Anda di halaman 1dari 8

TELAAH JURNAL

”KERACUNAN OBAT”

Untuk memenuhi salah satu tugas Keperawatan Gawat Darurat

Dosen Pembimbing : Ida Rosidawati, M.Kep

Dibuat Oleh:

Nadya Paramitha C1614201025

Tingkat 3A

PRODI S1 KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TASIKMALAYA

2019
ABSTRAK

Latar Belakang : Kumpulan dari berbagai masalah yang berhubungan dengan obat banyak
terjadi di tempat pengobatan manapun di seluruh dunia. Dalam tatalaksana keracunan obat
sering ditemui kendala disebabkan oleh kesalahan diagnose karena kurang atau tidak adanya
keterangan dari pihak pasien, kurangnya pengetahuan tentang gejala-gejala keracunan obat,
kesalahan dalam penanganan, dan kesalahan dalam terapi. Tujuan umum dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui angka kejadian keracunan obat dan penatalaksanaan keracunan obat.
Metode penelitian menggunakan studi kepustakaan melalui artikel/jurnal penelitian sebagai
sumber data yang didapatkan dengan menggunakan search engine scholar google dan
menggunakan kata kunci : Tatalaksana, Keracunan obat. Hasil penelitian menunjukkan angka
kejadian keracunan obat disebabkan oleh factor pendidikan yang rendah dan sebagian besar
dialami oleh jenis kelamin laki-laki. Tatalaksana keracunan obat menggunakan terapi
pertolongan pertama, terapi supportif terapi dengan antidotum, dan terapi pemulihan kesehatan.
Semua kejadian keracunan obat pada penelitian ini tidak berakibat fatal pada pasien yang
mengalaminya.

A. DESKRIPSI

Keracunan obat adalah kondisi yang disebabkan oleh kesalahan dalam penggunaan
obat, baik dosis yang berlebihan maupun kesalahan dalam mengombinasikan obat. Gejala dan
cara mengatasi keracunan obat dapat berbeda tergantung pada jenis obat yang dikonsumsi.

Keracunan obat biasanya terjadi pada pasien yang mengonsumsi lebih dari satu jenis
obat sehingga mengalami efek interaksi obat, pada pasien lansia, anak-anak, atau orang yang
memiliki masalah kejiwaan. Keracunan obat juga dapat terjadi jika seseorang minum obat
disertai minuman atau makanan yang dapat membuat obat tersebut menjadi senyawa beracun,
misalnya alkohol.

Pertolongan pertama jika seseorang mengalami keracunan obat, segeralah hubungi


ambulans atau bawa ke rumah sakit terdekat, agar dapat diberikan penanganan secepatnya.
Sambil menunggu bantuan medis datang, hal-hal yang dapat Anda lakukan adalah Cek denyut
nadi, pola napas, dan saluran pernapasannya. Lakukan resusitasi jantung paru atau RJP, yaitu
pemberian napas buatan dan penekanan pada dada, bila penderita tidak merespon ketika
dipanggil, tidak bernapas, tidak terdengar detak jantung, serta tidak teraba denyut nadi. Jangan
biarkan atau menyuruh penderita muntah, kecuali petugas medis menyarankan demikian. Jika
penderita muntah dengan sendirinya, segera bungkus tangan Anda dengan kain, lalu bersihkan
jalan napas (tenggorokan dan mulut) orang tersebut dari muntahan. Sebelum paramedis datang,
baringkan tubuh penderita menghadap ke kiri, dan buatlah penderita berada pada posisi yang
cukup nyaman. Jangan memberikan penderita makanan atau minuman apapun yang dianggap
mampu menetralisir racun, seperti cuka, susu, atau jus lemon. Jika penderita tidak sadarkan
diri, jangan memberikan atau memasukkan apa pun ke dalam mulutnya.

