Browsing Jiwa
Browsing Jiwa
com/cdk
International Standard Serial Number: 0125 – 913X
Daftar isi :
2. Editorial
4. English Summary
Artikel
5. Kesehatan Jiwa (Mental Health) di Kehidupan Modern – Kusumanto
Setyonegoro
8. Diagnosis dan Penatalaksanaan Depresi Pascastroke – Nurmiati Amir
14. Gangguan Fungsi atau Perilaku Seksual dan Penanggulangannya –
LS.Chandra
19. Antidepresan Pemicu Disfungsi Seksual – Myrna Yustina
21. Penanganan Psikologik pada Obesitas – Sylvia D. Elvira
24. Diagnosis dan Penatalaksanaan Gangguan Asperger – Theresia Kaunang
32. Aspek Klinik dan Farmakoterapi Anak dengan Gangguan Pemusatan
Perhatian / Hiperaktivitas – Yusuf Alam Romadhon
38. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Penyalahgunaan NAPZA
(Narkotika, Psikotropika & Zat Adiktif) di Kalangan Siswa SMU –
Raharni, Max J. Herman
44. Pengaruh Pendedahan Morfin terhadap Perilaku Masa Prasapih Mencit
(Mus musculus) Swiss-Webster – Dewi Peti Virgianti,Hana Apsari
Pawestri
49. Konsep Sehat, Sakit dan Penyakit dalam Konteks Sosial Budaya – Sunanti
Z. Soejoeti
53. Respon Terapi Tamoxifen pada Kanker Payudara Lanjut Lokal dengan
Reseptor Estrogen, Reseptor Progesteron dan Mr 29.000 Positif – Azamris
57. L-Ornitin-L-Aspartat (LOLA) Menghindari Blebbing akibat Keracunan Etanol
pada Hepatosit – Nelson Simanungkalit Pospos
60. Beberapa Temuan yang tak lazim (aneh) selama Bekerja Meneliti Susunan
Kimia Batu Ginjal – Oen Liang Hie
62. Produk Baru
63. Kegiatan Ilmiah
65. Abstrak
66. Indeks Karangan tahun 2005
68. RPPIK
149.
Kesehatan Jiwa
Faces of emotion.
http. www.kalbefarma.com/cdk
ISSN : 0125 –913X
149
Kesehatan Jiwa
2005
2005
Keterangan gambar :
Faces of emotion. www.altavista.com
EDITORIAL
Dalam kehidupan modern ini makin banyak masalah yang memerlukan
adaptasi, yang mekanismenya mungkin masih sama dengan
mekanisme adaptasi manusia di zaman purbakala berupa fight or flight
mechanism; yang tidak lagi selalu cocok dengan situasi masyarakat
saat ini. Hal tersebut akan menambah stres dan menimbulkan berbagai
reaksi tubuh/fisik.
Selain itu perkembangan farmakoterapi psikiatrik telah jauh berkembang,
meninggalkan bentuk terapi fisik seperti ECT, sesuai dengan
perkembangan teori biologik/neurotransmiter; di lain pihak penggunaan
zat tertentu justru menyebabkan gangguan psikiatrik.
Hal-hal tersebut akan dibahas dalam terbitan Cermin Dunia
Kedokteran edisi ini, sehingga dapat menambah wawasan bahwa
kelainan psikiatrik/psikologik tidaklah semata-mata gangguan psikotik/
skizofrenik saja.
Akhirnya, di edisi terakhir tahun 2005 ini redaksi mengucapkan
Selamat Hari Raya Idul Fitri, Selamat Hari Natal dan Tahun Baru
2006, semoga tahun mendatang kurang menyebabkan stres bagi
sejawat sekalian.
Redaksi
2 Cermin Dunia Kedokteran No. 149, 2005
2005
International Standard Serial Number: 0125 - 913X
KETUA PENGARAH
Prof. Dr. Oen L.H. MSc
REDAKSI KEHORMATAN
PEMIMPIN UMUM
Dr. Erik Tapan
KETUA PENYUNTING
Dr. Budi Riyanto W.
- Prof. DR. Sumarmo Poorwo Soedarmo
Staf Ahli Menteri Kesehatan
Departemen Kesehatan RI
Jakarta
- Prof. Dr. R Budhi Darmojo
Guru Besar Ilmu Penyakit Dalam
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro
Semarang
PELAKSANA
- Sriwidodo WS.
-
-
TATA USAHA
- Dodi Sumarna
- E. Nurtirtayasa
Prof. Drg. Siti Wuryan A Prayitno, SKM,
MScD, PhD.
Bagian Periodontologi, Fakultas Kedokteran Gigi
Universitas Indonesia, Jakarta
Prof. DR. Hendro Kusnoto, Drg, SpOrt.
Laboratorium Ortodonti
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti
Jakarta
ALAMAT REDAKSI
Majalah Cermin Dunia Kedokteran, Gedung Enseval
Jl. Letjen. Suprapto Kav. 4, Cempaka Putih, Jakarta
10510, P.O. Box 3117 JKT. Tlp. 021 - 4208171
E-mail : cdk@kalbe.co.id
http: //www.kalbefarma.com/cdk
- DR. Arini Setiawati
Bagian Farmakologi
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia
Jakarta
NOMOR IJIN
151/SK/DITJEN PPG/STT/1976
Tanggal 3 Juli 1976
DEWAN REDAKSI
PENERBIT
Grup PT. Kalbe Farma Tbk.
-
-
PENCETAK
PT. Temprint
Dr. Boenjamin Setiawan Ph.D
Prof. Dr. Sjahbanar Soebianto
Zahir MSc.
http://www.kalbefarma.com/cdk
PETUNJUK UNTUK PENULIS
Cermin Dunia Kedokteran menerima naskah yang membahas berbagai
aspek kesehatan, kedokteran dan farmasi, juga hasil penelitian di bidangbidang
tersebut.
Naskah yang dikirimkan kepada Redaksi adalah naskah yang khusus untuk
diterbitkan oleh Cermin Dunia Kedokteran; bila pernah dibahas atau dibacakan
dalam suatu pertemuan ilmiah, hendaknya diberi keterangan mengenai nama,
tempat dan saat berlangsungnya pertemuan tersebut.
Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia atau Inggris; bila menggunakan
bahasa Indonesia, hendaknya mengikuti kaidah-kaidah bahasa Indonesia yang
berlaku. Istilah medis sedapat mungkin menggunakan istilah bahasa Indonesia
yang baku, atau diberi padanannya dalam bahasa Indonesia. Redaksi berhak
mengubah susunan bahasa tanpa mengubah isinya. Setiap naskah harus disertai
dengan abstrak dalam bahasa Indonesia. Untuk memudahkan para pembaca
yang tidak berbahasa Indonesia lebih baik jika disertai juga dengan abstrak
dalam bahasa Inggris. Jika tidak ada, Redaksi berhak membuat sendiri abstrak
berbahasa Inggris untuk karangan tersebut.
Naskah diketik dengan spasi ganda di atas kertas putih berukuran kuarto/
folio, satu muka, dengan menyisakan cukup ruangan di kanan kirinya, lebih
disukai bila panjangnya kira-kira 6 - 10 halaman kuarto disertai/atau dalam
bentuk disket program MS Word. Nama (para) pengarang ditulis lengkap,
disertai keterangan lembaga/fakultas/institut tempat bekerjanya. Tabel/skema/
grafik/ilustrasi yang melengkapi naskah dibuat sejelas-jelasnya dengan tinta
hitam agar dapat langsung direproduksi, diberi nomor sesuai dengan urutan
pemunculannya dalam naskah dan disertai keterangan yang jelas. Bila terpisah
dalam lembar lain, hendaknya ditandai untuk menghindari kemungkinan tertukar.
Kepustakaan diberi nomor urut sesuai dengan pemunculannya dalam
naskah; disusun menurut ketentuan dalam Cummulated Index Medicus dan/
atau Uniform Requirement for Manuscripts Submitted to Biomedical Journals
(Ann Intern Med 1979; 90 : 95-9).
Contoh :
1. Basmajian JV, Kirby RL.Medical Rehabilitation. 1st ed. Baltimore, London:
William and Wilkins, 1984; Hal 174-9.
2. Weinstein L, Swartz MN. Pathogenetic properties of invading microorganisms.
Dalam: Sodeman WA Jr. Sodeman WA, eds. Pathologic physiology:
Mechanism of diseases. Philadelphia: WB Saunders, 1974;457-72.
3. Sri Oemijati. Masalah dalam pemberantasan filariasis di Indonesia. Cermin
Dunia Kedokt. 1990; 64: 7-10.
Bila pengarang enam orang atau kurang, sebutkan semua; bila tujuh atau lebih,
sebutkan hanya tiga yang pertama dan tambahkan dkk.
Naskah dikirimkan ke alamat : Redaksi Cermin Dunia Kedokteran, Gedung
Enseval, Jl. Letjen Suprapto Kav. 4, Cempaka Putih, Jakarta 10510 P.O.
Box 3117 JKT. Tlp. (021) 4208171. E-mail : cdk@kalbe.co.id
Pengarang yang naskahnya telah disetujui untuk diterbitkan, akan diberitahu
secara tertulis.
Naskah yang tidak dapat diterbitkan hanya dikembalikan bila disertai
dengan amplop beralamat (pengarang) lengkap dengan perangko yang cukup.
Tulisan dalam majalah ini merupakan pandangan/pendapat masing-masing penulis dan
tidak selalu merupakan pandangan atau kebijakan instansi/lembaga/bagian tempat kerja
si penulis.
English Summary
MENTAL HEALTH IN MODERN LIFE
Kusumanto Setyonegoro
Professor in Psychiatry,
Darmawangsa Hospital, Jakarta,
Indonesia
Modern living may generate
many frustrations felt as intense
individual stress. It may be caused
by - among others:
1. Personal failure or inferiority
feeling
2. Personal losses : human life as
well as material losses
3. Unfavorable personal comparisons
4. Personal limitations : physical,
intellectual or intelligence
5. Personal feelings of guilt
These conflicts of modern life
can be severe and the individual
may need advice and help from
professionals.
Trained mental health professionals
can render such help through:
1. Consultations(eg- in outpatient
service of mental health facilities
)
2. Hospitalization for short term
intensive treatment.
3. Medications with modern psychopharmaceuticals
Cermin Dunia Kedokt.2005;149 : 5 -7
kso
FACTORS RELATED TO DRUG ABUSE
AMONG PUBLIC HIGH SCHOOL
STUDENTS IN BEKASI, WEST JAVA,
INDONESIA
Raharni, Max J. Herman
Pharmacies Research and Development
Center, Department of
Health, Jakarta, Indonesia
This study was done to obtain
information on factors related to
drugs (narcotics, psychotropics
and addictive subtances) abuse
among public high school (SMU
Negeri) students in Bekasi.
The study population of this
cross-section study was 386 high
school students in Bekasi, chosen
through multistage sampling procedure.
Chi Square test for bivariate
analysis and prediction model
of multiple logistic regression
for multivariate analysis was used.
The prevalence of drug abuse
was 16,8%. Variables found to be
significantly associated with drug
abuse in bivariate analysis were
personal characteristics (gender,
age, knowledge, attitude), environmental
factors (mother occupation,
family harmony, smoking
habit in the family, peer, leisure
activities). Gender was the most
predominant variable.
Prevention program among
high school students need to be
immediately applied in collaboration
with parents (in extracurricullar
activities), Ministry of Health,
Police and Ministry of Justice.It was
also recommended to conduct
further researches, to support drug
abuse prevention program.
Cermin Dunia Kedokt.2005; 149; 38 - 43
rhi, mjh
EFFECTS OF MORPHINE EXPOSURE
ON BEHAVIOR AMONG SWISSWEBSTER
MICE
Dewi Peti Virgianti, Hana Apsari
Pawestri*
Biologist, Faculty of Mathematics
and Physical Sciences,
Padjadjaran University, Bandung
Indonesia
*Disease Eradication Research
and Development Center, Department
of Health, Jakarta,
Indonesia
This research on pregnant
Swiss-Webster mice was done to
study the effects of morphine
exposure on behaviour in preweaning
period and bodyweight
of the offsprings.
