Anda di halaman 1dari 11

Penyuluhan

- GIZI 19/03/2022 lapangan sukarahayu


- KESLING sdn perumnas sukarahayu
- P2Pdbd sd
- TB ruang tunggu poli
- JIWA smk pgri subang
- KIA desa wera
- KB desa wera

Tgl Kegiatan
Tema
Penyuluhan
Judul Laporan
Kegiatan
Latar Belakang
Gambaran
Pelaksanaan

GIZI

Tgl Kegiatan 19/03/2022


Tema GIZI
Penyuluhan
Judul Laporan Pola makan gizi seimbang
Kegiatan
Latar Belakang Pola makan merupakan perilaku paling penting yang dapat
mempengaruhi keadaan gizi. Hal ini disebabkan karena kuantitas
dan kualitas makanan dan minuman yang dikonsumsi akan
mempengaruhi asupan gizi sehingga akan mempengaruhi
kesehatan individu dan masyarakat. Gizi yang optimal sangat
penting untuk pertumbuhan normal serta perkembangan fisik dan
kecerdasan bayi, anak-anak, serta seluruh kelompok umur.
Sebagian besar penyakit tidak menular terkait-gizi di atas
berasosiasi dengan kelebihan berat badan dan kegemukan yang
disebabkan oleh kelebihan gizi. Data Riskesdas 2007, 2010,
2013 memperlihatkan kecenderungan prevalensi obese (IMT >
27) semua kelompok umur. Anak balita 12,2%, 14% dan 11,9%;
usia 6-19 tahun (Riskesdas 2007, 2010) naik dari 5,2% menjadi
5,9%; orang dewasa dan usia lanjut (Riskesdas 2007, 2010) naik
dari 21,3% menjadi 22,8%. Pada Riskesdas 2013 lakilaki obese
19,7% dan perempuan 32,9% [Depkes, 2008; Kemenkes, 2010,
2013]. Kelebihan gizi ini timbul akibat kelebihan asupan
makanan dan minuman kaya energi, kaya lemak jenuh, gula dan
garam; tetapi kekurangan asupan pangan bergizi seperti sayuran,
buah-buahan dan serealia utuh, serta kurang melakukan aktivitas
fisik.
Dalam upaya mengoptimalkan penyampaian pesan Gizi
Seimbang kepada masyarakat, diperlukan komunikasi, informasi
dan edukasi yang tepat dan berbasis masyarakat. Pendidikan dan
penyuluhan gizi dengan menggunakan slogan 4 Sehat 5
Sempurna yang dimulai 1952, telah berhasil menanamkan
pengertian tentang pentingnya gizi dan kemudian merubah
perilaku konsumsi masyarakat. Prinsip 4 Sehat 5 Sempurna yang
diperkenalkan oleh Bapak Gizi Indonesia Prof. Poorwo
Soedarmo yang terinspirasi dari Basic Four Amerika Serikat
yang mulai diperkenalkan pada era 1940an adalah menu
makanan yang terdiri dari makanan pokok, lauk pauk, sayuran
dan buah-buahan, serta minum susu untuk menyempurnakan
menu tersebut. Di Indonesia prinsip tersebut dikenal dengan
Pedoman Gizi Seimbang. Perbedaan mendasar antara slogan 4
Sehat 5 Sempurna dengan Pedoman Gizi Seimbang adalah:
Konsumsi makan sehari-hari harus mengandung zat gizi dalam
jenis dan jumlah (porsi) yang sesuai dengan kebutuhan setiap
orang atau kelompok umur. Konsumsi makanan harus
memperhatikan prinsip 4 pilar yaitu anekaragam pangan,
perilaku hidup bersih, aktivitas fisik dan memantau berat badan
secara teratur untuk mempertahankan berat badan normal.
Perubahan perilaku tersebut sangat dipengaruhi oleh
pelaksanaan sosialisasi, pendidikan, pelatihan, dan penyuluhan
kepada masyarakat serta kegiatan konseling, demo percontohan
dan praktik Gizi Seimbang. Keberhasilan kegiatan tersebut
sangat ditentukan oleh peran Pemerintah baik tingkat Pusat
maupun Daerah dan peran serta Masyarakat secara aktif.
Keberhasilan juga dipengaruhi oleh faktor tenaga, sarana,
sumber daya, metode, media dan berkelanjutan.
Gambaran - Kegiatan penyuluhan dilakukan pada :
Pelaksanaan
Hari/Tanggal : Sabtu, 19 Maret 2022
Waktu : Pukul 08.00-08.15
Tempat : Lapangan samping Puskesmas Sukarahayu
- Warga diedukasi mengenai informasi mengenai pentingnya
mengatur dan cara mudah untuk menerapkan pola makan yang
baik dan seimbang, serta olahraga.
- Kegiatan berlangsung kurang lebih 15 menit.
- Peserta terdiri dari prolanis yang rutin melakukan senam pagi
setiap sabtu.

