Anda di halaman 1dari 10

Pengaruh Irama Sirkadian Dalam Rasa Kembung

Rizqi Putra Pratama


Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara no.6 Jakarta 11510.
Telepon : 021-5694 2061; Fax : 021-563 1731.
Email: Rizqiputrapratama26@gmail.com

ABSTRAK
Saat ini manusia di dunia memiliki aktivitas yang tidak teratur, ada yang bekerja pada
pagi sampai sore hari maupun bekerja pada malam hari sampai pagi hari dan ada juga
yang sampai lembur yang mengakibatkan jam tidur yang tidak teratur serta perubahan
fungsi tubuh. Hal tersebut sangat berhubungan erat dengan suatu mekanisme yang
disebut irama sirkadian. Pada manusia yang mengalami siklus normal malam/siang,
fungsi vital tubuh berubah dalam periode 24 jam. Ritme ini dikenal sebagai ritme
sirkadian dan dipengaruhi oleh lingkungan. Jam biologis induk yang berfungsi
sebagai pemacu atau pace-maker neural pusat system waktu sirkadian pada mamalia,
termasuk manusia; adalah nukleus suprakiasmatikus (SCN). Kadar protein-protein
jam yang berfluktuasi menyebabkan perubahan siklik sinyal keluar dari SCN, yang
pada gilirannya menyebabkan perubahan siklik organ-organ efektor sepanjang hari.
Selain faktor endogen (Nukleus suprakiasmatik) yang mempengaruhi irama sirkadian,
terdapat pula faktor dari luar, yaitu faktor eksogen. Faktor eksogen ini terdiri dari
berbagai macam, seperti rotasi bumi, faktor iluminasi cahaya, musim, faktor suhu,
makan, dan isyarat / petunjuk waktu dan jadwal kegiatan.

Kata kunci: irama sirkadian, faktor, nukleus suprakiasmatik, perubahan fungsi tubuh

ABSTRACT
Nowadays people in the world have an activity that is not regulated, there is work in
the morning to the afternoon and work at night until the morning and there is also to
overtime hours, which resulted in irregular sleep and changes in body function. It is
very closely related to a mechanism called the circadian rhythm. In humans suffering
from the normal cycle of night / day, the body's vital functions changed in a 24 hour

1
period. This rhythm is known as circadian rhythms and influenced by the
environment. Hours biological parent who works as a driver or pace-maker neural
central system circadian time in mammals, including humans; suprakiasmatikus is the
nucleus (SCN). The proteins hours fluctuate causing changes in the cyclic signal out
of the SCN, which in turn leads to cyclic changes effector organs throughout the day.
In addition to endogenous factors (suprachiasmatic nucleus) that affect circadian
rhythms, there are also external factors, such as exogenous factors. Exogenous
factors consist of various kinds, such as the earth's rotation, the illumination light,
season, temperature factor, eating, and signals / indicators and time schedules.
Keywords: circadian rhythm, factors, suprachiasmatic nukleus, changes in body
functions

Pendahuluan
Suatu saat dalam kehidupan sehari-hari, terkadang kita diharuskan untuk
melakukan aktivitas malam. Aktivitas yang sering kita lakukan pada malam hari
misalnya adalah pada saat kerja malam, belajar untuk mempersiapkan ujian, membuat
tugas dan lain-lain. Sering kali setelah melakukan aktivitas semalaman yang
mengharuskan kita untuk tidak tidur menyebabkan tubuh menjadi tidak nyaman. Rasa
ngantuk dan lelah sering kita rasakan dan tidak dapat kita tahan. Di dalam tubuh, hal
ini sudah diatur oleh suatu organ yaitu hipotalamus dalam siklus yang disebut irama
sirkadian. Irama sirkadian adalah siklus sistem tubuh yang terjadi kurang lebih dalam
waktu 1 hari yang mekanismenya dipengaruhi oleh faktor utama yaitu iluminasi
matahari.1
Di dalam makalah ini akan menjelaskan organ yang terkait dalam mekanisme
irama sirkadian baik secara makroskopik dan mikroskopik, perubahanperubahan apa
saja yang terjadi saat seseorang kerja malam, factor-faktor yang mempengaruhi
mekanisme irama sirkadian dan bagaimana mekanisme irama sirkadian itu
sendiri. Dengan disertai pembahasan kasus “seorang laki-laki datang ke puskesmas
dengan keluhan rasa kembung sejak 3 hari yang lalu. Dari anamnesa diketahui bahwa
ia baru diterima bekerja sebagai satpam. Dan minggu lalu ia mendapat giliran jaga
malam. Pada pemeriksaan fisik didapatkan jantung dan paru-paru dalam keadaan
baik”. Semoga makalah ini dapat menjadi sebuah refrensi baru dalam memahami
irama sirkadian.

