Anda di halaman 1dari 31

1.

Definisi
Friedman, (2010) mendefinisikan keluarga adalah unit dari masyarakat dan merupakan
“lembaga” yang mempengaruhi kehidupan masyarakat. Dalam masyarakat, hubungan yang erat
antara anggotanya dengan keluarga sangat menonjol sehingga keluarga sebagai lembaga/unit
layanan perlu diperhitungkan.
 Tipe keluarga menurut Friedman, (2010) adalah:
1. Nuclear Family (keluarga inti),yaitu keluarga keluarga yang terdiri dari orang tua dan
anak yang masih menjadi tanggung jawab dan tinggal dalam satu rumah, terpisah dari
anak keluarga lainnya.
2. Extended Family (keluarga besar), yaitu satu keluarga yang terdiri dari satu atau dua
keluarga inti yang tinggal dalam satu rumah dan saling menunjang satu sama lain.
3. Single Parent Family, yaitu satu keluarga yang dikepalai oleh satu kepala keluarga dan
hidup bersama dengan anak-anak yang masih bergantung kepadanya.
4. Nuclear dyed, yaitu keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri tanpa anak, tinggal
dalam satu rumah yang sama.
5. Blended Family, yaitu satu keluarga yang terbentuk dari perkawinan pasangan, yang
masing-masing pernah menikah dan membawa anak hasil perkawinan terdahulu.
6. Three Generation Family, yaitu kelurga yang terdiri dari tiga generasi, yaitu kakek,
nenek, bapak, ibu, dan anak dalm satu rumah.
7. Single Adult Living alone, yaitu keluarga yang hanya terdiri dari satu orang dewasa yang
hidup dalam rumahnya.
8. Middle age Ederly Couple, yaitu keluarga yang terdiri dari sepasang suami istri paruh
baya

 Tahap perkembangan keluarga berdasarkan konsep Duvall dan Miller (Friedman, 2010)
adalah :
a. Stage 1 : Beginning Family / Keluarga Baru  
b. Stage 2 : Childbearing Family / Keluarga dengan Kelahiran Anak Pertama
c. Stage 3 : Family With Preschoolers / Keluarga dengan Anak Pra-Sekolah
d. Stage 4 : Family With School-age Children / Keluarga dengan Anak Sekolah
e. Stage 5 : Family With Teenagers / Keluarga dengan Anak Remaja
f. Stage 6 : Launching Family / Keluarga dengan Anak Dewasa
g. Stage 7 : Middleage Family / Keluarga Usia Pertengahan
h. Stage 8 : Aging Family / Keluarga Usia Lanjut

2. Keluarga dengan Anak Remaja


Tahap kelima kehidupan sebuah keluarga dimulai ketika anak pertama mencapai umur 13
tahun, berlangsung sampai 6 atau 7 tahun kemudian ketika anak pertama berumur 19 atau 20
tahun.
Suasana keluarga kembali berubah, karena mulai ada anak usia remaja di antara mereka,
dimana pada tahap sebelumnya belum ada. Orangtua harus kembali belajar, bagaimana mendidik
anak remaja. Pada saat yang sama, bisa jadi mereka masih tetap harus mendidik anak-anak lain
yang masih sekolah SD dan TK.
Pada tahap kelima ini, orangtua harus mulai memberikan tanggung jawab serta pendidikan
yang lebih baik guna mempersiapkan anak mencapai kedewasaan baik secara biologis maupun
psikologis. Corak interaksi di antara suami dan istri, demikian pula corak interaksi antara
orangtua dengan anak, termasuk interaksi antar-anak, sudah berubah lagi, dibandingkan pada
empat tahap sebelumnya.
Anak usia remaja, yang sekolah SMP dan SMA, memiliki kepribadian dan karakter yang
khas. Di Indonesia kita menyaksikan fenomena kenakalan remaja yang marak, yang menjadi
salah satu persoalan yang harus dihadapi dalam keluarga.
Pada contoh keluarga di Indonesia, banyak anak usia SMP dan SMA yang belajar di sekolah
boarding ataupun Pondok Pesantren. Ketika anak masuk asrama atau pesantren, artinya mereka
sudah meninggalkan rumah sejak masa remaja. Interaksi dengan orangtua menjadi minim, dan
bergenti dengan interaksi di asrama atau di pesantren.
Kondisi keluarga pun mengalami perubahan, karena ada yang berkurang pada anggota
keluarga. Meski demikian, orangtua tetap memiliki tanggung jawab mendidik anak remaja
mereka yang tengah belajar di boarding school atau pesantren.
Pengkajian merupakan tahapan terpenting dalam proses perawatan, mengingat pengkajian
sebagai awal bagi keluarga untuk mengidentifikasi data-data yang ada pada keluarga.
Pengkajian yang digunakan menurut Yura dan Walsh (1998) adalah : Tindakan pemantauan
secara langsung pada manusia untuk memperoleh data tentang klien dengan maksud menegaskan
kondisi penyakit dan masalah kesehatan.

1
Pengkajian merupakan suatu proses berkelanjutan, dimana pengkaji menggambarkan
kondisi/situasi klien sebelumnya dan saat ini sehingga informasi tersebut bisa digunakan untuk
memprediksi di masa yang akan datang.

3. Model Pengkajian
Pengkajian Keluarga Model Friedman
Asumsi yang mendasari adalah keluarga sebagai sistem sosial, merupakan kelompok kecil
dari masyarakat. Friedman memberikan batasan 6 katagori dalam memberikan pertanyaan-
pertanyaan saat melakukan pengkajian :
A. Data pengenalan keluarga
B. Riwayat dan tahapan perkembangan keluarga
C. Data lingkungan
D. Struktur keluarga
E. Fungsi keluarga
F. Koping keluarga.
Setiap kategori terdiri dari banyak sub kategori, perawat yang mengkaji keluarga harus
mampu memutuskan kategori mana yang relevan dengan kasus yang dihadapi sehingga dapat
digali lebih dalam pada saat kunjungan, dengan demikian masalah dalam keluarga dapat mudah
diidentifikasi. Tidak semua dari kategori harus di kaji tetapi tergantung pada tujuan, masalah dan
sumber-sumber yang dimiliki oleh keluarga.
Berikut adalah uraian dari pengkajian keluarga model Friedman:
A. Identifikasi Data Keluarga
Informasi identifikasi tentang anggota keluarga sangat diperlukan untuk mengetahui
hubungan masing-masing anggota keluarga dan sebagi upaya untuk lebih mengenal masing-
masing anggota keluarga.
Data yang diperlukan meliputi :
1. Nama keluarga
2. Alamat dan Nomor telepon
3. Komposisi Keluarga
Komposisi keluarga menyatakan anggota keluarga yang diidentifikasi sebagai bagian dari
keluarga mereka. Friedman dalam bukunya mengatakan bahwa komposisi tidak hanya terdiri dari

