PENDAHULUAN
1
1. Apa definisi peran perawat ?
2. Apa saja macam-macam peran perawat ?
3. Apa definisi fungsi perawat ?
4. Apa saja macam-macam fungsi perawat ?
5. Bagaimana analisa trigger case pada kasus yang sudah dicari ?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari rumusan masalah adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui definisi peran perawat
2. Mengetahui saja macam-macam peran perawat
3. Mengetahui definisi fungsi perawat
4. Mengetahui macam-macam fungsi perawat
5. Mengetahui analisa trigger case pada kasus yang suda dicari
2
BAB 2
TINJAUAN TEORI
3
a. Sebagai pelaku/pemberi asuhan keperawatan, perawat dapat
memberikan pelayanan keperawatan secara langsung dam tidak
langsung kepada klien, menggunakan pendekatan proses keperawatan
yang meliputi : melakukam pengkajian dalam upaya pengumpulan data
dan informasi yang benar, menegakkan diagnosis keperawatan
berdasarkan hasil analisis data, merencanakan intervensi keperawatan
sebagai upaya mengatasi masalah yang muncul dan membuat langkah/
cara pemecah masalah, melaksanakan tindakan keperawatan sesuai
dengan rencana uang ada, dan melakukan evaluasi berdasarkan respon
klien terhadap tindakan keperawatan yang telah dilakukannya.
b. Dalam memberikan pelayanan/asuhan keperawatan, perawat
memperhatikan individu sebagai makhluk yang holistik dan unik.
c. Peran utamanya adalah memberikan asuhan keperawatan kepada klien
yang meliputi intervensi/tindakan keperawatan, observasi, pendidikan
kesehatan, dan menjalankan tindakan medis sesuai dengan
pendelegasian yang diberikan.
2. Client advocate
Sebagai advokat klien, perawat berfungsi sebagai penghubung antara klien
dengan tim kesehatan lain dalam upaya pemenuhan kebutuhan klien,
membela kepentingan klien dalam membantu klien memahami semua
informasi dan upaya kesehatan yang diberikan oleh tim kesehatan dengan
pendekatan tradisional maupun profesional. Peran advokasi sekaligus
mengharuskan perswat bertindak sebagai narasumber dan fasilitator dalam
tahap pengambilan keputusan terhadap upaya kesehatan yang harus dijalani
oleh klien. Dalam menjalankan peran sebagai advocat (pembela klien)
perawat harus dapat melindungi dan memfasilitasi keluarga dan masyarakat
dalam pelayanan keperawatan.
Selain itu, perawat juga harus dapat mempertahankan dan melindungi hak-
hak klien, hak-hak klien tersebut antara lain:
4
a. Hak atas infomasi; psaien berhak memperoleh informai mengenai tata
tertib dan peraturan yang berlaku dirumah sakit/ sasaran pelayanan
kesehatan tempat klien menjalani perawatan.
b. Hak mendapat informasi yang meliputi hal-hal berikut :
1) Penyakit yang di deritanya.
2) Tindakan medic apa yang hendak dilakukan.
3) Kemungkinan penyulit sebagai akibat tindkaan tersebut dan
tindakan untuk mengtasinya.
4) Alternative teraoi lain beserta risikonya.
5) Prognosis penyakitnya .
6) Perkiraan biaya pengobatan/ rincian biaya atas penyakit yang di
deritanya.
7) Hak atas pelayanan yang manusiawi, adil dan jujur.
8) Hak untuk memperoleh pelayanan keperawatan dan asuhan yang
bermutu sesuai dengan standart profesi keperawatan tanpa
diskriminasi.
9) Hak menyetujui/ memberikan izin persetujuan atas tindakan yang
akan dilakukan oleh perawat/ tindakan medik sehubungan dengan
penyakit yang di deritanya (informed consent)
10) Hak meolak tindakan yang hendak dilakukan terhadap dirinya dan
mengakhiri oengobatan serta perwatan atas tanggung jawab
sesudah memperoleh infomasi yang jelas tentang penyakitnya.
