Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN KEGIATAN

UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN (F2)


“JAMBAN SEHAT”

Pendamping:
dr. Riyono
NIP. 197110132010011001

Disusun oleh:
dr. Hanif Kun Cahyani Putri

PUSKESMAS SALAMAN I
KABUPATEN MAGELANG
PERIODE MEI 2018 – SEPTEMBER 2018
Berita acara presentasi portofolio

Pada hari Rabu, tanggal 5 September 2018 telah dipresentasikan portofolio oleh:

Nama : dr. Hanif Kun Cahyani Putri


Judul/ topik : F2. Upaya Kesehatan Lingkungan (Topik: Jamban
Sehat)
Nama Pendamping : dr. Riyono
Nama Wahana : Puskesmas Salaman I

Nama Peserta Presentasi Tanda tangan

1. dr. Atika Rahmi Hendrini …………….


2. dr. Aurisa Winda …………….
3. dr. Fatihatul Firdaus Munita …………….
4. dr. Hanif Kun Cahyani Putri . …………….
5. dr. Milzam Auzan Aziman …………….
6. dr. Ricky Renardi Pratama …………….

Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.

Pendamping

dr. Riyono
NIP.197110132010011001
BORANG PORTOFOLIO

F.2. Kesehatan Lingkungan

Nama Wahana : Puskesmas Salaman I, Kabupaten Magelang


Topik : Jamban Sehat
Tanggal : 14 Agustus 2018
Tanggal Presentasi : 5 September 2018 No. dan Nama Pendamping :
Dr. Riyono
NIP.197110132010011001
Tempat Presentasi : Puskesmas Salaman I, Kabupaten Magelang
Objektif Presentasi :
 Keilmuan  Keterampilan  Penyegaran  Tinjauan Pustaka
 Diagnostik  Manajemen  Masalah  Istimewa
 Tujuan
Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang jamban sehat.
Bahan bahasan :  Tinjauan  Riset  Kasus  Audit
Pustaka 
Cara membahas :  Diskusi  Presentasi dan  Email  Pos
diskusi 
Latar Belakang Permasalahan / Kasus

Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab

utama kematian di Indonesia. Bahkan pada kelompok bayi dan balita, penyakit-

penyakit berbasis lingkungan menyumbangkan lebih 80% dari penyakit yang

diderita oleh bayi dan balita. Keadaan tersebut mengindikasikan masih

rendahnya cakupan dan kualitas intervensi kesehatan lingkungan (Surkernas,

2011).

Munculnya kembali beberapa penyakit menular sebagai akibat

darisemakin besarnya tekanan bahaya kesehatan lingkungan yang berkaitan

dengan masalah jamban keluarga yang masih rendah, perumahan yang tidak

sehat, pencemaran makanan oleh mikroba, telur cacing danbahan kimia,

penanganan sampah dan limbah yang belum memenuhi syarat kesehatan, serta

perilaku masyarakat yang belum mendukung ke arah pola hidup bersih dan

sehat. Hasil studi Indonesia Sanitation Sector Development Program (ISSDP)

tahun 2006, menunjukkan 47% masyarakat masih berperilaku buang air besar

ke sungai, sawah, kolam, kebun dan tempat terbuka (Depkes, 2006).

Penggunaan jamban di berbagai daerah di Indonesia masih menggunakan

pembuangan air yang tidak sehat. Hal tersebut terlihat dari hasil penelitian yang

dilaksanakan antara lain oleh Badan Pusat Statistik (BPS) dimana data yang

tercatat pada penduduk yang menggunakan jamban memperlihatkan rumah

tangga (RT) yang memakai jamban leher angsa di daerah perkotaan sebesar

79,14% dan tinggal di pedesaan sebesar 42,16%, yang menggunakan jamban

plengsengan, di daerah perkotaan sebesar 11,41% dan di daerah pedesaan

sebesar 11,23%. Sedangkan yang menggunakan jamban cemplung di daerah

perkotaan sebesar 1,96% dan di daerah pedesaan sebesar 10,56%. Bila dilihat
secara keseluruhan (perkotaan dan perdesaan), RT yang memakai jamban leher

angsa sebesar 61,64%, jamban cemplung 21,01%, jamban plengsengan 11,32%,

dan yang tidak memakai jamban 6,03% (Depkes, 2006).

Rumah tangga yang sudah menggunakan tangki septik sebesar 39, 65%,

dimana di daerah perkotaan sebesar 63,07% dan di daerah pedesaan sebesar

5,79%, sungai atau danau sebesar 22,93%, lobang tanah sebesar 23,83%, pantai

atau tanah terbuka sebesar 5,55% dan lainnya sebesar 2,25% (Depkes, 2006).

Para ahli kesehatan masyarakat sebetulnya sudah sangat sepakat dengan

kesimpulan H.L. Bloom yang mengatakan bahwa kontribusi terbesar terhadap

terciptanya peningkatan derajat kesehatan seseorang berasal dari kualitas

kesehatan lingkungan dibandingkan faktor yang lain. Berdasarkan uraian

tersebut pemerintah memberikan perhatian di bidang hygiene dan sanitasi

dengan menetapkan Open Defecation Free dan peningkatan perilaku hidup

bersih dan sehat pada tahun 2009 dalam Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2004 - 2009. Hal ini sejalan dengan

komitmen pemerintah dalam mencapai target Millennium Development

Goals(MDGs) tahun 2015, yaitu meningkatkan akses air minum dan sanitasi

dasar secara berkesinambungan kepada separuh dari proporsi penduduk yang

belum mendapatkan akses. Menyadari hal tersebut di atas, pemerintah telah

melaksanakan beberapa kegiatan, antara lain melakukan uji coba implementasi

Community Led Total Sanitation (CLTS) atau Sanitasi Total Berbasis

Masyarakat (STBM) di 6 Kabupaten pada tahun 2005, dilanjutkan dengan

pencanangan gerakan sanitasi total oleh Menteri Kesehatan pada tahun 2006 di

Sumatera Barat serta pencanangan kampanye cuci tangan secara nasional oleh
Menko Kesra bersama Mendiknas dan Meneg Pemberdayaan Perempuan tahun

2007 (Kemenkes, 2014; Depkes, 2008).

