Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH

PATOFISIOLOGI KEGANASAN SISTEM HEMATOLOGI

DAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK (LEUKIMIA)

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok:

Keperawatan Anak 2

Dosen Pengampu:

Hindyah Ike, S.Kep., Ns., M.Kep

Disusun Oleh:

Kelompok 2B

1. Assahilah (203210039)

2. Defilia Putri R. (203210040)

3. Dika Yusuf A. (203210041)

4. Fadhila Q. (203210043)

5. Fitriya Lailatul Q. (203210044)

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU


KESEHATAN INSAN CENDEKIA MEDIKA JOMBANG

TAHUN PELAJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan
rahmat Taufik Hidayah serta Inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana.

Kami bersyukur kepada Allah, karena atas taufik dan Hidayah-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Patofisiologi Keganasan Sistem
Hematologi Dan Asuhan Keperawatan Pada Anak (Leukimia)”. Semoga makalah
ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman kita semua.

Kami sebagai manusia pasti tidak lepas dari kesalahan atau kekurangan
dan hasil karya kami juga terdapat kekurangan baik dari isi maupun penulisan
kata. Maka dari itu kami membutuhkan kritik dan saran dari anda semua agar
kami lebih teliti dan bisa memperbaiki kesalahan kami dalam membuat makalah
dimasa yang akan datang. Semoga Allah meridhai makalah ini. Aamiin Ya Rabbal
‘Alamin.

Jombang, 11 Maret 2022

Kelompok 2b

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................ii

DAFTAR ISI....................................................................................................iii

BAB 1...............................................................................................................1

PENDAHULUAN............................................................................................1

1.1 Latar belakang........................................................................................1

1.2 Rumusan masalah..................................................................................2

1.3 Tujuan....................................................................................................2

BAB 2...............................................................................................................3

TINJAUAN PUSTAKA...................................................................................3

2.1 Keganasan sistem hematologi................................................................3

2.2 Konsep dasar penyakit...........................................................................3

2.3 Asuhan Keperawatan pada anak (leukimia)...........................................13

BAB 3...............................................................................................................25

PENUTUP........................................................................................................25

3.1 Kesimpulan............................................................................................25

3.2 Saran.......................................................................................................25

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................26

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hematologi merupakan salah satu ilmu kedokteran yang mempelajari


tentang darah dan jaringan pembentuk darah. Darah merupakan salah satu
organ tubuh yang sangat penting bagi tubuh manusia karena di dalamnya
terkandung berbagai macam komponen, baik komponen cairan berupa
plasma darah, maupun komponen padat berupa sel-sel (Firani, 2018).
Darah juga memiliki peranan didalam tubuh makhluk hidup khususnya
untuk mengangkut zat-zat yang penting untuk proses metabolisme, proses
metabolisme tubuh akan terjadi gangguan jika darah mengalami gangguan.
Kelainan pada darah adalah kondisi yang mempengaruhi salah satu atau
beberapa bagian dari darah sehingga menyebabkan darah tidak dapat
berfungsi secara normal. Dampak kelainan darah akan mengganggu fungsi
dari bagian-bagian darah tersebut. Kelainan darah dapat terjadi pada anak-
anak maupun dewasa, kelainan pada darah diantaranya yaitu kelainan
eritrosit seperti anemia, kelainan pada leukosit seperti leukemia, kelainan
pada trombosit seperti trombositopenia, dan kelainan hemostasis :
hemophilia.

Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah berupa
proliferasio patologis sel hemopoetik muda yang ditandai oleh adanya
kegagalan sum-sum tulang dalam membentuk sel darah normal dan
adanya infiltrasi ke jaringantubuh yang lain. (Arief Mansjoer, dkk, 2002 :
495).

Leukemia adalah neoplasma akutatau kronis dari sel-sel pembentuk


darah dalam sumsum tulang dan limfa nadi. Sifatkhas leukemia adalah
proliferasi tidak teratur atau akumulasi ssel darah putih dalamsumusm
tulang, menggantikan elemen sumsum tulang normal. Juga terjadi

1
proliferasidi hati, limpa dan nodus limfatikus, dan invasi organ non
hematologis, sepertimeninges, traktus gastrointesinal, ginjal dan kulit
(Reeves, 2001)

