Anda di halaman 1dari 25

KASUS INDIVIDU

Nama Pendamping : Auliana


Kasus Kesehatan : Batuk (Perokok Aktif)
Alamat Kepala Keluarga : RT 08/RW 18, Trini, Trihanggo, Gamping,
Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta

Titik Koordinat Latitude (x) : (-7.75236779126378)


Titik Koordinat Longitude (y) : (110.35155677541518)
ABSTRAK

PHBS adalah semua perilaku kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota
keluarga menolong dirinya sendiri dibidang kesehatan dan berperan aktif dalam kegiatan
kesehatan di masyarakat. Namun saat ini masih banyak pula yang terserang penyakit, akibat
tidak menerapkannya perilaku hidup bersih dan sehat di rumah tangga. Tujuan penelitian adalah
untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan orang tua tentang perilaku hidup bersih dan
sehat di rumah tangga.
Tujuan kegiatan pengabdian kepada masyarakat adalah meningkatkan kesadaran
masyarakat pentingnya berperilaku hidup bersih dan sehat di tatanan keluarga. Metode kegiatan
pengabdian kepada masyarakat yang dilaksanakan di Dusun Tegalyoso, Kalurahan Banyuraden
yaitu penyuluhan kesehatan kepada masyarakat tentang Perilaku Kesehatan Bersih dan Sehat
(PHBS) di Tatanan keluarga. Hasil kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah meningkatnya
kesadaran masyarakat terutama keluarga-keluarga yang berada di Tegalyoso tentang pentingnya
perilaku hidup bersih dan sehat di keluarga seperti persalinan di fasiltas kesehatan serta dibantu
oleh tenaga kesehatan, pentingnya berolahraga secara teratur, memakan buah-buahan dan sayur
sayuran, tidak merokok didalam rumah.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program pengabdian kepada masyarakat adalah suatu kegiatan


akademik yang dilaksanakan oleh mahasiswa Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta. Dengan adanya program Pengabdian Masyarakat mahasiswa
mampu berinteraksi serta dapat memberikan kontribusi positif kepada
masyarakat. Pengabdian Masyarakat Terpadau Antar Profesi diselenggarakan
guna menyukseskan program Kementerian Kesehatan Republik Indonesia
yaitu Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS) dengan pendekatan
keluarga. Dengan dilaksanakannya Pengabdian Masyarakat Terpadu Antar
Profesi dengan pendekatan keluarga baik dalam bentuk pendidikan kesehatan,
penerapan hasil penelitian bahkan kebersamaan antarperguruan tinggi dan
masyarakat pada umumnya dan meningkatkan status kesehatan keluarga pada
khususnya.
Program pengabdian masyarakat merupakan media atau sarana dalam
melatih mahasiswa untuk dapat hidup bermasyarakat dengan obyek yang
sesungguhnya, dan mengamalkan dan memanfaatkan semua keilmuan yang
telah diperoleh dari kegiatan belajar di Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
Kebersihan diri adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri
yang meliputi kebersihan rambut, gigi dan mulut, mata, telinga, kuku, kulit, dan
tangan. Pemeliharaan kebersihan diri sangat menentukan status kesehatan,
dimana individu secara sadar dan atas inisiatif pribadi menjaga kesehatan dan
mencegah terjadinya penyakit. Pengetahuan kebersihan diri sangat dibutuhkan
oleh setiap individu dalam mempertahankan kebiasaan hidup yang sesuai dengan
kesehatan dan akan menciptakan kesejahteraan serta kesehatan yang optimal,
dengan melakukan perawatan kesehatan diri.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah upaya untuk
memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi bagi
perorangan, keluarga, kelompok dan masyarakat, dengan membuka jalur
komunikasi, memberikan informasi dan edukasi untuk meningkatkan
pengetahuan, sikap dan perilaku, sehingga membantu masyarakat mengenali dan
mengatasi masalah sendiri dalam rumah tangga agar dapat menerapkan cara-cara
hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara, dan meningkatkan kesehatan.
Beberapa tatanan PHBS melibatkan beberapa elemen yang merupakan bagian
dari tempat beraktifitas dalam kehidupan sehari-hari.
Dampak dari pengetahuan dan pemahaman yang kurang tentang PHBS
diduga menjadi salah satu faktor penyebab tingginya kasus penyebaran penyakit
menular seperti diare, DBD, dan lain-lain. Oleh karena itu diperlukan upaya
kesehatan untuk meningkatkan pengetahuan masyarakat pada umumnya.

