Anda di halaman 1dari 22

HALAMAN JUDU

PROPOSAL PROGRAM KREATIFITAS MAHASISWA

KOMUNIKASI EFEKTIF PADA PERAWATAN


PASIEN DIABETES MELLITUS

BIDANG KEGIATAN
PKM – ARTIKEL ILMIAH

Disusulkan oleh:

Ketua Arif Hidayat 16.0101.0023 Angkatan 2016


Anggota 1 Eva Oktaviana Ningrum 16.0601.0032 Angkatan 2016
Anggota 2 Laelatun Nur Afifah 16.0601.0065 Angkatan 2016

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAGELANG


MAGELANG
2017
PENGESAHAN PROPOSAL PKM ARTIKEL ILMIAH

1. Judul Kegiatan : KOMUNIKASI EFEKTIF

PADA PERAWATAN
PASIEN DIABETES
MELLITUS
2. Bidang Kegiatan : PKMAI-Kesehatan
3. Ketua Pelaksana Kegiatan :
a. Nama Lengkap : Arif Hidayat
b. NIM : 16.0601.0023
c. Jurusan : Diploma III Keperawatan
d. Universitas : Universitas Muhammadiyah
Magelang
e. Alamat Rumah dan No. Telp/HP :
f. Email :
4. Anggota Pelaksana Kegiatan/Penulis : 3 orang
5. Dosen Pendamping :
6. a. Nama Lengkap dan Gelar : ROHMAYANTI S.Kep,M.Kep
7. b. NIDN : 0610098002
8. c. Alamat Rumah dan No. Tel/HP : Bener RT 02/05,Purworejo,Jawa
Tengah,telp : ,hp :
082226870730

2
Menyetujui
Wakil Dekan, Ketua Pelaksana Kegiatan

( Ns, Retna Tri Astuti,M.Kep ) ( Arif Hidayat )


NIK. 047806007 NIM. 16.0601.0023

Wakil Rektor III, Dosen Pendamping,

(Drs. Mujahidun, M.Pd) ( ROHMAYANTI S.Kep,M.Kep )


NIK.966706112 NIDN. 0610098002

3
KOMUNIKASI EFEKTIF PADA PERAWATAN
PASIEN DIABETES MELLITUS
Arif Hidayat, Eva Oktaviana Ningrum, Laelatun Nur Afifah
Program Studi D3 Keperawatan, Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas
Muhammadiyah Magelang, Jl. Mayjend Bambang Soegeng Km. 5,
Mertoyudan, Magelang, Jawa Tengah
ABSTRAK
Penyakit Diabetes Mellitus cenderung sulit dan lambat dalam penyembuhan
sehingga memerlukan waktu perawatan yang cukup lama, apalagi jika tidak
diimbangi dengan adanya komunikasi yang efektif antara perawat dan pasien,
kepatuhan pasien pada pengobatan serta dukungan dari keluarga.
Tujuan penulisan artikel ilmiah ini adalah untuk memberikan gambaran serta
informasi tentang pentingnya komunikasi efektif, kepatuhan, serta dukungan
keluarga dalam menumbuhkan kepercayaan pasien dan keluarga kepada perawat
atau tenaga kesehatan lainnya dalam membantu proses penyembuhan penyakit
yang diderita.
Metode yang digunakan melalui studi kasus dengan observasi dan wawancara
pada pasien maupun keluarga dengan melakukan pendekatan kepada pasien
menggunakan komunikasi secara efektif yaitu dengan cara memberikan informasi
yang tepat, dengan perhatian yang penuh serta menghargai pasien. Mendiskusikan
kepada keluarga pasien untuk terus memberikan dukungan dan motivasi yang
positif kepada pasien.
Hasil dari studi kasus ini, didapatkan bahwa pasien menerima keberadaan perawat
selama proses perawatan dengan kegiatan diskusi bersama mengenai penyakitnya
dan merencanakan bersama bagaimana perawatan selanjutnya. Pasien memiliki
rasa percaya (trust) pada perawat dilihat dari seringnya pasien mengatakan kepada
perawat serta keluarga tentang apa yang sedang dikeluhkannya.
Kesimpulannya adalah komunikasi efektif dapat menumbuhkan kepercayaan
pasien pada perawat, meningkatkan kepatuhan pasien terhadap instruksi perawat
serta dukungan keluarga sangat berpengaruh dalam proses penyembuhan penyakit
pasien.
Kata Kunci : Komunikasi Efektif, Perawatan, Diabetes Mellitus.

