Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH TENTANG HOME CARE

Disusun Oleh Kelompok 3 :


1. Eko Fulianto (19010216)
2. Eni Yulianti (19010217)
3. Eris Kristanto Adi (19010218)
4. Fatkhur Roji (19010219)
5. Ferry Yunius (19010220)
6. Greta Dwi Violeta (19010221)
7. Ilham Firmansyah (19010222)
8. Indra Mia Sasmitoadi (19010223)
9. Irfa Mamluatul Hidayati (19010224)
10. Jagad Aminono (19010225)
11. Kristina Dwi Ariani (19010226)
12. Mamluaturosidah (19010227)
13. Muhammad Evendy (19010228)
14. Muhammad Ulil Maghfir (19010229)
15. Nofi Tri Astutik (19010230)
16. Nofryan Pratama Prihandoko (19010231)
17. Novi Dian Aries Sukma (19010232)

PROGRAM STUDI AHLI JEJANG


STIKES dr. SOEBANDI JEMBER
2019
BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Perkembangan keperawatan di Indonesia saat ini sangat pesat, hal ini
disebabkan oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat cepat
sehingga informasi dengan cepat dapat diakses oleh semua orang sehingga
informasi dengan cepat diketahui oleh masyarakat. Perkembangan era globalisasi
yang menyebabkan keperawatan di Indonesia harus menyesuaikan dengan
perkembangan keperawatan di negara yang telah berkembang, sosial ekonomi
masyarakat semakin meningkat sehingga masyarakat menuntut pelayanan
kesehatan yang berkualitas tinggi, tapi di lain pihak bagi masyarakat ekonomi
lemah mereka ingin pelayanan kesehatan yang murah dan terjangkau. Sehingga
memerlukan perawatan lebih lama di rumah sakit.
Lama perawatan di rumah sakit telah menurun secara dramatis dalam era
peningkatan biaya keperawatan kesehatan, potongan anggaran yang
besar, managed care,  perkembangan teknologi yang cepat, dan pemberian
pelayanan yang maju, karena penyebab langsung, atau efek langsung dari variabel
ini, industri perawatan di rumah menjadi alat untuk menurunkan biaya dan lama
perawatan. Akibatnya, industri perawatan di rumah berkembang menjadi masalah
yang kompleks dan harus diatasi dengan  perhatian yang besar bila salah satu
tujuannya adalah memberi hasil yang terbaik bagi setiap individu.
Visi Departemen Kesehatan Republik Indonesia adalah memandirikan
masyarakat untuk hidup sehat dengan misi membuat rakyat sehat.Guna
mewujudkan visi dan misi tersebut berbagai program kesehatan telah
dikembangkan termasuk pelayanan kesehatan di rumah.Pelayanan keperawatan
yang berkualitas mempunyai arti bahwa pelayanan yang diberikan kepada
individu, keluarga ataupun masyarakat haruslah baik (bersifat etis) dan benar
(berdasarkan ilmu dan hukum yang berlaku). Hukum yang mengatur praktik
keperawatan telah tersedia dengan lengkap, baik dalam bentuk undang-undang
kesehatan, maupun surat keputusan Menkes tentang praktik keperawatan. Dengan
demikian melakukan praktik keperawatan bagi perawat di Indonesia adalah
merupakan hak sekaligus kewajiban profesi untuk mencapai visi Indonesia sehat
tahun 2010. Implementasi praktik keperawatan yang dilakukan oleh perawat
sebenarnya tidak harus dilakukan di rumah sakit, klinik, ataupun di gedung
puskesmas tetapi dapat juga dilaksanakan dimasyarakat maupun dirumah
pasien.Pelayanan keperawatan yang dilkukan dirumah pasien disebut Home Care.
Pelayanan kesehatan di rumah merupakan program yang sudah ada dan
perlu dikembangkan, karena telah menjadi kebutuhan masyarakat, Salah satu
bentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dan memasyarakat serta menyentuh
kebutuhan masyarakat yakni melalui pelayanan keperawatan Kesehatan di rumah
atau Home Care. Berbagai faktor yang mendorong perkembangannya sesuai
dengan kebutuhan masyarakat yaitu melalui pelayanan keperawatan kesehatan di
rumah.Berbagai faktor yang mendorong perkembangan pelayanan keperawatan
kesehatan dirumah atara lain : Kebutuhan masyarakat, perkembangan IPTEK
bidang kesehatan, tersedianya SDM kesehatan yang mampu memberi pelayanan
kesehatan di rumah.
Home care adalah pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien, individu
dan keluarga, direncanakan, dikoordinasikan, dan disediakan, oleh pemberi
pelayanan, yang diorganisir untuk memberi pelayanani rumah melalui staf atau
pengaturan berdasarkan perjanjian kerja atau kontrak (Warola, 1980 Dalam
Perkembangan Modal Praktek Mandiri Keperawatan Di Rumah Yang Disusun
Oleh PPNI dan DEPKES).