B. Rumusan Masalah

1. Apa saja masalah kesehatan yang terjadi di keluarga?

2. Apa penyebab dari masalah kesehatan tersebut?

3. Bagaimana cara pencegahan agar masalah kesehatan tersebut tidak terjadi?

4. Bagaimana penanganan masalah kesehatan keluarga?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui masalah kesehatan dan lingkungan yang terjadi di


masyarakat (keluarga).
2. Untuk menyelesaikan masalah yang terjadi di masyarakat (keluarga).

3. Memberikan upaya pencegahan masalah Kesehatan dan lingkungan di


masyarakat (keluarga).
4. Membantu mengembangkan perilaku hidup sehat pada masyarakat (keluarga).

5. Menerapkan ilmu pengetahuan sesuai dengan kemampuan mahasiswa di


masing - masing bidang profesi.
D. Manfaat

1. Bagi Lembaga Poltekkes Kemenkes Yogyakarta

Sebagai Lembaga Perguruan Tinggi yang mengemban amanat Tri Dharma


Perguruan Tinggi, salah satunya melaksanakan kegiatan pengabdian
masyarakat secara terpadu.
2. Bagi Dosen dan Mahasiswa

a. Mendapatkan pengalaman mengikuti kegiatan pengabdian masyarakat.

b. Dapat berinteraksi langsung kepada masyarakat.

c. Sebagai wahana pengembangan ilmu pengetahuan dalam bentuk


implementasi ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai profesinya di
masyarakat lingkungan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
3. Bagi Masyarakat

a. Memperoleh manfaat secara langsung baik pengetahuan, sikap, dan


perilaku sehingga dapat meningkatkan status kesehatan masyarakat
b. Dapat mengetahui tindakan apa yang harus dilakukan untuk
memperbaiki kondisi kesehatan masyarakat.
c. Sebagai bagian dari pemberdayaan dan memberikan manfaat secara
langsung baik pengetahuan, sikap dan perilaku, sehingga
dapatmeningkatkan kualitas perilaku hidup sehat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Masalah Kesehatan

Masalah kesehatan adalah masalah kompleks yang merupakan hasil


dari berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan
manusia. Datangnya penyakit merupakan hal yang tidak bisa dihindari,
meskipun kadang bisa dicegah. Konsep sehat dan sakit sesungguhnya tidak
terlalu mutlak dan universal karena ada faktor-faktor diluar kenyataan klinis
yang mempengaruhi terutama faktor sosial budaya. Jadi, sangat penting
menumbuhkan pengertian yang benar pada masyarakat tentang konsep sehat
dan sakit karena dengan konsep yang benar, maka masyarakat dapat
menyelesaikan masalah kesehatnnya dengan baik. (Foster, 2018).
Masalah kesehatan masyarakat sampai saat ini masih menjadi
perhatian bagi pemerintah. Kesadaran masyarakat akan pentingnya kesehatan
masih rendah. Tingkat kesehatan masyarakat yang tidak merata dan sangat
rendah khususnya terjadi pada masyarakat yang tinggal di pemukiman kumuh.
Perilaku masyarakat yang masih tidak higienis ditambah lagi dengan tidak
adanya sarana dan prasarana lingkungan yang mendukung berdampak pada
kesehatan masyarakat yang tinggal pada pemukiman kumuh tersebut. Banyak
masalah kesehatan masyarakat yang mungkin akan timbul akibat perilaku
masyarakat dan kondisi lingkungan yang tidak memperhatikan kesehatan.
Penyakit tidak menular merupakan salah satu masalah kesehatan yang
menjadi perhatian nasional maupun global pada saat ini. Data WHO tahun
2008 menunjukan bahwa dari 57 juta kematian yang terjadi, 36 juta atau
hampir dua pertiganya disebabkan oleh Penyakit Tidak Menular. Di negara
dengan tingkat ekonomi rendah sampai menengah, 29% kematian yang terjadi
pada penduduk berusia kurang dari 60 tahun disebabkan oleh PTM. Penyakit
tidak menular diketahui sebagai penyakit yang tidak dapat disebarkan dari
seseorang terhadap orang lain. Terdapat empat tipe utama penyakit tidak
menular yaitu penyakit kardiovaskuler, kanker, penyakit pernapasan kronis,
dan diabetes.
Pola hidup modern telah mengubah sikap dan perilaku manusia,
termasuk pola makan, merokok, konsumsi alkohol serta obat-obatan sebagai
gaya hidup sehingga penderita penyakit degeneratif (penyakit karena
penurunan fungsi organ tubuh) semakin meningkat dan mengancam
kehidupan. Penyakit tidak menular muncul dari kombinasi faktor risiko yang
tidak dapat dimodifikasi dan faktor risiko yang dapat dimodifikasi. Faktor
risiko yang tidak dapat dimodifikasi oleh individu adalah usia, jenis kelamin,
dan genetika. Sedangkan faktor risiko yang dapat dimodifikasi adalah faktor
yang dapat diubah melalui keadaran individu itu sendiri dan intervensi sosial.
B. Penanggulangan Masalah Kesehatan

