Anda di halaman 1dari 11

TUGAS INDIVIDU

KEPERAWATAN KOMUNITAS

OLEH

I Gede Made Arya Riski Aditya Putra


222102722
KELAS : ALIH JENJANG
SEMESTER : 1
PRODI : S1 KEPERAWATAN

-
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MARANATHA KUPANG
2022
TUGAS MANDIRI

SOAL

1. JELASKAN KONSEP KESEHATAN KOMUNITAS


2. JELASKAN KONSEP DASAR KEPERAWATAN KOMUNITAS
3. SEBUTKAN INDIKATOR SEHAT MENURUT :
a. KEMENKES
b. WHO
4. JELASKAN EPIDEMIOLOGI KEPENDUDUKAN, DAN PENDEKATAN
SEGITIGA EPIDEMIOLOGI
5. JELASKAN PENDEKATAN EPIDEMIOLOGI TBC

JAWABAN

1. Ilmu dan Seni mencegah penyakit, memperpanjang hidup, dan meningkatkan


kesehatan, melalui usaha-usaha pengorganisasian masyarakat untuk perbaikan
sanitasi lingkungan, pemberantasan penyakit-penyakit menular, pendidikan
untuk kebersihan perorangan, pengorganisasian pelayanan-pelayanan medis
dan perawatan untuk diagnosis dini dan pengobatan dan pengembangan
rekayasa sosial untuk menjamin setiap orang terpenuhi kebutuhan hidup yang
layak dalam memelihara kesehatannya. Menurut Ikatan Dokter Amerika (1948)
Kesehatan Masyarakat adalah ilmu dan seni memelihara, melindungi dan
meningkatkan kesehatan masyarakat melalui usaha-usaha pengorganisasian
masyarakat.

2. Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang


ditujukan kepada masyarakat dengan penekanan pada kelompok resiko tinggi,
dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan
penyakit dan peningkatan kesehatan, dengan menjamin keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan, dan melibatkan klien sebagai mitra
dalam perencanaan pelaksanaan dan evaluasi pelayanan keperawatan.
(Pradley, 1985; Logan dan Dawkin, 1987)
Berdasarkan pernyataan dari American Nurses Association (2004) yang
mendefinisikan keperawatan kesehatan komunitas sebagai tindakan untuk
meningkatkan dan mempertahankan kesehatan dari populasi dengan
mengintegrasikan ketrampilan dan pengetahuan yang sesuai dengan
keperawatan dan kesehatan masyarakat.
Keperawatan Komunitas adalah pelayanan keperawatan profesional yang
ditujukan kepada masyarakat dengan pendekatan pada kelompok resiko tinggi
dalam upaya pencapaian derajat kesehatan yang optimal melalui pencegahan
penyakit dan peningkatan kesehatan dengan menjamin keterjangkauan
pelayanan kesehatan yang dibutuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra dalam
perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi pelayanan keperawatan (Veronica,
Nuraeni, & Supriyono, 2017).
Falsafah yang melandasi keperawatan komunitas mengacu kepada paradigma
keperawatan yang terdiri dari 4 hal penting, yaitu: manusia, kesehatan,
lingkungan dan keperawatan sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut:
 Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat adalah pekerjaan yang luhur
dan manusiawi yang ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok dan
masyarakat.
 Perawatan kesehatan masyarakat adalah suatu upaya berdasarkan
kemanusiaan untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan bagi
terwujudnya manusia yang sehat khususnya dan masyarakat yang sehat
pada umumnya.
 Pelayanan perawatan kesehatan masyarakat harus terjangkau dan dapat
diterima oleh semua orang dan merupakan bagian integral dari upaya
kesehatan.
 Upaya preventif dan promotif merupakan upaya pokok tanpa mengabaikan
upaya kuratif dan rehabilitatif.
 Pelayanan keperawatan kesehatan masyarakat yang diberikan berlangsung
secara berkesinambungan.
 Perawatan kesehatan masyarakat sebagai provider dan klien sebagai
consumer pelayanan keperawatan dan kesehatan, menjamin suatu
hubungan yang saling mendukung dan mempengaruhi perubahan dalam
kebijaksanaan dan pelayanan kesehatan ke arah peningkatan status
kesehatan masyarakat.
 Pengembangan tenaga keperawatan kesehatan masyarakat direncanakan
secara berkesinambungan dan terus-menerus.
 Individu dalam suatu masyarakat ikut bertanggung jawab atas kesehatannya,
ia harus ikut dalam upaya mendorong, mendidik dan berpartisipasi aktif
dalam pelayanan kesehatan mereka sendiri.
3. Indikator Sehat Menurut WHO
Yang berhubungan dengan status kesehatan masyarakat
 Indikator komprehensif
a) Angka kematian kasar
b) Rasio angka moralitas proporsional
c) Umur harapan hidup meningkat
 Indikator spesifik
a) Angka kematian ibu dan anak
b) Angka kematian karena penyakit menular
c) Angka kelahiran
Berhubungan dengan pelayanan kesehatan
 Rasio antara pelayanan kesehatan dan jumlah penduduk
 Distribusi tenaga kesehatan
 Informasi lengkap tentang fasilitas kesehatan
 Informasi tentang sarana pelayanan kesehatan di Rumah sakit,
puskesmas, dan fasilitas kesehatan lain.
Indikator Sehat Menurut Kemenkes
Ada 24 indikator kesehatan yang digunakan dalam IPKM dengan nilai
korelasi UHH yang tertinggi. Indikator kesehatan tersebut adalah :
 prevalensi balita gizi buruk dan kurang
 prevalensi balita sangat pendek dan pendek
 prevalensi balita sangat kurus dan kurus
 prevalensi balita gemuk
 prevalensi diare
 prevalensi pneumonia
 prevalensi hipertensi
 prevalensi gangguan mental
 prevalensi asma
 prevalensi penyakit gigi dan mulut
 prevalensi disabilitas
 prevalensi cedera
 prevalensi penyakit sendi
 prevalensi ISPA
 proporsi perilaku cuci tangan
 proporsi merokok tiap hari
 akses air bersih
 akses sanitasi
 cakupan persalinan oleh nakes
 cakupan pemeriksaan neonatal-1
 cakupan imunisasi lengkap
 cakupan penimbangan balita
 ratio Dokter/Puskesmas
 ratio bidan/desa.
4. Merupakan salah satu cabang ilmu epidemiolgi yang menggunakan system
pendekatan epidemiolgi dalam menganalisi berbagai permasalahan yang
berkaitan dengan bidang demografi serta faktor-faktor yang mempengaruhi 
berbagai perubahan demografis yang terjadi didalam masyarakat. Sistem
pendekatan epidemiologi kependudukan tidak hanya memberikan analisis
tentang sifat karakteristik penduduk secara demografis dalam hubungannya
dengan masalah kesehatan dan penyakit dalam masyarakat tetapi juga sangat
berperan dalam berbagai aspek kependudukan serta keluarga berencana.
Pelayanan melalui jasa, yang erat hubungannya dengan masyarakat seperti
pendidikan, kesejahteraan rakyat, kesempatan kepegawaian, sangat berkaitan
dengan keadaan serta sifat populasi yang dilayani. Dalam hal ini peranan
epidemiologi kependudukan sangat penting untuk digunakan sebagai dasar
dalam/ mengambil kebijakn dan dalam menyusun perencanaan yang baik. Juga
sedang dikembangkan epidemiologi system reproduksi yang erat kaitannya
dengan gerakan keluarga berencana dn kependudukan. 

Segitiga epidemiologi (trias epidemiologi) merupakan konsep dasar epidemiologi yang


memberikan gambaran tentang hubungan antara tiga faktor utama yang berperan
dalam terjadinya penyakit dan masalah kesehatan lainnya. Konsep segitiga yang
dikemukakan Gordon dan La Richt (1950) ini merupakan gambaran interaksi antara
tiga faktor yakni host (tuan rumah = pejamu), agent (agen = faktor penyebab), dan
environment (lingkungan).

Timbulnya penyakit berkaitan dengan terjadinya ketidakseimbangan interaksi


antara ketiga faktor ini. Keterkaitan antara pejamu, agen, dan lingkungan merupakan
suatu kesatuan yang dinamis yang berada dalam keseimbangan (equilibrium) pada
seorang individu yang sehat. Jika terjadi gangguan terhadap keseimbangan hubungan
segitiga inilah yang menimbulkan status sakit .

