GASTRITIS
DI PSTW KASIH SAYANG IBU BATUSANGKAR
Disusun Oleh:
A. Latar Belakang
Dari Badan Pusat Statistik menunjukkan bahwa penduduk lanjut usia di
Indonesia pada tahun 2000 sebanyak 14.439.967 jiwa (7,18%) dengan UHH 64,5
tahun, pada tahun 2010 meningkat menjadi 23.992.553 jiwa (9,77%) dengan UHH
69,43 tahun. Pada tahun 2020 jumlah penduduk lansia diperkirakan mencapai
28.822.879 jiwa (11,34%) dengan UHH 71,1 tahun. Hal ini menunjukkan bahwa
penduduk lanjut usia meningkat secara konsisten dari waktu ke waktu (Kemenkes
RI, 2013).
Banyaknya penduduk yang berusia tua atau lansia juga berdampak pada
berbagai aspek kehidupan, karena semakin bertambahnya usia maka fungsi organ
tubuh manusia juga akan mengalami penurunan. Penurunan ini disebabkan oleh
faktor ilmiah maupun faktor penyakit (Kemenkes, 2013). Perubahan-perubahan
akan terjadi pada tubuh manusia sejalan dengan 3 semakin meningkatnya usia.
Perubahan tubuh terjadi semenjak awal kehidupan hingga usia lanjut pada semua
organ dan jaringan tubuh.
Masa lansia dimaknai dengan masa kemunduran, terutama pada fungsi fisik
dan psikologis. Penyebab kemunduran fisik ini merupakan suatu perubahan pada
sel-sel tubuh bukan karena penyakit khusus, tapi karena proses menua (Hurlock,
2011). Adanya penurunan fungsi ini menyebabkan lansia sering mengalami
berbagai gangguan seperti sulit mengingat, merasa cemas, menurunnya sistem
imun, proses degeneratif, masalah pada sendi, mudah marah bahkan sampai
gangguan tidur (Maryam, dkk, 2008 dalam Samoele, 2017). Salah satu penyakit
yang disebabkan oleh proses degeneratif adalah gastritis (Nugroho, 2014).
Gastritis merupakan gangguan pada lambung yang menimbulkan rasa tidak
enak pada epigastrium, biasanya di ulu hati, disertai perut kembung, mual bahkan
sampai muntah. (Selamihardja, 2006). Gastritis adalah inflamasi (peradangan) dari
mukosa lambung. Inflamasi ini mengakibatkan leukosit menuju ke dinding
lambung sebagai respon terjadinya kelainan pada bagian tersebut. Berdasarkan
pemeriksaan endoskopi ditemukan eritema mukosa, sedangkan hasil foto
memperlihatkan ketidakteraturan bentuk (iregularitas) mukosa (Wibowo, 2014).
Gastritis terdiri dari dua tipe yaitu gastritis akut dan gastritis kronis. Faktor
penyebab gastritis akut dan gastritis kronis adalah pola makan yang tidak teratur,
konsumsi obat penghilang nyeri jangka panjang, konsumsi kopi, alkohol, merokok,
-Profesi Ners (Khusus) Siklus Gerontik Universitas FDC 2020| 2
stres fisik, stres psikologis, usia tua, kelainan autoimun, chrone 4 disease, penyakit
bile reflux, infeksi bakteri, dan penyakit lain seperti HIV/AIDS, infeksi parasit dan
gagal hati atau ginjal (Brunner & Suddarth, 2004; Jackson, 2012).