B.     Perumusan Masalah
1.       Bagaimana aspek legal dan etik serta isu-isu legal dalam home care?
2.       Bagaimana perizinan dan akreditasi dalam home care?
3.       Bagaimana kebijakan home care di Indonesia?
4.       Bagaimana kepercayaan dan budaya dalam home care?

C.    Tujuan
1.       Bagaimana aspek legal dan etik serta isu-isu legal dalam home care?
2.       Bagaimana perizinan dan akreditasi dalam home care?
3.       Bagaimana kebijakan home care di Indonesia?
4.       Bagaimana kepercayaan dan budaya dalam home care?

D.    Manfaat Penulisan
1.       Mengetahui aspek legal dan etik serta isu-isu legal dalam home care
2.       Mengetahui perizinan dan akreditasi dalam home care
3.       Mengetahui kebijakan home care di Indonesia
4.       Mengetahui kepercayaan dan budaya dalam home care

E.       Landasan Hukum
1. UU Kes.No. 23 tahun 1992 tentang kesehatan
2. PP No. 25 tahun 2000 tentang perimbangan keuangan pusat dan daerah.
3. UU No. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah
4. UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
5. Kepmenkes No. 1239 tahun 2001 tentang regestrasi dan praktik perawat
6. Kepmenkes No. 128 tahun 2004 tentang kebijakan dasar puskesmas
7. Kepmenkes No. 279 tahun 2006 tentang pedoman penyelenggaraan
Perkesmas.
8. SK Menpan No. 94/KEP/M. PAN/11/2001 tentang jabatan fungsonal
perawat.
9. PP No. 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan
10. Permenkes No. 920 tahun 1986 tentang pelayan medik swasta.

F.     Ruang lingkup
Ruang Lingkup Home Care yaitu :
1.    Memberi asuhan keperawatan secara komprehensif
2.    Melakukan pendidikan kesehatan pada pasien dan keluarganya.
3.    Mengembangkan pemberdayaan pasien dan keluarga.
Secara umum lingkup perawatan kesehatan di rumah juga dapat dikelompokkan
sebagai berikut :
1.      Pelayanan medik dan asuhan keperawatan
2.      Pelayanan sosial dan upaya menciptakan lingkungan yang terapeutik
3.      Pelayanan rehabilitasi dan terapi fisik
4.      Pelayanan informasi dan rujukan
5.      Pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan
6.      Higiene, dan sanitasi perorangan serta lingkungan
7.      Pelayanan perbaikan untuk kegiatan sosial.

G.    Prinsip Home Care


Agar  pelayanan home care ini dapat berjalan dengan lancar maka perlu
diperhatikan beberapa prinsip dalam melakuakan pelayanan home care.
Prinsip – prinsip terssebut diantaranya : 
1. Pengelolaan home care dilaksanakan oleh perawat
2. Pelaksana Home Care adalah terdiri dari profesi kesehatan yang ada (dokter,
bidan, perawat,ahli gizi, apoteker, sanitarian dan tenaga profesi yang lain).
3. Mengaplikasikan konsep sebagai dasar mengambil keputusan dalam praktik.
4. Mengumpulkan data secara sistematis, akurat dan komrehensif.
5. Menggunakan data hasil pengkajian dan hasil pemeriksaan dalam
menetapkan diagnosa.
6. Mengembangkan rencana keperawatan didasarkan pada kebutuhan.
7. Memberi pelayanan paripurna yang terdiri dari prepentif, kuratif, promotif
dan rehabilitaif.
8. Mengevaluasi respon pasien dan keluarganya dalam intervensi keperawatan,
medik dan lainnya.
9. Bertanggung jawab terhadap pelayanan yang bermutu melalui manajemen.
10. Memelihara dan menjamin hubungan baik diantara anggota tim.
11. Mengembankan kemampuan profesional.
12. Berpartisipasi pada kegiatan riset untuk pengembangan home care.
13. Menggunakan kode etik profesi dalam melaksanakan pelayanan di home
care .
BAB II
TINJAUAN TEORI

