Anda di halaman 1dari 20

HOME CARE

Nama Kelompok Kelas B:


Adit Irma Wijayanti (203210034) Mutiara Anggraeni (203210052)
Agustina Tuk Karwam (203210035) Nafilah (203210053)
Alda Nurmala Sari (203210036) Nur Alfiyah (203210054)
Alifia Fairuza (203210037) Nurul Badiah (203210055)
Anggun Risfuna (203210038) Putri Wulan Ndari (203210056)
Assahilah (203210039) Richa Layla .A. (203210057)
Defilia Putri Rahmadani (203210040) Risma Wati (203210058)
Dika Yusuf Ardiansyah (203210041) Rizka Maydiana .U. (203210059)
Fadhila Qotrunnada (203210043) Salma Maulida (203210060)
Fitriya Lailatul .Q. (203210044) Sendy Amelia (203210061)
Hafiz Zaki Zayyan (203210045) Shofia Retnaning .P. (203210062)
Iqbal Fathoni (203210046) Silfa Yolanda Keda (203210063)
Kharisma Yogi .N.P. (203210048) Siti Farida (203210064)
Mohammad Dafid .A. (203210049) Tiara Nuril Syahrani (203210065)
Mohammad Gilang .R. (203210050) Edita Romassye .M. (203210066)
Muh. Abdillah .M.U. (203210051)
Sejarah
1. 1988-1992 terjadi peningkatan perawat yang bekerja sebagai “Home Healh
Nursing”
2. 1859William Rathone (Liverpool,Inggris) memulai sekolah yang mendidik
peraawat yang dapat melakukan kunjungan rumah untuk membantu orang miskin
yang sakit dirumah nya.
3. 1800-an akhir VNA’S (Visiting Nurse Association ) berdiri di USA yang didirikan
oleh Philantropist (Dermawan).
4. 1947 Montefior Hospital membuat program home care,mengacu kepada
perawtan akut,post perawatan RS.
5. 1965  Home Health Care berubah daro socil Security Act (Yang dilakukan Oleh
VNA’S)menjadi  Medicare Legislation yang fokusnya Untuk Perawatan Lansia.
Pengertian Home Care
Menurut Departemen Kesehatan (2002) bahwa home care adalah
pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif yang
diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka yang
bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan
kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan
akibat dari penyakit.

Menurut Neis dan Mc Ewen (2001) menyatakan home health care adalah
sistem dimana pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial diberikan di
rumah kepada orang-orang yang cacat atau orang-orang yang harus
tinggal di rumah karena kondisi kesehatannya.
Home Care (HC) menurut Habbs dan Perrin, 1985 adalah merupakan layanan
kesehatan yang dilakukan di rumah pasien (Lerman D. & Eric B.L, 1993),
Sehingga home care dalam keperawatan merupakan layanan keperawatan di
rumah pasien yang telah melalui sejarah yang panjang

Menurut beberapa negara maju menemukan konsep yang baru, tapi telah
dikembangkan oleh William Rathbon sejak tahun 1859 yang dia namakan
perawatan di rumah dalam bentuk kunjungan tenaga keperawatan ke rumah
untuk mengobati klien yang sakit dan tidak bersedia dirawat di rumah sakit.
Konsep / Model Teori Keperawatan Yang Mendukung Home Care