Gastritis yang dibiarkan tidak terawat akan terus menerus mengalami
kekambuhan dan memberikan efek negatif pada kondisi kesehatan lansia. Hasil
penelitian yang dilakukan oleh Maulidiyah (2006) menyatakan bahwa hampir
semua penderita gastritis mengalami kekambuhan. Nyeri yang terjadi sebagai
gejala kekambuhan gastritis akan mengganggu kemampuan lansia dalam
melakukan Activity Daily Living (ADL) sehingga dapat mengganggu kualitas
hidup lansia
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum (TIU)
Memberikan pengetahuan kepada lansia Di PSTW Kasih Sayang Ibu
Batusangkar mengenai Gastritis pada lansia
3. Manfaat
a. Bagi Mahasiswa
Menerapkan pendidikan dan teori sebagai wahana dalam menambah
pengetahuan dan wawasan mahasiswa tentang penyakit Gastritis.
b. Bagi institusi
Penyuluhan ini dapat dijadikan sebagai bahan informasi dan masukan serta
sumbangan pemikiran bagi calon tenaga kesehatan di universitas fort de
kock, dalam memberikan perawatan dan pendidikan kesehatan pada lansia
dengan Gastritis.
c. Bagi Audiens
Penyuluhan ini dapat menjadi informasi untuk menambah pengetahuan
audiens dengan mengetahui cara mengatasi Gastritis
-Profesi Ners (Khusus) Siklus Gerontik Universitas FDC 2020| 3
C. Pelaksanaan kegiatan
1. Topik
Gastritis Pada Lansia
4. Metode
a. Ceramah
b. Diskusi
c. Tanya jawab
D. Materi (terlampir)
F. Pengaturan Tempat
Keterangan:
: Media
: Observer
: Notulen
: Moderator
: Presenter
: Audiens
: Fasilitator
-Profesi Ners (Khusus) Siklus Gerontik Universitas FDC 2020| 5
G. Kegiatan Penyuluhan
Tahap Kegiatan
Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audiens
dan Waktu
Pendahuluan Mengucapkan salam Menjawab salam
( 5 menit ) Memperkenalkan diri, Mendengarkan dan
anggota kelompok dan memperhatikan
pembimbing Mendengarkan
Menjelaskan topik
penyuluhan Menyetujui
Membuat kontrak waktu kontrak waktu
dan bahasa Mendengarkan dan
Menjelaskan tujuan memperhatikan
kegiatan
LAMPIRAN MATERI
-Profesi Ners (Khusus) Siklus Gerontik Universitas FDC 2020| 8
MATERI PENYULUHAN
A. Pengertian Gastritis
Gastritis pada lansia adalah suatu peradangan mukosa lambung yang dapat bersifat
kronis, difus atau lokal yang sering terjadi pada lansia
B. Penyebab Gastritis
Makan tidak teratur, berlebihan, sering terlambat makan
Merokok dan mengkonsumsi minuman beralkohol, banyak mengkonsumsi kopi dan
teh.
Mengkonsumsi makanan yang dapat merangsang peningkatan asam lambung
misalnya makanan yang terlalu pedas, asam, ketan, maupun makanan yang terlalu
manis.
Mengkonsumsi buah-buahan yang dapat merangsang peningkatan asam lambung
seperti durian, nenas, dan nangka.
Mengkonsumsi sayuran yang rendah serat dan mengandung banyak gas seperti kol.
Banyak mengkonsumsi kopi dan teh, minuman bersoda dan berkabon tinggi.
. Obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin yang dosis rendah sudah
dapat menyebabkan erosi mukosa lambung).
klinis yang berat belum diketahui benar. Aspirin dan obat anti inflamasi non steroid
salah satu faktor defensif mukosa lambung yang amat penting. Selain menghambat
produksi prostaglandin mukosa, aspiran dan obat aninflamasi topikal terjadi karena
kandungan asam dalam obat tersebut bersifat korosif sehingga dapat merusak sel-sel epitel
mukosa. Pemberian aspirin dan obat antiflamasi non steroid juga dapat menurunkan sekresi
bikarbonat dan mukus oleh lambung, sehingga kemampuan faktor defensif terganggu.
E. Patofisiologi
Obat-obatan, alkohol, garam empedu atau enzim – enzim pankreas dapat merusak
memungkinkan difusi kembali, asam dan pepsin ke dalam jaringan lambung, hal ini
dengan sendirinya.