4
ABSTRACT
Diabetes Mellitus tend to be difficult and slow in healing that takes care of
quite a long time, especially if it is not matched by effective communication
between nurses and patients, patient adherence to treatment and support from
family.
The purpose of writing this scientific article is to provide an overview as well as
information on the importance of effective communication, adherence, and family
support in empowering patients and families to nurses or other health
professionals to help the healing process of the illness.
The method used through case studies and interviews with observation in patients
and families with the approach to the patient using effective communication that
is by providing the right information, with your full attention and respect of
patients. Discussing with the patient's family to continue providing the support
and positive motivation to the patient was also done.
The results of this case study, it was found that patients receiving the existence of
a nurse during the treatment with the activities of joint discussions on the disease
and plan together how the next treatment. Patients have the confidence (trust) on
the nurse seen from the frequent patient told nurses and family about what is
being complained.
The conclusion was that effective communication can foster patient trust in
nurses, improving patient adherence to the instructions of nurses and family
support is very influential in the healing process of patients.
Keywords: Effective Communication, Care, Diabetes Mellitus.

5
PENDAHULUAN

Diabetes Mellitus merupakan penyakit degeneratif yang melekat pada


masyarakat, serta persentasi yang setiap tahun terus meningkat. Diabetes Mellitus
dapat diartikan individu yang mengalirkan volume urin yang banyak dengan kadar
glukosa tinggi (Corwin, 2009). Diabetes Mellitus disebut kelainan metabolik
akibat penggunaan hormonal, yang menimbulkan berbagai komplikasi kronik
pada mata, ginjal, saraf dan pembuluh darah, disertai lesi pada membran basalis
dalam pemeriksaan dengan mikroskop elektron (Mansjoer, 2010). Tanpa suatu
upaya pencegahan dan pengendalian yang efektif, penyakit tersebut akan terus
memburuk. Hal itu tentu saja akan mempengaruhi keefektifan sumber daya
manusia, sosial dan perekonomian. Seperti yang disampaikan oleh Rohmayanti
(2017) dalam penelitian tentang aplikasi modern woundcare dalam perawatan
luka diabetes bahwa perawatan luka modern memerlukan biaya yang tidak murah
tetapi penyembuhannya efektif. Pasien diabetes perlu diberikan beberapa
perawatan agar tidak semakin parah dan tidak mengalami komplikasi yang dapat
menimbulkan masalah kesehatan yang lebih parah. Jika kadar gula darah pada
penderita dapat terkontrol dan perawatan dapat dijalankan secara baik, diharapkan
tingkat penyakit dapat berkurang bahkan sembuh sehingga pasien dapat menjalani
kehidupannya secara normal.
Salah penyebab kegagalan suatu pengobatan adalah ketidakefektifan suatu
komunikasi antara perawat dengan pasien. Adapun tujuan perawat berkomunikasi
dengan pasien adalah untuk menolong dan membantu serta meringankan beban
penyakit yang diderita oleh pasien. Penyakit yang diderita pasien tidak hanya
secara fisik namun juga meliputi jiwa atau mental pasien, terutama mengalami
gangguan emosi seperti mudah tersingung, patah semangat dikarenakan sakitnya.
Hal tersebut dapat menyebabkan dalam dirinya timbul perasaan sedih, takut, dan
lekas tersinggung, apalagi penyakit yang dideritanya divonis tidak bisa
disembuhkan lagi. Di sinilah pentingnya komunikasi interpersonal yang dilakukan
perawat terhadap pasiennya. Komunikasi yang baik dari seorang perawat, mampu
memberikan kepercayaan diri bagi pasien. Dalam hal ini, kesan lahiriah perawat
dan keramah tamahan perawat mulai dari senyum yang penuh ketulusan, kerapian