Morphine at dose of 9,8
mg/kgbw/day;5,6 mg/kg bw/day;
2,8 mg/kg bw/day; and aquabidest
as control was injected
subcutaneously on seventh until
twelfth day of pregnancy. The
behavior of the offsprings was
tested using the Neurobehavioral
Battery Test.
There is difference (p<0,05)
in reflex test and motor reflex test
at 9,8 mg/kg bw/day and 5,6
mg/kg bw/day dose. Weight gain
is also significantly different
(p<0,05) at 9,8 mg/kg bw/day
and 5,6 mg/kg bw/day morphine
dose.
Morphine exposure caused
behavioral disparity among mice
in preweaning period.
Cermin Dunia Kedokt. 2005 ;149: 44 - 8
dvp, hap
( Bersambung Ke Hal 56 )
Cermin Dunia Kedokteran No. 149, 2005
4
Artikel
OPINI
Penanganan Psikologik
pada Obesitas
Sylvia D. Elvira
Bagian Psikiatri Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia/
Rumah Sakit Umum Pusat Nasional Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta,Indonesia
PENDAHULUAN
Obesitas merupakan suatu kondisi yang dahulu
dianggap sebagai lambang kesejahteraan dan tidak berkaitan
dengan penyakit. Insidens dan prevalensinya meningkat, baik
di negara maju maupun di negara-negara berkembang, sejalan
dengan perkembangan teknologi yang memberikan kemudahan
dan perubahan gaya hidup. Namun, berkaitan
dengan risiko kesehatan dan dampaknya terhadap kualitas
hidup, kini obesitas merupakan problem atau penyakit(1,3).
Obesitas merupakan masalah yang diperhatikan
karena berkaitan dengan peningkatan morbiditas dan
mortalitas berbagai penyakit, antara lain hipertensi, gangguan
kardiovaskuler, diabetes, gangguan endokrin lainnya, penyakit
kandung empedu, problem paru dan pernafasan,
artritis, gangguan tidur, ketidakmampuan untuk berpartisipasi
pada aktivitas-aktivitas rekreasi dan olahraga, rendahnya harga
diri dan problem citra-tubuh(1,4).
Akhir-akhir ini obesitas dinyatakan sebagai penyakit
kronik dengan penyebab multifaktorial. Dari penelitianpenelitian
didapatkan bahwa obesitas tidak disebabkan oleh
penyebab tunggal melainkan oleh hubungan yang kompleks
antara faktor genetik, fisiologik, metabolik,
psikologik, sosioekonomik, gaya hidup dan faktor budaya.
Bila ditinjau dan aspek psikologik, obesitas dapat merupakan
suatu kondisi tersendiri yang antara lain
merupakan gejala dari gangguan makan (misalnya bulimia
nervosa), atau merupakan kondisi yang berkaitan dengan
citra-diri dan harga-diri, yang mempunyai dasar psikodinamika
tertentu. Pada makalah ini hanya akan dibahas
mengenai obesitas sebagai gejala dari gangguan makan,
disertai penanganannya secara garis besar.
OBESITAS
Kata obesitas berasal dari bahasa Latin: obesus, obedere,
yang artinya gemuk atau kegemukan. Obesitas atau gemuk
merupakan suatu kelainan atau penyakit yang ditandai dengan
penimbunan jaringan lemak tubuh secara berlebihan. Pendapat
lain mengatakan bahwa obesitas merupakan gangguan medik
kronik yang tidak dapat disembuhkan dan hanya dapat
diobati(4,5).
Sebagian orang menggolongkan obesitas sebagai suatu
kelainan akibat kurangnya pengendalian diri dan hal tersebut
bisa jadi telah menjadi anggapan umum(3). Pengendalian diri
yang dimaksud di sini tentunya pengendalian terhadap keinginan
untuk makan Bila kita melihat seseorang dengan
obesitas, yang terbayang adalah bahwa orang itu telah makan
sedemikian banyak sehingga bentuk tubuhnya menjadi seperti
yang kita lihat. Mengapa ia makan sedemikian banyak? Tidak
merasa kenyangkah ia hingga tidak berhenti makan saat ia sudah
merasa kenyang? Atau, apakah porsi makannya memang
sedemikian besar dan hal itu telah menjadi kebiasaannya sejak
lama, atau bahkan sejak kecil? Mengapa ia tidak dapat mengendalikan
keinginan makannya?
TERJADINYA OBESITAS
Obesitas terjadi karena ketidakseimbangan antara asupan
dan keluaran energi sehingga terjadi kelebihan energi yang
selanjutnya disimpan dalam bentuk jaringan lemak(2). Etiologinya
multifaktorial, baik faktor individual (biologik dan psikologik)
maupun lingkungan. Bila faktor yang dapat merupakan etiologi
yang berasal dari individu seperti gangguan endokrin, serta
faktor organik lainnya ternyata tidak ditemukan, kondisi ini
dapat merupakan konsekuensi dari suatu keadaan yang
dialami seseorang, yang tidak dapat mengendalikan keinginannya
untuk makan, bagi orang tersebut makan dilakukan bukan
untuk memenuhi kebutuhan untuk mengganti energi yang telah
digunakan dan dikeluarkan pada aktivitas fisik atau psikologik
tertentu, melainkan karena memang ingin makan dan makan,
yang tidak mampu dikendalikan olehnya.
Kondisi ingin makan dan makan itu termasuk dalam kelompok
gangguan makan dalam PPDGJ-III (Pedoman Penggolongan
dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia) maupun dalam
DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual of Mental
disorders).Gangguan makan t Dibacakan pada Simposium Penanganan Gangguan Obesitas dan ersebut, yang kondisi pasien-
Metabolisme Androgen pada Masa Reproduksi, Jakarta 31 Agustus 2002
Cermin Dunia Kedokteran No. 149, 2005 21
nya biasanya tampak gemuk atau mengalami obesitas, terdiri
atas binge-eating disorder dan bulimia nervosa(6,7).
Pada binge-eating disorder gejala yang ditemui yaitu
seseorang makan pada suatu periode tertentu, dengan jumlah
yang lebih banyak dan lebih cepat daripada kebanyakan orang,
hingga ia merasa benar-benar sangat kenyang (uncomfortably
full). Biasanya makan dilakukan tidak pada saat lapar,
seorang diri karena malu makan dalam jumlah besar. Biasanya
orang tersebut mengalami depresi atau merasa bersalah setelah
makan(6,9,10).
Bulimia adalah kecenderungan atau dorongan untuk makan
banyak, berlebihan, mungkin disertai nafsu makan besar mungkin
pula tidak(11).Gejalanya serupa dengan binge-eating disorder
disertai perilaku mengeluarkan kembali makanan tersebut,
baik dengan cara memuntahkan atau dengan menggunakan
pencahar(6,9,10).
PSIKODINAMIK OBESITAS
Obesitas terjadi karena makan berlebih (over-eating).
Pada awal kehidupan, seorang bayi mempersepsikan makanan
sebagai pengekspresian rasa cinta, dan persepsi tersebut sering
masih tersisa. Pada saat pemberian makan, seorang ibu dapat
memindahkan perasaan cemas atau ansietas yang dialaminya
kepada anaknya. Makan dapat menjadi cara untuk mengatasi
kecemasan, yang terjadi karena frustrasi yang dialami, karena
adanya persepsi bahwa cinta dan perhatian setara dengan
makanan. Kelebihan makan mungkin merupakan indikasi adanya
ansietas dini tersebut(12).
Menurut Hamburger, makan berlebih merupakan respons
terhadap ketegangan emosional yang tidak spesifik, atau
merupakan substitusi dari gratifikasi yang tidak dapat ditoleransi
pada situasi-situasi tertentu dalam kehidupan,
atau merupakan gejala dari gangguan emosional yang
mendasarinya, terutama depresi(12).
Bulimia nervosa maupun binge-eating disorder dapat
dialami seseorang mungkin karena ketidakmampuannya
untuk mengatasi masalah-masalah hidup secara praktis.
Ketidakmampuan tersebut biasanya dalam pengendalian
emosi, pemrosesannya, serta mengatasinya. Ini terjadi
mungkin karena adanya depresi yang mendasarinya. Depresi
tersebut dapat terjadi karena terhambatnya proses perkembangan
mental seseorang sehingga ia lebih nyaman
menggunakan mekanisme adaptasi (atau defensi) yang biasa
digunakannya pada fase perkembangan yang lebih dini, yaitu
fase oral (fase di saat seseorang mengatasi problem hidupnya
terutama dengan mulut, biasanya pada usia antara 0-18
bulan). Mekanisme defensi yang digunakan adalah introyeksi,
yaitu memasukkan suatu objek ke dalam struktur psikis
individu(11) objek ini semula bersifat kongkrit (karena kemampuan
berpikir yang masih terbatas dan didominansi oleh
proses pikir primer) berupa makanan, tetapi kemudian
secara bertahap dapat berkembang menjadi lebih abstrak
(misalnya ibu atau orang lain yang dicintai atau dianggap
dekat dan nantinya dapat berupa lain ide, harga diri, prestasi,
dan sebagainya)(l).
Depresi dapat pula terjadi secara sekunder karena
obesitasnya individu mengalami obesitas namun mempunyai
keinginan atau bayangan mengenai bentuk tubuh yang 'ideal'
sehingga mengalami depresi karena bayangan bentuk tubuh
tersebut tidak dapat dicapainya. Kemungkinan lain, depresi
terjadi karena gangguan citra-tubuh (sering berupa distorsi,
yaitu bila melihat di depan cermin, seseorang tidak melihat
tubuhnya seperti apa adanya dalam realitas) seseorang yang
obes, jarang menyadari seberapa gemuk dirinya(14). Mengenai
kedua hal ini tidak akan dibahas lebih mendalam dalam
makalah ini.
PENATALAKSANAAN
Penatalaksanaan terhadap obesitas merupakan pendekatan
holistik dan komprehensif, termasuk meneliti latar
belakang terjadinya obesitas pada seseorang, apakah murni
karena gangguan metabolik atau gangguan organik lainnya,
ataukah berperan pula faktor psikologik tertentu sebagaimana
telah dibahas sebelumnya(610). Biasanya penatalaksanaannya
meliputi pemberian farmakoterapi, pengaturan diet, latihan fisik,
pengubahan gaya hidup.
PENANGANAN PSIKOLOGIK
Pada pasien dengan obesitas yang dasarnya adalah gangguan
makan yang didasari oleh depresi, maka penanganannya
sesuai dengan penatalaksanaan terhadap gangguan depresi,
yaitu pemberian psikofarmaka dan psikoterapi. Psikofarmaka
yang diberikan berupa antidepresi golongan apa saja, antara lain:
Serotonin Selective Reuptake Inhibitor (SSRI) (sertraline 1 x 50
mg per hari, atau fluoxetine 1 x 20 mg per hari, atau
fluvoxamine Ix 50 mg per hari), reversible monoamine
oxidase inhibitor (RIMA) (moclobemide 2 x 150 mg per
hari), maupun trisiklik dan tetrasiklik (imipramin, maprotilin),
disesuaikan dengan kondisi pasien (umur, pekerjaan dan
kegiatan sehari-harinya serta sosio-ekonomi).
Psikoterapi yang diberikan dapat berupa psikoterapi dengan
pendekatan dinamik, atau non-dinamik, seperti terapi kognitifperilaku,
atau modifikasi perilaku. Pemilihan jenis psikoterapi
disesuaikan dengan kondisi dan kepribadian pasien. Pada psikoterapi
dinamik, tujuan utama adalah pencapaian tilikan
(insight),yaitu mengajak pasien untuk lebih memahami diri dan
kehidupannya (termasuk konflik dan pelbagai problem yang
pernah dihadapi dan cara mengatasinya), baik pasien maupun
dokter berperan aktif dalam proses. Pada setiap pertemuan,
topik yang dibahas disesuaikan dengan yang ingin dikemukakan
oleh pasien topik mengenai hal-ihwal yang berkaitan
dengan depresi atau gangguan makan atau obesitas yang
dialami dapat dibahas sesuai dengan kebutuhan. Biasanya
dilakukan dalam jangka panjang, minimal 3-12 bulan.