2
penghuni rumah, tetapi juaga keluarga besar lainnya atau keluarga fiktif yang menjadi bagian dari
keluarga tersebut tetapi tidak tinggal dalam rumah tangga yang sama.
Pada komposisi keluarga, pencatatan dimulai dari anggota keluarga yang sudah dewasa
kemudian diikuti anak sesuai dengan urutan usia dari yang tertua, bila terdapat orang lain yang
menjadi bagian dari keluarga tersebut dimasukan dalam bagian akhir dari komposisi keluarga.
4. Tipe Bentuk Keluarga
Tipe keluarga didasari oleh anggota keluarga yang berada dalam satu rumah. Tipe keluarga
dapat dilihat dari komposisi dan genogram dalam keluarga.
5. Latar Belakang Budaya Keluarga
Latar belakang kultur keluarga merupakan hal yang penting untuk memahami perilaku sistem
nilai dan fungsi keluarga, karena budaya mempengaruhi dan membatasi tindakan-tindakan
individual maupun keluarga. Perbedaan budaya menjadikan akar miskinnya komunikasi antar
individu dalam keluarga. Dalam konseling keluarga kebudayaan merupakan hal yang sangat
penting.
Pengkajian terhadap kultur / kebudayaan keluarga meliputi :
a. Identitas suku bangsa
b. Jaringan sosial keluarga ( kelopok etnis yang sama )
c. Tempat tinggal keluarga ( bagian dari sebuah lingkungan yang secara etnis bersifat homogen)
d. Kegiatan-kegiatan keagamaan, sosial, budaya, rekreasi dan pendidikan
e. Bahasa yang digunakan sehari-hari
f. Kebiasaan diit dan berpakaian
g. Dekorasi rumah tangga ( tanda-tanda pengaruh budaya )
h. Porsi komunitas yang lazim bagi keluarga-komplek teritorial keluarga ( Apakah porsi tersebut
semata-mata ada dalam komunitas etnis )
i. Penggunaan jasa-jasa perawatan kesehatan keluarga dan praktisi. Bagaimana keluarga terlibat
dalam praktik pelayanan kesehatan tradisional atau memiliki kepercayaan tradisional yang
berhubungan dengan kesehatan.
j. Negara asal dan berapa lama keluarga tinggal di suatu wilayah.
6. Identifikasi Religius
Pengkajian meliputi perbedaan keyakinan dalam keluarga, seberapa aktif keluarga dalam
melakukan ibadah keagamaan, kepercayaan dan nilai-nilai agama yang menjadi fokus dalam
kehidupan keluarga.

3
7. Status Kelas Sosial ( Berdasarkan Pekerjaan, Pendidikan dan Pendapatan )
Kelas sosial keluarga merupakan pembentuk utama dari gaya hidup keluarga. Perbedaan
kelas sosial dipengaruhi oleh gaya hidup keluarga, karakteristik struktural dan fungsional,
asosiasi dengan lingkungan eksternal rumah.
Dengan mengidentifikasi kelas sosial keluarga, perawat dapat mengantisipasi sumber-sumber
dalam keluarga dan sejumlah stresornya secara baik. Bahkan fungsi dan struktur keluarga dapat
lebih dipahami dengan melihat latar belakang kelas sosial keluarga.
Hal-hal yang perlu dikaji dalam status sosial ekonomi dan mobilitas keluarga adalah :
a. Status kelas Sosial
Status kelas sosial keluarga ditentukan berdasarkan tingkat pendapatan keluarga dan sumber
pendapatan keluarga, pekerjaan dan pendidikan keluarga. Friedman membagi kelas sosial
menjadi enam bagian yaitu kelas atas-atas, kelas atas bawah, kelas menegah atas, kelas menengah
bawah, kelas pekerja dan kelas bawah.
b. Status Ekonomi
Status ekonomi ditentukan oleh jumlah penghasilan yang diperoleh keluarga. Perlu juga
diketahui siapa yang menjadi pencari nafkah dalam keluarga, dana tambahan ataupun bantuan
yang diterima oleh keluarga, bagaimana keluaraga mengaturnya secara finansial.
Selain itu juga perawat perlu mengetahui sejauhmana pendapatan tersebut memadai serta
sumber-sumber apa yang dimiliki oleh keluarga terutama yang berhubungan dengan pelayanan
kesehatan seperti asuransi kesehatan dan lain-lain.
c. Mobilitas Kelas Sosial
Menggambarkan perubahan yang terjadi sehingga mengakibatkan terjadinya perubahan kelas
sosial, serta bagaimana keluarga menyesuaikan diri terhadap perubahan tersebut.
8. Aktifitas rekreasi keluarga
Kegiatan-kegiatan rekreasi keluarga yang dilakukan pada waktu luang. Menggali perasaan
anggota keluarga tentang aktifitas rekreasi pada waktu luang. Bentuk rekreasi tidak harus
mengunjungi tempat wisata, tetapi bagaimana keluarga memanfaatkan waktu luang untuk
melakukan kegiatan bersama ( nonton TV, mendengarkan radio, berkebun bersama keluarga ,
bersepeda bersama keluarga dll )

4
B. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
Yang perlu dikaji pada tahap perkembangan adalah :
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
2. Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Menjelaskan tentang tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi oleh keluarga serta
kendala mengapa tugas perkembangan tersebut belum terpenuhi.
3. Riwayat keluarga Inti.
Riwayat keluarga mulai lahir hingga saat ini, yang meliputi riwayat penyakit keturunan,
riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga, perhatian terhadap pencegahan penyakit
(imunisasi), sumber pelayanan kesehatan yang bisa digunakan serta riwayat perkembangan dan
kejadian-kejadian atau pengalaman penting yang berhubungan dengan kesehatan (perceraian,
kematian, kehilangan)
4. Riwayat keluarga sebelumnya
Menjelaskan mengenai riwayat asal kedua orang tua ( riwayat kesehatan, seperti apa keluarga
asalnya, hubungan masa silam dengan kedua orang tua )

C. Lingkungan Keluarga
Meliputi seluruh alam kehidupan keluarga mulai dari pertimbangan bidang-bidang yang
paling kecil seperti aspek dalam rumah sampai komunitas yang lebih luas dimana keluarga
tersebut berada. Pengkajian lingkungan meliputi :
1. Karakteristik rumah
Karakteristik rumah diidentifikasi dengan :
a. Tipe tempat tinggal ( rumah sendiri, apartemen, sewa kamar)
b. Gambaran kondisi rumah (baik interior maupun eksterior rumah). Interior rumah
meliputi : jumlah ruangan, tipe kamar/pemanfaatan ruangan ( ruang tamu, kamar
tidur, ruang keluarga ), jumlah jendela, keadaan ventilasi dan penerangan ( sinar
matahari ), macam perabot rumah tangga dan penataannya, jenis lantai, kontruksi
bangunan, keamanan lingkungan rumah, kebersihan dan sanitasi rumah, jenis
septic tank, jarak sumber air minum dengan septic tank, sumber air minum yang
digunakan, keadaan dapur ( kebersihan, sanitasi, keamanan ).
Perlu dikaji pula perasaan subyektif keluarga terhadap rumah, identifikasi
teritorial keluarga, pengaturan privaci dan kepuasan keluarga terhadap pengaturan

5
rumah. Lingkungan luar rumah meliputi keamanan ( bahaya-bahaya yang
mengancam ) dan pembuangan sampah.
2. Karakteristik Lingkungan dan Komunitas Tempat Tinggal yang Lebih Luas.
Menjelaskan tentang :
a. Karakteristik fisik dari lingkungan, yang meliputi : tipe lingkungan/komunitas
( desa, sub kota, kota ), tipe tempat tinggal ( hunian, industri, hunian dan industri,
agraris ), kebiasaan , aturan / kesepakatan, budaya yang mempengaruhi kesehatan,
lingkungan umum ( fisik, sosial, ekonomi ),
b. Karakteristik demografis dari lingkungan dan komunitas, meliputi kelas sosial
rata-rata komunitas, perubahan demografis yang sedang berlangsung.
c. Pelayanan kesehatan yang ada di sekitar lingkungan serta fasilitas-fasilitas umum
lainnya seperti pasar, apotik dan lain-lain
d. Bagimana fasilitas-fasilitas mudah diakses atau dijangkau oleh keluarga
e. Tersediannya transportasi umum yang dapat digunakan oleh keluarga dalam
mengakses fasilitas yang ada.
f. Insiden kejahatan disekitar lingkungan.
3. Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas keluarga ditentukan oleh : kebiasaan keluarga berpindah tempat, berapa lama
keluarga tinggal di daerah tersebut, riwayat mobilitas geografis keluarga tersebut ( transportasi
yang digunakan keluarga, kebiasaan anggota keluarga pergi dari rumah : bekerja, sekolah ).
4. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Menjelaskan tentang waktu yang digunakan keluarga untuk berkumpul serta perkumpulan
keluarga yang ada dan sejauh mana keluarga melakukan interak dengan masyarakat. Perlu juga
dikaji bagaimana keluarga memandang kelompok masyarakatnya.
5. Sistem pendukung keluarga
Siapa yang menolong keluarga pada saat keluarga membutuhkan bantuan, dukungan
konseling aktifitas-aktifitas keluarga. Yang termasuk pada sistem pendukung keluarga adalah
Informal ( jumlah anggota keluarga yang sehat, hubungan keluarga dan komunitas, bagaimana
keluarga memecahkan masalah, fasilitas yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan ),
Dan formal yaitu hubungan keluarga dengan pihak yang membantu yang berasal dari
lembaga perawatan kesehatan atau lembaga lain yang terkait ( ada tidaknya fasilitas pendukung
pada masyarakat terutama yang berhubungan dengan kesehatan ).

6
D. Struktur Keluarga
Struktur keluarga yang dapat dikaji menurut Friedman adalah :
1. Pola dan komunikasi keluarga
Menjelaskan cara berkomunikasi antar anggota keluarga, sistem komunikasi yang
digunakan, efektif tidaknya ( keberhasilan ) komunikasi dalam keluarga.
2. Struktur kekuatan keluarga
Kemampuan keluarga mmengendalikan dan mempengaruhi orang lain/anggota
keluarga untuk merubah perilaku. Sistem kekuatan yang digunakan dalam mengambil
keputusan, yang berperan mengambil keputusan, bagaimana pentingnya keluarga
terhadap putusan tersebut.
3. Struktur Peran
Mengkaji struktur peran dalam keluarga meliputi :
a. Struktur peran formal
1) Posisi dan peran formal yang telah terpenuhi dan gambaran keluarga dalam
melaksanakan peran tersebut.
2) Bagaimana peran tersebut dapat diterima dan konsisten dengan harapan
keluarga, apakah terjadi konflik peran dalam keluarga.
3) Bagaimana keluarga melakukan setiap peran secara kompeten.
4) Bagaimana fleksibilitas peran saat dibutuhkan
b. Struktur peran informal
1) Peran-peran informal dan peran-peran yang tidak jelas yang ada dalam
keluarga, serta siapa yang memainkan peran tersebut dan berapa kali peran
tersebut sering dilakukan secara konsisten
2) Identifikasi tujuan dari melakukan peran indormal, ada tidaknya peran
disfungsional serta bagaimana dampaknya terhap anggota keluarga
c. Analisa Model Peran
1) Siapa yang menjadi model yang dapat mempengaruhi anggota keluarga
dalam kehidupan awalnya, memberikan perasaan dan nilai-nilai tentang
perkembangan, peran-peran dan teknik komunikasi.
2) Siapa yang secara spesifik bertindak sebagai model peran bagi pasangan
dan sebagai orang tua.

7
d. Variabel-variabel yang mempengaruhi struktur peran :
1) Pengaruh-pengaruh kelas sosial : bagaimana latar belakang kelas sosial
mempengaruhi struktur peran formal dan informal dalam keluarga.
2) Pengaruh budaya terhadap struktur peran
3) Pengaruh tahap perkembangan keluarga terhadap struktur peran.
4) Bagaimana masalah kesehatan mempengaruhi struktur peran.
4. Nilai-Nilai Keluarga
Hal-hal yang perlu dikaji pada struktur nilai keluarga menurut Friedman adalah :
a. Pemakaian nilai-nilai yang dominan dalam keluarga
b. Kesesuaian nilai keluarga dengan masyarakat sekitarnya
c. Kesesuaian antara nilai keluarga dan nilai subsistem keluarga
d. Identifikasi sejauh mana keluarga menganggap penting nilai-nilai keluarga serta
kesadaran dalam menganut sistem nilai.
e. Identifikasi konflik nilai yang menonjol dalam keluarga
f. Pengaruh kelas sosial, latar belakang budaya dan tahap perkembangan keluarga
terhadap nilai keluarga
g. Bagaimana nilai keluarga mempengaruhi status kesehatan keluarga.

E. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga yang perlu dikaji menurut Friedman meliputi :
1. Fungsi Afektif
Pengkajian fungsi afektif menurut Friedman meliputi :
a. Pola kebutuhan keluarga
1) Sejauh mana keluarga mengetahui kebutuhan anggota keluarganya, serta
bagaimana orang tua mampu menggambarkan kebutuhan dari anggota
keluarganya.
2) Sejauhmana keluarga mengahargai kebutuhan atau keinginan masing-
masing anggota keluarga
b. Saling memperhatikan dan keakraban dalam keluarga
1) Sejauhmana keluarga memberi perhatian pada anggota keluarga satu sama
lain serta bagaimana mereka saling mendukung

