Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Saat ini dunia keperawatan semakin berkembang. Perawat dianggap
sebagai salah satu profesi kesehatan yang harus dilibatkan dalam pencapaian
tujuan pembangunan kesehatan baik di dunia maupun di Indonesia.
Seiring dengan berjalannya waktu dan bertambahnya kebutuhan pelayanan
kesehatan menuntut perawat saat ini memiliki pengetahuan dan keterampilan
di berbagai bidang. Saat ini perawat memiliki peran yang lebih luas dengan
penekanan pada peningkatan kesehatan dan pencegahan penyakit, juga
memandang klien secara komprehensif. Perawat menjalankan fungsi dalam
kaitannya dengan berbagai peran pemberi perawatan, pembuat keputusan
klinik dan etika, pelindung dan advokat bagi klien, manajer kasus,
rehabilitator, komunikator dan pendidik.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana peran perawat dalam layanan kesehatan?
2. Apa fungsi dan tugas perawat dalam layanan kesehatan?
3. Apa pengertian perawat dan Asuhan Keperawatan?
4. Apa dasar hukum perawat?
5. Apa pengertian layanan kesehatan?
6. Peran fungsi perawat dalam layanan puskesmas dan kriteria perawat
7. Peran fungsi perawat dalam layanan RS tipe B dan kriteria perawat
8. Peran fungsi perawat dalam layanan RS tipe A dan kriteria perawat

1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, tujuan dari penulisan makalah ini
adalah:
1. Mengetahui peran perawat dalam layanan kesehatan.
2. Mengetahui fungsi dan tugas perawat dalam layanan kesehatan.

1
3. Mengetahui pengertian perawat dan asuhan keperawatan.
4. Mengetahui dasar hukum keperawatan.
5. Mengetahui pengertian layanan kesehatan.
6. Mengetahui peran fungsi perawat dalam layanan puskesmas dan kriteria
perawat
7. Mengetahui peran fungsi perawat dalam layanan RS tipe C dan kriteria
perawat
8. Mengetahui peran fungsi perawat dalam layanan RS tipe B dan kriteria
perawat
9. Mengetahui peran fungsi perawat dalam layanan RS tipe A dan kriteria
perawat

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Peran Perawat dalam Layanan Kesehatan

a. Care Giver (Pelaksana)


Peran ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan
kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan
keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat
ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan
dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar
manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pada peran
ini perawat diharapkan mampu:
1. Memberikan pelayanan keperawatan kepada individu, keluarga,
kelompok atau masyarakat sesuai diagnosis masalah yang terjadi mulai
dari masalah yang bersifat sederhana sampai pada masalah yang
kompleks.
2. Memperhatikan individu dalam konteks sesuai kehidupan klien,
perawat harus memperhatikan klien berdasarkan kebutuhan signifikan
dari klien.
3. Perawat menggunakan proses keperawatan untuk mengidentifikasi
diagnosis keperawatan mulai dari masalah fisik sampai pada masalah
psikologis.

b. Teacher (Pendidik)
Peran ini dilakukan dengan membantu klien dalam meningkatkan
tingkat pengetahuan kesehatan, gejala penyakit bahkan tindakan yang
diberikan sehingga terjadi perubahan perilaku dari klien setelah dilakukan
pendidikan kesehatan.
c. Counselor (tempat kosultasi)
Peran perawat disini adalah sebagai tempat konsultasi terhadap
masalah atau tindakan keperawatan yang tepat untuk diberikan. Peran

3
inidilakukan atas permintaan klien terhadap informasi tentang tujuan
pelayanan keperawatan yang diberikan.

d. Coordinator (koordinator)
Peran ini dilaksanakan dengan mengarahkan, merencanakan serta
mengorganisasi pelayanan kesehatan dari tim kesehatan sehingga
pemberian pelayanan kesehatan dapat terarah serta sesuai dengan
kebutuhan klien. Tujuan Perawat sebagai coordinator adalah :
1. Untuk memenuhi asuhan kesehatan secara efektif, efisien dan
menguntungkan klien.
2. Pengaturan waktu dan seluruh aktifitas atau penanganan pada klien.
3. Menggunakan keterampilan perawat untuk :
4. Merencanakan - Mengorganisasikan - Mengarahkan - Mengontrol

e. Leader (Pemimpin)
Kepemimpinan dalam keperawatan menuntut seorang perawat agar
memiliki peran sebagai pemimpin formal atau informal dimana ia dikenal
memiliki keahlian dalam praktik keperawatan, memberikan asuhan
keperawatan prima, dipercaya oleh rekan sejawat dan memberikan harapan
bagi yang lainnya, serta dapat menjelaskan visi dan misinya sebagai
tenaga keperawatan.
Perawat yang memiliki kepemimpinan juga harus dapat
mengkondisikan lingkungan kerja yang kondusif dan dinamis serta
merencanakan pengembangan karier perawat yang jelas dengan cara aktif
memberikan dukungan untuk pengembangan diri perawat. Seorang
pemimpin juga harus dapat memotivasi perawat menjadi pekerja yang ulet,
dan mempunyai pandangan ke depan sehingga meningkatkan
profesionalisme mereka. Dalam perkembangan sistem kesehatan yang
progresif, investasi pada pengembangan kepemimpinan akan memberikan
hasil (return) yang signifikan pada pengembangan organisasi yang efektif.
(Palestin: 2006).

4
f. Role Model (Contoh)
Peran perawat sebagai role model adalah segala perilaku yang
ditampilkan perawat semestinya dapat dijadikan panutan, panutan ini
digunakan pada semua tingkat pencegahan terutama perilaku hidup bersih
dan sehat, menampilkan profesionalisme dalam bekerja.
g. Administrator
Perawat sebagai administrator berfungsi untuk pengaturan dana,
tenaga kerja, program perencanaan strategi dan pelayanan, evaluasi
pegawai dan pengembangan pegawai (Joe: 2009).
h. Decision Maker (Pembuat Keputusan)
Peran perawat sebagai pembuat keputusan adalah untuk
memberikan perawatan yang efektif, perawat menggunakan keahliannya
berpikir kritis melalui proses keperawatan. Sebelum mengambil tindakan
keperawatan, baik dalam pengkajian kondisi pasien, pemberian perawatan
dan mengevaluasi hasil, perawat menyusun rencana tindakan dengan
menetapkan pendekatan terbaik bagi tiap klien. Perawat membuat
keputusan itu sendiri atau berkolaborasi dengan klien, keluarga dan
berkonsultasi dengan profesi kesehatan yang lainnya (Palestin: 2006)
i. Protector
Pada peran ini perawat lebih terfokus pada kemampuan perawat
melindungi dan menjamin agar hak dan kewajiban klien terlaksana dengan
seimbang dalam memperoleh asuhan keperawatan.
j. Client Advocate
Peran perawat sebagai client advocat yaitu:
 Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam
menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan
dan dalam memberikan informasi lain yang diperlukan untuk
mengambil persetujuan (inform concern) atas tindakan
keperawatan yang diberikan kepadanya.
 Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan
karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan

5
berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan. Perawat adalah
anggota tim kesehatan yang paling lama kontak dengan klien,
sehingga diharapkan perawat harus mampu membela hak-hak
klien.
 Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien.
Pembelaan termasuk didalamnya peningkatan apa yang terbaik
untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi
hak-hak klien (Disparty, 1998 :140).
Hak-Hak Klien antara lain :
a) Hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya
b) Hak atas informasi tentang penyakitnya
c) Hak atas privacy
d) Hak untuk menentukan nasibnya sendiri
e) Hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian tindakan.
Hak-Hak Tenaga Kesehatan antara lain :
a) Hak atas informasi yang benar
b) Hak untuk bekerja sesuai standart
c) Hak untuk mengakhiri hubungan dengan klien
d) Hak untuk menolak tindakan yang kurang cocok
e) Hak atas rahasia pribadi
f) Hak atas balas jasa

k. Manager
Menerapkan keterampilan manajemen dalam keperawatan klien
secara menyeluruh. Dalam hal ini perawat mempunyai peran dan tanggung
jawab dalam mengelola pelayanan maupun pendidikan keperawatan yang
berada di bawah tanggung jawabnya sesuai dengan konsep yaitu :
1. Tingkat atas / top manajer
2. Tingkat menengah / middle manajer
3. Tingkat dasar / Supper pacial manajer

6
l. Rehabilitator
Peran perawat sebagai rehabilitator yaitu mengajar dan
melaksanakan keperawatan bila tindakan peningkatan kesehatan,
pencegahan, penyembuhan dan pengobatan tidak berhasil.

2.2 Fungsi dan Tugas Perawat dalam Layanan Kesehatan


1. Fungsi Independen

Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana
perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan
sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar
manusia seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis (pemenuhan kebutuhan
oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit, pemenhuan kebutuhan
nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktivitas, dan lain-lain), pemenuhan kebutuhan
keamanan dan kenyamanan, pemenuhan kebutuhan cinta mencintai, pemenuhan
kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.

2. Fungsi Dependen

Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan


atau instruksi dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang
diberikan. Hal ini biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat
umum, atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.

3. Fungsi Interdependen

Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang ber sifat saling
ketergantungan di antara tim satu dengan lainya fungsi ini dapat terjadi apa bila
bentuk pelayanan membutuhkan kerjasama tim dalam pemberian pelayanan
seperti dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderaita yang mempunyai
penyskit kompleks keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja
melainkan juga dari dokter ataupun lainya, seperti dokter dalam memberikan

7
tanda pengobatan bekerjasama dengan perawat dalam pemantauan reaksi obat
yang telah di berikan.

Tugas Perawat dalam Layanan Kesehatan

Tugas seorang perawat adalah menjalankan perannya sebagai seorang


perawat yang memberikan perawatan sesuai dengan tahapan proses
keperawatan. Berikut ini uraian tugas perawat :
1. Pelaksana Keperawatan
Seorang perawat bertugas memberikan pelayanan keperawatan
kepada individu, keluarga, kelompok atau masyarakat mulai dari yang
sederhana sampai yang kompleks sesuai dengan diagnosa masalah yang
terjadi.
2. Pengelola (Administrator)
Tugas seorang perawat sebagai administrator yang dimaksud di
sini adalah perawat sebagai tenaga kesehatan yang spesifik dalam sistem
pelayanan kesehatan tetap bersatu dengan profesi lain dalam pelayanan
kesehatan yang dapat mengatur, merancanankan, melaksanakan dan
menilai tindakan yang diberikan kepada pasien. Karena perawat sebagai
anggota profesional yang paling lama bertemu dengan pasien, maka
perawat harus mengatur ,merencanakan dan melaksanakan berbagai
alternatif penanganan keperawatan yang harus diterima oleh pasien.
3. Pendidik
Tugas perawat sebagai pendidik, yaitu membantu pasien
mempertinggi pengetahuan dalam upaya meningkatkan kesehatan, gejala
penyakit sesuai kondisi dan tindakan spesifik yang dilakukan kepada
pasien, keluarga dan team kesehatan lainnya baik secara spontan (saat
interaksi) maupun formal (disiapkan).
4. Peneliti
Tugas seorang perawat sebagai peneliti disini adalah bahwa
seorang perawat bertugas melakukan evaluasi, mengukur kemampuan,

8
menilai dan mempertimbangkan sejauh mana efektifitas tindakan yang
telah diberikan kepada pasien. Seorang perawat diharapkan dapat menjadi
inovator dalam ilmu keperawatan agar dapat mengembangkan ilmu
keperawatan dan meningkatkan praktek profesi keperawatan.

Dari uraian tugas perawat di atas, dapat kita simpulkan tugas pokok
perawat dalam menjalankan profesinya. Berikut ini tugas pokok perawat:
a. Mengumpulkan, mengalisis dan mengintrepetasi data
b. Mengembangkan rencana tindakan keperawatan
c. Melaksanakan asuhan keperawatan sesuai dengan konsep-konsep dan
prinsip-prinsip ilmu perilaku, sosial budaya, ilmu biomedik
d. Mengevaluasi data permasalahan keperawatanMencatat data dalam
proses keperawatan
e. Menggunakan catatan pasien untuk memonitor kualitas asuhan
keperawatan
f. Mengidentifikasi masalah-masalah penelitian dibidang keperawatan
g. Menerapkan hasil penelitian dalam praktek keperawatan
h. Merencanakan, membuat dan mengevaluasi penyuluhan kesehatan
i. Ikut serta dalam pelayanan kesehatan kepada individu, keluarga, dan
kelompok.

2.3 Pengertian Perawat

Perawat adalah orang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam
maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

2.4 Dasar Hukum Keperawatan

Manusia sebagai makhluk sosial yang selalu senantiasa berhubungan


dengan manusia lain dalam masyarakat, senantiasa diatur diantaranya norma
agama, norma etik dan norma hukum. Ketiga norma tersebut, khususnya norma
hukum dibutuhkan untuk menciptakan ketertiban di dalam masyarakat.

A. Undang-Undang No. 23 tahun 1992 tentang Kesehatan

9
1. BAB I Ketentuan Umum, Pasal 1 Ayat 3

Tenaga Kesehatan adalah setiap orang yang mengabdikan diri dalam


bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan dan atau keterampilan melalui
pendidikan di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan untuk melakukan upaya kesehatan.

2. Pasal 1 Ayat 4

Sarana Kesehatan adalah tempat yang dipergunakan untuk menyelenggarakan


upaya kesehatan.

B. Keputusan Menteri kesehatan Republik Indonesia Nomor:

1239/MENKES/SK/XI/2001 tentang Registrasi dan Praktek Perawat


(sebagai revisi dari SK No. 647/MENKES/SK/IV/2000)

1. BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 :

Dalam Keputusan Menteri ini yang dimaksud dengan :

1. Perawat adalah orang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam
maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
yang berlaku.

2. Surat Izin Perawat selanjutnya disebut SIP adalah bukti tertulis pemberian
kewenangan untuk menjalankan pekerjaan keperawatan di seluruh Indonesia
(garis bawah saya).

3. Surat Ijin Kerja selanjutnya disebut SIK adalah bukti tertulis untuk
menjalankan pekerjaan keperawatan di seluruh wilayah Indonesia (garis bawah
saya).

ketentuan Pidana yang diatur dalam Pasal 359, 360, 351, 338 bahkan bisa juga
dikenakan pasal 340 KUHP. Salah satu contohnya adalah pelanggaran yang
menyangkut Pasal 32 Ayat (4) Undang-Undang No. 23 tahun 1992 tentang
Kesehatan. Dalam ketentuan tersebut diatur mengenai pelaksanaan pengobatan
dan atau perawatan berdasarkan ilmu kedokteran atau ilmu keperawatan hanya
dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai keahlian dan

10
kewenangan untuk itu. Pelanggaran atas pasal tersebut dapat dikenakan sanksi
pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 82 ayat (1a) Undang-Undang No. 23
tahun 1992 tentang Kesehatan :

“barang siapa yang tanpa keahlian dan kewenagan dengan sengaja : melakukan
pengobatan dan atau perawatan sebagaimana dimaksud pasal 32 ayat (4), dipidana
dengan pidana penjara paling lama 5 (lima) tahun atau pidana denda paling
banyak Rp. 100.000.000,00 (seratus juta rupiah).”

perorangan/berkelompok (garis bawah saya).

5. Standar Profesi adalah pedoman yang harus dipergunakan sebagai petunjuk


dalam menjalankan profesi secara baik

BAB III Perizinan, Pasal 8 :

1. Perawat dapat melaksanakan praktek keperawatan pada sarana pelayanan


kesehatan, praktek perorangan/atau berkelompok.

2. Perawat yang melaksanakan praktek keperawatan pada sarana pelayanan


kesehatan harus memiliki SIK (garis bawah saya).

3. Perawat yang melakukan praktek perorangan/berkelompok harus memiliki


SIPP (garis bawah saya).

Pasal 9 Ayat 1

SIK sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 Ayat 2 diperoleh dengan mengajukan


permohonan kepada kepala dinas kesehatan kabupaten/kota setempat.

Pasal 10

SIK hanya berlaku pada 1 (satu) sarana pelayanan kesehatan.

Pasal 12

(1).SIPP sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 ayat (3) diperoleh dengan


mengajukan permohonan kepada Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
setempat.

11
4. Surat Ijin Praktek Perawat selanjutnya disebut SIPP adalah bukti tertulis yang
diberikan perawat untuk menjalankan praktek perawat

(2).SIPP hanya diberikan kepada perawat yang memiliki pendidikan ahli madya
keperawatan atau memiliki pendidikan keperawatan dengan kompetensi yang
lebih tinggi.

Pasal 13

Rekomendasi untuk mendapatkan SIK dan/atau SIPP dilakukan melalui penilaian


kemampuan keilmuan dan keterampilan bidang keperawatan, kepatuhan terhadap
kode etik profesi serta kesanggupan melakukan praktek keperawatan.

Pasal 15

Perawat dalam melaksanakan praktek keperawatan berwenang untuk :

a. melaksanakan asuhan keperawatan meliputi pengkajian, penetapan diagnosa


keperawatan, perencanaan, melaksanakan tindakan keperawatan dan evaluasi
keperawatan.

b. Tindakan keperawatan sebagaimana dimaksud pada butir a meliputi : intervensi


keperawatan, observasi keperawatan, pendidikan dan konseling kesehatan.

c. Dalam melaksanakan asuhan keperawatan sebagaimana dmaksud huruf a dan b


harus sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang ditetapkan organisasi
profesi.

d. Pelayanan tindakan medik hanya dapat dilakukan berdasarkan permintaan


tertulis dari dokter (garis bawah saya).

Pengecualian pasal 15 adalah pasal 20;

(1). Dalam keadaan darurat yang mengancam jiwa pasien/perorangan, perawat


berwenang untuk melakukan pelayanan kesehatan diluar kewenangan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 15.

(2). Pelayanan dalam keadaan darurat sebagaimana dimaksud dalam Ayat (1)
ditujukan untuk penyelamatan jiwa.

12
Pasal 21

(1).Perawat yang menjalankan praktek perorangan harus mencantumkan SIPP di


ruang prakteknya. (garis bawah saya).

(2).Perawat yang menjalankan praktek perorangan tidak diperbolehkan memasang


papan praktek (garis bawah saya).

Pasal 31

(1). Perawat yang telah mendapatkan SIK aatau SIPP dilarang :

a. menjalankan praktek selain ketentuan yang tercantum dalam izin tersebut.

b. melakukan perbuatan bertentangan dengan standar profesi.

(2). Bagi perawat yang memberikan pertolongan dalam keadaan darurat atau
menjalankan tugas di daerah terpencil yang tidak ada tenaga kesehatan lain,
dikecualikan dari larangan sebagaimana dimaksud pada Ayat (1) butir a.

Di dalam praktek apabila terjadi pelanggaraan praktek keperawatan, aparat


penegak hukum lebih cenderung mempergunakan Undang-Undang No. 23 tahun
1992 tentang Kesehatan dan ketentuan-

C. UU No. 9 tahun 1960, tentang pokok-pokok kesehatan

Bab II (tugas Pemerintah), pasal 10 antara lain menyebutkan bahwa


pemerintah mengatur kedudukan hukum, wewenang dan kesanggupan hukum.