1.2 Rumusan Masalah

1.2.1 Apa keganasan pada sistem hematologi itu?

1.2.2 Apa yang dimaksud dengan leukimia?

1.2.3 Bagaimana asuhan keperawatan pada anak leukimia?

1.3 Tujuan

1.3.1 untuk mengetahui keganasan sistem hematologi

1.3.2 untuk mengetahui leukimia pada anak

1.3.3 untuk mengetahui asuhan keperawatan anak leukimia

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keganasan Sistem Hematologi

2.1.1 Keganasan Sistem Hematologi

Keganasan hematologi dibagi menjadi solid tumor dan nonsolid


tumor (leukimia). Leukimia adalah penyakit neoplastik yang ditandai
dengan diferensiasi dan proliferasi sel induk hematopoetik yang
mengalami mengalami transformasi ganas, menyebabkan supresi dan
penggantian elemen sumsum normal. Leukimia dibagi menjadi 2 tipe
umum: leukimia limfositik dan leukimia mielogenosa: jenis yang
tersering ditemukan pada anak adalah ALL, AML, dan CML.

2.2 Konsep Dasar Penyakit

2.2.1 Definisi

Leukimia adalah proliferasi sel darah putih yang masih imatur


dalam jaringan pembentuk darah. (Suriadi, & Rita yuliani, 2001 :
175). Leukimia adalah p roliferasitak teratur atau akumulasi sel
darah putih dalam sum-sum tulang menggantikanelemen sum-sum
tulang normal (Smeltzer, S C and Bare, B.G, 2002 : 248 )

Leukimia adalah suatu keganasan pada alat pembuat sel darah


berupa proliferasio patologis sel hemopoetik muda yang ditandai
oleh adanya kegagalan sum-sum tulang dalam membentuk sel darah
normal dan adanya infiltrasi ke jaringantubuh yang lain. (Arief
Mansjoer, dkk, 2002 : 495). Leukemia adalah neoplasma akutatau
kronis dari sel-sel pembentuk darah dalam sumsum tulang dan limfa
nadi. Sifat khas leukemia adalah proliferasi tidak teratur atau
akumulasi ssel darah putih dalamsumusm tulang, menggantikan
elemen sumsum tulang normal. Juga terjadi proliferasidi hati, limpa
3
dan nodus limfatikus, dan invasi organ non hematologis,
sepertimeninges, traktus gastrointesinal, ginjal dan kulit (Reeves,
2001).

2.2.2 Epidemiologi

a. Berdasarkan Orang

1) Umur

Berdasarkan data The Leukemia and Lymphoma


Society (2009) di AmerikaSerikat, leukemia
menyerang semua umur. Pada tahun 2008, penderita
leukemia44.270 orang dewasa dan 4.220 pada anak-
anak. Biasanya jenis leukemia yangmenyerang orang
dewasa yaitu LMA dan LLK sedangkan LLA paling
sering dijumpai pada anak-anak.

Menurut penelitian Kartiningsih L.dkk (2001),


melaporkan bahwa di RSUDDr. Soetomo LLA
menduduki peringkat pertama kanker pada anak selama
tahun1991-2000. Ada 524 kasus atau 50% dari seluruh
keganasan pada anak yangtercatat di RSUD Dr.
Soetomo, 430 anak (82%) adalah LLA, 50 anak
(10%)menderita nonlimfoblastik leukemia, dan 42
kasus merupakan leukemiamielositik kronik (The
Leukemia and Lymphoma Society, 2009).

Penelitian Simamora di RSUP H. Adam Malik Medan


tahun 2004-2007menunjukkan bahwa leukemia lebih
banyak diderita oleh anak-anak usia <15tahun
khususnya LLA yaitu 87%. Pada usia 15-20 tahun
7,4%, usia 20-60 tahun20,4%, dan pada usia >60 tahun
1,8%.
4
2) Jenis Kelamin

Insiden rate untuk seluruh jenis leukemia lebih tinggi


pada laki-laki dibanding perempuan. Pada tahun 2009,
diperkirakan lebih dari 57% kasus baru leukemia pada
laki-laki.10 Berdasarkan laporan dari Surveillance
Epidemiology And EndResult (SEER) di Amerika
tahun 2009, kejadian leukemia lebih besar pada laki-
laki daripada perempuan dengan perbandingan
57,22%:42,77%.Menurut penelitian Simamora (2009)
di RSUP H. Adam Malik Medan, proporsi penderita
leukemia berdasarkan jenis kelamin lebih tinggi pada
laki-laki dibandingkan dengan perempuan (58%:42%).