8
2) Sejauhmana keluarga mempunyai perasaan akrab dan intim satu sama lain,
serta bentuk kasih sayang yang ditunjukkan keluarga.
c. Keterpisahan dan Keterikatan dalam keluarga
Sejauhmana keluarga menanggapi isu-isu tentang perpisahan dan keterikatakan
serta sejauhmana keluarga memelihara keutuhan rumah tangga sehingga terbina
keterikatan dalam keluarga.
2. Fungsi sosialisasi
Pengkajian fungsi sosialisasi meliputi :
a. Praktik dalam membesarkan anak meliputi : kontrol perilaku sesuai dengan usia,
memberi dan menerima cinta serta otonomi dan ketergantungan dalam keluarga
b. Penerima tanggung jawab dalam membesarkan anak
c. Bagaimana anak dihargai dalam keluarga
d. Keyakinan budaya yang mempengaruhi pola membesarkan anak
e. Faktor-faktor yang mempengaruhi pola pengasuhan anak
f. Identifikasi apakah keluarga beresiko tinggimendapat masalah dalam membesarkan
anak
g. Sejauhmana lingkungan rumah cocok dengan perkembangan anak.
3. Fungsi Perawatan Kesehatan
Pengkajian fungsi perawatan kesehatan meliputi :
a. Sejauh mana keluarga mengenal masalah kesehatan pada keluarganya.
1) Keyakinan, nilai-nilai dan perilaku terhadap pelayanan kesehatan
2) Tingkat pengetahuan keluarga tentang sehat sakit.
3) Tingkat pengetahuan keluarga tentang gejala atau perubahan penting yang
berhubungan ddengan masalah kesehatan yang dihadapi.
4) Sumber-sumber informasi kesehatan yang didapat
b. Kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan.
c. Kemampuan keluarga melakukan perawatan terhadap anggota keluarga yang sakit.
d. Kemampuan keluarga memodifikasi dan memelihara lingkungan
e. Kemampuan keluarga menggunakan fasilitas kesehatan.

9
F. Koping Keluarga
Pengkajian koping keluarga meliputi :
1. Stressor-stressor jangka panjang dan jangka pendek yang dialami oleh keluarga, serta
lamanya dan kekuatan strssor yang dialami oleh keluarga.
2. Tindakan obyektif dan realistis keluarga terhadap stressor yang dihadapi.
3. Sejauh mana keluarga bereaksi terhadap stressor, strategi koping apa yang digunakan
untuk menghadapi tipe-tipe masalah, serta strategi koping internal dan eksternal yang
digunakan oleh keluarga.
4. Strategi adaptasi disfungsional yang digunakan oleh keluarga. Identifikasi bentuk
yang digunakan secara ekstensif : kekerasan, perlakukan kejam terhadap anak,
mengkambinghitamkan, ancaman, mengabaikan anak, mitos keluarga yang merusak,
pseudomutualitas, triangling dan otoritarisme.

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA Tn.H DENGAN TAHAP


PERKEMBANGAN ANAK USIA REMAJA PADA An.A

A. PENGKAJIAN
1. Data Umum
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn.H Pendidikan : S1
Umur : 51 Th Pekerjaan : PNS
Agama : Islam Alamat : Desa Kertosari - Pakusari Jember
Suku : Jawa Nomor HP : 085XXXXXX

b. Komposisi Keluarga :
No Nama L/P Umur Hubungan keluarga Pekerjaan Pendidikan
1. Ny.S P 42 Istri IRT DIII
2. An.M P 20 Anak Mahasiswa SMA
3. An.A L 19 Anak Mahasiswa SMA
4. An.Am L 13 Anak Pelajar SD
5. An.P P 11 Anak Pelajar SD

c. Genogram : genogram 3 generasi


10
Keterangan :
= laki-laki = laki-laki meninggal = anggota keluarga yang sakit
= perempuan = perempuan meninggal = anggota yang tinggal serumah

d. Tipe keluarga
Keluarga Tn. H memiliki tipe keluarga inti, karena keluarga Tn.H terdiri dari
ayah, ibu dan anak yang tinggal dalam satu rumah. Tidak ada masalah dalam keluarga
Tn.H.
e. Suku bangsa
Keluarga Tn. H dan Ny.S semenjak dari orang tua berasal dari suku Komering
Sumatera Selatan Indonesia. Jika sakit Tn. H dan Ny. S terkadang menggunakan obat
– obatan tradisional seperti jamu.
f. Agama dan kepercayaan
Anggota keluarga Tn.H beragama islam. Tn.H dan Ny. S selalu mengajarkan
anakya untuk selalu dekat dengan Allah S.W.T, mengingatkan anak-anaknya sholat 5
waktu, sering mengusahakan untuk sholat berjamaah, setiap malam jumat seluruh
anggota keluarga membaca yasin bersama.
g. Status sosial ekonomi keluarga
Tn.H bekerja sebagai PNS di Pengadilan Militer Palembang dengan
penghasilan ± 5 juta/bulan, Tn.H juga mengatakan bahwa dia biasanya mendapatkan
remon dari kantornya sebesar ± 2 juta/bulan. Ny.S adalah ibu rumah tangga, namun
Ny.S mempunyai usaha sampingan yaitu membuka sebuah warung kecil yang menjual
kebutuhan sehari-hari seperti beras, minyak sayur, gula, gandum, telur, dll dengan

11
penghasilan yang tak menentu ± 50.000/hari. Penghasilan Tn.H dan Ny.S di gunakan
untuk kebutuhan makan sehari-hari, bayar tagihan listrik, air, dll. Adapun perabotan
yang dimiliki Tn.H yaitu leptop 1, netbook 1,tv 2, mejicjer 1, blender 1, dll. Dan alat
transportasi, 2 motor pribadi, 2 motor dinas dan 1 mobil. Kebutuhan yang di keluarkan
keluarga Tn.H setiap bulan ± Rp. 8.000.000.
h. Aktivitas rekreasi keluarga
Kegiatan yang dilakukan keluarga untuk rekreasi adalah menonton TV, makan
bersama di luar dan sesekali bertamasya ke luar kota. Kadang-kadang berkumpul
dengan sanak saudara saat ada acara keluarga dan lebaran.
An.A mengatakan jika merasa bosan dan stress dia sering keluar malam untuk
sekedar nongkrong bersama temannya. An.A juga mengatakan bahwa dia pernah
keluar malam dan pulang jam 3 subuh. Namun, sekarang dia mengatakan bahwa dia
hanya keluar pada malam minggu dan pulang jam 12 malam. An.A mengatakan
bahwa dia sangat menyukai otomotif sehingga terkadang dia menghibur diri dengan
memodifikasi motornya atau bahkan menonton dan ikut berpartisipasi dalam balapan
motor.
2. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Tn.H memiliki 4 orang anak, 2 laki-laki dan 2 perempuan. Saat ini anak
pertama keluarga Tn.H (An.M) berumur 20 tahun, belum berkeluarga dan masih
kuliah. Anak ke-2 Tn.H (An.A) berumur 19 tahun, belum berkeluarga dan juga masih
kuliah. Anak ke-3 (An.Am) berumur 13 tahun, masih sekolah SMP. Dan anak ke-4
(An.P) berumur 11 tahun, masih sekolah SMP.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tahap perkembangan keluarga Tn.H masih belum terpenuhi karena Tn.H harus
membiayai 4 orang anaknya. Anak pertama dan kedua Tn.H masih dalam tahap
perkembangan keluarga dengan anak remaja, yang saat ini anak pertama (An.M) kuliah
semester 6, anak kedua (An.A) kuliah semester 4. Anak ketiga (An.Am) sekolah kelas
2 SMP dan anak keempat (An.P) sekolah kelas 1 SMP yang saat ini masih dalam tahap
perkembangan keluarga dengan anak usia sekolah (families with children school).

