Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

“TREND DAN ISSUE PENGKAJIAN BUDAYA KEPADA PASIEN”

Disusun untuk memenuhi tugas

Mata Kuliah: Psikososial Budaya

Dosen Pengampu : HARTATIK, M.KEP

Nama Kelompok:

1. Adit Irma Wijayanti (203210034)


2. Alifia Fairuza (203210037)
3. Anggun Risfuna (203210038)
4. Defilia Putri R (203210040)
5. Fitriah Lailatul Q (203210044)
6. Rizka Maydiana (203210059)
7. Silfa Yolanda Keda (203210063)

KELAS B

PRODI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG


TAHUN 2020/2021

Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “TREND DAN ISSUE PENGKAJIAN BUDAYA
KEPADA PASIEN” ini tepat pada waktunya.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu Hartatik, M.KEP pada
mata kuliah Psikosial Budaya. Selain itu, makalah ini juga bertujuan untuk menambah bagi para
pembaca dan juga bagi penulis.

Saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Hartatik selaku dosen] mata kuliah Psikososial Budaya
yang telah memberikan tugas ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan
bidang studi yang kami tekuni.

Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi sebagian
pengetahuannya sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini.

Kami menyadari, makalah yang saya tulis ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan
saran yang membangun akan saya nantikan demi kesempurnaan makalah ini.

05 April 2021
Penulis

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Menjadi seorang perawat bukanlah tugas yang mudah. Perawat terus ditantang
oleh perubahan-perubahan yang ada, baik dari lingkungan maupun klien. Dari segi
lingkungan, perawat selalu dipertemukan dengan globalisasi. Sebuah globalisasi sangat
memengaruhi perubahan dunia, khususnya di bidang kesehatan. Terjadinya
perpindahan penduduk menuntut perawat agar dapat menyesuaikan diri dengan
perbedaan budaya. Semakin banyak terjadi perpindahan penduduk, semakin beragam
pula budaya di suatu negara. Tuntutan itulah yang memaksa perawat agar
dapat melakukan asuhan keperawatan yang bersifat fleksibel di lingkungan yang tepat.

Peran perawat sangat komprehensif dalam menangani klien karena peran perawat
adalah memenuhi kebutuhan biologis, sosiologis, psikologis, dan spiritual klien.Namun
peran spiritual ini sering kali diabaikan oleh perawat. Padahal aspek spiritual ini
sangat penting terutama untuk pasien terminal yang didiagnose harapan sembuhnya
sangat tipis dan mendekati sakaratul maut.

Menurut Dadang Hawari (1977) “ orang yang mengalami penyakit terminal dan
menjelang sakaratul maut lebih banyak mengalami penyakit kejiwaan,krisis
spiritual, dan krisis kerohanian sehingga pembinaan kerohanian saat klien menjelang
ajal perlu mendapatkan perhatian khusus”.

Klien dalam kondisi terminal membutuhkan dukungan dari utama dari keluarga,
seakan proses penyembuhan bukan lagi merupakan hal yang penting dilakukan.
Sebenarnya, perawatan menjelang kematian bukanlah asuhan keperawatan yang
sesungguhnya. Isi perawatan tersebuthanyalah motivasi dan hal-hal lain yang bersifat
mempersiapkan kematian klien. Dengan itu, banyak sekali tugas perawat dalam memberi
intervensi terhadap lansia, menjelang kematian, dan saat kematian.
B. Tujuan
1. Tujuan umum
Dapat memahami tentang perspektif transkultural dalam keperawatan berkenaan
dengan globalisasi dan pelayanan kesehatan dalam memberikan asuhan
keperawatan bagi pasien menjelang dan saat kematian.

2. Tujuan khusus
a. Mahasiswa mampu memaparkan perspektif transkultural dalam keperawatan
berkenaan dengan globalisasi dan pelayanan kesehatan.
b. Mahasiswa mampu memaparkan segala bentuk asuhan keperawatan transcultural
c. Mahasiswa mampu memaparkan asuhan keperawatan bagi pasien menjelang dan
saat kematian
d. Mahasiswa mampu memaparkan penyelesaian kasus mengenai peran perawat bila
dihadapkan pada situasi tersebut dan hal yang sebaiknya dilakukan perawat untuk
membantu pasien
e. Mahasiswa mampu mengetahui konsep bimbingan klien sakaratul maut sesuai
dengan standart keperawatan