Peran Promosi Kesehatan dalam pencegahan maupun Pengendalian


Penyakit Tidak Menular cukup besar terutama dalam upaya memberdayakan
masyarakat untuk berPerilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) yang terkait
dengan Faktor Risiko Bersama penyebab Penyakit Tidak Menular. Dari 10
indikator PHBS di Rumah Tangga, tiga diantaranya merupakan pencegahan
faktor risiko bersama PTM yaitu Aktivitas fisik, Konsumsi sayur dan buah
serta tidak merokok. Dalam Renstra Kementerian Kesehatan 2014 diharapkan
rumah tangga di Indonesia melaksanakan PHBS di Rumah Tangga sebesar
70%.
Promosi Kesehatan adalah upaya untuk meningkatkan kemampuan
masyarakat melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat,
agar mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan
yang bersumber daya masyarakat sesuai sosial budaya setempat dan didukung
oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan. Beberapa kegiatan
promosi kesehtan dalam penanggulangan masalah kesehtan antara lain:
1. Penyuluhan Kesehatan

Penyuluhan kesehatan adalah kegiatan pendidikan yang


dilakukan dengan cara menyebarluaskan pesan, mananamkan keyakinan,
sehingga masyarakat tidak hanya sadar, tahu dan mengerti, tetapi juga
mau dan mampu melaksanakan suatu anjuran yang ada hubungannya
dengan kesehatan.
Penyuluhan kesehatan merupakan gabungan dari berbagai
kegiatan dan kesempatan yeng berlandaskan prinsip-prinsip belajar
untuk mencapai
suatu keadaa, dimana individu, keluarga, dan kelompok atau masyarakat
secara keseluruhan ingin hidup sehat, tahu bagaimana caranya dan
melakukan apa yang bisa dilakukan, secara perseorangan maupun secara
kelompok dan meminta pertolongan (Waryana, 2019).
Penyuluhan kesehatan harus mengacu pada kebutuhan sasaran
atau masarakat yang akan dibantu, dan bukan sasaran yang harus
mengikuti kegiatan penyuluhan kesehan, penyuluhan kesehatan harus
mengarah pada terciptanya kemandirian masyarakat, tidak menciptakan
ketergantungan masyarakat terhadap penyuluh. Penyuluh kesehatan
harus mengacu kepada perbaikan kualitas hidup dan kesejahteraan
sasaran.
Penyuluhan kesehatan tidak menciptakan keterhantungan tetapi
harus mampu mendorong semakin terciptanya kreativitas dan
kemandirian masyarakat agar semakin memiliki kemampuan untuk
berswadaya, swakarsa, swadana, dan swkelola bagi penyelenggaraan
kegiatan-kegiatan kesehatan guna mencapai tujuan, harapan, dan
keinginan-keinginan sasaran. Penyuluhan kesehatan yang dilaksanakan
harus selalu mengacu pada terwujudnya perbaikan kesejahteraan
ekonomi masyarakat dna peningkatan harkat sebagai manusia. Prinsip
penyuluhan kesehatan menurut Valera, et.al. (1987) yaitu bekerja
bersama sasaran (klien) bukan bekerja untuk sasaran.
Sasaran penyuluhan adalah kelompokkelompok masyarakat yang
berbeda dan dimulai dari apa yang diketahui dan dimiliki oleh sasaran.
Dalam melaksankan pekerjaan harus berkoordinasi dengan organisasi
pembangunan lainnya. Selanjutnya, informasi ynag disampaikan harus
dua arah dan masyarakat harus ikut dlam semua aspek kegatan
pendidikan dan penyuluhan tersebut. Peyuluhan kesehatan akan efektif
apabila mengacu pada minat dan kebutuhan masyarakat. Harus dikaji
secara mendalam apa yang harus menjadi minat dan kebutuahn yang
dapat menyenangkan setiap individu maupun segenap masyarakat.
Penyuluhan kesehatan harus mengetahui kebutuhan apa saja yang dapat
dipenuhi dengan ketersediaan sumberdaya yang ada. Dengan demikian
akan dapat diprioritaskan minat serta kebutuhan yang mana yang
diutamakan dalam kegiatan penyuluhan.
2. Konseling Kesehatan