D. UU No. 6 tahun 1963 tentang tenaga kesehatan

UU ini merupakan penjabaran dari UU No. 9 tahun 1960. UU ini


membedakan tenaga kesehatan sarjana dan bukan sarjana. Tenaga sarjana meliputi
dokter, doter gigi dan apoteker. Tenaga perawat termasuk dalam tenaga bukan
sarjana atau tenaga kesehatan dengan pendidikan rendah, termasuk bidan dan
asisten farmasi dimana dalam menjalankan tugas dibawah pengawasan dokter,
dokter gigi dan apoteker. Pada keadaan tertentu kepada tenaga pendidik rendah

13
dapat diberikaqn kewenangan terbats untuk menjalankan pekerjaannya tanpa
pengawasan langsung.

UU ini boleh dikatakan sudah using karena hanya mengklaripikasikan


tenaga kesehatan secara dikotomis (tenaga sarjana dan bukan sarjana). UU ini
juga tidak mengatur landasan hukum bagi tenaga kesehatan dalam menjalankan
pekerjaannya. Dalam UU ini juga belum tercantum berbagai jenis tenaga sarjana
keperawatan seperti sekarang ini dan perawat ditempatkan pada posisi yang secara
hukum tidak mempunyai tanggung jawab mandiri karena harus tergantung pada
tenaga kesehatan lainnya.

E. UU kesehatan No. 14 tahun 1964, tentang wajib keja paramedis

Pada pasal 2,ayat (3) dijelasakan bahwa tenaga kesehatan sarjana muda,
menengah dan rendah wqajib menjalankan wajib kerja pada pemerintah selama 3
tahun. Dalam pasal 3 dihelaskan bahwa selama bekerja pada pemerintah, tenaga
kesehatan yang dimaksut pada pasal 2 memiliki kedudukan sebagain pegawai
negeri sehingga peraturan-peraturan pegawai negeri juga diberlakukan
terhadapnya. UU ini untuk saat ini sudah tidak sesuai dengan kemampuan
pemerintah dalam mengangkat pegawai negeri. Penatalaksanaan wajib kerja juga
tidak jelas dalam UU tersebut sebagai contoh bagai mana sisitem rekruitmen
calon pesrta wajib kerja, apa sangsinya bila seseorang tidak menjalankaqn wajib
kerja dll. Yang perlu diperhatikan dalam UU ini,lagi posisi perawat dinyatakan
sebagai tenaga kerja pembantu bagi tenaga kesehatan akademis termasuk dokter,
sehingga dari aspek propesionalisasian, perawat rasanya masih jauh dari
kewenangan tanggung jawab terhadap pelayanannya sendiri.

F. SK Menkes No. 262/per/VII/1979 tahun 1979

Membedakan para medis menjadi dua golongan yaitu paramedic


keperawatan (termasuk bidan) dan paramedic non keperawata. Dari aspek hukum,
sartu hal yang perlu dicatat disini bahwa tenaga bidan tidak lagi terpisah tetapi
juga termasuk kategori tenaga keperawatan.

14
G.Permenkes. No. 363/ Menkes/ per/XX/1980 tahun 1980

Pemerintah membuat suatu pernyataan yang jelas perbedaan antara tenaga


keperawatan dan bidan. Bidan seperti halnya dokter, diizinkan mengadakan
praktik swasta, sedangkan tenaga keperawatan secara resmi tidak diizinkan.
Dokter dapat membuka praktik swasta untuk mengobati orang sakit dan bidan
dapat menolong persalinan dan pelayanan KB. Peraturan ini boleh dikatakan
kurang relevan atau adil bagi propesi keperawatan. Kita ketahuai Negara lain
perawat diizinkan membuka praktik swasta. Dalam bidang kuratif banyak perawat
harus menggantikan atau mengisi kekujrangan tenaga dokter untuk mengobati
penyakit terutam dipuskesmas- puskesmas tetapi secara hukum hal tersebut tidak
dilindungi terutama bagi perawat yang memperpanjang pelayanan dirumah. Bila
memang secara resmi tidak diakui, maka seharusnya perawat dibebaskan dari
pelayanan kuratif atau pengobatan untuk benar-benar melakuan nursing care.

H. SK Mentri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara No. 94/Menpan/


1986,tanggal 4 Nopember 1989, tentang jabatan fungsional tenaga keperawatan
dan system kredit poin.

Dalam system ini dijelaskan bahwa tenaga keperawatan dapat naik


jabatannya atau naik pangkatnya setiap 2 tahun bila memenuhi angka kredit
tertentu. Dalam SK ini, tenaga keperawatan yang dimaksud adalah : penyenang
kesehatan, yang sudah mencapai golongan II/a, Pengatur Rawat/ Perawat
Kesehatan/Bidan, Sarjana Muda/D III Keperawatan dan Sarjana/S I
Keperawatan.System ini menguntungkan perawat karena dapat naik pangkatnya
dan tidak tergantung kepada pangkat/ golongan atasannya.

2.5 Pengertian Layanan Kesehatan

Menurut Levey dan Loomba (1973), Pelayanan Kesehatan Adalah upaya


yang diselenggarakan sendiri/secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah, dan mencembuhkan
penyakit serta memulihkan kesehatan peroorangan, keluarga, kelompok, atau
masyarakat.definisi pelayanan kesehatan menurut Depkes RI (2009) adalah setiap

15
upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga,
kelompok dan atupun masyarakat.

2.6 Peran Fungsi Perawat Dalam Layanan Puskesmas dan Kriteria Perawat

Peran utama dari perawat kesehatan masyarakat adalah memberikan


asuhan keperawatan pada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat baik yang
sehat maupun yang sakit atau yang mempunyai masalah kesehatan/keperawatan
apakah itu dirumah, sekolah, panti, dan sebagainya sesuai kebutuhan.

