Anda di halaman 1dari 13

Tugas MK : Issue Kontemporer Dalam Keperawatan

Essay Analisis Topic : Tantangan dan Citra Profesi Keperawatan

Dosen : Nurhaya Nurdin, S. Kep. Ns. Mn. Mph.

THE EVOLUTION OF PROFESIONAL NURSING & CONTENPORARY IMAGE OF


PROFESSIONAL NURSING

By ; Team I

Oleh : Yulta Kadang (C012171036)

PRODI MAGISTER ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2017
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas Rahmat, Hidayah-Nya
sehingga dapat penulis dapat menyelesaikan tugas makalah essay analisis Issue
Kontemporer dalam Keperawatan dengan lancar dan baik. Makalah ini disusun dari
berbagai macam referensi ilmiah yang terdiri dari literatur wajib dan artikel-artikel.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih sangat jauh dari kesempurnaan,
sehingga penulis berharap saran dan masukan yang membangun demi
penyempurnaan dimasa yang akan datang. Dan tidak lupa pula penulis
mengucapkan terima kasih kepada Dosen Fasilitaror dan Rekan- rekan yang telah
membantu hingga dapat terselesaikan dengan tepat waktu.

Akhirnya, penulis berharap Makalah ini bisa menjadi sumber referensi bagi
insan akademik dan memberikan manfaat bagi para pembaca. Amin.

Desember, 2017

Penulis
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang

Cherry & Jacob (2014) keperawatan sudah ada sejak awal kehidupan
manusia. Awalnya, keperawatan pada masyarakat primitive dan budaya
kuno dilakukan karena kebutuhan. Antropolog percaya bahwa kelompok
primitif berasal dari Afrika dan bermigrasi ke seluruh dunia. Kelompok yang
terdefinisi dengan baik, dibangun di sekitar inti hubungan keluarga,
mengembara untuk mencari makanan, kehangatan, dan lingkungan yang
mendukung kehidupan. Solidaritas di antara kelompok-kelompok yang
tersebar ini, yang diatur untuk pengelolaan urusan manusia yang nyaman,
ada untuk tujuan saling melindungi membantu orang yang tidak mampu atas
dasar dorongan naluri. Keperawatan merupakan salah satu profesi yang
mempunyai bidang ilmu yang mengutamakan kesejahteraan manusia yaitu
dengan memberikan pelayanan kepada individu dalam rentang sehat dan
sakit sehingga dapat menjalankan aktivitasnya dalam kehidupan sehari-
hari. Keperawatan telah menjadi bagian dalam setiap aspek kehidupan, baik
psikologi, sosial, lingkungan, dan fisiologis masyarakat.

Profesi keperawatan yang telah menyelesaikan pendidikan dituntut


untuk menguasai pengetahuan dan keterampilan, serta memiliki sikap yang
sesuai dengan tuntutan profesi. Agar masyarakat juga dapat mengetahui,
bahwa keperawatan juga merupakan sebuah profesi, dimana dapat
ditekankan bahwa caring merupakan fokus atau inti dari kegiatan profesi
keperawatan tersebut, sesuai yang dipaparkan oleh Chitty (1997 dalam
Simamora, 2009). Profesional identitas atau konsep diri keperawatan yang
mewakili bagaimana perawat atau mahasiswa perawat memandang profesi
keperawatan, atau nilai-nilai dan keyakinan yang memandu bagaimana
perawat atau mahasiswa perawat berfikir, bertindak dan berinteraksi dengan
pasien. Ini adalah proses yang paling penting dari pengembangan pribadi,
adalah proses internalisasi nilai-nilai professional, norma dan persyaratan
etika ke dalam perilaku mahasiswa dan konsep diri (Rogers, 2013).
Idealnya, perawat merupakan penyelamat untuk semua tim
profesional. Seorang Perawat menyesuaikan rencana perawatan untuk
mengatasi kebutuhan medis dan emosional pasien. Perawat harus
melakukan pekerjaan yang lebih baik dalam mendidik masyarakat untuk
mempertahankan status profesional mereka. Hal ini dapat dilakukan dengan
cara yang sensitif dengan memastikan bahwa perawat dikenal sebagai
perawat baik melalui pakaian atau kata-kata mereka (Ser-, 2002). Bukan
hanya warna seragam perawat yang mempengaruhi citra perawat. Yang
lebih penting daripada warna, gaya, seragam adalah cara berkomunikasi
perawat dengan pasien dan keluarga. Bagaimana berpakaian pria atau
wanita, perawat harus bersih dan terawat (Wocial et al., 2014). Citra
keperawatan di mata publik adalah profesi yang dikaitkan dengan
keprihatinan nasional dan pesatnya kekurangan tenaga perawat. Sebuah
peneltian menunjukkan bahwa citra perawat di mata masyarakat sangat
beragam.Oleh karena itu, perawat harus berkomunikasi secara professional
kepada masyarakat. Selain itu, perawat harus lebih meningkatkan visibilitas
mereka melalui pendidikan yang berkelanjutan, lingkungan kerja yang lebih
menantang (Pender & Spilsbury, 2014).

