gizi seimbang?
Gizi seimbang adalah susunan pangan sehari-hari yang mengandung zat gizi dalam
jenis dan jumlah yang sesuai dengan kebutuhan tubuh, dengan memperhatikan
prinsip keanekaragaman pangan, aktivitas fisik, perilaku hidup bersih dan
mempertahankan berat badan normal untuk mencegah masalah gizi. Gizi Seimbang
mengandung komponen-komponen yang lebih kurang sama, yaitu: cukup secara
kuantitas, cukup secara kualitas, mengandung berbagai zat gizi (energi, protein,
vitamin dan mineral) yang diperlukan tubuh untuk tumbuh (pada anak-anak), untuk
menjaga kesehatan dan untuk melakukan aktivitas dan fungsi kehidupan sehari-hari
(bagi semua kelompok umur dan fisiologis), serta menyimpan zat gizi untuk
mencukupi kebutuhan tubuh saat konsumsi makanan tidak mengandung zat gizi
yang dibutuhkan (Kemenkes RI, 2014).
Gizi seimbang dirangkum dalam sebuah tumpeng gizi seimbang yang disajikan
dalam gambar 3.1 dibawah ini:
Perilaku konsumsi pangan bergizi seimbang dapat terganggu oleh pola kegiatan
kelompok usia dewasa saat ini yaitu persaingan tenaga kerja yang ketat, ibu bekerja
diluar rumah, tersedianya berbagai makanan siap saji dan siap olah, dan ketidak-
tahuan tentang gizi menyebabkan keluarga dihadapkan pada pola kegiatan yang
cenderung pasif atau “sedentary life”, waktu di rumah yang pendek terutama untuk
ibu, dan konsumsi pangan yang tidak seimbang dan tidak higienis. Oleh karena itu,
perhatian terhadap perilaku konsumsi pangan dengan gizi seimbang, termasuk
kegiatan fisik yang memadai dan memonitor BB normal, perlu diperhatikan untuk
mencapai pola hidup sehat, aktif dan produktif.
Keterangan:
Hijau : Normal
Kuning : Gemuk
Pink : Obesitas
Abu-abu : Kurus
DAFTAR PUSTAKA
Lad, Vasant. (2016). Food Combining. Ayurvedic cooking for self healing. diunduh dari
www.ayurveda.com
Lebang, Erikar. (2014). Food combining itu gampang. Mizan Publishing: Jakarta.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2014). Buku Pedoman Gizi Seimbang. Jakarta :
Kemkes RI.
Geisseler, Catherine and Hillary Powers (Ed). 2005. Human Nutritions, Eleventh edition.
Elsevier Churchill Livingstone.
Garrows, JS, WPT James, and A Ralph (Ed). 2000. Human Nutritions and Diabetics. Tenth
edition. Churchill Livingstone
ZAT PENGATUR
ZAT PEMBANGUN
ZAT TENAGA
Rencana asuhan keperawatan komunitas pada kelompok usia dewasa yang rentan tertular tuberculosis paru di Kelurahan Curug Kecamatan
Ciamanggis Kota Depok disusun berdasarkan NANDA, NOC, NIC (Herdman, 2015; Moorhead et all, 2013; Bulechek et all, 2013) sebegai
berikut :
Tabel 3.2 Rencana Asuhan Keperawatan Komunitas pada Kelompok Usia Dewasa yang Rentan Tertular Tuberculosis Paru
DATA DIAGNOSA Kode NOC Kode NIC
Wawancara : Domain 1 : Domain VII : Kesehatan Domain 7 : Komunitas
1. Kader kesehatan TB Paru Kelurahan Promosi kesehatan komunitas Kelas D : Manajemen risiko
Curug mengatakan belum optimal dalam Kelas 2 : 2701 Kelas CC : Status Kesehatan komunitas
pengendalian pencegahan penularan TB Manajemen Komunitas 8820 Intervensi : Manajemen
Paru kesehatan Luaran : penyakit menular
2. Kader kesehatan TB Paru Kelurahan Diagnosis : 2701 Keadaan umum kesejahteraan Bekerja bersama dengan
Curug mengatakan mengatakan Ketidakefektifan masyarakat atau populasi masyarakat untuk menurunkan
kurangnya perilaku masyarakat dalam pemeliharaan meningkat dari skala 1 (buruk) dan mengatur kejadian penyakit
pencarian kesehatan. kesehatan menjadi skala 3 (baik) dengan menular dalam satu populasi
3. 8 dari 10 orang dewasa yang mengisi kelompok usia kriteria hasil : spesifik
angket, mengatakan tidak tau kandungan dewasa yang 270114 1. Status kesehatan orang Aktivitas-aktivitas :
makanan yang dapat meningkatkan daya melakukan kontak dewasa 1. Monitor populasi yang
tahan tubuh langsung dengan 270107 2. Tingkat partisipasi dalam beresiko