6
berbusana, sikap familiar, cara berbicara (berkomunikasi) yang memberikan kesan
menarik, bertempramen bijak, dan memcirikan seorang perawat yang
berkepribadian yang dibutuhkan untuk menjadi obat pertama bagi pasien.
Dengan komunikasi efektif dapat menumbuhkan kepatuhan, karena
kepatuhan sangat berpengaruh dalam proses perawatan. Kepatuhan pasien
terhadap instruksi dan masukan seorang perawat sangat berpengaruh besar dalam
proses penyembuhan. Kepatuhan adalah tingkat perilaku pasien yang tertuju
terhadap intruksi atau petunjuk yang diberikan dalam bentuk terapi apapun yang
ditentukan, baik diet, latihan, pengobatan atau menepati janji pertemuan dengan
dokter (Stanley, 2007). Kepatuhan pasien terhadap rekomendasi dan perawatan
dari pemberi pelayanan kesehatan penting untuk kesuksesan suatu intervensi dan
dapat berdampak pada berbagai aspek perawatan pasien, yaitu termasuk
konsistensi kunjungan, regimen pengobatan serta pembatasan makanan dan
cairan.
Perawat juga harus melakukan komunikasi yang baik pada keluarga
pasien, karena dengan begitu keluarga dapat mengetahui bagaimana keadaan
anggota keluarga yang menderita Diabetes Mellitus, maka keluarga dapat
memberikan dukungan serta motivasi. Adanya dukungan keluarga dalam
memotivasi pasien dalam menghadapi penyakit Diabetes Mellitus dapat
mempercepat dalam proses penyembuhannya. Peran dukungan keluarga yaitu
mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap anggota yang menderita
Diabetes Mellitus, mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat
pada pasien Diabetes Mellitus, memberikan perawatan kepada anggota keluarga
yang menderita Diabetes Mellitus, mempertahankan suasana rumah yang
menguntungkan kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarganya,
memanfaatkan dengan baik fasilitas – fasilitas kesehatan untuk pasien Diabetes
Mellitus ( FrieDiabetes Mellitusan 1981 dalam Setiadi, 2008).

TUJUAN

Tujuan penulisan artikel ilmiah ini adalah untuk memberikan gambaran


serta informasi tentang pentingnya komunikasi efektif dalam menumbuhkan

7
kepercayaan pasien dan keluarga kepada perawat atau tenaga kesehatan lainnya
dalam membantu proses penyembuhan penyakit yang diderita.

METODE

Metode yang dilakukan dalam kegiatan ini adalah dengan melakukan


observasi dan wawancara langsung ke rumah pasien serta perawatan luka kepada
pasien penderita diabetes melitus dan keluarga. Perawat melakukan pendekatan
kepada pasien dengan komunikasi secara efektif yaitu dengan cara memberikan
informasi yang tepat, tulus dan ikhlas, perhatian yang penuh kepada pasien dan
menghargai pasien beserta keluarganya. Mendiskusikan kepada keluarga pasien
untuk terus memberikan dukungan dan motivasi yang positif kepada pasien.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Hasil
Hasil pengkajian pada kunjungan keluarga pasien didapatkan hasil sebagai
berikut: Nama Tn. S usia 62 tahun, suku Jawa, agama Islam, pendidikan terakhir
SD, pekerjaan saat ini adalah seorang buruh bangunan, tinggal di Desa Kranggan
Magelang, menikah dan memiliki dua orang anak dan satu cucu. Pasien
mengalami luka di bawah lutut pada kaki kiri. Luka terjadi karena kondisi pasien
yang telah mengalami Diabetes Mellitus sejak lama. Luka tersebut terjadi sejak 4
minggu yang lalu. Saat sakit, Tn. S belum pernah dibawa ke rumah sakit, dan saat
ditawarkan untuk ke rumah sakit, Tn. S selalu menolak karena menurut Tn. S,
lukanya akan segera sembuh dengan sendirinya tanpa bantuan medis. Faktor
ekonomi juga menjadi salah satu alasan. Keluarga pasien mengatakan jika pasien
tidak pernah mengontrol atau memeriksa kadar gula darahnya di puskesmas
maupun di unit kesehatan lain. Saat melakukan perawatan luka, biasanya hanya
menggunakan air biasa dan betadine. Istri Tn. S mengatakan jika pasien memiliki
riwayat penyakit Diabetes Melitus dari beberapa tahun yang lalu.
Setelah sakit pasien sudah tidak bekerja lagi, kebutuhan sehari-hari hanya
tergantung pada anaknya yang juga berpenghasilan rendah. Istri pasien
mengatakan bahwa pasien keras kepala dan setelah sakit pasien cenderung jarang