Dalam menghadapi persaingan di Era globalisasi saat ini, sangat


dibutuhkan perawat yang mempunyai kemampuan professional dengan
standar internasional baik. Standar tersebut dapat dilihat dari segi intelektual,
interpersonal, dan teknikal bahkan harus peka terhadap perbedaan sosial
budaya dan dapat menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi (Kozier, 2010).

B. Rumusan Masalah

Rumusan Masalah penulisan tugas makalah essay analisis ini adalah


untuk tentang tentang Issue terkait “Tantangan dan Citra Keperawatan
Profesional”.

C. Tujuan

Adapun tujuan dari tugas makalah essay analisis adalah sebagai berikut :

1. Menjelaskan Keperawatan Profesional


2. Menjelaskan Tantangan dan Citra Keperawatan Profesional
D.Manfaat

Penulis berharap dalam penulisan makalah ini bisa bermanfaat dan dijadikan
referensi mengenai tantangan dan citra keperawatan profesional, bagi
mahasiswa dan berbagai kalangan bidang Keperawatan sehingga dapat
dikembangkan sebagai informasi baru dalam menjawab Tren dan Issue di
lingkup keperawatan.

.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Fenomena Nyata Terkait Issue


Fenomena nyata terkait issue mengenai topik tantangan dan citra
perawat terutama pada masyarakat awam, sangatlah banyak. Fenomena
yang sering terdengar di masyarakat adalah ketika masyarakat beropini
bahwa perawat adalah seorang pembantu dokter. Seperti contohnya ada
beberapa orang tua yang melarang anaknya untuk masuk dalam
pendidikan keperawatan. Hal itu terjadi karena menurut orang tua bahwa
apabila nanti anaknya menyelesaian pendidikan, hanya bisa menjadi
pesuruh dokter. Apalagi dengan melihat realita jaman sekarang tidak
sedikit tenaga keperawatan menjadi tenaga honorer, sukarela dan bahkan
pengangguran. Tidak banyak masyarakat yang tau, bahwa keperawatan
juga merupakan profesi yang bahkan untuk mendapatkan gelar profesi
tersebut, mahasiswa yang telah menyelesaikan pendidikan harus
melewati ujian kompetensi terlebih dahulu. Fenomena yang lain juga
contohnya yang menjadi tantangan bagi perawat saat ada di Rumah Sakit
saat perawat harus melakukan tindakan medis, padahal hal tersebut
merupakan bukan kewenangan klinis dari perawat.
B. Literature Review
Di era modern, perawat percaya pada perawatan, percaya pada diri
mereka, dan rekan kerja. Ketika perawat menjaga citra keperawatan di
koran lokal, televisi, drama media, dan praktik sehari-hari, mereka
menyadari bahwa peran yang mereka lakukan adalah dengan tujuan
untuk membentuk citra keperawatan setiap hari (Cherry & R. Jacob,
2014).
Profesi keperawatan, khususnya pendidik perawat, memiliki etika dan
profesional tanggung jawab untuk menemukan strategi inovatif untuk
mempromosikan citra positif keperawatan di antara perawat siswa.
Memberikan Penghargaan menunjukkan potensi sebagai strategi
pengajaran untuk menghasilkan perubahan positif gambar Keperawatan
dan orientasi positif terhadap keperawatan diantara mahasiswa perawat
(Chauke, Van Der Wal, & Botha, 2015)
Persepsi masyarakat tentang citra pelayanan keperawatan
menampilkan kepuasan terkait pelayanan komunikasi yang terapeutik,
pelayanan yang memberikan kemudahan, dan sikap pelayanan yang
berespon terhadap kebutuhan pasien. Persepsi masyarakat terhadap citra
perilaku perawat dilihat melalui penampilan, atribut, dan pakaian yang
dikenakan mesipun perawat tidak memperkenalkan diri sebagai tenaga
kesehatan yang bertugas melayani. Cara kerja dan etos kerja perawat
secara garis besar memuaskan masyarakat (Kusumaningsih, 2009).
Dalam penelitiannya, Handoyo et al (2006) memaparkan bahwa
pelayanan keperawatan mempengaruhi kualitas pelayanan kesehatan dan
dalam memberikan pelayanan keperawatan perawat harus mempunyai
kemampuan profesional. Hal ini sesuai dengan pernyataan Huber (1996)
bahwa pelayanan keperawatan merupakan 90% dari pelayanan
kesehatan di rumah sakit. Dalam memberikan pelayanan keperawatan,
perawat harus mempunyai kemampuan profesional. Diantara syarat-
syarat perawat profesional seperti yang diungkapkan Lumenta (1992 )
adalah perawat yang telah mempunyai pengetahuan dasar yang kuat dan
dalam setiap kegiatannya perawat harus menggunakan proses berpikir
ilmiah serta memiliki kecerdasan yang tercermin pada sikapnya dalam
menentukan suatu keputusan setiap kali melakukan tindakan.Hal ini juga
sesuai dengan ciri pelayanan profesional menurut Schein,1972 ( cit.
Kawonal, 2001 ) bahwa pelayanan profesional memiliki ilmu pengetahuan
yang mantap dan kokoh serta ketrampilan khusus yang diperolehnya
melalui pendidikan dan latihan yang lama.