2
Irama Sirkadian
Pada manusia yang mengalami siklus normal malam/siang, fungsi vital tubuh
berubah dalam periode 24 jam. Ritme ini dikenal sebagai ritme sirkadian dan
dipengaruhi oleh lingkungan. Irama sirkadian adalah istilah yang digunakan untuk
menggambarkan pola hidup organisme setiap hari, termasuk manusia. Irama ultradian
menggambarkan bagian waktu di dalam irama sirkadian.2 Pergiliran energi yang kita
alami terikat pada ritme ultradian yang mengatur kerja penanda-penanda fisiologis
kewaspadaan pada interval antara 90-120 menit. Telah terbukti bahwa tubuh manusia,
saat tidak ada cahaya atau sumber pengingat waktu yang lain (misal penetapan waktu
seperti waktu makan dan menonton televisi) mengadopsi rutinitas tidur bangun yang
menyerupai 24 jam. Rata-rata irama sirkadian untuk manusia adalah sekitar 25 jam,
walaupun rentang irama sirkadian untuk orang yang berbeda beragam dari 16-48
jam.2 Siklus tidur-bangun merupakan gambaran paling nyata dari irama 24 jam pada
manusia. Variasi harian yang menonjol terjadi pada fungsi endokrin, termoregulasi,
jantung, paru, ginjal, gastrointestinal, dan kognitif.3

Tahapan Tidur
Berdasarkan penelitian yang dilakukan dengan bantuan alat
elektroensefalogram (EEG), elektro-okulogram (EOG), dan elektrokiogram (EMG),
diketahui ada dua tahapan tidur, yaitu non-rapid eye movement (NREM) dan rapid
eye movement (REM).4
Tidur Non-Rapid Eye Movement (NREM) disebut juga sebagai tidur
gelombang-pendek karena gelombang otak yang ditunjukkan oleh orang yang tidur
lebih pendek daripada gelombang alfa dan beta yang ditunjukkan orang yang sadar.
Pada tidur NREM terjadi penurunan sejumlah fungsi fisiologi tubuh. Disamping itu,
semua proses metabolic termasuk tanda-tanda vital, metabolism, dan kerja otot
melambat. Tidur NREM sendiri terbagi atas 4tahap (I-IV). Tahap I-II disebut sebagai
tidur ringan (light sleep) dan tahap III-IV disebut sebagai tidur dalam (deep sleep atau
delta sleep).5
Tahap I merupakan tahap transisi antara bangun dan tidur dengan ciri sebagai
berikut : rileks, masih sadar dengan lingkungan, frekuensi nadi dan nafas sedikit
menurun, bola mata bergerak dari samping kesamping, dapat bangun segera selama

3
tahap ini. Tahap ini berlangsung selama kurang lebih 5 menit. Tahap II merupakan
tahap tidur ringan dan proses tubuh terus menurun dengan ciri sebagai berikut : bola
mata berhenti bergerak, temperatur tubuh menurun, serta frekuensi nadi dan nafas
menurun secara jelas. Tahap ini berlangsung sekitar 10-15 menit. Tahap III
merupakan tahap tidur dengan ciri denyut nadi dan frekuensi nafas serta proses tubuh
lainnya lambat, awal dari keadaan tidur lelap, disebabkan adanya dominasi sistem
syaraf parasimpatis dan sulit untuk dibangunkan. Berlangsung 15-30 menit. Tahap IV
merupakan tahap tidur nyenyak, sulit dibangunkan gerakanbola mata cepat, sekresi
lambung menurun, jarang bergerak dan sulit dibangunkan, serta tonus otot menurun.
Tidur Rapid Eye Movement (REM) adalah tidur yang biasanya terjadi setiap
90 menit dan berlangsung selama 5-30menit. Tidur REM tidak senyenyak tidur
NREM, dan sebagian besar mimpi terjadi pada tahap ini. Selama tidur REM, otak
cenderung aktif dan metabolismenya meninggkat hingga 20%. Pada tahap ini,
individu menjadi sulit untuk dibangunkan atau justru dapat bangun dengan tiba-tiba,
tonus otot terdepresi,sekresi lambung meningkat,dan frekuensi jantung dan
pernapasan sering kali tidak teratur.4,5