Sebagai tindak lanjut, dilakukan replikasi STBM di berbagai lokasi oleh

berbagai lembaga, baik pemerintah maupun non pemerintah, yang

menghasilkan perubahan perilaku buang air besar di sembarang tempat,

sehingga pada tahun 2006 sebanyak 160 desa telah ODF dan tahun 2007

mencapai 500 desa (Kemenkes, 2013).

Permasalahan di Masyarakat

Masalah penyehatan lingkungan pemukiman khususnya pada jamban

keluarga merupakan masalah kesehatan yang perlu mendapatkan prioritas.

Fasilitas jamban keluarga dimasyarakat terutama dalam pelaksanaannya

tidaklah mudah, karena menyangkut peran serta masyarakat yang biasanya

sangat erat kaitannya dengan perilaku, tingkat ekonomi, kebudayaan dan

pendidikan. Hal ini nampak pada masih banyaknya warga yang belum memiliki

jamban yang sehat.

Jumlah pengguna jamban memang sudah cukup merata di Desa Brengkel

yang merupakan wilayah kerja Puskesmas Salaman I. Namun, dalam

pelaksanaannya masih terdapat berbagai masalah dan kendala, salah satunya

adalah pengadaan jamban yang kurang memenuhi syarat kesehatan.

Tujuan penyuluhan

Tujuan dilaksanakannya penyuluhan ini adalah meningkatkan

pengetahuan masyarakat tentang syarat-syarat jamban yang memenuhi syarat

kesehatan sesuai anjuran Departemen Kesehatan serta meningkatkan kesadaran

masyarakat dalam pengadaan jamban sehat.


Perencanaan dan pemilihan intervensi

1. Kegiatan

Kegiatan yang dilakukan adalah penyuluhan dan sosialisasi tentang jamban

yang memenuhi syarat kesehatan.

2. Menentukan Sasaran

Sasaran kegiatan ini adalah sasaran primer yaitu masyarakat Desa Brengkel,

Kecamatan Salaman.

3. Menetapkan Tujuan

Tujuan umum adalah mewujudkan desa bebas BABS. Tujuan khusus adalah

memberikan informasi mengenai jamban sehat serta mendorong pengadaan

jamban yang sehat oleh masyarakat.

4. Menetapkan Metode dan Saluran Komunikasi KIE

Penyuluhan dan sosialisasi disampaikan dengan metode langsung (direct

communication / face to face communication). Pemeriksaan pada keadaan

jamban warga dilakukan dengan observasi secara langsung. Evaluasi

sosialisasi dilakukan dengan diskusi mengenai pemahaman masyarakat

terkait jamban sehat dan sesi tanya jawab.

Pelaksanaan (proses intervensi)

Kegiatan : Penyuluhan tentang jamban sehat

Tujuan : Mengevaluasi pelaksanaan pengadaan jamban yang

memenuhi syarat kesehatan


Peserta : Masyarakat Desa Brengkel, Kecamatan Salaman

Waktu dan Tempat : Selasa, 14 Agustus 2018 di Desa Brengkel, Kec. Salaman

Metode : Komunikasi secara langsung (face to face)

Monitoring dan evaluasi

Penyuluhan dan sosialisasi mengenai jamban sehat berjalan dengan lancar,

masyarakat dapat memahami pentingnya ketersedian jamban sehat. Masyarakat

pun sudah mau berkomitmen untuk bersama-sama menerapkan pengadaan jamban

yang memenuhi syarat kesehatan.

Observasi jamban milik warga juga berjalan lancar, sudah banyak warga

yang memiliki jamban leher angsa, namun masih ada warga yang jambannya belum

memenuhi syarat-syarat kesehatan.

Kesimpulan :

Penyakit-penyakit berbasis lingkungan masih merupakan penyebab utama

kematian di Indonesia. Munculnya kembali beberapa penyakit menular sebagai

akibat dari semakin besarnya tekanan bahaya kesehatan lingkungan yang

berkaitan dengan masalah jamban keluarga yang masih rendah. Masih banyak

penggunaan jamban di daerah-daerah yang menggunakan pembuangan air yang

tidak sehat. Pengadaan jamban yang sehat di masyarakat masih perlu

mendapatkan perhatian khusus guna meningkatkan pengetahuan masyarakat

dalam penggunaan dan pengadaan jamban sehat.

Daftar pustaka
1. Surkesnas, Tim. 2011. Laporan Data Susenas 2011 : Status Kesehatan,
Pelayanan Kesehatan, Perilaku Hidup Sehat dan Kesehatan Lingkungan.
Project Report. NIHRD.
2. Depkes RI. 2006. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2005. Jakarta.
3. Kementerian Kesehatan RI. 2014. Peraturan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Sanitasi Total Berbasis
Masyarakat.
4. Depkes RI. 2008. Strategi Nasional STBM. Jakarta
5. Kemenkes RI. 2013. Buku Sisipan STBM: Kurikulum dan Modul Pelatihan
Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat di Bidang Kesehatan. Jakarta.

Magelang, 5 September 2018

Peserta Pendamping

dr. Hanif Kun Cahyani Putri dr. Riyono

NIP.197110132010011001
DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai