Anda di halaman 1dari 13

SATUAN ACARA PENYULUHAN PENDIDIKAN KESEHATAN

INFEKSI SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA) DI


WILAYAH RW I KELURAHAN KROBOKAN

Oleh :
Pendidikan Profesi Ners RW 01
Kelompok A

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI NERS


STIKES TELOGOREJO SEMARANG
2023
SATUAN ACARA PENYULUHAN PENDIDIKAN KESEHATAN INFEKSI
SALURAN PERNAFASAN ATAS (ISPA) DI
WILAYAH RW I KELURAHAN KROBOKAN

Pokok Bahasan : Infeksi Saluran Pernafasan Atas


Sub Pokok Bahasan : Cara Menggosok Gigi yang benar
Sasaran : Kader dan Agregat Balita di RW 1 Krobokan
Tempat :
Topik : SAPI SIAP (Atasi ISPA dengan inhalasi uap)
Hari/tanggal :
Waktu : ±60 Menit
Oleh : Tim Agregat Ibu Balita
A. Latar belakang
Infeksi pernafasan merupakan radang akut yang paling banyak terjadi pada
khususnya balita dan anak-anak yang disebabkan oleh infeksi jasad renik atau
bakteri, virus, maupun tanpa atau disertai dengan radang parenkim paru (Wong,
2013). ISPA adalah masuknya mikroorganisme (bakteri, virus, riketsi) ke dalam
saluran pernapasan yang menimbulkan gejala penyakit yang dapat berlangsung
sampai 14 hari. (Sari, 2013).
World Health Organization (2018), memperkirakan insidens Infeksi Saluran
Pernapasan Akut (ISPA) di negara berkembang dengan angka kematian balita di
atas 40 per 1000 kelahiran hidup adalah 15%-20% pertahun pada golongan usia
balita. Pada tahun 2018, jumlah kematian pada balita Indonesia sebanyak 151.000
kejadian, dimana 14% dari kejadian tersebut disebabkan oleh pneumonia (Agrina,
2019). Period prevalence ISPA Indonesia menurut Riskesdas 2013, (25,0%)tidak
jauh berbeda dengan 2017 (25,5%). Karakteristik penduduk dengam ISPA yang
tertinggi terjadi pada kelompok umur 1-4 tahun (25,8%). Menurut jenis kelamin,
tidak berbeda antara laki- laki dan perempuan (Kemenkes RI, 2018). Dikelurahan
Krbokan khususnya di RW 1 terdapat sebanyak 13 balita dengan ISPA, 9 balita
mengalami diare,dan 2 balita mengalami demam berdarah. Kebanyakan balita
mengalami ISPA. Penyakit ISPA sering terjadi pada anak balita, karena sistem
pertahanan tubuh anak masih rendah. Kejadian batuk pilek pada balita di
Indonesia diperkirakan 3 sampai 6 kali pertahun, yang berarti seorang balita rata-
rata mendapat serangan batuk-pilek 3 sampai 6 kali setahun. ISPA dapat
ditularkan melalui air ludah, bersin, udara pernapasan yang mengandung kuman
yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya, terutama yang
disebabkan oleh virus, sering terjadi pada semuagolongan umur, jika berlanjut
menjadi pneumonia sering terjadi pada anak kecil terutama apabila terdapat gizi
kurang dan dikombinasi dengan keadaan lingkungan yang tidak hygiene.
(Sundari, dkk.2014)
Berbagai faktor risiko yang meningkatkan kejadian, beratnya penyakit dan
kematian karena ISPA, yaitu status gizi (gizi kurang dan gizi buruk memperbesar
risiko), pemberian ASI (ASI eksklusif mengurangi risiko), suplementasi vitamin
A (mengurangi risiko), suplementasi zinc (mengurangi risiko), bayi berat badan
lahir rendah (meningkatkan risiko), vaksinasi (mengurangi risiko), dan polusi
udara dalam kamar terutama asap rokok dan asap bakaran dari dapur
(meningkatkan risiko) (Kemenkes RI, 2015).
Oleh karena itu, dalam mengatasi berbagai masalah yang timbul pada anakdan
balita dengan diagnosa medis ISPA, perawat mempunyai peran yang sangat
penting dalam memberikan asuhan keperawatan sebagai Care Giver, Advokat,
Fasilitator,Coordinator, Educator. Penulis mempunyai upaya penting dalam
memberikan asuhan keperawatan dengan diagnosa medis ISPA penyuluhan upaya
mencegah terjadinya ISPA pada anak dengan cara meningkatkan gizi dan nutrisi,
pemberian Asi Eksklusif pada anak yang masih menyusui, memberikan imunisasi
lengkap, memberikan pengobatan pencegahan pada anak dan balita yang tidak
mempunyai gejala ISPA tetapi mempunyai anggota keluarga yang menderita
ISPA serta memberikan pengetahuan kepada orang tua tentang penyakit ISPA.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan ini, diharapkan masyarakat mengetahui dan
memahami kondisi lingkungan polusi yang tercemar agar tidak terserang ISPA,
dan bisa mencegah dari penyakit tersebut dengan upaya kuratif dan preventif
agar keluarga sehat sejahtera.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti demonstrasi menggosok gigi kurang lebih 30 menit
diharapkan masyarakat mampu :
a) Pesetra dapat menjelaskan pengertian ISPA
b) Peserta dapat menyebutkan penyebab ISPA
c) Peserta dapat menyebutkan tanda dan gejala ISPA
d) Peserta dapat menyebutkan pencegahan ISPA
e) Peserta dapat menyebutkan penanganan ISPA
f) Peserta dapat mengetahui terapi yang dapat dilakukan di rumah untuk
mengatsi ISPA pada balita

C. Manfaat
a. Bagi Layanan Kesehatan
- Wilayah RW 01
Diharapkan dari kegiatan yang akan dilakukan dapat bermanfaat dan dapat
diterapkan untuk mengatasi masalah ISPA pada BALITA di RW I
Kelurahan Krobokan
- Puskesmas
Memberikan data baru tentang penyakit ISPA di wilayah cakupan
puskesmas Krobokan kususnya RW 1 tentang pengaruh terapi uap air
(inhalasi) dengan minyak kayu putih terhadap kejadian ISPA pada balita.
Diharapkan dari kegiatan yang akan dilakukan dapat membantu dalam
mengatasi ISPA yang terjadi pada balita .
b. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan hasil dari kegiatan yang akan dilakukan ini sebagai bahan ide
selanjutnya dan dapat dikembangkan terkait dengan ISPA dan cara
penatalaksanaannya
D. KARAKTERISTIK SASARAN
Sasaran : Balita dan orang tua yang memiliki balia di wilayah RW I kelurahan
Krobokan

E. WAKTU PELAKSANAAN
Hari/ tanggal :
Waktu : 09.00-selesai
Tempat :
F. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi / tanya jawab
3. Demonstrasi

G. MEDIA
1. LCD
2. Video dan bahan habis pakai
- Leaflet

H. SUSUNAN KEGIATAN
Metode
NO Kegiatan Leader Kegiatan Klien Media
Tahapan
1. Pendahuluan a. Memberi salam a. Menjawab salam PPT
Waktu : 5 b. Memperkenalkan diri b. Mendengarkan
menit c. Menjelaskan maksud dan tujuan c. Berpartisipasi
d. Mengkaji pengetahuan peserta aktif
mengenai ISPA d. Menjawab
pertanyaan
2. Penyajian a. Menjelaskan tentang pengertian a. Mendengarkan PPT dan
Waktu :45 ISPA b. Berpartisipasi pantum
menit b. Menjelaksan tentang penyebab aktif
ISPA c. Mempraktikkan
c. Menjelaskan tentang tanda dan dengan benar
gejala ISPA
d. Menjelaskan pencegahan ISPA
e. Menjelaskan penanganan ISPA
f. Menjelaskan melalui paparan
presentasi ppt
g. Meminta peserta untuk mengulangi
atau menjelaskan kembali
mengenai materi yang telah
dijelaskan
3. Evaluasi a. Memberi kesempatan kepada a. Berpartisipasi PPT
Waktu : 10 peserta untuk bertanya aktif
menit b. Mengevaluasi pemahaman peserta b. Mampu
tentang ISPA serta cara menjawab
penanganan, penularan, dan pertanyaan
pencegahan

I. Setting Tempat

Keterangan :
: Penyaji : Observer
: Fasilitator : Media
: Peserta
J. Evaluasi
1. Evaluasi Struktural
a. Penyaji
1). Dapat menyajikan materi dengan baik
b. Fasilitator
1). Mampu memotivasi peserta untuk memperhatikan materi
2). Mampu memotivasi peserta untuk memberikan pendapat
2. Evaluasi Proses
a. Peserta dapat mengerti materi yang disampaikan
b. 75% peserta tidak meninggalkan acara kegiatan
3. Evaluasi Hasil
75% peserta mampu menjelaskan pengertian ISPA, 75% peserta mampu
menyebutkan penyebab ISPA, 75% peserta mampu menyebutkan tanda dan
gejala ISPA, 75% peserta mampu menyebutkan cara pencegahan ISPA, 75%
peserta mampu menyebutkan penanganan ISPA.

LAMPIRAN MATERI

1. Pengertian ISPA
ISPA adalah masuknya mikroorganisme (bakteri, virus, riketsi) ke dalam
saluran pernapasan yang menimbulkan gejala penyakit yang dapat
berlangsung sampai 14 hari. Infeksi Saluran Pernafasan Akut (ISPA)
merupakan suatu infeksi yang bersifat akut yang menyerang salah satu
atau lebih saluran pernafasan mulai dari hidung sampai alveolus termasuk
(sinus, rongga telinga tengah, pleura) (Depkes, 2017)
2. Penyebab ISPA
Etiologi ISPA terdiri dari agen infeksius dan agen non- infeksius. Agen
infeksius yang paling umum dapat menyebabkan infeksi saluran
pernafasan akut adalah virus, seperti respiratory syncytial virus (RSV),
nonpolio enterovirus (coxsackie viruses Adan B), Adenovirus,
Parainfluenza, dan Human metapneumo viruses. Agen infeksius selain
virus juga dapat menyebabkan ISPA, staphylococcus, haemophilus
influenza, Chlamydia trachomatis, mycoplasma, dan pneumococcus
(Wilson, 2015)
3. Tanda dan Gejala ISPA
Djojodibroto (2016), menyebutkan tanda dan gejala ISPA sesuai dengan
anatomi saluran pernafasan yang terserang yaitu:
a. Gejala infeksi saluran pernafasan bagian atas. Gejala yang sering
timbul yaitu pengeluaran cairan (discharge) nasal yang berlebihan,
bersin, obstruksi nasal, mata berair, konjungtivitis ringan, sakit
tenggorokan yang ringan sampai berat, rasa kering pada bagian
posterior palatum mole dan uvula, sakit kepala, malaise, lesu, batuk
seringkali terjadi, dan terkadang timbul demam.
b. Gejala infeksi saluran pernafasan bagian bawah. Gejala yang timbul
biasanya didahului oleh gejala infeksi saluran pernafasan bagian atas
seperti hidung buntu, pilek, dan sakit tenggorokan. Batuk yang
bervariasi dari ringan sampai berat, biasanya dimualai dengan batuk
yang tidak produktif. Setelah beberapa hari akan terdapat produksi
sputum yang banyak; dapat bersifat mucus tetapi dapat juga
mukopurulen. Pada pemeriksaan fisik, biasanya akan ditemukan suara
wheezing atau ronkhi yang dapat terdengar jika produksi sputum
meningkat

4. Pengobatan ISPA
a. Memperbanyak istirahat dan konsumsi air putih untuk mengencerkan
dahak agar lebih mudah untuk dikeluarkan
b. Mengonsumsi minuman lemon hangat atau madu, untuk meredakan
batuk
c. Berkumur dengan air hangat yang diberi garam jika mengalami sakit
tenggorokan
d. Menghirup uap dari semangkuk air panas yang telah dicampur dengan
minyak kayu putih atau mentol, untuk meredakan hidung tersumbat
e. Memosisikan kepala lebih tinggi ketika tidur dengan menggunakan
bantal, untuk melancarkan pernapasan

5. Pencegahan ISPA
a) Cuci tangan secara teratur, terutama setelah beraktivitas di tempat
umum.
b) Hindari menyentuh wajah, terutama bagian mulut, hidung, dan
mata.
c)Gunakan sapu tangan atau tisu untuk menutup mulut ketika bersin
atau batuk, agar penyakit tidak menyebar ke orang lain.
d) Perbanyak konsumsi makanan kaya vitamin, terutama vitamin C,
untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
e) Bersihkan rumah dan lingkungan sekitar secara rutin.
f) Lakukan olahraga secara rutin.
g) Hentikan kebiasaan angggota keluarga merokok.
h) Dapatkan vaksinasi, baik vaksin MMR, influenza, maupun
pneumonia, dan diskusikan dengan dokter mengenai keperluan,
manfaat, dan risiko dari vaksinasi ini.

6. Terapi yang dapat dilakukan di rumah untuk mengatsi ISPA pada


balita
Salah satu upaya untuk mengatasi bersihan jalan napas tidak efektif dapat
dilakukan dengan pemberian obat secara dihirup. Obat dapat dihirup untuk
menghasilkan efek lokal atau sistemik melalui saluran pernapasan dengan
menggunakan uap, nebulizer, atau aerosol semprot seperti nebulasi dan
terapi inhalasi.
Inhalasi sederhana yaitu memberikan obat dengan cara dihirup dalam bentuk uap
ke dalam saluran pernapasan yang dilakukan dengan bahan dan cara yang
sederhana serta dapat dilakukan dalam lingkungan keluarga. Terapi ini lebih
efektif dibanding karena obat bekerja lebih cepat dan langsung dan tidak
memiliki efek samping pada bagian tubuh lainnya.
Keuntungan terapi inhalasi sederhana antara lain lebih mudah untuk dilakukan
dan biaya lebih terjangkau. Salah satu metode inhalasi sederhana dapat dilakukan
menggunakan minyak kayu putih. Minyak kayu putih dapat bermanfaat
meredakan masalah pernapasan. Menghirup minyak kayu putih dapat
meringankan gangguan pernapasan karena uap minyak kayu putih berfungsi
sebagai dekongestan yang jika dihirup dapat membantu mengurangi hidung
tersumbat dan gejala bronchitis (Susiami. 2022).
Error!
K. Evaluasi
1) Evaluasi Struktur
a. Pre planning telah disiapkan dan dikonsultasikan dengan
pembimbing sehari sebelum melakukan intervensi
b. Kontrak waktu, tempat dan topik disiapkan saat dilakukan
pengkajian
2) Evaluasi Proses
a. Masyarakat menyambut kedatangan sesuai dengan kontrak
b. Masyarakat kooperatif dengan pertanyaan yang di ajukan
c. Kegiatan berjalan dengan lancar
3) Evaluasi Hasil
a. Pengetahuan keluarga tentang penyakit ISPA
b. Masyarakat dapat melakukan perawatan ISPA dengan cara
inhalasi uap dengan air hangat dicampurkan minyak kayu putih
c. Masyarkaay dapat mempraktikan inhalasi dengan benar
DAFTAR PUSTAKA

Djojodibroto, D. (2016). Respirologi (Respiratory Medecine). (J. Suyono & E.


Melinda, Eds.) (2nd ed.). Jakarta: EGC.
Kemenkes RI. (2015). Buku Ajar Imunisasi. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Tenaga
Kesehatan
Price SA, Wilson LM. 2016. Patofisiologi Konsep Klinis dan Proses-proses
penyakit. Vol. 2. Edisi ke-enam. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC Hal. 1416,
1422-1429.
Susiami. 2022. Peningkatan Bersihan Jalan Napas Pada Anak Balita Penderita
ISPA Dengan Terapi Uap Air dan Minyak Kayu Putih Di Poliklinik AKPOL
Semarang. Ners Muda, Vol 3 No 1, April 2022. e-ISSN: 2723-8067 DOI:
https://doi.org/10.26714/nm.v3i1.7089
Wong. (2013). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Edisi 6. Jakarta : EGC

Anda mungkin juga menyukai