TAUSIYAH CINTA
ALIFIA ALNIRA
NOVEMBER 2016
IDENTITAS BUKU
Pengarang : @tausiyahku_
Penerbit : QultumMedia
Cetakan ke : 1 (pertama)
Harga : 55.000,-
Kata Pengantar
1. Cover………………………………………………………. ………i
2. Identitas Buku…………………………………………………….. 2
3. Kata Pengantar…………………………………………………… 3
4. Daftar Isi………………………………………………….............. 4
5. Pendahuluan……………………………………………………… 5
6. Sinopsis………………………………………………………....... 7
7. Analisi Unsur……………………………………………………... 24
8. Keunggulan dan Kekurangan………………………….
9. Kesimpulan………………………………………………
10. Biodata……………………………………………………
Pendahuluan
Nunung Fathur
Ibu ramah tangga, istri dari Abi Dzikrina dan ibu dari bidadari cantik dan
saleha, Annisa.
Yuli Retno W.
Vici Zahural
Evaria Susandi
Ridho Yp
Jomblo.
Jefry Akase
Ukhti Ffaa
Iqy Ahmad
Resna Aprillia
Ibarat panas matahari yang setiap hari menyengat kepala kita tanpa
ampun dan dinginnya angin malam yang menusuk tulang kita. Begitulah
rasanya jika kita menyadari ada seseorang yang hadir di dasar hati.
Timbul rasa rindu terhadapnya, ingin tahu segala hal tentangnya, dan
bingung harus berbuat apa.
Ketika kita merasakan hati sudah tidak beres, ada yang salah
setiap kita bersama dia yang bukan mahram, ingatlah firman Allah ini
Awalnya, untuk melepas rasa cinta ini pasti sulit. Rasanya, berat
sekali. Masih ada rasa saying yang tertinggal dalam hati kita. “Boleh jadi
kamu tidak menyukai sesuatu padahal itu baik bagimu, dan boleh jadi
kamu menyukai sesuatu padahal itu tidak baik bagimu. Allah mengetahui
sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216)
Nah, sudah jelas kan bahwa Allah memang jauh lebih tahu berbagai
hal daripada kita. Pastinya, pilihan Allah jauh lebih memuliakan kita
daripada pilihan kita sendiri. Di balik apa yang menurut kita baik, sering
terjadi jebakan setan yang membuat kita tergoda.
Teman, ayat cinta darinya jauh lebih indah daripada coretan pena
dan rangkaian kata cinta yang kita buat. Melepas cinta yang belum halal
bukan akhir dari segalanya kok. Justru, itu adalah babak baru dalam hidup
kita. Insya Allah akan lebih baik lagi hidup kita, jika kita bisa ikhlas
melepasnya. Selamat datang kembali dalam lindungan cintanya yang
luas. Cintanya yang tidak hanya sebatas nafsu syahwat saja. Inilah awal
dari cinta yang sebenarnya.
Batasi cinta hanya untuk yang berhak. Sebab, itu adalah jalan yang
dipilihkan Allah untuk para hambanya. Cinta dipersembahkan hanya untuk
orang yang berhak dan pada saat yang tepat. Dan, selama takdir belum
mempertemukan kita dengan jodoh, tugas kita adalah dengan memupuk
cinta, membesarkannya, menjaga kemurniannya hanya untuk Allah SWT.
Banyak orang mengumbar cinta, lalu membatasi cintanya hanya untuk
lawan jenisnya. Padahal, cinta yang dikaruniakan Allah kepada kita tidak
terbatas untuk lawan jenis saja.
Sulit tidak membatasi cinta saat kita masih sendiri? Pasti! Tapi,
Allah akan selalu memberikan petunjuknnya di mana pun kita berada.
Batasi cinta dan jaga keutuhannya dengan cara memperbaiki diri dan
memper- banyak amalan-amalan yang bisa menambah kecintaan kita
pada Sang Pemberi Cinta, Allah SWT. Menjaga cinta adalah kesenangan
tersendiri bagi mereka yang senantiasa merindukan kasih sayangnya.
Jadi, cintai Allah. Niscaya dia akan menjaga cintamu hingga saatnya tiba.
Sebenarnya kegalauan itu datang tak hanya pada sang akhwat lho,
tapi juga pada ikhwan-nya. Kebanyakan mereka lebih pandai menutupi
kegalauannya, meski ada juga sebagian yang tanpa sadar menunjukkan
nya. Itu adalah hal wajar. Nah, seharusnya kegalauan yang ada kita sikapi
dengan bijak. Kegalauan yang disikapi dengan berlebihan efeknya akan
terlihat pada kacaunya aktivitas sehari-hari.
Pada dasarnya, kondisi seperti itu cukup kita sikapi dengan sabar
dan tawakal. Bukankah Allah telah menciptakan kita berpasang-pasang-
an? Kalaupun tidak dipasangkan di dunia, semoga Allah bersedia
menghadirkan sang jodoh di jannah nanti.
Cinta adalah fitrah bagi manusia, dan menikah adalah salah satu
cara untuk merayakan cinta dengan seseorang yang akan menjadi
pendamping untuk melalui bahtera kehidupan. Menikah adalah sesuatu
yang diperintahkan oleh Allah dan disunahkan oleh Rasulullah saw,
manusia paling mulia yang pernah ada. Manusia yang dengan
ketakwaannya membawa umat manusia ke jalan yang diridhai-Nya.
