Anda di halaman 1dari 13

F.1.

Upaya Kesehatan Masyarakat


Upaya Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
Puskesmas Koni, Kota Jambi
Agustus 2020 - Oktober 2020

Sosialisasi Covid-19 pada Masyarakat di wilayah RT 08 Kelurahan Beringin


dr. Isti Puji Lestari
Latar Belakang Hal terpenting dalam kehidupan manusia adalah kesehatan. Namun
yang terjadi di Indonesia saat ini adalah maraknya penyakit Covid-19
yang disebabkan oleh virus corona yang mampu mengakibatkan
kematian. Virus ini terdeteksi muncul pertama kali di Wuhan China
pada bulan Desember 2019. Virus corona merupakan virus yang
menyerang saluran pernafasan dan menyebabkan demam tinggi, batuk,
flu, sesak nafas serta nyeri tenggorokan. Penyebaran virus ini sangatlah
cepat hingga memakan banyak nyawa di berbagai negara.
Adanya salah satu warga di RT 08 Kelurahan Beringin yang
terkonfirmasi positif covid-19 menimbulkan keresahan warga sekitar
tempat tinggal warga positif tersebut. Tn.R yang terkonfirmasi positif
covid-19 ini diisolasi di rumahnya yang berada di RT 08 kelurahan
beringin karena saat ini tidak menunjukkan gejala berat yang
membutuhkan sarana fasilitas perawatan di Rumah Sakit. Warga sedikit
resah karena keluarga yang tinggal 1 rumah dengan pasien masih
melakukan kegiatan diluar rumah seperti membeli makanan di sekitar
rumahnya.
Sosialisasi mengenai cara penularan maupun cara pencegahan
covid-19 perlu dilakukan untuk menekan kepanikan serta meningkatkan
kewaspadaan masyarakat terhadap virus yang menyerang saluran
pernafasan manusia tersebut. Dengan harapan masyarakat tidak perlu
khawatir berlebihan terhadap penyebaran corona virus (COVID-19).
Ketakutan yang berlebihan justru akan membuat daya tahan tubuh
semakin memburuk.
Permasalahan Masih terdapat banyak warga yang belum mengerti cara penularan
covid-19 dan cara pencegahan covid-19 sehingga muncul keresahan dan
diskriminasi terhadap keluarga pasien positif covid-19. Oleh karena itu,
Puskesmas Koni melakukan penyuluhan tentang pencegahan dan
penularan covid-19 kepada warga agar tidak resah dan menimbulkan
diskriminasi terhadap pasien dan keluarganya.
Perencanaan dan Telah dilakukan kegiatan penyuluhan covid-19 pada:
Pemilihan Hari/tanggal : Senin, 12 Oktober 2020
Tempat : RT 08 Kelurahan Beringin Kota Jambi
Intervensi
Pelaksana : dr.Isti Puji Lestari
dr. Andre Dwita Putra
Ns.Fitriyani
Pelaksanaan Kegiatan berjalan dengan lancar dan warga antusias mendengarkan
pemaparan petugas. Angka partisipasi pada kegiatan ini cukup banyak.
Monitoring dan Tidak ada kendala di dalam menjalankan kegiatan dan diharapkan
Evaluasi informasi dari kegiatan sosialisasi dapat diinformasikan pada
keluarga/warga sekitar yang tidak mengikuti acara sosialisasi.
Dokumentasi

Komentar / saran pendamping :