c. Riwayat kesehatan keluarga inti :

12
1. Riwayat kesehatan keluarga saat ini
Tn.H sering mengeluh pusing dan lemas, ketika diperiksa keadaan Tn.H dan
didapatkan tekanan darah Tn.H yaitu 80/70 mmHg. Tn.H tidak pernah memeriksakan
dirinya ke dokter, dia menganggap penyakit tersebut akan sembuh sendiri. Biasanya jika
TD Tn.H turun, dia meminum susu cair. Ny.S beranggapan bahwa sakit Tn.H hanya biasa
dan tidak terlalu serius.
Ny.S menderita hipertensi. Dia mulai terkena hipertensi setelah melahirkan anak
ketiga. Ny.S mengatakan bahwa dia biasa mengkonsumsi obat yang dibelinya di apotik.
Dia juga mengatakan bahwa obat itu pernah diresepkan oleh dokter pada saat penyakitnya
kambuh, sehingga Ny.S tidak lagi berobat ke dokter dan langsung mengkonsumsi obat
hipertensi apabila dia merasa tekanan darahnya naik. Ny.S juga mengatakan dia tidak
mengkonsumsi obat hipertensi setiap hari, hanya jika sangat diperlukan saja. Ny.S
mengatakan bahwa dia biasa meminum obat herbal setiap hari untuk menstabilkan
tekanan darah. Ny.S juga sering memodifikasi obat herbalnya dengan obat lain yaitu air
rebusan daun alpukat. Ny.S mengatakan bahwa resep itu dia dapatkan dari temannya yang
juga menderita hipertensi.
An.M menderita gastritis, An.M mengatakan bila dia merasa sakit, An.M
mengkonsumsi obat penurun asam lambung. Namun, bila penyakit dirasa cukup serius,
An.M pergi ke Puskesmas atau dokter. Karena pendidikan yang dia dapat di bangku
kuliah yang sedang dia jalani, An.M banyak mengetahui tentang gejala-gejala penyakit
yang sering timbul di rumahnya, dan juga tau cara pencegahan agar penyakit tersebut
tidak datang kembali. Sehingga, sampai saat ini penyakitnya sudah jarang kambuh.
An.A juga menderita gastritis, An.A lebih memilih periksa ke dokter langganan
daripada puskesmas ketika sakit. Dia beranggapan bahwa obat dari puskesmas tidak
ampuh untuk menyembuhkan penyakitnya. An.A juga mengatakan bahwa dia jarang
makan teratur, sering begadang dan keluar malam. Bahkan dia sering merasakan pusing
dan mata berkunang-kunang apabila sehabis begadang. An.A juga mengatakan bila
maagnya kambuh, maka dia akan mengurangi aktivitasnya di luar. Namun, jika
penyakitnya sudah sembuh, maka dia akan kembali melakukan aktivitasnya seperti biasa.
An.A mengatakan bahwa akhir-akhir ini dia tidak nafsu makan karena sering mual dan
sakit perut.

13
An.Ma tidak memiliki riwayat penyakit. Namun, Ny.S khawatir jika kandungan
gula darah An.Ma tinggi karena An.Am suka sekali mengkonsumsi makanan dan
minuman yang manis. Ny.S juga mengatakan bahwa apabila An.Am terluka dibagian
tubuhnya, maka luka tersebut akan lama sembuh dan mengering, serta biasanya
meninggalkan bekas. Ny.S dan An.M (kakak perempuan An.Am) sudah membujuk
An.Am untuk memeriksakan gula darah, namun An.Am tidak mau dan malah berbalik
marah. Sehingga Ny.S hanya dapat berupaya mengatur asupan gula An.Am dan
mencegah terjadinya cedera yang dapat menyebabkan luka pada An.Am.
Ny.S mengatakan bahwa An.P juga menderita gastritis. Ny.S akan segera
memberikan obat apabila gejala mulai dirasakan An.P. Jika penyakit tak kunjung sembuh
atau berkurang, An.P akan dibawa Ny.S ke Puskesmas.
2. Riwayat penyakit keturunan
Orang tua dari Tn.H tidak memiliki riwayat penyakit serius. Ayah dari Tn.H sudah
lama meninggal pada saat menunaikan ibadah haji. Serta ibu dari Tn.H saat ini masih ada
dan tidak memiliki riwayat penyakit serius. Namun, Orang Tua dari Ny.S memiliki
riwayat hipertensi. Ayah dari Ny.S telah meninggal 2 tahun yang lalu akibat HHD
(Hypertension Heart Disease). Serta ibu dari Ny.S memiliki riwayat hipertensi serta
menderita penyakit DM (Diabetes Melitus). Ibu dari Ny.S saat ini masih menjalani
pengobatan dengan rawat jalan.
3. Riwayat kesehatan masing-masing anggota kelurga :
No Nama Umur BB Keadaan Imunisasi Masalah Tindakan
kesehatan (BCG/Polio/D kesehatan yang telah
PT/HB/Camp dilakukan
ak)
1. Tn.H 51 Dia juga Lengkap Hipotensi Tn.H minum
merasa susu encer atau
pusing jika jamu bila
kecapean kecapean.
2. Ny.I 42 Ny.S Lengkap Hipertensi  Ny.S rutin
. merasa meminum
kepalanya obat herbal
sangat (air rebusan
pusing jika daun alpukat)
14
ada sesuatu  Ny.S
yang sangat meminum
dipikirkann obat anti
ya. Dia juga hipertensi
mengatakan jika dirasa
kepalanya kepalanya
pusing jika sangat
mengkonsu pusing.
msi daging.
3. An.M 20 46 Bila jadwal Lengkap Gastritis An.M segera
makannya minum obat
mulai tidak antasida
teratur,
An.M
merasa
nyeri di ulu
hati.
4. An.A 19 50 An.A Lengkap Gastritis Awalnya An.A
merasa akan
mual dan membiarkan
muntah. sakit perut
Dia juga yang
malas untuk dirasakannyan
makan. ya, namun jika
Perutnya sakit itu mulai
juga sering mengganggu,
terasa sakit An.A segera
minum obat
antasida dan
jika masih
merasa sakit,
dia langsung
bergegas ke
15
dokter
5. An.Am 13 - Lengkap - -

6. An.P 11 32 Apabila Lengkap Gastritis Ny.S


telat dari memberikan
jadwal obat antasida
seharusnya kepada An.P
makan,
An.P
mengeluh
sakit
dibagian
perutnya.

4. Sumber pelayanan kesehatan yang di manfaatkan


Karena keluarga Tn.H memiliki askes, keluarga Tn.H memanfaatkan pelayanan
kesehatan dari Puskesmas/ Dokter keluarga / Rumah sakit untuk memeriksaan kesehatan,
konsultasi ataupun mencari informasi tentang kesehatan.
5. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Keluarga Tn.H tidak memiliki riwayat penyakit yang cukup serius. Namun, Ibu
dari Ny.S memiliki riayat hipertensi dan DM. Ny.S merupakan ibu yang siaga. Dia
tanggap terhadap kondisi keluarganya yang sakit.