A.    Definisi
Pelayanan kesehatan di rumah adalah pelayanan keperawatan yang
diberikan kepada pasien di rumahnya, yang merupakan sintesa dari pelayanan
keperawatan komunitas dan keterampian teknikal tertentu yang berasal dari
spesalisasi kesehatan tertentu, yang befokus pada asuhan keperawatan
individu dengan melibatkan keluarga, dengan tujuan menyembuhkan,
mempertahankan dan meningkatkan kesehatan fisik, mental/ emosi pasien.
Home Care (HC) menurut Habbs dan Perrin, 1985 adalah
merupakan layanan kesehatan yang dilakukan di rumah pasien (Lerman
D. & Eric B.L, 1993), Sehingga home care dalam keperawatan merupakan
layanan keperawatan di rumah pasien yang telah melalui sejarah yang
panjang.
Menurut Depkes RI (2002) mendefinisikan bahwa home care adalah
pelayanan kesehatan yang berkesinambungan dan komprehensif  diberikan
kepada individu, keluarga, di tempat tinggal mereka yang bertujuan untuk
meningkatkan, mempertahankan, memulihkan kesehatan/memaksimalkan
kemandirian dan meminimalkan kecacatan akibat dari penyakit. Layanan
diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien/keluarga yang direncanakan,
dikoordinir, oleh pemberi layanan melalui staff yang diatur berdasarkan
perjanjian bersama.
 Rice. R, (2001) mengidentifikasi jenis kasus yang dapat dilayani pada
program home care yang meliputi kasus-kasus yang umum pasca perawatan
di rumah sakit dan kasus-kasus khusus klinik dan yang biasa dijumpai di
komunitas. Kasus umum yang merupakan pasca perawatan di RS adalah :
1.      Klien dengan COPD
2.      Klien dengan penyakit gagal jantung
3.      Klien dengan gangguan oksigenasi
4.      Klien dengan mengalami perlukaan kronis
5.      Klien dengan diabetes
6.      Klien dengan gangguan fungsi perkemihan
7.      Klien dengan kondisi pemulihan kesehatan ( rehabilitasi )
8.      Klien dengan terapi cairan infus di rumah
9.      Klien dengan gangguan fungsi persyarafan
10.  Klien dengan AIDS
Sedangkan kasus dengan kondisi khusus, meliputi :
1.      Klien dengan post partum 
2.      Klien dengan gangguan kesehatan mental 
3.      Klien dengan kondisi Usia Lanjut
4.      Klien dengan kondisi terminal ( Hospice and Palliative care)
(Rice R , 2001.,Allender &Spradley, 2001)

B.     Tujuan Diadakannya Home Care


1.      Terpenuhi kebutuhan dasar ( bio-psiko- sosial- spiritual ) secara mandiri.
2.      Meningkatkan kemandirian keluarga dalam pemeliharaan kesehatan.
3.      Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan kesehatan di rumah.

C.     Keuntungan dan Kerugian Home Health Care


Keuntungan :
1.      Bagi Klien dan Keluarga :
a.       Program Home Care (HC) dapat membantu meringankan biaya rawat
inap yang makin mahal, karena dapat mengurangi biaya akomodasi
pasien, transportasi dan konsumsi keluarga
b.      Mempererat ikatan keluarga, karena dapat selalu berdekatan pada saat
anggoa keluarga ada yang sakit
c.       Merasa lebih nyaman karena berada dirumah sendiri
d.      Makin banyaknya wanita yang bekerja diluar rumah, sehingga tugas
merawat orang sakit yang biasanya dilakukan ibu terhambat oleh karena
itu kehadiran perawat untuk menggantikannya
2.      Bagi Perawat :
a.       Memberikan variasi lingkungan kerja, sehingga tidak jenuh dengan
lingkungan yang tetap sama
b.      Dapat mengenal klien dan lingkungannya dengan baik, sehingga
pendidikan kesehatan yang diberikan sesuai dengan situasi dan kondisi
rumah klien, dengan begitu kepuasan kerja perawat akan meningkat.
c.       Data dan minat pasien
3.      Bagi Rumah Sakit :
a.       Membuat rumah sakit tersebut menjadi lebih terkenal dengan adanya
pelayanan home care yang dilakukannya.
b.      Untuk mengevaluasi dari segi pelayanan yang telah dilakukan
c.       Untuk mempromosikan rumah sakit tersebut kepada masyarakat
Kerugian :
1)      Biaya perjalanan perawat atau pemberi pelayanan kesehatan di rumah
mahal.
2)      Kurang efisien dari praktek keperawa-tan bersama atau kunjungan klien
ke ruang rawat.
3)      Distraksi misalnya : anak-nak dan suara TV sulit untuk dihindari.
4)      Keamanan perawat dalam melakukan asuhan keperawatan tidak begitu
terjaga

