Anda di halaman 1dari 10

SATUAN ACARA PENYULUHAN

(SAP)
“INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA)”

Oleh:
Desy wahyuning Puspita Sari
9102319036

FAKULTAS KEPERAWATAN

UNIVERSITAS KATOLIK WIDYA MANDALA SURABAYA

2020

PRODI PENDIDIKAN NERS No. Dok

FAKULTAS KEPERAWATAN UNIKA WIDYA


MANDALA SURABAYA

Revisi ke

FORM SATUAN ACARA PENYULUHAN Halaman


SATUAN ACARA PENDIDIKAN KESEHATAN
(Rencana Kegiatan Pendidikan Kesehatan)

A. ANALISA SITUASI :
Berdasarkan hasil survei di wilayah RW 6 Keluahan Rempoa Kecamatan Rengas kota
Surabaya Jawa Timur terdapat mayoritas warga belum memahami tentang penyakit
ISPA dan terdapat beberapa warga mengatakan sering batuk pilek karena jajan dan
mengkonsumsi es sembarangan.
B. POKOK BAHASAN : ISPA
C. SASARAN : Warga masyarakat RW 6
D. TEMPAT : Balai RW 6
E. HARI,TANGGAL : Kamis, 30 juli 2020
F. WAKTU : 09.30 s/d 10.00 (30 menit)
G. STANDAR KOMPETENSI (Tujuan umum pendidikan kesehatan/tujuan jangka
panjang):
Setelah diberikan atau dilakukan penyuluhan, warga RW 6 dapat atau mampu
memahami atau mengerti tentang penyakit ISPA guna meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat.
H. KOMPETENSI DASAR (Tujuan khusus pendidikan kesehatan/tujuan jangka
pendek):
1. Warga dapat mengetahui dan memahami pengertian ISPA
2. . Warga dapat mengetahui dan memahami penyebab ISPA
3. . Warga dapat mengetahui dan memahami tanda dan gejala ISPA
4. . Warga dapat mengetahui dan memahami penanganan ISPA
5. . Warga dapat mengetahui dan memahami cara perawatan ISPA
I. SUB POKOK BAHASAN (Pokok materi):
1. Pengertian ISPA
2. Penyebab ISPA
3. Tanda dan gejala ISPA
4. Penanganan ISPA
5. Cara perawatan ISPA

J. METODE PENDIDIKAN KESEHATAN:


 Ceramah
 Diskusi

K. MEDIA YANG DIGUNAKAN:


1. Poster
L. URAIAN KEGIATAN PENDIDIKAN KESEHATAN

TAHAP URAIAN KESEHATAN METOD MEDIA


E
I 1. Memberi salam pembukaan. Ceramah Poster
Pendahuluan 2. Memperkenalkan diri.
(membuka 3. Menjelaskan maksud dan
pertemuan) tujuan penyuluhan dan topik
5 menit yang akan dibahas.
4. Menumbuhkan motivasi
dengan cara:
 Menjelaskan manfaat
dari topik yang akan
dibahas.
 Menjelaskan dampak
negatif.
5. Menjelaskan metode yang
digunakan.
6. Memberitahukan waktu yang
akan digunakan.
II 1. Menjelaskan materi 1 s/d 5, Ceramah Gambar
Menyampaika meliputi: beserta
n materi 1. Pengertian ISPA penjelasannya.
15 menit 2. Penyebab ISPA
3. Tanda dan gejala ISPA
4. Penanganan ISPA
5. Cara perawatan ISPA
2. Memberi kesempatan audience
untuk bertanya
III Pertanyaan langsung atau bisa ditulis Daftar
Evaluasi Pertanyaan
5 menit
IV Meringkas materi/menyimpulkan
Penutup materi yang telah disampaikan
5 menit

M. EVALUASI.
a. Evaluasi Proses
1. Warga RW 6 antusias terhadap materi penyuluhan
2. Warga RW 6 mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar
b. Evaluasi Hasil
 Pertanyaan 1: Apa yang dimaksud dengan ISPA?
Kunci Jawaban: ISPA adalah Infeksi yang mengganggu proses pernafasan
seseorang. Infeksi ini umumnya disebabkan oleh virus yang menyerang
hidung, trakea(pipa pernafasan), atau bahkan paru-paru
 Pertanyaan 2: Apa penyebab dari ISPA?
Kunci Jawaban: virus atau kuman golonganA streptococus, stapilococus,
haemophylus influenzae, clamydia trachomatis, mycoplasma, dan
pneumokokus yang menyerang dan menginflamasi saluran pernafasan
(hidung, pharing, laring)
 Pertanyaan 3: Apa tanda dan gejala ISPA?
Kunci Jawaban: tachypnea, napas tak teratur (apnea), retraksi dinding
thorak, napas cuping hidung, cyanosis, suara napas lemah atau hilang,
terdapat wheezing, tachycardia, gelisah, mudah terangsang, sakit kepala,
bingung, papil bendung, kejang, letih dan berkeringat banyak.
 Pertanyaan 4: Bagaimana cara penanganan ISPA?
Kunci Jawaban: Menjaga keadaan gizi agar tetap baik, immunisasi,
menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan, mencegah anak
berhubungan dengan penderita ISPA, menigkatkan istirahat minimal 8
jam perhari, meningkatkan makanan bergizi, bila demam beri kompres
dan banyak minum, bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang
hidung dengan sapu tangan yang bersih, bila badan seseorang demam
gunakan pakaian yang cukup tipis tidak terlalu ketat, bila terserang pada
anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak tersebut masih menetek.
N. DAFTAR PUSTAKA
Black J, M.,(2014). Keperawatan Medikal Bedah, Edisi 8.Jakarta: Selemba medika
Smeltzer, S & Bare. (2008). Brunner & Suddarths Textbook of Medical Surgical
Nursing Urolithiasis. Philapdelpia: Lippin cott
Form daftar hadir:

No. NAMA ALAMAT TTD

TINJAUAN TEORI

1. PENGERTIAN
Infeksi Saluran Pernapasan Akut adalah Infeksi yang mengganggu proses pernafasan
seseorang. Infeksi ini umumnya disebabkan oleh virus yang menyerang hidung, trakea(pipa
pernafasan), atau bahkan paru-paru.
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) merupakan infeksi saluran  pernapasan yang
berlangsung sampai 14 hari. Saluran pernapasan meliputi organ mulai dari hidung sampai
gelembung paru, beserta organ-organ disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan
selaput paru.
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA) meliputi saluran pernapasan bagian atas dan
saluran pernapasan bagian bawah.Sebagian besar dari infeksi saluran  pernapasan bersifat
ringan, misalnya batuk pilek dan tidak memerlukan  pengobatan dengan antibiotik.Namun
demikian jangan dianggap enteng, bila infeksi paru ini tidak diobati dengan antibiotik dapat
menyebabkan anak menderita pneumoni yang dapat berujung pada kematian.
Menurut Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA, penyakit ISPA dibagi menjadi
dua golongan yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia. Pneumonia dibedakan atas
derajat beratnya penyakit yaitu pneumonia berat dan pneumonia tidak berat.Penyakit batuk
pilek seperti rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian atas lainnya
digolongkan sebagai bukan  pneumonia.
2. ETIOLOGI
Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA) disebabkan oleh virus atau kuman golonganA
streptococus, stapilococus, haemophylus influenzae, clamydia trachomatis, mycoplasma, dan
pneumokokus yang menyerang dan menginflamasi saluran pernafasan (hidung, pharing,
laring) dan memiliki manifestasi klinis seperti demam, meningismus, anorexia, vomiting,
diare, abdominal pain, sumbatan pada jalan nafas, batuk, dan suara nafas wheezing, stridor,
crackless, dan tidak terdapatnya suara pernafasan.
Penyebab dari penyakit ini adalah infeksi agent/ kuman. Disamping itu terdapat beberapa
faktor yang turut mempengaruhi yaitu; usia dari bayi/ neonatus, ukuran dari saluran
pernafasan, daya tahan tubuh anak tersebut terhadap penyakit serta keadaan cuaca (Whaley
and Wong; 1991; 1419). Agen infeksi adalah virus atau kuman yang merupakan penyebab
dari terjadinya infeksi saluran pernafasan. Ada beberapa jenis kuman yang merupakan
penyebab utama yakni golongan A -hemolityc streptococus, staphylococus, haemophylus
influenzae,b clamydia trachomatis, mycoplasma dan pneumokokus. Ukuran dari lebar
penampang dari saluran pernafasan turut berpengaruh didalam derajat keparahan penyakit.
Karena dengan lobang yang semakin sempit maka dengan adanya edematosa maka akan
tertutup secara keseluruhan dari jalan nafas.
Kondisi klinis secara umum turut berpengaruh dalam proses terjadinya infeksi antara lain
malnutrisi, anemia, kelelahan. Keadaan yang terjadi secara langsung mempengaruhi saluran
pernafasan yaitu alergi, asthma serta kongesti paru. Infeksi saluran pernafasan biasanya
terjadi pada saat terjadi perubahan musim, tetapi juga biasa terjadi pada musim dingin
(Whaley and Wong; 1991; 1420).
Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini ialah virus dan tidak
dibutuhkan terapi antibiotik.Faringitis oleh kuman Streptococcus jarang ditemukan pada
balita.Bila ditemukan harus diobati dengan antibiotik penisilin, semua radang telinga akut
harus mendapat antibiotic.
ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang
mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya.
Pada umumnya suatu penyakit saluran pernapasan dimulai dengan keluhan-keluhan dan
gejala-gejala yang ringan.Dalam perjalanan penyakit mungkin gejala-gejala menjadi lebih
berat dan bila semakin berat dapat jatuh dalam keadaan kegagalan pernapasan dan mungkin
meninggal.Bila sudah dalam kegagalan pernapasan maka dibutuhkan penatalaksanaan yang
lebih rumit, meskipun demikian mortalitas masih tinggi, maka perlu diusahakan agar yang
ringan tidak menjadi lebih berat dan yang sudah berat cepat-cepat ditolong dengan tepat agar
tidak jatuh dalam kegagalan pernapasan.
Tanda-tanda bahaya dapat dilihat berdasarkan tanda-tanda klinis dan tanda-tanda
laboratoris.
3. Tanda dan Gajala ISPA
1) Pada sistem respiratorik adalah: tachypnea, napas tak teratur (apnea), retraksi dinding
thorak, napas cuping hidung, cyanosis, suara napas lemah atau hilang, grunting
expiratoir dan wheezing.
2) Pada sistem cardial adalah: tachycardia, bradycardiam, hypertensi, hypotensi dan
cardiac arrest.
3) Pada sistem cerebral adalah : gelisah, mudah terangsang, sakit kepala,  bingung, papil
bendung, kejang dan coma.
4) Pada hal umum adalah : letih dan berkeringat banyak.
Tanda - Tanda Laboratoris ISPA

