Anda di halaman 1dari 10

Gangguan Sekresi Pankreas Pada Saluran Pencernaan

Novita Anggraeni 102015105


Fakultas Kedokteran,Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6 Jakarta Barat 11510
Novita.2015fk105@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak

Pankreas adalah organ aksesoris pada sistem pencernaan yang memiliki dua fungsi utama
yaitu menghasilkan enzimpencernaan atau fungsi eksokrin serta menghasilkan beberapa hormon
atau fungsi endokrin. Pankreas terletak pada kuadran kiri atas abdomen dan bagian kaput/kepalanya
menempel pada organ duodenum.Pankreas terdiri dari beberapa enzim yang dapat mendukung
jalannya sistem pencernaan.Enzim-enzim pankreas berfungsi optimal pada lingkungan yang netral
atau sedikit basa, saat isi lambung yang sangat asam masuk ke dalam duodenum maka harus
dinetralkan sehingga enzim berfungsi optimal, dan mencegah kerusakan duodenum.Gangguan pada
pankreas dipengaruhi oleh enzim-enzim pankreas.

Kata kunci: pankreas, enzim, gangguan

Abstract

The pancreas is an organ in the digestive system accessories that have two main functions,
namely to produce digestive enzymes or exocrine function and produces several hormones or
endocrine function. The pancreas is located in the upper left quadrant of the abdomen and part of
the head / head attached to the duodenum organ. The pancreas is composed of several enzymes that
can support the path of the digestive system. Pancreatic enzymes to function optimally in an
environment that is neutral or slightly alkaline, when the highly acidic stomach contents into the
duodenum it must be neutralized so that the enzyme to function optimally, and to prevent damage to
the duodenum. Disorders of the pancreas is affected by pancreatic enzymes.

Keywords: pancreas, enzim, disorder

1
Pendahuluan

Manusia dalam hidup dapat beraktivitas dengan baik dikarenakan kinerja tubuh yang baik
pula.Dimana dalam tubuh terdapat organ-organ yang bekerja saat kita bernapas, makan, minum dan
sebagainya.Semua aktivitas organ ini erat hubungannya dengan saluran pencernaan dan saluran
pernapasan pada manusia.Melalui saluran-saluran ini sesuatu yang berasal dari luar dapat masuk
kedalam tubuh kita.Saluran pencernaan sendiri terbagi menjadi bagian mulut, faring, esophagus,
lambung, usus halus, usus besar hingga lambung. Dan diantara bagian-bagian tersebut juga terdapat
organ-organ yang membantu proses pencernaan seperti hati, kandung empedu, lien, pankreas.

Makalah ini akan membahas tentang makro, mikro hepar, gaster, duodenum, colon,
pankreas, vaskularisasi gaster dan pankreas, inervasigaster dan pankreas, enzim lambung dan
pankreas, gangguan pankreas. Rumusan masalah yang terdapat pada skenario 6 adalah seorang
laki-laki berusia 33 tahun mengeluh nyeri hebat di epigastrium, menjalar ke punggung dan
didiagnosa menderita gangguan pankreas.

Hepar

Hepar merupakan organ terbesar di dalam tubuh dan mempunyai banyak fungsi. Hepar
memiliki struktur yang lunak, lentur, dan terletak di bagian atas cavitas abdominalis tepat di bawah
diaphragma. Hepar memiliki dua facies, facies visceralis menghadap ke dalam organ dan
diaphragmatica, kemudian terdapat dua lobus, yaitu lobus sinistra yang kecil dan lobus dextra yang
besar oleh perlekatan peritoneum melalui ligamentum falciforme (Gambar 1).1 Semua bagian hepar
hamper tertutupi oleh peritoneum kecuali 3 yaitu fossa vesica fellea, porta hepatis dan facies
diafragmatica. Vesica fellea (kandung empedu) terletak pada titik potong antara batas lateral m.
rectus abdominis dengan arcus costae dextra terdiri dari fundus yang berbatasan langsung dengan
dinding depan abdomen, corpus berbatasan dengan dinding duodenum pars descenden, collum
berbatasan duodenum pars superior, terdapat katup yang dinamakan valvula spiralis heysteri.
Saluran empedu berupa ductus cyticus bersama dengan ductus hepaticus akan membentuk ductus
choledochus.2