Pada terapi kognitif-perilaku, pasien diajak untuk menilai
cara berpikirnya selama ini yang lebih cenderung ke arah
irasional (sering berpikir negatif secara otomatis tentang diri
dan kondisi yang dialaminya), pasien diajak untuk mengubah
cara berpikirnya ke arah yang lebih rasional pasien juga
diajak untuk dapat menggunakan cara lain untuk menghadapi
stres dan perasaan-perasaan negatif lainnya yang
mengarah pada perilaku 'bingeing' dan makan berlebihan.(14)
Pada terapi perilaku (behavior modification), tujuan
terapi adalah membantu pasien memodifikasi kebiasaan
22 Cermin Dunia Kedokteran No. 149, 2005
makannya, meningkatkan aktivitas fisik, meningkatkan kesadaran
akan kedua hal tersebut (pengubahan kebiasaan
makan dan latihan fisik). Pasien diminta mengidentifikasi dan
mencatat saat, suasana dan tempat sewaktu keinginan makan
timbul serta frekuensi makannya pasien kemudian diarahkan
untuk dapat mengontrol stimulus agar dapat memutuskan
rantai antara peristiwa yang membangkitkan keinginan
makan dengan perilaku makannya (contohnya antara lain
dengan membatasi tempat-tempat makannya, atau dengan
mengambil segelas air putih di antara setiap gigitan
makanan, mengunyah dengan frekuensi tertentu). Kemudian
pasien diajak untuk memodifikasi konsekuensi dari
perilaku makannya untuk self-reward (termasuk mengembangkan
kemampuan assertive, belajar menyatakan 'tidak'
serta mengembangakn self-talk yang positif)(6,14-16).
KESIMPULAN
Obesitas merupakan gangguan yang disebabkan oleh
pelbagai macam faktor, yang merupakan hubungan yang
kompleks antara faktor genetik, fisiologik, metabolik,
psikologik, sosioekonomik, gaya hidup dan faktor
budaya. Faktor psikologik juga berperan dalam terjadinya
obesitas, antara lain berupa terdapatnya gangguan makan
yaitu bulimia nervosa atau binge-eating disorder, yang
didasari oleh adanya depresi yang dialami seseorang.
Penanganan psikologik terhadap obesitas adalah sesuai
dengan yang dilakukan terhadap depresi, yaitu pemberian
psikofarrnaka berupa anti depresi, serta psikoterapi, baik
dengan pendekatan dinamik, atau terapi kognitif-perilaku,
atau modifikasi perilaku yang disesuaikan dengan kondisi dan
kepribadian pasien.
KEPUSTAKAAN
1. Waspadji S. Kegemukan: pendekatan klinis dan pemilihan obatnya,
dalam Prosiding Temu Ilmiah Akbar 2002. Pusat Informasi dan Penerbitan
Bagian Imu Penyakit Dalam FKUI2002: 69-71.
2. Sjarif DR. Evaluasi dan tatalaksana obesitas pada anak, dalam Prosiding
Temu Ilmiah Akbar 2002. Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Ilmu
Penyakit Dalam FKUI 2002:
3. Soegondo S. Obesitas dan permasalahannya, dalam Prosiding Temu
Ilmiah Akbar 2002. Pusat Informasi dan Penerbitan Bagian Imu Penyakit
Dalam FKUI 2002: 64.
4. Obesity, is it an eating disorder? Anorexia Nervosa & Related Eating
Disorders, Inc. ANRED, 2002.
5. Myers MD. Comprehensive obesity treatment. www.weight.com. 2000
6. Brownell KD, Wadden TA. Obesity dalam Comprehensive Textbook of
Psychiatry, ed. VII, Kaplan , Sadock. (eds.) 2000: 1787, 1789, 1792.
7. Direktorat Kesehatan Jiwa, Ditjen Pelayanan Medik, Departemen
Kesehatan RI. Pedoman Penggolongan Diagnosis Gangguan Jiwa di
Indonesia edisi III (PPDGJ-III) -1995.
8. Schwartz M. Binge eating disorder: a new eating disorder
category.webmaster@ct. addictionprofessionals. com 1998.
9. Fairburn. Risk factors for binge eating disorder. Arch. Gen. Psychiatr.
1998,55: 425
10. Grinker RR, Robbins FP. Obesity, dalam Psychosomatic case book,
NewYork Toronto: The Blakiston Co. Inc. 1954: 191-2
11. Lubis DB. Pengantar psikiatri klinik. Jakarta, Balai Penerbit FKUI, 1989:
91.
12. Psychological causes of obesity
13. Eating disorder and obesity.www.austinpsych.com/services.eating dis. html.
14. Palmer MP. Complexity of obesity. www.innerself.com.
15. Autres Traitements. Psychotherapy for obesity. www.obesity-diet.com
16. Bray GA. Behavior modification in the treatment of obesity. Lousiana State
University Jan 2001.
17. American Psychiatric Association. Diagnostic and Statistical
Manual for Mental Disorders -fourth edition (DSM-IV), 1994.
Cermin Dunia Kedokteran No. 149, 2005 23
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
ZAT LAIN
Zat nonstimulansia yang telah diteliti secara luas untuk
pengobatan GPP/H meliputi antidepresan (Tabel 4), α agonis
dan neuroleptik
Antidepressan
Tricyclic antidepressant (TCA) terutama imipramin dan
desipramin, merupakan komponen farmakoterapi kedua terbanyak
untuk GPP/H. Dua puluh sembilan penelitian (18
terkontrol, 11 terbuka) telah mengevaluasi penggunaan TCA
pada 1016 orang anak dan remaja dan 63 orang dewasa
GPP/H. Hampir semua (93%) melaporkan sedikitnya perbaikan
sedang. Meskipun demikian sebagian besar penelitian
TCA untuk terapi GPP/H relatif singkat, mulai dari beberapa
36 Cermin Dunia Kedokteran No. 149, 2005
minggu hingga beberapa bulan, sedikit yang hingga lebih dari
2 tahun. Hasil penelitian baik jangka panjang maupun jangka
pendek sama positifnya(2,6). Untuk desipramin, ada laporan
kematian mendadak (sudden death) pada anak-anak yang
menggunakan obat ini( 2,5,6).
Antidepresan baru bupropion hydrochloride yang memblok
reuptake norepinefrin dan dopamin, secara konsisten
dapat menurunkan gejala-gejala GPP/H pada pasien muda
dalam uji klinik terkontrol. Sedangkan fluoxetin, serotonin
specific reuptake inhibitor (SSRI) masih dipertanyakan efektivitasnya
sebagai monoterapi pada GPP/H(1,2,5,6).
Tabel 4. Antidepressan dengan berpotensi bermanfaat bagi penderita
pediatri dengan GPP/H(5).
Tricyclic antidepressant
Amitriptilin
Desipramin
Imipramin
Nortriptilin a
Monoamine Oxidase Inhibitor
Bupropion
Fluoxetin a
Venlafaxine a
a Penelitian terkontrol belum pernah dilakukan
αAgonis
Klonidin mempunyai sifat agonis α adrenergik terutama
digunakan untuk terapi hipertensi bermanfaat untuk terapi
anak dengan GPP/H. Manfaat tersebut telah dilaporkan pada 4
penelitian, 1 penelitian terbuka, 1 tinjauan retrospektif dan 2
penelitian terkontrol dengan total 122 pasien. Dosis harian
yang digunakan 4 sampai 5 μg/kgbb. (dosis rata-rata 0,2
mg/hari). Semua penelitian melaporkan respons perilaku
positif, 50%-70% subyek sedikitnya menunjukkan perilaku
sedang. Akan tetapi efek pada kognisi masih kurang jelas(2).
Neuroleptik
Neuroleptik potensi rendah seperti thioridazine dan
chlorpromazine, juga potensi tinggi seperti haloperidol mampu
menurunkan perilaku disruptif (mengganggu) dalam penelitian
terkontrol. Akan tetapi karena efek sampingnya dan kenyataan
bahwa stimulansia lebih efektif ketimbang antipsikotik, neuroleptik
tidak dianjurkan pada GPP/H tanpa komplikasi(5).
Rapley dan kawan-kawan melakukan penelitian deskriptif
mengenai pola diagnosis dan terapi pada 223 anak GPP/H
berusia 1-3 tahun dari data klaim Medicaid Michigan. Lebih
dari separuhnya menerima pengobatan psikotropik (57%),
hanya sedikit yang mendapat layanan psikologis (27%). Dua
puluh dua obat psikotropik yang berbeda telah digunakan, 46%
menggunakan lebih dari 1 obat psikotropik, 30% dengan
kombinasi yang digunakan secara bersamaan dan 44% kombinasi
yang digunakan secara berurutan. Obat-obat psikotropik
yang digunakan dapat dilihat pada tabel 5.
Walaupun maksud penelitian ini adalah untuk menekankan
perlunya batasan kriteria diagnosis yang lebih baik dan
terapi yang efektif pada anak-anak yang sangat muda dengan
GPP/H, namun tidak ada salahnya digunakan sebagai bahan
perbandingan untuk penatalaksanaan GPP/H.
Tabel 5. Obat-obat psikotropik yang digunakan pada anak usia 1-3
tahun dengan GPP/H berdasarkan frekuensi penggunaannya(7).
Nama Generik Obat
Jumlah anak yang diterapi
(N = 223)
Methylphenidate hydrochloride
Clonidine hydrochloride
Dextroamphetamine sulfate
Imipramine hydrochloride
Thioridazine hydrochloride
Pemoline
Guanfacine hydrochloride
Trazodone hydrochloride
Fluoxetine hydrochloride
Nortriptyline hydrochloride
Venlafaxine hydrochloride
Sertraline hydrochloride
Amitriptyline hydrochloride
Buspiron hydrochloride
Bupropion hydrochloride
Desipramine hydrochloride
Doxepin hydrochloride
Haloperidol
Lithium carbonate
Nefazodone hydrochloride
Risperidone
Temazepam
73
48
31
24
18
15
9
9
7
6
5
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
KEPUSTAKAAN
1. Goldman LS et al. Diagnosis and Treatment of Attention
Deficit/Hyperactivity Disorder in Children and Adolescent. Council
Report. JAMA 1998; 279: 14
2. Biederman J. Attention Deficit/ Hyperactivity Disorder: A Life Span
Perspective. J. Clin. Psychiatr. 1998; 59 (Suppl 7) : 4-12
3. Inu Wicaksono. Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktivitas.
Manifestasi Klinis dan Penatalaksanaanya dalam: Seminar Kesulitan
Belajar Bukan Halangan untuk Berprestasi pada Kasus Anak dengan
GPP/H. PPPTKA dan Kandepdiknas Jogjakarta, Februari, 2000.
4. American Academy of Pediatrics Clinical Practice Guideline. Diagnosis
and Evaluation of the Child with Attention Deficit/Hyperactivity
Disorder. Pediatrics 2000; 105 (5).
5. Findling RL, Dogin JW. Psychopharmacology of ADHD. Children and
Adolescents. J. Clin. Psychiatr. 1998 ; 59 (Suppl 7) : 42-8.
6. Biederman J. Psychopharmacology. in: Wiener JM (ed.). Textbook of
Child &Adolescent Psychiatry. American Psychiatric Press, 1991.
7. Rappley MD et al. Diagnosis of Attention Deficit/Hyperactivity Disorder
and Use of Psychotropic Medication in Very Young Children. Arch
Pediatr Adolesc Med. 1999; 153.
Cermin Dunia Kedokteran No. 149, 2005 37
Cermin Dunia Kedokteran No. 149, 2005
38
HASIL PENELITIAN
L-Ornitin-L-Aspartat (LOLA)
Menghindari Blebbing akibat
Keracunan Etanol pada Hepatosit
Nelson Simanungkalit Pospos
Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi, Jakarta Indonesia
ABSTRAK
Isolat sel hati tikus segar bila dipapari etanol dengan konsentrasi 0,65 mol/l akan menimbulkan
terbentuknya blebs di permukaan sel. Bila asam amino LOLA diinkubasikan lebih dulu
selama 30 menit baru setelah itu dipapari etanol, pembentukan blebs dapat dihindari.
PENDAHULUAN
Peranan asam amino di dalam tubuh tidak terbatas hanya
sebagai bahan bangunan untuk protein, ensim atau hormon
saja, namun juga sebagai molekul intermedier yang penting
dalam reaksi biokimia. Akhir-akhir ini peranan asam amino
sebagai obat juga makin dikenal, terutama dalam terapi
penyakit hati, baik sendiri sendiri ataupun sebagai campuran 2
asam amino atau lebih(1). ( Tabel 1).
Tabel 1.
Nama
Obat
Kandungan
Asam Amino Penggunaan
Sulfolitruw L-Serin, Methionin Hepatokholesistopati kronis.
Hepa-Merz LOLA Gangguan penyakit hati akut dan
kronis dengan hiperammonemi.
Leberam Arginin Gangguan fungsi hati dgn atau
tanpa hiperammonemi.
Rochmalat Arginin Hiperammonemi.
Hepasteril Arginin Hepatitis kronis.
Polilevo Arginin-HCl
Cendrangolo (1962) melaporkan efek terapi Asam
glutamat dalam berbagai penyakit hati terutama pada koma,
karena kemampuannya mengikat gugus NH3, dan dalam reaksi
tersebut terbentuk Glutamin yang tidak toksik(2). Somatostatin
memperlihatkan efek proteksi terhadap keracunan Phalloidin,
Etanol dan DMSO4
(3). Beberapa peneliti tertarik menguji efek
proteksi garam L-Ornithin-L-Aspartat (LOLA). Salvatore et al.
(1958) melaporkan efek proteksi campuran Ornithin dan Asam
aspartat terhadap keracunan CCl4
(4). Kerusakan hati akibat
Diphenylbutazon dapat dihindari dengan pemberian LOLA,
juga bila Diphenylbutazon diberikan dalam dosis tinggi
pemberian i.p. lebih efektif dari i.v(5). Pemberian Ornithin,
Citrullin, Arginin, Asam aspartat dan LOLA, yang merupakan
komponen dari siklus sitrat pada tikus dalam keadaan
hiperamonemi endogen menurunkan kadar amoniak secara
signifikan(6).
Pemberian lebih dulu LOLA dapat menghindari kerusakan
hati yang signifikan akibat hipokalemi(7).
Sementara itu dilaporkan pula, bahwa LOLA dapat
menghindari terjadinya coma hepaticum akibat Amoniak,
dimana terjadi peningkatan ekskresi Urea yang signifikan(8).
Pemberian lebih dulu LOLA pada tikus percobaan meningkatkan
metabolisme, terlihat dari bertambahnya stamina berenang
tikus tikus tsb(9,10 ).
Penelitian ini bertujuan menguji efek proteksi LOLA
terhadap keracunan etanol pada isolat sel hati tikus
BAHAN DAN CARA
Tikus yang dipergunakan adalah jenis Sprague-Dawley
jantan dengan berat rata rata 220 g. Collagenase D, Hepes dari
Serva, Heidelberg; EGTA dari Sigma, Deisenhofen; Nembutal
dari Eva, Paris Liquemin N 25000 dari Hoffman-La-Roche,
Basel Percoll dari Pharmacia-Freiburg dan Ham’s F-12 dari
Seromed-Berlin. Bahan kimia lainnya dari Merck, Darmstadt.
Isolasi sel hati dilakukan dengan metoda Eckel et al,1979
terhadap yang telah dimodifikasi(11). Untuk menguji keracunan
etanol pada sel hati, suspensi sel hati (1,0-1,5 juta/ml)
diinkubasikan dengan 0,65 mol etanol/liter, dimana kira-kira ±
85% Blebs terbentuk. Medium yang dipergunakan adalah
Ham’s F-12 volume akhir berjumlah 1 ml. Setelah masa
inkubasi (30 menit) berakhir, isolat sel hati disimpan pada suhu
4oC untuk selanjutnya diamati dengan mikroskop. Vitalitas sel
dilakukan menggunakan pewarna trypan blue (0,5%) dalam
OCCCCCNCCCCCO
HHHHHH
HHO
H
HH
Rumus LOLA
NH3
+ NH3
OO+
Cermin Dunia Kedokteran No. 149, 2005 57
cairan NaCl-fisiologis. Vitalitas sel berkisar antara 85-95%
untuk semua percobaan.
Di samping vitalitas sel, perubahan permukaan sel
merupakan hal yang penting dalam mendeteksi pengaruh asam
asam amino, hal ini dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop
biasa (light microscope). Agar lebih jelas, dilakukan
pemotretan dengan menggunakan scanning electron microscope,
untuk itu 1,0 sampai 1,5 juta sel difiksasi menggunakan
larutan 1% Glutaraldehyd dalam 0,1 mol buffer Cacodylat.
Setelah 2 kali dibilas masing-masing selama 15 menit dengan
buffer yang sama, difiksasi lagi selama 1 jam dengan 0,5%
Os(VIII)-oxid. Dibilas lagi 2 kali 15 menit dengan buffer yang
sama, setelah itu dilakukan dehidrasi menggunakan alkohol,
50%, 70% dan 100%, masing masing 5 menit. Setelah itu
dikeringkan di atas Leit-Tabs, kemudian diasapi dengan goldphallidium
(sputter coater). Sediaan kemudian dapat diamati
menggunakan Rasterelektronen-mikroskop JSM U3, Jeol.
HASIL
Pemberian etanol pada isolat sel hati yang masih segar,
akan menimbulkan blebs di permukaan sel yang bentuknya
spesifik (Gb. 1). Permukaan tersebut berbeda dibanding permukaan
isolat sel hati segar tanpa perlakuan (Gb.2)(12). Blebs
yang terbentuk akan kembali menyusut (reversibel) dalam
waktu kira-kira 30 menit, karenanya penghitungan blebs harus
dilakukan dengan cermat.
( Gb.1 ) ( Gb.2 )
Gambar 3. Proteksi efek L-Ornithin-L-Aspartat . Hepatosit terlebih
dahulu diinkubasi dengan berbagai konsentrasi LOLA
selama 30 menit,baru setelah itu diberi 0,65 mol etanol/l
selama 30 menit pada suhu 25oC. Data yang disajikan adalah
nilai rata rata ± SD (n=3)
Gambar 3 dapat terlihat bahwa konsentrasi sekitar 200
mmol LOLA/l telah memperlihatkan proteksi yang sempurna,
menyerupai kontrol. Di bawah mikroskop, blebs di permukaan
sel tidak kelihatan lagi, sehingga tidak ada perbedaan dengan
kontrol.
DISKUSI
Munculnya blebs (protrusionen, blister) di permukaan sel,
marupakan indikasi dini hipoksia atau toksikasi sel(13).
Beberapa senyawa yang telah diketahui menyebabkan timbulnya
blebs, seperti: Phalloidin(14), Brombenzol (Thor dan
Orrenius, 1980), DSMO4 dan etanol(3), Cystamin(15), Paracetamol(
16), THA(17). Setiap senyawa menimbulkan bentuk blebs
yang berbeda dapat reversibel dan irreversibel. Blebs yang
dibentuk etanol tergolong reversibel. Beberapa peneliti sepakat,
bahwa terbentuknya blebs disebabkan oleh gangguan pada
sitoskelet(3,13,18). Karena keberadaan sitoskelet dipengaruhi oleh
beberapa faktor seperti ATP(19), ion H+(20), Thiol(21), dan ion
Ca2+ (22), maka perubahan yang terjadi terhadap faktor tersebut
mempengaruhi pula eksistensi sitoskelet.
Kerusakan sel karena etanol disebabkan interaksinya
dengan membran. Interaksi itu mempengaruhi membran baik
secara kimiawi maupum fisikawi dan selanjutnya dapat
mengganggu penyampaian signal dari sel ke sel(23,24). Diduga
terjadinya kerusakan sel oleh etanol disebabkan terbentuknya
acetaldehid serta turunnya ratio NAD+/NADH(25,26).
Meningkatnya konsentrasi ion Ca2+ di dalam sitosol
dianggap penyebab terbentuknya blebs(13,27). Konsentrasi ATP
intrasel memperlihatkan penurunan signifikan akibat keracunan
Etanol(12). Asam amino di samping sebagai unsur utama
pembentukan protein, ensim dan hormon, juga banyak berperan
kunci dalam proses biokimia, seperti dalam Siklus-TCA dan
Siklus-Urea, yang saling berhubungan. Amoniak - produk akhir
metabolisme protein/asam amino yang dikenal sangat toksik,
melalui.Siklus-Urea, dimana asam amino Ornithin dan Arginin
ikut langsung berperan oleh tubuh diubah menjadi Urea yang
kurang toksik dan pemberian Ornithin menstimulasi pembentukan
Urea. Proses ini berlangsung dalam hati dan membutuhkan
3 molekul ATP(28), empat asam amino yaitu Arginin,
Ornithin, Asam glutamat dan Asam aspartat merupakan katalisator
dari Siklus-Urea(2).
Gambar 1. Scanning electron micrograph (SEM) isolat sel hati
tikus yang dipapari etanol (Perbesaran 3000X).
Gambar 2. Scanning electron micrograph (SEM) isolat sel hati tikus
yang baru diisolasi etanol (Perbesaran 3000X).
Asam aspartat berperan bukan saja sebagai donatur NH3
kepada Siklus Urea, tetapi juga setelah mengalami desaminasi
berubah menjadi Oxalasetat yang merupakan substrat dari
Siklus TCA. Mekanisme kerja proteksi efek LOLA diduga
karena menstimulasi kedua siklus tersebut, sehingga produksi
ATP meningkat dan kadar amoniak menurun.
KEPUSTAKAAN
1. Rote Liste. Hrsg. Bundesverband der Pharmazeutischen Industrie e.V.,
Frankfurt. 1992.
2. Cedrangolo F. Ornitina ed acido aspartico: Catalizatori dell’ureogenesi.
Recentissimo impiego in terapia epatoprotettiva. La Riforma Medica
1962; 76, 1453-1456.
3. Rao, GS., Lemoch, H., Usadel, KH...Behandlung mit Somatostatin
schuetzt die Rattenleber gegen Laesion durch Phalloidin, Aethanol, und
Dimethylsulfoid. Freiburger Kolloqium Attempto Verlag Tuebingen
GmbH. 1982
0
20
40
60
80
100
120
I
Proteksi %
I
I
I
100 200 300 400
LOLA, mmol / l
58 Cermin Dunia Kedokteran No. 149, 2005
4. Salvatore F, Cozzolino D, Scoppa P. Bio. Appl. 1958. 5, 237 & Boll.Soc.
It. Biol. Sperim. 34, 620
5. Zicha K, Zicha M. Die Leberschutzwirkung von L-Ornithin-L-aspartat
bei Arzneimittelschaeden an Ratten. Gastroenterologie, 1968. Karl
Demeter Verlag, p. 423-429.
6. Hermann G. Beeinflussung der an der Ratte experimentell erzeugten
endogenen Hyperammoniaemie durch Aminosaeren. Arzneimittel-
Forschung, 1970; 20: 377-379.
7. Raab W. Experimenteller Nachweis einer Leberschutwirkung des LOrnithin-
L-Aspartats am odell der Schaedigung durch Hypokaliaemie.
Wiener klinische Wochenschrift Springer Verlag Wien-New York, 1972.
p. 348-349.
