MAKALAH
Oleh
JURUSAN KEPERAWATAN
D4 KEPERAWATAN
OKTOBER 2019
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Tujuan dari makalah ini adalah :
PENDAHULUAN
Merupakan tingkah laku yang diharapkan oleh orang lain terhadap seseorang sesuai
dengan kedudukan dalam system, di mana dapat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik
dari profesi perawat maupun dariluar profesi keperawatan yang bersipat konstan. Peran
perawat menurut konsorsium ilmu kesehatan tahun 1989 terdiri dari :
A. Pemberi Asuhan Keperawatan
Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat dengan
memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian
pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat
ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan
yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi
tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang
sederhana sampai dengan kompleks.
B. Advokat Klien
Peran ini dilakukan perawat dalam membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan berbagai informasi dari pemberi pelayanan atau informasi lain
khusunya dalam pengambilan persetujuan atas tindakan keperawatan yang diberikan
kepada pasien, juga dapat berperan mempertahankan dan melindungi hak-hak pasien
yang meliputi hak atas pelayanan sebaik-baiknya, hak atas informasi tentang
penyakitnya, hak atas privasi, hak untuk menntukan nasibnya sendiri dan hak untuk
menerima ganti rugi akibat kelalaian.
C. Edukator
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan tingkat
pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bhkan tindakan yang diberikankan, sehingga
terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan pendidikan kesehatan.
D. Koordinator
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta
mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga pemberian pelayanan
kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan kebutuan klien.
E. Kolaborator
Peran perawat disini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan
yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi dan lain-lain dengan berupaya
mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diperlukan termasuk diskusi atau tukar
pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
F. Konsultan
Peran disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap masalah atau tindakan
keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran ini dilakukan atas permintaan klien
terhadap informasi tentang tujuan pelayanan keperawatan yang diberikan.
G. Peneliti / Pembaharu
Peran sebagai pembaharu dapat dilakukan dengan mengadakan perencanaan,
kerjasama, perubahan yang sistematis dan terarah sesuai dengan metode pemberian
pelayanan keperawatan.
Tugas perawat dalam menjalankan peran nya sebagai pemberi asuhan keperawatan
ini dapat dilaksanakan sesuai dengan tahapan dalam proses keperawatan. Tugas
perawat ini disepakati dalam lokakarya tahun 1983 yang berdasarkan fungsi perawat
dalam memberikan asuhan keperawatan adalah:
1. Mengumpulkan Data
2. Menganalisis dan mengintrepetasi data
3. Mengembangkan rencana tindakan keperawatan
4. Menggunakan dan menerapkan konsep-konsep dan prinsip-prinsip ilmu perilaku,
sosial budaya, ilmu biomedik dalam melaksanakan asuhan keperawatan dalam
rangka memenuhi KDM.
5. Menentukan kriteria yang dapat diukur dalam menilai rencana keperawatan
6. Menilai tingkat pencapaian tujuan.
7. Mengidentifikasi perubahan-perubahan yang diperlukan
8. Mengevaluasi data permasalahan keperawatan.
9. Mencatat data dalam proses keperawatan
10. Menggunakan catatan klien untuk memonitor kualitas asuhan keperawatan
Pada masa pemerintahan kolonial Belanda, perawat berasal dari penduduk pribumi
yang disebut Velpeger dengan dibantu Zieken Oppaser sebagai penjaga orang sakit.
D. Zaman Kemerdekaan
TINJAUAN KASUS
Medication error dapat terjadi dimana saja dalam rantai pelayanan obat kepada
pasien, mulai dari industri, dalam peresepan, pembacaan resep, peracikan, penyerahan,
dan monitoring pasien. Di dalam setiap mata rantai ada beberapa tindakan, setiap
tindakan mempunyai potensi sebagai sumber kesalahan (Purba, Soleha, & Sari, 2007).
tindakan secara tepat. Padahal dapat saja keluhan pasien menjadi data yang dapat
dipergunakan dalam menentukan masalah pasien dengan tepat (Kozier dalam
Manurung, 1991).
3. Kesalahan identifikasi klien
Kemungkinan terjadi pada situasi rumah sakit yang cukup sibuk, sehinngga
kondisi pasien yang tidak dapat dilayani secara rinci. (Kozier dalam Manurung, 1991).
Contoh umum yang biasa terjadi yaitu perawat yang salah terhadap identitas pasien,
hal ini bisa terjadi saat perawat tidak melihat terlebih dahulu gelang identitas yang ada
pada pergelangan pasien.
4. Kelalaian saat operasi
Contoh yang sering terjadi yaitu masih banyak dijumpai beberapa kejadian
seperti barang nyangkut habis operasi, tertinggalnya benda asing di tubuh pasien,
jarum patah, dan ponsel yang menangani operasi jatuh dan masuk ke perut pasien tanpa
disadari.
5. Kelalaian terhadap keamanan dan keselamatan pasien
Banyak ditemukan kasus pasien yang jatuh dari tempat tidur yang
sesungguhnya dapat dicegah dengan memperhatikan keamanan tempat tidur pasien,
karena ada beberapa rumah sakit yang memasang alat-alat khusus untuk mencegah
pasien jatuh dari tempat tidur.
Adapun masalah yaitu : perawat Salah Berikan Cairan Infus, Pasien Berusia 65
Tahun Ini Meninggal
Pemberian infus biasanya dilakukan agar kebutuhan cairan pasien tetap terpenuhi
meskipun sedang dalam perawatan rumah sakit. Namun tidak bagi Wang Huali (65),
setelah diberikan cairan infus yang salah oleh perawat, ia justru meninggal dunia.
