NIM : P07520221082 Kelas : 1B S.Tr Keperawatan Dosen Pengampu : Dr.Dame E.Simangunsong, SKM, M.Kes Mata Kuliah : Kebijakan Kesehatan Nasional
Sejarah Primary Health Care (PHC) hingga sampai ke Indonesia.
Primary Health Care (PHC) adalah pelayanan kesehatan pokok yang berdasarkan kepada metode dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima secara umum baik oleh individu maupun keluarga dalam masyarakat melalui partisipasi mereka sepenuhnya, serta dengan biaya yang dapat terjangkau oleh masyarakat dan negara untuk memelihara setiap tingkat perkembangan mereka dalam semangat untuk hidup mandiri (self reliance) dan menentukan nasib sendiri (self determination). Primary Health Care menekankan pada perkembangan yang bisa diterima, terjangkau pelayanan kesehatan yang diberikan adalah esensial bisa diraih dan mengutamakan pada peningkatan serta kelestarian dan disertai rasa percaya diri dan partisipasi masyarakat dalam menentukan sesuatu tentang Kesehatan.Gerakan PHC dimulai resmi pada tahun 1977,diperkenalkan oleh World Health Organization (WHO) sekitar tahun 70-an, ketika sidang kesehatan WHO ke-30. Pada konferensi internasional 1978 di Alma Alta(Uni Soviet) pada tanggal 12 september 1978,ditentukan bahwa tujuan agar menemukan titik temu dengan PHC. Resolusi dikenal dengan Health For All by the Year 2000 (HFA 2000) atau sehat untuk semua ditahun 2000 adalah merupakan target resmi dari bangsa-bangsa yang tergabung dalam WHO.Dengan tujuan untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan yang berkualitas. PHC juga merupakan hasil pengkajian, pemikiran, pengalaman dalam pembangunan kesehatan dibanyak negara yang diawali dengan kampenye massal pada tahun 1950-an dalam pemberantasan penyakit menular, karena pada waktu itu banyak negara tidak mampu mengatasi dan menanggulangi wabah penyakit TBC, campak, diare dan sebagainya. Oleh karena itu dibentuklah forum internasional yang menekankan pentingnya memperhatikan aspek sosial, kesehatan dan penyakit disemua negara untuk menekan angka kesakitan dan kematian. Pada tahun 1960 teknologi kuratif dan preventif mengalami kemajuan, oleh karena itu timbullah pemikiran untuk mengembangkan konsep “Upaya Dasar Kesehatan” Pada tahun 1972/1973, WHO mengadakan studi dan mengungkapkan bahwa banyak negara tidak puas atas sistem pelayanan kesehatan yang dijalankan dan banyak isue tentang kurangnya pemerataan pelayanan kesehatan di daerah-daerah pedesaan. Pada tahun 1977 sidang kesehatan dunia melahirkan kesepakan global untuk mencapai Health for all 2000 (Kesehatan bagi semua tahun 2000), yakni tercapainya derajat kesehatan yang optimal yang memungkinkan setiap orang hidup produktif baik secara sosial maupun ekonomi. Pada tahun 1978 diadakan konferensi di Alma Ata (Kota Kazakhtan) dengan menetapkan Primary Health Care (PHC) sebagai pendekatan strategi global untuk mencapai kesehatan bagi semua tahun 2000. Berdasarkan hasil konferensi tersebut maka diperlukan perubahan orientasi dalam pembangunan kesehatan yaitu : pelayanan yang awalnya didominasi dalam bentuk kuratif berubah dengan lebih menekankan pada kuratif dan preventif serta promotif. Pembangunan kesehatan yang awalnya lebih terfokus pada daerah perkotaan, golongan mampu, dan terkotak-kotak berubah menjadi berorientasi ke pedesaan, pada golongan masyarakat berpenghasilan rendah dan upaya kesehatan terpadu. Menurut Deklarasi Alma Alta (1978) PHC adalah kontak pertama individu,keluarga,atau masyarakat dengan system pelayanan, Hal ini sejalan