Konseling kesehatan berasal dari dua kata yaitu konseling dan


kesehatan. Kesehatan menurut WHO adalah suatu keadaan fisik mental
dan sosial kesejahteraan dan bukan hanya ketiadaan penyakit atau
kelemahan. Sedangkan psikologi kesehatan adalah cabang ilmu
psikologi yang mempelajari pengeruh faktor-faktor psikologis dari
bagaimana orang tetap menjaga kesehatannya, mengapa orang menjadi
sakit, dan bagaimana tanggapan mereka ketika menjadi sakit, yang
bertujuan untuk memahami proses-proses psikologis sebagai alat bantu
untuk meningkatkan hasil kesehatan fisik individu (dalam Aliah, 2018)
Konseling menurut Prayitno dan Erman Amti (2020: 105) adalah
layanan bantuan oleh tenaga profesional kepada seseorang atau
kelompok individu untuk pengembangan kehidupan efektif sehari-hari
yang terganggu dengan focus mandiri mandiri yang mampu
mengendalikan diri melalui penyelenggaraan berbagai jenis layanan dan
kegiatan pendukung dalam proses pembelajaran
BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN
No Kegiatan Waktu Pelaksana Tempat
1. Mengunjungi rumah warga 22 Mahasiswa Rumah Keluarga Binaan
dan melakukan pendataan Oktober masing-masing mahasiswa
status kesehatan keluarga s/d
binaan 30 Oktober
masing-masing mahasiswa. 2023
2. Merumuskan masalah 22 Mahasiswa Rumah Keluarga Binaan
kesehatan yang ditetapkan Oktober masing-masing mahasiswa
mencerminkan kegiatan antar s/d
profesi dan sesuai dengan 30 Oktober
kuesioner. 2023
3. Melakukan kegiatan 22 Mahasiswa Rumah Keluarga Binaan
wawancara, penyuluhan dan Oktober masing-masing mahasiswa
konseling kesehatan s/d
30 Oktober
2023
4. Melakukan evaluasi proses 22 Mahasiswa Rumah Keluarga Binaan
dan evaluasi hasil dari Oktober masing-masing mahasiswa
kegiatan penyuluhan s/d
30 Oktober
2023
5. Melakukan pertemuan 22 Mahasiswa Rumah Keluarga Binaan
terakhir Oktober masing-masing mahasiswa
dengan kelurga binaan s/d
masing- masing mahasiswa 30 Oktober
2023
A. Pelaksanaan Kegiatan
B. Masalah Kesehatan Keluarga Binaan

1. Keluarga Binaan Auliana (Bapak A dengan Masalah Kesehatan Perokok


Aktif dan Tidur Tidak Teratur yang Menyebabkan Batuk)

a. Rumusan Masalah

Identifikasi masalah yang dilakukan mahasiswa Auliana dengan


cara melakukan wawancara dengan Bapak A pada tanggal 25 Oktober 2023
pada pukul 04.00 WIB. Pertama dilakukan kontak waktu dengan Bapak A.
setelah itu berdiskusi mengenai masalah apa yang sedang dialami. Dalam
kegiatan pengabdian masyarakat ini saya melakukan binaan pada keluarga
Bapak A yang mempunyai Riwayat Batuk ±1 bulan yang lalu. Bapak A
juga prokok aktif dan bekerja di lingkungan yang terpapar debu, kualitas
tidur yang dialami kurang baik karna waktu tidur yang tidak menentu.
Bapak A mempunyai 1 anak Perempuan tapi tidak 1 rumah, anak
perempuanya tinggal Bersama neneknya.

