Anda di halaman 1dari 8

Pentingnya Pelayanan Kesehatan untuk Menuju Masyarakat yang Sehat

Rizqi Putra Pratama


Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara no.6 Jakarta 11510.
Telepon : 021-5694 2061; Fax : 021-563 1731.
Email: Rizqiputrapratama26@gmail.com

Abstrak
Status gizi anak di berbagai daerah di Indonesia masih menjadi masalah besar. Ada
tidaknya masalah gizi anak disuatu daerah tidak jauh dari kontribusi peranan kader
Posyandu maupun Orangtua dari anak tersebut. Kader bekerja secara sukarela,
ditunjuk dan diangkat berdasarkan kepercayaan dan persetujuan masyarakat setempat.
Mereka diharapkan dapat memberdayakan masyarakat agar mampu memecahkan
masalah dan kebutuhan gizi dan kesehatan mereka sendiri khususnya kesehatan dan
gizi anggota keluarga mereka yang masih balita. Selain itu peran orangtua sangat
berpengaruh terhadap masalah gizi pada anak yaiu tidak diberikannya ASI ekslusif,
pemberian makanan pendamping ASI yang terlalu dini, rendahnya kuantitas serta
kualitas asupan makanan menjadi salah satu pemicu gagal tumbuh kembangnya
balita. Maka dari itu, program penyuluhan dari posyandu berupa promotif, preventif
dan kuratif sebagai pengeatahuan kesehatan dasar yang harus ditingkatkan lagi.

Kata kunci: Posyandu, orangtua, status gizi, balita,

Abstract
The nutritional status of children in various regions in Indonesia remains a major
problem. Whether there is a problem child nutrition in an area not far from the
contributing role of health cadres and parents of the child. Kader volunteer,
appointed and removed by the trust and approval of local communities. They are
expected to empower people to be able to solve the problems and needs of their own
nutrition and health, especially the health and nutrition of their family members who
are still toddlers. Besides the role of parental influence on child nutrition issues yaiu

1
not given exclusive breastfeeding, complementary feeding too early, the low quantity
and quality of food intake is one of the triggers fails growth of infants. Therefore, the
extension program of Posyandu be promotive, preventive and curative health as
pengeetahuan base should be increased again.

Keywords: IHC, parenting, nutritional status, child

Pendahuluan
Tujuan pembangunan kesehatan adalah agar tercapainya hidup sehat bagi
setiap penduduk ataupun individu supaya dapat meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. Posyandu merupakan salah satu bentuk kesehatan
bersumber daya manusia yang berguna untuk memberdayakan masyarakat dalam
memperoleh pelayanan kesehatan dasar. Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat
dimana masyarakat dapat sekaligus memperoleh pelayanan KB dan kesehatan.
Posyandu bertujuan untuk mempercepat penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB). Posyandu juga merupakan jenis upaya kesehatan
berbasis masyarakat (UKBM). Posyandu meliputi lima program prioritas antara lain
KB, KIA, gizi, imunisasi, dan penanggulangan diare.1 Posyandu sangat berperan
dalam mendukung pencapaian pembangunan kesehatan, akan tetapi saat ini
keberadaannya posyandu agak menurun, oleh karena itu perlu upaya yang lebih dari
pemerintah agar posyandu dapat kembali di sukai masyarakat. karena posyandu
mempunyai peranan penting, dalam pembangunan dibidang kesehatan.

Pembahasan
Posyandu adalah sistem pelayanan yang dipadukan antara satu program
dengan program lainnya yang merupakan forum komunikasi pelayanan terpadu dan
dinamis seperti halnya program KB dengan kesehatan atau berbagai program lainnya
yang berkaitan dengan kegiatan masyarakat.2 Posyandu merupakan salah satu bentuk
upaya kesehatan yang menjadi sumber daya masyarakat yang dikelola dan
diselenggarakan dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan yang berguna untuk memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh pelayanan kesehatan

2
dasar, yang menjadi utama pada khususnya untuk mempercepat penurunan angka
kematian ibu dan bayi.
Salain itu posyandu juga dilayani oleh minimal 5 kader. Kader itu terdiri dari
orang sukarelawan yang ingin berpartisipasi dalam kegiatan imunisasi. Ada lima
kegiatan pokok di Posyandu yaitu, keluarga berencana, kesehatan ibu dan anak,
pemantaun gizi pada anak, imunisasi dan penanggulangan diare. Posyandu bertujuan
untuk mempercepat penurunan angka kematian pada bayi, anak balita dan angka
kelahiran di Indonesia. Selanjutnya untuk mempercepat terbentuknya Norma
Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera (NKKBS) dan agar masyarakat dapat
mengembangkan kegiatan kesehatan dan kegiatan-kegiatan lain yang menunjang
sesuai dengan kebutuhan dan kemampuannya. Serta meningkatkan peran masyarakat
dalam penyelenggaraan uapaya kesehatan dasar.3