B. ANALISIS PICOT

No Jurnal 1 Jurnal 2 Jurnal 3


Judul Tata Laksana Drug Related Angka Kejadian dan
Keracunan (Metanol Problems Dalam Penatalaksanaan
Dan Ethylene Tatalaksana Keracunan di
Glycol) Dengan Keracunan Obat Instalasi Gawat
Fomepizole, Etanol, Pada Pasien Rawat Darurat RSUD Prof.
Dan Hemodialisis Inap di Rumah Sakit Dr. Margono
Panti Rapih Soekardjo
Yogyakarta Purwokerto Tahun
2012–2014
Populasi Tidak terdapat Semua pasien rawat Pasien Keracunan di
populasi karena inap dengan Instalasi Gawat
dalam Karya tulis ini keracunan obat di Darurat RSUD Prof.
disusun dengan Panti Rapih Dr. Margono
menggunakan studi Yogyakarta. Soekardjo
literatur yang Purwokerto Tahun
diambil dari berbagai 2012–2014
portal jurnal baik
nasional maupun
internasional.
Intervensi Fomepizole, Etanol, Terapi pertolongan antidotum, antibiotik,
Dan Hemodialisis pertama, Terapi antihistamin,
supportif, Terapi analgetik-antipiretik,
dengan antidotum, hemostatic agent,
anti infeksi, dan
dan Terapi beberapa obat
pemulihan kesehatan gastrointestinal
Compare Terdapat Terdapat Terdapat
Pembanding dalam Pembanding dalam Pembanding dalam
jurnal ini antara jurnal ini antara jurnal ini antara
pengaruh Pemberian pengaruh Pemberian pengaruh Pemberian
Fomepizole, Etanol, Terapi pertolongan antidotum, antibiotik,
Dan Hemodialisis. pertama, Terapi antihistamin,
supportif, Terapi analgetik-antipiretik,
dengan antidotum, hemostatic agent,
dan Terapi anti infeksi, dan
pemulihan kesehatan beberapa obat
gastrointestinal
Outcome Keracunan metanol Hasil penelitian Pasien mayoritas
dan ethylene glycol menunjukkan adalah laki-laki
dapat ditangani Tatalaksana (70,1%), usia 28–45
dengan pemberian keracunan obat dari tahun (30,5%),
fomepizole dengan terapi pertolongan memiliki pendidikan
menghambat proses pertama, terapi rendah yaitu SD
pembentukam enzim supportif terapi (49,6%) serta tidak
alkohol dengan antidotum, memiliki pekerjaan
dehidrogenase yang dan terapi pemulihan (71,8%).
akan menyebabkan kesehatan sudah Penatalaksanaan
terjadinya asidosis sesuai dengan bervariasi antar tiap
metabolik. Namun literature dengan pasien menggunakan
penggunaan aplikasi pada antidotum, antibiotik,
fomepizole ini tidak keadaan pasien. antihistamin,
memenuhi standar Kecuali beberapa analgetik-antipiretik,
cost effective dan DRPs yag terjadi hemostatic agent,
sulit untuk terdapat 48,15 % anti infeksi, dan
didapatkan pada pasien yang beberapa obat
fasilitas pelayanan mengalami DRPs gastrointestinal
kesehatan. dengan 14 kasus. lainnya.
Sementara itu, DRPs dalam Penatalaksanaan
penggunaan etanol tatalaksana keracunan yang
masih belum keracunan obat bisa sudah sesuai buku
mendapatkan terjadi. Semua DRPs pedoman Badan
rekomendasi dari yang terjadi pada Pengawasan Obat
FDA. penelitian ini tidak dan Makanan
berakibat fatal pada (BPOM) RI
pasien yang sebanyak 24 kasus
mengalaminya. (20,51%), belum
sesuai sebanyak 75
kasus (64,10%) dan
belum terdapat di
dalam pedoman
sebanyak 18 kasus
(15,38%) sebagai
konsekuensi Perlu
dibuat suatu standar
prosedur operasional
untuk menangani
keracunan di RSUD
Prof. Dr. Margono
Soekarjo Purwokerto
agar penatalaksanaan
keracunan lebih
maksimal.
Time Dilakukan Penelitian Dilakukan penelitian Dilakukan Penelitian
Desember 2014 pada 2017 Oktober 2016

C. PEMBAHASAN

Penanganan keracunan obat perlu dilakukan oleh dokter di rumah sakit agar tidak
memperburuk kondisi penderita keracunan obat. Penderita keracunan obat sering kali
membutuhkan rawat inap, agar kondisinya dapat terus dipantau. Jika Anda secara tidak sengaja
salah atau terlalu banyak meminum obat, dan khawatir mengalami keracunan obat, jangan
tunggu sampai gejala muncul. Segera pergi ke instalasi gawat darurat di rumah sakit terdekat
untuk mendapatkan pertolongan.

Terdapat beberapa penelitian tentang penatalaksanaan pada keracunan obat dari mulai
pertolongan pertama, terapi supportif terapi dengan antidotum, dan terapi pemulihan kesehatan.
Penatalaksanaan bervariasi antar tiap pasien menggunakan antidotum, antibiotik, antihistamin,
analgetik-antipiretik, hemostatic agent, anti infeksi, dan beberapa obat gastrointestinal.

