Anda di halaman 1dari 5

Peranan Posyandu Terhadap Masyarakat

Ricky Saputra Salim

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No.6, Jakarta Barat 11510

Email:ricky.2015fk143@civitas.ukrida.ac.id

Pendahuluan

Posyandu diselenggarakan untuk kepentingan masyarakat sehingga pembentukan,


penyelenggaraan dan pemanfaatannya memerlukan peran serta aktif masyarakat dalam
bentuk partisipasi penimbangan balita setiap bulannya, sehingga dapat meningkatkan status
gizi balita. Kegiatan ini membutuhkan partisipasi aktif ibu-ibu yang memiliki anak balita
untuk membawa balita-balita mereka ke posyandu sehingga mereka dapat memantau tumbuh
kembang balita melalui berat badannya setiap bulan (Depkes RI, 2006). Posyandu dibentuk
oleh masyarakat desa/kelurahan dengan tujuan untuk mendekatkan pelayanan kesehatan
dasar, terutama Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), imunisasi, gizi,
dan penanggulangan diare kepada masyarakat setempat. Satu posyandu melayani sekitar 80-
100 balita. Dalam keadaan tertentu, seperti lokasi geografis, perumahan penduduk yang
terlalu berjauhan, dan atau jumlah balita

Posyandu

Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh dan untuk
masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan. Jadi, Posyandu merupakan kegiatan
swadaya dari masyarakat di bidang kesehatan dengan penanggung jawab kepala desa.
Pelayanan kesehatan terpadu (yandu) adalah suatu bentuk keterpaduan pelayanan kesehatan
yang dilaksanakan di suatu wilayah kerja Puskesmas. Tempat pelaksanaan pelayanan
program terpadu di balai dusun, balai kelurahan, RW, dan sebagainya disebut dengan Pos
pelayanan terpadu (Posyandu)”. Konsep Posyandu berkaitan erat dengan keterpaduan.
Keterpaduan yang dimaksud meliputi keterpaduan dalam aspek sasaran, aspek lokasi
kegiatan, aspek petugas penyelenggara, aspek dana dan lain sebagainya.
Masalah gizi balita

Kekurangan dan kelebihan kesehatan gizi pada balita sama-sama dapat berdampak negatif.
Kekurangan kesehatan gizi pada balita berhubungan erat dengan keterlambatan pertumbuhan
tubuh, daya tahan tubuh yang rendah sehingga mudah sakit (terutama penyakit infeksi), dan
menurunnya tingkat kecerdasan serta gangguan mental.

Sebaliknya kelebihan kesehatan gizi pada balita yang ditandai dengan berat badan berlebih
dan kegemukan berisiko terkena penyakit-penyakit kronis-degreneratif seperti diabetes,
tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke dan jenis kanker tertentu. Kedua masalah
tersebut menurunkan kualitas sumber daya manusia.Oleh sebab itu pembangunan dibidang
kesehatan gizi merupakan investasi pembangunan bangsa.

Penanganan secara khusus perlu dilakukan pada balita yang mempunyai masalah gizi dalam
bentuk memperbaiki kebiasaan pola makan dengan gizi seimbang. Yaitu solusinya yang
dapat dilakukan adalah setiap orang tua memberi contoh dengan mengajak makan bersama
keluarga, memper-kenalkan makanan secara bertahap terus mencoba makanan yang baru dan
tetap tenang apabila balita menolak makan.

Pastikan anak cukup makan untuk memenuhi kebutuhan gizinya, perhatikan jenis, jumlah dan
jadwal makan. Apabila diperlukan anak yang berisiko memerlukan suplemen gizi. Perlu
informasi jelas apa saja isi suplemen tersebut dan indikasi pembe-riannya. Tentunya
memerlukan pengawasan dalam bentuk selektif membaca label suplemen dan dosis
pemberiannya.

Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan adalah upaya memasarkan, menyebarluaskan, memperkenalkan pesan-


pesan kesehatan, atau upaya-upaya kesehatan sehingga masyarakat menerima pesan-pesan
tersebut.kegiatan promosi kesehatan antara lain:

1.Penyuluhan

Penyuluhan adalah proses perubahan perilaku dikalangan masyarakat agar mereka tahu, mau
dan mampu melakukan perubahan demi tercapainya peningkatan produksi, pendapatan atau
keuntungan dan perbaikan kesejahteraannya (Subejo, 2010).
Pengertian penyuluhan kesehatan sama dengan pendidikan kesehatan masyarakat (Public
Health Education), yaitu suatu kegiatan atau usaha untuk menyampaikan pesan kesehatan
kepada masyarakat, kelompok atau individu. Dengan harapan bahwa dengan adanya pesan
tersebut atau individu dapat memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik.
Akhirnya pengetahuan tersebut diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilakunya. Dengan
kata lain, dengan adanya pendidikan tersebut dapat membawa akibat terhadap perubahan
perilaku sasaran.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan terhadap sasaran dalam keberhasilan


penyuluhan kesehatan :

1). Tingkat Pendidikan

Pendidikan dapat mempengaruhi cara pandang seseorang terhadap informasi baru yang
diterimanya. Maka dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat pendidikannya, semakin
mudah seseorang menerima informasi didapatnya.