11) Hak di damping keluarganya dalam keadaan kriitis.
12) Hak menjalankan ibadah sesuai agama/ kepercayaan yang
dianutunya selama hal itu tidak mengganggu pasien lainnya.
13) Hak atas keamanan dan keselamatan dirinya selama dalam
perawatan di rumah sakit.
14) Hak mengajukan usul, saran, perbaikan atas perlkukan rumah sakit
terhadap dirinya.
15) Hak menerima atau menolak bimbingan moral maupun spiritual.
16) Hak diampingi perawat keluarga pada saat diperiksa dokter.
17) Hak untuk memilih dokter, perawat atau rumah sakit dan kelas
perawatan sesuai dengan keinginannya dan sesuai dengan perturan
yang berlaku dirumah sakit atau sarana pelayanan kesehatan.
5
18) Hak atas rahasia medik atau ha katas “privacy” dan kerahasiaan
penyakit yang dideritanya dengan sepengetahuan dokter yang
menangani.
19) Hak untuk mengethaui isi rekam medik.
3. Conselor
Tugas utama perawat adalah mengidentifikasi perubahan pola
interaksi klien tepada rhadap keadaan sehat sakitnya. Adanya pola interaksi
ini merupakan dasar dalam merencanakan metode untuk meningkatkan
kemanapun adaptasinya. Memberikan konseling/ bimbingan kepada klien,
keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan sesuai prioritas.
Konseling diberikan kepada individu/ keluarga dalam mengintegrasikan
pengalaman kesehatan dnegan pengalaman yang lalu, pemecahan masalah
di fokuskan pada masalah keperawatan, mengubah perilaku hidup kea rah
perilaku hidup sehat.
4. Educator
Sebagai pendidik klien, perawat membantu klien meningkatkan
kesehatannya melalui pemberian pengetahuan yang terkait dengan
keperawatan dan tindakan medik yang diterima sehingga klien/ keluarga
dapat menerima tanggung jawab tehadap hal-hal yang diketahuinya.
Sebagai pendidik, perawat juga tehadap hal-hal yang diketahuinya. Sebagai
pendidik, perawat juga dapat memberikan pandidikan kesehatan kepada
kelompok kelauraga yang berisiko tinggi, kader kesehatan, dan lainnya
sebagainya.
5. Collaborator
Perawat bekerja sama dengan tim kesehatan lain dan keluarga
dalam menentukan rencana maupun pelaksanaan asuhan keperawatan guna
memenuhi kebutuhan kesehatan klien.
6. Coordinator
Perawat memanfaatkan semua sumber-sumber dan potensi yang
ada, baik materi maupun kemampuan klien secara terkoordinasi sehingga
tidak ada intervensi yang terlewatkan maupun tumpang tindih.
Dalam menjalankan peran sebagai coordinator perawat dapat
melakukan hal-hal berikut.
a. Mengoordinasi seluruh pelayanan keperawatan
6
b. Mengatur tenaga keperawtan yang akan bertugas
c. Mengembangkan sistem pelayanan keperawatan
d. Memberikan infomasi tentang hal-hal yang terkait dengan pelayanan
keperawatan pada sarana kesehatan.
7. Change Agent
Sebagai pembaru, pearawat mengadakan inovasi dalam cara
berpikir, bersikap, bertingkah laku dan meningkatkan keterampilan klien/
keluarga agar menjadi sehat. Elemen ini mencakup perencanaan, kerja
sama, perubahan yang sistemis dalam behubungan dengan klien dan cara
meberikan perawatan kepada klien.
8. Consultant
Elemen ini secara tidak langsung berkaitan dengan permintaan klien
terahadap informasi tentang tujuan keperawatan yang diberikan. Dengan
peran ini dapat dikatakan, perawat adalah sumber informasi yang berkaitan
dengan kondisi spesifik klien.