Dengan iritasi yang terus menerus, jaringan menjadi meradang dan dapat terjadi
perdarahan.
Masuknya zat-zat seperti asam dan basa yang bersifat korosif mengakibatkan
lambung dan keadaan mukosa terdapat bercak-bercak penebalan warna abu-abu. Hilangnya
mukosa lambung akhirnya akan berakibat kurangnya sekresi lambung dan timbulnya
anemia pernisiosa.
yang berat atau pengguna aspirin dan anti inflamasi nonsteroid. Diagnosa ini ditegakkan
sembab, merah, mudah berdarah atau terdapat perdarahan spontan, erosi mukosa yang
bervariasi dari yang menyembuh sampai tertutup oleh bekuan darah dan kadang ulserasi.
segmen lambung. Perlu pula dilakukan kultur untuk membuktikan adanya infeksi
helicobacter pylori apalagi jika ditemukan ulkus baik pada lambung ataupun pada
duodenum, mengingat angka kejadian yang cukup tinggi yaitu hampir mencapai 100%.
G. Penatalaksanaan
Gastritis akut :
3. Pemberian obat – obat H2 blocking, antasid atau obat – obat ulkus lambung yang
lain.
Gastritis kronis :
Pada umumnya gastritis kronik tidak memerlukan pengobatan, yang harus diperhatikan
ialah penyakit – penyakit lain yang keluhannya dapat dihubungkan dengan gastritis
kronik. Anemia yang disebabkan oleh gastritis kronik biasanya bereaksi baik terhadap
1. Perdarahan saluran cerna bagian atas yang merupakan kedaruratan medis. Kadang –
B12. Gangguan penyerapan terhadap vitamin B12 selanjutnya dapat menyebabkan anemia
yang secara klinik hampir sama dengan anemia pernisiosa. Keduanya dapat dipisahkan
dengan memeriksa antibodi terhadap faktor intrinsik. Selain vitamin B12 penyerapan besi
I. Cara Pencegahan
1. Usahakan makan secara teratur.
2. Hindari makanan yang merangsang peningkatan asam lambung seperti asam, pedas,
maupun makanan yang terlalu manis.
3. Hindari buah-buahan seperti durian, nenas, dan nangka.
4. Hindari makanan ketan.
5. Hindari sayuran yang rendah serat dan mengandung banyak gas seperti kol.
6. Hindari minuman beralkohol, minuman bersoda dan berkarbon tinggi.
7. Hindari penggunaan obat analgetik, anti inflamasi terutama aspirin (aspirin yang
dosis rendah dapat menyebabkan erosi mukosa lambung).
8. Kurangi mengkonsumsi kopi dan teh,, merokok.
9. Tetap lakukan makanan dengan porsi kecil tapi sering (tiap 2 atau 3 jam) dengan
makan roti atau makanan lainnya.
Satu buah kunyit besar atau 5 kunyit kecil, di cuci, di kupas, dan di parut , lalu
diperas untuk di ambil sarinya, kemudian airnya di minum pagi dan malam
DAFTAR PUSTAKA
. Hidayat, aziz alimun. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan LANSIA. Jakarta : Salemba
Ngastiyah. 2005. Perawatan LANSIA Sakit, ed 2. Jakarta : EGC
Suriadi, dkk. 2001. Askep Pada LANSIA. Jakarta : PT. Fajar Interpratama
Staf Pengajar Ilmu Kesehatan LANSIA FKUI. 2000. Buku Kuliah Dua Ilmu Kesehatan
lANSIA. Jakarta : Percetakan Info Medika Jakarta
Mansjoer, A,. 2001. Kapita Selekta Kedokteran, Edisi ketiga Jilid Pertama. Jakarta; Media
Aeusculapius,
Smeltzer, S.C,. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth, ; alih
bahasa, Agung Waluyo; editor Monica Ester, Edisi 8, Vol.2. Jakarta; EGC
Soeparman, S.W,. 2001. Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II,. Jakarta; Gaya Baru