2
Gambar 1. Hepar1 dan vesica fellea3

Secara mikroskopik, hati sebagai organ besar di kuadran kanan atas abdomen, tepat di
bawah diafragma, hati terdiri atas ribuan struktur poligonal yang disebut lobulus hati, yang
merupakan unit fungsional dasar organ tersebut.Pada hati terdapat vena sentral kecil yang menonjol
melalui pusat setiap lobulus hati dan sejumlah set pembuluh darah yang membatasi bagian tepi.
Pembuluh perifer berkelompok terutama pada jaringan ikat yang membentuk saluran portal, yang
biasanya mencakup cabang vena porta dan cabang a. hepatica, serta cabang duktus biliaris.Ketiga
struktur ini membentuk trias porta.Kedua pembuluh darah di setiap lobulus membentuk sinusoid
yang terbentang melalui lempeng hepatositdan bermuara ke dalam vena sentralis (Gambar 2).4

Gambar 2.Lobulus Hati4


Gaster

Gaster (lambung) merupakan bagian saluran pencernaan yang melebar terletak di bagian
atas abdomen.Lambung berbentuk seperti huruf J (Gambar 3), dan mempunyai dua lubang (ostium
cardiacum dan ostium pyloricum) dan dua curvatuta (curvatura major dan curvatura minor), serta
dua permukaan (facies anterior dan facies posterior).Gaster dibagi dalam bagian-bagian berikut.
a. Fundus: berbentuk kubah menonjol ke atas, dan terletak disebelah kiri ostium cardiacum.
Biasanya fundus penuh denganudara.
b. Corpus: terbentang dari ostium cardiacum sampai incisura angularis.
c. Antrum pyloricum: terbentang dari incisura angularis sampaipylorus (Gambar 3).
d. Pylorus: merupakan bagian lambung yang berbentuk palingtubular. Dinding ototnya yang tebal
membentuk sphincterpyloricus, dan rongga pylorus dinamakan canalis pyloricus(Gambar 3).

3
Gambar 3. Gaster1
Pendarahan gaster terdiri dari pendarahan arteri dan vena.Pendarahan arteri terdiri dari arteri
gastrica dextra dan sinistra memperdarahi curvatura minor. Arteria gastroepiploica dextra dan
sinistra mendarahi curvatura major.Arteri gastricae breves berasal dari arteria lienalis memperdarahi
fundus.(Gambar 4).Pendarahan vena terdiri dari vena gastrica dextra dan sinistra bermuara ke vena
porta. Vena gastrica brevis dan vena gastroepiploica sinistra bermuara ke dalam vena1iena1is, dan
vena gastroepiploica dextra bermuara ke dalam vena mesenterica superior.1

Gambar 4. Pendarahan Arteri Gaster1


Fungsi lambung :

1. Menyimpan makanan yang masuk sampai disalurkan ke usus halus dengan kecepatan sesuai
untuk pencernaan dan penyerapan optimal.
2. Mensekresikan HCl dan enzim-enzim yang memulai pencernaan protein.
3. Mencampur makanan dengan sekresi lambung.