3. PENGKAJIAN KELUARGA
a. Karakteristik rumah
Tempat tinggal Tn.H memiliki luas 114,75 m, Tipe rumah 45, milik sendiri.
Rumah Tn.H memiliki kamar/ ruangan sebanyak 10 ruangan, Ventilasi/ penerangan
cukup, dengan pemanfaatan ruangan : 1 ruang tamu, 4 kamar tidur, 1 R.serbaguna, 1
R keluarga, 1 dapur, 2 kamar mandi. Rumah Tn.H memiliki 1 Septik tenk, jarak
pembuangan (Septik tenk) dengan sumber mata air ±10m. Keluarga Tn.H
menggunakan sumber air minum dari PDAM. tersedia tempat sampah, untuk limbah
rumah tangga ada di depan rumah dan biasanya di bakar 3 hari sekali. Lingkungan
rumah Tn.H cukup bersih, jarak rumah dengan jalan raya cukup jauh.

16
Ket :
= Lt. 1
= Lt. 2
= Pintu
/ = Jendela / Penchayaan
= Septic Tank

b. Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW


Keluarga Tn.H tinggal di daerah perumahan, tetangga yang ada di sekitar
rumah semuanya ramah dan saling tolong-menolong satu sama lain. Warga sekitar
khususnya ibu – ibu memiliki kebiasaan mengadakan pengajian rutin setiap hari
jumat. Pengajian diadakan di masjid dekat rumah. Warga di sekitar juga sering
mengadakan kerja bakti membersihkan lingkungan setiap 1 bulan sekali. Apalagi jika
sudah memasuki musim penghujan.
c. Mobilitas geografi keluarga
Keluarga Tn.H sudah menempati rumah itu sejak 23 Desember 2006 sampai
sekarang. Tn.H lahir dan besar di Palembang, sedangkan Ny.S lahir di campang tiga
dan pada umur 7 tahun pindah ke tugu mulyo. Ny.S kemudian merantau ke
Palembang untuk melanjutkan sekolah ke tingkat perguruan tinggi. Setelah menikah,

17
Tn.H dan Ny.S memutuskan untuk tetap tinggal di Palembang. Kebanyakan anggota
keluarga Tn.H dan Ny.S berjauhan dan jarang berkunjung kerumah. Tn.H memiliki 1
saudara yang dekat (masih 1 kota).
d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Biasanya Ny.S ikut arisan RT sebulan sekali sekali, dan arisan kelurahan
sebulan sekali sedangkan Tn.H selalu ikut serta bila ada acara kerja bakti RT maupun
RW.
An.A mengatakan bahwa dia memiliki banyak teman dari berbagai tingkatan
sosial, mulai dari penjual koran, tukang tambal ban, mahasiswa, genk motor dan
mobil dll. An.A juga mengatakan bahwa hampir semua temannya merokok, beberapa
ada yang suka minum alkohol, ada juga yang memakai narkoba dan ada yang pernah
dipenjara karena mencuri. Namun, An.A berusaha untuk tidak mengikuti tindakan
negatif teman-temannya, karena An.A mengerti bahaya dari tindakan tersebut. An.A
juga mengatakan bahwa Ibunya Ny.S sering memberikan wejangan kepadanya.
An.M jarang bersosialisasi dengan tetangga disekitar rumah karena jadwal
kuliah yang cukup padat dan jarak rumah-kmpus yang sangat jauh. Namun, An.M
mengatakan jika ada kegiatan remaja masjid di hari libur, maka dia berusaha untuk
meluangkan waktu. Ny.S mengatakan An.P sering mengikuti kegiatan ekstrakulikuler
di sekolahnya.
e. Sistem pendukung keluarga
Semua anggota keluarga dalam kondisi sehat. Antara anggota keluarga saling
menyayangi dan membantu satu sama lain. Keluarga Tn.H memiliki fasilitas :
Televisi, MCK, Ttempat tidur yang nyaman, sumber air bersih, motor dan mobil
sebagai sarana transportasi dan untuk masalah kesehatan, keluarga Tn.H memiliki
askes untuk membantu biaya pengobatan.
4. Struktur keluarga
a. Pola/cara komunikasi keluarga
Keluarga Tn.H dalam kesehariannya baik berkomunikasi langsung/ tidak
langsung menggunakan bahasa Palembang, dalam keadaan emosi keluarga Tn.H
menggunakan kalimat yang positif. Ny.S selalu berusaha membangun komunikasi
yang baik dengan anak-anaknya terutama An.A, karena dia rentan dengan perilaku

18
menyimpang jika dilihat dari teman-temannya. An.M dekat dengan adik-adiknya,
biasanya An.M selalu dijadikan tempat curhat oleh adik-adiknya.
b. Struktur kekuatan keluarga
Saudara-saudara dari Ny.S dan Tn.H selalu siap membantu apabila keluarga
Tn.H membutuhkan pertolongan. Mereka tidak memikirkan jarak yang harus dilalui,
bagi mereka saudara tetaplah saudara dan saudara harus saling tolong menolong.
c. Struktur peran (peran masng-masing anggota keluarga)
 Tn.H :
Peran formal : sebagai suami dari istri, sebagai kepala keluarga, ayah,
pelindung dan pemberi rasa aman dalam keluarga, sebagai
anggota masyarakat.
Peran informal : pengambil keputusan tertinggi di rumah.
 Ny.S :
Peran formal : sebagai istri dari suami, ibu, mengurus rumah tangga,
mendidik anak-anak, bendahara PKK di RT
Peran informal : sebagai pendamai antar anggota keluarga.
 An.M :
Peran formal : menjadi anak, pengurus remaja masjid di RT, mahasiswa
Peran informal : sebagai penyelaras dan sebagai tempat bercerita adik-
adiknya.
 An.A :
Peran formal : menjadi anak, sebagai anggota masyarakat, mahasiswa
Peran informal : sebagai pelindung adik dan kakaknya.
 An.Am :
Peran formal : menjadi anak, sebagai anggota masyarakat, pelajar
Peran informal : sebagai penyelaras
 An.P :
Peran formal : menjadi anak, sebagai anggota masyarakat, pelajar
Peran informal : sebagai penghibur dirumah.