3) Ras

IR di negara barat adalah 4 per 100.000 anak-anak di


bawah usia 15 tahun.Angka kejadian terendah terdapat
di Afrika (1,18-1,61/100.000) dan tertinggi diantara
anak-anak Hispanik (Costa Rica 5,94/100.000 dan Los
Angeles5,02/100.000). IR ini lebih umum pada ras
kulit putih (42,1 per 100.000 per tahun) daripada ras
kulit berwarna (24,3 per 100.000 per tahun)
(Soegiyanto,2004).Berdasarkan data The Leukemia and
Lymphoma Society (2009), leukemiamerupakan salah
satu dari 15 penyakit kanker yang sering terjadi dalam
semuaras atau etnis. Insiden leukemia paling tinggi
terjadi pada ras kulit putih (12,8 per 100.000) dan
paling rendah pada suku Indian Amerika/penduduk asli
Alaska(7,0 per 100.000). b.Berdasarkan Tempat dan
WaktuMenurut U.S. Cancer Statistics (2005) terdapat
32.616 kasus leukemia diAmerika Serikat, 18.059

5
kasus diantaranya pada laki-laki (55,37%) dan
14.557kasus lainnya pada perempuan (44,63%). Pada
tahun yang sama 21.716 orangmeninggal karena
leukemia (CFR 66,58%).Berdasarkan laporan kasus
dari F. Tumiwa dan AMC. Kaparang (2008)
menyebutkan bahwa IR tertinggi LMK terdapat di
Swiss dan Amerika (2 per 100.000) sedangkan IR
terendah berada di Swedia dan Cina (0,7 per 100.000).

b. Berdasarkan Tempat dan waktu

Menurut U.S Cancer Statistics (2005) terdapat 32.616


kausu leukimia di amerika serikat. 18.059 kasus
diantaranya pada laki-laki (55,37%) dan 14.557 kasus
lainnya pada perempuan (44,63%). Pada tahun yang
sama 21.716 orang meninggal karena leukimia (CFR
66,58%).

Berdasarkan laporan kasus dari F. Tumiwa dan AMC.


Kaparang (2008) menyebutkan bahwa IR tertinggi
LMK terdapat di Swiss dan Amerika (2 per 100.000)
sedangkan IR terendah berada di Swedia dan Amerika
dan cina (0,7 per 100.000).

LMK adalah leukimia kronis yang paling sering


dijumpai diindonesia yaitu 25-20% dari leukimia. IR
LMK di negara barat adalah 1-1,4 per 100.000 per
tahun. Berdasarkan data dari International
Pharmaceutical Manufacturers Group (IPMG)
penderita leukimia pada anak-anak di RSK Dharmais
terus bertambah setiap tahunnya. Pada tahun 2007
terdapat 6 kasus leukimia pada anak dan pada tahun
2008 bertambah menjadi 16 kasus. (Depkes RI, 2007).
6
2.2.3 Klasifikasi

Secara sederhana leukimia dapat diklasifikasi berdasarkan maturisi sel


dan tipe sel asal yaitu:

a. Leukimia akut

Leukimia akut adalah kegananan primer sumsum tulang yang


berakibat tersedaknya komponen darah abnormal (blastosit) yang
disertai dengan penyebaran ke organ-organ lain. Leukimia akut
memiliki perjalanan klinis yang cepat, tanpa pengobatan penderita
akan meninggal rata-rata dalam 4-6 bulan.

1) Leukimia Limfosistik Akut (LLA)

LLA merupakan jenis leukemia dengan karakteristik


adanya proliferasidan akumulasi sel-sel patologis dari sistem
limfopoetik yang mengakibatkanorganomegali (pembesaran
alat-alat dalam) dan kegagalan organ.LLA lebihsering
ditemukan pada anak-anak (82%) daripada umur dewasa
(18%).InsidenLLA akan mencapai puncaknya pada umur 3-7
tahun. Tanpa pengobatansebagian anak-anak akan hidup 2-3
bulan setelah terdiagnosis terutamadiakibatkan oleh kegagalan
dari sumsum tulang.

2) Leukimia Mielositik Akut (LMA)

LMA merupakan leukemia yang mengenai sel stem


hematopoetik yangakan berdiferensiasi ke semua sel mieloid.
LMA merupakan leukemianonlimfositik yang paling sering
terjadi. LMA atau Leukemia Nonlimfositik Akut (LNLA)
lebih sering ditemukan pada orang dewasa (85%)
dibandingkananak-anak (15%).Permulaannya mendadak dan
progresif dalam masa 1 sampai 3 bulan dengan durasi gejala

7
yang singkat. Jika tidak diobati, LNLA fataldalam 3 sampai 6
bulan.

b. Leukimia Kronik

Leukimia kronik merupakan suatu penyakit yang ditandai


proliferasi neoplastik dari salah satu sel yang berlangsung atau
terjadi karena keganasan hematologi.