Ada tiga lapisan jaringan dasar pada struktur histologi lambung yaitu mukosa, submukosa,
dan jaringan muskularis. Pada bagian fundus, lapisan mukosa lambung dilapisi epitel selapis torak.
Sumur-sumur lambung berupa celah diantara dua tonjolan mukosa. Pada dasar sumur terdapat
muara kelenjar fundus yang biasanya merupakan kelenjar tubulosa simpleks dan lurus-lurus. Dapat
ditemukan 4 macam sel pada bagian ini yaitu sebagai berikut.5

1. Sel mukus leher : bentuk sel kubus atau torak rendah.

4
2. Sel parietal : bentuk oval/poligonal. Menghasilkan HCl dan faktor intrinsik lambung.
3. Sel chief: berbentuk piramid, inti di basal, oval, kromatin agak padat. Merupakan sel terbanyak.
Terdapat butir-butir zymogen yang mengandung pepsinogen.
4. Sel argentafin/ sel enterochromafin: mensekresikan serotonin, histamin, gastrin dan
enteroglukagon.

Pada bagian pilorus, epitel yang melapisinya sama dengan epitel kubah yaitu selapis torak.
Pilorus mempunyai sumur-sumur lambung yang dalam.Di dalam lamina propia terdapat nodulus
limfatikus yang kadang-kadang meluas sampai ke lapisan submukosa. Lapisan otot yang melingkar
amat tebal karena membentuk otot lingkar yaitu sfingter pilorus.6

Fungsi HCl pada lambung yaitu untuk denaturasi protein, bakteriostatik, mengaktifkan
pepsinogen menjadi pepsin, menunjang pH optimum pepsin.Selain itu terdapat enzim yang
berperan pada lambung yaitu sebagai berikut.Pertama, enzim pepsin merupakan enzim proteolitik,
endopeptidase menghidrolisis ikatan peptide dibentuk oleh asam amino aromatic/dikarboksilat,
produk berupa pepton. Kedua, enzim renin terdapat pada bayi untuk koagulasi protein susu yang
memperlambat laju protein di lambung. Ketiga, enzim lipase merupakan enzim lipolitik tidak
penting pada lambung karena pH optimum tidak sesuai.7

Duodenum

Duodenum merupakan saluran yang berbentuk huruf C dengan panjang sekitar 25 cm yang
melengkung di sekitar caput pancreatikus.Duodenum terbagi menjadi empat bagian, yaitu pars
superior, pars descendens, pars horizontalis, dan pars ascendens. Pars superior duodenum berjalan
ke atas dan belakang pada planum transpyloricum.Pada pars descendens duodenum terdapat muara
dari ductus choledochus dan ductus pancreaticus major, keduanya bergabung untuk membentuk
ampula yang akan bermuara sebagai papilla duodeni major. Ductus pancreaticus acessorius, akan
bermuara ke dalam duodenum pada papila duodeni minor. Pars inferior duodenum berjalan
horizontal pada columna vertebralis. Kemudian, pars ascendens yang merupakan bagian terakhir
dari duodenum, akan berjalan ke atas dan ke kiri ke flexura duodenojejunalis, di mana flexura ini
difiksasi oleh ligamentum Treitz, yang melekat pada crus dextrum diaphragm (Gambar 5).1,8

5
Gambar 5. Duodenum1

Secara mikroskopis, kelenjar (brunner) duodenum terkonsentrasi khususnya di duodenum


atas adalah massa kelenjar mukosa bercabang majemuk, kelenjar duodenum, dengan banyak
lobulus yang menempati banyak submukosa dan dapat meluas ke muscularis muskosa ke dalam
mukosa. Banyak duktus ekskretorius kecil terbentang dari lobulus tersebut melalui lamina propria
dan bermuara ke dalam lumen di antara kriptus usus halus (Gambar 6).4

Gambar 6. Kelenjar Duodenum4


Pankreas

Pankreas merupakan organ yang memanjang,terletak pada epigastrium dan kuadran kiri atas
dan pada dinding posterior abdomen di belakang peritoneum.Pankreas dapat dibagi menjadi caput,
collum, corpus, dan cauda.Caput pancreas berbentuk seperti cakram dan terletak di bagian cekung
duodenum.Collum pancreas merupakan bagian pancreas yang mengecil dan menghubungkan caput
dengan corpus. Collum pancreas terletak di depan pangkal V. Porta Hepatis dan tempat
dipercabangkannya A. mesenterica superior dari Aorta. Corpus pancreas berjalan ke atas dan kiri
menyilang garis tengah. Cauda pancreas berjalan kedepan menuju Ligamentum Lienorenale dan
berhubungan dengan hilus lienalis (Gambar 8).1,8