d. Nilai dan norma keluarga


19
Tn.H menganut agama Islam dan norma yang berlaku di masyarakat dan adat
istiadat orang Palembang. Keluarga Tn.H sangat mematuhi peraturan yang ada di
rumah, seperti anak perempuannya tidak boleh keluar setelah magrib tanpa di
dampingi keluarga laki-laki. Tn.H dan Ny.S juga mengajarkan pentingnya bersikap/
sopan santun dengan orang lain.
Apabila ada keluarga yang sakit, keluarga mempercayai bahwa ini adalah
cobaan yang Allah berikan agar keluarga dapat lebih kuat. Keluarga selalu berusaha
dan bertawakal saat menghadapi musibah apapun.
5. Fungsi keluarga
a. Fungsi afektif
Keluarga Tn.H dan Ny.S selalu menyayangi dan perhatian kepada anak-
anaknya, Ny.S dan Tn.H juga selalu mendukung dan mengarahkan segala sesuatu
yang dilakukan oleh anak-anaknya selama dalam batas kewajaran dan tidak
melanggar norma dan etika sopan santun.
b. Fungsi sosialisasi
Interaksi Tn. H dengan anak istrinya terjalin dengan sangat baik, saling
mendukung, bahu membahu, dan saling ketergantungan. Tn.H memiliki peran yang
besar dalam mengambil keputusan, namun Tn.H selalu adil kepada keluarganya.
Masing masing anggota keluarga masih memperhatikan dan menerapkan sopan
santun dalam berperilaku. Keluarga mengajarkan dan menanamkan prilaku sosial
yang baik, keluarga cukup aktif di dalam masyarakat. Di waktu senggang biasanya
keluarga berkumpul.
c. Fungsi keperawatan kesehatan
1) Kemampuan keluarga mengenal kesehatan
Ny.S mengatakan tahu/ mengerti dengan penyakit yang sering diderita
dirinya serta anak-anaknya. Baik itu mengenai pengertian, tanda gejala, etiologi
maupun pencegahan dan perawatannya. Ny.S mengatakan bahwa dirinya belajar
banyak dari pengalaman serta pengobatan-pengobatan yang pernah dilakukan.
Anak-anak dari Tn.P dan Ny.S juga sedikit mengenal penyakit yang sering
mereka derita. An.M tahu betul tentang penyakitnya, baik itu pengertian, etiologi,
tanda dan gejala maupun pencegahan dan perawatan. Namun, An.A dan An.P
mengatakan mereka sering tidak mendengarkan nasihat dari orang tuanya,

20
sehingga penyakit mereka sering kembali. Sedangkan Tn.H mengetahui jika
tekanan darahnya selalu rendah. Tn.H langsung beristirahat jika merasa
kepalanya pusing
2) Kemampuan keluarga mengambil keputusan mengenai tindakan kesehatan yang
tepat
Keluarga mengetahui tentang masing-masing penyakit yang pernah mereka
derita, sehingga apabila mereka mulai merasakan tanda dan gejala, mereka
langsung mengkonsumsi obat yang biasa mereka konsumsi. Apabila sakit tak
kunjung sembuh, mereka segera pergi ke puskesmas atau dokter.
3) Kemampuan keluarga merawat anggota keluarga yang sakit
Ny.S mengatakan bila kepalanya terasa pusing, maka Ny.S langsung
meminum obat antihipertensi dan langsung beristirahat. An.M juga melakukan
hal yang sama jika perutnya terasa mual dan sakit. Namun, An.A dan An.P akan
melaporkan gejala yang mereka rasakan kepada Ny.S dan Ny.S langsung
memberikan obat. Ny.S juga mengatakan bahwa dia selalu berusaha mengontrol
jadwal makan anak-anaknya apalagi jika sedang dirumah. Tn.H mengatakan jika
dia mulai merasa pusing dan kliyengan, maka dia tau jika tekanan darahnya
turun. Tn.H langsung minta dibelikan susu encer dan Ny.S menyuruh Tn.H untuk
istirahat.
4) Kemampuan keluarga memelihara lingkungan rumah yang sehat
Keluarga Tn.H menyadari pentingnya kebersihan ligkungan, oleh sebab itu
keluarga selalu menjaga kebersihan rumahnya dengan membersihkan lingkungan
rumah, seperti menyapu, mengepel dan menguras bak mandi agar tidak menjadi
sumber penyebaran penyakit.
5) Kemampuan keluarga mengguanakan fasilitas kesehatan yang ada di masyarakat
Tn.H dan Ny.S mengatakan sudah mengetahui fasilitas pelayanan
kesehatan, Selama ini keluarga mendapakan pelayanan yang baik oleh
puskesmas. Keluarga juga percaya dengan informasi yang di berikan oleh
puskesmas.

d. Reproduksi

21
Jumlah anak yang dimiliki Tn.H dan Ny.S ada 4 orang, 2 anak laki - laki dan 2
anak perempuan. Ny.S masih mengalami haid 1 bulan sekali dan tidak merasakan
nyeri saat haid. Ny.S menggunakan KB berupa pil.
e. Fungsi ekonomi
Tn.H mengatakan mampu mencukupi kebutuhan hidup keluarganya sehari -
hari dari pendapatan yang diterima ditambah dengan usaha sampingannya. Tn.H
menyisihkan sebagian pendapatannya untuk keperluan yang tidak terduga dan biaya
sekolah anaknya nanti.
6. STRES DAN KOPING KELUARGA
a. Stresor Jangka Panjang
Tn.H dan Ny.S memikirkan biaya untuk melanjutkan sekolah bagi anak-anaknya.
b. Stresor Jangka Pendek
Tn.H takut kondisi tekanan darahnya yang sering rendah dapat mempengaruhi
kerjanya di kantor. Ny.S juga khawatir dengan kondisi An.A yang sering begadang
dan keluar malam sehingga gastritisnya sering kambuh. Tn.H dan Ny.S khawatir
dengan pergaulan An.A. Tn.H dan Ny.S juga mulai khawatir dengan anak-anaknya
yang masih SMP yaitu An.Am dan An.P yang mulai beranjak menuju remaja. Tn.H
dan Ny.S takut anaknya salah dalam bergaul dan terjerumus ke pergaulan yang
negatif.
c. Respons keluarga terhadap stresor :
Untuk stress jangka panjang Tn.H berusaha untuk mencukupi kebutuhan sekolah
anak-anaknya dengan bekerja keras. Sedangkan Ny.S berusaha membantu Tn.H
mencari uang untuk memenuhi keperluan lain yang mendadak.
Untuk stress jangka pendek, Tn.H berusaha untuk tidak stress dan beristirahat agar
tekanan darahnya tetap stabil. Sedangkan Ny.S selalu mengontrol keadaan An.A
walaupun sedang di luar rumah untuk mengingatkannya makan dan pulang cepat.
Ny.S sering memberikan pengertian dan wejangan kepada An.A bahwa mana yang
baik untuk dilakukan mana yang harus ditinggalkan. Ny.S juga sering mengontrol
An.A dari teman-teman yang dikenalnya. Tn.H dan Ny.S juga memantau kegiatan
anak ketiga dan keempatnya, serta teman-teman mereka. Ny.S juga selalu mengontrol
anak-anaknya lewat telpon jika sedang berada diluar. Tn.H dan Ny.S juga