D.       Perkembangan Pelayanan Kesehatan Dirumah


Sejauh ini bentuk-bentuk pelayanan kesehatan yang di kenal
masyarakat dalam system pelayanan kesehatan adalah pelayanan rawat inap
dan rawat jalan. Pada sisi lain banyak anggota masyarakat yang menderita
sakit karena berbagai pertimbangan terpaksa di rawat di rumah dan tidak di
rawat inap di institusi pelayanan kesehatan. Faktor-faktor yang mendorong
perkembangan perawatan kesehatan di rumah adalah :
1.      Kasus-kasus penyakit terminal di anggap tidak efektif dan tidak efisien
lagi apa bila di rawat di institusi pelayanan kesehatan. Misalnya pasien
kanker stadium akhir yang secara medis belum ada upaya yang dapat
dilakukan untuk mencapai kesembuhan.
2.      Keterbatasan masyarakat untuk membiayai pelayanan kesehatan pada
kasus-kasus penyakit degenerative yang memerlukan perawatan relative
lama. Dengan demikian berdampak pada makin meningkatnya kasus-
kasus yang memerlukan tindak lanjut keperawatan di rumah. Misalnya
pasien pasca stroke yang mengalami komplikasi kelumpuhan dan
memerlukan pelayanan rehabilitasi yang membutuhkan waktu relative
lama.
3.      Manajemen rumah sakit yang berorientasi pada profit, merasakan
bahwa perawatan klien yang sangat lama (lebih dari 1 minggu) tidak
menguntungkan bahkan menjadi beban manajemen.
4.      Banyak orang merasakan bahwa di rawat inap di institusi pelayanan
kesehatan membatasi kehidupan manusia, karena seseorang tidak dapat
menikmati kehidupan secara optimal karena terikat aturan-aturan yang
ditetapkan.
5.      Lingkungan di rumah ternyata dirasakan lebih nyaman bagi sebagian
klien dibandingkan dengan perawatan di rumah sakit, sehingga dapat
mempercepat kesembuhan (DEPKES, 2002).

E.       Lingkup Keperawatan Di Rumah


Lingkup praktik keperawatan mandiri meliputi asuhan keperawatan
perinatal, asuhan keperawatan neonantal, asuhan keperawatan anak, asuhan
keperawatan dewasa, dan asuhan keperawatan maternitas, asuhan
keperawatan jiwa dilaksanakan sesuai dengan lingkup wewenang dan
tanggung jawabnya.
Keperawatan yang dapat dilakukan dengan :
1.       Melakukan keperawatan langsung (direct care) yang meliputi
pengkajian bio- psiko- sosio- spiritual dengan pemeriksaan fisik secara
langsung, melakukan observasi, dan wawancara langsung, menentukan
masalah keperawatan, membuat perencanaan, dan melaksanakan
tindakan keperawatan yang memerlukan ketrampilan tertentu untuk
memenuhi kebutuhan dasar manusia yang menyimpang, baik tindakan-
tindakan keperawatan atau tindakan-tindakan pelimpahan wewenang
(terapi medis), memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan dan
melakukan evaluasi.
2. Mendokumentasikan setiap tindakan pelayanan yang di berikan kepada
klien, dokumentasi ini diperlukan sebagai pertanggung jawaban dan
tanggung gugat untuk perkara hukum dan sebagai bukti untuk jasa
pelayanan kepertawatan yang diberikan.
3. Melakukan koordinasi dengan tim yang lain kalau praktik dilakukan
secara berkelompok.
4. Sebagai pembela/pendukung(advokat) klien dalam memenuhi kebutuhan
asuhan keperawatan klien dirumah dan bila diperlukan untuk tindak
lanjut kerumah sakit dan memastikan terapi yang klien dapatkan sesuai
dengan standart dan pembiayaan terhadap klien sesuai dengan
pelayanan /asuhan yang diterima oleh klien.
5. Menentukan frekwensi dan lamanya keperawatan kesehatan di rumah
dilakukan, mencangkup berapa sering dan berapa lama kunjungan harus
di lakukan.