C. Analysis Dan Diskusi


Profesionalisme adalah suatu kombinasi antara keterampilan
keperawatan dan pengetahuan yang terintegrasi bermartabat dan
penghargaan kepada semua orang, penyatuan pendapat dan nilai dari
sebuah pekerjaan yang mempertahankan tanggung jawab dan kesadaran
diri sendiri (Delesky, 2013). Bentuk professional dalam keperawatan
diarahkan kepada pendapat individu atau dirinya sendiri dan bertanggung
jawab penuh terhadap masyarakat/perkumpulan, penerima layanan
kesehatan, dan profesi-profesi lainnya, serta untuk diri perawat sendiri.
Proses ini dapat dipengaruhi oleh karakteristik, aturan/norma, dan nilai-
nilai kedisiplinan dalam keperawatan, penilaian cara berpikir individual dan
bertindak layaknya sebagai seorang perawat (Crigger & Godfrey, 2014).

Karakteristik Profesi
Menurut Flexner (1915) dalam (Black, 2011) Karakteristik Profesi yaitu :
a. Berdasarkan pada akal, bertanggung jawab. dan tidak hanya
didasarkan pada fisik.
b. Berlandaskan pada suatu pengetahuan yang bisa dipelajari dan
dikembangkan dan disempurnakan melaui sebuah penelitian.
c. Bersifat Praktis, dan teoritis.
d. Bisa diajarkan dalam bentuk pendidikan formal.
e. Memilikiorganisasianggota internal yang kuat dan kesadaran kelompok
yang berkembang dengan baik.
f. Memiliki kemampuan untuk memotivasi, keinginan untuk membantu
orang lain dan yang responsif untuk kepentingan publik.