8. Katsunuma N, Nishii Y. Study on the effect of L-Aspartic acid, LOrnithine,
LOLA on urea synthesis by means of rat liver slice., Study on
the effect of L-Aspartic acid, L-Ornithine, LOLA on urea synthesis by
means of rat liver slice. Merz Co. GmbH & Co. Chemische Fabrik,
Frankfurt
9. Cutinelli L. Arzneim. Forsch 1970; 20,
10. Ogawa S, IkawaY, Komatsu F. Anti-fatigue effect and influence of LOrnithine-
L-Aspartat on stamina.
11. Rao G.S, Lemoch H, Kessler H.. Prevention of phalloidin-induced lesion
on isolated rat hepatocytes by novel synthetic analogues of somatostatin.
Klin.Wochenschr. 1986; 64, 79-86.
12. Simanungkalit N. Effects of Ethanol on Isolated Hepatocytes: Alteration
in Cell Surface and Intracellular ATP. Med J Univ. of Indon. 1994;
3(4):.208-212.
13. Jewell SA, Bellomo G, Thor., Orrenius S, Smith T. Blebs formation in
hepatocytes during drug metabolism is caused by disturbances in thiol
and calcium ion homeostasis. Science 1982; 217: 1257-1259.
14. Weiss,E, Sterz I, Frimmer,M, Kroker R. Electron microscopy of
isolated rat hepatocytes before and after treatment with palloidin. Beitr.,
Path. 150, 345-3561973
15. Nicotera P, Hartzell P, Baldi, Svenson, S, Bellomo G, Orrenius S.
Cystamine induced toxicity in hepatocytes through the elevation of
cystolic and the stimulation of a nonlysosomal proteolityc system. J.
Biol.Chem. 1986; 261:14628-14635
16. Chenery R.J. Metabolism and toxicity of drugs in mammalian hepatocyte
culture. In: In vitro methods in toxicology. Ed. AtterwillCK. Cambridge
Univ.Press, Cambridge, 1987. 211-233.
17. Simanungkalit N. THA (1,2,3,4-Tetrahydro-9-Aminoacridin), Obat
Alzheimer Terbukti Merusak Isolat Sel Hati. Medika 1999 (V):7.
18. Hasky DL, Hay ED. Freeze-fracture studies of the developing cell
surface. J. Cell Biol. 1978;; 78: 756-768
19. Clarke M, Spudich JA. Non muscle contractile proteins: The role of actin
and myosin in cell mortality and shape determination. Ann.Rev.Biochem
1977; 46: 797-822
20. Condeelis J., Vahey M. A calcium- and pH-regulated protein from
Dyctiostellum discoideum that cross-links actin filaments. J. Cell.Biol.
1982; 94: 466-471
21. Tait J, Frieden. Chemical modification of actin. Biochemistry 1982; 24:
6046-6053.
22. Schliwa M. Protein associated with cytoplasmic actin. Cell 1981;.25:
587-590.
23. Chin JH, Goldstein DB. Drug tolerance in biomembranes: a spin label
study of the effects of ethanol. Science 1977; 196: 684-685
24. Seeman P. The membrane actions of anasthesics and tranquilizers.
Pharmacol. Rev. 1972; 24: 583-655.
25. Lieber C. Metabolic effects produced by alcohol in the liver and other
tissue. Adv. Intern. Med. 1986; 14: 151-155. Filippini,
26. Filippini L.. Leberschaden durch Alkohol. Hrsg. Wilhelm Goldmann
Verlag, Muenchen 1971
27. Lemaster JJ, Stemkowski J, Ji S, Thurman RGJ. Cell surface changes and
enzyme release during hypoxia and reoxygenation in the isolated.
Perfudsed rat kiver. Cell Biol. 1983; 97:778-786.
28. Krebs HA.et al. Hoppe-Seyler s Zeitschrift f. physiol. Hemie, 1932; 210:
33.
29. Du Ruisseau JP, Greenstein J.P, Winitz, Birnbaum S.Arch.
Bioch.Biophys. 1956; 64: 355.
30. Eckel J, Rao GS, Rao .L, Breuer H.. Uptake of L-tri-iodothyronine by
isolated rat liver cells. Biochem.J. 1979; 182: 473-491.
31. Hennery RJ. Metabolism and toxicity of drugs in mammalian
hepatocytes culture. In: vitro methods in toxicology. Ed.Atterwill,CK.
Cambridge University Press, Cambridge, 1987. 211-233.
32. Lemaster JJ, Di Giuseppi, J, Nieminen A, Hermann B. Blebbing, free a..
and mitochondrial membrane potential preceding cell death in
hepatocytes. Nature 1978; 325:78-81
33. Sioya A, Kuraishi K, Kakimoto, TamamaY, Tobita K, Nezu Y, Isono H,
Shimizu T, Furukawa T. Pharmacological study on L-Ornithine-LAspartate.
Chugai Pharmaceutical Central Laboratory.
Cermin Dunia Kedokteran 2006
Topik Mendatang
- Masalah Kandungan / Kehamilan
- Gizi dan Makanan
- Masalah Paru
- Masalah Interna / Penyakit Dalam
Redaksi tetap mengharapkan sumbangan naskah dari para sejawat, tidak terbatas pada rencana
topik di
atas.
Terimakasih atas kerjasama yang baik selama ini.
Cermin Dunia Kedokteran No. 149, 2005 59
PENGALAMAN
Produk Baru
Lodopin – Antipsikotik Atipik Zotepine
Terapi Terbaru untuk Kasus Skizofrenia
Psikosis adalah suatu kumpulan gejala atau sindrom yang
berhubungan gangguan psikiatri lainnya, tetapi gejala tersebut bukan
merupakan gejala spesifik penyakit tersebut, seperti yang tercantum
dalam kriteria diagnostik DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual
of Mental Disorders) maupun ICD-10 (The International Statistical
Classification of Diseases) atau menggunakan kriteria diagnostik
PPDGJ- III (Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa).
Arti psikosis sebenarnya masih bersifat sempit dan bias yang berarti
waham dan halusinasi, selain itu juga ditemukan gejala lain termasuk
di antaranya pembicaraan dan tingkah laku yang kacau, dan gangguan
daya nilai realitas yang berat. Oleh karena itu psikosis dapat pula
diartikan sebagai suatu kumpulan gejala/terdapatnya gangguan fungsi
mental, respon perasaan, daya nilai realitas, komunikasi dan hubungan
antara individu dengan lingkungannya. Skizofrenia adalah salah satu
penyakit yang termasuk dalam golongan psikosis dan merupakan
penyakit psikotik yang paling sering dan paling banyak diketahui, hal
ini tidak berarti skizofrenia sinonim dengan psikosis. Insidensi
skizofrenia di Indonesia sendiri belum jelas.
Penyebab pasti penyakit ini sampai saat ini masih belum jelas
diketahui; dari autopsi ditemukan kelainan di area otak tertentu,
termasuk sistem limbik, korteks frontal, dan ganglia basalis, misalnya
pelebaran sulkus, fisura, serta ventrikel, perubahan asimetri hemisfer
serebri, dan gangguan densitas otak, namun tidak ada satupun yang
khas atau selalu ditemukan pada penderita skizofrenia. Petunjuk
adanya peran genetik pertama kali didapat dari penelitian keluarga.
Jumlah penderita dalam keluarga lebih banyak dibandingkan dengan
penderita pada populasi umum. Satu dari 100 orang dalam populasi
umum pernah menderita skizofrenia dalam periode hidupnya,
sementara dari 100 saudara kandung penderita dijumpai 13 orang juga
skizofrenia. Dari penelitian "epidemiologi keluarga" terlihat bahwa
risiko untuk keponakan adalah 3 persen, masih lebih tinggi dari
populasi normal yang hanya 1 persen. Dengan demikian,
kemungkinan anak tumbuh sehat adalah 97 persen. Makin dekat
hubungan keluarga biologis, makin tinggi risiko terkena skizofrenia.
Etiologi lain yang mendukung adalah bahwa aktivitas neurotransmiter
dopamin berlebihan pada jalur dopamin di susunan saraf pusat yaitu
jalur mesolimbik dapat mencetuskan gejala positif skizofrenia, selain
itu penurunan aktivitas neurotransmiter dopamin pada jalur dopamin
juga mengakibatkan munculnya gejala negatif serta fungsi kognitif,
selain itu juga dihubungkan adanya gejala ekstrapiramidal yang sering
muncul pada pasien skizofrenia.
Saat ini PT. Kalbe Farma Tbk telah memiliki 2 obat antipsikotik;
setelah Zofredal® yang mengandung risperidone telah dijual di
pasaran, bulan Agustus lalu telah diluncurkan produk baru antiskizofrenia
dengan nama dagang Lodopin® yang mengandung zat aktif
zotepine; produk yang dijual di Indonesia ini mempunyai nama
dagang yang sama dengan di Jepang, jadi Lodopine merupakan
produk original. Zotepine adalah suatu antipsikotik atipik golongan
dibenzothiepine yang dapat mengurangi fungsi dopamin di 4 jalur
dopamin yang terdapat di susunan saraf pusat. Zotepine bekerja
menghambat 2 reseptor dopamin (D1 dan D2 like receptors) selain itu
zotepine dapat berikatan dengan 4 subtipe reseptor serotonin (5HT2a,
5HT2c 5HT6 dan 5HT7). Zotepine juga dapat berikatan dengan
reseptor adrenergik 1 (α1) dan reseptor histamin 1 (H1); selain itu
zotepine mempunyai keunikan yaitu mampu menghambat re-uptake
noradrenalin, yang dapat mengimbangi sebagian efek antagonisme
reseptor α 1- adrenergik dari zotepine. Profil farmakokinetik obat ini
dengan mula kerja yang cukup cepat yaitu 2-3 jam dapat memberikan
manfaat yang segera terhadap penderita skizofrenia, lagipula tidak
dipengaruhi oleh makanan.. Penelitian di beberapa negara di Eropa
dan Jepang, memperoleh hasil bahwa zotepine secara bermakna dapat
memperbaiki gejala positif, negatif serta perbaikan pasien skizofrenia
secara klinis yang dinilai dengan beberapa cara skoring antara lain
Brief Psychiatric Rating Scale (BPRS), Clinical Global Impressions
(CGI), Scale for the Assessment of Negative Symptoms (SANS) serta
Positive and Negative Signs Scoring System. Kelebihan zotepine yang
lain selain efektivitasnya, juga ditunjukkan dari hasil beberapa
penelitian yaitu dapat mengurangi efek samping ekstrapiramidal,
dalam hal ini membandingkan zotepine dengan antipsikotik
konvensional yaitu haloperidol dan chlorpromazine; serta pernah juga
dibandingkan dengan antipsikotik antipik lain yaitu clozapine -
hasilnya bahwa pemakaian zotepine secara bermakna dapat
memperbaiki fungsi kognitif pasien skizofrenia meskipun efektivitasnya
dalam memperbaiki gejala positif dan negatif sebanding. Zotepine
juga efektif menekan angka kekambuhan, terbukti dalam penelitian
atas pasien skizofrenia kambuhan.
KEPUSTAKAAN
1. A Comparison of an Atypical and Typical Antipsychotic: Zotepine versus
Haloperidol in Patients with Acute Exacerbation of Schizophrenia: A
Parallel Group Double Blind Trial. Psychopharmacol. Bull. 1996; 32:81-
87.
2. Summary of Product Characteristics. Printed for Certificate of
Pharmaceutical Product Number PP048518. Knoll Ltd, England.
3. Pedoman Penggolongan dan Diagnosis Gangguan Jiwa di Indonesia III.
Departemen Kesehatan RI 1993.
4. Faktor Genetika pada Skizofrenia, http://www.kompas.com/
kompascetak/0311/17/inspirasi/692476.htm
5. Standard Commodity Classification no. 871179 of Japan Fujisawa
Pharmaceutical Co.,Ltd. Agent for shizophrenia Lodopin.
6. Zotepine in the prevention of recurrence: a randomised, double blind
placebo-controlled study for chronic schizophrenia. Psychopharmacology
2000:150;237-43.