KESLING

Tgl Kegiatan
Tema kesling
Penyuluhan
Judul Laporan PHBS di SDN Perumnas 2 subang
Kegiatan
Latar Belakang Masalah kesehatan yang ada dimasyarakat sangatlah banyak dan
beragam macamnya. Penelusuran dari rumah ke rumah merupakan
cara yang paling efektif untuk mengetahui secara nyata masalah
kesehatan yang sebenarnya sedang dihadapi oleh masyarakat.
Sebagian masyarakat ada yang menyadari bahwa ada masalah
kesehatan yang sedang dialami dan sebagian masyarakat juga ada
yang tidak menyadari bahwa terdapat masalah kesehatan yang dialami.
Hidup sehat merupakan suatu hal yang seharusnya memang
diterapkan oleh setiap orang, mengingat manfaat kesehatan yang
sangat penting bagi setiap manusia, mulai dari konsentrasi dalam
bekerja dan beraktivitas dalam kehidupan sehari-hari tentu
memerlukan kesahatan, baik kesehatan pribadi maupun kesehatan
anak serta keluarga untuk mencapai keharmonisan keluarga.
Menciptakan hidup sehat sebenarnya sangatlah mudah serta murah,
dibandingkan biaya yang harus kita keluarkan untuk pengobatan
apabila mengalami gangguan kesehatan. Akan tetapi yang kebanyakan
yang terjadi sudah mengidap penyakit baru mengobati sehingga akan
membuat kerugian tersendiri bagi yang mengalaminya.
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) adalah semua perilaku
kesehatan yang dilakukan atas kesadaran sehingga anggota keluarga
atau keluarga dapat menolong dirinya sendiri di bidang kesehatan dan
dapat berperan aktif dalam kegiatan – kegiatan kesehatan dan berperan
aktif dalam kegiatan–kegiatan kesehatan di masyarakat (Depkes RI,
2007)
Pemberdayaan masyarakat harus dimulai dari rumah tangga atau
keluarga, karena rumah tangga yang sehat merupakan asset atau modal
pembangunan di masa depan yang perlu dijaga, ditingkatkan dan
dilindungi kesehatannya. Beberapa anggota rumah tangga mempunyai
masa rawan terkena penyakit menular dan penyakit tidak menular,
oleh karena itu untuk mencegah penyakit tersebut, anggota rumah
tangga perlu diberdayakan untuk melaksanakan PHBS (Depkes RI,
2013).
Gambaran Kegiatan penyuluhan dilakukan bersamaan dengan tes kebugaran siswa yang
Pelaksanaan dilaksanakan oleh kader penanggung jawab dari Puskesmas Sukarahayu dan
dokter Internship.
Materi yang disampaikan adalah PHBS dengan fokus 10 indikator
PHBS seperti :
1. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan.
2. Bayi di beri ASI ekslusif.
3. Menimbang balita setiap bulan.
4. Ketersediaan air bersih.
5. Ketersediaan jamban sehat.
6. Memberantas jentik nyamuk.
7. Mencuci tangan dengan air bersih dan sabun.
8. Tidak merokok dalam rumah.
9. Melakukan aktifitas fisik setiap hari.
10. Makan buah dan sayur.
Kemudian siswa siswi diminta menerapkan dan mencontohkan cuci
tangan dengan menggunakan sabun serta mengikuti langkah – langkah
yang benar.