Jambi, 12 Oktober 2020


Peserta Pendamping

dr. Isti Puji Lestari dr. Eka Mayanti

F.2. Upaya Kesehatan Masyarakat


Upaya Kesehatan Lingkungan
Puskesmas Koni, Kota Jambi
Agustus 2020 - Oktober 2020
Sosialisasi Upaya Peningkatan Angka Bebas Jentik untuk Pencegahan DBD
dr. Isti Puji Lestari
Latar Belakang Juru Pemantau Jentik (jumantik) merupakan warga masyarakat
setempat yang dilatih untuk memeriksa keberadaan jentik di tempat-
tempat penampungan air. Jumantik merupakan salah satu bentuk
gerakan atau partisipasi aktif dari masyarakat dalam menanggulangi
penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang sampai saat ini
masih belum dapat diberantas tuntas. Dengan adanya jumantik yang
aktif diharapkan dapat menurunkan angka kasus DBD melalui
kegiatan pemeriksaan jentik yang berulang-ulang, pelaksanaan
Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN), serta penyuluhan kepada
masyarakat. Dengan adanya pemberdayaan masyarakat melalui
jumantik, diharapkan masyarakat dapat secara bersama-sama
mencegah dan menanggulangi penyakit DBD secara mandiri yakni
dari, oleh, dan untuk masyarakat
Jumlah penderita penyakit DBD dari tahun ke tahun cenderung
meningkat dan penyebarannya semakin luas. Berdasarkan data
Pengendalian Penyakit Bersumber Binatang (P2B2), jumlah kasus
DBD di Indonesia tahun 2010 ada 150.000 kasus. Pada tahun 2010
jumlah kematian akibat DBD di Indonesia sekitar 1.317 orang.
Indonesia menduduki urutan tertinggi kasus DBD di Association of
South East Asian Nations (ASEAN). Potensi penyebaran DBD di
antara negara- 2 negara anggota ASEAN cukup tinggi karena banyak
wisatawan keluar masuk dari satu negara ke negara lain.
Permasalahan Masih banyak orang masih belum memahami bahwa hal
terpenting dalam pencegahan demam berdarah adalah
memperhatikan kesehatan lingkungan sekitar yang ada, misalnya
dengan mengendalikan pertumbuhan jentik sampai ke nilai nol.
Perencanaan dan Cara yang paling mudah untuk mensosialisakan gerakan bebas jentik
Pemilihan adalah evalusi seecara langsung dari rumah ke rumah dan
Intervensi mengajarkan masyarakat cara untuk menghitung jentik.
Pelaksanaan Diadakannya edukasi tentang cara menghitung jentik dan cara
menajaga kesehatan lingkungan yang benar dengan kunjungan rumah
secara langsung agar terhindar dari jentik dan mencegah timbulnya
penyakit demam berdarah.
Monitoring dan Setelah dilakukan pelatihan maka warga masyarakat diberikan stiker
Evaluasi untuk mengontrol jumlah jentik yang ada di rumah dan dilakukan
evaluasi tiap bulan secara berkala oleh kader jumantik yang sudah
dilatih oleh petugas puskesmas guna menanggulangi dan mencegah
terjadinya penyakit demam berdarah dan meningkatkan adanya
kesadaran terhadap kesehatan lingkungan sekitar.
Dokumentasi

Komentar / saran pendamping :

Jambi, 2020
Peserta Pendamping

dr. Isti Puji Lestari dr. Eka Mayanti

F.3. Upaya Kesehatan Masyarakat


Upaya Kesehatan Ibu Dan Anak Serta Keluarga Berencana
Puskesmas Koni, Kota Jambi
Agustus 2020 - Oktober 2020