1. Teori Lingkungan (Florence Nightingale)


Lingkungan menurut Nightingale merujuk pada lingkungan fisik eksternal yang
mempengaruhi proses penyembuhan dan kesehatan yang meliputi lima
komponen lingkungan terpenting dalam mempertahankan kesehatan individu
yang meliputi:
a. udara bersih,
b. air yang bersih,
c. pemeliharaan yang efisien
d. kebersihan, serta penerangan/pencahayaan
2. Teori konsep manusia sebagai unit (Martha E. Rogers)
Dalam memahami konsep model dan teori ini,Rogers berasumsi bahwa
manusia merupakan satu kesatuan yang utuh,yang memiliki sifat dan karakter
yang berbeda – beda. Dalam proses kehidupan manusia yang dinamis, manusia
dalam proses kehidupan manusia setiap individu akan berbeda satu dengan
yang lain dan manusia diciptakan dengan karakteristik dan keunikan tersendiri.
Menurut Rogers (1970), tujuan keperawatan adalah untuk mempertahankan dan
meningkatkan kesehatan, mencegah kesakitan, dan merawat serta
merehabilitasi klien yang sakit dan tidak mampu dengan pendekatan humanistik
keperawatan. Menurut Rogers, 1979 Kerangka Kerja Praktik: “Manusia utuh”
meliputi proses sepanjang hidup. Klien secara terus menerus berubah dan
menyelaraskan dengan lingkungannya
A.Masalah /Problem yang muncul pada Home Health Care
1. Gaya hidup dan sumber-sumber kehidupan
2. Status kesehatan saat ini dan penyimpanannya
3. Pola dan pengetahuan keluarga dan mempertahankan
kesehatannya.
4. Struktur keluarga dan dinamisasinya
Keuntungan dan Kerugian Home Health Care
Keuntungan:
1) Setting rumah dapat lebih memberikan kenyamanan klien dalam menjalani perawatan
secara individul.
2) Banyak klien yang lebih suka dirawat di rumah.
3) Pengkajian mengenai faktor-faktor lingkungan yang menunjang kesehatan dapat lebih
lengkap karena dapat diobservasi secara langsung sehingga dapat langsung
dipertimbangkan mengenai pelayanan apa yang cocok untuk klien secara financial, dll.
4) Pengkajian mengenai pola hidup dan norma-norma keluarga lebih mudah dilakukan.
5) Partisipasi anggota keluarga dapat terfasilitasi dengan baik.
6) Anggota keluarga mungkin akan lebih bersemangat untuk menerima dan mempelajari
hal-hal yang dapat meningkatkan atau menunjang kesehatannya karena aplikatif dan sesuai
dengan kondisi di rumah.
7) Dapat memperpendek masa rawat di rumah sakit sehingga biaya perawatan dapat
menurun.
8) Menurunkan nosocomial infection.
Kerugian :
1) Biaya perjalanan perawat atau pemberi pelayanan kesehatan di
rumah mahal.
2) Kurang efisien dari praktek keperawa-tan bersama atau kunjungan
klien ke ruang rawat.
3) Distraksi misalnya : anak-nak dan suara TV sulit untuk dihindari.
4) Keamanan perawat dalam melakukan asuhan keperawatan tidak
begitu terjaga
Landasan Hukum Home Care
Fungsi Hukum dalam Praktik Perawat :
a. Memberikan kerangka untuk menentukan tindakan keperawatan mana yang sesuai
dengan hukum.
b. Membedakan tanggung jawab perawat dengan profesi lain
c. Membantu menentukan batas-batas kewenangan tindakan keperawatan mandiri

Landasan Hukum :
a. UU Kes.No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan
b. PP No. 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah.
c. UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
d. UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
e. Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang regestrasi dan praktik perawat
f. Kepmenkes No. 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas
g. Kepmenkes No. 279 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan Perkesmas.
h. SK Menpan No. 94/KEP/M. PAN/11/2001 tentang jabatan fungsonal perawat.
i. PP No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
j. Permenkes No. 920 tahun 1986 tentang pelayan medik swasta
Skill Dasar Yang Harus Dikuasai Perawat
Home Care SK Dirjen YAN MED NO HK. 00.06.5.1.311 menyebutkan ada 23
tindakan keperawatan mandiri yang bias dilakukan oleh perawat home care
antara lain ;
1) vital sign
2) memasang nasogastric tube
3) memasang selang susu besar
4) memasang cateter
5) penggantian tube pernafasan
6) merawat luka decubitus
7) Suction
8) memasang peralatan O2
9) penyuntikan (IV,IM, IC,SC)
10) Pemasangan infus maupun obat
11) Pengambilan preparat
12) Pemberian huknah/laksatif
13) Kebersihan diri
14) Latihan dalam rangka rehabilitasi medis
15) Tranpostasi klien untuk pelaksanaan pemeriksaan diagnostic
16) Penkes
17) Konseling kasus terminal
18) Konsultasi/telepon
19) Fasilitasi ke dokter rujukan
20) Menyiapkan menu makanan
21) Membersihkan Tempat tidur pasien
22) Fasilitasi kegiatan sosial pasien
23) Fasilitasi perbaikan sarana klien
Perizinan dan Akreditasi Home Care
Perizinan yang menyangkut operasional pengelolaan pelayanan kesehatan rumah dan
praktik yang dilaksanakan oleh tenaga profesional dan non professional diatur sesuai
dengan peraturan yang ditetapkan, baik oleh pemerintah pusatmaupun pemerintah
daerah.