8
keluar rumah, sering menyendiri dan seperti tidak bersemangat untuk menjalani
kehidupan. Bahkan terkadang saat lukanya ingin diobati, pasien sering menolak,
ia berkata lukanya bisa sembuh dengan sendiri dan tidak ingin merepotkan orang
lain.
Saat dilakukan observasi dan pemeriksaan tampak luka pasien termasuk
pada stadium 2 dan kondisi luka termasuk luka akut dengan panjang 3 cm, lebar 2
cm dan kedalaman luka 0,1 cm. Luka tidak berbau, warna dasar luka merah 50 %
, kuning 50 %, tepi luka menyatu dengan dasar luka. Kulit sekitar luka tidak
terdapat edema dan tidak ada tanda-tanda infeksi pada luka.
Perawat melakukan upaya menggunakan komunikasi efektif dengan cara
memperkenal diri, menyampaikan tujuan dari tindakan yang akan dilakukan,
menyampaikan bahwa pasien berhak menolak atau menerima tindakan yang akan
diberikan perawat. Jika pasien menerimanya maka perawat melakukan tindakan
berdasarkan standart operasional prosedur yang berlaku. Ketika melakukan
perawatan perawat selalu mengajak pasien berbicara mengenai kondisinya, apa
yang disukai pasien, harapannya ke depan dan mengenai perawatan selanjutnya.
Perawat melakukan evaluasi setelah tindakan dilakukan dengan
menanyakan bagaimana perasaan pasien setelah dilakukan perawatan, lebih
nyaman ataukan ada keluhan lainnya. Perawat melakukan terminasi setelah selesai
melakukan tindakan dengan cara menyampaikan kegiatan selanjutnya yang telah
disepakati bersama pasien, kemudian mendoakan kesembuhan pasien serta
berpamitan pada pasien dan keluarganya. Hasilnya adalah bahwa pasien
menerima keberadaan perawat dan mau diajak berdiskusi bersama mengenai
penyakitnya, serta bagaimana perawatan ke depan. Pasien mau menyampaikan
kepada perawat serta keluarga tentang apa yang sedang dikeluhkan, apa yang
diharapkannya. Walaupun pasien terkadang masih sering memercayai pada
pendapatnya sendiri, akan tetapi pasien tetap mau mematuhi anjuran perawat.
Dukungan keluarga pasien yang mendorong pasien untuk percaya kepada
perawat.