1) Leukimia Limfositik Kronis (LLK)

LLK adalah suatu keganasan klonal limfosit B (jarang pada


limfosit T).Perjalanan penyakit ini biasanya perlahan, dengan
akumulasi progresif yang berjalan lambat dari limfosit kecil
yang berumur panjang. LLK cenderung dikenal sebagai
kelainan ringan yang menyerang individu yang berusia
50sampai 70 tahun dengan perbandingan 2:1 untuk laki-laki.

2) Leukimia Granulositik/Mielositik Kronik (LGK/LMK)

Adalah gangguan mieloproliferatif yang ditandai dengan


produksi berlebihan sel mieloid (seri granulosit) yang relatif
matang.34 LGK/LMK mencakup 20% leukemia dan paling
sering dijumpai pada orang dewasa usia pertengahan (40-50
tahun). Abnormalitas genetik yang dinamakan kromosom
philadelphia ditemukan pada 90-95% penderita LGK/LMK.
Sebagian besar penderita LGK/LMK akan meninggal setelah
memasuki fase akhir yangdisebut fase krisis blastik yaitu
produksi berlebihan sel muda leukosit, biasanya berupa
mieloblas/promielosit, disertai produksi neutrofil, trombosit
dan sel darah merah yang amat kurang.

2.2.4 Etiologi

8
Penyebab (etiologi) leukimia belum diketahui secara pasti, namun
diketahui beberapa faktor yang mempengaruhi frekuensi leukimia,
seperti:

a. Radiasi

Radiasi dapat meningkatkan frekuensi LMA dan LMA. Tidak ada


laporan mengenai hubungan antara radiasi dan LLK. Beberapa
laporan yang mendukung:

1. Para pegawai radiologi lebih sering menderita leukimia

2. Penderita dengan radioterapi lebih sering menderita leukimia

3. Leukimia ditemukan pada korban hidup kejadian bom atom


Hiroshima dan Nagasaki, Jepang

b. Faktor leukemogenik

Terdapat beberapa zat kimia yang lebih diidentifikasi dapat


mempengaruhi frekuensi leukimia:

1. Racun lingkungan seperti benzena

2. Bahan kimia industri insektisida

3. Obat kemoterapi

c. Virus

Virus dapat menyebabkan leukimia seperti retrovirus, virus


leukimia feline, HTLV-1 pada dewasa

d. Neoplasia

Ada persamaan jelas antara leukemia dan penyakit neoplastik


lain,misalnya proliferasisel yang tidak terkendali, abnormalitas
morfologis sel daninfiltrasi organ. Lebihdari itu kelainan sum-sum

9
kronis lain dapat berubah bentuk akhirnya menjadi leukemia akut,
misalnya polisefemia vera, mielosklerosis atau anemia aplastik.

e. Infeksi

Leukemia pada tikus dan unggas dapat ditransnamsi oleh filtrate


bebas sel. Partikelvirus dapat ditunjukkan dengan mikroskop
elektron. Pada manusia terdapat buktikuat untuk etiologi baik pada
satu jenis leukemia / limfoma sel T dan pada limfoma burkit.

f. Keturunan

Ada laporan beberapa kasus yang terjadi pada satu keluarga dan
pada kembar identik ada insiden yang meningkat pada beberapa
penyakit kerediter, khususnyasindroma down (dimana leukemia
terjadi dengan peningkatan frekuensi 20 – 30kali lipat) anemia
panca sindroma down dan ataksia – talangiektasia.

2.2.5 Patofisiologi

Jaringan pembentuk darah ditandai oleh pergantian sel yang sangat


cepat. Normalnya, produksi sel darah tertentu dari prekusor sel stem
diatur sesuai kebutuhantubuh. Apabila mekanisme yang mengatur
produksi sel tersebut terganggu, sel akanmembelah diri sampai ke
tingkat sel yang membahayakan (proliferasi neoplastik).Proliferasi
neoplastik dapat terjadi karena kerusakan sumsum tulang akibat
radiasi,virus onkogenik, maupun herediter.