Standar penilaian akreditasi khusus home care yang dikeluarkan oleh KomiteJoint
Commission International (JCI) ini merupakan standar penilaian penerapanhome care
berfokus pada pasien. Penilaian tersebut meliputi keselamatan pasien,akses dan
asesmen pasien, hak dan tanggung jawab pasien, perawatan pasien dankontinuitas
pelayanan, manajemen obat pasien, serta pendidikan pasien dankeluarga.Perawat yang
memiliki peran advokasi bertanggung jawab dalammempertahankan keamanan pasien,
mencegah terjadinya kecelakaan dan melindungi pasien dari kemungkinan efek yang
tidak diinginkan.
Kebijakan Home Care di Indonesia
Perawat dalam melakukan praktek harus sesuai dengan kewenangan yang
diberikan berdasarkan pendidikan dan pengalaman serta dalam memberikan
pelayanan berkewajiban mematuhi standar praktek.Perawat dalam menjalankan
praktek harus membantu program pemerintah dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyrakat .Perawat dalam menjalankan praktek keperawatan harus
senantiasa meningkatkan mutu pelayanan profesinya,dengan mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan dan
pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya,baik diselenggarakan oleh pemerintah
maupun organisasi profesi dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa
seseorang/pasien,perawat berwenang untuk melakukan pelayanan kesehtan
diluar kewenangan.Pelayanan dalam keadaan Darurat ditujukan untuk
penyelamatan jiwa.Perawat yang menjalankan praktik perorangan tidak
diperbolehkan memasang papan praktek.Perawat yang memiliki SIPP dapat
melakukan asuhan keperawatan dalam bentuk kunjungan rumah
Perawat dalam menjalankan praktik perorangan sekurang-kurang nya memenuhi
persyaratan,yang sesuai dengan standar perlengkapan asuhan keperawatan
yang ditetapkan oleh organiasi profesi :
1.Memiliki tempat praktik yang memenuhi syarat kesehatan
2.Memiliki perlengkapan untuk tindakan asuhan
3.Keperawatan maupun kunjuangan rumah
4.Memiliki perlengkapan administrasi yang meliputi buku catatan
kunjungan,formulir catatan tundakan asuhan keperawatan,serta formulir rujukan.
Kepercayaan dan Budaya dalam Home Care

Perawat saat bekerja sama dengan keluarga harus melakukan komunikasi secara
alamiah agar mendapat gambaran budaya keluarga yang sesungguhnya.Hal ini
terkait dengan sistem nilai kepercayaan yang mendasari interaksi dalam pola asuh
keluarga.Praktik mempertahankan kesehatan atau menyembuhkan anggota
keluarga dari gangguan kesehatan dapat didasarkan pada kepercayaan yang
dianut.Pemahaman yang benar pada diri perawat mengenai budaya klien,baik
individu,keluarga,kelompok,maupun masyrakat,dapat mencegah terjadinya
culture,shock maupun culture imposition
Hak-hak klien dalam pelayan Home Care
Klien mempunyai hak untuk diberi informasi secara tertulis sebelum pengobatan
diberikan.Klien dan petugas mempunyai hak dan kewajiban untuk saling
menghargai dan menghormati. Petugas dilarang menerima pemberian pribadi
maupun meminjam sesuatu dari klien.

Klien mempunyai hak :


1) Membina hubungan dengan petugas sesuai dengan standar etik
2) Memperoleh informasi tentang prosedur-prosedur yang harus diikuti
3) Mengekspresikan kesedihan dan ketakutannya
4) Klien mempunyai hak dalam pengambilan keputusan, dalam hal tentang
pengaturan, jenis pelayanan kesehatan yang diberikan, dan jumlah kunjungan
rumah yang akan dilakukan
5) Klien mempunyai hak untuk memperoleh nasehat-nasehat tentang rencana-
rencana perubahan yang akan dilakukan
6) Mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam perencanaan pelayanan
keperawatan, perencanaan perubahan pelayanan serta nasehat-nasehat lainnya
7) Klien mempunyai hak untuk menolak rencana perubahan tersebut
8) Dalam hal “privacy”, klien mempunyai hak untuk dijaga kerahasiaan kondisi
kesehatannya, hal-hal yang berhubungan dengan sosial ekonominya
9) Perawat atau petugas hanya akan memberikan informasi bila diperlukan secara
hukum atau bila diperlukan oleh klien atau keluarganya
10) Dalam hal finansial, klien mempunyai hak untuk diberi informasi tentang biaya
yang harus dikeluarkan, memberikan informasi pembiayaan dengan jelas.
11) Klien mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan dengan
kualitas yang tinggi, serta berhak mendapat informasi tentang hal-hal yang
berhubungan dengan keadaan emergensi/ darurat.
THANK YOU!

Anda mungkin juga menyukai