Pelayanan Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional


yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
didasarkan pada ilmu dan kiat Keperawatan ditujukan kepada individu,
keluarga, kelompok, atau masyarakat, baik sehat maupun sakit.
Sedangakan Praktik Keperawatan adalah pelayanan yang
diselenggarakan oleh Perawat dalam bentuk Asuhan Keperawatan
(Undang-Undang No.38, 2014)
Kejelasan masa depan profesi keperawatan di Indonesia sangat
memerlukan pengembangan lebih lanjut di tahun-tahun mendatang.
Dengan Undang-undang yang baru, badan pengatur pemerintah,
organisasi profesi, dan institusi pendidikan saat ini harus menyesuaikan
diri dengan apa yang dibutuhkan kemajuan profesi. Tantangan Indonesia
di masa akan datang untuk membawa profesi keperawatan dari keadaan
saat ini ke keadaan masa depan yang diinginkan mencakup penentuan
peran spesialis perawat klinis. Semua pemangku kepentingan perlu
dilibatkan untuk mengembangkan peran dan cakupan praktek
berkelanjutan perawat (Wocial, Sego, Rager, Laubersheimer, & Everett,
2014).
Pendidikan Keperawatan merupakan institusi yang berperan besar
dalam mengembangkan dan menciptakan profesionalisasi para tenaga
kesehatan. Keperawatan diindonesia masa depan perlu mendapatkan
prioritas utama dalam pengembangan keperawatan. Hal ini berkaitan
dengan tuntutan profesi dan tuntutan global, mengingat setiap
perkembangan dan perubahan memerlukan pengelolaan yang
professional serta memperhatikan setiap perubahan yang terjadi di
Indonesia (Nursalam, 2015).
Dalam institusi pendidikan, ilmu keperawatan semakin meningkat. Hal
ini dapat dilihat dari tujuan pendirian PSIK adalah menghasilkan perawat
professional agar perawat dapat bermitra dengan dokter dan dapat
bekerja secara ilmiah, tidak hanya berdasarkan instruksi dokter saja.
Berdasarkan kebutuhan pengembangan pelayanan keperawatan , pada
tahun 2003 dibuka program spesialis keperawatan maternitas dan
keperawatan komunitas sesuai dengan surat keputusan Rektor UI
455/SK/R/2003 tanggal 25 september 2003 yang terdiri dari dua tahapan
program yaitu tahapan akademik megister dan tahap profesi spesialis.
Pada tahun ajaran 2005/2006, dubukanya dua spesialis baru, yaitu
spesialis keperawatan medical bedah dengan SK Rektor UI Nomor
037/SK/R/UI/2005 tanggal 28 Januari 2005 dan spesialisasi Keperawatan
JIwa dengan SK Rektor UI Nomor 036/SK/R/UI/2005 tanggal 28 Januari
2005 (Simamora, 2009).
Organisasi Profesi pun turut berperan serta dalam meningkatkan
keperawatan profesional. Dimana PPNI selaku organisasi profesi dalam
meningkatkan mutu pendidikan khususnya dalam profesi keperawatan,
menghimpun seluruh perawat se-Indonesia untuk membentuk kolegium
keperawatan. Kolegium keperawatan adalah badan yang dibenuk oleh
organisasi profesi perawat untuk setiap cabang disiplin ilmu keperawatan
yang bertugas mengampu dan meningkatkan mutu pendidikan cabang
disiplin ilmu tersebut (Undang-Undang No 38 tahun 2014).
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Di era globalisasi saat ini, seperti yang kita ketahui bersama bahwa
keperawatan hanya merupakan sebuah bentuk pelayanan yang
berdasarkan atas naluri. Namun seiring berjalannya waktu keperawatan
menjadi sebuah profesi yang layak diperhitungkan. Profesionalisme dalam
bidang keperawatan mencakup pengetahuan dan keterampilan. Dalam
menjalani profesi sebagai seorang perawat, ada begitu banyak tantangan
yang harus dihadapi. Tantangan tersebut bisa saja datang dari pasien
sebagai penerima layanan asuhan keperawatan, teman sejawat, dan
profesi yang lain. Misalnya saat kita memberikan pelayanan asuhan
keperawatan pada pasien, tanpa sengaja kita melakukan tindakan di luar
kewenangan klinis kita sebagai perawat. Atau tanpa sengaja kita
mengerjakan pendelegasian tugas yang bukan merupakan kewajiban
utama dari keperawatan itu sendiri. Untuk itu, UU No. 38 Tahun 2014
tentang keperawatan, dicanangkan untuk mengatur ruang lingkup kerja
profesi keperawatan dan beberapa kebijakan lainnya untuk meningkatkan
mutu keperawatan profesional. Misalnya perkembangan saat ini bahwa
perawat sudah boleh melakukan tindakan mandiri. Keperawatan juga
sekarang telah terbagi menjadi 8 disiplin ilmu yang tercakup dalam
kolegium keperawatan. Ada banyak perkembangan dan tantangan yang
akan tetap menjadi fenomena. Untuk itu sebagai profesi keperawatan
yang dituntut untuk tetap profesional, kita memiliki kewajiban dan
tanggung jawab untuk menemukan strategi inovatif untuk mempromosikan
citra positif keperawatan di antara rekan sejawat, pasien, masyarakat dan
rekan profesi medis yang lainnya.
Lalu, bagaimana cara untuk menghapus stigma dari masyarakat
awam, mengenai istilah perawat sebagai pesuruh atau pembantu dokter?
Walaupun hal tersebut butuh waktu yang cukup lama, namun kita harus
mensosialisasikan hal tersebut. Bahwa keperawatan merupakan profesi
yang ada di dalam naungan PPNI dan telah memiliki landasan hukum UU
No.38 Tahun 2014. Keperawatan bukan pesuruh, namun keperawatan
adalah profesi yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang bahkan
telah diuji melalui ujian kompetensi. Bahkan saat ini, perlu disosialisasikan
dalam masyarakat mengenai kolegium keperawatan yang terbagi menjadi
8 disiplin ilmu. Pembagian 8 cabang disiplin ilmu agar pengetahuan dan
keterampilan yang dimiliki oleh perawat dapat lebih terarah dan
mendalam. Tujuannya agar pendidikan keperawatan nantinya bisa lebih
berkembang dan masing-masing mahasiswa berfokus hanya pada satu
cabang disiplin ilmu dan agar lebih memaksimalkan pelayanan khususnya
asuhan keperawatan yang lebih efektif kepada masyarakat.

