Anda di halaman 1dari 7

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TENTANG ISPA

Disusun Oleh
Mekke Entelika Putri

Pembimbing Akademik
Ns. Ravika Ramlis , S.Kep. M.Kes

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN (FIKES)
UNIVERSITAS DEHASEN BENGKULU
TA 2022/2023

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)

Hari/tanggal :

Jam/waktu :

Pokok Bahasa : Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)

Sub Bahasa : Mengenali tanda dan gejala serta upaya pencegahan dan pengobatan ISPA

1
Sasaran : Keluarga Ny.M

Tempat : Rumah Ny.M

A. Latar belakang
Arah kebijaksanaan dalam bidang kesehatan yang diamanatkan dalam ketetapan
MPRRI NO.IV/MPR/1999 tentang GBHN 1999/2004 salah satunya adalah meningkatkan
mutu sumber daya manusia dan lingkungan yang saling mendukung dengan pendekatan
paradigma sehat, yang memberikan prioritas pada upaya peningkatan kesehatan, pencegahan,
penyembuhan, pemulihan dan rehabilitasi sejak pembuahan dalam kandungan sampai Usia
Lanjut.
Amanat tersebut dituangkan dalam undang-undang nomor 25 tahun 2000 tentang
Program Pembangunan Nasional (PROPENAS) Tahun 2000 - 2004 yang merupakan
penjabarannya. Salah satu tujuan khusus dari program upaya kesehatan yang tercantum
dalam PROPENAS adalah mencegah terjadinya dan tersebarnya penyakit menular sehingga
tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat, menurunkan, angka kesakitan, kematian dan
kecacatan. Program pemberantasan penyakit infeksi saluran Pernapasan Akut (ISPA) pada
balita merupakan salah satu pemberantasan penyakit yang termasuk dalam PROPENAS.
Di dalam Rencana Pembangunan Kesehatan Menuju Indonesia Sehat 2010
(RPKMIS), masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan
kesehatan adalah masyarakat, bangsa dan negara yang ditandai oleh penduduknya hidup
dalam lingkungan dan dengan prilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan
yang setinggi tingginya diseluruh wilayah Republik Indonesia.
program pemberantasan penyakit infeksi saluran pernapasan akut adalah bagian dari
pembangunan kesehatan, dan merupakan upaya yang mendukung peningkatan kualitas
sumber daya manusia serta merupakan bagian dari upaya pemberantasan dan pencegahan
penyakit menular.
Kecenderungan terjadinya ISPA karena; Kondisi ekonomi yang belum pulih dari
krisis ekonomi yang berkepanjangan berdampak peningkatan penduduk miskin disertai
dengan menurunnya kemampuan menyediakan lingkungan pemukiman yang sehat
mendorong peningkatan jumlah balita yang rentan terhadap serangan berbagai penyakit
menular termasuk ISPA. Pada akhirnyan akan mendorong meningkatnya penyakit ISPA dan
Pneumonia pada balita. Jumlah penduduk yang besar mendorong meningkatnya jumlah
populasi balita yang besar pula. Atau dengan kata lain meningkatkan populasi sasaran
program P2 ISPA sehingga berimplikasi terhadap membengkaknya anggaran, sarana dan
peralatan yang dibutuhkan. Ditambah lagi dengan status kesehatan masyarakat yang masih
rendah, akan menambah berat beban kegiatan pemberantasan penyakit ISPA. Pengaruh
geografis dapat mendorong terjadinya peningkatan kasus maupun kematian penderita akibat

2
ISPA. Perilaku hidup bersih dan sehat merupakan modal utama bagi pencegahan penyakit
ISPA. Perilaku hidup bersih dan sehat sangat dipengaruhi oleh budaya dan tingkat
pendidikan penduduk. Dengan makin meningkatnya tingkat pendidikan di masyarakat
diperkirakan akan berpengaruh positif terhadap pemahaman masyarakat dalam menjaga
kesehatan balita agar tidak terkena penyakit ISPA. Yaitu melalui upaya memperhatikan
rumah sehat, desa sehat dan lingkungan sehat. Lingkungan dan iklim global Pencemaran
lingkungan seperti asap karena kebakaran hutan, gas buang sarana transportasi dan populasi
udara dalam rumah merupakan ancaman kesehatan terutama penyakit ISPA. Demikian pula
perubahan iklim global terutama suhu, kelembaban, curah hujan, merupakan beban ganda
dalam pemberantasan penyakit ISPA. Untuk tercapainya tujuan pemberantasan penyakit
ISPA, maka salah satu upaya adalah dengan memperhatikan atau menanggulangi faktor
resiko lingkungan.
Penyakit ISPA merupakan penyakit yang sering terjadi pada anak. Episode penyakit
batuk pilek pada balita di Indonesia diperkirakan sebesar 3 sampai 6 kali per tahun. Ini
berarti seorang balita rata-rata mendapat serangan batuk pilek sebanyak 3 sampai 6 kali
setahun. Ini berarti seorang balita rata-rata mendapat serangan batuk pilek sebanyak 3 sapai 6
kali setahun. ISPA juga merupakan salah satu penyebab utama kunjungan pasien disarana
kesehatan. Sebanyak 40%-60% kunjungan berobat di Puskesmas dan 15% - 30% kunjungan
berobat dibagian rawat jalan dan rawat inap rumah sakit disebabkan oleh ISPA. Data
penderita ISPA yang diperoleh dari hasil pengkajian keperawatan/kesehatan mahasiswa
program profesi ners program studi ilmu keperawatan sekolah tinggi ilmu kesehatan (STIK)
Bina husada palembang ditemukan terdapat 163 kasus ISPA yang dialami oleh warga Rt. ......
Berbagai hal tersebut diataslah yang melatarbelakangi maka perlunya dilakukan
penyuluhan mengenai penyakit ISPA, dimana melalui penyuluhan kesehatan yang diberikan
dapat menambah informasi bagi warga tentang penyakit ISPA, diharapkan melalui
penyuluhan yang diberikan dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat akan penyakit
ISPA