7. Improvement of cognitive function in schizophrenic patients receiving
Clozapine or Zotepine: Result from a double blind study.
Pharmacopsychiatry 1997; 30(2): 35-42 .
8. A Placebo controlled comparison of zotepine versus chlorpromazine in
patients with acute exacerbation of schizophrenia. Acta Psychiatr.Scand.
2000;101: 218-25 .
62 Cermin Dunia Kedokteran No. 149, 2005
Kegiatan Ilmiah
Innogene Kalbiotech, anak perusahaan PT Kalbe Farma untuk
menembus pasar dunia, Jakarta 29 Juli 2005
Tidak hanya unggul dalam negeri saja (saat ini "KLBF" adalah
perusahaan farmasi terbesar di Bursa Efek), PT Kalbe Farma bercitacita
menembus pasar dunia. Caranya adalah menciptakan produkproduk
baru (paten internasional). Jadi bangsa Indonesia bisa bangga
bahwa nantinya akan lahir obat-obatan farmasi original yang
diproduksi oleh PT Kalbe Farma. Melalui Innogene Kalbiotech, Kalbe
Farma akan menjadi drug development company dengan fokus pada
clinical development. Demikian hasil Press Conference di Kantor
Marketing PT Kalbe Farma, Jumat 29 Juli 2005, yang diikuti dengan
acara penandatanganan kerjasama dengan perusahaan Recombio pada
Senin 1 Agustus 2005 (tampak dalam foto: Peserta dari acara
penandatanganan co-developement agreement Innogene Kalbiotech
dengan Recombio untuk produk vaksin kanker dengan kode 1E10).
Kalbe Farma Dinner Symposium, Solo 23 Juli 2005
Kontroversi cairan Koloid versus Kristaloid sudah berlalu
beberapa dekade yang lalu. Saat ini menurut penuturan Dr. Sun
Sunatrio, para ahli sudah menyadari bahwa kedua cairan ini bisa
saling melengkapi. Hal ini diungkapkan dokter dari FKUI/RSCM
dihadapan sekitar 200-an dokter peserta acara Dinner Symposium
Kalbe Farma yang mengambil tema: Acid Base Balance in Colloid
Therapy (Fluid Therapy).
Kalbe Farma Lunch Symposium, Solo 23 Juli 2005
Pada keadaan sepsis, terapi antimikroba harus segera dimulai
setelah sampel darah untuk pemeriksaan biakan diambil. Resume
diskusi mengenai antibiotik pada Simposium Makan Siang kali ini,
menjelaskan bahwa Levofloksasin (Cravit®) diketahui mempunyai
efek yang cepat dengan penetrasi sel yang tinggi. Begitu pula, obat
untuk gram negatif ini, mempunyai kadar intraseluler yang tinggi
dalam sel fagosit sehingga bermanfaat untuk terapi sepsis karena
bakteri.
Seminar BTXA, Jakarta 10 Agustus
2005
Menurut dr Juan P Sanchez ahli bedah
plastik dan rekonstruksi dari Makati
Medical Center Filipina, hal-hal yang perlu
diperhatikan dalam penggunaan produk
kecantikan antara lain: sudah terdaftar pada
badan otoritas suatu negara dan
kredibilitasnya. Selama kurang lebih 4
jam, dokter ahli bedah plastik dan penulis
buku “Bagaimana Komunikasi Efektif dengan Pasien“, menjelaskan
hal-hal yang berhubungan dengan BTXA® (toksin clostridium
botulinum tipe A), produk bioteknologi PT Kalbe Farma. Moto yang
digunakan adalah Goodbye Wrinkles.
Presentasi Buku Terbitan Baru UI: Komunikasi Dokter dengan
Pasien, Jakarta 2 Juni 2005
Acara Peluncuran Buku "Kupersembahkan Buku Untukmu
Indonesia" merupakan acara penutup dari rangkaian acara Dies Natalis
UI ke 55 tahun 2005 untuk bagian FKUI. Ketua Umum Dies tahun ini
adalah Dr. Tjandra Yoga Aditama. Pada acara tersebut dr.Sjamsurijal
Djauzi mempresentasikan bukunya yang merupakan salah satu dari 51
buku terbaru terbitan UI tahun 2004.
Simposium Ilmiah Elektrofisiologi sebagai penatalaksanaan
terkini Aritmia, RS. Mitra Keluarga Kelapa Gading, 18 Juni 2005
Atrial fibrillation (AF) adalah kelainan irama jantung yang paling
banyak didapat. Begitu banyaknya kejadian sehingga AF sudah
menjadi penyakit epidemik global. Saat ini, menurut Dr Yoga Yuniadi
SpJP, penatalaksanaan AF dapat dilakukan dengan tindakan invasif,
yaitu pemasangan alat pacu jantung atau yang lebih dikenal dengan
tindakan ablasi.
Cermin Dunia Kedokteran No. 149, 2005 63
Penanganan & Pencegahan virus Hepatitis pada penyakit Ginjal
Kronis, Jakarta 18 Juni 2005
IKCC kembali mendampingi, memberi informasi dan menjadi
wadah bagi rekan-rekan pasien ginjal kronis maupun rekan-rekan yang
peduli terhadap ginjal, tempat seluruh partisipan dapat berbagi
pengalaman dan tips. Sabtu 18 Juni 2005, bertempat di Conference
Room PT. Bintang Toedjoe Pulomas, IKCC mengadakan seminar
mengenai Hepatitis dengan tema “Penanganan & Pencegahan Virus
Hepatitis pada Ginjal Kronis” bersama dr. J. Boas Saragih, SpPD,
DTM & H dari RS PGI Cikini.
Simposium Pendekatan Holistik Penyakit Kardiovaskular IV,
Jakarta 1-3 Juli 2005
Gagal jantung merupakan sindrom yang timbul akibat ketidakmampuan
jantung memompakan darah ke dalam sirkulasi jaringan
tubuh walaupun tekanan pengisian ke dalam jantung cukup tinggi
(kegagalan pengisian ke dalam ventrikel kiri). Simposium yang
berlangsung selama 3 hari ini diselenggarakan oleh CME Ilmu
Penyakit Dalam bekerjasama dengan Ikatan Keseminatan Kardioserebrovaskular
Indonesia (IKKI) , diikuti oleh sekitar 1.000 peserta.
Simposium Forum Onkologi Bandung (FOB) ke-2, Bandung 7-8
Juli 2005
Kemoterapi ajuvan maupun neoajuvan sangat berperan meningkatkan
lamanya revisi dan harapan hidup pasien kanker payudara
stadium dini. Simposium yang berlangsung 2 hari ini diikuti oleh
sekitar 50 dokter Bedah Onkologi dan Hematologi Onkologi.
KONAS PETRI XI, PERPARI VII, PKWI VIII, PIT II PAPDI
cabang Surakarta, Solo 22 – 24 Juli 2005
Para dokter sebaiknya memberlakukan preparat herbal sebagai
obat ajuvan yang berarti tidak seharusnya diberikan terus menerus.
Manfaat fitofarmaka memang sangat baik jika diberikan pada mereka
yang mengalami kekurangan zat tersebut. Namun pemberian terus
menerus adalah berlebihan dan jangka panjang bisa mengakibatkan
efek yang tidak diinginkan. Demikian pembahasan yang disampaikan
Prof. Dr. HA Guntur Hermawan, dr, SpPD-KPTI dihadapan sekitar
800 peserta acara yang berlangsung di Hotel Quality Solo, pada sesi
"Peran Respon Imun pada Usia Lanjut".
Hidup Fit Bebas Anemia, Jakarta 23 Juli 2005
IKCC kembali mengadakan pertemuan rutin bulanan bagi
penderita ginjal dan rekan-rekan yang peduli terhadap ginjal, Sabtu,
23 Juli 2005, bertempat di RS Pertamina Pusat Jakarta Selatan, dengan
mengangkat tema Hidup fit, bebas anemia bagi penderita ginjal dan
gagal ginjal. Bersama dr. Hariadi Wirotomo, DSPD.
Pelatihan VI PERMAPKIN: Pengenalan Proses Sertifikasi ISO
9001:2000 di RS, Jakarta 25-27 Juli 2005
Bagi pelanggan (baik perorangan maupun perusahaan), MUTU
biasanya diartikan dengan (1) permintaan/persyaratan yang sudah
dinyata-kan sebelumnya, (2) kecocokan dalam penggunaan dan (3)
barang/ tempat/waktu/harga yang tepat/sesuai. Demikian Pengenalan
Proses Sertifikasi ISO 9001:2000 yang disampaikan oleh Ibu Dwi
Indah Prastyastuti kepada sekitar 40 manager perumahsakitan dari
seluruh Indonesia di Jakarta.
12th International Symposium on Shock and Critical Care, Bali,
12 – 14 Agustus 2005
Acara ini diselenggarakan di Discovery Kartika Plaza Hotel,
Kuta Bali, merupakan satu rangkaian yang terdiri dari simposium
utama, tracheostomy workshop, dan dilanjutkan Basic Course hingga
16 Agustus 2005. Simposium utama dibuka dengan pemukulan gong
secara bergantian oleh dr. Tri Wahyu selaku ketua panitia, dr. Ernest
Benjamin selaku penasehat dan dr.Joseph Varon selaku ketua seksi
ilmiah. Acara bertaraf internasional ini dihadiri oleh sekitar 500
peserta dan puluhan pembicara mancanegara, seperti Australia,
Canada, Perancis, Jerman, Hong Kong, India, Malaysia, Meksiko,
New Zealand, Arab, Singapura, Inggris, dan Amerika.
Seminar II Revolution on Anti Aging Medicine, Jakarta 13
Agustus 2005
Hormon Testosteron digunakan sebagai first line therapy di
negeri Tirai Bambu (Cina) untuk pria yang mengalami depresi.
Demikian penjelasan dr Erwin Peetosutan, SpP, pakar Anti Aging
Indonesia, saat memberikan ceramah kepada sekitar 250 peserta yang
mengikuti Series of Seminar & Workshop dari Perkumpulan Awet
Sehat Indonesia (PASTI). Seri seminar berikutnya akan di
selenggarakan di tempat yang sama pada Sabtu, 26 November 2005.
Seminar Air Hexagonal dan Kesehatan, Jakarta 14 Agustus 2005
Fungsi air dalam tubuh tidak hanya menghilangkan haus, tetapi
juga metabolisme hidup, kesehatan dan proses penuaan. Stres yang
menyerang hampir setiap orang juga dapat mengeringkan persediaan
air dalam tubuh, sebaliknya kekurangan air juga dapat menyebabkan
stres. Anda perlu minum air berkualitas baik untuk mencegah
penyakit, kata Walter Kim, PhD, CEO of Keosan Co.Ltd. Seminar
tentang air hexagonal dan kesehatan yang berlangsung di Jakarta, 14
Agustus 2005 ini dihadiri oleh sekitar 150 undangan dari kalangan
dokter.
First International Meeting on Hospital Role in Occupational
Medicine, Jakarta 19 - 20 Agustus 2005
Pencegahan merupakan pendekatan yang relatif murah dibandingkan
mengobati. Apalagi jika kita turut memperhitungkan juga
waktu kerja yang terbuang selama pengobatan. Hal ini diutarakan Sr.
Specialist on Occupational Safety and Health ILO Subregional Office
for South Asia, Ingrid Christensen, pada saat memberikan Plenary
Lecture, hari pertama Simposium Internasional Pertama yang
mengambil topik Hospital Role in Occupational Medicine di Hotel
Borobudur Jakarta, Indonesia. Simposium dihadiri oleh sekitar 200
peserta pelaku/pengamat Kesehatan Kerja (dokter dan non dokter).
The 5th Annual Scientific Meeting on Pharmacology, Jakarta 26-
27 Agustus 2005
The 5th Annual Scientific Meeting on Pharmacology and
Therapy yang berlangsung 2 hari mengambil tema Recent
Pharmacotherapy. Acara dibuka dengan kata sambutan dari ketua
panitia Dr. Suharti K Suherman SpFK(K) dilanjutkan dengan kata
sambutan oleh wakil Dekan II FK UI, dr Prijo Siditomo Sp. Rad.