Dalam melaksanakan perawatan kesehatan masyarakat, perawat idealnya


memiliki enam peran, yaitu:

1. Pemberi asuhan keperawatan (care provider)


Peran perawat pelaksana (care provider) bertugas untuk
memberikan pelayanan berupa asuhan keperawatan secara langsung
kepada klien (individu, keluarga, maupun komunitas) sesuai dengan
kewenangannya. Asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat dengan
memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia melalui pemberian
pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan,
sehingga masalah yang muncul dapat ditentukan diagnosis
keperawatannya, perencanaannya, dan dilakukan tindakan yang tepat
sesuai dengan tingkat kebutuhan yang dialaminya, kemudian dapat
dievaluasi tingkat perkembangannya.
Asuhan keperawatan yang diberikan melalui hal yang sederhana
sampai dengan masalah yang kompleks. Peran sebagai care provider
menuntut perawat untuk memberi kenyamanan dan rasa aman bagi klien,
melindungi hak dan kewajiban klien agar tetap terlaksana dengan
seimbang, memfasilitasi klien dengan anggota tim kesehatan lainnya, dan
berusaha mengembalikan kesehatan klien. Peran perawat sebagai pemberi
pelayanan kesehatan ditujukan kepada individu, keluarga, kelompok,

16
masyarakat berupa asuhan keperawatan masyarakat yang utuh (holistik)
serta berkesinambungan (komprehensif). Keperawatan yang diberikan
kepada klien/keluarga bisa diberikan secara langsung (direct care) maupun
secara tidak langsung (indirect care) pada berbagai tatanan kesehatanya itu
meliputi di Puskesmas, ruang rawat inap Puskesmas, Puskesmas
pembantu, Puskesmaskeliling, sekolah,panti, posyandu, keluarga
(rumahpasien/klien).

2. Peran sebagai penemu kasus


Perawat Puskesmas berperan dalam mendeteksi serta dalam
menemukan kasus serta melakukan penelusuran terjadinya penyakit.
Penemu kasus dapat dilakukan dengan jalan mencari langsung
kemasyarakat (active case finding) dan dapat pula didapat tidak
langsungya itu pada kunjungan pasien ke Puskesmas (passive case
finding).

3. Peran sebagai pendidik kesehatan

Peran sebagai pendidik kesehatan (educator) menuntut perawat


untuk memberikan pendidikan kesehatan kepada individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat baik setting dirumah, di Puskesmas, serta
dimasyarakat secara terorganisir dalam rangka menanamkan perilaku
sehat, sehingga terjadi perubahan perilaku seperti yang diharapkan dalam
mencapai tingkat kesehatan yang optimal. Perawat berperan sebagai
pendidik kesehatan harus mampu mengkaji kebutuhan klienya itu
individu, keluarga, kelompok masyarakat, pemulihan kesehatan dari suatu
penyakit menyusun program penyuluhan/pendidik kesehatan baik sehat
maupun sakit, sepertinutrisi, latihan olah raga, menajemenstres, penyakit
dan pengelolaan penyakit; memberikan informasi tepat untuk kesehatan
dan gaya hidup antara lain informasi yang tepat tentang penyakit,

17
pengobatan; serta menolong klien menyeleksi informasi kesehatan yang
bersumber dari buku-buku, koran, televisi atau teman.

4. Peran sebagai koordinator dan kolabolator


Peran koordinator perawat dilakukan dengan mengkoordinir
seluruh kegiatan upaya pelayanan kesehatan masyarakat dan Puskesmas
dalam mencapai tujuan kesehatan melalui kerjasama dengan tim kesehatan
lainnya, sehingga tercipta keterpaduan dalam sistem pelayanan kesehatan
Perawat melakukan koordinasi terhadap semua pelayanan kesehatan yang
diterima keluarga diberbagai program, dan bekerjasama (kolaborasi)
dengan tenaga kesehatan lain atau keluarga dalam perencanaan pelayanan
kesehatan serta sebagai penghubung dengan institusi pelayanan kesehatan
dan sektor terkait lainnya. Peran ini salah satu bentuk kerjasama antar
bidang kesehatan di Puskesmas.

5. Peran sebagai konselor


Perawat sebagai konselor melakukan konseling keperawatan
sebagai usaha memecahkan masalah secara efektif. Sebagai konselor,
perawat menjelaskan kepada klien konsep dan data-data tentang kesehatan,
mendemonstrasikan prosedur seperti aktivitas perawatan diri, menilai
apakah klien memahami hal-hal yang dijelaskan dan mengevaluasi
kemajuan dalam pembelajaran. Perawat menggunakan metode pengajaran
yang sesuai dengan kemampuan dan kebutuhan klien, serta melibatkan
sumber-sumber yang lain, misalnya keluarga dalam pengajaran yang
direncanakannya. Pemberian konseling dapat dilakukan di klinik,
Puskesmas, Puskesmas pembantu, rumah klien, posyandu, dan tatanan
pelayanan kesehatan lainnya dengan melibatkan individu, keluarga,
kelompok, dan masyarakat. Kegiatan yang dapat dilakukan perawat
Puskesmas antara lain menyediakan informasi, mendengar secara objektif,
memberi dukungan, memberi asuhan dan meyakinkan klien, menolong
klien mengidentifikasi masalah dan faktor-faktor terkait, memandu klien

18
menggali permasalahan, dan memilih pemecahan masalah yang
dikerjakan.

6. Peran sebagai panutan (role model)


Perawat Puskesmas harus dapat memberikan contoh yang baik
dalam bidang kesehatan pada individu, keluarga, kelompok, dan
masyarakat tentang bagaimana cara hidup yang sehat yang dapat ditiru dan
dicontoh oleh masyarakat. Perawat Puskesmas sebagai role model
diharapkan berperilaku hidup yang sehat, baik dalam tingkat pencegahan
yang pertama, kedua, maupun pencegahan ketiga yang dalam kehidupan
sehari-hari dapat menjadi contoh masyarakat. Kegiatan yang dapat
dilakukan perawat antara lain memberi contoh praktik menjaga tubuh yang
sehat baik fisik maupun mental makanan bergizi, menjaga berat badan,
olah raga secara teratur, tidak merokok, menyediakan waktu untuk
istirahat setiap hari, komunikasi efektif, dll.

2.7 Peran dan Fungsi Perawat Dalam Layanan Rumah Sakit Tipe B dan
Kriteria Perawat

Peran dan Fungsi Perawat dalam Layanan RS Tipe B

Pengelolaan kegiatan asuhan keperawatan dapat ditetapkan sesuai dengan


kebutuhan klien misalnya unit rawat anak memerlukan kegiatan asuhan yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan tumbuh kembangnya. Pengorganisasian
dapat diuraikan sebagai rangkaian aktifitas menyusun suatu kerangka kerja yang
menjadi wadah bagi semua kegiatan usaha kerja sama dengan cara menbagikan,
mengelompokkan pekerjaan yang harus dilakukan, menerpakan menjalin
hubungan kerja antar bagian dan menjalin hubunagan antar staf danatasan.

