Abstrak
Stem cell atau yang biasa disebut dengan sel punca adalah sel yang belum
terdeferensiasi, sehingga dapat menjadi sel apapun dalam tubuh kita. Sel punca juga
bermanfaat untuk pengobatan berbagai macam penyakit dan juga kerusakan pada sel
tubuh, selain itu sel punca juga dapat digunakan untuk melawan penuaan pada kulit
wajah. Tetapi tidak semua pihah tidak setuju dengan adanya pengaplikasian sel punca
ini karena pada sel punca ini terdapat kontroversi dari berbagi pihak yang
mempertimbangkan soal etika contohnya pada sel punca embrionik. Pada hal ini akan
dibahas lebih dalam tentang stem cell pada pasien yang terkena luka bakar.
Abstract
Stem cells or so-called stem cells are cells that have not differentiated, so that it can
become any cell in our body. Stem cells are also useful for the treatment of various
diseases and also damage to body cells, in addition to the stem cells can also be used
to fight aging on the skin. But not all pihah not agree with the application of stem
cells is because the stem cells are controversial from sharing parties consider the
matter of ethics for instance on embryonic stem cells. In that case this will be
discussed more deeply about stem cells in patients affected by burns.
1
Pendahuluan
Stem cell atau sel punca adalah sel yang bisa beraplikasi sendiri menjadi sel
sejenis atau berdeferensiasi menjadi sel yang berbeda. Oleh karena itu, sel punca
sangat berpotensi dipakai untuk meregenerasi sel-sel yang sudah rusak. Sel punca
memiliki 2 sifat yaitu diferensiasi dan self-regenerate/self-renew.1
Beberapa penyakit yang memiliki potensi untuk dilakukan terapi stem cell
yaitu misalnya terkait dengan darah seperti penyakit leukemia dan anemia. Selain itu
penyakit yang berhubungan dengan saraf seperti parkinson, stroke, dan alzheimer.
Stem cell memang memiliki karakteristik istimewa sehingga bisa digunakan sebagai
solusi penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Stem cell yang mempunyai sifat dapat
membelah dan memperbaharui diri sendiri dan dapat berkembang menjadi berbagai
tipe sel dewasa. Stem cell secara revolusiner bisa memperbaiki kerusakan pada bagian
tubuh dengan menggunakan sel sehat baru.
Contoh pada kasus yang saya dapat yaitu stem cell pada kulit dapat
menciptakan lebih banyak stem cell kulit atau mereka dapat membuat kulit
terdiferensiasi yang memiliki tugas spesifik seperti membuat pigmen melanin.
Mengingat pentingnya sel punca dalam segi pengobatan, maka alangkah baiknya jika
sel ini tetap dapat dikembangkan secara maksimal dengan batas yang semestinya dan
diterapkan untuk hal-hal yang baik yang misalnya yaitu untuk pengobatan.
Stem cell
Stem cell atau yang disebut juga sel punca adalah sel yang belum
terspesialisasi dan mempunyai kemampuan untuk berkembang menjadi jenis sel-sel
yang spesifik yang membentuk jaringan tubuh. Sel punca sangat berpotensi dipakai
untuk meregenerasi sel-sel yang sudah rusak. Sel punca memiliki 2 sifat yaitu
diferensiasi dan self-regenerate/self-renew. Diferensiasi adalah kemampuan untuk
berdiferensiasi menjadi sel lain. Dalam hal ini sel induk mampu berkembang menjadi
berbagi jenis sel yang khas (spesifik), misalnya sel saraf, sel otot jantung, sel otot
rangka, sel pankreas, dan lain-lain. Self-regenerate/self-renew adalah kemampuan
untuk memperbaharui atau meregenerasi dirinya sendiri. Dalam hal ini sel induk
dapat membuat salinan sel yang sama persis dengan dirinya dengan cara pembelahan
sel.2
2
Proses regenerasi stem sel yaitu transplantasi dengan cara menggunakan
sel induk tubuh sendiri, dapat dikatakan sel induk itu dapat ditanamkan ke berbagai
organ tubuh yang sakit, untuk mencapai keefektifan pengobatan penyakit kronis.
Teknologi stem sel termasuk teknologi regeneratif kedokteran yang paling bernilai
adalah dengan cara pemisahan atau pengkloningan, pemeliharaan dan diferensiasi
induksi di luar tubuh dapat menciptakan jaringan, sel, organ yang baru, muda, dan
normal.3
3
Transplantasi stem cell
Melalui teknologi transplantasi khusus, memasukkannya ke dalam tubuh
untuk menggantikan sel yang rusak maupun yang tidak normal, membawa perubahan
dan harapan kepada penderita penyakit kronis yang susah diobati yang salah satunya
itu penyakit pada luka bakar. Transplantasi sel induk juga dapat berupa, transplantasi
autologus (menggunakan sel induk pasien sendiri, yang dikumpulkan sebelum
pemberian kemoterapi dosis tinggi), transplantasi alogenik (menggunakan sel induk
dari donor yang cocok, baik dengan hubungan keluarga maupun tanpa hubungan
keluarga), Transplantasi singenik (menggunakan sel induk dari saudara yang kembar
identik).5
Jenis-jenis transplantasi sel induk dibagi menjadi, Transplantasi Stem sel dari
sumsum tulang (bone marrow transplantation), Transplantasi Stem sel darah tepi
(peripheral blood stem cell transplantation) Transplantasi sel induk darah tali pusat,
dan gigi susu.