6
Gambar 8. Pankreas10
Perdarahan pancreas pada pembuluh nadi adalah oleh A. Lienalis,A. Pancreaticoduodenale
Superior dan Inferior.Aliran balik vena pancreas sesuai dengan arterinya mengalirkan darah ke
sistem porta. Kelenjar limfe terletak di sepanjang arteri yang mendarahi kelenjar. Pembuluh eferen
akhirnya mengalirkan cairan limfe ke nl. Coeliacus dan mesentrica superiores.Persarafannya berasal
dari serabut saraf simpatik dan parasimpatis (vagus).8

Pankreas merupakan kelenjar campur, berfungsi eksokrin dan endokrin. Bagian eksokrin
pankreas menghasilkan kelenjar sekretorik yang membentuk asinus yang berhubungan dengan
ductus di duodenum. Enzim dibentuk oleh sel-sel asinus, sedangkan cairan alkali dilepaskan oleh
sel-sel duktus. Pelepasan enzim-enzim dan cairan alkalis terjadi secara intermiten dan dikendalikan
oleh hormon yang dihasilkan oleh kolesitokinin dan sekretin. Bagian endokrin pankreas terdiri atas
pulau-pulau Langerhans dan mensekresikan insulin dan glukagon.11

Sekresi Pankreas

Enzim-enzim yang dihasilkan oleh pankreas akan disintesis oleh retikulum endoplasma dan
kompleks golgi sel asinus dan kemudian akan disimpan di dalam granula zimogen dan dikeluarkan
melalui proses eksositosis. Sel-sel asinus mengeluarkan tiga jenis enzim pankreas sebagai
berikut.Pertama, enzim proteolitik yang berperan dalam pencernaan protein.Kemudian, enzim
amilase berperan dalam pencernaan karbohidrat. Ketiga, enzim lipase merupakan satu-satunya
enzim yang berperan dalam pencernaan lemak.12

Enzim proteolitik pankreas mensekresikan tiga enzim utama yaitu tripsinogen dalam bentuk
inaktif, kimotripsinogen dan prokarboksipeptidase dalam bentuk aktif.12 Setelah disekresikan ke
dalam lumen duodenum, tripsinogen diaktifkan menjadi bentuk aktifnya yaitu tripsin oleh
enterokinase, suatu enzim yang terbenam di batas luminal sel-sel yang melapisi mukosa duodenum.
Tripsin kemudian secara autokalisis mengaktifkan lebih banyak tripsinogen. Selain itu juga terdapat
pelindung tambahan yaitu inhibitor tripsin, yang berfungsi menghambat kerja tripsin jika enzim
secara tidak sengaja diaktifkan di dalam pankreas.13
7
Kimotripsinogen dan prokarbiksipeptidase diubah oleh tripsin masing-masing menjadi
bentuk aktif yaitu kimotripsin dan karboksipeptidase di dalam lumen duodenum. Setelah
enterokinase mengaktifkan sebagian tripsin, tripsin kemudian bertanggung jawab untuk
menyelesaikan proses pengaktifan selanjutnya. Produk akhir dari tiap-tiap enzim proteolitik tersebut
adalah campuran asam amino dan rantai polipeptida pendek. Mukus yang dihasilkan oleh sel-sel
usus membentuk proteksi bagi dinding usus halus terhadap proses pencernaan oleh enzim-enzim
proteolitik aktif tersebut.12,13