C. Rumusan Masalah
Dilihat dari latar belakang diatas didapatkan rumusan masalahnya yaitu:“
Bagaimana peran perawat bila dihadapkan pada situasi pasien menjelang dan saat
kematian dan hal yang sebaiknya dilakukanperawat untuk membantu pasien tersebut
dilihat dari proses transkultural dalam keperawatan berkenaan dengan globalisasi
dan pelayanan kesehatan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Perspektif Transkultural dalam Keperawatan


Sebelum mengetahui lebih lanjut keperawatan transkultural, perlu kita ketahui apa
arti kebudayaan terlebih dahulu. Kebudayaan adalah suatu system gagasan, tindakan,
hasil karya manusia yang diperoleh dengan cara belajar dalam rangka kehidupan
masyarakat. (koentjoroningrat, 1986)
Wujud-wujud kebudayaan antara lain:
1. Kompleks dari ide, gagasan, nilai, norma dan peraturan
2. Kompleks aktivitas atau tindakan
3. Benda-benda hasil karya manusia
Keperawatan sebagai profesi memiliki landasan body of knowledge yang dapat
dikembangkan dan diaplikasikan dalam praktek keperawatan. Teori transkultural dari
keperawatan berasal dari disiplin ilmu antropologi dan dikembangkan dalam konteks
keperawatan. Teori ini menjabarkan konteks atau konsep keperawatan yang didasari
oleh pemahaman tentang adanya perbedaan nilai-nilai cultural yang melekat dalam
masyarakat. Menurut Leinenger, sangat penting memperhatikan keragaman budaya
dan nilai-nilai dalam penerapan asuhan keperawatan kepada klien. Bila hal tersebut
diabaikan oleh perawat, akan mengakibatkan terjadinya cultural shock. Cultural
shock akan dialami oleh klien pada suatu kondisi dimana perawat tidak mampu
beradaptasi dengan perbedaan nilai budaya. Keperawatan transkultural adalah ilmu
dengan kiat yang humanis yang difokuskan pada perilaku individu/kelompok serta
proses untuk mempertahankan atau meningkatkan perilaku sehat atau sakit secara
fisik dan psikokultural sesuai latar belakang budaya.
B. Konsep dan Prinsip dalam Asuhan Keperawatan Transkultural
Konsep dalam transcultural nursing adalah:
1. Budaya
Norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang dipelajari, dibagi serta
memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil keputusan
2. Nilai budaya
Keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan atau suatu tindakan yang
dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan melandasi tindakan dan keputusan
3. Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan
Bentuk yang optimal dalam pemberian asuhan keperawatan
4. Etnosentris
Budaya budaya yang dimiliki oleh orang lain adalah persepsi yang dimiliki individu
menganggap budayanya adalah yang terbaik
5. Etnis
Berkaitan dengan manusia ras tertentu atau kelompok budaya yang digolongkan
menurut cirri-ciri dan kebiasaan yang lazim
6. Ras
Perbedaan macam-macam manusia didasarkan pada mendiskreditkan asal muasal
manusia. Jenis ras umum dikenal kaukasoid, negroid,mongoloid
7. Etnografi (Ilmu budaya)
Pendekatan metodologi padapenelitian etnografi memungkinkan perawat untuk
mengembangkan kesadaran yang tinggi pada pemberdayaan budaya setiap individu
8. Care
Fenomena yang berhubungan dengan bimbingan bantuan, dukungan perilaku pada
individu, keluarga dan kelompok dengan adanya kejadian untuk memenuhi kebutuhan
baik actual maupun potensial untuk meningkatkan kondisi dan kualitas kehidupan
manusia
9. Caring
Tindakan langsung yang diarahkan untuk membimbing, mendukung dan
mengarahkan individu, keluarga atau kelompok pada keadaan yang nyata atau
antisipasi kebutuhan untuk meningkatkan kondisi kehidupan manusia
10. Culture care
Kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai, kepercayaan dan pola ekspresi
digunakan untuk membimbing, mendukung atau member kesempatan individu,
keluarga atau kelompok untuk mempertahankan kesehatan, sehat dan berkembang
bertahan hidup dalam keterbatasan dan mencapai kematian dengan damai
11. Cultural imposition
Kecenderungan tenaga kesehatan untuk memaksakan kepercayaan, praktek dan nilai
karena percaya bahwa ide yang dimiliki oleh perawat lebih tinggi dari kelompok lain.
Paradigma transcultural nursing (Leininger 1985) , adalah cara pandang, keyakinan,
nilainilai, konsep-konsep dalam asuhan keperawatan yang sesuai latar belakang budaya,
terhadap 4 konsep sentral keperawatan yaitu :
1. Manusia
Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-nilaidan
normanorma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan danmelakukan
pilihan
2. Sehat
Kesehatan adalah keseluruhan aktifitas yang dimiliki klien dalam
mengisikehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit. Kesehatan merupakan
suatukeyakinan, nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan
untukmenjaga dan memelihara keadaan seimbang/sehat yang dapat diobservasidalam
aktivitas sehari-hari. Klien dan perawat mempunyai tujuan yang samayaitu ingin
mempertahankan keadaan sehat dalam rentang sehat-sakit yangadaptif (Andrew and
Boyle, 1995).
3. Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi
perkembangan, kepercayaan dan perilaku klien. Lingkungan dipandang sebagai suatu
totalitas kehidupan dimana klien dengan budayanya saling berinteraksi. Terdapat tiga
bentuk lingkungan yaitu : fisik, sosial dan simbolik
4. Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada
praktikkeperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang
budayanya. Asuhan keperawatan ditujukan memnadirikan individu sesuai dengan
budaya klien. Strategi yang digunakan dalam asuhan keperawatan adalah
perlindungan/mempertahankan budaya, mengakomodasi/negoasiasi budaya dan
mengubah/mengganti budaya klien (Leininger, 1991).
C. Pengkajian Asuhan Keperawatan Budaya
Peran perawat dalam transkultural nursing yaitu menjembatani antara sistem perawatan
yang dilakukan masyarakat awam dengan sistem perawatan melalui asuhan keperawatan.
Tindakan keperawatan yang diberikan harus memperhatikan 3 prinsip asuhan
keperawatan yaitu:
a. Cara I : Mempertahankan budaya
Mempertahankan budaya dilakukan bila budaya pasien tidak bertentangan dengan
kesehatan. Perencanaan dan implementasi keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-
nilai yang relevan yang telah dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan atau
mempertahankan status kesehatannya, misalnya budaya berolahraga setiap pagi.
b. Cara II : Negosiasi budaya
Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan untuk
membantu klien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan
kesehatan. Perawat membantu klien agar dapat memilih dan menentukan budaya lain
yang lebih mendukung peningkatan kesehatan, misalnya klien sedang hamil
mempunyai pantang makan yang berbau amis, maka ikan dapat diganti dengan
sumber protein hewani yang lain.
c. Cara III : Restrukturisasi budaya
Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan
status kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi gaya hidup klien yang biasanya
merokok menjadi tidak merokok. Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih
menguntungkan dan sesuai dengan keyakinan yang dianut. Model konseptual yang di
kembangkan oleh Leininger dalam menjelaskan asuhan keperawatan dalam konteks
budaya digambarkan dalam bentuk matahari terbit (Sunrise Model). Geisser (1991)
menyatakan bahwa proses keperawatan ini digunakan oleh perawat sebagai landasan
berpikir dan memberikan solusi terhadap masalah klien (Andrew and Boyle, 1995).
Pengelolaan asuhan keperawatan dilaksanakan dari mulai tahap pengkajian, diagnosa
keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Pengkajian adalah proses mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah kesehatan
klien sesuai dengan latar belakang budaya klien ( Giger and Davidhizar, 1995).
Pengkajian dirancang berdasarkan tujuh komponen yang ada pada”Sunrise Model” yaitu:
1. Faktor teknologi (technological factors)
Teknologi kesehatan memungkinkan individu untuk memilih atau mendapat
penawaran menyelesaikan masalah dalam pelayanan kesehatan. Perawat perlu
mengkaji: Persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi masalah kesehatan,
alasan mencari bantuan kesehatan, alasan klien memilih pengobatan alternative dan
persepsi klien tentang penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi
permasalahan kesehatan ini.
2. Faktor agama dan falsafah hidup ( religious and philosophical factors )
Agama adalah suatu symbol yang mengakibatkan pandangan yang amat realistis
bagi para pemeluknya. Agama memberikan motivasi yang sangat kuat untuk
mendapatkan kebenaran diatas segalanya, bahkan diatas kehidupannya sendiri. Faktor
agama yang harus dikaji oleh perawat adalah: agama yang dianut, status pernikahan,
cara pandang klien terhadap penyebab penyakit, cara pengobatan dan kebiasaan
agama yang berdampak positif terhadap kesehatan.
3. Faktor sosial dan keterikatan keluarga ( kinshop and Social factors )
Perawat pada tahap ini harus mengkaji faktor-faktor: nama lengkap, nama
panggilan, umur dan tempat tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga,
pengambilan keputusan dalam keluarga dan hubungan klien dengan kepala keluarga.
4. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways )
Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh penganut
budaya yang di anggap baik atau buruk. Norma –norma budaya adalah suatu kaidah
yang mempunyai sifat penerapan terbatas pada penganut budaya terkait. Yang perlu
di kaji pada factor ini adalah posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga,
bahasa yang digunakan, kebiasaan makan, makanan yang dipantang dalam kondisi
sakit, perseosi sakit berkaitan dengan aktivitas seharihari dan kebiasaan
membersihkan diri
5. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors )
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang
mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas budaya (Andrew
and Boyle, 1995 ). Yang perlu dikaji pada tahap ini adalah: peraturan dan kebijakan
yang berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah anggota keluarga yang boleh
menunggu, cara pembayaran untuk klien yang dirawat.
6. Faktor ekonomi (economical factors)
Klien yang dirawat dirumah sakit memanfaatkan sumber-sumber material yang
dimiliki untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh. Faktor ekonomi yang harus
dikaji oleh perawat diantaranya: pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan, tabungan
yang dimiliki oleh keluarga, biaya dari sumber lain misalnya asuransi, penggantian
biaya dari kantor atau patungan antar anggota keluarga.
7. Faktor pendidikan ( educational factors ) Latar belakang pendidikan klien adalah
pengalaman klien dalam menempuh jalur formal tertinggi saat ini. Semakin tinggi
pendidikan klien maka keyakinan klien biasanya didukung oleh bukti-bukti ilmiah
yang rasional dan individu tersebut dapat belajar beradaptasi terhadap budaya yang
sesuai dengan kondisi kesehatannya. Hal yang perlu dikaji pada tahap ini adalah:
tingkat pendidikan klien, jenis pendidikan serta kemampuannya untuk belajar secara
aktif mandiri tentang pengalaman sedikitnya sehingga tidak terulang kembali.
D. PRINSIP-PRINSIP PENGKAJIAN BUDAYA
1. Jangan menggunakan asumsi
2. Jangan membuat streotif bisa menjadi konflik misalnya: orang Padang pelit,orang
Jawa halus
3. Menerima dan memahami metode komunikasi
4. Menghargai perbedaan individual
5. Tidak boleh membeda-bedakan keyakinan klien
6. Menyediakan privacy terkait kebutuhan pribadi
E. Instrumen Pengkajian Budaya
Sejalan berjalannya waktu,Transkultural in Nursing mengalami perkembangan
oleh beberapa ahli, diantaranya:
a. Sunrise model (Leininger)
Yang terdiri dari komponen:
1. Faktor teknbologi (Technological Factors)
a) Persepsi sehat-sakit
b) Kebiassaan berobat atau mengatasi masalah kesehatan
c) Alasan mencari bantuan/pertolongan medis
d) Alasan memilih pengobatan alternative
e) Persepsi penggunaan dan pemanfaatan teknologi dalam mengatasi masalah
kesehatan
2. Faktor agama atau falsafah hidup (Religious & Philosophical factors)
a) Agama yang dianut
b) Status pernikahan
c) Cara pandang terhadap penyebab penyakit
d) Cara pengobatan / kebiasaan agama yang positif terhadap kesehatan
3. Faktor sosial dan keterikatan kelluarga (Kinship & Social Factors)
a) Nama lengkap & nama panggilan
b) Umur & tempat lahir,jenis kelamin
c) Status,tipe keluarga,hubungan klien dengan keluarga d) Pengambilan
keputusan dalam keluarga
4. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (Cultural value and lifeways)
a) Posisi / jabatan yang dipegang dalam keluarga dan komunitas
b) Bahasa yang digunakan
c) Kebiasaan yang berhubungan dengan makanan & pola makan
d) Persepsi sakit dan kaitannya dengan aktifitas kebersihan diri dan aktifitas
sehari-hari
5. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (Political & legal Factors)
Kebijakan dan peraturan Rumah Sakit yang berlaku adalah segala sesuatu
yang mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas
budaya,meliputi:
a) Peraturan dan kebijakan jam berkunjung
b) Jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu
c) Cara pembayaran
6. Faktor ekonomi (Economical Factors)
a) Pekerjaan
b) Tabungan yang dimiliki oleh keluarga
c) Sumber biaya pengobatan
d) Sumber lain ; penggantian dari kantor,asuransi dll.
e) Patungan antar anggota keluarga
7. Faktor Pendidikan (Educational Factors)
a) Tingkat pendidikan klien
b) Jenis pendidikan
c) Tingkat kemampuan untuk belajar secara aktif
d) Pengetahuan tentang sehat-sakit
b. Keperawatan transkultural model Giger & Davidhizar
Dalam model ini klien/individu dipandang sebagai hasil unik dari suatu
kebudayaan,pengkajian keperawatan transkultural model ini meliputi:
1. Komunikasi (Communication)
Bahasa yang digunakan,intonasi dan kualitas suara,pengucapan
(pronounciation),penggunaan bahasa non verbal,penggunaan ‘diam’
2. Space (ruang gerak)
Tingkat rasa nyaman,hubungan kedekatan dengan orang lain,persepsi tentang
ruang gerak dan pergerakan tubuh
3. Orientasi social (social orientastion)
Budaya,etnisitas,tempat,peran dan fungsi keluarga,pekerjaan,waktu
luang,persahabatan dan kegiatan social keagamaan
4. Waktu (time)
Penggunaan waktu,definisi dan pengukuran waktu,waktu untuk bekerja dan
menjalin hubungan social,orientasi waktu saat ini,masa lalu dan yang akan datang
5. Kontrol lingkungan (environmental control)
Nilai-nilai budaya,definisi tentang sehat-sakit,budaya yang berkaitan dengan
sehat-sakit
6. Variasi biologis (Biological variation)
Struktur tubuh,warna kulit & rambut, dimensi fisik lainnya seperti; eksistensi
enzim dan genetic,penyakit yang spesifik pada populasi terntentu,kerentanan
terhadap penyakit tertentu,kecenderungan pola makan dan
karakteristikpsikologis,koping dan dukungan social.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Telenursing membantu pasien dan keluarganya untuk mengisi aktif dalam keperawatan.
Terutama sekali untuk swakelola pada penyakit kromis. Hal inimemungkinkan perawat
untuk menyediakan informasi secara akurat dan tepat waktu dan memberikan dukungan
secara langsung (online). Kesinambungan ditingkatkandengan memberi kesempatan
kontak yang sering antara penyedia layanan kesehatan dan pasien. Telenursing ini
semakin berkembang pesat dibanyak negara. Tren praktik keperawatan termasuk
berbagai praktik diberbagai tempat praktik dimana perawat memiliki kemandirian yang
lebih besar. Perawat secara terus menerus terus meningkatkanotonomi dan penghargaan
sebagai anggota tim asuhan keperawatan. Tren dalam asuhan keperawatan sebagai
profesi termasuk perkembangan aspek-aspek dari keperawatan yang mengkarakteristikan
keperawatan sebagai profesi termasuk: pendidikan, teori, pelayanan, otonomi, dan kode
etik.

