oleh
Siti Amaliatul Khoiroh NIM 192311101054
1
BAB I. LATAR BELAKANG
1
TB merupakan penyakit yang dapat diobati dan disembuhkan. Penting bagi
penderita TB untuk tidak putus obat dan jika penderita putus obat maka bakteri TB
akan mulai berkembang biak lagi yang berarti penderita harus melakukan pengobatan
intensif selama 2 bulan pertama (WHO, 2013). Dukungan dari keluarga ikut
membantu keberhasilan pengobatan pasien TB dengan cara selalu mengingatkan
penderita agar minum obat. Dukungan keluarga diperlukan pasien TB dengan cara
menunjukkan kepedulian dan simpati dalam merawat (Septia, 2014).
Berdasarkan hasil pengkajian yang dilakukan oleh mahasiswa Fakultas
Keperawatan Universitas Jember di Sumbersari pada hari Senin, 29 Agustus 2019
pada keluarga Tn. K didapatkan data bahwa keluhan utama yang dirasakan oleh
keluarga klien yaitu TB dengan keadaan pasien saat ini sering batuk dan malas untuk
minum obat.
2.1 Tujuan
2.1.1 Tujuan Umum
2
Kegiatan pendidikan kesehatan ini bertujuan untuk memberi
pengetahuan pada keluarga tentang penyakit TBC serta mendorong
keluarga untuk merawat dan memberikan dukungan kepada anggota
keluarga yang menderita TBC.
2.2 Manfaat
Untuk menambah pengetahuan kelurga tentang konsep dasar dan pencegahan
penyakit TBC.
3
Directly Observed Treatment Short-course). DOTS adalah salah satu strategi untuk
meningkatkan pengetahuan masyarakat mengenai TB paru melalui penyuluhan sesuai
dengan budaya setempat, mengenai TB paru pada masyarakat miskin,
memberdayakan masyarakat dan pasien TB paru, serta menyediakan akses dan
standar pelayanan yang diperlukan bagi seluruh pasien TB paru. Akan tetapi, menurut
penelitian sebelumnya, pelayanan kesehatan khususnya pelayanan untuk penyakit
tuberculosis tidak efektif dan terbatas. Petugas kesehatan baik dari pemerintah atau
swasta kurang dilatih dalam diagnosis dan pengobatan tuberculosis serta kurangnya
keterampilan komunikasi yang dibutuhkan untuk memotivasi pasien guna
meningkatkan kepatuhan dalam upaya penyembuhan tuberkulosis (Astutidkk, 2014)
4
merubah sikap dalam pencegahan penularan tuberkulosis paru dibandingkan dengan
keluarga yang tidak diberi pendidikan kesehatan.
5
mencapai kesehatan secara optimal. Pendidikan kesehatan ini dilakukan agar keluarga
mampu mengaplikasikan di kehidupan kesehariannya.
Pendidikan kesehatan juga merupakan upaya untuk memberikan pengetahuan
pada keluarga dengan penderita TBC agar dapat menerapkan gaya hidup sehat yang
dapat mengurangi penyebaran TBC. Pendidikan kesehatan dilakukan kepada keluarga
diharapkan dapat mengubah persepsi keluarga dan sikap keluarga yang kurang peduli
terhadap penderita TBC. Realisasi penyelesaian masalah mengenai TBC pada
keluarga yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pendidikan kesehatan
tentang gaya hidup sehat dan demonstrasi batuk efektif yang tepat pada keluarga
dengan TBC yaitu pada keluarga Tn. K. Pendidikan kesehatan ini diharapkan dapat
memotivasi keluarga untuk meningkatkan dukungan koping keluarga kepada
penderita TBC.
= Sasaran
= Pemateri
6
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, R. 2017. Analisis pengaruh supervisi kepala ruangan, beban kerja, dan
motivasi terhadap kinerja erawat dalam pendokumentasian asuhan keperaatan
di rumah sakit bhayangkara makassar. Jurnal Mirai Management. 2(2):369–
385.