Pemberian dan Penyuluhan Imunisasi Balita


dr. Isti Puji Lestari
Latar Belakang Anak mendapat zat kekebalan dari ibunya baik yang dibawa
sejak didalam kandungan ataupun dari air susu ibu (ASI) tetapi tidak
mencukupi untuk melindungi anak dari berbagai penyakit infeksi
dan menular. Oleh karena itu anak membutuhkan zat kekebalan
buatan agar anak terlindungi dari berbagai penyakit tersebut. Dan
imunisasi adalah suatu upaya pencegahan untuk melindungi
seseorang terhadap penyakit menular tertentu agar kebal dan
terhindar dari penyakit infeksi tertentu sehingga walaupun nantinya
orang tersebut mendapat infeksi tidak akan meninggal atau
menderita cacat. Anak yang diimunisasi akan terhindar dari
ancaman penyakit yang ganas dan menular tanpa bantuan
pengobatan.
Imunisasi merupakan salah satu program pemerintah untuk
mencapai Indonesia Sehat 2010. Oleh karena itu, sekurang-
kurangnya 70% dari penduduk suatu daerah harus mendapat
imunisasi dasar yang meliputi: BCG, Polio, Hepatitis B, Campak
dan DPT. Namun di Indonesia masih banyak ditemukan kasus
penyakit yang seharusnya dapat dicegah dengan imunisasi.
Oleh karena itu, perlu dilakukan penyuluhan kesehatan tentang
imunisasi untuk meningkatkan pemahaman keluarga tentang
pentingnya imuisasi dasar pada balita agar keluarga mau
mengimunisasikan anaknya.
Permasalahan Warga masyarakat khususnya para ibu-ibu yang masih
mempunyai balita ternyata masih banyak diantara mereka yang
kurang memahami arti pentingnya imunisasi bagi anak mereka.
Selain ketidaktahuan keluarga tentang pentingnya imunisasi untuk
melindungi anak-anaknya dari penyakit infeksi dan menular, banyak
juga diantara mereka yang lebih mementingkan pekerjaan misalnya
bekerja daripada mengantarkan anak-anak mereka ke posyandu atau
tempat pelayanan kesehatan untuk mendapatkan imunisasi. Hal ini
dimungkinkan juga karena pendapatan rata-rata masyarakat yang
masih tergolong rendah.
Selain itu, keadaan pandemic juga berdampak pada pemberian
imunisasi balita. Banyak orang tua yang takut untuk datang ke
faskes.
Perencanaan dan Orang tua dapat datang ke puskesmas untuk mendapatkan
Pemilihan imunisasi anaknya. Imunisasi dilakukan di ruang yang berbeda dan
Intervensi jauh dari pelayanan kesehatan umum. Waktu pelaksanaan juga
dilakukan lebih siang untuk menghindari banyak kontak dengan
pasien dewasa.
Pelaksanaan Dilakukan pelaksanaan imunisasi 3 hari seminggu di hari selasa,
rabu, dan kamis. Jam pelayanan imunisasi dilakukan dari pukul 11.00
WIB sd 13.00 WIB
Monitoring dan Dilakukan pendataan untuk menilai jumlah kunjungan dan
Evaluasi cakupan imunisasi di wilayah kerja puskesmas.
Komentar / saran pendamping :

Jambi, 2020
Peserta Pendamping

dr. Isti Puji Lestari dr. Eka Mayanti

F.4. Upaya Kesehatan Masyarakat


Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
Puskesmas Koni, Kota Jambi
Agustus 2020 - Oktober 2020

Program Gizi Balita diBawah Garis Merah (BGM)