Sel polimorfonuklear dan monosit normalnya dibentuk hanya


dalam sumsumtulang. Sedangkan limfosit dan sel plasma dihasilkan
dalam berbagai organ limfogen(kelenjar limfe, limpa, timus, tonsil).
Beberapa sel darah putih yang dibentuk dalam sumsum tulang,
khususnya granulosit, disimpan dalam sumsum tulang sampai
merekadibutuhkan dalam sirkulasi. Bila terjadi kerusakan sumsum

10
tulang, misalnya akibat radiasi atau bahan kimia, maka akan terjadi
proliferasi sel-sel darah putih yang berlebihan dan imatur. Pada kasus
AML, dimulai dengan pembentukan kanker padasel mielogen muda
(bentuk dini neutrofil, monosit, atau lainnya) dalam sumsumtulang
dan kemudian menyebar ke seluruh tubuh sehingga sel-sel darah
putihdibentuk pada banyak organ ekstra medula.

Sedangkan secara imunologik, patogenesis leukemia dapat


diterangkansebagai berikut. Bila virus dianggap sebagai penyebabnya
(virus onkogenik yang mempunyai struktur antigen tertentu), maka
virus tersebut dengan mudah akan masuk ke dalam tubuh manusia dan
merusak mekanisme proliferasi. Seandainya struktur antigennya
sesuai dengan struktur antigen manusia tersebut, maka virus mudah
masuk. Bila struktur antigen individu tidak sama dengan struktur
antigen virus, makavirus tersebut akan ditolaknya. Struktur antigen ini
terbentuk dari struktur antigen dari berbagai alat tubuh, terutama kulit
dan selaput lendir yang terletak di permukaantubuh atau HL-A
(Human Leucocyte Locus A). Sistem HL-A diturunkan
menuruthukum genetik, sehingga etiologi leukemia sangat erat
kaitannya dengan faktor herediter. Akibat proliferasi mieloid yang
neoplastik, maka produksi elemen darahyang lain tertekan karena
terjadi kompetisi nutrisi untuk proses metabolisme
(terjadigranulositopenia, trombositopenia). Sel-sel leukemia juga
menginvasi tulang disekelilingnya yang menyebabkan nyeri tulang
dan cenderung mudah patahtulang. Proliferasi sel leukemia dalam
organ mengakibatkan gejala tambahan : nyeriakibat pembesaran limpa
atau hati, masalah kelenjar limfa; sakit kepala atau muntahakibat
leukemia meningeal.

2.2.6 Tanda dan Gejala

1. Pilek tak sembuh-sembuh

11
2. Pucat, lesu, mudah terstimulasi

3. Demam, anoreksia, mual, muntah

4. BB menurun

5. Ptechiae, epistaksis, perdarahan gusi, memar tanpa sebab

6. Nyeri tulang dan persendian

7. Nyeri abdomen

8. Abnormalitas WBC

9. Nyeri kepala

2.2.7 Pemeriksaan Diagnostik

1. Hitung darah lengkap (CBC)

2. Fungsi lumbal, untuk mengkaji keterlibatan SSP

3. Foto thoraks, untuk mendeteksi keterlibatan mediastinum

4. Aspirasi sumsum tulang, ditemukannya 25% sel blast


memperkuat diagnosis

5. Pemindaian tulang atau survei kerangka, mengkaji infiltrat


leukemik

6. Jumlah trombosit, menunjukkan kapasitas pembekuan

2.2.8 Penatalaksanaan

Protokol pengobatan bervariasi sesuai jenis leukemia dan jenis obat


yangdiberikan pada anak. Proses remisi induksi pada anak terdiri dari
tiga fase : induksi,konsolidasi, dan rumatan. Selama fase induksi (kira-
kira 3 sampai 6 minggu) anak menerima berbagai agens kemoterapi
untuk menimbulkan remisi. Periode intensif diperpanjang 2-3 minggu

12
selama fase konsolidasi untuk memberantas keterlibatansistem syaraf
pusat da n oragan vital lain. Terapi rumatan diberikan selama
beberapatahun setelah diagnosis untuk memperpanjang remisi. Beberapa
obat yang dipakaiuntuk leukemia anak-anak adalah prednison, vinkristin,
asparaginase, metrotreksat,merkaptopurin, sitarabin, alopurinol,
siklofosfamid, dan daunorubisin.