B. Tujuan Instruksional Umum (TIU)

Setelah mengikuti penyuluhan ini, diharapkan keluarga mengetahui dan memahami


kondisi lingkungan polusi yang tercemar agar tidak terserang ISPA, dan bisa mencegah dari
penyakit tersebut dengan upaya kuratif dan preventif agar masyarakat sehat sejahtera.

C. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah mengikuti penyuluhan masyarakat dapat :

1. Mampu menyebutkan pengertian dari infeksi saluran pernapasan akut


2. Mengetahui dan memahami penyebab dari infeksi saluran pernapasan akut.

3
3. Mengetahui dan memahami tanda dan gejala dari seseorang yang terinfeksi saluran
pernapasannya akut dan dapat menyebutkan upaya pencegahan dari infeksi saluran
pernapasan akut.
4. Mengetahui kegunaan dari masker dan cara serta waktu menggunakannya.

D. Garis-Garis Besar Materi


1. Pengertian Infeksi Saluran Pernapasan Akut
2. Penyebab Infeksi Saluran Pernapasan Akut.
3. Tanda dan Gejala Infeksi Saluran Pernapasan Akut.
4. Upaya Pencegahan Infeksi Saluran Pernapasan Akut.
5. Penatalaksanaan ISPA.

E. Kegiatan Belajar Mengajar


a. Metode
Ceramah
Tanya jawab
b. Media dan Alat Peraga
Leaflet
F. Strategi Pelaksanaan

No Waktu Kegiatan Penyuluhan Respon


1 5 menit Pendahuluan
a. Menyampaikan salam a. Membalas salam
b. Menjelaskan tujuan b. Mendengarkan
c. Kontrak waktu c. Memberi respon
d. Tes awal d. Menjawab
2 20 Menit Inti
a. Menjelaskan pengertin dan penyebab dari a. Mendengarkan
infeksi saluran pernapasan, tanda dan gejala dari dan menyimak
infeksi saluran pernapasan, upaya pencegahan b. Mengajukan
dan pengobatan dari infeksi saluran pernapasan. pertanyaan
b. Memberikan kesempatan bertanya c. Mendengarkan
c. Menjawab pertanyaan
3 5 Menit Penutup
a. Tes akhir a. Menjawab
b. Menyimpulkan hasil penyuluhan a. Aktif bersama
c. Memberi salam penutup menyimpulkan
b. Membalas salam

G. Evaluasi
1. Evaluasi Persiapan
a. Materi sudah siap dan dipelajari 1 hari sebelum penyuluhan.

4
b. Media sudah siap 1 hari sebelum penyuluhan.
c. Untuk ibu-ibu posyandu sudah disampaikan 1 hari sebelum penyuluhan.
d. Tempat sudah siap 1 jam sebelum penyuluhan,
e. SAP sudah siap 1 hari sebelum penyuluhan.
2. Evaluasi Proses
a. Masyarakat memperhatikan penjelasan penyaji.
b. Masyarakat aktif bertanya.
c. Media dapat digunakan secara efektif.
3. Evaluasi Hasil
a. Menyebutkan kembali pengertian Infeksi Saluran Pernapasan Akut.
b. Menyebutkan kembali penyebab Infeksi Saluran Pernapasan Akut.
c. Menyebutkan kembali tanda dan gejala Infeksi Saluran Pernapasan Akut.
d. Menyebutkan kembali upaya pencegahan Infeksi Saluran Pernapasan Akut.
e. Menyebutkan kembali penatalaksanaan ISPA.