b. Rencana Pemecahan Masalah

Intervensi yang saya berikan sesuai dengan masalah yang ditemukan


adalah memberikan edukasi tentang merokok, pola hidup sehat, dan
pentingnya menggunkan APD saat bekerja. Batuk yang di alami Bapak A
juga berkaitan dengan rokok, karna rokok mengandung bahan-bahan kimia
yang kemudian tersangkut di tenggorokan dan paru-paru, reaksi alami
tubuh ketika mengalami tersebut adalah batuk ditambah lagi lingkungan
pekerjaan Bapak A terpapar debu dan Bapak A tidak menggunakan masker
saat bekerja sehingga batuk yang di alami Bapak A menyebabkan susah
tidur dan kualitas tidur kurang baik.

c. Realisasi Pemecahan Masalah

Kegiatan diawali dengan pengumpulan data yang dilakukan oleh


Tim Pengabdian Masyarakat di domisili masing-masing. Setelah dilakukan
pengumpulan data, Tim Pengabdian Masyarakat melakukan kunjungan dan
pengkajian kepada keluarga Bapak A. Tim melakukan pengkajian
kesehatan seperti kebiasaan gaya hidup sehat, pola makan, pola istirahat,
dan keadaan/pemanfaatan lingkungan rumah. Setelah melakukan
pengkajian dan mendapatkan data kami menyusun intervensi yang akan
diberikan kepada keluarga tersebut. Terdapat intervensi yang kami berikan
yaitu dengan memberikan edukasi mengenai edukasi PHBS dengan
menjaga sanitasi dan kebersihan. Dalam melakukan intervensi tersebut
kami memberikan saran kepada keluarga untuk makan makanan sehat dan
istirahat yang cukup guna mencegah menurunnya kondisi Kesehatan
khususnya Batuk yang di alami Bapak A.

d. Pelaksanaan Kegiatan
1) Melakukan pendataan demografi dan status kesehatan keluarga
binaan masing-masing mahasiswa
2) Merumuskan masalah kesehatan yang ditetapakan mencerminkan
kegiatan antar profesi dan sesuai dengan kuesioner
3) Melakukan kegiatan wawancara, penyuluhan dan konseling
kesehatan
4) Melakukan evaluasi proses dan evaluasi hasil dari kegiatan
penyuluhan
5) Melakukan pertemuan terakhir dengan keluarga binaan masing-
masing mahasiswa Melakukan evaluasi hasil kegiatan

e. Sasaran Keluarga Binaan


Kegiatan Pengabdian Masyarakat (Pengabmas) ini ditujukan
untuk sasaran keluarga binaan yaitu keluarga Bapak A, RT 08/RW 18,
Trini, Trihanggo, Gamping, Sleman. Yang memiliki masalah kesehatan
batuk, perokok aktif, kualitas tidur yang kurang baik dan tidak
menggunkan masker saat bekerja di lingkungan yang terpapar oleh
debu. Dari Khalayak sasaran tersebut diharapkan berbagai informasi dan
edukasi dapat bermanfaat bagi keluarga dan untuk kedepanya.

f. Metode

Metode yang digunakan dalam pelaksanaan kegiatan Pengabdian

Masyarakat berupa survey, pendataan demografi penduduk, pendataan

status Kesehatan keluarga binaan dan melakukan penyuluhan Kesehatan


(diskusi) untuk pemecahan masalah.

g. Waktu dan Tempat Kegiatan

Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan pada tanggal 25


Oktober 2023 - 29 Oktober 2023 dikediaman keluarga Bapak A RT
08/RW 18, Trini, Trihanggo, Gamping, Sleman.

h. Sarana dan Alat yang Digunakan

1) Alat tulis

2) Formulir PIS-PK

i. Pihak yang terlibat

Pihak yang terlibat dalam kegiatan ini adalah Puskesmas


Gamping 2, kader kesehatan, kepala dukuh, ketua RT, dosen
pembimbing, mahasiswa, dan Keluarga Bapak A selaku keluarga binaan.