Menurut laporan setempat, Wang Huali yang berasal dari Henan, China, ini meninggal
akibat reaksi buruk pada tubuhnya setelah menerima sebotol infus atau intravenous drip
(IV) dari seorang perawat.
Seperti dikutip dari Asia One, Rabu (2/10/2013), Wang Huali diketahui baru
menjalani operasi di Tiantan Hospital. Putri sulungnya, Wang Yun, mengatakan bahwa 12
hari pasca operasi, ayahnya telah menunjukkan tanda-tanda pemulihan yang baik di rumah
sakit.
Sampai suatu hari seorang perawat datang dan melakukan penggantian botol infus seperti
biasa. Dari 2 botol infus sebelumnya, Wang Huali sama sekali tidak menunjukkan adanya
efek samping. Namun ketika botol ketiga diberikan, tangan Wang Huali mulai berubah
menjadi ungu dalam waktu kurang dari 5 menit. Kaget melihat perubahan pada ayahnya,
Wang Yun kemudian memanggil dokter.
Dokter segera memulai upaya penyelamatan darurat. Namun kemudian dokter
mengatakan kepada keluarga bahwa Wang Huali tidak dapat diresusitasi akibat emboli
paru. Emboli paru merupakan kondisi di mana terdapat penyumbatan pada arteri utama
paru-paru atau salah satu cabangnya oleh suatu zat. Namun zat tersebut dipastikan datang
tidak dari paru-paru, melainkan dari tempat lain di tubuhnya.
Keluarga yang sedang berduka kemudian pulang. Namun dalam perjalanan pulang,
salah seorang anggota keluarga menemukan sebuah botol infus yang masih melekat pada
tubuh Wang Huali dan memiliki nama pasien lain di labelnya. Bingung atas penemuan
tersebut, mereka kemudian kembali ke rumah sakit untuk meminta penjelasan.
Setelah dilakukan pemeriksaan oleh staf, kepala perawat mengakui bahwa seorang perawat
di bangsal tersebut secara tak sengaja salah memberikan cairan infus pada Wang Huali.
Hingga kini masih kasus ini masih diperiksa kembali.
Contoh kasus di atas, salah satu bentuk kelalaian perawat terhadap pasien.
Pemberian infus biasanya dilakukan agar kebutuhan cairan pasien tetap terpenuhi meskipun
sedang dalam perawatan rumah sakit. Seharusnya perawat memberikan rasa nyaman dan
aman kepada pasien, berbeda dengan pasien Wang Huali (65 tahun) yang setelah
diberikan cairan infus justru meninggal dunia.
Pada kasus diatas, menunjukkan bahwa perawat dalam hal ini salah memberikan
cairan infus terhadap pasien. Hal tersebut dapat terjadi karena beberapa hal. Satu, perawaat
tidak mengecek gelang identitas yang ada pada pergelangan tangan pasien sehingga bisa
memberikan cairan infus pada pasien yang seharusnya tidak diberikan cairan infus tersebut.
Kedua, kurangnya komunikasi dengan tenaga medis lain, perawat tersebut tudak
menjalankan perannya sebagai kolaborator yaitu perawat bekerja melalui tim kesehatan
yang terdiri dari dokter dll, berupaya mengindetifikasi pelayanan keperawatan yang
diperlukan termasu diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan pelayanan selanjutnya.
Bila dilihat dari hubungan perawat-pasien terlihat bentuk pelayanan praktek
keperawatan. Pada praktek keperawatan, perawat dituntut untuk bertanggung jawab, baik
etik, disiplin dan hukum. Pada dasarnya dalam melakukan praktek keprawatan, perawat
harus memperhatikan beberapa hal yaitu: Otonomi (Autonomy), berbuat baik
(Beneficience), keadilan (Justice), tidak merugikan (Nonmaleficince), kebebasan
(Freedom), kejujuran (Veracity), menepati janji (Fidelty), kerahasiaan (Confidentially),
Akuntabilitas (Accountability).
Kelalaian diatas dapat dilihat dari segi etik dan hukum. Apabila dari segi etik,
penyelesaiannya dapat diserahkan oleh profesinya sendiri yang ada di organisasi profesi,
dan bila penyelesaiannya dari segi hukum harus diliat termasuk dalam pelanggaran apa dan
ini membutuhkan pakar dalam bidang hukum atau pihak yang berkompeten dalam bidang
hukum.
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun di
luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Perawat
memiliki peran, fungsi, dan tugas dalam menjalani profesinya. Peran, fungsi, dan tugas ini
seharusnya dipahami oleh para perawat dan calon perawat agar pemberian layanan
kesehatan dapat berjalan sesuai yang diharapkan. Selain itu, hal ini juga diharapkan dapat
meminimalisir terjadinya tumpang tindih tugas antar petugas layanan kesehatan dan
terjadinya tanggung gugat.
B. Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggungjawabkan. Maka dari itu penulis mengharapkan
kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan di atas.
DAFTAR PUSTAKA
https://endripku.wordpress.com/2017/08/17/peran-fungsi-dan-tugas-perawat/
http://perawat77.blogspot.com/2010/05/definisi-peran-fungsi-dan-tugas-
perawat.html
Purba, A. V., Soleha, M., & Sari, I. D. (2007). Kesalahan dalam pelayanan obat
(medication error) dan usaha pencegahannya. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan,
10(1 Jan).
https://health.detik.com/true-story/d-2375058/perawat-salah-berikan-cairan-
infus-pasien-berusia-65-tahun-ini-meninggal