Disusun oleh :
Risa Nur Hijriyana, dr.
Pendamping:
Ferry Nurhayati, dr., MMRS
Heriyanto, dr.
Permasalahan
Dispepsia menjadi keluhan klinis yang paling sering dijumpai dalam praktik klinik sehari-
hari. Penelitian terhadap dispepsia fungsional di beberapa negara di Asia juga
menunjukkan prevalensi yang cukup tinggi, yaitu di Cina sebanyak 69% dari 782 pasien
dispepsia, di Hongkong 43% dari 1.353 pasien, di Korea 70% dari 476 pasien, dan
Malaysia 62% dari 210 pasien.
Dispepsia berada pada urutan ke-10 dengan proporsi sebanyak 1,5% dalam katagori 10
jenis penyakit terbesar untuk pasien rawat jalan di semua rumah sakit di Indonesia. Dari 50
daftar penyakit, dispepsia berada pada urutan ke-15 katagori pasien rawat inap terbanyak di
Indonesia pada tahun 2004 dengan proporsi 1,3% serta menempati posisi ke-35 dari 50
daftar penyakit yang mengakibatkan kematian dengan PMR 0,6%
Perencanaan dan Intervensi
Mengajak masyarakat untuk melalukan pola makan dan gaya hidup sehat
1. Makan sedikit demi sedikit dan kunyah makanan Anda secara perlahan dan menyeluruh.
2.. Menghindari makanan berlemak dan pedas; makanan olahan; minuman berkarbonasi/soda;
kafein misalnya kopi, teh dan minuman berenergi; konsumsi alkohol dan merokok, karena
dapat memicu produksi asam lambung berlebih.
3. Mempertahankan berat badan yang sehat. Berolahraga secara teratur.
4. Mengelola stres.
5. Menghindari kebiasaan segera berbaring setelah makan. Tunggu setidaknya 2-3 jam setelah
makan.
Pelaksanaan
Kegiatan di lakukan di puskesmas Ciparay pada tgl 16 Januari 2022
- metode: edukasi dan tanya jawab kepada pasien
- Melakukan Pemeriksaan dan memberikan pengobatan dasar untuk masyarakat yg dyspepsia
Evaluasi dan monitoring
Kontrol ulang ada perubahan/.tidak setelah diberi edukasi dan pengobatan dasar.