Siklus Tidur
Selama tidur, individu melewati tahap tidur NREM dan REM. Siklus tidur
yang komplit normalnya berlangsung selama 1,5 jam, dan setiap orang biasanya
melalui empat hingga lima siklus selama 7-8 jam tidur. Siklus tersebut dimulai dari
tahap NREM yang berlanjut ke tahap REM. Tahap NREM I-III berlangsung selama
30 menit, kemudian diteruskan ke tahap IV selama ± 20 menit. Setelah itu, individu
kembali melalui tahap III dan II selama 20 menit. Tahap REM muncul sesudahnya
dan berlangsung selama 10 menit.6

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Irama Sirkadian


Faktor-faktor yang mempengaruhi irama sirkadian pada dasarnya dibagi
menjadi dua, yaitu faktor eksogen dan faktor endogen. Faktor endogen (Nukleus
suprakiasmatik) adalah faktor yang berada di dalam tubuh kita, sedangkan faktor
eksogen adalah faktor-faktor yang berada di luar tubuh kita. Faktor endogen
mencakup nukleus suprakiasmatik (supraciasmatic nuclei SCN) yang berada di dalam
hipotalamus. Ada beberapa faktor eksogen yang mempengaruhi irama irama
sirkadian, dimana faktor-faktor tersebut saling berkaitan satu sama lain.

4
Faktor yang pertama dan yang paling kuat adalah faktor iluminasi matahari,
seperti yang kita ketahui bahwa irama sirkadian sangat berhubungan erat dengan
cahaya terlebih cahaya alami atau matahari, oleh karena itu faktor ini sangat
berpengaruh pada irama sirkadian, faktor ini merupakan siklus siang-malam atau
siklus fase bulan.1
Faktor yang kedua adalah rotasi bumi, rotasi bumi menyebabkan siklus terang
gelap sebab rotasi bumi akan menyebabkan terbit dan terbenamnya matahari, jika
waktu petunjuk ini berubah, diperlukan beberapa hari untuk menyetel ulang jam
tersebut.7 Oleh karena itu faktor ini sangat berkaitan dengan faktor iluminasi
matahari.
Faktor selanjutnya adalah musim, di Indonesia mungkin faktor ini tidak terlalu
terasa efeknya karena sepanjang tahun, siang dan malam sama panjangnya. Faktor ini
akan lebih berpengaruh di negara 4 musim, saat musim panas misalnya, jam 5 pagi
sudah terang seperti jam 7 pagi, jam setengah 10 malam, masih seperti jam 6 sore,
jadi waktu terangnya lebih lama. Terbalik pada saat musim dingin, jam 9 pagi masih
gelap seperti jam 5 pagi nanti sekitar jam 10 baru mulai terang, pada sore hari jam 5
sudah mulai gelap. Faktor ini sangat berkaitan dengan faktor cahaya. Selanjutnya
faktor suhu, tidur akan lebih nyenyak pada keadaan suhu lingkungan yang lebih
rendah. Dan yang terakhir adalah faktor isyarat petunjuk waktu & jadwal kegiatan,
faktor ini bukan hanya berkaitan dengan jam atau arloji, tetapi juga berhubungan
dengan keadaan yang ada di sekitar kita dan jadwal-jadwal kegiatan kita sehari-hari.

Mekanisme Irama Sirkadian


Irama sirkadian dikendalikan oleh jam biologis, yang terletak dalam sebuah
bagian kecil di hipotalamus yang berbentuk seperti tetes air yang isinya berupa
kumpulan sel dan disebut sebagai suprachiasmatic nucleus (SCN). SCN ini terletak
tepat di atas persilangan saraf mata, itu sebabnya pengaturan jam biologis peka
terhadap perubahan cahaya. Jalur saraf dari reseptor-reseptor kusus yang terletak
dibelakang mata mengantarkan informasi ke SCN dan memungkinkan SCN merespon
perubahan cahaya atau kegelapan sekitar. SCN kemudian mengirimkan pesan ke
kelenjar pineal yang akan memproduksi sel melatonin. Sinyal cahaya disampaikan ke
kelenjar pineal melalui jalur saraf. Jalur ini berjalan melalui osilator sirkadian di
hipotalamus, menuruni medula spinalis dan melalui ganglion servikal superior
menuju kelenjar pineal.8