F.      Jenis Pelayanan Keperawatan Di Rumah


Jenis pelayanan keperawatan di rumah di bagi tiga kategori yaitu :
1.    Keperawatan klien yang sakit di rumah merupakan jenis yang paling banyak
dilaksanakan pada pelayanan keperawatan di rumah sesuai dengan alasan
kenapa perlu di rawat di rumah. Individu yang sakit memerlukan asuhan
keperawatan untuk meningkatkan kesehatannya dan mencegah tingkat
keparahan sehingga tidak perlu di rawat di rumah sakit.
2.    Pelayanan atau asuhan kesehatan masyarakat yang fokusnya pada promosi
dan prevensi. Pelayanannya mencakup mempersiapkan seorang ibu
bagaimana merawat bayinya setelah melahirkan, pemeriksaan berkala tumbuh
kembang anak, mengajarkan lansia beradaptasi terhadap proses menua, serta
tentag diet mereka.
3.    Pelayanan atau asuhan spesialistik yang mencakup pelayanan pada
penyakit-penyakit terminal misalnya kanker, penyakit-penyakit kronis seperti
diabetes, stroke, hpertensi, masalah-masalah kejiwaan dan asuhan pada anak. 

G.      Peran dan Fungi Perawat Home Care


1. Manajer kasus : mengelola dan mengkolaborasikan  pelayanan, dengan
fungsi :
a. Mengidentifikasi kebutuhan pasien dan keluarga
b. Menyusun rencana pelayanan
c. Mengkoordinir akifitas tim
d. Memantau kualitas pelayanan
2. Pelaksana : memberi pelayanan langsung dan mengevaluasi pelayanan
dengan fungsi :
a. Melakukan pengkajian komprehensif
b. Menyusun rencana keperawatan
c. Melakukan tindakan keperawatan
d. Melakukan observasi terhadap kondisi pasien
e. Membantu pasien dalam mengembangkan perilaku koping yang efektif
f. Melibatkan keluarga dalam pelayanan
g. Membimbing semua anggota keluarga dalam pemeliharaan kesehatan
h. Melakukan evaluasi terhadap asuhan keperawatan
i. Mendikumentasikan asuhan keperawatan.

H.    Skill Dasar Yang Harus Dikuasai Perawat


Home Care SK Dirjen Dirjen YAN MED NO HK. 00.06.5.1.311 menyebutkan
ada 23 tindakan keperawatan mandiri yang bisa dilakukan oleh perawat home
care antara lain :
1)      vital sign
2)      memasang nasogastric tube
3)      memasang selang susu besar
4)      memasang cateter
5)      penggantian tube pernafasan
6)      merawat luka decubitus
7)      Suction
8)      memasang peralatan O2
9)      penyuntikan (IV,IM, IC,SC)
10)  Pemasangan infus maupun obat
11)  Pengambilan preparat
12)  Pemberian huknah/laksatif
13)  Kebersihan diri
14)  Latihan dalam rangka rehabilitasi medis
15)  Tranpostasi klien untuk pelaksanaan pemeriksaan diagnostic
16)  Penkes
17)  Konseling kasus terminal
18)  Konsultasi/telepon
19)  Fasilitasi ke dokter rujukan
20)  Menyiapkan menu makanan
21)  Membersihkan Tempat tidur pasien
22)  Fasilitasi kegiatan sosial pasien
23)  Fasilitasi perbaikan sarana klien.