“Dan tidaklah patut bagi laki-laki yang Mukmin dan tidak (pula) bagi
perempuan yang Mukmin, apabila Allah dan Rasul-Nya telat menetapkan
suatu ketetapan, akan ada bagi mereka pillihan (yang lain) tentang urusan
mereka. Dan barangsiapa mendurhakai Allah dan Rasul-Nya maka
sungguh dia telah sesat, sesat yang nyata.” (QS. Al- Ahzab: 36)
Bicara tentang cinta dan jodoh tidak bisa lepas dari masalah
pernikahan. Banyak anak muda yang mengaku belum siap menikah,
padahal dilihat dari segi agam, finansial, dan usia sudah terbilang cukup.
Entah apa yang ada di benak mereka sehingga belum siap juga untuk
menikah. Untuk laki-laki lajang yang mengaku belum siap menikah
dengan berbagai alasan, mari kita ber-husnudzan
Dari kisah tersebut, banyak hikmah yang bsia kita ambil. Kita tidak
tahu apa yang akan terjadi seandainya Khadijah hanya berdiam diri dan
menunggu takdir cintanya datang. Bisa jadi Nabi Muhammad tetap
meminang Khadijah, atau terjadi hal lain yaitu keduanya tidak pernah
bersatu. Sejarah membuktikan bahwa Khadijah menentukan pilihannya
dengan mengungkapkan rasa cintanya melalui orang kepercayaannya
dan pilihannya itu ternyata berjodoh dengan takdir Allah. Khadijah
memang perempuan mulia, dan kemuliaannya itu tidak mengurangi
kekuatan dirinya untuk memperjuangkan rasa cintanya.
Untuk menikah, kita memang harus memiliki bekal imu. Tapi, ini
tidak bisa disamakan dengan menuntut ilmu seperti di bangku sekolah
yang menghabiskan waktu sampai bertahun-tahun. Bekal menuju jenjang
pernikahan bisa kita dapatkan misalnya dari training-training pranikah,
majelis, atau dari orang yang telah berpengalaman. Tidak begitu sulit kok
untuk menyiapkannya. Asal ada niat, insya Allah beres.
Beliau bertanya lagi, “Apakah engkau orang kaya yang baik?” Ukaf
Menjawab, “Ya, Alhamdulillah, saya orang kaya yang baik.”
Ada yang tahu kalau maksiat itu tidak hanya berzina dengan
pasangan tidak sah? Memandang lawan jenis yang belum halal bagi kita
dan memikirkannya secara berlebihan juga termasuk perilaku maksiat lho!
Astagfirullah … Rela tidak kalau kita menyandang gelar pelaku maksiat?
Na’udzubillah, semoga kita senantiasa terhindar dari semua itu.
Buat para jomlo, ingat kita semua harus menikah. Menikah itu
ibadah, menyempurnakan separuh agama. Kita harus menghidupkan
sunah Rasulullah ini, jika kita memang mengaku cinta kepada beliau.
Dikisahkan dari Abu Hurairah, ia berkata bahwa Rasulullah saw pernah
bersabda, “Aku tinggalkan dua perkara untuk kalian. Selama berpegang
teguh pada keduanya, kalian tidak akan tersesat selama-lamanya, yaitu
Kitabullah dan Sunahku. Dan, tidak akan terpisah keduanya sampai
keduanya mendatangiku di Haudh (telaga di surga),” (HR. Al-Hakim)
Dalam hadits lain diriwatkan oleh Tirmidzi dikatakan, “Barangsiapa
mencintai sunahku berarti ia mencintaiku. Dan barangsiapa mencintaiku
maka kelak ia akan bersamaku di dalam surga.”
Coba ingat, Akhi, laki-laki bisa menjadi hebat itu karena ada
perempuan di sampingnya lho! Belajar bertanggung jawab yuk! Dengan
adanya ikatan pernikahan, akan banyak pahala yang mengalir di
dalamnya. Insya Allah, jika kita sanggup untuk apa disia-siakan?
`“Dan tidak ada suatu binatang melata pun di muka bumi melainkan
Allah lah yang memberi rezkinya.” (QS. Hud: 6). Jika kita menjalani
pernikahan, Allah akan memudahkan rezeki untuk kita dan anak-anak kita
“Kami akan memberi rezeki kepadamu dan kepada mereka.” (QS, Al-
An’am: 151)
Tuh, kan? Sudah jelas. Menikah tak akan membuat seorang laki-
laki terbebani. Justru banyak rezeki yang akan datang kepadanya. Ada
yang bilang kalau menikah dapat membebani seorang laki-laki di luar
kemampuannya. Wah, ini tidak benar. Karena, kalau kita menikah, kita
akan semakin mudah mendapatkan kebaikan dan keberkahan.
Dalam tausiyah cinta yang singkat dan cakap Jatuh cinta, perlukan
kesiapan diri. Yang kelak akan berujung pada mahligai penuh berkah
maka jika salah salam deklarasikan cinta, Tentulah hanya nelangsa yang
dirasa.