P2P dbd sd

Tgl Kegiatan
Tema Bahaya DBD
Penyuluhan
Judul Laporan Pentingnya menjaga lingkungan untuk mencegah DBD
Kegiatan
Latar Belakang Demam berdarah dengue atau DBD adalah penyakit menular akibat
virus yang dibawa oleh nyamuk Aedes aegypti. Penyakit ini
disebabkan oleh salah satu dari empat virus dengue. Organisasi
Kesehatan Dunia (WHO) mencatat bahwa kasus demam berdarah di
seluruh dunia meningkat pesat dalam beberapa dekade terakhir.
Diperkirakan ada sekitar 50-100 juta kasus demam berdarah setiap
tahun, dan sekitar setengah dari populasi manusia di dunia berisiko
terkena penyakit ini.
Setiap tahun, kejadian penyakit demam berdarah dengue (DBD) di
Indonesia cenderung meningkat, khususnya pada musim penghujan.
Secara nasional, jumlah kasus hingga tanggal 3 Februari 2019 adalah
sebanyak 16.692 kasus dengan 169 orang meninggal dunia. Kasus
terbanyak ada di wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah, NTT, dan
Kupang.
Hingga saat ini, pemerintah belum berhasil menemukan vaksin dengue
yang dapat menghentikan merebaknya wabah DBD. Oleh karena itu,
langkah yang dapat dilakukan hanyalah melakukan upaya pencegahan
DBD dengan PSN 3M Plus yang terdiri dari menguras, menutup dan
mengubur atau mendaur ulang barang bekas. Plus-nya adalah bentuk
upaya pencegahan seperti menaburkan bubuk larvasida pada
penampungan air yang sulit dibersihkan, menanam tanaman pengusir
nyamuk, menggunakan kelambu saat tidur dan menggunakan anti
nyamuk.
Gambaran Kegiatan penyuluhan dilakukan dengan menjelaskan pentingnya
Pelaksanaan
melakukan 3M plus yaitu menguras tempat penampungan air seperti
bak mandi, kendi, toren air dan drum, menutup tempat – tempat
penampungan air serta mengubur barang barang bekas, mendaur ulang
barang – barang bekas yang berpotensi menjadi tempat berkembang
biaknya nyamuk demam berdarah.
Sedangkan untuk plusnya adalah bentuk pencegahan berupa:

 Memelihara ikan pemakan jentik nyamuk


 Menggunakan obat anti nyamuk
 Memasang kawat kasa pada jendela dan ventilasi
 Gotong Royong membersihkan lingkungan
 Periksa tempat-tempat penampungan air
 Meletakkan pakaian bekas pakai dalam wadah tertutup
 Memberikan larvasida pada penampungan air yang susah
dikuras
 Memperbaiki saluran dan talang air yang tidak lancar
 Menanam tanaman pengusir nyamuk

TB ruang tunggu poli

Tgl Kegiatan
Tema TB
Penyuluhan
Judul Laporan Pencegahan tuberkulosis (TBC)
Kegiatan
Latar Belakang Tuberkulosis paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri
Mycobacterium tuberculosis. Biasanya mempengaruhi paru-paru dan
beberapa di luar paru-paru, seperti kelenjar getah bening, kulit, tulang, dan
selaput otak. Sumber penularan adalah penderita TB BTA (+) melalui percik
renik dahak. Tuberkulosis menyebar melalui udara melalui batuk dan dahak.
Saat Anda batuk, tetesan infeksi (droplet nucei) terbentuk, dan infeksi
terjadi ketika orang lain menghirup udara yang mengandung tetesan dahak
yang menular. Risiko penularan lebih tinggi dengan BTA (+) dibandingkan
dengan BTA (-) (Kemenkes RI, 2016).
Tuberkulosis adalah salah satu dari 10 penyebab utama kematian (selain
HIV/AIDS) di seluruh dunia. Pada 2019, 1,4 juta orang meninggal karena
tuberkulosis (termasuk 208.000 orang yang hidup dengan HIV). Pada tahun
2019, sekitar 10 juta orang, 5,6 juta pria, 3,2 juta wanita, dan 1,2 juta anak-
anak mengidap tuberkulosis (TB) di seluruh dunia.
Jumlah kasus tuberkulosis di Indonesia pada tahun 2018 adalah 511.873,
dengan Jawa Barat dengan jumlah kasus tertinggi, 99.398, disusul Jawa
Tengah (67.063 kasus) dan Jawa Timur (56.445 kasus). ). Sedangkan provinsi
dengan jumlah kasus TB terendah adalah Papua Barat dengan 1.421 kasus
(Kemenkes RI, 2019). Kasus TB di Provinsi Jawa Barat mengalami
peningkatan di tahun 2019 mencapai 127 ribu kasus.
TB merupakan penyakit berbasis wilayah yang memiliki ketergantungan
dengan spasial artinya memiliki keterkaitan penularan dengan difusi
geografis dan demografis. Di mana geografis dan demografis sangat erat
kaitannya dengan lingkungan yaitu salah satu faktor yang ikut menentukan
kondisi kesehatan masyarakat. Oleh karena itu pengendalian TB perlu
memperhatikan pola spasial sebaran kasus yang dapat dipelajari melalui
analisis spasial (Leu et al, 2020). Analisis spasial merupakan suatu analisis
dan uraian tentang data penyakit secara geografi berkenaan dengan
distribusi kependudukan, persebaran faktor risiko lingkungan, ekosistem,
sosial ekonomi, serta analisis hubungan antar variabel tersebut. Dengan
analisis spasial memungkinkan untuk dilakukannya visualisasi (mempelajari
distribusi penyakit menurut area geografis), eksplorasi (mengetahui adanya
pengelompokkan atau hotspot area yaitu area dengan jumlah kasus
penyakit yang lebih banyak dibanding area
lainnya), pemodelan (menjelaskan prediksi pola spasial) serta autokorelasi
spasial (mempelajari karakteristik penyakit kaitannya dengan penyakit yang
dipelajari) (Leu et al, 2020)

Gambaran Penyuluhan dilakukan secara lisan menjelaskan langkah pencegan


Pelaksanaan
TBC mulai dari vaksin BCG sebagai imunisasi wajib dan sangat
dianjurkan bila keluarga menderita TBC.
Menjelaskan bahwa TBC juga dapat dicegah dengan cara sederana
seperti menggunakan masker dan mencuci tangan.
Menjelaskan bahwa penderita TB yang telah menjalani pengobatan
kurang dari 2 bulan masih sangat menularkan.
Kemudian menjelaskan pencegahan penularan pada keluarga yang
memiliki penderita TB dengan cara:

 Tutupi mulut saat bersin, batuk, dan tertawa, atau kenakan


Apabila menggunakan tisu untuk menutup mulut, buanglah
segera setelah digunakan.
 Tidak membuang dahak atau meludah sembarangan.
 Pastikan rumah memiliki sirkulasi udara yang baik, misalnya
dengan sering membuka pintu dan jendela agar udara segar
serta sinar matahari dapat masuk.
 Jangan tidur sekamar dengan orang lain, sampai dokter
menyatakan TBC yang Anda derita tidak lagi menular.
JIWA smk pgri subang

Tgl Kegiatan
Tema
Penyuluhan
Judul Laporan Kesehatan Jiwa pada remaja
Kegiatan
Latar Belakang Kesehatan mental memiliki arti penting dalam kehidupan seseorang,
dengan mental yang sehat maka seseorang dapat melakukan aktifitas
sebagai mahluk hidup. Kondisi mental yang sehat akan membantu
perkembangan seseorang kearah yang lebih baik dimasa mendatang
(Adityawarman, 2010). Kesehatan mental adalah keadaan dimana
seseorang mampu menyadari kemampuannya sendiri, dapat mengatasi
tekanan hidup yang normal, dapat bekerja secara produktif dan mampu
memberi kontribusi terhadap lingkunganya (WHO, 2016).Sedangkan
masalah kesehatan mental diartikan sebagai ketidakmampuan seseorang
menyesuaikan diri terhadap tuntutan dan kondisi lingkungan yang
mengakibatkan ketidak mampuan tertentu (Kartono,2000).
Data survei yang dilakukan oleh World Health Organization WHO (2011)
menunjukkan bahwa 20% remaja mengalami masalah kesehatan mental
kususnya kecemasan dan depresi. Masalah kesehatan mental yang banyak
dialami remaja adalah masalah pertemanan. Menurut (Rohman &
Mugiarso, 2016) masalah pertemanan adalah ketidakmampuan remaja
dalam menjalin relasi pertemanan yang baik dengan teman sebayanya.
Penelitian yang dilakukan oleh Hightower yang dikutip dalam buku Desmita
(2013) menemukan bahwa hubungan yang harmonis dengan teman sebaya
selama masa remaja, berhubungan dengan kesehatan mental yang positif
pada masa dewasa.
Kesehatan mental pada anak dan remaja juga melibatkan kapasitasnya
untuk dapat berkembang dalam berbagai area seperti biologis, kognitif dan
sosial-emosional (Remschmidt, et al., 2007). Oleh karenanya, penting bagi
kita memahami tahapan perkembangan sebagai upaya untuk melihat
adanya indikasi permasalahan pada perkembangan anak dan remaja
Kesadaran atas pentingnya kesehatan mental saat ini selalu ditanamkan
oleh WHO. WHO Child and Adolescent Mental Health Atlas merupakan
salah satu upaya sistematis pertama untuk mengumpulkan data dan
mendokumentasikan secara objektif layanan global dan pelatihan yang
tersedia di seluruh dunia untuk kesehatan mental anak dan remaja (WHO,
2001c). Inisiatif ini berfokus pada tiga bidang utama, yaitu kesadaran
(awareness), pencegahan (prevention) dan perlakuan (treatment).

Gambaran Penyuluhan dilkakukan dengan para siswa dan siswi di SMK PGRI
Pelaksanaan
Subang dengan menjelaskan Beberapa jenis gangguan jiwa yang
banyak terjadi pada masa remaja dapat menimbulkan kondisi  negatif
seperti cemas, depresi, bahkan memicu munculnya gangguan psikotik
serta kondisi yang dapat menimbulkan tekanan (stres) dalam masa
remaja. Kemudian dilakukan diskusi timbal balik dibagi menjadi
beberapa kelompok mendiskusikan mengenai bullying yang kerap
terjadi di kalangan remaja.

KIA desa wera

Tgl Kegiatan
Tema KIA
Penyuluhan
Judul Laporan Safe Motherhood Initiative 
Kegiatan
Latar Belakang Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu yang menjadi
tujuan dalam Millenium Development Goals (MDG) yaitu goal ke-4 dan ke-5.
Target MDG 2015 berkaitan dengan KIA diantaranya menurunkan Angka
Kematian Ibu (AKI) menjadi 102/100.000 KH dan menurunkan Angka
Kematian Bayi menjadi 23/1000 KH dan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan sebesar 90%. Angka kematian ibu di Indonesia lebih tinggi
daripada negara – negara
ASEAN lainnya seperti Thailand hanya 44 per 100.000 kelahiran
hidup, Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup, dan Singapura 6 per
100.000 kelahiran hidup (BPS,2003) Di dalam program kesehatan ibu dan
anak (KIA) dijelaskan bahwa tujuan program KIA adalah menurunkan Angka
Kematian Ibua (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) yang dilakukan
diantaranya melalui peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga
kesehatan dan peningkatan deteksi dini resiko tinggi/komplikasi kebidanan,
baik oleh tenaga kesehatan maupun masyarakat oleh kader maupun dukun
bayi, serta penanganan dan pengamatannya secara terus menurus (Depkes
RI, 2009).
Menurut Data Survei Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI)
2007, Angka Kematian Ibu (AKI) 228 per 100.000 kelahiran hidup
dan Angka Kematian Bayi (AKB) 34 per 1000 kelahiran hidup dan
mengalami peningkatan pada tahun 2012 rata-rata angka kematian ibu
(AKI) tercatat mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup dan angka
kematian bayi (AKB) tercatat mencapai 32 per 1000 kelahiran hidup.
Di provinsi Jawa Barat, Pada Tahun 2013 Angka Kematian Ibu
(AKI) sebesar 73,9 per 100.000 kelahiran hidup dan Angka Kematian Bayi
(AKB) sebesar 5,0 per 1000 kelahiran hidup. Proporsi penyebab kematian
ibu maternal akibat perdarahan 33,1%, hipertensi 28,6%, infeksi 6,1% dan
abortus 0,1%. Presentasi persalinan ditolong oleh tenaga kesehatan pada
tahun 2012 sebesar 89,3 namun pada tahun 2013 mengalami penurunan
menjadi 85,6% dan di non tenaga kesehatan 14,4%.
Gambaran Dilakukan penyuluhan secara lisan di Posyandu desa wera pada hari
Pelaksanaan tanggal pukul, mengenai Safe Motherhood Initiative dan Gerakan
Sayang Ibu (GSI). Konsep safe motherhood sendiri mencakup
serangkaian upaya, praktik, protokol, dan panduan pemberian
pelayanan yang didesain untuk memastikan perempuan menerima
layanan ginekologis, layanan keluarga berencana, serta
layanan prenatal, delivery, dan postpartum yang berkualitas. Serta
menjelaskan pentingnya mendeteksi, mencegah dan mengendalikan
infeksi menular seksual, hiv, dan aids.

KB desa wera

Tgl Kegiatan
Tema KB
Penyuluhan
Judul Laporan Macam – macam alat kontrasepsi
Kegiatan
Latar Belakang Salah satu masalah terpenting yang dihadapi oleh negara
berkembang, seperti di Indonesia yaitu ledakan penduduk. Ledakan
penduduk mengakibatkan laju pertumbuhan penduduk yang pesat hal ini
karena minimnya pengetahuan serta pola budaya pada masyarakat
setempat. Pemerintah Indonesia telah menerapkan program Keluarga
Berencana (KB) yang dimulai sejak tahun 1968 dengan mendirikan Lembaga
Keluarga Berencana Nasional (LKBN) yang kemudian dalam
perkembangannya menjadi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional
(BKKBN) untuk mengatasi kasus ledakan penduduk tersebut. Gerakan
Keluarga Berencana Nasional bertujuan untuk mengontrol laju
pertumbuhan penduduk dan juga untuk meningkatkan kualitas sumber
daya manusia (Hartanto, 2004).
Keluarga Berencana (KB) adalah upaya untuk mewujudkan keluarga
yang berkualitas dalam mewujudkan hak-hak reproduksi membentuk
keluarga dengan usia kawin yang ideal, mengatur jumlah, jarak, dan usia
ideal melahirkan anak, mengatur kehamilan, dan membina ketahanan serta
kesejahteraan anak (BKKBN, 2015). Sasaran program KB diarahkan pada dua
bentuk sasaran. Sasaran langsung adalah Pasangan Usia Subur (PUS) yang
lebih dititik beratkan pada kelompok Wanita Usia Subur (WUS) yang berusia
antara 15-49 tahun. Sasaran tidak langsung adalah organisasi-organisasi,
lembaga-lembaga kemasyarakatan, instansi pemerintah maupun swasta,
tokoh masyarakat (wanita dan pemuda) yang diharapkan dapat
memberikan dukungannya (Hartanto, 2004)
Jumlah peserta KB secara nasional berdasarkan pemilihan dalam
pemakaian
alat kontrasepsi terbanyak dipakai di antaranya ialah alat kontrasepsi suntik
29,0%, pil 12,1%, implant 4,7%, alat dalam rahim 4,7%, metode operasi
wanita (MOW) 3,8%, kondom 2,5%, dan metode operasi pria (MOP) 0,2%.
Secara nasional program KB di Indonesia lebih diarahkan pada
penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) dibandingkan Non
Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (NonMKJP) Sementara itu, Survei Sosial
Ekonomi Nasional tahun 2012 (Susenas, 2012) memperlihatkan data
penggunaan alat kontrasepsi Provinsi Jawa Timur menunjukkan masih
didominasi oleh Non-MKJP dibandingkan penggunaan MKJP.
Masyarakat diharapkan dapat memiliki pengetahuan mengenai
pentingnya untuk mengikuti program keluarga berencana (KB) terutama
Pasangan Usia Subur (PUS) yang dapat berpengaruh pada kondisi
pertumbuhan penduduk di Indonesia. Informasi serta gambaran mengenai
penggunaan alat kontrasepsi yang ada di Indonesia dapat menjadi pegangan
dalam menentukan alat kontrasepsi yang tepat untuk digunakan. Berdasarkan
uraian yang telah dipaparkan maka penulis tertarik untuk meneliti gambaran
penggunaan alat kontrasepsi pada
wanita di Indonesia.
Gambaran Penyuluhan dilakukan di posyandu desa, menjelaskan secara lisan
Pelaksanaan beberapa macam kontrasepsi yang lazim digunakan, tersedia dan bisa
digunakan. Berbagai jenis alat kontrasepsi yang dapat digunakan
meliputi pil KB, suntik kb, implan, IUD, kondom untuk pria, kondom
untuk wanita. Menjelaskan cara menghitung Kb kalender masa susbur.
Kemudian dijelaskan berupa kelebihan dan kekurangan masing –
masing kontrasepsi.

Anda mungkin juga menyukai