The 4th Annual Scientific Meeting Raffles Hospital Singapore 27
Agustus 2005
Ada beberapa hal baru pada acara tahunan ke-4 dari Raffles
Hospital Singapore. Misalnya, menurut Ketua Panitianya, dr Tan Yew
Ghee, tempat pelaksanaannya yang tidak lagi dilakukan di rumah
sakit, melainkan di Sheraton Towers Hotel dengan fasilitas konferensi
dan audiovisual yang baik. Hal kedua dalam simposium bertema
"Gynaecology and Paediatrics - The GP's Perspective" adalah
diundangnya dokter-dokter luar negeri seperti dari Indonesia,
Malaysia, Bangladesh, Myanmar dan Sri Lanka.
Laporan lengkap dari pelbagai simposium di atas, bisa diakses
pada http://www.kalbefarma.com/seminar.
64 Cermin Dunia Kedokteran No. 149, 2005
ABSTRAK
MEROKOK DAN FUNGSI PARU
Fungsi paru membaik jika seseorang
berhenti merokok, tetapi manfaatnya
berkurang akibat kenaikan
berat badan yang menyertainya, terutama
di kalangan pria.
Sejumlah 6654 orang dari 27
kilinik/rumahsakit diukur fungsi parunya
di tahun 1991-93 saat mereka berusia
20-44 tahun, kemudian diulang
pada tahun 1998-2002.
Dibandingkan dengan mereka yang
tidak pernah merokok, penurunan
FEV1 lebih rendah pada mereka yang
berhenti merokok (beda rata-rata 5.4
ml/tahun 95%CI: 1.7 sd. 9.1) dan di
kalangan mereka yang berhenti
merokok dalam masa survai (2.5 ml; -
1.9 sd. 7.0) dan paling nyata di
kalangan perokok (-4.8 ml; -7.9 sd. –
1.6). Di kalangan perempuan, masingmasing
1.3 ml/tahun (-1.5 sd. 4.1); 2.8
ml (-0.8 sd. 6.3) dan –5.1 ml (-7.5 sd. –
2.8). Perbedaan ini tidak bermakna.
Selain itu FEV1 menurun –11.5 ml (-
13.3 sd. –9.6) per kg. kenaikan berat
badan di kalangan pria dan –3.7 ml (-
5.0 sd. –2.5) per kg. kenaikan berat
badan di kalangan perempuan; hal ini
menghilangkan manfaat berhenti
merokok pada 38% pria dan 17%
perempuan.
Lancet 2005;365:1629-35
brw
ALFAFETOPROTEIN SERUM
DAN RISIKO SIDS
Selama ini diketahui bahwa peningkatan
kadar alfa fetoprotein serum
saat kehamilan trimester ke dua merupakan
pertanda disfungsi plasenta dan
dapat meramalkan risiko lahir mati.
Para peneliti di Inggris menyelidiki
kaitannya dengan risiko SIDS (sudden
infant death syndrome).
Di antara 214 532 wanita dengan
kelahiran tunggal di Skotlandia, tercatat
114 kasus SIDS (2.7 per 1000
kelahiran di antara mereka dengan
quintile tertinggi).
Dengan nilai quintile terendah
sebagai patokan, odd ratio kejadian
SIDS untuk empat quintile berikut
ialah 1.7 (95%CI: 0.8-3.5), (0.9-3.7),
2.5 (1.3-4.8) dan (1.4-5.4) p for trend =
0.001.
Risiko SIDS berbanding terbalik
dengan berat badan lahir dan usia
kehamilan; jika faktor-faktor di atas
dikoreksi, maka odd ratio SIDS
menjadi berturut-turut: 1.7 (0.8-3.5);
1.7 (0.8-3.5); 2.2 (1.1-4.4), 2.2 (1.1-
4.3), p for trend = 0.01.
Mereka menyimpulkan adanya
hubungan langsung antara kadar AFP
serum ibu pada trimester ke dua
dengan risiko SIDS, mungkin karena
risiko pertumbuhan janin terhambat
dan kelahiran prematur.
N.Engl.J.Med.2004;351:978-86
Betametason sering digunakan ibu
hamil untuk mencegah sindrom
gangguan pernapasan bayinya. brw
BERHENTI MEROKOK MENGGUNAKAN
KOYO (PATCH) NIKOTIN
Sejumlah 34 090 perokok yang
menghubungi hotline untuk berhenti
merokok dikirimi koyo nikotin untuk
penggunaan 6 minggu – dengan dosis
21 mg., 14 mg. dan 7 mg./hari masingmasing
untuk 2 minggu. Setelah 6
bulan diambil secara acak 1305 orang
dari kelompok tersebut untuk dibandingkan
dengan kontrol yang diambil
dari kelompok yang sebenarnya akan
diikutkan dalam percobaan ini, tetapi
karena kesalahan teknis, tidak.
Ternyata lebih banyak pengguna
koyo yang tetap tidak merokok setelah
6 bulan (33% vs. 6%, p<0.0001);
perbedaan ini tetap bermakna setelah
penyesuaian faktor demografik dan
jumlah rokok yang diisap (OD 8.8,
95%CI 4.4 -17.8).
Persentase berhenti merokok lebih
tinggi di kalangan yang lahir di luar
AS (87 - 39%), usia > 65 tahun (40 –
47%) dan merokok kurang dari 20
batang/hari (116 – 35%). Mereka yang
mendapat konseling lebih banyak yang
berhenti merokok (246 – 38% vs. 189
– 27%, p=0.001).
Dengan asumsi kelompok kontrol tetap
merokok, stop rate di kalangan penerima
NRT 20%; sedikitnya 6038
berhenti merokok karena program ini
dan biayanya $464 tiap orang yang
berhenti merokok.
Lancet 2005;365:1849-54
brw
RISIKO PENGGUNAAN BETAMETASON
ANTENATAL
Para peneliti mengamati risiko efek
samping pengobatan tersebut dengan
cara memeriksa 534 anak yang
dilahirkan setelah berusia 30 tahun. Di
akhir penelitian, 253 anak kelompok
betametason dibandingkan dengan 281
anak plasebo. Ternyata tidak
didapatkan perbedaan bermakna dalam
hal berat badan, lipid darah, tekanan
darah, kadar kortisol plasma,
prevalensi diabetes atau riwayat
gangguan kardiovaskuler. Pada tes
toleransi glukosa menggunakan 75 g.
glukosa, kelompok betametason
mempunyai kadar insulin plasma 30
menit yang lebih tinggi (60.5 vs. 52.0
mIU/L; ratio of geometric means 1.16
[95%CI 1.03-1.31], p=0.02) dan kadar
glukosa 120 menit lebih rendah (4.8 vs.
5.1 mmol/L; diff. –0.26 mmol/L [-0.53
– 0.00], p=0.05) dibandingkan dengan
kelompok plasebo.
Mereka menyimpulkan bahwa penggunaan
betametason cukup aman.
Lancet 2005;365:1856-62
brw
Cermin Dunia Kedokteran No. 149, 2005 65
Indeks
Karangan Cermin Dunia
Kedokteran
Tahun 2005
CDK 146. Ginekologi 2
English Summary
Najoan Nan Warouw, Sugiarto Wiriadinata - Hubungan Serum
Feritin Ibu Hamil Trimester ke Tiga dengan Bayi Berat Badan Lahir
Rendah
Dewi Parwati, Dyah W. Isbagio, Sarwo Handayani, Farida
Siburian - Status Imun Tetanus Wanita Usia Subur di Daerah
Endemis Malaria
Eddy Suparman - Malaria pada Kehamilan
Ferry Armanza, Made Kornia Karkata - Kadar Asam Urat
sebagai Prediktor Luaran Pengelolaan Preeklampsia Berat Preterm
Zulkhairi, Salli R Nasution - Sindroma Nefrotik pada Kehamilan
Sahadewa DP, Suwardewa TGA, Jaya MS - USG Transvaginal
Dibandingkan dengan D&C PA untuk Diagnostik Perdarahan
Uterus Abnormal
Supriatmaja IPG, Suwardewa TGA - Pengaruh Senam Hamil
Terhadap Persalinan Kala Satu dan Kala Dua
Suharto - Penatalaksanaan Fisioterapi pada Nyeri Pinggang Bawah
Aspesifik akibat Joint Block Thoracal dan Lumbal
Olwin Nainggolan, Jenry Walles Simanjuntak - Pengaruh
Ekstrak Etanol Akar Pasak Bumi (Eurycoma longifolia Jack)
terhadap Perilaku Seksual Mencit Putih
Informatika Kedokteran : Pengembangan Kurikulum Informatika
Kesehatan Berbasis Kompetensi pada Program Pendidikan Dokter
dan Ilmu Keperawatan
Kegiatan Ilmiah
Kapsul : FDA-Approved Antiretroviral Agents
Abstrak :
Manfaat rtPA Lancet 2004;363:768 –74
Manfaat simvastatin Lancet 2004;363:757 – 67
Variasi pendidikan kedokteran BMJ 2004 ; 328:207-9
di Australia
Kortikosteroid untuk croup N.Engl.J.Med.2004;351:1306 – 13
Terapi tumor payudara dini N.Engl.J.Med.2004;351:963 – 70
Eritromosin oral dan risiko N.Engl.J.Med.2004;351:1089 – 96
komplikasi jantung
Lumpektomi untuk tumor N.Engl.J.Med.2004;351:1306 – 13
payudara
Partus pasca operasi caesar BMJ 2004;328:311 - 4
Risiko stroke berulang BMJ 2004; 328:326 – 8
CDK 147.Kardiologi
English Summary
Santoso M. Setiawan T. - Penyakit Jantung Koroner
William Sanjaya, Abdul Hakim Alkatiri - Current Trends of
Treatment in Hypertension
Sunarya Soerianata, William Sanjaya - Peranan Penghambat
Reseptor Angiotensin II dalam Hipertrofi Ventrikel Kiri Vaskuler
Idris Idham, William Sanjaya - Angiotensin-II dan Remodelling
Selvinna - Disfungsi Endotel dan Obat Antihipertensi
Jansen Silalahi - Gas Nitrogen Oksida - Polutan atau Vital bagi
Kehidupan?
Yanto Sandy Tjang, Gero Tenderich, Lech Hornik, Michiel
Morshuis, Kazutomo Minami, Richardus Budiman, Reiner
Korfer - Pengalaman Klinis Transplantasi Jantung
Santosa, Soenarto, Suyanto Hadi - Pengenalan Miopati
Mitokondria
Olwin Nainggolan, Cornelis Adimunca - Diet Sehat dengan Serat
Sulistyowati T, Cornelis Adimunca, Raflizar - Efek Teh Hitam
[(Camellia sinensis O.K. Var. Assamica (Mast)] terhadap Plak
Aterosklerosis pada Kelinci (Oryctolagus cuniculus) strain New
Zealand White
4
5 – 15
16 – 18
19 – 28
29 – 38
39 – 43
44 – 47
48 – 51
52 – 54
55 – 57
58
59 – 60
61
62
62
62
62
62
63
63
63
63
4
5–9
10 – 12
13 – 15
16 – 19
20 – 25
26 – 30
31 – 34
35 – 42
43 – 46
47 – 50
Tjandra Yoga Aditama - Rokok di Sinetron
Rully MA Roesli, Enday Sukandar, Rubin Gondodiputro,
Rachmat Permana - Kenaikan Kadar Hemoglobin setelah
Pemberian Epoeitin Alfa (HEMAPO®) selama 12 Minggu pada
Penderita Gagal Ginjal yang Menjalani Hemodialisis
Produk Baru: Kalferon
Informatika Kedokteran : Website Kalbe Farma hadir dengan
tampilan baru
Kegiatan Ilmiah
Kapsul : Medication for chronic musculoskeletal pain
Abstrak
Asma atopik dan - N.Engl.J.Med.2004;351:1068-80
lingkungan rumah
Risiko stroke berulang BMJ 2004; 328:326-8
Efektivitas kontrol DM dengan Lancet 2004;363:423-28
hanya diet
Deteksi dini kelainan colon Lancet 2005;365:305-11
CDK 148.Imunisasi
English Summary
Enny Muchlastriningsih - Penyakit-penyakit Menular yang Dapat
Dicegah dengan Imunisasi di Indonesia
Dyah Widyaningroem Isbagio - Masa Depan Pengembangan
Vaksin Baru
Ainur Rofiq, Agus Suwandono, Eko Rahardjo, Rudi Hendro P -
Serosurvei Influenza pada Pekerja, Penjual dan Penjamah Produk
Ayam di 8 Propinsi Kejadian Luar Biasa Flu Burung yang
Menyerang Ayam
Mardi Santoso, Herman Salim, Hasanudin Alim - Avian
Influenza (Flu Burung)
Sarjaini Jamal - Apakah SARS akan Berjangkit Kembali ?