5
Gambar 1. Suprachiasmatic nucleus (SCN)8

Gambar 2. Bagian otak yang berperan dalam irama sirkadian8

Seperti yang kita ketahui di atas, irama sirkadian berhubungan dengan proses
tidur dan bangun seseorang. Dalam proses tidur dan bangun juga di pengaruhi oleh
banyak hormon dan neurotransmiter. Hormon-hormon tersebut penting dalam
mengatur pola tidur sesorang. Tinggi rendahnya kadar hormon dipengaruhi oleh gaya
hidup, pola makan, mental dan psikologis seseorang. Berikut beberapa hormon yang
berpengaruh dalam tidur.9

6
Dopamin, Hormon ini merupakan neurotransmiter otak yang berperan dalam
pengaturan gerak. Selain itu dopamin juga memberikan rasa segar dan penuh
semangat. Asetilkolin, Hormon ini bertugas mengaktifkan otak dan meningkatkan
kebugaran. Pada tahap tidur REM dan saat terjaga, kadar asetilkolin tinggi dalam
darah. GABA (Gamma Amino Butyric Acid), Bertugas untuk menghambat status
terjaga. Obat-obatan yang merangsang tidur kebanyakan merangsang GABA sehingga
membuat orang mengantuk. Serotonin, Mempunyai efek menenangkan. Hormon ini
menyiapkan otak dan tubuh untuk masuk ke tahap tidur dalam dengan cara
mengurangi sistem aktivitas tubuh.
SCN akan berkaitan dengan pembentukan hormon melatonin. Tubuh akan
meningkatkan kadar hormon melatonin dalam darah. Selain itu, tubuh juga mengatur
agar kadar hormon melatonin tersebut tetap tinggi sepanjang malam. Melatonin
adalah suatu hormon yang disekresikan oleh kelenjar pineal, yang terlibat dalam
mekanisme pengaturan ritme biologis (sirkadian) sehari-hari. Intensitas dan durasi
cahaya lingkungan yang mencapai kelenjar melalui kolateral jalur penglihatan
mempengaruhi pelepasan melatonin. Produksi melatonin terendah terjadi pada siang
hari dan yang terbesar pada malam hari.7,8
Kita mengantuk itu disebabkan oleh hormon yang dihasilkan oleh
hipothalamus yang bernama melatonin. Melatonin ini sangat berhubungan dengan
cahaya matahari yang kita terima bahkan cahaya dari lampu. Pada waktu malam hari
ketika cahaya berkurang maka otak akan diperintahkan untuk membentuk melatonin
yang akan menimbulkan rasa ngantuk. Dan pada waktu pagi hari ketika sinar matahari
meningkat maka melatonin ini akan dihambat sehingga kita akan terjaga dari tidur.
Melatonin disintesis dari serotonin oleh dua enzim yaitu N-asetiltransferase (NAT)
dan hidroksi-indil-O-metiltransferase (HIOMT).
Lingkungan yang gelap mengaktivasi sektresi melatonin dan sebaliknya
cahaya menghambat sekresi tersebut. Pelepasan norepinefrin ke pinealosit yang
diinduksi oleh gelap mengaktivasi reseptor β-adrenergik yang berhubungan dengan
aktivitas cAMP dan aktivitas NAT. Aktivitas sinaps β-adenergik ini menstimulasi
sekresi melatonin. Sekresi melatonin menyebabkan rasa kantuk. Tempat kerja
melatonin berada di nukleus suprakiasmatik di hipotalamus, di tempat ini melatonin
menghambat aktivitas metabolik.

7
Fungsi Irama Sirkadian
Semua hewan menunjukkan bentuk keseharian irama biologi yang disebut
irama sirkadian (circa , tentang + dies, hari). Irama sirkadian pada manusia memiliki
banyak fungsi, yaitu tekanan darah, suhu tubuh, dan proses metabolisme. Pada saat
menjelang malam suhu tubuh mencapai puncaknya dan menurun drastis pada awal
pagi hari. Hal itu dikarenakan pengaturan suhu dalam tubuh reflex menurun.10

Perubahan Fungsi Tubuh


Tubuh manusia memiliki pengaturan aktivitas sistem tubuh, baik pengaturan
dalam respon otonom, endokrin ataupun respon motorik yang kita sadari.
Keseluruhan sistem tubuh tersebut mengalami suatu siklus yang teratur yang kurang
lebih terjadi dalam waktu 1 hari yaitu irama sirkadian.11