2). Tingkat Sosial Ekonomi

Semakin tinggi tingkat sosial ekonomi seseorang, semakin mudah pula dalam manerima
informasi baru.

3). Adat Istiadat

Pengaruh dari adat istiadat dalam menerima informasi baru merupakan hal yang tidak dapat
diabaikan, karena masyarakat kita masih sangat menghargai dan menganggap sesuatu yang
tidak boleh diabaikan.

4). Kepercayaan Masyarakat

Masyarakat lebih memperhatikan informasi yang disampaikan oleh orang-orang yang sudah
mereka kenal, karena sudah timbul kepercayaan masyarakat dengan penyampai informasi.

5). Ketersediaan Waktu di Masyarakat

Waktu penyampaian informasi harus memperhatikan tingkat aktifitas masyarakat untuk


menjamin tingkat kehadiran masyarakat dalam penyuluhan.

Dalam melakukan penyuluhan kesehatan, maka penyuluh yang baik harus melakukan
penyuluhan sesuai dengan langkah-langkah dalam penyuluhan kesehatan masyarakat sebagai
berikut : Mengkaji kebutuhan kesehatan masyarakat, menetapkan masalah kesehatan
masyarakat, memprioritaskan masalah yang terlebih dahulu ditangani melalui penyuluhan
kesehatan masyarakat, menyusun perencanaan penyuluhan.

Imunisasi

Imunisasi adalah pemberian kekebalan tubuh terhadap suatu penyakit dengan memasukkan
sesuatu ke dalam tubuh agar tubuh tahan terhadap penyakit yang sedang mewabah atau
berbahaya bagi seseorang. Imunisasi berasal dari kata imun yang berarti kebal atau resisten.
Imunisasi terhadap suatu penyakit hanya akan memberikan kekebalan atau resistensi pada
penyakit itu saja, sehingga untuk terhindar dari penyakit lain diperlukan imunisasi lainnya.

Imunisasi biasanya lebih fokus diberikan kepada anak-anak karena sistem kekebalan tubuh
mereka masih belum sebaik orang dewasa, sehingga rentan terhadap serangan penyakit
berbahaya. Imunisasi tidak cukup hanya dilakukan satu kali, tetapi harus dilakukan secara
bertahap dan lengkap terhadap berbagai penyakit yang sangat membahayakan kesehatan dan
hidup anak.

Tujuan dari diberikannya suatu imunitas dari imunisasi adalah untuk mengurangi angka
penderita suatu penyakit yang sangat membahayakan kesehatan bahkan bisa menyebabkan
kematian pada penderitanya. Beberapa penyakit yang dapat dihindari dengan imunisasi yaitu
seperti hepatitis B, campak, polio, difteri, tetanus, batuk rejan, gondongan, cacar air, tbc, dan
lain sebagainya.

Pengaruh Kondisi Sosial

Perkembangan epidemologi menggambarkan secara spesifik peran lingkungan dalam


terjadinya penyakit dan wabah. Bahwasanya lingkungan berpengaruh pada terjadinya
penyakit sudah sejak lama diperkirakan orang.Kita bisa ambil contoh pada daerah lembab
dan banyak genangan air di sekitar kita pasti ada tempat berkembang biak nyamuk baik itu
berpotensi menyebabkan penyakt malaria maupun demam berdarah, disitulah letak penyakit
bisa muncul karena lingkungannya tidak baik dan tidak bersih. Dalam konteks makanan yang
kita makan banyak pedagang kaki lima yang berjualan tidak mengkondisikan dengan
lingkungannya sehingga tak jarang pula setelah memakan di tempat yang seperti itu bisa
menimbulkan sakit perut.
Seorang tokoh kedokteran, Hippocrates (460-377), adalah tokoh pertama-tama berpendapat
bahwa penyakit itu ada hubungan dengan fenomena alam dan lingkungannya. Dilihat dari
segi ilmu kesehatan lingkungan, penyakit terjadi karena adanya interaksi antara manusia
dengan lingkungan hidupnya. Ilmu yang mempelajari proses interakasi in disebut Ekologi
dan secara khusus Ekologi Manusia, apabila perhatian studi itu adalah manusia (Boughey,
1973). Interaksi antara manusia dan lingkungannya sangatlah wajar mengingat bahwa
manusia hidup berada dalam ekosistem yang mengharuskannya berinteraksi dengan
lingkungan sampai meninggal dunia. Masalah gizi adalah gangguan pada beberapa segi
kesejahteraan perorangan dan atau masyarakat yang disebabkan oleh tidak terpenuhinya
kebutuhan akan gizi yang diperoleh dari makanan (Soekirman,1999). Masalah gizi ada dua
yaitu masalah gizi makro dan masalah gizi mikro. Masalah gizi makro biasanya zat gizi
sumber energi seperti Karbohidrat, Lemak, dan Protein. Dan zat gizi mikro yaitu vitamin dan
mineral.

Anda mungkin juga menyukai