Astuti, S. (2014). Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Masyarakat Terhadap
Upaya Pencegahan Penyakit Tuberkulosis di RW 04 Kelurahan Lagoa Jakarta
Utara Tahun 2013. Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
7
Depkes RI. 2002. Pedoman Pemberantasan Penyakit Saluran Pernapasan Akut.
Jakarta: Departemen Kesehatan RI.
Donna L. Wong (et al). 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong.Alih bahasa:
Agus Sutarna, Neti Juniarti, H.Y. kuncoro. Editor edisi bahasa Indonesia: Egi
Komara Yudha (et al). Edisi 6. Jakarta: EGC
Septia. 2014. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kepatuhan Minum Obat pada
Penderita TB Paru. JOM. 1(2): 1-10
Sitorus, R. dan R. Panjaitan. 2011. Manajemen Keperawatan: Manajemen
Keperawatan Di Ruang Rawat. Jakarta: CV Sagung Seto.
WHO. 2013. Defenition and Diagnosis of Pulmonari Tuberculosis.
https://mdgsgoals.com.who.int/sree/ [Diakses pada 24 Agustus 2019 pukul
20.20]
WHO. 2015. Global Tuberculosis Report. France: World Health Organization
8
Lampiran:
Lampiran 1 : Berita Acara
Lampiran 2 : Daftar Hadir
Lampiran 3 : Satuan Acara Penyuluhan (SAP)
Lampiran 4 : Standar Operasional Prosedur (SOP) bila ada
Lampiran 5 : Materi
Lampiran 6 : Media leaflet
9
Jember, 29 Agustus 2019
Pemateri
Mahasiswa Fakultas
Keperawatan Universitas
Jember
Pada hari ini, Jum’at 29 Agustus 2019 pukul 08.00 s/d 08.30 WIB bertempat di rumah
Tn. K di Jl. Mawar RT 003 / RW 005 Jember, telah dilaksanakan kegiatan pendidikan
10
kesehatan tentang “Penyakit TBC dan pentingnya Dukungan koping Keluarga
Terhadap Penderita TBC”. Kegiatan ini diikti oleh….orang.
DAFTAR HADIR
11
No. NAMA ALAMAT TANDA
TANGAN
1.
2.
3.
4.
12
Tempat: Rumah Tn. K di Jl. Mawar RT 003 / RW 005 Jember
Penyuluh : Siti Amaliatul Khoiroh
I. Analisa Data
1. Kebutuhan peserta didik
Masyarakat kelurahan Sumbersari Kabupaten Jember merupakan salah
satu kelurahan yang warganya mayoritas bersuku Madura. Kelurahan
tersebut memiliki prevalensi penderita TBC yang cukup tinggi. Pada
keluarga Tn. K terdapat anggota keluarganya yang menderita TBC yaitu
Tn. K. Tn. K merasa tidak pernah dipedulikan oleh keluarganya dan
dikucilkan karena terdapat stigma bahwa penyakit TBC sangat menular
dan penderita harus dijauhi. Sehingga perlu dilakukan pendidikan
kesehatan tentang penyakit TBC dan pentingnya dukungan koping
keluarga agar penderita TBC merasa termotivasi untuk berobat.
2. Karakteristik peserta didik
Penderita TBC dan keluarga penderita TBC.
II. Tujuan Instruksi Umum (TIU)
Setelah dilakukan pendidikan kesehatan, penderita, keluarga serta masyarakat
dapat memahami penyakit TBC, bagaimana proses penularannya, cara
mencegahnya, perawatannya (batuk efektif), dan pentingnya dukungan koping
keluarga pada penderita TBC.