Gangguan keseimbangan yang memungkinkan terjadinya penyakit berkaitan


dengan :

 Tersedianya pejamu yang rentan (susceptible host)


 Keterpaparan oleh faktor agen yang potensial beresiko (faktor resiko)
 Keadaan perubahan lingkungan yang mendukung keterpaparan oleh agen dan
pejamu yang makin rentan.
a) Faktor pejamu (host = tuan rumah)

Pejamu adalah manusia atau mahluk hidup lainnya, termasuk burung dan
arthropoda, yang menjadi tempat terjadi proses alamiah perkembangan penyakit.
Faktor pejamu yang berkaitan dengan kejadian penyakit dapat berupa : umur,
jenis kelamin, ras, etnik, anatomi tubuh, dan status gizi. Faktor pejamu adalah :

 Genetik : misalnya sickle cell disease


 Umur : ada kecenderungan penyakit menyerang umur tertentu
 Jenis kelamin (gender) : ditemukan penyakit yang terjadi lebih banyak atau
hanya mungkin pada wanita
 Suku/ras/warna kulit : dapat ditemukan perbedaan antara ras kulit putih
(white) dengan orang kulit hitam (black) di Amerika.
 Keadaan fisiologi tubuh : kelelahan, kehamilan, pubertas, stres, keadaan gizi
 Keadaan imunologis : kekebalan yang diperoleh karena adanya infeksi
sebelumnya, memperoleh antibodi dari ibu, atau pemberian kekebalan
buatan (vaksinasi)
 Tingkah laku (behavior) : gaya hidup (life style), personal hygiene, hubungan
antar pribadi, dan rekreasi.

b) Faktor agen

Agen (faktor penyebab) adalah suatu unsur, organisme hidup atau kuman
infektif yang dapat menyebabkan terjadinya suatu penyakit. Pada beberapa
penyakit agen ini adalah sendiri (single), misalnya pada penyakit-penyakit infeksi,
sedangkan pada penyakit yang lain bisa terdiri dari beberapa agen yang
bekerjasama misalnya pada penyakit kanker. Agen dapat berupa unsur biologis,
unsur nutrisi, unsur kimiawi dan unsur fisika. Faktor agen adalah :

 Faktor nutrisi (gizi) : bisa dalam bentuk kelebihan gizi misalnyua tinggi kadar
kolesterol, atau kekurangan gizi baik lemak, protein dan vitamin
 Penyebab kimiawi : misalnya zat-zat beracun (karbon monoksida), asbes,
cobalt, atau zat alergen.
 Penyebab fisik : misalnya radiasi dan trauma mekanik (pukulan, tabrakan)
 Penyebab biologis :
1) Metazoa : Cacing Tambang, Cacing Gelang, Schistosomiasis
2) Protozoa : Amoeba, Malaria
3) Bakteri : Sifilis, Typhoid, Pneumonia, Tuberculosis
4) Fungi (jamur) : Histoplasmosis, Taenia Pedis
5) Rickettsia : Rocky Mountain Spotted Fever
6) Virus : Campak, Cacar (Smallfox), Poliomyelitis

Konsep faktor agen ini secara klasik memang hanya mendefinisikan


sebagai organisme hidup atau kuman infektif yang dapat menyebabkan penyakit.
Pengertian agen ini tentunya hanya sebatas penyebab untuk penyakit infeksi.
Dalam pengertian klinik faktor agen ini sama penggunaannya dengan isitlah
etiologi. Dari segi epidemiologi terjadi perkembangan konsep faktor agen ini
dengan mempergunakan terminologi faktor resiko (risk factor). Istilah faktor
resiko mencakup seluruh faktor yang dapat memberikan kemungkinan yang
dapat menyebabkan terjadinya penyakit. Di dalamnya termasuk faktor gaya
hidup dan bukan mikroorganisme saja seperti gangguan gizi, ekonomi
(kemiskinan) dan lain-lain. Selain itu penggunaan faktor resiko ini juga tidak
hanya dipakai dalam hal penyakit sebagai outcome atau akibatnya, tetapi
mencakup kematian dan seluruh masalah kesehatan yang sedang diamati.
Contoh faktor resiko yang bersifat tingkah laku tidak sehat (unhealthy behavior)
adalah : minum alkohol, menggunakan marijuana/cocain (drug abuse), merokok,
bertengkar fisik (physical fight), tidak menggunakan tali pengaman (seat belt)
dalam mengendarai mobil, kurang olahraga (kurang dari 3 kali seminggu),
kurang mengkonsumsi buah/sayuran, dan sexual intercourse prakawin.