dr. Isti Puji Lestari
Latar Belakang Di Indonesia, prevalensi balita gizi buruk adalah 4.9% dan gizi
kurng sebesar 13% atau secara nasional prevalensi balita gizi buruk
dan gizi kurang adalah sebesar 17.9%, keduanya menunjukkan
bahwa baik target Rencana Pembangunan Jangka Menengah untuk
pencapaian program perbaikan gizi 20%, maupun target Millenium
Development Goals pada 2015 18,5% telah tercapai. Namun masih
terjadi disparitas antar provinsi yang perlu mendapat penanganan
masalah yang sifatnya spesifik di wilayah rawan.
Permasalahan Pada masa balita, nutrisi memegang peranan penting dalam
perkembangan seseorang anak. Masa balita juga disebut masa
transisi, terutama di usia 1-2 tahun, dimana seorang anak akan mulai
makan makanan padat dan menerima rasa serta tekstur makanan
yang baru. Selain itu usia balita adalah usia kritis dimana seorang
anak akan bertumbuh dengan pesat baik secara fisik maupun mental.
Di masa balita, seorang anak membutuhkan nutrisi dari berbagai
sumber dan makanan. Kebutuhan balita akan makanan dan nutrisi
tergantung dari usia, besar tubuh dan tingkat aktivitas balita itu
sendiri. Seorang balita biasanya memmbutuhkan sekitar 1000-1400
kalori per hari. Nutrisi yang tepat dan lengkap akan memberikan
dampak yang positif bagi tumbuh kembang otak dan juga fisik.
Balita yang kurang terpenuhi kebutuhan nutrisinya dapat
mengakibatkan dampak negative bagi balita itu sendiri seperti
kejadian gizi kurang dan gizi buruk.
Perencanaan dan Intervensi yang dipilih yaitu dengan mengadakan program Gizi
Pemilihan Balita Bawah Garis Merah. Adapun deskri[si kegiatan:
Intervensi Sasaran: Balita bawah garis merah
Kegiatan: skrining pertumbuhan (ukur tinggi badan, timbang berat
badan), pemeriksaan kesehatan, penyuluhan gizi, dan pemberian
makanan tambahan.
Pelaksanaan Diadakan setiap kunjungan balita
Monitoring dan Monitoring dan evaluasi kegiatan dilihat dari Kartu Menuju Sehat
Evaluasi (KMS) Balita. Jika anak belum mengalami peningkatan dari bulan
sebelumnya, ibu terus dimotivasi dan diberikan penyuluhan
mengenai gizi balita, jenis dan cara pemberian makanan.
Komentar / saran pendamping :

Jambi, 2020
Peserta Pendamping

dr. Isti Puji Lestari dr. Eka Mayanti

F.5. Upaya Kesehatan Masyarakat


Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak Menular
Puskesmas Koni, Kota Jambi
Agustus 2020 - Oktober 2020

Edukasi DM dan Hipertensi


dr. Isti Puji Lestari
Latar Belakang Hipertensi dan DM adalah dua penyakit yang memiliki kaitan
sangat erat. Dua keadaan ini adalah masalah yang membutuhkan
pengelolaan yang tepat dan seksama. Hipertensi tidak hanya
menyebabkan serangan jantung, gagal jantung dan stroke, tetapi
dalam banyak kasus sering menimbulkan adanya penyakit DM baru.
Menurut survei yang dilakukan WHO, Indonesia menempati urutan
ke-4 dengan jumlah penderita DM terbesr di dunia setelah India,
Cina dan Amerika Serikat. Tingkat prevalensi mencapai 8,6% dari
total penduduk dan diperkirakan pada tahun 2025 terdapat 12,4 juta
pengidap diabetes.
Permasalahan Diabetes mellitus dan hipertensi adalah penyakit menahun yang
akan diderita seumur hidup sehingga yang berperan dalam
pengelolaannya tidak hanya dokter, perawat dan ahli gizi akan tetapi
lebih penting lagi keikuktsertaan pasien sendiri dan keluarganya.
Edukasi kepada pasien dan keluarganya akan sangat membantu
meningkatkan keikutsertaan dalam usaha memperbaiki hasil
pengelolaan DM dan Hipertensi.
Perencanaan dan Intervensi dilakukan dengan melakukan edukasi kepada paisen
Pemilihan DM dan hipertensi di UPTD puskesmas koni
Intervensi Sasaran: Pasien DM dan hipertensi
Pelaksanaan Diadakannya edukasi kepada pasien DM dan hipertensi setiap kali
kunjungan
Monitoring dan Monitoring dilakukan tiap kali kunjungan melalui Rekam Medis
Evaluasi Pasien.
Komentar / saran pendamping :

Jambi, 2020
Peserta Pendamping

dr. Isti Puji Lestari dr. Eka Mayanti


F.6. Upaya Kesehatan Masyarakat
Upaya Pengobatan Dasar
Puskesmas Koni, Kota Jambi
Agustus 2020 - Oktober 2020