7
Pengertian fungsi keperawatan mandiri, ketergantungan dan kolaboratif
kerap dipergunakan untuk menggambarkan suatu tindakan keperawatan atau
strategi keperawatan yang diperankan oleh perawat.
1. Pelaksanaan fungsi keperawatan mandiri ( Independen)
Tindakan keperawatan mandiri (independen) adalah aktivitas
keperawatan yang dilaksanakan atas inisiatif perawat itu sendiri dengan
dasar pengetahuan dan keterampilan Mundinger (1985) menyebutnya
sebagai “atonomous nursing practice to independt nursing”. Ia menulis
mengenai mengapa, kapan dan bagaimana posisi serta kondisi klien, dan
melakukan suatu tindakan dengan keterampilan penuh adalah fungsi dari
terapi “autonomous”. Dalam hal ini perawat menentukan bahwa klien
membutuhkan intervensi keperawatan yang pasti, salah satunya adalah
membantu memecahkan masalah yang dihadapi atau mendelegasikan pada
anggota keperawatan yang lain, dan bertanggungjawab atas keputusan dan
tindakan (akuntabilitas). Contoh dari tindakan keperawatan mandiri adalah
seorang perawat merencanakan dan mempersiapkan perawatan khusus pada
mulut klien setelah mengkaji keadaan mulutnya.
2. Pelaksanaan fungski keperawatan ketergantungan (dependen)
Tindakan keperawatan ketergantungan (dependen) adalah aktivitas
keperawatan yang dilaksanakan atas instruksi dokter atau di bawah
pengawasan dokter dalam melaksanakan tindakan rutin yang spesifik.
Contoh dari tindakan fungsi ketergantungan adalah memberikan injeksi
antibiotik. Aktivitas ketergantungan dalam praktik keperawatan
dilaksanakan sehubungan dengan penyakit klien dan hal ini sangat penting
untuk mengurangi keluhan yang diderita klien.
3. Pelaksanaan fungsi keperawatan kolaboratif (interdependen)
Tindakan keperawatan kolaboratif (interdependen) adalah aktivitas
yang dilaksanakan atas kerja sama dengan pihak lain atau tim kesehatan
lain. Tindakan kolaboratif terkadang menimbulkan adanya tumpang tindih
pertanggungjawaban diantara personal kesehatan dan hubungan langsung
kolega antar-profesibkesehatan. Sebagai contoh, perawat dan ahli terapi
pernapasan bersama-sama membuat jadwal latihan bernapas pada seorang
8
klien. Seorang ahli terapi pada awalnya mengajarkan latihan pada klien, dan
perawat menguatkan pemahaman dan membantu klien pada saat diterapi
tidak ada. American Nursing Asspciayion (Kozier, 1991) menggambarkan
bahwa kolaboratif merupakan “kerja sama sejati”, di dalamnya terdapat
kesamaan kekuatan dan nilai-nilai dari kedua belah pihak, dengan
pengakuan dan penerimaan terpisah serta kombinasi dari lingkup aktivitas
dan pertanggungjawaban bersama-sama, saling melindungi kepentingan
setiap bagian dan bersama-sama, saling melindungi kepentingan setiap
bagian dan bersama-sama mencapai tujuan yang telah disepakati oleh setiap
bagian.
Untuk melaksanakan praktik keperawatan keperawatan kolaboratif secara
efektif, perawat harus mempunyai kemampuan klinis, mempunyai
pengetahuan dan keterampilan yang memadai dan rasa pertanggungjawaban
yang tinggi dalam setiap tindakan.
9
BAB 3
TRIGGER CASE DAN ANALISA
10
arahan dokter piket UGD,” jelas Nurhayati yang berseberangan dengan
pernyataan dr M Adi.
Mengakui Secara terpisah, Direktur BLU-RSUD dr Fauziah, dr Tjut
Darmawati Sp.A yang ditemui kemarin mengakui, kasus kematian bayi Fadila
Albayhaki karena unsur kelalaian oleh perawat di ruang Perinatologi dan ICU,
yakni tidak melaporkan kondisi pasien yang segera harus dikonsultasi dengan
dokter ahli.