9
Pembahasan

Dari hasil observasi yang telah dilakukan melihat dari segi usia dan
pendidikan, komunikasi efektif sangat berpengaruh untuk menunjang proses
kesembuhan penyakit pada pasien. Hal ini sesuai dengan Mudakir (2007) yang
menyatakan bahwa komunikasi perawat dan pasien adalah proses pengiriman atau
pertukaran informasi dan pesan dari perawat ke pasien atau sebaliknya baik secara
verbal maupun non verbal dengan tujuan untuk mempengaruhi tingkah laku dan
merespon dalam rangka membantu mengatasi masalah klien. Komponen utama
dalam suatu komunikasi yaitu komunikan. Dalam hal ini, jika seorang komunikan
tidak dapat bekerjasama dengan perawat, tujuan suatu proses keperawatan tidak
terjadi secara efektif. Komunikasi efektif yang dilakukan secara baik dapat
mempengaruhi sikap dan kepatuhan pasien dalam proses keperawatan.
Keterampilan komunikasi efektif membuat perawat mampu berhubungan dengan
pasien secara hangat dan tulus, sehingga akan terjalin kepercayaan antar pasien
dan perawat.
Selain sebagai media untuk mendapatkan kepercayaan pasien dan perawat
serta kepatuhan, komunikasi efektif yang terbina antara pasien dengan perawat
dapat membantu menurunkan kecemasan pada penyakit serta meningkatkan
percaya diri dan juga menumbuhkan semangat hidup karena pasien dapat
mengeksplorasikan perasaannya, menceritakan ketakutan dan kekhawatirannya
menghadapi situasi tersebut dan mendapatkan solusi serta pengetahuan yang
diperlukan.
Dalam suatu perawatan, sebuah kepatuhan pasien kepada perawat juga
sangat berpengaruh besar dalam proses kesembuhan. Dengan adanya komunikasi
efektif kepatuhan pasien akan bertambah. Dari hasil tersebut, kepatuhan pasien
terhadap aturan yang dianjurkan perawat agar mempercepat proses penyembuhan
bisa diterima, akan tetapi kadang-kadang pasien masih mengelak atau tidak mau
melakukan. Hal itu disebabkan karena faktor usia, sedangkan usia pasien adalah
62 tahun. Notoatmodjo, 2012 mengungkapkan pada aspek psikologis dan mental
taraf berfikir seseorang semakin matang dan dewasa. Mengemukakan bahwa
makin tua umur seseorang maka proses perkembangan mentalnya bertambah baik,

10
akan tetapi pada umur tertentu bertambahya proses perkembangan mental ini tidak
secepat seperti ketika berumur belasan tahun. Seorang pasien diabetes melitus
yang telah berusia >60 tahun cenderung tidak mudah untuk menerima
perkembangan atau informasi baru yang menunjang derajat kesehatannya (
Saryono,2010) .
Perlu dilakukan komunikasi secara efektif juga dikarenakan tingkat
pendidikan pasien pada level Sekolah Dasar (SD). Dengan tingkat pendidikan
mempengaruhi perilaku seseorang dalam mencari perawatan dan pengobatan
penyakit yang dideritanya, serta memilih dan memutuskan tindakan atau terapi
yang akan dan harus dijalani untuk mengatasi masalah kesehatannya serta
menerima anjuran dari perawat atau petugas kesehatan yang lain. Hal ini juga
didukung oleh Norma (2014) dalam penelitiannya, bahwa penderita yang
memiliki pendidikan yang lebih tinggi akan mempunyai pengetahuan yang lebih
luas juga memungkinkan pasien itu dapat mengontrol dirinya dalam mengatasi
masalah yang dihadapi, rasa percaya diri yang tinggi, berpengalaman, mempunyai
perkiraan yang tepat bagaimana mengatasi kejadian, mudah mengerti tentang apa
yang dianjurkan oleh petugas kesehatan. Pengetahuan yang baik tidak selalu
diimbangi oleh sikap patuh seseorang, karena kepatuhan seseorang dipengaruhi
beberapa hal diantaranya usia, pendidikan dan dukungan dari keluarga. Dengan
adanya dukungan keluarga pada proses penyembuhan, pasien merasa jika dirinya
diperhatikan dan termotivasi untuk segera sehat. Hal ini didukung dalam
penelitiaan yang dilakukan Citra (2014) bahwa kepatuhan dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya usia, dukungan keluarga, jenis makanan yang tersedia
dan kemauan kuat penderita Diabetes Mellitus untuk menjalankan diet yang baik
dan benar. Pengetahuan yang baik tidak selalu di imbangi oleh sikap patuh
seseorang.
Perawat juga melakukan komuniksi efektif kepada keluarga pasien karena
dengan begitu perawat dan keluarga dapat bersama-sama mendiskusikan tentang
penyakit yang diderita pasien serta keluarga dapat mengerti apa yang harus
dilakukan kepada pasien. Keluarga pasien dapat memberikan motivasi
kesembuhan sehingga ada dorongan yang kuat dari kelaurga untuk pasien. Pada
pasien Tn. S dukungan keluarga baik, keluarga terus menerus memberikan