Gambar 3. Perubahan fungsi tubuh11

Dapat dilihat dari gambar di atas bagaimana aktivitas sistem-sistem dalam


tubuh bekerja pada jam-jam tertentu adalah berbeda. Irama suhu tubuh misalnya, saat
seseorang bangun tidur, suhu tubuh seseorang tercatat rendah dan naik pada sebelum
tengah hari, stabil sampai sore dan kemudian mengalami penurunan kembali. Suhu
tubuh maksimum dapat kita rasakan pada pukul 16.00 sedangkan suhu minimum
dapat dirasakan pada pukul 04.00. Bila dikaitkan pada aktivitas tubuh, otot memang
salah satu bagian penghasil panas tubuh terbesar, tentu suhu tubuh akan mengalami

8
kenaikan pada siang hari sebab pada siang hari otot lebih sering digunakan untuk
beraktivitas daripada pada malam hari.
Dalam kasus, giliran jaga malam dapat menimbulkan gangguan-gangguan
dalam kinerja psikomotorik. Gangguan yang terjadi antara lain, kurang tidur. Kurang
tidur dialami seseorang yang jaga malam karena pada dasarnya dia harus bekerja pada
malam hari. Keadaan luar turut berpengaruh dalam pengaturan irama sirkadian
seseorang. Keadaan pada malam hari yang umumnya sunyi, suhu lingkungan yang
lebih tinggi dari siang hari turut merangsang seseorang untuk tidur, namun ketika
siang hari dengan keadaan terang, suasana sekitar yang bising dapat mengganggu atau
membuat tidur kurang nyaman. Pada kasus seseorang yang jaga malam, saat malam
hari ia tidak diperbolehkan untuk tidur, siang hari ia akan tidur. Namun dengan
keadaan siang yang berbeda dengan malam, maka tidur orang tersebut akan tidak
lelap sehingga orang tersebut mengalami kurang tidur. Gangguan yang terjadi lainnya
adalah gangguan sistem gastrointestinal. Seperti yang terjadi dalam kasus, perut
kembung terjadi karena adanya gangguan dari sistem gastrointestinal. Hal tersebut
juga erat kaitannya pada irama sirkadian dan faktor-faktor yang mempengaruhinya.
Suhu dimalam hari yang lebih tinggi dari siang hari menyebabkan seseorang
mengalami perut kembung. Perubahan irama sistem tubuh yang terjadi dalam
seseorang yang jaga malam mengalami desinkronisasi dengan lingkungan (terutama
pada lingkungan malam hari).11

Kesimpulan
Keluhan rasa kembung pada kasus disebabkan karena adanya gangguan
gastrointestinal akibat dari perubahan irama sirkadian yang tidak sinkron dengan
lingkungan. Dengan adanya penyesuaian, keluhan rasa kembung perlahan akan
menghilang disetiap aktivitas jaga malam. Namun penyesuaian pada tugas malam
membutuhkan waktu yang lebih lama dari penyesuaian pada waktu siang hari.

9
Daftar Pustaka
1. Goleman D. Kecerdasan emosional. Jakarta: PT Gramedia Pusaka Utama; 2007.
2. Brooker C. Ensiklopedia keperawatan. Jakarta: penerbit buku kedokteran EGC
2009; h.48.
3. Isselbacher KJ, Braunwald E, Wilson JD, Martin JB, Fauci AS, Kasper DL.
Harrison: prinsip-prinsip ilmu penyakit dalam volume 1. Ed 13. Jakarta: penerbit
buku kedokteran EGC 2003; h.191-3.
4. Sherwood Lauralee. Fisiologi tubuh manusia dari sel ke sistem. Ed 8. Jakarta
:EGC ; 2015.h.183.
5. Sherwood Lauralee. Fisiologi manusia. Ed 6. Singapura: Cengage Learning Asia;
2007. h.183,749-751.
6. Ganong, William F. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Jakarta : EGC. 2002.h.186-
95.
7. Manalu W. Biologi. Jakarta: Erlangga; 2004.
8. Wade C, Tavris C. Psikologi. Jakarta: Erlangga; 2005.
9. Prasadja A. Ayo bangun! Dengan bugar karena tidur yang benar. Jakarta: Hikmah;
2009.
10. Silverthorn DU, Ober WC, Garrison CW, Silverthorn AC, Johnson BR.Human
physiology. 4th ed . San Fransisco: Pearson Education;2007.p.201.
11. Murray R K. Biokimia harper. Jakarta: EGC; 2009.

10

Anda mungkin juga menyukai