Amilase pankreas berperan penting dalam pencernaan karbohidrat dengan mengubah


polisakarida menjadi disakarida maltosa. Amilase disekresikan langsung dalam bentuk aktif karena
tidak berbahaya bagi sel sekretorik.13

Lipase pankreas sangat penting bagi manusia karena merupakan satu-satunya enzim di
seluruh saluran cerna yang dapat mencerna lemak. Lipase akan menghidrolisis trigliserida makanan
menjadi monogliserida dan asam lemak bebas, yaitu satuan lemak yang dapat diserap. Lipase juga
disekresikan dalam bentuk aktif.12

Jika terjadi defisiensi enzim-enzim pankreas maka pencernaan makanan menjadi tidak
sempurna.Karena pankreas adalah satu-satunya sumber lipase yang bermakna, maka defisiensi
enzim pankreas menyebabkan maldigesti lemak (keadaan dimana terlalu banyak makan atau
mengkonsumsi zat yang merangsang lambung).13 Gambaran klinis utama insufisiensi pankreas
eksokrin adalah steatorea, atau peningkatan lemak yang tak tercerna di tinja.Hingga 60% sampai
70% lemak yang tertelan mungkin disekresikan di tinja. Pencernaan protein dan karbohidrat
terganggu dengan derajat yang lebih rendah karena enzim-enzim liur, lambung, dan usus halus ikut
mencerna bahan makanan ini.12

Enzim-enzim pankreas berfungsi optimal pada lingkungan yang netral atau sedikit basa, saat
isi lambung yang sangat asam masuk ke dalam duodenum maka harus dinetralkan sehingga enzim
berfungsi optimal, dan mencegah kerusakan duodenum.12 Cairan basa (NaHCO3) yang disekresikan
oleh sel duktus pancreas ke dalam lumen duodenum memiliki fungsi penting menetralkan kimus
asam sewaktu kimus masuk ke dalam duodenum dari lambung. Sekresi NaHCO3encer ini
merupakan komponen sekresi pankreas terbesar. Volume sekresi pankreas berkisar antara 1-2 liter
per hari, bergantung dari jenis dan derajat stimulasi.13

Sekresi eksokrin pankreas diatur terutama oleh mekanisme hormon.Selama fase sefalik
pencernaan, terjadi sekresi pancreas dalam jumlah terbatas akibat stimulasi parasimpatis, disertai
peningkatan simbolik terjadi selama fase gastrik sebagai respons terhadap gastrin.Namun, stimulasi

8
utama sekresi pankreas terjadi selama fase usus pencernaan ketika kimus berada di usus
halus.Pelepasan dua enterogastron utama, sekretin dan kolesistokinin (CCK) sebagai respons
terhadap kimus di duodenum berperan sentral dalam mengontrol sekresi pancreas.Perangsangan
spesifik yang menyebabkan sekresi sekretin adalah asam di duodenum. Sekretin akan dibawa oleh
darah menuju pankreas, merangsang sel-sel duktus untuk menghasilkan sekresi NaHCO3 ke dalam
duodenum. CCK penting dalam mengatur sekresi enzim pencernaan pancreas. Perangsang utama
dalam sekresi CCK adalah adanya lemak dan protein dalam duodenum.12,13

Secara mikroskopis, pancreas mencakup beberapa pulau yang dikelilingi oleh banyak asinus
serosa.Duktus interlobularis yang lebih besar dilapisi oleh epitel kolumnar selapis. Duktus dan
pembuluh darah terdapat dijaringan ikat, yang juga menyediakan simpai tipis ke seluruh kelenjar
dan septum tipis yang memisahkan lobulus asinus sekretorik (Gambar 9).4