c) Faktor lingkungan

Lingkungan adalah semua faktor luar dari suatu individu yang dapat berupa
lingkungan fisik, biologis dan sosial. Faktor lingkungan meliputi :

 Lingkungan fisik : geologi, iklim dan geografi


 Lingkungan biologis : misalnya kepadatan penduduk, flora (sebagai sumber
bahan makanan) dan fauna (sebagai sumber protein).
 Lingkungan sosial : berupa migrasi/urbanisasi, lingkungan kerja, keadaan
perumahan, keadaan sosial masyarakat (kekacauan, bencana alam, perang,
banjir).
5. PENDEKATAN EPIDEMIOLOGI TBC
Faktor Host
 Umur : rentan terjadi pada usia 15 – 50 tahun
 Jenis kelamin (gender) : Menurut WHO penyakit tuberculosis lebih banyak di
derita oleh laki-laki daripada perempuan, hal ini dikarenakan pada laki-laki
lebih banyak merokok dan minum alcohol yang dapat menurunkan system
pertahanan tubuh
 Keadaan fisiologi tubuh : status gizi kurang
 Keadaan imunologis : riwayat infeksi sebelumnya dan pengobatan yang tidak
teratur
 Tingkah laku (behavior) : gaya hidup (life style), personal hygiene, tidak
menjaga protokol kesehatan
Faktor Agent
Disebabkan oleh basil mikrobakterium tuberkulosis tipe humanus, sejenis
kuman yang berbentuk batang dengan berukuran panjang 1-4/mm dan tebal 0,3-
0,6/mm. Sebagian besar kuman terdiri atas asam lemak (lipid). Lipid inilah yang
membuat kuman lebih tahan terhadap asam dan lebih tahan terhadap gangguan
kimia dan fisik. 8 Kuman ini tahan pada udara kering maupun dalam keadaan
dingin (dapat tahan bertahun-tahun dalam lemari es). Hal ini terjadi karena
kuman pada saat itu berada dalam sifat dormant. Dari sifat dormant ini kuman
dapat bangkit dari tidurnya dan menjadikan tuberculosis aktif kembali.
Faktor Lingkungan
 Lingkungan fisik : iklim dingin, dan cuaca lembab serta kurangnya sinar
matahari, kurangnya lubang ventilasi dan rumah yang terlalu sempit serta
rapat dengan rumah lainnya, kurangnya kebersihan rumah dan
lingkungan sekitar rumah
 Lingkungan biologis : banyak tumbuhan disekitar rumah yang membuat
kurangnya sirkulasi
 Lingkungan sosial : terlalu banyak anggota keluarga di rumah, terlalu
padat penduduk, dan banyak kelompok usia rentan.
Format penilaian Lembar tugas Mandiri (LTM)

Nama mahasiswa : I GEDE MADE ARYA RISKI ADITYA PUTRA


Topik : TUGAS MANDIRI
Tanggal pengumpulan tugas :

No Komponen Bobot Nilai Komentar

1 Konten isi LTM: 50


 Isu masalah yang akan dibahas
 Jawaban atas pertanyaan tugas
 Menggunakan teori yang tepat

2 Pengorganisasian penulisan 20
 Alur penulisan mudah dipahami
 Keterkaitan antara tema

3 Format penulisan 15
 Cara penulisan (APA Style)
 Ejaan /kaidah penulisan

4 Referensi 10
Jumlah dan jenis referensi (buku wajib
dan jurnal)

5 Waktu pengumpulan : maksimal 4 hari 5


setelah sesi selesai

Total

Tanggal koreksi :

Fasilitator :

Anda mungkin juga menyukai