Program posyandu
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) dalam pelaksanaannya meliputi 5 program
prioritas (KB, KIA, Gizi, Imunisasi, dan Penaggulangan Diare), sehingga mempunyai
daya ungkit besar terhadap penurunan angka kematian bayi (AKB).4 Selain itu
program dari posyandu yaitu dengan cara pembuatan Kartu Menuju Sehat (KMS).
KMS adalah kartu yang memuat data pertumbuhan anak yang dicatat setiap bulan dari
sejak lahir sampai berusia lima tahun dan terdiri dari berat badan dan tinggi badan.
Tujuan dari KMS ini yaitu sebagai alat bantu bagi orang tua untuk memantau tingkat
pertumbuhan dan perkembangan anak.5
Ada juga upaya upaya dari pihak posyandu untuk melakukan health promotion
atau yang biasa disebut promosi kesehatan. Promosi kesehatan adalah upaya untuk
memelihara dan meningkatkan kemampuan kesehatan masyarakat melalui
pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat supaya mereka dapat
menolong dirinya sendiri dan mampu berperan secara aktif dalam masyarakat sesuai
sosial budaya setempat yang didukung oleh kebijakan publik yang berwawasan. ada 3
upaya untuk pencegahan masalah kesehatan pada masyarakat yaitu promotif,
preventif, dan kuratif.6
Promotif (health promotion) adalah usaha untuk mempromosikan kesehatan
kepada masyarakat.4 Upaya promotif juga dilakukan untuk meningkatkan kesehatan
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Setiap individu mempunyai hak untuk
menentukan nasibnya sendiri, mendapatkan informasi yang cukup dan untuk berperan
3
di segala aspek kesehatannya. Antara lain upaya-upaya promotif untuk meningkatkan
kesehatan yaitu dengan cara mengajarkan membuang sampah dengan benar,
mengadakan pendidikan kesehatan kepada masyarakat sesuai kebutuhan, penyediaan
makanan sehat cukup kualitas maupun kuantitasnya.4,6
Preventif (upaya pencegahan) adalah sebuah usaha yang dilakukan individu
dalam mencegah terjadinya sesuatu yang tidak diinginkan. Dalam pengertian yang
sangat luas, preventif diartikan sebagai upaya secara sengaja dilakukan untuk
mencegah terjadinya gangguan, kerusakan, atau kerugian bagi seseorang atau
masyarakat.4 Upaya-upaya dalam preventif bertujuan untuk mencegah terjadinya
penyakit dan gangguan kesehatan individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
Dapat dilakukan berbagai usaha-usaha antara lain pemeriksaan kesehatan secara
berkala (balita, bumil, remaja, usila,dll) melalui posyandu puskesmas maupun
kunjungan rumah, pemberian Vitamin A, pemberian Yodium, pemeriksaan kehamilan
serta menyusui dan Imunisasi terhadap bayi dan anak balita serta ibu hamil.7
Kuratif adalah usaha pengobatan yang bertujuan untuk merawat dan
mengobati anggota keluarga, kelompok maupun yang menderita penyakit atau
masalah kesehatan.4 Dalam melakukan usaha pengobatan ini ada berbagai upaya yang
bisa dilakukan dukungan penyembuhan, perawatan orang sakit sebagai tindak lanjut
perawatan dari puskesmas, Perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis dirumah,
Perawatan tali pusat bayi baru lahir, dan pemberian obat seperti Vitamin A, Fe,
oralit.7