B. Saran

Seiring berkembangnya profesi keperawatan, hendaknya kita sebagai


perawat memahami betul peran dan kewajiban kita selaku pemberi asuhan
keperawatan agar dalam menghadapi tantangan, profesi keperawatan tidak
mengalami penurunan, melainkan semakin kokoh.
DAFTAR PUSTAKA

Black, B. P. (2011). Professional Nursing : Consepts & Challenges. Saunders.

Chauke, M. E., Van Der Wal, D., & Botha, A. (2015). Using appreciative inquiry to
transform student nurses’ image of nursing. Curationis, 38(1), Art.#1460, 8
pages. https://doi.org/http://dx.doi.org/10.4102/curationis.v38i1.1460
Cherry, B., & R. Jacob, S. (2014). Contemporary Nursing Issues, Trends &
Management. Ecosystems and Human Well-Being: A Framework for
Assessment. https://doi.org/10.1007/s13398-014-0173-7.2
Crigger, N., & Godfrey, N. (2014). From the Inside Out : a New Approach to teaching
Professional Identity Formation and Professional Ethics. J Prof Nurs., 12(5),
376-382.
Delesky, K. (2013). Professionallism in : GIddens JF, ed. Concepts for Nursing
Practice. 359-364. St.Louis, USA: MO: Elsevier.
Handoyo., Kamaluddin, R., Ekowati, W. (2006). The Perception of Senior High
School Students in Banyumas District Towwards Profession and Education of
Nursing Bachelor. The Soedirman Journal of Nursing.
https://media.neliti.com/media/publications/106835-ID-none.pdf
Kozier, Erb, Berman, & Snyder. (2010). Buku Ajar FUNDAMENTAL
KEPERAWATAN Konsep, Proses, & Praktik. (L. H. Dwi Widiarti, Eka Annsa Mardilla,
Nike Budi Subekti, Ed.) (7th ed.). Jakarta: EGC.

Kusumaningsih, I. (2009). Persepsi masyarakat terhadap citra…, Indriati


Kusumaningsih, FIK-UI, 2009.

Nursalam. (2015). Manajemen Keperawatan : Aplikasi dalam Praktik Keperawatan


Profesional (5th ed.). Jakarta: Salemba Medika.

Pender, S., & Spilsbury, K. (2014). Support matters: The contribution of community
nursing assistants. Journal of Community Nursing, 28(4), 87–89.
https://doi.org/10.1111/jan.12177

Rogers, M. (2013). GUEST EDITOR ’ S NOTE History and Nursing Knowledge,


21(Springer Publishing Company), 10–13.
Ser-, H. (2002). Image of Nursing, (2008), 291–293.

Simamora, R. H. (2009). Buku Ajar Pendidikan dalam Keperawatan. Jakarta : EGC

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 2014 Tentang Keperawatan

Wocial, L. D., Sego, K., Rager, C., Laubersheimer, S., & Everett, L. Q. (2014). Image
Is More Than a Uniform. JONA: The Journal of Nursing Administration, 44(5),
298–302. https://doi.org/10.1097/NNA.0000000000000070

Anda mungkin juga menyukai