B. Saran
Diharapkan untuk semua pembaca yang nantinya sebagai tenaga kesehatan dimasyarakat
melihat tren dan mengeluarkan pengkajian kebudayaan dan dapat memberi pengetahuan
tersebut kepada masyarakat lain.
DAFTAR PUSTAKA

Askep Diabetik Ketoasidosis.www.blogger-blogspot


Carpenito, Lynda Juall. 2000.Buku saku Diagnosa KeperawatanEdisi 8.
Doengoes, E. Marilynn. 1989. Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi Kedua. FA Davis:
Philadelphia
Fisher, JN., Shahshahani, MN., Kitabchi, AE.,Ketoasidosis diabetik: rendah-dosis terapi
insulin oleh berbagai rute.www.content.nejm.org
Hardern, RD, Quinn, ND Manajemen daruratpenyakit ketoasidosis diabetikum pada
orang dewasa. www.ncbi.nlm.nih.gov
Hidayat. Ketoasidosis DM.www.hidayat2.wordpress.com
Balok tinggi. Artikel: Itu klinis pengelolaan dari penderita diabetes ketoasidosis di orang
dewasa. (Klinis).
Spesialisasi Journal Watch. Protokol Ketoasidosis Diabetik -Apakah
Bermanfaat?.www.emergency-medicine.jwatch.org
Jurnal Kedokteran. Ketoasidosis Diabetik Ancam Kehidupan.www.jurnal-
ilmiahkedvements.blogspot.com
Jurnal Kedokteran Media Medika Indonesia FK UNDIP.
Patofisiologi Komplikasi Vaskuler Diabetes Melitus.www.mediamedika.net
______. Patologi Ketoasidosis Diabetikum.www.id.shvoong.com
Pillai, L., Husainy, SMK, Ramchandani, K. Ketoasidosis diabetik berhubungan dengan
atipikal obat antipsikotik, pengobatan clozapine: Laporan Kasus dan Tinjauan Literatur.
www.ijccm.org
Afifah, Zain Rahma. 2018. Trend Issue Pengkajian Budaya Kepada Pasien di
https://pdfcoffe.com/askep-transkultural-nursing-3-pdf-free.html

Anda mungkin juga menyukai