Segitiga epidemiologi
Segitiga epidemiologi dikenal dengan istilah trias epidemiologi yang
merupakan konsep dasar ya n g menjelaskan gambaran tentang
h u b u n g a n a n t a r a t i g a f a k t o r u t a m a ya n g berperan dalam terjadinya
penyakit dan masalah kesehatan lainnya yaitu Host, Agen, dan Lingkungan.8
Faktor host/ penjamu (Tuan rumah) adalah manusia atau makhluk hidup
lainnya yang menjadi tempat terjadinya proses alamiah perkembangan penyakit.
Yang termasuk faktor host yaitu genetika, faktor keturunan yang dapat mempengaruhi
status kesehatan. Umur dan keadaan imunologis, karena kecenderungan penyakit
yang menyerang umur tertentu. Jenis kelamin, mempengaruhi status kesehatan
karena ada penyakit yang terjadi lebih banyak atau hanya ditemukan pada pria
atau wanita saja. Etnis atau ras atau warna kulit, mempengaruhi status kesehatan
4
karena terdapat perbedaan antara etnis atau ras tertentu. K e a d a a n f i s i o l o g i s
tubuh, mempengaruhi status kesehatan m i s a l n ya kelelahan,
kehamilan, pubertas, keadaan gizi. Penyakit sebelumnya,
mempengaruhi status kesehatan karena ada penyakit yang jika sudah
pernah terkena maka ketika terjadinya serangan kedua menimbulkan
kondisi yang lebih parah atau ada juga jika penyakit sebelumnya telah
sembuh maka risikokambuh lebih kecil atau tidak terjadi.9

Agen atau faktor penyebab adalah suatu unsur, organisme hidup atau kuman
infeksi yang d a p a t menyebabkan terjadinya penyakit atau
m a s a l a h k e s e h a t a n l a i n n y a F a k t o r lingkungan.8 Agent atau faktor
penyebab terdiri dari biotis dan abiotis. Penyebab biotis, khususnya terjadi pada
penyakit-penyakit menular yang terdiri daril i m a g o l o n g a n , yaitu
Protozoa(plasmodium,amoeba), Metazoa(arthopoda,helmintes), Bakteri (salmonea,
meningitis), virus (dengue, polio), Jamur (candida,tinia algae). Sedangkan,
p e n ye b a b a b i o t i s , t e r d i r i d a r i N u t r i e n t a g e n t ( k e k u r a n g a n a t a u
kelebihan g i z i ) , Chemical agent(pestisida, logam berat, obat), P h ys i c a l
agent(suhu, kelembaban, panas ), Menhanical agent(pukulan,
kecelakaan, trauma). 1 0
Environment (lingkungan) adalah semua faktor diluar individu yang
dapat berupa lingkungan fisik, biologis, sosial dan ekonomi. 8 yang
menjadi faktor lingkungan yaitu Lingkungan fisik adalah lingkungan yang
berada disekitar manusia yang terdiri dari kodisi cuaca, musim dan udara.
Lingkungan biologis adalah lingkungan yang berada disekitar host dan berupa
makhluk hidup. Lingkungan sosial dan ekonomi adalah lingkungan yang terjadi
akibat hasil dari interaksi sesama host, kungkungan ini mempengaruhi kesehatan fisik
dan mental.8-10

Fenomena status gizi pada balita


Status gizi menjadi sangat penting mengingat masa pertumbuhan pada 2 tahun
pertama merupakan masa kritis bagi tumbuh kembang bagi seorang anak. Kurang gizi
pada anak merupakan masalah kesehatan masyarakat utama di negara berkembang
termasuk Indonesia. kekurangan gizi dalam jangka waktu yang panjang dikarenakan
tingginya angka kesakitan atau rendahnya asupan makanan. Permasalahan gizi pada
5
balita umumnya terbagi menjadi tiga yaitu, malnutrisi (malnutrition), kekurangan gizi
(undernutrition) dan kelebihan gizi(overnutrition).11
Malnutrisi (kekurangan gizi dan kelebihan gizi) adalah ketidakseimbangan
asupan gizi tingkat berat dimana balita yang dalam kesehariannya energi dan protein
tidak mampu tercukupi atau mengkonsumsi energi protein secara berlebihan.12
Kekurangan gizi (undernutrition) adalah suatu kondisi dimana kebutuhan energi dan
protein sehari hari pada balita tidak dapat tercukupi dan sudah berlangsung lama.
Hasil dari kekurangan gizi yaitu berdat badan yang turun. Kelebihan gizi
(overnutrition) adalah kondisi kebutuhan energi dan protein sehari hari pada balia
melebihi dari ukuran yang normal. Hasil dari kelebihan gizi yaitu berat badan yang
berlebih atau yang biasa disebut obesitas.11,12
Selain itu, status gizi juga dipengaruhi secara langsung oleh mutu dan jumlah
asupan gizi seorang balita. Seorang balita masih sangat bergantung pada
pengasuhnya, karena itu pengasuh harus mempunyai pengetahuan, informasi dan
keterampilan yang tepat tentang pemberian makanan sehingga mampu menggunakan
sumber daya yang tersedia disekitarnya. Pada kenyataannya kurang gizi menjadi 60%
penyebab langsung ataupun tidak langsung dari 10,9 juta kematian balita di seluruh
dunia. Dua per tiga kematian ini, seringkali merupakan akibat dari perilaku pemberian
makan yang tidak tepat pada usia satu tahun pertama anak. Perilaku yang tidak tepat
lainnya adalah tidak memberikan Air Susu Ibu (ASI) eksklusif, Makanan Pendamping
(MP-ASI) diberikan terlalu dini atau terlalu terlambat usia, dan makanan yang
diberikan kurang padat gizi maupun tidak aman.13
Pemilihan, penyiapan dan peyimpanan makanan yang aman juga penting
untuk mencegah anak terserang dari berbagai penyakit sehingga lebih menjamin
tumbuh kembang anak. Bahan baku makanan harus bebas dari bahan kimia berbahaya
dan harus higienis. Bagi anak 6-24 bulan, sebaiknya makanan yang matang harus
langsung diberikan pada anak. Gunakan air minum yang aman dan higienis. Makanan
matang bila sudah didiamkan lebih dari 5 jam atau tidak disimpan dalam keadaan
tertutup atau disimpan dalam lemari es, harus dihangatkan kembali secara benar
apabila akan dikonsumsi.14