j. Kendala Yang Dihadapi


Kendala yang dihadapi dalam kegiatan pengabdian masyarakat
ini. Bapak A susah untuk di temukaan karena sering tidak dirumah yang
disebabkan adanya pekerjaan diluar, sehingga beberapa pertanyaan yang
ditanyakan harus melalui Ibu T selaku istrinya.

k. Upaya Pemecahan

Meminta bantuan kepada anggota kelompok untuk membantu


dalam pendataan dan meluangkan waktu untuk berkumpul dan
berkoordinasi untuk setiap kegiatan yang akan dijalankan.

l. Kegiatan Penilaian

Kegiatan penilaian yang dijalankan untuk melihat keberhasilan

pengabdian masyarakat terpadu, yaitu dengan evaluasi yang dilakukan di

akhir kegiatan Pengabdian Masyarakat Terpadu


Identifikasi Rencana Tindakan
No. Tanggal Hasil
Masalah (Intervensi) (implementasi)

1. 25 Bapak A Melakukan Melakukan Melakukan

Oktober mengalami kunjungan wawancara kontak waktu

2023 Batuk selama rumah Bapak dengan Bapak A dengan Bapak

1 bulan A untuk dan A mengenai

terakhir dan ia pertama kali mengidentifikasi kunjungan

juga perokok dan melakukan maslaah ulang serta

aktif, Bapak A wawancara Kesehatan yang pertemuan

mempunyai masalah ada yaitu batuk kedua akan

jam tidur yang Kesehatan yang dialami 1 memberikan

tidak teratur. Di bulan terakhir, edukasi PHBS.


dalam Kartu merokok dan
keluarga (KK)
tidur yang tidak
Bapak A
teratur.
mempunya 1

anak yang

tidak tinggal

Bersama.

2. 28 Bapak A Memberikan Sudah diberi Bapak A

Oktober belum edukasi tentang edukasi tentang Sudah paham

2023 mengetahui makanan dan nutrisi yang mengenai

makanan yang minuman dan dianjurkan dan penjelasan

dianjurkan gizi yang benar menghindari yang diberikan

untuk (Kolaborasi makanan siap saji

kesehatannya dan megurangi


dan jurusan gizi) makanan 2 jam

mengurangi sebelum tidur di

makanan yang malam hari.

berminyak dan

minuman

kafein yang

biasa di

konsumsi

Bapa A di

tempat bekerja

Bapak A Memberikan Sudah diberi Bapak A sudah

mengalami edukasi PHBS edukasi untuk paham

batuk ada tentang bahaya mengurangi mengenai

penyebab dari merokok dan merokok dan penjelasan

masalah pentingnya mengganti yang diberikan

tersebut tidak menggunakan dengan cemilan dan

menggunakan APD saat yang sehat dan mengatakan

nya masker bekerja . menggunakan mengganti

saat bekerja di (Saya sendiri masker saat cemilan untuk

lingkungan jurusan bekerja atau mengurangi

yang terpapar kesehatan diluar merokok dan

debu dan di Lingkungan) rumah yang menggunakan

tambah lagi banyak debu,dan APD saat


Bapak A berganti pakaian bekerja,

seorang semisal ingin menggunakan

perokok aktif beristirahat masker disaat

selesai dari luar keluar rumah

rumah (PHBS) yang terpapar

debu.

Bapak A Memberikan Sudah diberi Bapak A sudah

belum edukasi tentang edukasi tentang paham

mengetahui dampak dampak merokok mengenai

dampak merokok pada dan dampak dari penjelasan

merokok bagi kesehatan gigi mencabut gigi yang diberikan

kesehatan gigi dan mencabut dengan

dan mencabut gigi dengan sembarang.

gigi dengan sembarang

sembarang yang

tanpa berbahaya bagi

mengetahui saraf

dampak yang ( kolaborasi

terjadi jurusan

kesehatan gigi)

3. 29 Follow up Bapak A dan Bapak A dan

Oktober Tidak Ada mengenai keluarga sudah keluarga sudah

2023 masalah prilaku bapak paham mengenai paham

A terhadap penjelasan yang mengenai

penggunan diberikan penjelasan


masker saat yang diberikan

bekerja dan

mengurangi

merokok

dengan

mengganti

makanan yang

sehat dan

minuman yang

baik untuk

Kesehatan

serta

mengingatkan

untuk periksa

ke dokter gigi

jika ada gigi

yang sakit dan

ingin dicabut.