dengan program Indonesia Sehat yang akan dilaksanakan melalui Pendekatan Keluarga dan GERMAS, ini merupakan definisi Sistem Kesehatan Nasional (SKN) tahun 2009, yang menyatakan bahwa Upaya Kesehatan Primer adalah upaya Kesehatan dasar dimana terjadi kontak pertama perorangan. Menurut Mentri Kesehatan, dalam mendukung strategi PHC memiliki 3(tiga) strategi utama yaitu pertama, Kementrian Kesehatan RI mengadopsi nilai inklusif yang merupakan salah satu dari 5 nilai yang harus diterapkan dalam pelaksanaan pembangunan kesehatan yaitu pro-rakyat, inklusif, responsive, efektif dan bersih. Strategi PHC yang kedua, sejalan dengan misi Kementrian Kesehatan, yaitu 1. Meningkatkan derajat Kesehatan masyarakat melalui pemberdayaan masyarakat termasuk swasta dan masyarakat madani, 2.Melindungi Kesehatan masyarakat dengan menjamin tersedianya upaya Kesehatan yang paripurna, merata, bermutu dan berkeadilan, 3.Menjamin ketersediaan dan pemerataan sumber daya Kesehatan dan, 4.Menciptakan tata kelola kepemerintahan yang baik. Di Indonesia penyelenggaraan PHC dilaksanakan dipuskesmas dan jaringan yang berbasis komunitas dan partisipasi masyarakat yaitu Poskedes dan Posyandu yang ada disetiap wilayah kecamatan dan kelurahan.Untuk strategi yang ketiga, Kementrian Kesehatan saat ini memiliki salah satu program yaitu saintifikasi jamu yang dimulai sejak tahun 2010 dan bertujuan untuk meningkatkan akses dan keterjangkauan masyarakat terhadap obat-obatan. Program ini yang memungkinkan jamu yang merupakan obat-obat herbal tradisional yang sudah lazim digunakan oleh masyarakat Indonesia dapat teregister dan memiliki izin edar sehingga dapat diintegrasikan didalam pelayanan Kesehatan formal. Menkes menambahkan untuk mencapai keberhasilan penyelenggaraan PHC bagi masyarakat, diperlukan kerjasama baik lintas sectoral maupun regional, khususnya dikawasan Asia Tenggara. Penerapan PHC di Indonesia melalui PKMD Di Indonesia bentuk operasional PHC adalah PKMD dengan berlandaskan kepada GBHN yang merupakan ketetapan MPR untuk dilaksakanan dengan melibatkan kerjasama lintas sector dari instansi yang berwenang dalamm mencapai derajat Kesehatan dan kesejahteraan masyarakat. Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa (PKMD) adalah rangkaian kegiatan masyarakat yang dilaksanakan atas dasar gotong royong dan swadaya dalam rangka menolong diri sendiri dalam memecahkan masalah untuk memenuhi kebutuhanya dibidang kesehatan dan dibidang lain yang berkaitan agar mampu mencapai kehidupan sehat sejahtera. PKMD adalah kegiatan yang dilakukan oleh masyarakat dari masyarakat untuk masyarakat. Pengembangan dan pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah adalah suatu pendekatan, buku program yang berdiri sendiri.Untuk meningkatkan kemampuan masyarakat menolong diri sendiri dibidang kesehatan dalam rangka meningkatkan mutu hidup, menumbuhkan kesadaran masyarakat akan potensi yang dimilikinya untuk menolongdiri mereka sendiri dalam meningkatkan mutu hidup mereka,mengembangkan kemampuan dan Prakarsa masyarakat untuk berperan secara aktif dan berswadaya dalam meningkatkan kesejahteraan mereka sendiri,menghasilkan lebih banyak tenaga-tenaga masyarakat setempat yang mampu, terampil serta berperan aktif dalam kegiatan pembangunan desa,meningkatkan kesehatan masyarakat dalam arti memenuhi beberapa indicator: Angka kesakitan menurun,angka kematian menurun, terutama angka kematian bayi dan anak, angka kelahiran menurun dan menurunnya angka kekurangan gizi pada anak balita.