Scabies
dr. Isti Puji Lestari
Latar Belakang Scabies menurut WHO merupakan suatu penyakit signifikan bagi
kesehatan masyarakat karena merupakan kontributor substansial bagi
morbiditas dan mortalitas global. Prevalensi scabies di seluruh dunia
dilaporkan sekitar 300 juta kasus pertahunya,
Di Indonesia pada tahun 2011 didapatkan jumlah penderita
scabies sebesar 6.915.135 (2,9%)dari jumlah penduduk 238.452.952
jiwa. Jumlah ini mengalami peningkatan pada 2012 yang jumlah
penderita scabies diperkirakan sebesar 3,6 % dari jumlah penduduk
(Depkes RI,2012).
Penyakit scabies disebabkan oleh tungau Sarcoptes scabiei akan
berkembang pesat jika kondisi lingkungan buruk dan tidak didukung
dengan perilaku hidup bersih dan sehat oleh santri. Sarcoptes scabiei
menyebabkan rasa gatal pada bagian kulit seperti sela jari, siku,
selangkangan. Scabies banyak menyerang pada orang yang hidup
dengan kondisi personal hygiene di bawah standar atau buruk, sosial
ekonomi rendah, kepadatan penduduk, dan perkembangan
demografik serta ekologik.
Permasalahan Identitas: An.W usia 7 tahun
Anamnesis:
Dilakukan autoanamnesis tanggal 25 September 2020 di Poliklinik
Anak Puskesmas Koni Kota Jambi
-Keluhan utama; Gatal terutama malam hari sejak 1 minggu yll
-RPS:
Pasien datang ke poli puskesmas bersama orang tuanya dengan
keluhan gatal diseluruh tubuh sejak 1 minggu yll. Pasien datang
dengan keluhan gatal yang dirasakan terutama dimalam hari. Pasien
mengatakan keluhan membuatnya sulit tidur dan sering menggaruk
badannya. Pasien mengatakan belum pernah mengalami keluhan
serupa sebelumnya. Pasien belum ada berobat sebelumnya. Keluhan
lain disangkal. Pasien tinggal bersama orang tua dan kakaknya.
Pasien mengatakan keluhan juga diraskaan oleh ayah dan kakaknya.
Pasein berobat bersama ayahnya dengan keluhan serupa, kakak
pasien dikatakan sudah sembuh dan tidak lagi mengalami keluhan
gatal. Tidak ada keluhan lain.

RPD: (-)

RPK: ayah pasien dengan keluhan serupa

RSO: pasien tidur 1 kasur dengan orang tuanya, pemakaian alat


pribadi seperti handuk bersama (+)

PF:
Tampak sakit ringan. Compos Mentis
Nadi: 80x/i
RR 18x/i
T 36,4C

Stts dermatologis: multiple papul di sela-sela jari tangan, secondary


infection tampak lesi ditutupi krusta dan pus di regio antecubiti
sinistra kuran 3x2cm

PP: tidak dilakukan

Perencanaan dan Diagnosis:


Pemilihan Scabies + Infeksi sekunder
Intervensi Terapi:
Non.Farmakologi:
Penjelasan mengenai penyakit yang menular
Tidak menggunakan barang pribadi bersama
Semua yang bergejala berobat serentak
Cuci dan jemur di tempat panas/setrika pakaian pasien
Gunakan obat sesuai dosis dan cara pemakaian

Farmakologi:
permethrine 5% cream 1xseminggu
ctm tab 4mg 1x3
oxytetracycline zalf
amoxicillin tab 3x1/2 tab

Pelaksanaan Setelah dilakukan anamnesis dan pemeriksaan fisik, tegaklah


diagnosis scabies pada pasien ini. Diberikan terapi sesuai pedoman
scabies pada pasien ini. Anggota keluarga yang bergejala juga
dilakukan pengobatan.
Monitoring dan Edukasi kepada pasien apabila keluhan tidak membaik dalam 2
Evaluasi minggu pemakaian obat segera control ulang ke puskesmas untuk
mengevaluasi pengobatan.
Komentar / saran pendamping :

Jambi, 2020
Peserta Pendamping
dr. Isti Puji Lestari dr. Eka Mayanti

Anda mungkin juga menyukai