Pada penelitian Keracunan metanol dan ethylene glycol dapat ditangani dengan
pemberian fomepizole dengan menghambat proses pembentukam enzim alkohol
dehidrogenase yang akan menyebabkan terjadinya asidosis metabolik. Namun penggunaan
fomepizole ini tidak memenuhi standar cost effective dan sulit untuk didapatkan pada fasilitas
pelayanan kesehatan. Sementara itu, penggunaan etanol masih belum mendapatkan
rekomendasi dari FDA.

Penatalaksanaan keracunan yang sudah sesuai buku pedoman Badan Pengawasan Obat
dan Makanan (BPOM) RI sebanyak 24 kasus (20,51%), belum sesuai sebanyak 75 kasus
(64,10%) dan belum terdapat di dalam pedoman sebanyak 18 kasus (15,38%) sebagai
konsekuensi Perlu dibuat suatu standar prosedur operasional untuk menangani keracunan agar
penatalaksanaan keracunan yang dilakukan lebih maksimal.

D. MANFAAT DAN KEKURANGAN

1. Manfaat

Mengetahui penatalaksanaan pada keracunan obat agar tidak memperburuk


kondisi penderita keracunan obat dari mulai pertolongan pertama, pemberian
fomepizole dan etanol, terapi supportif terapi dengan antidotum, antibiotik,
antihistamin, analgetik-antipiretik, hemostatic agent, anti infeksi, beberapa obat
gastrointestinal, dan terapi pemulihan kesehatan.

2. Kekurangan
Kemungkinan adanya pengaruh terapi lain yang lebih efektif serta efek
sampingnya tidak dijelaskan.
E. KESIMPULAN

Banyak terapi tanpa indikasi maupun indikasi tanpa terapi serta pemilihan terapi yang
tidak tepat. Tidak ada standar terapi yang baku untuk penatalaksanaan keracunan.

Pemberian pendidikan kesehatan dapat memperbaiki perilaku seseorang dalam


mencegah keracunan obat berupa kendala disebabkan oleh kesalahan diagnose karena kurang
atau tidak adanya keterangan dari pihak pasien, kurangnya pengetahuan tentang gejala-gejala
keracunan obat, kesalahan dalam penanganan, dan kesalahan dalam terapi. Perubahan perilaku
meliputi perubahan pada pengetahuan, sikap dan praktik tentang keracunan obat. Pendidikan
kesehatan difokuskan pada ketiga komponen ini karena perubahan perilaku yang dilandasi
pengetahuan dan kesadaran akan bersifat lebih langgeng daripada yang tidak.

F. SARAN
Diharapkan kepada Perawat dapat menerapkan teknik terapi-terapi pada
penatalaksanaan keracunan obat untuk membantu menurunkan resiko yang fatal. Sehingga
dapat digunakan sebagai alternatif pilihan tindakan mandiri perawat, disamping pemberian
terapi medis, sehingga pasien tidak masuk dalam tingkat resiko yang lebih berat.
DAFTAR PUSTAKA

Yekti Mumpuni, Risna. 2014. A Literature Review: Treating Methanol and Ethylene Glycol
Intoxication by Using Fomepizole, Ethanol, and Haemodialysis. Universitas Brawijaya

Safitrih, Laila. 2016. Angka Kejadian dan Penatalaksanaan Keracunan di Instalasi Gawat
Darurat RSUD Prof. Dr. Margono Soekardjo Purwokerto Tahun 2012–2014.
Purwokerto, Jawa Tengah. Laila Safitrih, et al.

Sindhu H. Menolong korban keracunan bahan Kimia [Internet]. 2014. Available from:
http://chem-is-try.org/artikel_kimia/bagaimana_menolong_korban_
keracunan_bahan_kimia. Diakses pada Mei 2019

Medicine. 2011;1:69-78. 6. Pramaswari M. Evaluasi penyebab keracunan serta analisis biaya.


[tesis]. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada;. 2104

Illias MZ. Cases of poisoning in Sardjito Hospital an observational study for estimating social
awareness towards toxic agents. [Skripsi]. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada;
2013

Buller, GK; Moskowitz; Eckardt K. 2012. The role of hemodialysis and fomepizole in ethylene
glycol intoxication. Nephrology and Therapeutics. S10:004.

Cline, DM. 2012. Tintinalli’s Emergency Medicine Manual 7th Edition. New York: McGraw-
Hill.

Anda mungkin juga menyukai