I.    Perizinan dan akreditasi homecare


Perizinan yang menyangkut operasional pengelolaan pelayanan kesehatan
rumah dan praktik yang dilaksanakan oleh tenaga profesional dan non
professional diatur sesuai dengan peraturan yang ditetapkan, baik oleh
pemerintah pusatmaupun pemerintah daerah.
Persyaratan perizinan:
1)      Berbadan hukum yang ditetapkan di badan kesehatan akte
notaristentang yayasan di badan kesehatan.
2)      Mengajukan permohonan izin usaha pelayanan kesehatan rumahkepada
Dinas Kesehatan Kota setempat dengan melampirkan:
3)      Rekomendasi dari organisasi profesi.
4)      Izin lokasi bangunan.
5)      Izin lingkungan.
6)      Izin usaha.
7)      Persyaratan tata ruangan bangunan melipti ruang direktur,
ruangmanajemen pelayanan, gudang sarana dan peralatan, sarana
komunikasi,dan sarana transportasi.
8)      Izin persyaratan tenaga meliputi izin praktik profesional dan
sertifikasipelayanan kesehatan rumah.
9)      Memiliki SIP, SIK dan SIPP.
10)  Perawat dapat melaksankan praktik keperwatan pada saran
pelayanankesehatan, praktik perorangan dan/atau berkelompok.
11)  Perawat yang melaksanakan praktik keperawatan pada saranapelayanan
kesehatan harus memiliki SIK.
12)  Perawat yang praktik perorangan/berkelompok harus memiliki
SIPPAkreditasi
Penilaian kembali terhadap mutu pelayanan kesehatan yang diterima
masyarakat, dilakukan baik oleh pemerintah atau badan independen yang
akan mengendalikan pelayanan kesehatan rumah. Tujuan proses
akreditasi, agar seluruhkomponen pelayanan dapat berfungsi secara
optimal, tidak terjadi penyalahgunaanserta penyimpangan.
Komponen evaluasi meliputi:
1)      Pelayanan masyarakat
2)      Organisasi dan admnistrasi
3)      Program
4)      Staf/personal
5)      Evaluasi
6)      Rencana yang akan datang
Standar penilaian akreditasi khusus home care yang dikeluarkan oleh
Komite Joint Commission International (JCI) ini merupakan standar
penilaian penerapanhome care berfokus pada pasien. Penilaian tersebut
meliputi keselamatan pasien,akses dan asesmen pasien, hak dan
tanggung jawab pasien, perawatan pasien dankontinuitas pelayanan,
manajemen obat pasien, serta pendidikan pasien dankeluarga.Perawat
yang memiliki peran advokasi bertanggung jawab
dalammempertahankan keamanan pasien, mencegah terjadinya
kecelakaan dan melindungi pasien dari kemungkinan efek yang tidak
diinginkan.Penerapanpendidikan bagi pasien dan keluarga perawat
dapat memberikan informasitambahan untuk pasien yang sedang
berusaha memutuskan suatu masalah,memberikan pendidikan kesehatan
yang menunjang kesehatan pasien.Hal – haltersebut diatas dapat
ditunjang dengan pengetahuan perawat terkait penerapan
danpelaksanaan pendidikan pada pasien dak keluarga di unit pelayanan
home care.

J. Kebijakan Home Care di Indonesia


Perawat dalam melakukan praktek harus sesuai dengan kewenangan
yang diberikan, berdasarkan pendidikan dan pengalaman serta dalam
memberikanpelayanan berkewajiban mematuhi standar praktek. Perawat
dalam menjalankan praktek harus membantu program pemerintah dalam
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat. Perawat dalam menjalankan
praktik keperawatan harus senantiasa meningkatkan mutu pelayanan
profesinya, dengan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi
melalui pendidikan dan pelatihan sesuai dengan bidang tugasnya, baik
diselenggarakan oleh pemerintah maupun organisasi profesi. Dalam keadaan
darurat yang mengancam jiwa seseorang/pasien, perawat berwenang untuk
melakukan pelayanan kesehatan diluar kewenangan. Pelayanan dalam
keadaan darurat ditujukan untuk penyelamatan jiwa. Perawat yang
menjalankan praktik perorangan harus mencantumkan SIPP diruang
prakteknya. Perawat yang menjalankan praktek perorangan tidak
diperbolehkan memasang papan praktek. Perawat yang memiliki SIPP dapat
melakukan asuhan keperawatan dalam bentuk kunjungan rumah. Perawat
dalam melakukan asuhan keperawatan dalam bentuk kunjungan rumah harus
membawa perlengkapan perawatan sesuai kebutuhan.
Perawat dalam menjalankan praktik perorangan sekurang-kurangnya
memenuhi persyaratan, yang sesuai dengan standar  perlengkapan   asuhan
keperawatan yang ditetapkan oleh organisasi profesi:
1. Memiliki tempat praktik yang memenuhi syarat kesehatan.
2. Memiliki perlengkapan untuk tindakan asuhan.
3. Keperawatan maupun kunjungan rumah.
4. Memiliki   perlengkapan   administrasi   yang   meliputi   buku   catatan
kunjungan, formulir catatan tindakan asuhan keperawatan, serta formulir
rujukan.