Transplantasi Stem sel dari sumsum tulang (bone marrow transplantation).
Sumsum tulang adalah sumber yang kaya akan sel induk hematopoietik. Transplantasi
sumsum tulang digunakan sebagai bagian dari pengobatan leukemia, limfoma jenis
tertentu, dan anemia aplastik.6
Transplantasi Stem sel darah tepi (peripheral blood stem cell transplantation).
Seperti halnya sumsum tulang peredaran darah tepi adalah sumber sel induk walaupun
jumlah sel induk yang dikandung tidak sebanyak yang ada pada sumsum tulang. Oleh
karena itu untuk mendapatkan jumlah sel induk yang jumlahnya mencukupi untuk
suatu transplantasi, biasanya pada donor diberikan granulocyte-colony stimulating
factor (G-CSF) untuk menstimulasi sel induk hematopoietik bergerak dari sumsum
tulang ke peredaran darah. Transplantasi ini dilakukan dengan cara yang disebut
aferesis.5
Transplantasi sel induk darah tali pusat. Darah tali pusat mempunyai sejumlah
sel induk yang bermakna dan memiliki keunggulan daripada transplantasi sel induk
dari sumsum tulang ataupun dari darah tepi bagi pasien-pasien tertentu. Transplantasi
sel induk dari darah tali pusat telah mengubah bahan sisa dari proses kelahiran
menjadi sebuah sumber yang dapat menyelamatkan jiwa seseorang. Selain itu
transplantasi sel induk darah tali pusat juga bisa ditransplantasikan pada penderita
Chronic Myelogenous Leukemia.5,6
4
Gigi Susu, saat ini peneliti sedang mempelajari bagaimana stem cell dari gigi
susu dapat digunakan untuk mengobati sejumlah penyakit dan kondisi termasuk
penyakit diabetes, cedera tulang belakang dan stroke. Gigi susu bagian depan yang
sudah goyah lalu dicabut, kemudian pulpa gigi dari gigi susu ini dikumpulkan lalu
dibekukan dan kemudian disimpan selama 30 tahun atau lebih sampai nanti
dibutuhkan. Ternyata pulpa gigi dapat mengobati penyakit dan hasilnya ekstraksi
menemukan gigi susu bisa menjadi sumber stem cell yang baik.5,6
Kesimpulan
Sel punca adalah sel yang bisa beraplikasi sendiri menjadi sel yang sejenis
atau berdeferensiasi menjadi sel yang berbeda. Sel punca berpotensi untuk mengubah
keadaan penyakit pada manusia dengan cara memperbaiki jaringan atau organ
tertentu. Sel punca ini dapat di ambil dari embrio bayi atau dari sel dewasa, seperti
sumsum tulang, darah tepi, tali pusat bayi. Terapi menggunakan sel punca menjadi
alternatif lain dalam pengobatan suatu penyakit yang mungkin tidak ada obatnya salah
satunya yaitu luka bakar.
6
Daftar pustaka
1. Saputra V, Dasar-dasar stem cell dan potensi apilkasinya dalam ilmu
kedokteran. Cermin Dunia Kedoketran 2006; 153: 21-25
2. Citra Sun Garden. Pengertian stem cell dan manfaatnya dalam pengobatan. 12
Mei 2015. Diunduh dari: http://citrasungarden-
semarang.com/news/44/Pengertian-Stem-Cell-Dan-Manfaatnya-Dalam-
Pengobatan. 24 Desember 2016
3. Stem cell basics. National Institute of Health.
http://stemcells.nih.gov/info/basics/basics1.asp. Diakses pada 2 Maret 2016.
4. Priastini SR. Hartono B. Buku ajar biologi kedokteran sel&molekuler. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana; Desember 2015
5. Media Store. Transplantasi sel punca (stem cell). 2010. Diunduh dari:
http://m.medicastore.com/index.php?mod=penyakit&id=3233, 25 desember
2016
6. Hestya RP. Manfaat stem cell untuk sembuhkan penyakit. Tempo.co 25 Mei
2014. Diunduh dari:
http://gaya.tempo.co/read/news/2014/02/25/060580185/manfaat-stem-cell-
untuk-menyembuhkan-penyakit. 25 desember 2016
7. Marks DB. Marks AD. Smith CM. Biokimia Kedokteran Dasar Sebuah
Pendekatan Klinis. Jakarta: EGC; 2000