2.3 Asuhan Keperawatan pada Anak (Leukimia)

PENGKAJIAN

Ruangan : IGD ANAK

Tanggal : 07 Oktober 2019

Jam : 09.45 WIB

Identitas Pasien

Nama : Muh Yusuf

No. Rekam Medis : 897568

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tgl/ Umur : 14 Juni 2014 (8 Tahun)

Alamat : Kolaka

Rujukan dari : RSUD. BAHTERAMAS

Diagnosa : Akut Leukimia Limfoblastik

Keluarga yang dihubungi : Ny“ W ”

Transportasi waktu datang : Mobil

Keluhan utama : Sesak

13
Anamnesa terpimpin : Sesak sudah dialami 2 bulan sebelum
masuk RS.

Riwayat Penyakit Sekarang : Sesak napas ada, pola napas 32x/mnt,


penggunaan otot bantu pernapasan, pasien nampak lemah, ada nyeri
suprapubis, ada nyeri pada persendian dialami sejak 2 bulan yang lalu,
tidak demam, tidak muntah, riwayat muntah ada dialami sejak 12 jam
yang lalu.

a. Riwayat kesehatan

S : Sign/symptoms (tanda dan gejala)

Pada saat pengkajian pasien mengeluh sesak napas, nyeri


pada daerah persendian. Keadaan umum pasien lemah,
nasal kanul 4 liter/menit

A : Allergies (alergi)

Pasien mengatakan tidak ada alergi obat dan makanan.

M : Medications (pengobatan)

Infus ringer laktat 18 tpm

P : Past medical history (riwayat penyakit)

Riwayat muntah ada dialami sejak 12 jam yang lalu L :


Last oral intake (makanan yang dikonsumsi terakhir,
sebelum sakit ) : Pasien mengatakan hanya mengomsumsi
nasi,sayur, ikan.

E: Event prior to the illnesss or injury (kejadian sebelum


injuri/sakit): Persendian terasa sakit, sesak napas

1) Riwayat dan mekanisme trauma

P: provokatif (penyebab): proses penyakit


14
Q: quality (kualitas): Tertusuk-tusuk

R: Radiation (paparan) :Pada persendian

S : Severity ( tingkat keparahan) : 2 ( Ringan( NRS ) )

T : Timing (waktu) : Hilang timbul

2) Tanda-tanda vital

Tekanan Darah : 120/80mmHg

Nadi : 107x/menit

Pernapasan : 32x/menit

Suhu : 36,50C

3) Pemeriksaan fisik ( Head to toe )

Kepala

a) Kulit kepala: kulit kepala tampak bersih dan tidak ada


ketombe

b) Mata: konjungtiva anemis, tidak ada cidera pada kornea dan


pupil isokor

c) Telinga: simetris kiri dan kanan, tidak tampak adanya


serumen

d) Hidung:

Mukosa hidung: tampak bersih, tidak ada benjolan pada


hidung

Septum: berada ditengah

e) Mulut: mukosa mulut lembab, tidak ada bau mulut

15
f) Gigi: gigi klien tampak bersih:

g) Tonsil: T1 ( normal )

h) Wajah: Ekspresi wajah pasien tampak murung

Leher: tidak terdapat pembesaran kelenjar getah bening.

Dada/ thoraks:

a) Inspeksi : Postur dada tampak simetris, pasien tampak


menggunakan otot bantu pernapasan, ekspansi paru tidak
maksimal

b) Palpasi: vocal fremitus

c) Perkusi: Redup/redup d) Auskultasi: vesikuler

Jantung

a) Inspeksi : ictus cordis tidak tampak

b) Perkusi : suara pekak, batas atas intercostal 3 kiri, batas


kanan linea parasternal kanan, batas kiri linea mid
clavicularis bawah, batas bawah intercostals 6

c) Auskultasi : bunyi jantung 1 dan 2 murni regular.

Abdomen

a) Inspeksi : tidak ada pembesaran abdomen

b) Auskultasi : peristaltic usus 18x /menit

c) Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan

d) Perkusi : terdengar bunyi tympani

Pelvis

16
a) Inspeksi : simetris kiri dan kanan

b) Palpasi : tidak ada nyeri tekan

Perineum dan rectum: tidak ada kelainan

Genitalia

a) Palpasi : ada nyeri tekan pada suprapubis

Ektremitas

a) Status sirkulasi: pengisian kapiler pada ekstremitas

kanan atas pengisian kapiler < 2 detik

kiri atas pengisian kapiler < 2 detik

kanan bawah pengisian kapiler < 2 detik

kiri bawah pengisian kapiler < 2 detik

b) Nyeri di persendian

neurologis

a) Fungsi sensorik : pasien dapat merasakan stimulus sentuhan


ringan pada anggota tubuh

b) Fungsi motorik:

5 5

4 4

c) Ambulasi: Di bantu oleh keluarga, Pasien mengatakan


segala kebutuhannya dibantu oleh keluarga serta mudah
lelah ketika beraktifitas.

b. Hasil Pemeriksaan Laboraturium

17
No RM : 897588

Nama : Muh Yusuf

Tgl hasil : 09 Maret 2022

Jenis Kelamin : Laki-laki

TTL : 13 Juni 2014 (8 tahun)

Hasil pemeriksaan laboraturium

PEMERIKSAAN HASIL NILAI SATUAN


HEMATOLOGI
RUJUKAN
Rutin

WBC 18 4.00 – 10.0 [ 1Ø^3/Ul ]

RBC 4,86 4.00 – 6.00 [ 1Ø^6/Ul ]

HGB 10,9 12.0 – 16. 0 Gr/dl

HCT 41 37.0 – 48.0 % %

MCV 84 80.0 – 97.0 [ Fl ]

MCH 29 26.5 – 33.5 [ [ pg ]

MCHC 34 31.5 – 35.0 [ g/Dl ]

PLT 327 150 – 400 [ 1Ø^3/Ul ]

RWD-SD 37.0 – 54.0 [ Fl ]

RDW-CV 14.2 10.0 – 15.0 [ Fl ]

PDW 10.5 10.0 – 18.0 [%]

18
MPV 7.2 6.50 – 11.0 [ Fl ]

P-LCR 13.0 – 43.0 [ Fl ]

PCT 0.23 0.15 – 0.5 0 [%]

NEUT 58.20 52.0 - 75.0 [ 1Ø^3/uL ]

LYMPH 23.0 20.0 - 40.0 [ 1Ø^3/uL ]

MONO 11.0 2.00 – 8.00 [ 1Ø^3/uL ]

EO 7.0 1.00 – 3.00 [ 1Ø^3/uL ]

BASO 0.7 0.00 – 0.10 [ 1Ø^3/uL ]

LED I 0.00 – 0.10 [ 1Ø^3/uL ]

LED Jam II ( L < 10. P Mm


<20)

KIMIA DARAH

Glukosa

GDS 86 140 Mg/dl

Elektrolit 136-145 mmol/l

Natrium 3.8 3.5-5.1 mmol/l

Kalium 105 97-111 mmol/l

c. Hasil Pemeriksaan Radiologi

No RM : 897588

19
Nama : Muh Yusuf

Tgl hasil : 09 Maret 2022

Jenis Kelamin : Laki-laki

TTL : 13 Juni 2014 (8 tahun)

Uraian kesan pemeriksaan:

a) Tidak tampak lesi hipodens/hiperdens patologi intracranial.

b) Suspek sinusitis maxillaris bilateral.

ANALISA DATA

No Data Masalah
Keperawatan

1 Ds: Pola Napas Tidak


Efektif
Pasien mengatakan mengalami sesak
sudah sejak 2 bulan yang lalu.

DO:

a. Pernapasan 32kali/mnt

b. Pasien tampak sesak.

c. Tampak pasien menggunaan otot


bantu pernapasan.

d. Saturasi 02 : 99 % e. Suara napas:


Vesikuler. f. HGB : 10,9 Gr/dl

DIAGNOSA KEPERAWATAN

20
a. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan ketidakseimbangan
antara suplai dan kebutuhan oksigen.

INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan Dan Kriteria Intervensi (NIC)


hasi (NOC)

1 Pola napas tidak efektif Setelah dilakukan Setelah


berhubungan dengan tindakan keperawatan dilakukan
ketidakseimbangan 1 x 6 jam diharapkan tindakan
antara suplai dan pola napas pasien keperawatan 1 x
kebutuhan oksigen. DS: efektif yang ditandai 6 jam diharapkan
dengan indikator pola napas
a. Pasien mengatakan
sebagai berikut: pasien efektif
mengalami sesak
yang ditandai
sudah sejak 2 bulan a. Dispnea berkurang
dengan indikator
yang lalu. dari cukup berat ( 4 )
sebagai berikut:
menjadi ringan ( 2 ).
DO:
a. Dispnea
b. Suara auskultasi
a. Pernapasan berkurang dari
nafas vesicular dan
32kali/mnt. cukup berat ( 4 )
tidak ada bunyi napas
menjadi ringan
b. Pasien tampak sesak. tambahan.
( 2 ).
c. Tampak pasien c. Tidak ada
b. Suara
menggunaan otot bantu penggunaan otot
auskultasi nafas
pernapasan. bantu pernapasan
vesicular dan
berkurang
d. Saturasi 02 : 99 % tidak ada bunyi
d. Pola napas normal napas tambahan.
e. Suara napas:
(eupnea)
Vesikuler. c. Tidak ada
penggunaan otot
bantu pernapasan
21
berkurang

d. Pola napas
normal (eupnea)