K. Pro dan Kontra Home Care di Indonesia


Di awal perjalanannya home care nursing sesungguhnya merupakan
bentuk pelayanan yang sangat sederhana, yaitu kunjungan perawat kepada
pasien tua atau lemah yang tidak mampu berjalan menuju rumah sakit atau
yang tidak memiliki biaya untuk membayar dokter di rumah sakit atau yang
tidak memiliki akses kepada pelayanan kesehatan karena strata sosial yang
dimilikinya. Pelaksanaannya juga merupakan inisiatif pemuka agama
yang care terhadap merebaknya kasus gangguan kesehatan. Perawat yang
melakukannya dikenal dengan istilah perawat kunjung (visiting nurse).
Bentuk intervensi yang diberikan berupa kuratif dan rehabilitatif.
Pada saat klien dan keluarga memutuskan untuk menggunakan sistem
pelayanan keperawatan dirumah (home care nursing), maka klien dan
keluarga berharap mendapatkan sesuatu yang tidak didapatkannya dari
pelayanan keperawatan dirumah sakit.adapun klien dan keluarga memutuskan
untuk tidak menggunakan sistem ini, mungkin saja ada pertimbangan-
pertimbangan yang menjadikan home care bukan pilihan yang tepat.dibawah
ini terdapat tentang pro dan kontra home care di Indonesia.
Pro home care berpendapat :
1. Home care memberikan perasaan aman karena berada dilingkungan
yang dikenal oleh klien dan keluarga, sedangkan bila di rumah sakit
klien akan merasa asing dan perlu adaptasi.
2. Home care merupakan satu cara dimana perawatan 24 jam dapat
diberikan secara focus pada satu klien, sedangkan dirumah sakit
perawatan terbagi pada beberapa pasien.
3. Home care memberi keyakinan akan mutu pelayanan keperawatan bagi
klien, dimana pelayanan keperawatan dapat diberikan secara
komprehensif (biopsikososiospiritual).
4. Home care menjaga privacy klien dan keluarga, dimana semua tindakan
yang berikan hanya keluarga dan tim kesehatan yang tahu.
5. Home care memberikan pelayanan keperawatan dengan biaya relatif
lebih rendah daripada biaya pelayanan kesehatan dirumah sakit.
6. Home care memberikan kemudahan kepada keluarga dan care giver
dalam memonitor kebiasaan klien seperti makan, minum, dan pola tidur
dimana berguna memahami perubahan pola dan perawatan klien.
7. Home care memberikan perasaan tenang dalam pikiran, dimana
keluarga dapat sambil melakukan kegiatan lain dengan tidak
meninggalkan klien.
8. Home care memberikan pelayanan yang lebih efisien dibandingkan
dengan pelayanan dirumah sakit, dimana pasien dengan komplikasi
dapat diberikan pelayanan sekaligus dalam home care.
9. Pelayanan home care lebih memastikan keberhasilan pendidikan
kesehatan yang diberikan, perawat dapat memberi penguatan atau
perbaikan dalam pelaksanaan perawatan yang dilakukan keluarga.
Kontra home care berpendapat :
1. Home care tidak termanaged dengan baik, contohnya jika menggunakan
agency yang belum ada hubungannya dengan tim kesehatan lain seperti :
a. Dokter spesialis.
b. Petugas laboratorium.
c. Petugas ahli gizi.
d. Petugas fisioterafi.
e. Psikolog dan lain-lain.
2. Home care membutuhkan dana yang tidak sedikit jika dibandingkan
dengan menggunakan tenaga kesehatan secara individu.
3. Klien home care membutuhkan waktu yang relatif lebih banyak untuk
mencapai unit-unit yang terdapat dirumah sakit, misalnya :
a. Unit diagnostik rontgen
b. Unit diagnostik CT scan.
c. Unit diagnostik MRI.
d. Laboratorium dan lain-lain.
4. Pelayanan home care tidak dapat diberikan pada klien dengan tingkat
ketergantungan total, misalnya: klien dengan koma.
5. Tingkat keterlibatan anggota keluarga rendah dalam kegiatan perawatan,
dimana keluarga merasa bahwa semua kebutuhan klien sudah dapat
terlayani dengan adanya home care.
6. Pelayanan home care memiliki keterbatasan fasilitas emergency, misalnya:
a. fasilitas resusitasi
b. fasilitas defibrilator
7. Jika tidak berhasil, pelayanan home care berdampak tingginya tingkat
ketergantungan klien dan keluarga pada perawat

L. Kepercayaan dan Budaya dalam Home Care


Perawat saat bekerja sama dengan keluarga harus melakukan komunikas
secara alamiah agar mendapat gambaran budaya keluarga yang
sesungguhnya. Hal ini terkait dengan sistem nilai dan kepercayaan yang
mendasari interaksi dalam pola   asuh   keluarga. Praktik mempertahankan
kesehatan   atau  menyembuhkan anggota keluarga dari gangguan kesehatan
dapat didasarkan pada kepercayaan yang dianut. Pemahaman yang benar pada
diri perawat mengenai budaya klien, baik individu, keluarga, kelompok,
maupun masyarakat, dapat mencegah terjadinya culture shock maupun
culture imposition.  Cultural shock  terjadi saat pihak luar (perawat) mencoba
mempelajari atau beradaptasi secara efektif dengan kelompok budaya tertentu
(klien) sedangkan culture imposition adalah kecenderungan tenaga kesehatan
(perawat), baik secara diam-diam maupun terang-terangan memaksakan nilai-
nilai budaya, keyakinan, dan kebiasaan/perilaku yang dimilikinya pada
individu, keluarga, atau kelompok dari budaya lain karena mereka meyakini
bahwa budayanya lebih tinggi dari pada budaya kelompok lain.

