Anda di halaman 1dari 7

F1

Penanganan Myalgia di Posyandu Lansia

Myalgia (Nyeri otot) adalah termasuk salah satu keluhan yang cukup sering diderita manusia. Ada yang
mengalami hanya sesaat (misalnya keram otot) atau sampai beberapa hari, beberapa bulan bahkan
menahun tersebut terus menerus mengganggu dengan intensitas yang berfluktuasi. Nyeri yang timbul
hanya sesaat tentu saja tidak sampai mengganggu aktivitas hidup. Tidak jarang penderita akhirnya
tergiring untuk mengkonsumsi obat penghilang rasa sakit dalam jangka panjang. Padahal telah terbukti
bahwa semua obat penghilang nyeri pasti memiliki efek samping yang merugikan jika dikonsumsi
berlebihan atau tanpa kontrol dokter, contohnya bisa menimbulkan gastritis (sakit mag), keropos tulang,
dan menghambat pembentukkan sel darah. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka sebaiknya
penanganan nyeri otot harus dilakukan secara menyeluruh, yaitu dengan mengetahui jenis nyeri otot
yang terjadi, faktor penyebab nyeri otot, kemudian pemberian terapi yang tepat. (Weni, 2010). Myalgia
juga dapat menimbulkan gangguan dalam beraktifitas seperti mengangkat dan mengambil, dan juga
menyebabkan nyeri.

Tingginya angka myalgia di Posyandu Lansia wilayah kerja Puskesmas Gombong I dan kurangnya
pengetahuan masyarakat dalam penanganan myalgia yang tepat

Intervensi dilakukan edukasi pada masyarakat mengenai penanganan myalgia yang tepat dan
menyeluruh yaitu dengan mengetahui jenis nyeri otot yang terjadi, faktor penyebab nyeri otot,
kemudian pemberian terapi yang tepat.

Pelaksanaan dilakukan pada hari Kamis, tanggal 9 September 2020 di Posyandu Lansia Banjarsari

Monitoring dan evaluasi dilakukan dengan diskusi tanya jawab mengenai penanganan yang tepat pada
myalgia

Penyuluhan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)


Perilaku Hidup Bersih dan Sehat adalah sekumpulan perilaku yangdipraktikkan atas dasar kesadaran
sebagai hasil pembelajaran yangmenjadikan individu/kelompok dapat menolong dirinya sendiri dalam
bidang kesehatan dan berperan aktif dalam mewujudkan derajat kesehatan masyarakat. PHBS di rumah
tangg adalah upaya untuk memberdayakan anggota keluarga, dan masyarakat lingkungan rumah agar
tahu, mau dan mampumempraktikan PHBS, dan berperan aktif dalam mewujudkan PHBS di rumah
tangga. Menurut Depkes RI (2010), Tujuan dari PHBS adalah untuk meningkatkan pengetahuan,
kesadaran, kemauan, dan kemampuan masyarakatuntuk hidup bersih dan sehat, serta meningkatkan
peran serta aktif masyarakat termasuk dunia usaha dalam upaya mewujudkan derajat kesehatan
yangoptimal. Munculnya sebagai penyakit yang sering menyerang, ternyata umumnya berkaitan dengan
PHBS. Oleh karena itu, penanaman nilai-nilai PHBS di rumah merupakan kebutuhan mutlak dan dapat
dilakukan melalui pedekatan Posyandu.

Banyak penyakit dapat dihindari dengan PHBS, mulai dari Diare, DBD, flu burung,atau pun flu babi yang
akhir-akhir ini marak. Salah satu faktor yangmendukung PHBS adalah kesehatan lingkungan

Rumah tangga sebagai salah satu sasaran PHBS di tatanan institusi pendidikan perlu mendapatkan
perhatian mengingat di rumah tempat terbentuknya kebiasaan hidup bersih dan sehat. Jika penerapan
hidup bersih dan sehat tidak dibiasakan sejak di rumah anggota keluarga mudah terserang berbagai
penyakit, misalnya diare, kecacingan dan anemia.

Berdasarkan data WHO (2007) menyebut bahwa setiap tahun 100.000anak Indonesia meninggal akibat
diare, angka kejadian kecacingan mencapaiangka 40-60%, anemia pada anak sekolah 23,2% dan masalah
karies dan periodontal 74,4%.Tingginya angka kejadian penyakit sangat ditentukan oleh
peranmasyarakat dalam menjaga kebersihan diri dan lingkungannya.

Masih rendahnya kesadaran sebagian masyarakat untuk menerapkan PHBS dalam lingkungan rumah
tangga merupakan masalah yang harus diselesaikan. Oleh karena itu, peran serta pihak puskesmas dan
pemerintah setempat juga sangat dibutuhkan untuk menggalakkan PHBS dalam lingkungan rumah
tangga.

Berdasarkan permasalahan yang telah disebutkan di atas, maka kami bermaksud mengadakan
penyuluhan kesehatan dengan materi “Perilaku Hidup Bersih dan Sehat”. Adapun materi yang
disampaikan pada penyuluhan ini diantaranya pengertian PHBS, tujuan dan manfaat menerapkan PHBS
di Posyandu Lansia.
Penyuluhan kesehatan mengenai Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di Rumah Tangga ini dilaksanakan
pada hari Senin, tanggal 28 Agustus 2020, bertempat di Posyandu Lansia desa Patemon. Penyuluhan ini
diikuti oleh lansia dan kader posyandu. Total peserta penyuluhan berjumlah 20 orang.

Selama penyuluhan, pemateri menyampaikan informasi mengenai pengertian PHBS, tujuan dan manfaat
menerapkan PHBS dalam rumah tangga, jenis-jenis PHBS dalam lingkungan rumah tangga, serta masalah
yang akan timbul jika tidak menerapkan PHBS dalam rumah tangga.

Dilanjutkan dengan sesi tanya jawab pemateri dengan peserta penyuluhan. Peserta yang mengikuti
penyuluhan ini terlihat antusias selama penyuluhan dan sesi diskusi dilakukan, dengan demikian
diharapkan melalui penyuluhanini dapat menerapkan PHBS di rumah serta memahami jenis-jenis
penyakit yang dapat timbul akibat tidak berperilaku bersih dan sehat.

Penyuluhan tentang PHBS pada Posyandu Lansia desa Patemon sangat penting diadakan guna
meningkatkan kesadaran anak untuk hidup bersihdan sehat serta menurunkan angka kesakitan di
lingkungan rumah dan masyarakat.

Pencegahan Penularan COVID-19

Penambahan dan penyebaran kasus COVID-19 secara global berlangsung cukup cepat. Pada tanggal 28
Maret 2020 WHO risk assessment memasukkannya dalam kategori Very High dimana pada saat itu telah
dilaporkan total temuan kasus infeksi sebesar 571.678 kasus dengan total 26.494 kematian. Kasus
konfirmasi COVID-19 di Indonesia pertama kali ditemukan pada 2 Maret 2020, kasus ini terus bertambah
hingga pada hari ke 62, yaitu tanggal 22 Maret 2020 mencapai 514. Dari jumlah itu, 48 pasien Covid-19
telah meninggal dunia (KEMENKES, 2020). Puskesmas merupakan garda terdepan dalam memutus mata
rantai penularan COVID-19 karena berada di setiap kecamatan dan memiliki konsep wilayah. Dalam
kondisi pandemi COVID-19 ini, Puskesmas perlu melakukan berbagai upaya dalam penanganan
pencegahan dan pembatasan penularan infeksi. (KEMENKES, 2020)

Adanya wabah corona membuat kegiatan penyuluhan dan mengumpulkan masyarakat menjadi tidak
mungkin. Jumlah kasus Covid-19 di Jawa Tengah sendiri sampai saat ini masih mengalami peningkatan,
per tanggal 23 Agustus 2020 13.292 orang positif, 3.063 (23,04 %) dirawat, 9.011 (67,79 %) orang
sembuh, dan 1.218 (9,16 %) orang meninggal karena Covid-19. Di Gombong 23 Agustus 2020 tercatat
ada 21 orang dalam Pemantauan (ODP) (Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen).
Telah dilakukan edukasi penyuluhan bertema upaya promosi kesehatan dan pemberdayaan masyarakat
melawan corona di Germas Kedungpuji.

Kegiatan dilaksanakan pukul 08:30-11.00 WIB di Posyandu Lansia desa Kedungpuji. Petugas memberikan
materi mengenai Covid-19, upaya pencegahan dan pemberdayaan masyarakat untuk senantiasa ikut
berpartisipasi dalam menjaga kebersihan sendiri dan lingkungan (PHBS). Petugas juga memberikan
himbauan untuk masyarakat yang masih berkumpul untuk tetap berada di rumah dan memakai masker
apabila hendak keluar.

Memantau masyarakat Kedungpuji sudah melakukan cuci tangan, melakukan etika batuk, PHBS,
menjaga jarak, menghindari kerumunan dan menggunkan masker secara benar.

Etika Batuk

Penyakit infeksi masih merupakan salah satu masalah kesehatan di dunia, termasuk di negara-negara
berkembang seperti Indonesia. Kondisi lingkungan dan budaya yang ada di negara ini sangat
mempengaruhi tingginya kejadian infeksi. Dalam kehidupan sehari-hari tanpa sadar reflek batuk sering
terjadi, hal ini sangatlah normal.

Batuk sendiri merupakan salah satu gejala atau tanda yang sering dialami setiap orang. Baik karena
adanya iritan seperti asap, debu, maupun benda asing di saluran napas, atau gejala dari suatu penyakit
seperti influenza, bronkitis, TBC dan beberapa penyakit lain.

Menariknya dari sisi kesehatan, batuk memiliki etiket tanpa memandang apakah batuk tersebut
disebabkan oleh gejala dari suatu penyakit menular atau hanya merupakan refleks pertahanan tubuh
akibat adanya benda asing atau iritan.

Etika batuk hanya memiliki satu tujuan, yaitu untuk mengendalikan penyebaran infeksi yang terjadi saat
batuk. Tidak hanya di fasilitas kesehatan, tetapi juga dikantor, sekolah, pusat keramaian maupun rumah.

Rendahnya tingkat pengetahuan dan kesadaran masyarakat akan bahaya penyakit yang dapat ditularkan
melalui batuk
Penyuluhan menegenai etika batuk

Penyampaian materi etika batuk :

• Saat ingin batuk, segeralah ambil tisu untuk menutupi tidak hanya mulut tetapi juga hidung

• Langsung buang tisu setelah digunakan ke dalam tempat sampah

• Jika tidak membawa tisu, batuklah pada bagian lengan atas

• Cucilah tangan dengan sabun dan air mengalir

• Jika sabun dan air tidak tersedia, dapat menggunakan hand sanitizer berbahan dasar alkohol
dengan konsentrasi alkohol setidaknya 60%

Di akhir sesi, peserta diminta Bersama-sama mempraktikan etika batuk tersebut hingga tepat.

Di awal sesi, dari 14 peserta, yang mengetahui etika batuk hanya 2 orang namun tidak menerapkannya.

Di akhir sesi, semua peserta sudah mengetahui dan mampu menerapkan etika batuk dengan tepat.

Cara Mencuci Tangan yang Baik dan Benar

Kebersihan diri adalah upaya individu dalam memelihara kebersihan diri yang meliputi kebersihan
rambut, gigi dan mulut, mata, telinga, kuku, kulit, dan kebersihan dalam berpakaian dalam
meningkatkan kesehatan yang optimal (Effendy, 1997).

Pemeliharaan kebersihan diri sangat menentukan status kesehatan, dimana individu secara sadar dan
atas inisiatif pribadi menjaga kesehatan dan mencegah terjadinya penyakit. Upaya ini lebih
menguntungkan bagi individu karena lebih hemat biaya, tenaga dan waktu dalam mewujudkan
kesejahteraan dan kesehatan.
Upaya pemeliharaan kebersihan diri mencakup tentang kebersihan rambut, mata, telinga, gigi, mulut,
kulit, kuku, serta kebersihan dalam berpakaian. Dalam upaya pemeliharaan kebersihan diri ini,
pengetahuan akan pentingnya kebersihan diri tersebut sangat diperlukan. Karena pengetahuan atau
kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang
(Notoatmodjo,1997).

Menurut DEPKES 2007, mencuci tangan adalah proses yang secara mekanis melepaskan kotoran dan
debris dari kulit tangan dengan menggunakan sabun biasa dan air.

Mencuci tangan adalah menggosok air dengan sabun secara bersama-sama seluruh kulit permukaan
tangan dengan kuat dan ringkas kemudian dibilas dibawah aliran air (Larsan, 1995).

Seperti halnya perilaku buang air besar sembarangan, perilaku cuci tangan, terlebih cuci tangan pakai
sabun merupakan masih merupakan sasaran penting dalam promosi kesehatan, khususnya terkait
perilaku hidup bersih dan sehat.

Ditemukan banyak warga di desa Panjangsari yang kurang mengetahui pentingnya pengetahuan
terhadap cara mencuci tangan yang baik dalam prilaku hidup bersih dan sehat.

Melakukan intervensi secara aktif.

• Penemuan penderita secara aktif

Melakukan penyuluhan di desa Panjangsari tentang cara mencuci tangan yang baik dengan memberikan
contoh prilaku secara langsung.

Telah dilakukan penyuluhan di salah satu rumah warga (kader posyandu) di desa Panjangsari tanggal 01
Agustus 2020. Dalam pertemuan, peserta diberikan penjelasan mengenai hal-hal yang termasuk dalam
perilaku hidup bersih dan sehat. Kemudian dijelaskan setiap poinnya, terutama cara mencuci tangan
yang baik dan benar, disertai dengan pemberian contoh cara mencuci tangan yang baik dan meminta
semua warga yang ikut dalam penyuluhan untuk mengikuti gerakan yang telah dicontohkan. Penyuluhan
ini dilakukan di salah satu rumah warga sebagai tempat posyandu balita Desa Panjangsari mulai pukul
09.00-11.00, dihadiri oleh sekitar 20 orang yang terdiri dari peserta-peserta dan kader posyandu.
Dalam pertemuan ini, juga dilakukan diskusi dan tanya jawab. Dari penyampaian materi, ternyata
banyak pertanyaan yang mengemuka.

Kesimpulan yang bisa didapatkan dari penyuluhan ini adalah tingkat pengetahuan para peserta
posyandu terhadap pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari sudah
cukup baik.

Secara keseluruhan, penyuluhan berjalan lancar dan tanpa hambatan. Tidak ada gangguan teknis yang
terjadi selama penyuluhan berlangsung. Para peserta posyandu juga merespon dengan baik, ditandai
dengan tingginya angka pertanyaan dan respon dalam mengikuti gerakan cara mencuci tangan yang
baik.

Anda mungkin juga menyukai