IMPLEMENTASI dan EVALUASI

No Diagnosa Hari/tgl, Implementasi Evaluasi

Jam

1 Ketidakefektifan Rabu a. Memonitor S:


pola napas Frekuensi, irama,
9 maret Pasien
dan usaha
mengatakan
2022 bernapas Hasil:
masih merasa
1. Frekuensi sesak
napas : 32x/mnt
O:
2. Irama napas:
1.Pasien
Tidak teratur
tampak sesak.
3. Suara napas :
2.Tampak
Vesikuler
pada saat
4. Saturasi O2 : bernapas
99% pasien
menggunakan
5. Usaha bernapas
otot bantu
: Spontan
pernapasan.
b. Memonitor pola 3.Pernapasan
napas (bradipnea, 26x/mnt
takipnea,
4.Irama napas:
hiperventilasi,
22
kusmaul, cheyne Tidak teratur
stokes, biot) 4.Nasal kanul:
5.liter/menit
Hasil :
A:
1. Takipnea
Pola napas
2. Menggunakan
tidak efektif
otot bantu
yang dialami
3. Pernapasan pasien belum
dada teratasi

c. Memposisikan P:
pasien untuk
Lanjutkan
memaksimalkan
intervensi
ventilasi.
1. Monitor
Hasil: Pasien
Frekuensi,
merasa nyaman
irama, dan
dengan posisi
usaha
yang diberikan.
bernapas 2.
d. Mengauskultasi Monitor pola
bunyi napas. napas
(bradipnea,
Hasil : Suara
takipnea,
napas vesikuler
hiperventilasi,
e. Kolaborasi kusmaul,
pemberian terapi cheyne stokes,
O2 Nasal kanul. biot)
Hasil: Diberikan
3. Posisikan
Nasal Kanul
pasien pada
4L/mnt
posisi semi
23
fowler

4. Auskultasi
bunyi napas

5. Kolaborasi
pemberian
terapi O2

24
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Leukimia adalah suatu penyakit keganasan yang dikarenakan


adanya abnormalitas gen pada sel hematopoetik sehingga menyebabkan
poliferasi klonal dari sel yang tidak terkendali, dan sekitar 40% leukimia
terjadi pada anak ( Widagdo, 2012 di kutip oleh Rahmadina, 2018 ).
Leukemia limfoblastik akut (LLA) merupakan bentuk leukemia yang
paling lazim dan paling umum dijumpai pada anak yaitu terhitung sekitar
74% ( ACS, 2018 dikutip dalam Wulandari, 2018 ).

3.2 Saran

Penulis mengharapkan agar makalah ini dapat bermanfaat bagi kita,


menambah ilmu pengetahuan serta wawasan bagi para pembaca khususnya
bagi mahasiswa.

25
DAFTAR PUSTAKA

Wulandari, A. 2019. Pendahuluan. Tersedia di


http://eprints.ummi.ac.id/1213/4/BAB%20I.pdf diakses pada 9
Maret 2022 pukul 08.00 WIB

Hadianto, MT. 2011. BAB 2 Tersedia di


http://eprints.undip.ac.id/33653/3/Bab_2.pdf diakses pada 9
Maret 2022 pukul 08.10 WIB

Novi, 2019. Makalah Anak Leukimia Kelompok 4 Tersedia di


https://id.scribd.com/document/434411943/makalah-anak-
leukimia-kelompok-4-doc diakses pada 9 Maret 2022 pukul 09.00
WIB

Aripin, Andi Nurhaliza, 2019. Manajemen Asuhan Keperawatan


Kegawatdarudatan Pada Anak “M” Dengan Diagnosa Medis
Leukimia Limfoblastic Acut Di Ruang IGD Anak RSUP DR.
Wahidin Sudirohusodo Makassar tersedia di
https://stikespanakkukang.ac.id/assets/uploads/alumni/1d4e975d
7a531e784b8fe9660863161c.pdf diakses pada 9 Maret 2022
pukul 10.30 WIB

26

Anda mungkin juga menyukai