6
Kesimpulan
Pentingnya pelayanan posyandu dalam meningkatkan status gizi pada balita
dan menurunkan angka kematian balita. Peran kader maupun orangtua sangat
berpengaruh dalam tumbuh kembang anak. Peranan kader dapat dilihat dari progaram
posyandu yang menggunakan upaya promotif, preventif dan kuratif. Selain itu
orangtua juga harus memastikan asupan gizi yang cukup supaya bisa mencapai hidup
yang sehat.

Daftar pustaka
1. Wirapuspita R. Insentif dan kinerja kader posyandu. Universitas Mulawarman.
Juli 2013; 9(1): 58-65
2. Punikasari D. Skripsi Peran Posyandu dalam meningkatkan kualitas kesehatan
masyarakat di dusun karangwatu, dewa pucungrejo, kecamatan muntilan,
kabupaten magelang. Universitas Negeri Yogyakarta. Oktober 2010
3. Suryanah. Keperawatan anak untuk siswa SPK. Jakarta: EGC; 1996
4. Effendy N. Dasar dasar keperawatan kesehatan masyarakat 2th ed. Jakarta:
EGC; 1998

5. Posyandu Bogor. Pengertian posyandu KMS. URL:


http://posyandu.org/posyandu/1342-pengertian-posyandu-kms.html (accessed
01 Desember 2016 20:10)
6. Moningka MS, Lontaan A, Dompas R. Pengaruh promosi kesehatan
tentang posyandu terhadap pengingkatan pengetahuan orang tua balita di
keluarahan pinokalan kecamatan ranowulu kota Bitung. Desember 2013
7. Chandra B. Ilmu kedokteran pencegahan & komunitas. Jakarta: EGC; 2009
8. Makhfudli. Efendi F. Keperawatan kesehatan komunitas teori praktik dalam
keperawatan. Jakarta: Salemba Medika; 2009
9. Rajab W, Epid M. Buku ajar Epidemiologi untuk Mahasiswa Kebidanan 1st
ed. EGC: Jakarta 2009
10. Budiarto E. Anggraeni D. Epidemiologi. Edisi 2. Jakarta: EGC; 2002
11. Iwarawanti DN. Peranan dan tantangan pemberdayaannya dalam usaha
peningkatan gizi anak di indonesia. Universitas Indonesia. Desember 2010;
13(4): 169-173

7
12. Persatuan Ahli Gizi Indonesia. Kamus gizi pelengkap kesehatan keluarga.
Jakarta: PT Kompas Media Nusantara; nopember 2009. Halaman 14

13. WHO. Global strategy for infant and young child feeding. WHO/UNICEF.
Geneva 2003
14. Departemen Kesehatan RI. Situasi balita pendek 2016. Diunduh dari
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/situasi-balita-
pendek-2016.pdf (accessed 02 Desember 2016 14:30)

Anda mungkin juga menyukai