11
motivasi kepada pasien walaupun pasien sering menentang apa yang dikatakan
keluarganya. Keluarga harus tanpa henti memberikan dukungan sampai pasien
menerima dukungan tersebut.
Pasien selama sakit mudah marah dan stres serta sering menyendiri. Hal
ini sejalan dengan penelitian Rifki (2007) bahwa Diabetes Mellitus merupakan
penyakit kronis yang menyebabkan diabetisi merasa bosan dan stres sehingga
tindakan terhadap faktor psikologis sangat membantu penyelesaian masalah
Diabetes Mellitus. Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan, dan penerimaan
keluarga terhadap penderita yang sakit. Keluarga memiliki empat fungsi
dukungan yaitu: dukungan informasional, dukungan penilaian, dukungan
instrumental, dan dukungan emosional. Dalam hasil penelitian Tresna dkk ( 2007)
bahwa kepatuhan merupakan tahap pertama dari perubahan perilaku sehingga
seorang pasien membutuhkan pengawasan dalam hal mengubah perilakunya, di
mana salah satu anggota keluarga dapat dijadikan sebagai pengawas dalam hal
mengikuti anjuran ataupun terapi yang diberikan oleh tenaga medis. Salah satu
fungsi dukungan keluarga adalah dukungan emosional yaitu keluarga merupakan
tempat yang aman dan damai untuk istirahat dan pemulihan serta membantu
penguasaan terhadap emosi, ada perasaan terlindungi. Basuki (2007) menyatakan
dalam penelitiannya bahwa keluarga dapat mempunyai pengaruh positif kepada
sikap penyandang Diabetes Mellitus untuk menerima edukasi sehingga
berhasilnya pengobatan Diabetes Mellitus bergantung pada kerja sama petugas
kesehatan, penyandang Diabetes Mellitus dan keluarganya.

KESIMPULAN

Dari hasil studi kasus yang telah dilakukan, maka dapat disimpulkan
bahwa dengan diterapkannya komunikasi efektif selama perawatan pada pasien
dengan luka Diabetes Mellitus dapat merubah faktor psikologi pasien dengan
menumbuhkan kepatuhan kepada apa yang diinstruksikan perawat atau tim medis
lainnya. Komunikasi efektif juga harus diterapkan kepada keluarga pasien, karena
keluarga dan perawat dapat berdiskusi bersama mengenai penyakit pada pasien
serta proses dalam kesembuhan pasien. Dukungan keluarga juga sangat

12
diperlukan, dukungan keluarga dapat menumbuhkan kepatuhan pada pasien serta
menumbuhkan motivasi untuk kesembuhan penyakitnya.

UCAPAN TERIMA KASIH

Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah


membantu atas terselesainya proposal ini. Kami mengucapkan terima kasih
kepada pasien dan keluarganya yang telah bersedia dan bekerja sama. Tak lupa
kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing serta instansi yang terkait.