M. Hak-hak klien dalam pelayanan Home Care


Klien mempunyai hak untuk diberi informasi secara tertulis sebelum
pengobatan diberikan.Klien dan petugas mempunyai hak dan kewajiban untuk
saling menghargai dan menghormati.Petugas dilarang menerima pemberian
pribadi maupun meminjam sesuatu dari klien.
Klien mempunyai hak untuk :
1) Membina hubungan dengan petugas sesuai dengan standar etik
2) Memperoleh informasi tentang prosedur-prosedur yang harus diikuti
3) Mengekspresikan kesedihan dan ketakutannya
4) Klien mempunyai hak dalam pengambilan keputusan, dalam hal ini klien
mempunyai hak untuk diberi tahu secara tertulis tentang pengaturan,
jenis pelayanan kesehatan yang diberikan, dan jumlah kunjungan rumah
yang akan dilakukan
5) Klien mempunyai hak untuk memperoleh nasehat-nasehat tentang
rencana-rencana perubahan yang akan dilakukan
6) Mempunyai hak untuk berpartisipasi dalam perencanaan pelayanan
keperawatan, perencanaan perubahan pelayanan serta nasehat-nasehat
lainnya
7) Klien mempunyai hak untuk menolak rencana perubahan tersebut
8) Dalam hal “privacy”, klien mempunyai hak untuk dijaga kerahasiaan
kondisikesehatannya, hal-hal yang berhubungan dengan sosial ekonomi,
serta hal-hal yang dilakukan di rumahnya
9) Perawat atau petugas hanya akan memberikan informasi bila diperlukan
secara hukum atau bila diperlukan oleh klien atau keluarganya
10) Dalam hal finansial, klien mempunyai hak untuk diberi informasi tentang
biaya yang harus dikeluarkan, memberikan informasi pembiayaan
dengan jelas.
11) Klien mempunyai hak untuk memperoleh pelayanan kesehatan dengan
kualitas yang tinggi, serta berhak mendapat informasi tentang hal-hal
yang berhubungan dengan keadaan emergensi/ darurat

N. Kelebihan Pelayanan Home Care


1. Bisa meningkatkan kemandrian pasien dan keluarga dalam melakukan
pemeliharaan kesehatan
2. Meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan
3. Pembiayaan yang lebih murah
1 minggu di rumah sakit untuk kelas 3 kurang lebih biaya yang dikeluarkan
sebesar Rp. 1.000.000,00. Kalau memakai pelayanan home care dalam 1
minggu yang dilakukan visit 3 kali kurang lebih biaya yang dikeluarkan Rp.
425.000,00.

O. Kekurangan  Pelayanan Home Care


1. Penanganan masa kritis kurang cepat dan kurang efektif
2. Kurang perhatian atau pengawasan dari tenaga medis
3. Letak geografis yang berjauhan, sehingga sulit untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dari pembahasan di atas penulis dapat menyimpulkan bahwa, home care
merupakan bagian integral dari pelayanan keperawatan yang dilakukan oleh
perawat untuk membantu individu, keluarga dan masyarakat mencapai
kemandirian dalam menyelesaikan masalah kesehatan yang mereka hadapi.
Perawatan di rumah selain dapat mengurangi kecemasan juga dapat
menghemat biaya dari beberapa segi misal biaya kamar, biaya transpor dan
biaya lain-lain yang terkait dengan penjaga yang sakit. Tetapi perlu diingat
bahwa pasien yang dapat layanan home care adalah pasien yang secara medis
dinyatakan aman untuk dirawat di rumah dengan kondisi rumah yang
memadai.

B. Saran
a. Bagi perawat
Perawat yang menjalankan perawatan home care hendaknya sudah
memiliki SIP dan SIPP, harus kompeten dalam bidangnya, bertanggung
jawab terhadap tugasnya.
b. Bagi pasien dan keluarga
Hendaknya pasien dan keluarga dapat bersifat terbuka terhadap perawat
home care, mengikuti anjuran dari perawat, membantu dalam proses
tindakan keperawatan, dan dapat bersifat kooperatif dalam menerima
informasi dari perawat.

Anda mungkin juga menyukai