13
8. Keluarga dapat memberikan perawatan dan dukungan koping kepada
penderita TBC
V. Metode
Ceramah, diskusi Tanya jawab dan demonstrasi
VI. Media
Leaflet
14
TBC
b. Menjelaskan penyebab
TBC
c. Menjelaskan tanda
gejala TBC
d. Menjelaskan
pencegahan TBC
e. Menjelaskan
pengobatan penderita
TBC
f. Menjelaskan definisi
teknik batuk efektif
g. Menjelaskan Manfaat
teknik batuk efektif
h. Menjelaskan langkah-
langkah teknik batuk
efektif
i. Mempraktekan terapi
teknik batuk efektif
j. Menjelaskan
pentingnya dukungan
keluarga dan perawatan
pada penderita TBC
VIII. Evaluasi
1. Pasien dan keluarga dapat menjelaskan definisi TBC
15
2. Pasien dan keluarga dapat menjelaskan Penyebab TBC
3. Pasien dan keluarga dapat menjelaskan Tanda dan gejala TBC
4. Pasien dan keluarga dapat menjelaskan Pengobatan TBC
5. Pasien dan keluarga dapat mengetahui definisi, manfaat dan langkah-langkah
batuk efektif
6. Pasien dapat mempraktekkan teknik batuk efektif
7. Keluarga dapat memberikan dukungan koping keluarga dan perawatan pada
penderita TBC
16
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
Batuk Efektif
FKEP
UNIVERSITAS
JEMBER
1. PENGERTIAN Cara batuk yang efektif mengeluarkan mucus dari
saluran pernapasan
2. TUJUAN 1. Mengeluarkan mucus dari saluran nafas
2. Mencegah penumpukan mucus dan komplikasinya
3. INDIKASI 1. Pasien dengan penumpukan mukus di jalan napas
2. Pasien dengan batuk berdahak
4. KONTRAINDIKASI 1. Kondisi akut medis dan bedah
2. Nyeri berat
3. Pasien hemaptoe
4. Pasien dengan gangguan kardiovaskuler
5. PERSIAPAN KLIEN Berikan penjelasan pada klien tentang tindakan yang
akan dilakukan dan jelaskan alasan tindakan dilakukan
17
6. berikan bantal di bawah kepala dan lutut
7. minta klien menyilangkan kedua tangan di perut
8. minta klien menarik napas perlahan melalui hidung,
dan membuang napas melalui mulut (lakukan 2
kali)
9. minta klien menarik napas perlahan melalui hidung
10. minta klien menekan perut dengan tanagn dan
sedikit mencondongkan tubuh ke depan
11. minta klien batuk 2-3 kali
12. jika sputum keluar tampung di wadah sputum
13. istirahat
14. ulangi prosedur 7 s/d 10 beberapa kali
15. lakukan latihan sampai sputum bersih/berkurang
16. beritahu bahwa tindakan sudah selesai
17. bereskan alat-alat yang telah digunakan
18. beri posisi nyaman pada klien
19. kaji respon klien (subyektif dan obyektif)
20. berikan reinforcement positif pada pasien
21. buat kontrak pertemuan selanjutnya
22. lepas lepas sarung tangan dan masker
23. cuci tangan
18
Laporan Pre-Planning Prakepanitraan Komunitas 2019
Keluarga –FKEP Universitas Jember
Lampiran 5: Materi
Lampiran Materi Penyuluhan
19
Laporan Pre-Planning Prakepanitraan Komunitas 2019
Keluarga –FKEP Universitas Jember
tidak tahan atau bisa mati apabila terkena cahaya matahari atau aliran udara
(Widoyono, 2011). Penyebaran mycobacterium tuberculosis yaitu melalui
droplet nukles, kemudian dihirup oleh manusia dan menginfeksi (Depkes RI,
2002).