13
DAFTAR PUSTAKA
Basuki E. (2007). Teknik Penyuluan Diabetes Melitus dalam: Penatalaksanaan
Diabetes Melitus Terpadu. Jakarta: FKUI; 2007. 131-46.
Corwin, Elizabeth J. (2009). Buku Saku Patofisiologi. Edisi Ketiga. Jakarta: EGC.
Juniarti, Citra & Semana, Akuilina. (2014).Hubungan Pengetahuan dengan
Kepatuhan Diet pada Penderita Diabetes Mellitus yang Dirawat di RSUD
Labuang Baji Makassar.Jurnal Ilmiah Kesehatan Diagnosis. Volume 4,
No. 6. Tahun 2014.
Mansjoer, Arif. (2010). Kapita Selekta Kedokteran. Media Aescukapius Jakarta:
FKUI.
Norma Risnasari. (2014).Hubungan Tingkat Kepatuhan Diet pada Paien Diabetes
Mellitus dengan Munculnya Komplikasi di Puskesmas Pesantren Iikota
Kediri. http://p2m.unpkediri.ac.id. Diperoleh tanggal 26 Januari 2017.
NotoaDiabetes Mellitusodjo, Soekidjo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta.
Rifki N. (2007). Penatalaksanaan Diabetes Melitus dengan Pendekatan Keluarga
Dalam: Penatalaksanaan Diabetes Mellitus Terpadu. Jakarta: FKUI. 199-
203.
Rohmayanti, Handayani.E. (2017). Modern Wound Care Apllication in Diabetic
Wound Management. International Journal of Research in Medical
Science. Vol.5.No.2 (2017).
Saryono. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Alfabeta.
Setiadi. (2008). Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Edisi: 1. Yogyakarta:
Graha Ilmu.
Stanley, M. (2007). Buku Ajar Keperawatan Gerontik(Gerontological nursing : A
health promotion/ protection approach) Edisi 2. Jakarta: EGC. 10
Tresna N, Suryani I, Setyowati. (2007). Karakteristik dan Kebiasaan Makan
Pasien Diabetes Melitus Rawat Jalan di RSUD Sleman.Nutrisia 2007; 8
(2): 88-94.

14
LAMPIRAN – LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Ketua, Anggota, dan Pembimbing


A. Identitas Diri Ketua
1 Nama Lengkap Arif Hidayat
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Program Studi Diploma III Keperawatan
4 NIM 16.0601.0023
5 Tempat dan Tanggal Lahir Boyolali, 04 April 1994
6 E-mail hidayata273@gmail.com
7 No Telepon/HP 08998450383

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi MI Tegalsari SMP N 1 SMK N 1
SUSUKAN TENGARAN

Jurusan - - Tehnik
Informatika
Tahun 2000-2006 2006-2009 2009-2012
Masuk/Lulus

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

No Nama Pertemuan Ilmiah/ Seminar Judul Artikel Waktu dan


Ilmiah Tempat
1 - - -
2 - - -
3 - - -

15
D. Penghargaan dalam 10 tahun terakhir

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun


Penghargaan
1 - - -
2 - - -
3 - - -

Semua data yang isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata di
jumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah....

Magelang, 29 November 2017


Pengusul

( Arif Hidayat)
NIM. 16.0601.0023

16
A. Identitas Diri Anggota
1 Nama Lengkap Eva Oktaviana Ninrum
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Diploma III Keperawatan
4 NIM 16.0601.0032
5 Tempat dan Tanggal Lahir Boyolali,25 Oktober 1996
6 E-mail evao876@gmail.com
7 No Telepon/HP 085862701684

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD Negeri SMP Negeri 5 MA Ali
Magelang 3 Magelang Maksum
Jurusan - - IPA
Tahun Masuk/ 2003-2009 2009-2012 2012-2016
Lulus

Semua data yang isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata di
jumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah...

Magelang, 29 November 2017


Pengusul

(Eva Oktaviana Ningrum)


NIM. 16.0601.0032

17
A. Identitas Diri Anggota
1 Nama Lengkap Laelatun Nur Afifah
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Diploma III Keperawatan
4 NIM 16.0601.0065
5 Tempat dan Tanggal Lahir Magelang, 16 Oktober 1997
6 E-mail laelatunnurafifah@gmail.com
7 No Telepon/HP 085726654844

B. Riwayat Pendidikan
SD SMP SMA
Nama Institusi SD Negeri SMP Negeri 13 SMA Negeri 5
Kedungsari 2 Magelang Magelang
Magelang
Jurusan - - IPS
Tahun Masuk/ 2004 - 2010 2010 – 2013 2013 - 2016
Lulus

Semua data yang isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata di
jumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah....