Memberikan

bahan kontak
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Auliana (STr.Sanitasi Lingkungan) dengan Keluarga Binaan Bapak A


Bapak A yang berdomisili di Dukuh Trini, Kalurahan Trihanggo,
Gamping, Sleman, DIY. Berdasarkan hasil wawancara Bapak A dimana selaku
narasumber mengatakan bahwa, Bapak A seorang Perokok Aktif dan
mempunyai riwayat Batuk. Didapatkan Hasil pemeriksaan pada Bapak A. Batuk
yang disebabkan oleh debu yang ada di tempat kerja dan Bapak A juga seorang
perokok aktif dan juga kurangnya waktu tidur yang berkualitas.
Dari masalah tersebut didapatkan satu intervensi, yaitu mengenai pola
hidup sehat dengan menjaga kebersihan diri dan lingkungan dengan memberikan
edukasi mengenai pola hidup sehat dan pentingnya menggunakan APD saat
bekerja tidak lupa juga untuk menjaga sanitasi dan kebersihan untuk
menghindari terkenanya batuk dan menurun kondisi kesehatan. Setelah
diberikan intervensi tersebut, dilakukan kembali evaluasi untuk mengecek
apakah edukasi yang sudah diberikan sudah mulai diterapkan. Untuk pertama
dilakukan pengecekan kebersihan rumah terlebih dahulu, didapatkan air yang
dikonsumsi setiap terbebas dari kontaminasi, tidak berbau,bewarna ataupun
berasa. Sehingga, air tersebut dapat dikatakan layak konsumsi. Bapak A
mengatakan sudah mulai menjaga sanitasi dan kebersihan lingkungan. Bapak A
mengatakan bersedia untuk Selalu menerapkan gaya hidup sehat dan pentingnya
menggunakan APD saat bekerja tidak lupa juga untuk menjaga sanitasi dan
kebersihan demi menjaga agar tidak terjadinya penyakit lainnya khusunya
Batuk.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pemicu batuk yang di alami Bapak A disebabkan karena terpapar
debu, merokok dan tidur tidak teratur. Perokok aktif adalah orang yang
mengkonsumsi rokok secara rutin dengan sekecil apapun walaupun itu cuma
1 batang dalam sehari. seseorang merokok, maka ia telah menghirup berbagai
jenis bahan kimia. Bahan-bahan kimia pada rokok bisa tersangkut di
tenggorokan dan paru-paru, Reaksi alami tubuh ketika mengalami kondisi
tersebut adalah Batuk. Penggunan APD juga sangat penting saat di tempat
kerja yang terpapar debu, karena debu dan kotoran yang masuk kedalam
tubuh melalui tenggorokan dan akan merasa gatal terjadi karna infeksi yang
menyerang dan mengeluarkan respon berupa batuk-batuk. Bapak A juga
mengalami sulit tidur sehingga kualitas tidur yang kurang baik, karena
kurang tidur bisa memicu penurunan sistem imun,

B. Saran

Diharapkan pelayanan kesehatan dapat memberikan penyuluhan dan


informasi mengenai dampak dari merokok dan pentingnya menggunkan
APD. Agar masyarakat khususnya perokok aktif sadar terdapat banyak
dampak buruk dari merokok. Perokok aktif bisa mengurangi terlebih dahulu
rokok dengan mengganti cemilan yang sehat. Bapak A bisa menggunakan
masker saat bekerja karena mengetahui banyaknya debu yang terpapar dan
dapat menggunakan APD lainnya. Tidur yang tidak teratur bisa diatasi dengan
meminum teh jahe atau serai, 2 jam sebelum tidur dan Batasi makan sebelum
jam 8 malam. Manfaat teh serai baik untuk meningkatkan kekebalan tubuh,
menghilangkan rasa sakit dan meningkatkan kualitas tidur, dan manfaat teh
jahe bagi tubuh bisa membantu mengencerkan dahak di saluran pernapasan
serta melemaskan otot-otot tenggororkan yang menegang, sehingga bisa
mengurangi rasa nyeri pada tenggorokan akibat batuk yang dialami oleh
Bapak A.
DAFTAR HADIR MAHASISWA PELAKSANA PENGABDIAN MASYARAKAT
POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
2023