H. Materi

Terlampir

MATERI PENYULUHAN

INFEKSI SALURAN PERNAPASAN (ISPA)

A. Pengertian
ISPA merupakan penyakit infeksi akut yang melibatkan salah satu atau lebih dari organ
saluran pernapasan, hidung, sinus, faring dan laring. ISPA mencakup: tonsilitis (amandel),
sinusitis, rhinitis, laringitis, faringitis. Infeksi ini biasa terjadi sampai 14 hari lamanya. ISPA
seringkali menjangkit dan rentan kepada anak-anak, lanjut usia serta ibu hamil karena daya
tahan tubuh yang memang sudah rendah terutama anak balita.

B. Penyebab

ISPA lebih dari 300 jenis bakteri, virus, dan jamur. Mayoritas penyebab ISPA adalah
virus dengan frekuensi lebih dari 90% untuk ISPA bagian atas, sedangkan ISPA untuk bagian
bawah frekuensinya lebih kecil (WHO, 1995). Dalam Harrison’s Principle of Internal
Medicine di sebutkan bahwa penyakit infeksi saluran nafas akut bagian atas mulai dari
hidung, nasofaring, sinus paranasalis sampai dengan laring hampir 90% disebabkan oleh
viral, sedangkan infeksi akut saluran nafas bagian bawah hamper 50 % diakibatkan oleh
bakteri streptococcus pneumonia adalah yang bertanggung jawab untuk kurang lebih 70-
90%, sedangkan stafilococcus aureus dan H influenza sekitar 10-20%.

5
Saat ini telah diketahui bahwa infeksi saluran pernapasan akut ini melibatkan lebih
dari 300 tipe antigen dari bakteri maupun virus tersebut (WHO, 1995). Beberapa faktor lain
yang diperkirakan berkontribusi terhadap kejadian ISPA pada anak adalah rendahnya asupan
antioksidan, status gizi kurang, dan buruknya sanitasi lingkungan.

C. Tanda dan Gejala

Badan pegal (myalgia), batuk, sakit kepala, sakit tenggorokan, beringus, demam
ringan, tekanan di muka, bersin. Gejala biasanya tampak setelah 1-3 hari setelah terpapar
patogen microbial. Penyakit ini biasa berlangsung selama 7-10 hari.

Gejala ISPA yang disebabkan oleh streptpcoccus adalah sakit leher tiba-tiba, sakit
saat menelan dan demam tanpa diikuti hidung beringus, suara berubah atau batuk. Kadang
kala, gejala ISPA dibarengi sakit dan tekanan di kuping yang disebabkan oleh infeksi telinga
tengah (otitis media) dan mata merah disebabkan oleh virus conjuvitis.

D. Terapi

Terapi yg diberikan pada penyakit ini biasanya pemberian antibiotik walaupun


kebanyakan ISPA disebabkan oleh virus yang dapat sembuh dengan sendirinya tanpa
pemberian obat obatan terapeutik, pemberian antibiotik dapat mempercepat penyembuhan
penyakit ini dibandingkan hanya pemberian obat obatan symptomatic, selain itu dengan
pemberian antibiotik dapat mencegah terjadinya infeksi lanjutan dari bakterial, pemberian,
pemilihan antibiotik pada penyakit ini harus diperhatikan dengan baik agar tidak terjadi
resistensi kuman/baterial di kemudian hari. Namun pada penyakit ISPA yg sudah berlanjut
dengan gejala dahak dan ingus yg sudah menjadi hijau, pemberian antibiotik
merupakan keharusan karena dengan gejala tersebut membuktikan sudah ada bakteri yg
terlibat. Upaya pencegahan penyakit ISPA:

1. Tetap menjaga daya tahan tubuh dengan mengkonsumsi makanan yang bergizi.
2. Pada bayi / anak dilakukan imunisasi.
3. Selalu menjaga kebersihan baik kebersihan pribadi maupun lingkungantempat tinggal.
4. Mencegah anak agar tidak berhubungan dengan penderita ISPA.

Upaya pengobatan dan perawatan ISPA:

1. Jika terserang penyakit ISPA harus banyak istirahat.


2. Meningkatkan asupan makanan bergizi.
3. Jika demam beri kompres hangat dan banyak minum ( pada bayi ASI tetap diteruskan )
gunakan pakaian yang cukup tipis tidak terlalu ketat, bila perlu diberikan parasetamol.
4. Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan tisu, kemudian tisu
dibuang ke tempat sampah.
5. Jika batuk dianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan tradisional misalnya :

6
a. Herbal jeruk nipis, caranya 1 buah jeruk nipis diambil airnya dan tambahkan 2 sendok
makan madu. Kemudian aduk hingga rata. Ramuan ini diminum 2 kali sehari.
b. Herbal belimbing wuluh, caranya 10 buah belimbing wuluh, dicuci, kemudian
dihaluskan. Tambahkan 1 cangkir air masak dan sedikit garam. Peras dan saring.
Ramuan ini diminum 2 kali sehari.

Daftar Pustaka

Prawirohardjo,Sarwono.2011.Ilmu Kebidanan.Jakarta:PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo

DepKes RI.1992. Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut


(ISPA). Jakarta:Direktorat Jenderal PPM & PLP

Anda mungkin juga menyukai