Observasi : klien tuberculosis program kesehatan 2. Monitor keberlanjutan yang
1. Terdapat 10 rumah penderita TB Paru di paru di Kelurahan komunitas adekut tentang imunisasi
Kelurahan Curug pada saat kunjungan Curug Kecamatan 3. Monitor sanitasi
rumah yang tidak mendapatkan Cimanggis Kota 1603 Tindakan komunitas untuk 4. Minitor faktor-faktor
pencahayaan sinar matahari atau lembab, Depok cenderung meningkatkan perilaku lingkungan yang
jendela tidak terbuka, dan dihuni oleh beresiko (00188) pencarian kesehatan meningkat mempengaruhi penyebaran
banyak orang. dari skala 1 (buruk) menjadi penyakit menular
2. Masih ditemukan beberapa penderita TB skala 3 (baik) dengan kriteria 5. Informasikan masyarakat
Paru yang tidak menggunakan masker hasil : menegnai penyakit dan
pada saat di rumah dan jika bepergian 160301 1. Mengajukan pertanyaan- aktivitas-aktivitas yang
3. Masih ditemukan beberapa penderita TB pertanyaan yang berhubungan dengan
Paru yang menutup mulut dengan telapak berhubungan dengan pengaturan wabah dan
tangan ketika batuk sehingga tidak kesehatan peningkatan sistem daya
memenuhi etika batuk 160302 2. Menyelesaikan tugas yang tahan tubuh
4. Masih ditemukan beberapa penderita TB berhubungan dnegan 6. Tingkatkan akses pada
Paru yang membuang ludah di sembarang kesehatan pendidikan kesehatan yang
tempat 160303 3. Melakukan skrining diri memadai sehubungan
5. Masih ditemukan bebrapa anggota 160313 4. Mendapatkan bantuan dari dengan pencegahan dan
keluarga klien TB dan tetangga yang profesional kesehatan pengobatan terhadap
memiliki tanda gejala TB Paru terutama 160306 5. Menjelaskan strategi untuk penyakit menular yaitu :
batuk lebih dari 2 minggu. menghilangkan perilaku a. Manajemen nutrisi
Angket yang tidak sehat b. Pemenuhan
1. Setengahnya kelompok dewasa yang 160314 6. Melakukan perilaku Istirahat/tidur yang
melakukan kontak langsung dengan klien kesehatan dengan inisiatif optimal
tuberculosis paru atau sebanyak 40 orang sendiri c. Aktivitas fisik dan
(41,7%) mempunyai pengetahuan yang 160308 7. Melakukan perilaku yang pengelolaan stres
kurang baik. disarankan 7. Perbaiki sistem surveilans
2. Setengahnya kelompok dewasa yang 160310 8. Menjelaskan strategi untuk untuk penyakit menular
melakukan kontak langsung dengan klien mengoptimalkan kesehatan 8. Promosikan legislasi yang
tuberculosis paru atau sebanyak 40 orang memastikan pemantauan
(41,7%) mempunyai sikap yang kurang dan pengobatan yang tepat
baik. untuk penyakit menular
3. Setengahnya kelompok dewasa
tuberculosis paru atau sebanyak 45.orang
(58,3%) mempunyai perilaku kurang baik.
4. Sebagian kecil penderita TB Paru atau
sebanyak 4 orang (33,3%) tidak setuju
bahwa penyakit TB Paru dapat ditularkan
ke orang lain
5. Sebagian kecil penderita TB Paru atau
sebanyak 3 orang (25%) dan sebagian
darii kelompok dewasa yang melakukan
kontak langsung dengan klien tuberculosis
paru atau sebanyak 40 orang (50%) jarang
menutup mulut dengan tisu atau sarung
tangan ketika batuk
6. Sebagian kecil penderita TB Paru atau
sebanyak 3 orang (25%) tidak pernah dan
4 orang (33,3%) jarang membuang dahak
di wadah khusus seperti pot tertutup
dengan larutan pembunuh kuman atau
bakteri
7. Sebagian kecil penderita TB Paru atau
sebanyak 4 orang (33,3%) tidak pernah
tidur terpisah dengan anggota keluarga
lainnya
8. Sebagian kecil penderita TB Paru atau
sebanyak 2 orang (16,3%) meludah di
sembarang tempat
9. Sebagian besar penderita TB Paru atau
sebanyak 8 orang (66,6%) memakai
masker jika keluar rumah saja dimana
seharusnya memakai masker di dalam
rumah juga
10. Sebanyak 60 orang (72,7%) menyatakan
setuju bahwa dengan mengkonsumsi
makanan berkarbohidrat tinggi dapat
meningkatkan daya tahan tubuh,
11. Sebanyak 40 orang (41,7%) menyatakan
setuju dengan memakan buah 1 potong
saja sudah mencukupi kebutuhan vitamin
dalam tubuh