PENGORGANISASIAN KEGIATAN KEPERAWATAN DI RUANG RAWAT

Kepala ruangan bertanggung jawab untuk mengorganisasi kegiatan asuhan


keperawatan di unit kerjanya untuk mencapai tujuan pengorganisasian, pelayanan
keperawatan di ruangan meliputi :

19
1. Struktur Organisasi
Struktur organisai ruang rawat terdiri dari struktur bentuk dan
bagan.Berbagai struktur, bentuk dan bagan dapat digunakan tergantung pada
besarnya organisasi dan tujuan yang ingin dicapai. Ruang rawat sebagi wadah dan
pusat kegiatan pelayanan keperawatan perlu memiliki struktur organisasi tetapi
ruang rawat tidak termasuk dalam struktur organisasi raumah sakit bila dilihat dari
surat keputusan menteri Kesehatan no. 134 dan 135 tahun 1978. oleh karena itu
direktur rumah sakit perlu menerbitkan surat keputusan yang ngatur struktur
organisasiruang rawat.
Berdasarkan surat keputusan direktur tersebut dibuat struktur organisasi
ruang rawat untuk menggambarkan pola hubungan antar bagian atau staf atasan
baik vertikal maupun horizontal. Dapat juga dilihat posisi tiap bagian, wewenang
dan tanggung jawab serta tanggung gugat.Bentuk organisasi dapat pula
disesuaikan dengan pengelompokkan kegiatan atau sistem penugasan yang
digunakan.
2. Pengelompokkan Kegiatan
Setiap organisasi memiliki serangkaian tugas atau kegiatan yang harus
diselesaikan untuk mencapai tujuan.Kegiatan perlu dikumpulkan sesuai dengan
spesifikasi tertentu.Pengorganisasian kegiatan dilakukan untuk memudahkan
pembagian tugas pada perawat sesuai dengan pengetahuan dan keterampilan
dimiliki peserta sesuai dengan kebutuhan klien pengorganisasian tugas perawat ini
disebut metode penugasan.
Keperawatan diberikan karena ketidakmampuan, ketidaktahuan dan
ketidakmampuan klien dalam melakukan aktifitas untuk dirinya dalam upaya
mencapai derajat kesehatan yang optimal. Setiap kegiatan keperawatan diarahkan
kepada pencapaian tujuan dan merupakan tugas menejer keperawatan untuk selalu
mengkoordinasi, mengarahkan dan mengendalikan proses pencapaian tujuan
melalui interaksi, komunikasi, integrasi pekerjaan diantara staf keperawatan yang
terlibat.
Dalam upaya mecapai tujuan tersebut meneger keperawatan dalam hal ini
kepala ruangan bertanggung jawab mengorganisir tenaga keperawatan yang ada
dan kegiatan pelayanan keperawatan yang akan dilakukan sesuai dengan

20
kebutuhan klien, sehingga kepala ruangan perlu mengkatagorikan klien yang ada
diunit kerjanya. Menurut Kron (1987) kategori klien didasarkan atas : Tingkat
pelayanan keperawatan yang dibutuhkan klien, misalnya keperawatan mandiri,
minimal, sebagian, total atau intensif. Usia misalnya anak, dewasa, usia lanjut.
Diagnosa/masalah kesehatan yang dialami klien misalnya perawatan
bedah/ortopedi, kulit.Terapi yang dilakukan, misalnya rehabilitas,
kemoterapi.Dibeberapa rumah sakit ini pengelompokkan klien didasarkan atas
kombinasi kategori diatas.
Selanjutnya kepala ruangan bertanggung jawab menetapkan metode
penyusunan keperwatan apa yang tepat digunakan di unit kerjanya untuk
mencapai tujuan sesuai dengan jumlah katagori tenaga yang ada di ruangan serta
jumlah klien yang menjadi tanggung jawabnya.

MACAM – MACAM METODE PENUGASAN KEPERAWATAN

Berbagai metode penugasan keperawatan yang dapat digunakan dengan beberapa


keuntungan dan kerugian.

Metode tersebut antara lain :

1. Metode Fugsional
Yaitu pengorganisasian tugas pelayanan keperawatan yang didasarkan
kepada pembagian tugas menurut jenis pekerjaan yang dilakukan.Contoh :
Perawat A tugasnya menyuntik, perawat B tugasnya mengukur suhu badan klien.

Seorang perawat dapat melakukan dua jenis tugas atau lebih untuk semua
klien yang ada di unit tersebut.Kepala ruangan bertanggung jawab dalam
pembagian tugas tersebut dan menerima laporan tentang semua klien serta
menjawab semua pertanyaan tentang klien.

2. Metode alokasi klien/keperawatan total


Yaitu pengorganisasian pelayanan/asuhan keperawatan untuk satu atau
beberapa klien oleh satu orang perawat pada saat bertugas/jaga selama periode
waktu tertentu atau samapi klien pulang.Kepala ruangan bertanggung jawab

21
dalam pembagian tugas dan menerima semua laporan tentang pelayanan
keperawatan klien.

3. Metode tim keperawatan /keperawatan kelompok


Yaitu pengorganisasian pelayanan keperawatan oleh sekelompok klien dan
sekelompok klien. Kelompok ini dipimpin oleh perawat yang berijazah dan
berpengalaman serta memiliki pengetahuan dalam bidangnya (“registered nurse”).
Pembagian tugas di dalam kelompok dilakukan oleh pimpinan
kelompok/ketua grup.Selain itu ketua grup bertanggung jawab dalam
mengarahkan anggota grup/tim. Sebelum tugas dan menerima laporan kemajuan
pelayanan keperawatan klien serta membantu anggota tim dalam menyelesaikan
tugas apabila menjalani kesulitan Selanjutnya ketua grup yang melaporkan pada
kepala ruangan tentang kemajuan pelayanan/asuhan keperawatan terhadap klien.

4. Metode keperawatan primer/utama (Primary Nursing)

Yaitu pengorganisasian pelayanan/asuhan keperawatan yang dilakukan


oleh satu orang “registered nurse” sebagai perawat primer yang bertanggung
jawab dalam asuhan keperawatan selama 24 jam terhadap klien yang menjadi
tanggung jawabnya mulai dari masuk sampai pulang dari rumah sakit. Apabila
perawat primer/utama libur atau cuti tanggung jawab dalam asuhan keperawatan
klien diserahkan pada teman kerjanya yang satu level atau satu tingkat
pengalaman dan keterampilannya (associate nurse).