“Saya sendiri baru tahu pasien bayi itu meninggal tadi pagi. Menurut
perawat memang tidak sempat ditangani dokter ahli. Dan ini saya nilai
memang sebab human error, tapi biasalah manusia ada kesilapan sekali-kali,”
kata dr Tjut Darmawati Sp.A didampingi dr M.Adi serta dua perawat
Perinatologi dan ICU.
Dijelaskan, seharusnya pasien pada kondisi kritis wajib segera
dikonsultasi kepada dokter spesialis, akan tetapi hal itu tidak dilakukan oleh
perawat. Itu adalah sebuah bentuk pelanggaran yang mengakibatkan pasien
meninggal dunia.
Terkait kasus tersebut, Tjut Dharmawati mengaku telah
memperingatkan seluruh perawat dan dokter agar hal serupa tidak terulang
lagi. Begitu pun, dia meminta agar kejadian itu lebih dilihat kepada unsur
takdir.
3.2 Analisa
1. Kronologi Masalah :
Di RSUD dr. Fauziah Bireuen pada jum'at tanggal 5 bulan
september, seoranh bayi berumur 15 hari meninggal dunia. Kasus
itudiduga akibat kelalalaian perawat yang sebelumnya sempat diminta
melanjutkan arahan dokter dari UGD untuk segera dikonsultasikan ke
dokter spesialis anak. Informasi yang diperoleh bayi tersebut di terima
petugas UGD pada kamis 4 september pukul 20.10 WIB dengan keluhan
sesak napas. Selanjutnya bayi tersebut dirujuk ke ruang terinatologi dan
perinatologi dan ICU untuk lebih intensif. Lalu bayi tersebut diberikan
oksigen suntikan dan dimasukkan kedalam inkubator dan dokter UGD
sebelumnya sudah mengarahkan perawat dan menulis pada berkas
11
rujukan bahwa pasien harus segera dikonsultasikan dengan dokter
spesialis anak namun dari pengakuan perawat bayi tersebut sudah di
tangani dokter piket di UGD dan tidak perlu lagi ditangani oleh dokter
spesialis anak dan mengaku bahwa keputusan tersebut sudah sesuai
dengan arahan dokter.
2. Analisis masalah berdasarkan kasus :
Perawat tersebut tidak menunjukkan perannya sebagai
kolaborator yaitu mengidentifikasi pelayanan yang diperlukan termasuk
diskusi atau tukar pendapat dengan tim kesehatan lainnya dalam
penentuan bentuk pelayanan selanjutnya. Perawat juga tidak menjalankan
fungsi interdependen kerjasama dengan tim kesehatan lainnya guna
mengupayakan kesembuhan pasien (dokter).
BAB 4
PENUTUP
4.1 Simpulan
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat, baik
didalam maupun diluar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku. Dalam menjalankan praktik keperawatan harus
senantiasa meningkatkan mutu pelayanan profesinya, dengan mengikuti
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi melalui pendidikan dan
pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya. Peran merupakan seperangkat tingkah
12
laku yang diharapkan orang lain terhadap seseorang, sesuai kedudukannya
dalam suatu sistem. Peran perawat dipengaruhi oleh keadaan sosial baik dari
dalam maupun dari luar profesi keperawatan dan bersifat konstan.
Ruang lingkup dan fungsi keperawatan semakin Berkembang dengan
fokus manusia tetap sebagai sentral pelayanan keperawatan. Bentuk asuhan
yang menyeluruh dan utuh, dilandasi keyakinan tentang manusia sebagai
makhluk bio – psiko – spiritual yang unik dan utuh.
4.2 Saran
Sebagai tenaga kesehatan khususnya seorang perawat harus benar-benar
menjalankan peran dan fungsi sebagai perawat dengan konstan. Karena satu
kesalahan maupun kelalaian dalam peran dan fungsi sebagai seorang perawat
dapat mengancam kehidupan pasien
DAFTAR PUSTAKA
13