TEMPAT PELAKSANAAN : Dusun Trini


PADUKUHAN : Gamping
KALURAHAN : Trihanggo
TANGGAL KEGIATAN : 25-29 Oktober
AGENDA KEGIATAN : 1. Pengkajian masalah yang terjadi di keluarga binaan
2. Pelaksanaan edukasi hipertensi dan edukasi
Kesehatan
3. follow up edukasi yang telah di berikan
No Tanggal Nama Mahasiswa Jurusan Tanda Tangan

STr. Sanitasi
1 25 Oktober 2023 Auliana
Lingkungan

Auliana STr. Sanitasi


2 28 Oktober 2023 Lingkungan

Auliana STr. Sanitasi


3 29 Oktober 2023 Lingkungan

Yogyakarta, 29 Oktober 2023


Kelompok Mahasiswa

Auliana
BUKTI PEMBERIAN BAHAN
KONTAK

LAMPIRAN RINCIAN PEMBELANJAAN


Nama Penerima : Ibu Titin (Istri Bapak A)
Jenis Pembelanjaan Frekuens Harga Tanda Tangan
i
Makanan sembako
Susu kaleng indomilk 370 gr 1 buah Rp 10.775,00
Sari kurma TJ 1 buah Rp 15.435,00
The sereh jangkrik mas 1 buah Rp 10.810,00
The jahe jangkrik mas 1 buah Rp 10.810,00
Kacang tanah 1 buah Rp 9.700,00
Yakult-light 5 buah Rp 13.000,00
ABC Kacang hijau 250 ml 1 buah Rp 8.385,00
Alat kesehatan
IPI-Vitamin D3 1000IU 1 buah Rp 10.365,00
Freshcare-R 1 buah Rp 8.120,00
Masker orlee KN95 10 Pcs 6 buah Rp 56.994,00
Softies hand sanitizer 1 buah Rp 6.500,00
Total Rp 160.894,00

Yogyakarata, 29 Oktober 2023

Yang menyerahkan Yang menerima

Auliana Ibu Titin


NIM. P07133221067
DAFTAR PUSTAKA

Adquisiciones, L.E.Y.D.E. et al. (2019) ‘PENYULUHAN PERILAKU HIDUP BERSIH


DAN SEHAT DI SDN 3 BULANGO TIMUR DESA TOLUWAYA KECAMATAN
BULANGO TIMURKABUPATEN BONE BOLANGO’, Duke Law Journal, 1(1), pp.
1–18.
Harahap, Y.W., Ahmad, H. and Aritonang, S. (2023) ‘Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat Sekolah di SD Negeri Ujung Gurap Tahun 2022’, Jurnal Ilmiah Pengabdian
Masyarakat Bidang Kesehatan (Abdigermas), 1(1), pp. 18–23. Available at:
https://doi.org/10.58723/abdigermas.v1i1.7.
(Hariadi et al., 2020) (Hariadi et al., 2020)

Nasution, A.S. (2020) ‘Edukasi PHBS di Tatanan Rumah Tangga Untuk Meningkatkan
Perilaku Sehat’, Jurnal Abdidas, 1(2), pp. 28–32. Available at:
https://doi.org/10.31004/abdidas.v1i2.9.
Ode Liaumin Azim, L. (2022) ‘Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) dalam
Membangun Gaya Hidup Sehat Sejak Dini Pada Anak’, Meambo, 1(2), pp. 171–176.
Available at: https://pengabmas.nchat.id.
Syarif, S.N.K., Siradjuddin, H.K. and Abdullah, S. (2021) ‘Jurnal Pengabdian Masyarakat
PENYEDIAAN FASILITAS JARINGAN INTERNET ( WIFI ) UNTUK
KEGIATAN’, (February 2022).
LAMPIRAN

LAMPIRAN 1 :

LAMPIRAN 2 :
LAMPIRAN 3 :

LAMPIRAN 4 :

Anda mungkin juga menyukai