Sama dengan gabungan antara metode tim dan metode perawatan


primer.Semua metode di atas dapat digunakan sesuai dengan situasi dan kondisi
ruangan.Jumlah staf yang ada harus berimbang sesuai dengan yang telah dibahas
pembicara yang sebelumnya. Selain itu kategori pendidikan tenaga yang ada perlu
diperhatikan sesuai dengan kondisi ketenagaan yang ada saat ini di Indonesia
khususnya di rumah sakit Dr. Cipto Mangunkusumo metode tim lebih
memungkinkan untuk digunakan, selain itu menurut organisasi rumah sakit
Amerika bahwa dari hasil penelitian dinyatakan 33% rumah sakit menggunakan
metode Tim, 25% perawatan total/alokasi klien, 15% perawatan primer dan 12%

22
metode fungsional (Kron & Gray, 1987). Dengan demikian metode tim tepat
digunakan.

KONSEP MODEL KEPERAWATAN TIM

Model keperawatan tim sebaiknya dilakukan sesuai dengan memperhatikan


konsep-konsep berikut :

1. Ketua Tim sebaiknya perawat yang berpindidikan/berpengalaman, terampil dan


memiliki kemampuan kepemimpinan. Jika hanya seorang “registered nurse” yang
bertugas dia harus menjadi ketua tim. Ketua Tim juga harus mampu menentukan
prioritas kebutuhan asuhan keperawatan klien, merencanakan, melakukan
supervisi dan evaluasi pelayanan keperawatan.Selain itu harus mampu
memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan filosofi keperawatan. Uraian
tugas untuk ketua tim dan anggota tim harus jelas dan spesifik.

2. Komunikasi yang efektif diperlukan untuk kelanjutan asuhan


keperawatan.Dengan demikian pencatatan rencana keperawatan untuk tiap klien
harus selalu tepat waktu dan asuhan keperawatan selalu dinilai kembali untuk
validitasnya.

3. Ketua tim harus menggunakan semua teknik manajemen dan kepemimpinan

4. Pelaksanaan keperawatan tim sebaiknya fleksibel atau tidak kaku. Metode tim
dapat dilakukan pada shift pagi, sore atau malam di unit manapun. Sejumlah
tenaga dapat terlibat dalam tim, minimal dua sampai tiga tim. Jumlah atau
besarnya tim bergantung dari banyaknya staf. Dua orang perawat dapat dikatakan
tim, terutama untuk shift sore dan malam, dimana jumlah tenaga terbatas.

Tanggung jawab Ketua Tim


– Mengkaji setiap klien dan menerapkan tindakan keperawatan yang tepat.
– Pengkajian merupakan proses yang berlanjut dan berkesinambungan.
Dapat dilakukan serah terima tugas.
– Mengkoordinasikan rencana perawatan yang tepat waktu, membimbing
anggota tim untuk mencatat tindak kepemimpinan yang telah dilakukan

23
– Meyakinkan semua hasil evaluasi berupa respon klien terhadap tindakan
keperawatan tercatat.
– Menilai kemajuan semua klien dari hasil pengamatan langsung atau
laporan anggota tim Tanggung jawab Anggota Tim
– Menyadari bahwa mereka memiliki tanggung jawab untuk setiap klien di
unit tersebut. Misalnya pada saat jam makan siang staf dan rapat tim –
Mengikuti instruksi keperawatan yang tertera dalam rencana keperawatan
secara teliti termasuk program pengobatan
– Melaporkan secara tepat dan akurat tentang asuhan yang dilakukan serta
respon yang ditunjukkan klien
– Menerima bantuan dan bimbingan ketua tim

Tanggung jawab Kepala Ruang Pada Penugasan Tim


– Menetapkan standar kinerja staf
– Membantu staf menetapkan sasaran keperawatan pada unit yang
dipimpinnya
– Memberikan kesempatan pada klien tim dan membantu untuk
mengembangkan ketrampilan manajemen dan kepemimpinan.
– Secara berkesinambungan mengorientasikan staf baru tantang prosedur
tim keperawatan
– Menjadi narasumber bagi ketua tim dan staf tempat diskusi
– Memotivasi staf untuk meningkatkan kualitas asuhan keperawatan
– Melakukan kemunikasi terbuka untuk setiap staf yang dipimpinnya

3. Koordinasi kegiatan
Kepala ruangan sebagai koordinator kegiatan perlu menciptakan kerjasama
yang selaras satu sama lain dan saling menunjang, untuk menciptakan suasana
kerja yang menyenangkan. Selain itu harus memperlihatkan prinsip-prinsip
organisasi yang telah dijelaskan diatas misalnya kesatuan komando, setiap staf
memiliki satu atasan langsung Rentang kendali 3 sampai 7 staf untuk satu atasan.
Pada metode penugasan tim dalam satu ruangan tidak lebih dari 3 sampai 7 dalam
satu tim. Selain itu kepala ruangan perlu mendelegasikan kegiatan asuhan
keperawatan langsung kepada ketua tim, kecuali tugas pokok, harus dilakukan

24
kepala ruang. Selain itu, kepala ruangan harus mendelegasikan kepada orang yang
tepat, mendengarkan saran orang yang didelegasikan dan penerima delegasi harus
bertanggung gugat.

4. Evaluasi Kegiatan
Kegiatan yang telah dilakukan perlu dievaluasi untuk menilai apakah
pelaksanaaan kegiatan sesuai rencana. Oleh karena itu kepala ruangan
berkewajiban untuk memberi arahan yang jelas tentang kegiatan yang akan
dilakukan Dengan demikian diperlukan uraian tugas yang jelas untuk masing-
masing staf dan prosedur tugas yang diperlukan untuk melakukan kegiatan dengan
memperlihatkan keselamatan dan kenyamanan klien, keselamatan dan
kenyamanan staf dan fasilitas dengan berdaya guna dan berhasil guna. Selain itu
diperlukan juga standar penampilan kerja yang diharapkan dari perawat yang
melakukan tugas.
Semua ini perlu dievaluasi secara terus menerus guna dilakukan tindakan
koreksi apabila ditemukan penyimpangan dari standar

5. Kelompok Kerja
Kegiatan ruang rawat terlaksana dengan baik melalui kerjasama antar staf satu dan
yang lain ; antar kepala ruang dan staf dan staf sehingga perlu adanya kerjasama
dan kebersamaan dalam kelompok . Konflik dan hubungan interpersonal yang
kurang baik akan mengurangi motivasi kerja, untuk itu diperlukan kebersamaan
yang utuh dan solid sehingga dapat meninggkatkan motivasi kerja dan perasaan
keterikatan dalam kelompok karena semua perawat yang bekerja dalam satu ruang
pada dasarnya merupakan satu kelompok kerja yang perlu bekerja sama satu sama
lain, untuk meningkatkan kualitas kerja dalam pencapaian tujuan asuhan
keperawatan diruang rawat tersebut.

