Menurut Neis dan Mc Ewen (2001) menyatakan home health care adalah
sistem dimana pelayanan kesehatan dan pelayanan sosial diberikan di
rumah kepada orang-orang yang cacat atau orang-orang yang harus
tinggal di rumah karena kondisi kesehatannya.
Home Care (HC) menurut Habbs dan Perrin, 1985 adalah merupakan layanan
kesehatan yang dilakukan di rumah pasien (Lerman D. & Eric B.L, 1993),
Sehingga home care dalam keperawatan merupakan layanan keperawatan di
rumah pasien yang telah melalui sejarah yang panjang
Menurut beberapa negara maju menemukan konsep yang baru, tapi telah
dikembangkan oleh William Rathbon sejak tahun 1859 yang dia namakan
perawatan di rumah dalam bentuk kunjungan tenaga keperawatan ke rumah
untuk mengobati klien yang sakit dan tidak bersedia dirawat di rumah sakit.
Konsep / Model Teori Keperawatan Yang Mendukung Home Care
Landasan Hukum :
a. UU Kes.No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan
b. PP No. 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah.
c. UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
d. UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
e. Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang regestrasi dan praktik perawat
f. Kepmenkes No. 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas
g. Kepmenkes No. 279 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan Perkesmas.
h. SK Menpan No. 94/KEP/M. PAN/11/2001 tentang jabatan fungsonal perawat.
i. PP No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
j. Permenkes No. 920 tahun 1986 tentang pelayan medik swasta
Skill Dasar Yang Harus Dikuasai Perawat
Home Care SK Dirjen YAN MED NO HK. 00.06.5.1.311 menyebutkan ada 23
tindakan keperawatan mandiri yang bias dilakukan oleh perawat home care
antara lain ;
1) vital sign
2) memasang nasogastric tube
3) memasang selang susu besar
4) memasang cateter
5) penggantian tube pernafasan
6) merawat luka decubitus
7) Suction
8) memasang peralatan O2
9) penyuntikan (IV,IM, IC,SC)
10) Pemasangan infus maupun obat
11) Pengambilan preparat
12) Pemberian huknah/laksatif
13) Kebersihan diri
14) Latihan dalam rangka rehabilitasi medis
15) Tranpostasi klien untuk pelaksanaan pemeriksaan diagnostic
16) Penkes
17) Konseling kasus terminal
18) Konsultasi/telepon
19) Fasilitasi ke dokter rujukan
20) Menyiapkan menu makanan
21) Membersihkan Tempat tidur pasien
22) Fasilitasi kegiatan sosial pasien
23) Fasilitasi perbaikan sarana klien
Perizinan dan Akreditasi Home Care
Perizinan yang menyangkut operasional pengelolaan pelayanan kesehatan rumah dan
praktik yang dilaksanakan oleh tenaga profesional dan non professional diatur sesuai
dengan peraturan yang ditetapkan, baik oleh pemerintah pusatmaupun pemerintah
daerah.
Standar penilaian akreditasi khusus home care yang dikeluarkan oleh KomiteJoint
Commission International (JCI) ini merupakan standar penilaian penerapanhome care
berfokus pada pasien. Penilaian tersebut meliputi keselamatan pasien,akses dan
asesmen pasien, hak dan tanggung jawab pasien, perawatan pasien dankontinuitas
pelayanan, manajemen obat pasien, serta pendidikan pasien dankeluarga.Perawat yang
memiliki peran advokasi bertanggung jawab dalammempertahankan keamanan pasien,
mencegah terjadinya kecelakaan dan melindungi pasien dari kemungkinan efek yang
tidak diinginkan.
Kebijakan Home Care di Indonesia
Perawat dalam melakukan praktek harus sesuai dengan kewenangan yang
diberikan berdasarkan pendidikan dan pengalaman serta dalam memberikan
pelayanan berkewajiban mematuhi standar praktek.Perawat dalam menjalankan
praktek harus membantu program pemerintah dalam meningkatkan derajat
kesehatan masyrakat .Perawat dalam menjalankan praktek keperawatan harus
senantiasa meningkatkan mutu pelayanan profesinya,dengan mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan dan
pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya,baik diselenggarakan oleh pemerintah
maupun organisasi profesi dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa
seseorang/pasien,perawat berwenang untuk melakukan pelayanan kesehtan
diluar kewenangan.Pelayanan dalam keadaan Darurat ditujukan untuk
penyelamatan jiwa.Perawat yang menjalankan praktik perorangan tidak
diperbolehkan memasang papan praktek.Perawat yang memiliki SIPP dapat
melakukan asuhan keperawatan dalam bentuk kunjungan rumah
Perawat dalam menjalankan praktik perorangan sekurang-kurang nya memenuhi
persyaratan,yang sesuai dengan standar perlengkapan asuhan keperawatan
yang ditetapkan oleh organiasi profesi :
1.Memiliki tempat praktik yang memenuhi syarat kesehatan
2.Memiliki perlengkapan untuk tindakan asuhan
3.Keperawatan maupun kunjuangan rumah
4.Memiliki perlengkapan administrasi yang meliputi buku catatan
kunjungan,formulir catatan tundakan asuhan keperawatan,serta formulir rujukan.
Kepercayaan dan Budaya dalam Home Care
Perawat saat bekerja sama dengan keluarga harus melakukan komunikasi secara
alamiah agar mendapat gambaran budaya keluarga yang sesungguhnya.Hal ini
terkait dengan sistem nilai kepercayaan yang mendasari interaksi dalam pola asuh
keluarga.Praktik mempertahankan kesehatan atau menyembuhkan anggota
keluarga dari gangguan kesehatan dapat didasarkan pada kepercayaan yang
dianut.Pemahaman yang benar pada diri perawat mengenai budaya klien,baik
individu,keluarga,kelompok,maupun masyrakat,dapat mencegah terjadinya
culture,shock maupun culture imposition
Hak-hak klien dalam pelayan Home Care
Klien mempunyai hak untuk diberi informasi secara tertulis sebelum pengobatan
diberikan.Klien dan petugas mempunyai hak dan kewajiban untuk saling
menghargai dan menghormati. Petugas dilarang menerima pemberian pribadi
maupun meminjam sesuatu dari klien.