1) Hypoxemia
2) Hypercapnia dan
3) Acydosis (metabolik dan atau respiratorik)
Tanda-tanda bahaya pada anak golongan umur 2 bulan sampai 5 tahun adalah: tidak bisa
minum, kejang, kesadaran menurun, stridor dan gizi buruk, sedangkan tanda bahaya pada
anak golongan umur kurang dari 2 bulan adalah: kurang bisa minum (kemampuan
minumnya menurun ampai kurang dari setengah volume yang biasa diminumnya),
kejang, kesadaran menurun, stridor,Wheezing.
4. FAKTOR RISIKO
1) Faktor diri (host) : Umur, jenis kelamin, status gizi, kelainan congenital, imunologis,
BBLR dan premature.
2) Faktor lingkungan : Kualitas perawatan orang tua, asap rokok, keterpaparan terhadap
infeksi, social ekonomi, cuaca dan polusi udara 4.
5. PATOFISIOLOGI
Perjalanan alamiah penyakit ISPA dibagi 4 tahap yaitu :
1) Tahap prepatogenesis : penyebab telah ada tetapi belum menunjukkan reaksi apa-apa
2) Tahap inkubasi : virus merusak lapisan epitel dan lapisan mukosa. Tubuh menjadi
lemah apalagi bila keadaan gizi dan daya tahan sebelumnya rendah.
3) Tahap dini penyakit : dimulai dari munculnya gejala penyakit,timbul gejala demam
dan batuk. Tahap lanjut penyaklit,dibagi menjadi empat yaitu dapat sembuh
sempurna,sembuh dengan atelektasis,menjadi kronos dan meninggal akibat
pneumonia.
6. PENATALAKSANAAN ISPA
Penemuan dini penderita pneumonia dengan penatalaksanaan kasus yang  benar
merupakan strategi untuk mencapai dua dari tiga tujuan program (turunnya kematian karena
pneumonia dan turunnya penggunaan antibiotik dan obat batuk yang kurang tepat pada
pengobatan penyakit ISPA). Pedoman penatalaksanaan kasus ISPA akan memberikan
petunjuk standar  pengobatan penyakit ISPA yang akan berdampak mengurangi penggunaan
antibiotik untuk kasus-kasus batuk pilek biasa, serta mengurangi penggunaan obat  batuk
yang kurang bermanfaat. Strategi penatalaksanaan kasus mencakup pula  petunjuk tentang
pemberian makanan dan minuman sebagai bagian dari tindakan  penunjang yang penting bagi
pederita ISPA. Penatalaksanaan ISPA meliputi langkah atau tindakan sebagai berikut :
1) Upaya pencegahan Pencegahan dapat dilakukan dengan :
a. Menjaga keadaan gizi agar tetap baik.
b. Immunisasi.
c. Menjaga kebersihan perorangan dan lingkungan.
d. Mencegah anak berhubungan dengan penderita ISPA
2) Pengobatan dan perawatan Prinsip perawatan ISPA antara lain :
a. Menigkatkan istirahat minimal 8 jam perhari
b. Meningkatkan makanan bergizi
c. Bila demam beri kompres dan banyak minum
d. Bila hidung tersumbat karena pilek bersihkan lubang hidung dengan sapu tangan
yang bersih
e. Bila badan seseorang demam gunakan pakaian yang cukup tipis tidak terlalu
ketat.
f. Bila terserang pada anak tetap berikan makanan dan ASI bila anak tersebut masih
menetek.
3) Pengobatan antara lain :
a. Mengatasi panas (demam) dengan memberikan parasetamol atau dengan
kompres, bayi dibawah 2 bulan dengan demam harus segera dirujuk. Parasetamol
diberikan 4 kali tiap 6 jam untuk waktu 2 hari. Cara  pemberiannya, tablet dibagi
sesuai dengan dosisnya, kemudian digerus dan diminumkan. Memberikan
kompres, dengan menggunakan kain  bersih, celupkan pada air (tidak perlu air
es).
b. Mengatasi batuk, d ianjurkan memberi obat batuk yang aman yaitu ramuan
tradisional yaitu jeruk nipis ½ sendok teh dicampur dengan kecap atau madu ½
sendok teh , diberikan tiga kali sehari.

Anda mungkin juga menyukai