Sarwo Handayani - Infeksi Campak Karakteristik dan Respon
Imunitas yang Ditimbulkan
Enny Muchlastriningsih - Kecenderungan Kasus Campak Selama
Empat Tahun (1997 – 2000) di Indonesia
Bambang Heriyanto, Enny Muchlastriningsih, Sri Susilowati,
Diana Siti Hutauruk - Kecenderungan Kejadian Luar Biasa
Chikungunya di Indonesia – tahun 2001-2003
Rudi Hendro P, Eko Rahardjo, Masri Sembiring Maha, John
Master Saragih - Investigasi Kejadian Luar Biasa (KLB)
Chikungunya di Desa Harja Mekar dan Pabayuran Kabupaten
Bekasi tahun 2003
Gendrowahyuhono - Status Antibodi Anak Balita Pasca Pekan
Imunisasi Nasional (PIN) IV di Makassar
Gendrowahyuhono - Status Antibodi Anak Sekolah Dasar
Sebelum dan Sesudah Program Bulan Imunisasi Anak Sekolah
(BIAS) di Yogyakarta
Eko Rahardjo - Pemeriksaan Spesimen Serum Darah terhadap Zat
Anti Legionella
Sarwo Handayani - Deteksi Respiratory Syncytial Virus (RSV) dan
Human Metapneumovirus (HMPV) dengan Reverse Transcriptase
Polymerase Chain Reaction (RT- PCR)
Eulis A. Datau, Candra Wibowo - Introduction to Anti-Aging
Medicine
Produk Baru: Terapi Osteoporosis
Betafit,Kombinasi Betaine – Vitamin E
Informatika Kedokteran : Daftar Simposium/seminar di Website
Kalbe Farma
Kegiatan Ilmiah
Kapsul : Medication for chronic musculoskeletal pain
51 – 53
54 – 57
58
59
60 – 61
62
63
63
63
63
4
5 – 11
12 – 16
17 – 20
21 – 24
25 – 29
30 – 34
35 – 36
37 – 39
40 – 42
43 – 45
46 – 48
49 – 50
51 - 54
55 -59
60
61
62
63
66 Cermin Dunia Kedokteran No. 149
CDK 149. Kesehatan Jiwa
English Summary
Kusumanto Setyonegoro – Kesehatan Jiwa (Mental Health) di
Kehidupan Modern
Nurmiati Amir - Diagnosis dan Penatalaksanaan Depresi
Pascastroke
LS. Chandra – Gangguan Fungsi atau Perilaku Seksual dan
Penanggulangannya
Myrna Yustina – Antidepresan dan Fungsi Seksual
Sylvia D. Elvira - Penanganan Psikologik pada Obesitas
Theresia Kaunang - Diagnosis dan Penatalaksanaan Gangguan
Asperger
Yusuf Alam Romadhon - Aspek Klinik dan Farmakoterapi Anak
dengan Gangguan Pemusatan Perhatian / Hiperaktivitas
Raharni, Max J. Herman - Faktor-faktor yang Berhubungan
dengan Penyalahgunaan NAPZA (Narkotika, Psikotropika & Zat
Adiktif) di Kalangan Siswa SMU
4
5
8-13
14-18
19-20
21-23
24-31
32-37
38-43
Dewi Peti Virgianti, Hana Apsari Pawestri - Pengaruh
Pendedahan Morfin terhadap Perilaku Masa Prasapih Mencit (Mus
musculus) Swiss-Webster
Sunanti Z. Soejoeti - Konsep Sehat, Sakit dan Penyakit dalam
Konteks Sosial Budaya
Azamris - Respon Terapi Tamoxifien pada Kanker Payudara Lanjut
Lokal dengan Reseptor Estrogen, Reseptor Progesteron dan Mr
29.000 Positif
Nelson Simanungkalit Pospos - L-Ornitin-L-Aspartat (LOLA)
Menghindari Blebbing pada Hepatosit akibat Keracunan Etanol
Oen Liang Hie – Beberapa Temuan yang Taklazim (aneh) Selama
Bekerja Meneliti Susunan Kimia Batu Ginjal
Produk Baru: Lodopin
Kegiatan Ilmiah
Abstrak
Indeks Karangan Tahun 2005
44-48
49-52
53-56
57-59
60-61
62
63
65
66-67
KALENDER KEGIATAN ILMIAH PERIODE BULAN OKTOBER – DESEMBER 2005
BULAN TANGGAL KEGIATAN DAN TEMPAT ACARA SEKRETARIAT PANITIA
29/9 – 01/10
17th Weekend Course on Cardiology (17th WECOC) :
Acute Cardiovascular Care
Hotel Borobudur
Department Cardiology and Vascular Medicine Faculty of
Medicine University of Indonesia/RS. Jantung dan
Pembuluh Darah Harapan Kita
Jl. Letjen S. Parman Kav. 87 Slipi, Jakarta Barat
Tlp.: 62-21-5684085 ; Fax. : 62-21-5686203
E-mail : info@kardiologi-ui.com
Oktober Website : http://www.kardiologi-ui.com
01 – 02
Kongres Nasional II Perhimpunan Patobiologi Indonesia
‘The Management of Sepsis-SIRS Based on Epigenetic
& Genetic Mechanism - The bridging of basic science to
clinical application’
Hotel Hyatt Regency
Graha Masyarakat Ilmiah Kedokteran (GRAMIK)
Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Jl. Mayjen
Prof. Dr. Moestopo No. 47 Surabaya
Tlp. : 031-5020569, Fax. : 031-5013749
E-mail : konas_ppi@yahoo.com
13 – 16
Temu Ilmiah dan Kongres XIII PERSAGI : Gizi Baik
Investasi Pembangunan
Inna Grand Bali Beach, Sanur - Bali
DPP Persagi, Direktorat Gizi Masyarakat
Jl. HR Rasuna Said Jakarta 12950
Tlp. : 021-527 7382 ; Fax. : 021-521 0176
E-mail : atmarita@gizi.net
24 – 27
Konas IX & Annual Meeting PERNEFRI Bali 2005 :
The 9th National Congress & Annual Meeting of
Nephrology 2005
Hotel Discovery Kartika Plaza, Kuta - Bali
Division of Nephrology, Department of Internal Medicine
University of Udayana / Sanglah Hospital Denpasar,
Jl. Kesehatan Sanglah Denpasar Bali
Tlp. : 0361-245733 ; Fax. : 0361-229799
E-mail : pernefri@_ix@yahoo.com
25 – 26
4th Jakarta Digestive Week : Update in Gastrointestinal
Malignancy
Jakarta Convention Center
Sub Bagian Bedah Digestif FKUI / RSUPNCM
Jl. Diponegoro 71. Jakarta
Tlp. : 021-39100938, 3148705 ; Fax. : 021-3148705
E-mail : jdw2005@pharma-pro.com
26 Revolution on Anti Aging Medicine
Hotel Menara Peninsula, Jakarta
PASTI, Jl. Sawo 15, Menteng Jakarta 10350
Tlp. : 021-391 6241 ; Fax. : 021-314 1850
November
29 – 02
International Conference on Occupational Health in The
Informal Sector (ICOHIS): Millenium Goals - Serving
the Underserved Working Population
Hotel Sheraton Mustika, Yogyakarta
Ministry of Health, Republic of Indonesia
Jl. HR. Rasuna Said Kav. X-5 No. 4-9 Jakarta 12950
Tlp. : 62-21-5275256, 5214875
Fax. : 62-21-5275256
02 – 04
The Seventh International Meeting on Respiratory Care
Indonesia (RESPINA - 2005)
Hotel Borobudur, Jakarta
Persahabatan Hospital, Asthma Building, 2nd Floor
Persahabatan Raya, Jakarta 13230
Tlp. : 62-21-4786 4646 ; Fex: 62-21-4786 6543
E-mail : respina@pharma-pro.com ; www.respina.org
03 – 04
Jakarta Diabetes Meeting ‘Practical Insight on
Preventing and Treating : Diabetes Obesity and Cardio
Metabolic Disease’
Hotel Novotel Mangga Dua, Jakarta
Departemen Ilmu Penyakit Dalam FKUI /
RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, Jakarta
Tlp. : 021-3100075 / 3907703 ; Fax. : 021-39111740
E-mail : endo_id@indo.net.id
Desember
08 – 09
8th Asia Pacific Symposium On Cardiac Pacing &
Electrophysiology
Hotel Westin Nusa Dua, Bali
Departemen Kardiologi FKUI/Pusat Jantung Nasional
RS Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Jl. Letjend. S. Parman Kav. 87 Slipi, Jakarta Barat
Tlp. : 021-5608239 Fax. : 021-5608239
E-mail : secretariat@apspe2005.org
Informasi terkini, detail dan lengkap (jadwal acara/pembicara) bisa diakses di http://www.kalbefarma.com/calendar
Cermin Dunia Kedokteran No. 149 67
Ruang
Penyegar dan Penambah
Ilmu Kedokteran
Dapatkah saudara menjawab
pertanyaan-pertanyaan di bawah ini?
1. Pola penyesuaian diri terhadap stres meliputi hal berikut,
kecuali:
a) Melawan
b) Menarik diri
c) Mengubah situasi
d) Kompromi
e) Membenci
2. Depresi pasca stroke dikaitkan dengan lesi di :
a) Frontal
b) Temporal kiri
c) Temporal kanan
d) Parietal
e) Oksipital
3. Yang bukan merupakan uji biologik depresi :
a) Dexamethasone suppresion test
b) Kadar kortikosteroid cairan otak
c) Kadar kortisol serum
d) Kadar MHPG serum
e) Uji stimulasi TSH
4. Antidepresan yang dianjurkan saat awal terapi :
a) Trisiklik
b) MAO inhibitor
c) SSRI
d) Litium
e) Psikoterapi
5. Anksiolitik yang dikenal lebih efektif untuk mengatasi
sexual phobia/anticipatory anxiety :
a) Diazepam
b) Buspiron
c) Klobazam
d) Alprazolam
e) Trazodon
6. Perbedaan gangguan Asperger dengan autisme ialah dalam
hal :
a) Teori vaksinasi
b) Perkembangan kognitif
c) Kemungkinan penyebab genetis
d) Mula timbul masa kanak-kanak
e) Menarik diri
7. Anjuran diet pada gangguan Asperger berupa diet :
a) Bebas lemak dan kolesterol
b) Tinggi protein
c) Rendah gula/karbohidrat
d) Bebas gluten dan kasein
e) Rendah garam
8. Terapi utama Gangguan Pemusatan Perhatian / Hiperaktif :
a) Psikoterapi
b) Metilfenidat
c) Haloperidol
d) Imipramin
e) Bupropion
9. Zat berikut merupakan derivat opiat kecuali :
a) Morfin
b) Petidin
c) Kodein
d) Heroin
e) Kokain
JAWABAN RPPIK :
1. B 2. A 3. B 4. C 5. D
6. A 7. D 8. B 9. E
Cermin 68 Dunia Kedokteran No. 149