Magelang, 29 November 2017


Pengusul,

(Laelatunn Nur Afifah)


NIM. 16.0601.0065

18
A. Identitas Diri Pembimbing
1 Nama Lengkap Rohmayanti S.Kep, M.Kep
2 Jenis Kelamin Perempuan
3 Program Studi Diploma III Keperawatan
4 NIDN 0610098002
5 Tempat dan Tanggal Lahir Purworejo, 10 September 1980
6 E-mail rohmayanti@ummgl.ac.id
7 No Telepon/HP 082226870730

B. Riwayat Pendidikan
S1 S2 S3
Nama Institusi Universitas Universitas -
Padjadjaran Gadjah Mada

Jurusan Ilmu Keperawatan -


Keperawatan Maternitas
Tahun Masuk Lulus 2002 - 2005 2012 - 2015 -

C. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation)

No Nama Pertemuan Ilmiah/ Judul Artikel Ilmiah Waktu dan Tempat


Seminar
1 The 2nd University Implementasi Modern Universitas
Research Colloquium Wound Care di RS Muhammadiyah
(URECOL 2015 Harapan Magelang Semarang, 29
Agustus 2015
2 International Joint Health Service by Inna Garuda
Conference On Nursing Adolescentin Magelang Malioboro
Science 2015. “Updating Yogyakarta, 24-25
Evidences in Nursing Agustus 2015
Practice Towards AEC
Beyond 2015

19
3 - - -

D. Pengahargaan dalam 10 tahun Terakhir

No Jenis Penghargaan Institusi Pemberi Tahun


Penghargaan
1 - - -
2 - - -
3 - - -

Semua data yang isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata di
jumpai ketidak sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Hibah....

Magelang, 28 November
2017
Pembimbing

(Rohmayanti S.Kep, M.Kep)


NIDN: 061009800

20
Kop Universitas Menggunakan
kertas yang disediakan oleh
Pokja Penalaran

Lampiran 2. Surat Pernyataan Ketua Peneliti


KOP UNIVERSITAS

SURAT PERNYATAAN KETUA PELAKSANA

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Arif Hidayat
NIM : 16.0601.0023
Program Studi : Diploma III Keperawatan
Fakultas : Ilmu Kesehatan

Dengan ini menyatakan bahwa proposal saya dengan judul Implementasi Strict
Liability Sebagai Instrumen Penegakan Hukum Lingkungan, yang diusulkan
untuk tahun anggaran 2017 bersifat orisinil dan belum pernah di biayai oleh
lembaga atau sumber dana lain.

Bilamana di kemudian hari ditentukan ketidaksesuaian dengan pernyataan ini,


maka saya bersedia di tuntut dan di proses sesuai dengan ketentuan yang berlaku
dan mengembalikan seluruh biaya penelitian yang sduah di terima ke kas negara.

Demikian Pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dan dengan sebenar-


benarnya.

Mengetahui, Magelang, 28 November2017


Wakil Dekan FIKES, Yang menyatakan

( Ns. Retna Tri Astuti ) ( Arif Hidayat )


NIK. 047806007 NIM. 16.0601.0065

21
Lampiran 3. Surat Pernyataan Sumber Tulisan

Surat Pernyataan Sumber Tulisan PKM – AI

Saya yang menandatangani Surat Pernyataan ini :

- Nama : Arif Hidayat


- NIM : 16.0601.0023

1) Menyatakan bahwa PKM – AI yang saya tuliskan bersama anggota tim lainnya benar
bersumber dari kegiatan yang telah dilakukan :
- Nyatakan Program Kegiatan (KKN – Praktik Lapangan – Tugas Kelompok –
Magang – PKM yang sudah dilaksanakan) yang telah dilakukan sendiri
oleh penulis bukan oleh pihak lain.
- Topik Kegiatan
- Tahun dan Tempat Pelaksanaan
2) Naskah ini belum pernah/ dipublikasikan dalam bentuk prosiding maupun jurnal
sebelumnya.
Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa paksaan
pihak manapun juga untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Demikian Surat Pernyataan ini dibuat dengan penuh kesadaran tanpa paksaan piha
manapun juga untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.

Magelang, 29 November 2017 Mengetahui/ Menyetujui


Yang Membuat Pernyataan Ketua Program Studi

( Arif Hidayat) (Ns. Reni Mareta, M.Kep)


NIM. 16.0601.0023 NIK. 207708165

22

Anda mungkin juga menyukai