2.8 Peran dan Fungsi Perawat Dalam Layanan Rumah Sakit Tipe A dan
Kriteria Perawat

Rumah Sakit Kelas A adalah rumah sakit yang mampu memberikan pelayanan
kedokteran spesialis dan subspesialis luas oleh pemerintah, rumah sakit ini telah

25
ditetapkan sebagai tempat pelayanan rujukan tertinggi (top referral hospital) atau
disebut juga rumah sakit pusat.

A. Peran Perawat Dalam Rumah Sakit Tipe A


Peran Perawat Kesehatan

a. Pelaksana Pelayanan Keperawatan

Perawat bertanggung-jawab dalam memberikan pelayanan keperawatan


dari yang bersifat sederhana sampai pada yang paling kompleks kepada pasien,
keluarga, kelompok dan masyarakat

b. Pengelola dalam bidang Pelayanan Keperawatan

Tenaga keperawatan secara fungsional mengelola pelayanan keperawatan


termasuk perlengkapan, peralatan dan lingkungan.Disamping itu membimbing
petugas kesehatan yang berpendidikan lebih rendah, bertanggung-jawab dalam hal
administrasi keperawatan baik di masyarakat maupun di dalam institusi dalam
mengelola pelayanan keperawatan untuk pasien, keluarga, kelompok dan
masyarakat.

c. Pendidik Pelayanan Keperawatan

Tenaga Keperawatan bertanggung jawab dalam hal pendidikan dan


pengajaran ilmu keperawatan dasar bagi tenaga kesehatan lainnya dan tenaga
anggota keluarga.

B. Fungsi Perawat Dalam Rumah Sakit Tipe A


Tenaga keperawatan diharapkan dapat melaksanakan fungsi (pada pasien-pasien
yang dirawat) sebagai berikut :

a. Menentukan kebutuhan kesehatan pasien dan mendorong pasien untuk


berperan serta di dalam memenuhi kebutuhan kesehatannya.

b. Memberikan penyuluhan kesehatan mengenai kebersihan perorangan,


kesehatan lingkungan, kesehatan mental, gizi, kesehatan ibu dan anak,
pencegahan penyakit dan kecelakaan.

26
c. Memberikan Asuhan Keperawatan kepada pasien yang meliputi perawatan
darurat,serta bekerjasama dengan dokter dalam program pengobatan

d. Melaksanakan rujukan terhadap kasus-kasus yang tidak dapat ditanggulangi


dan menerima rujukan dari organisasi kesehatan lainnya.

e. Melaksanakan pencatatan pelaporan asuhan Keperawatan.

C. Tugas Perawat Dalam Rumah Sakit Tipe A


Sebagai penjabaran dari fungsi maka tugas tenaga keperawatan adalah :

a. Memelihara kebersihan dan kerapihan di dalam ruangan

b. Menerima pasien baru

c. Melaksanakan asuhan keperawatan dengan menggunakan metode proses


keperawatan

d. Mempersiapkan pasien keluar

e. Membimbing dan mengawasi pekarya kesehatan dan pekarya rumah tangga

f. Mengatur tugas jaga

g. Mengelola peralatan medik dan keperawatan, bahan habis pakai dan obat

h. Mengelola administrasi

D. Kriteria Perawat Dalam Rumah Sakit Tipe A


1. Pelayanan keperawatan dimaksud meliputi asuhan keperawatan generalis
dan spesialis
2. Jumlah kebutuhan tenaga keperawatan sama dengan jumlah tempat tidur
pada instalasi rawat inap.
E. Kualifikasi dan kompetensi tenaga keperawatan disesuaikan dengan
kebutuhan pelayanan Rumah Sakit.

27
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Peran perawat dalam layanan kesehatan adalah sebagai pelaksana,


pendidik, tempat konsultasi, koordintor, pemimpin, contoh, administrator,
pembuat keputusan, protector, client advocat, menejer, rehabilitator. Fungsi
perawat adalah independen, dependen, dan interdependen. Tugas perawat adalah
Pelaksana Keperawatan, Pengelola (Administrator), Pendidik, peneliti.

3.2 Saran

Dengan disusunnya makalah ini mengharapkan kepada semua pembaca


agar dapat mengetahui dan memahami peran dan fungsi perawat.

28
DAFTAR PUSTAKA

http://askep33.com/2016/04/06/peran-fungsi-dan-tugas-perawat/

http://www.jobdesc.net/medis/tugas-dan-tanggung-jawab-seorang-perawat.html

https://olhachayo.files.wordpress.com/2014/08/hak-peran-dan-fungsi-perawat.pdf

repository.uksw.edu.
2017.PerawatanKesehatanMasyarakat(perkesmas),(http://repository.uksw.edu/bit
stream/123456789/5322/3/T1_462009055_BAB%20II.pdf) diakses 17 Oktober
2017

sulaksana. 2017. landasan hukum profesi perawat. http://hamka--


poltekkesmakassar.blogspot.co.id/p/landasan-hukum-profesi-perawat.html?m=1.
diakses tanggal 18 oktober 2017

usu.ac.id. 2017. layanan kesehatan.


http://www.google.co.id/url?q=http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24
625/4/Chapter%2520II.pdf&sa=U&ved=0ahUKEwixg6a99fjWAhUDLY8KHVaj
DaEQFggRMAQ&usg=AOvVaw33hA2Dw5A0s8sx05028QNS. diakses tanggal
17 oktober 2017

dimas. 2012. pengertian layanan kesehatan.


http://googleweblight.com/?lite_url=http://definisimu.blogspot.com/2012/08/defin
isi-pelayanan-kesehatan.html?m%3D1&ei=zUKDVojF&lc=id-
ID&s=1&m=173&host=www.google.co.id&ts=1508287048&sig=ANTY_L1CYe
OoIRxq4yTQjeZs1mKDdp4-ug. diakses tanggal 18 oktober 2017

Rsudbima. 2014. Category Archives,


(https://rsudbima.wordpress.com/category/keperawatan/), diakses 17 Oktober
2017

artikel.blogspot.co.id.2011.PERAN, FUNGSI DAN TUGAS TENAGA


KEPERAWATAN, (http://rsbalimbingan-artikel.blogspot.co.id/2012/11/peran-
fungsi-dan-tugas-tenaga.html?m=1), diakses 17 Oktober 2017

29
gustinerz.com.2016.Perbedaan Rumah Sakit Umum Tipe A, B, C, D, & D
Pratama, (https://gustinerz.com/perbedaan-rumah-sakit-umum-tipe-a-b-c-d-d-
pratama/), diakses 17 Oktober 2017

30

Anda mungkin juga menyukai