Menurut Donna L. Wong, et.al. 2008 tanda dan gejala tuberkulosis antara lain.
a. Demam
Umumnya subfebris (37,5oC – 38oC), kadang-kadang hiperpireksia
(40oC -41oC), keadaan ini sangat dipengaruhi oleh daya tahan tubuh pasien
dan berat ringannya infeksi kuman tuberculosis yang masuk. Biasanya
terjadi demam persisten yang pada kasus ini terjadi akibat adanya infeksi
saluran pernanfasan.
b. Malaise
Penyakit TBC paru bersifat radang yang menahun. Gejala malaise
sering ditemukan anoreksia, berat badan makin menurun, sakit kepala,
meriang, nyeri otot dan keringat malam. Gejala semakin lama semakin
berat dan hilang timbul secara tidak teratur
c. Anoreksia
d. Penurunan berat badan
e. Batuk ada atau tidak
Terjadi karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk
membuang produk radang. Sifat batuk dimulai dari batuk kering (non
produktif). Keadaan setelah timbul peradangan menjadi produktif
(menghasilkan sputum atau dahak). Keadaan yang lanjut berupa batuk
20
Laporan Pre-Planning Prakepanitraan Komunitas 2019
Keluarga –FKEP Universitas Jember
21
Laporan Pre-Planning Prakepanitraan Komunitas 2019
Keluarga –FKEP Universitas Jember
G. Pengobatan TBC
Pengobatan TB bertujuan untuk menyembuhkan pasien, mencegah
kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan rantai penularan dan
mencegah terjadinya resistensi kuman terhadap OAT. Penatalaksanaan TB
meliputi penemuan pasien dan pengobatan yang dikelola dengan
menggunakan strategi DOTS. Pengobatan tuberkulosis dilakukan dengan
prinsip - prinsip sebagai berikut:
1. OAT harus diberikan dalam bentuk kombinasi beberapa jenis obat, dalam
jumlah cukup dan dosis tepat sesuai dengan kategori pengobatan. Jangan
gunakan OAT tunggal (monoterapi) . Pemakaian OAT-Kombinasi Dosis
Tetap (OAT – KDT) lebih menguntungkan dan sangat dianjurkan.
2. Menjamin kepatuhan pasien menelan obat, dilakukan pengawasan
langsung (DOTS) oleh seorang Pengawas Menelan Obat (PMO).
Directly Observed Treatment Shortcourse (DOTS) adalah nama untuk
suatu strategi yang dilaksanakan di pelayanan kesehatan dasar di dunia
untuk mendeteksi dan menyembuhkan pasien TB (Mansjoer, Arief (ed.)
dkk., 2000). Strategi ini terdiri dari lima komponen, yaitu:
a. Dukungan politik para pimpinan wilayah di setiap jenjang sehingga
program ini menjadi salah satu prioritas dan pendanaan pun akan tersedia.
22
Laporan Pre-Planning Prakepanitraan Komunitas 2019
Keluarga –FKEP Universitas Jember
23
Laporan Pre-Planning Prakepanitraan Komunitas 2019
Keluarga –FKEP Universitas Jember
DAFTAR PUSTAKA
Donna L. Wong (et al). 2008. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong.Alih
bahasa: Agus Sutarna, Neti Juniarti, H.Y. kuncoro. Editor edisi bahasa
Indonesia: Egi Komara Yudha (et al). Edisi 6. Jakarta: EGC
Sholikhah, Maula M., Nursasi, Astuti Y., dan Wiarsih, Wiwin. (2019). The
realtionship between family’s informational support and self-efficacy of
pulmonary tuberculosis client. Enfermeria Clinica.
https://doi.org/10.1016/j.enfcti.2019.04.062
24
Laporan Pre-Planning Prakepanitraan Komunitas 2019
Keluarga –FKEP Universitas Jember
25
Laporan Pre-Planning Prakepanitraan Komunitas 2019
Keluarga –FKEP Universitas Jember
26
Laporan Pre-Planning Prakepanitraan Komunitas 2019
Keluarga –FKEP Universitas Jember
27