Gambar 9. Mikro Pankreas4


Gangguan Pankreas

Gangguan pankreas dapat dibedakan menjadi pankreasitis akut, pankreatitis kronisdan


kanker pankreas. Salah satu penyebab dari gangguan pankreas adalah autodigesti. Dimana enzim-
enzim proteolitik terutama tripsinogen menjadi aktif di dalam pankreas. Enzim tersebut mencerna
pankreas itu sendiri, serta jaringan-jaringan di sekitarnya. Autodigesti ini menyebabkan edema,
perdarahan dan nekrosis pada pankreas. Nekrosis (kerusakan sel-sel) akan menyebabkan keluarnya
histamin dan bradikinin yang dapat menambah permeabilitas kapiler-kapiler dan memperberat
edema yang sudah ada. Refluks empedu, obstruksi duktus pankreatikus atau ampula, endotoksin
dan eksotosi dapat menjadi pencetus enzim-enzim proteolitik menjadi aktif dalam pankreas. Tanda
utama pada gangguan pankreas ini adalah rasa nyeri yang tetap dan menyebabkan pasien tidak
mampu melakukan kegiatan sehari-hari. Rasa nyeri dapat dirasakan pada epigastrium atau daerah-
daerah lain abdomen. Ada tanda-tanda dehidrasi, kadang-kadang sampai ke tanda-tanda syok. Nyeri
tekan mungkin terdapat pada seluruh abdomen, disertai dengan kekakuan otot-otot abdomen dan
berkurangnya gerakan peristaltis (peritonitis).14-16

9
Kesimpulan

Saluran pencernaan merupakan salah satu saluran penting bagi manusia.Dimana melalui
saluran pencernaan inilah makanan dapat masuk. Didalam rongga abdomen makanan melalui
berbagai proses seperti sekresi, digesti, maupun absorbsi. Gangguan di salah satu organ pencernaan
misalnya pankreas, dapat menyebabkan terganggunya proses pencernaan makanan dalam tubuh.

Daftar Pustaka

1. Snell RS. Anatomi klinis berdasarkan sistem. Jakarta: EGC; 2011. H. 722-3.
2. Winata H. Hepar, vesica felea, dan lien. Jakarta: Ukrida; 2016. H. 78.
3. Anonim. Anatomi-fisiologi apparatus biliaris [Gambar dari internet]. 2012. Diakses pada 16 Juli
2016. Diakses dari: http://medicina-islamica-lg.blogspot.co.id/2012/02/anatomi-fisiologi-
apparatus-biliaris.html.
4. Mescher AL. Histologi dasar junqueira teks & atlas. Jakarta: EGC; 2011. H. 271; 281-4.
5. Mexcorry E. Saluran pencernaan. Jakarta: Ukrida; 2016. H. 213-5.
6. Bloom, Fawcett, Buku ajar histologi Ed.12. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2008.
7. Kurniawan H. Mekanisme pencernaan di mulut-lambung. Jakarta: Ukrida: 2016. H. 149.
8. Snell RS. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Ed. 6. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2006. H. 83-4; 99-118.
9. Uliyah M, Hidayat AAA. Keterampilan dasar praktik klinik untuk kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika; 2008. H. 26-6.
10. Anonim. Kelenjar pankreas [Gambar dari internet]. 2011. http://hadijah-
arsyad.blogspot.co.id/2011/11/kelenjar-pankreas.html.
11. Gartner LP, Hiatt JL. Atlas berwarna histologi. Ed. 5. Jakarta: Binarupa Aksara; 2012. H. 351.
12. Rumiati F. Pankreas dan hati. Jakarta: Ukrida; 2016. H. 186-8.
13. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Ed. 6. Jakarta: EGC; 2012. H.666-9.
14. Grace PA, Borley NR. At a glance ilmu bedah. Ed. 3. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2006. H. 125-
7.
15. Baradero M, Dayrit MW, Siswadi Y. Klien gangguan hati: seri asuhan keperawatan. Jakarta:
EGC;2008. H.77-9.
16. Rubenstein D, Wayne D, Bradley J. Lecture note: kedokteran klinis. Ed. 6. Jakarta:
Erlangga;2005. H.269-71.

10

Anda mungkin juga menyukai