22
membangun hubungan yang harmonis dirumah agar anak-anaknya tetap betah walau
berada dirumah.
d. Strategi koping
Strategi koping yang digunakan Tn.H dan Ny.S baik, Bila ada permasalahan, Tn. H
dan Ny.S berusaha untuk selalu menyelesaikannya dengan bermusyawarah dan tetap
tenang dalam berfikir. Namun, keputusan tertinggi tetap berada di tangan Tn.H
sebagai kepala rumah tangga.
e. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga tidak pernah menggunakan kekerasan, perlakuan kejam kepada anak
ataupun istrinya ataupun memberikan ancaman-ancaman dalam menyelesaikan
masalah.
7. KEADAAN GIZI KELUARGA
Ny.S merasa kebutuhan gizi keluarganya sudah cukup baik, hampir setiap hari Ny.S
masak sayur dengan lauk pauk dengan berganti-ganti menu yang sehat, seperti tempe,
tahu, ikan, ayam, telur dll. Sesekali Ny.S membeli lauk di luar.
8. HARAPAN KELUARGA
Tn.H berharap keluarganya selalu sehat wal’afiat. Dan keluarga juga berharap
petugas kesehatan dapat memberikan pelayanan yang baik, tepat, dan cepat kepada siapa
saja yang membutuhkan. Tidak membeda-bedakan seseorang dalam memberikan
pelayanan kesehatan, miskin maupun kaya.
9. PEMERIKSAAN INDIVIDU TIAP ANGGOTA KELUARGA (Pemeriksaan Fisik )

Jenis
An. M An. A An.Am An.P
Pemerik Tn. H Ny. S
(anak ke-1) (anak ke-2) (anak ke-3) (anak ke-4)
saan

Riwayat Hipotensi Hipertensi Gastritis Gastritis - Gastritis


penyakit
saat ini
Keluhan Pusing Pusing seperti Mual, Sakit di Mual, Nyeri di - Sakit bagian
yang di di tarik-tarik ulu hati ulu hati abdomen
rasakan

23
Tanda Pusing, lemah Sakit kepala Nyeri tekan di Mual, nyeri - Nyeri tekan
dan epigastrium, abdomen, abdomen,
gejala mual, anoreksia. anoreksia.
anoreksia.

Riwayat Tn.H pernah Ny.S pernah An.M pernah An.A pernah - An.P pernah
penyakit mengalami mengalami menderita di diagnosa radang di
sebelum cedera di kaki gastritis, tipus/DB, gejala tenggorokan.
nya kananya. namun sampai An.M di rawat Tipus/DB, Namun
Sudah di obati saat ini jalan dan An.A di rawat sekarang
namun, jika penyakitnya skarang sudah jalan dan sudah sembuh.
sehabis tidak pernah sembuh. sembuh.
berolahraga kambuh lagi Namun, jika Namun, jika
yang berat, An.M kecapean
maka kakinya kecapean, maka tipusnya
terasa sakit maka tipusnya akan datang
kembali akan kembali lagi.
lagi.
 An.M juga
memiliki
riwayat
hipotensi.
Sehingga
An.M
berusaha
untuk tetap
menjaga
kondisi
tubuhnya
dengan
membatasi
aktivitas di
luar rumah
24
yang
berlebihan.
TTV TD : 80/70 TD : 140/90 TD : 90/70 TD : 80/60 TD : 90/60 TD : 80/60
mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg mmHg
RR: 18X/menit RR:22X /menit RR: 16X/menit RR: 19X/menit RR: 18X/menit RR: 20X/menit
N: 80X / menit N: 84X / menit N: 74X / menit N: 78X / menit N: 75X / menit N: 95X / menit
S : 36 oC S : 36 oC S : 36,5 oC S : 36,4 oC S : 36 oC S : 36,2 oC
STATUS BB : 56kg BB : 60kg BB : 46kg BB : 50kg BB : 43kg BB : 32kg
GIZI TB : 170cm TB : 150cm TB : 154cm TB : 177cm TB : 156cm TB : 140cm
BMI : BMI : BMI : BMI : BMI : BMI :
KEPALA Rambut hitam, Rambut hitam Rambut hitam, Rambut hitam, Rambut hitam, Rambut hitam,
uban jarang dan jarang lurus, panjang lurus, pendek lurus, pendek lurus, agak
ditemukan, ditemukan dan bersih dan bersih dan bersih panjang dan
pendek dan uban, ikal, bersih
bersih panjang dan
bersih

MATA Kedua mata Kedua mata Kedua mata Kedua mata Kedua mata Kedua mata
simetris, simetris, simetris, simetris, simetris, simetris,
konjungtiva konjungtiva konjungtiva konjungtiva konjungtiva konjungtiva
an-anemis, an-anemis, anemis, sklera anemis, sklera an-anemis, an-anemis,
sklera tidak sklera tidak tidak ikterik, tidak ikterik, sklera tidak sklera tidak
ikterik, ikterik, penglihatan penglihatan ikterik, ikterik,
penglihatan penglihatan baik, apabila baik, reflek penglihatan penglihatan
baik, apabila baik, apabila membaca pupil positif baik, apabila baik, apabila
membaca membaca tidak menggunakan (+) membaca tidak membaca tidak
harus menggunakan kacamata (-2) menggunakan menggunakan
menggunakan kacamata. kacamata. kacamata.
kacamata.
(+3).
HIDUN Hidung Hidung Hidung Hidung Hidung Hidung
G simetris, tidak simetris, tidak simetris, polip simetris, tidak simetris, tidak simetris, tidak
ada polip, ada polip, sebelah kanan, ada polip, ada polip, ada polip, tidak

25
tidak sinusitis, tidak sinusitis, tidak sinusitis, tidak sinusitis, tidak sinusitis, sinusitis,
penciuman penciuman penciuman penciuman penciuman penciuman
baik. baik. baik. baik. baik. baik.
Paru I : I : I : I : I : I :
Pengemb Pengemb Pengemb Pengemb Pengemb Pengemb
angan angan angan angan angan angan
paru paru paru paru paru paru
simetris simetris simetris simetris simetris simetris
P : Vokal P : Vokal P : Vokal P : Vokal P : Vokal P : Vokal
Premitus Premitus Premitus Premitus Premitus Premitus
sama sama sama sama sama sama
P : Redup P : Redup P : Redup P : Redup P : Redup P : Redup
A : Vesikuler A : Vesikuler A : Vesikuler A : Vesikuler A : Vesikuler A : Vesikuler
Abdome I : Simetris I : Simetris I : Simetris I : Simetris I : Simetris I : Simetris
n A : Refluk A : Refluk A : Refluk A : Refluk A : Refluk A : Refluk
15x/mnt 15x/mnt 15x/mnt 15x/mnt 15x/mnt 15x/mnt
P : Tidak ada P : Tidak ada P : Ada nyeri P : Ada nyeri P : Tidak ada P : Tidak ada
nyeri nyeri tekan di tekan di nyeri nyeri
tekan tekan ulu hati ulu hati tekan tekan
P : Timpani P : Timpani P : Timpani P : Timpani P : Timpani P : Timpani
Genetali Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak Tidak
a terpasang terpasang terpasang terpasang terpasang terpasang
kateter, tidak kateter, tidak kateter, tidak kateter, tidak kateter, tidak kateter, tidak
terdapat terdapat terdapat terdapat terdapat terdapat
hemoroid hemoroid hemoroid hemoroid hemoroid hemoroid
Ekstremi Pada Pada Pada Pada Pada Pada
tas ekstremitas ekstremitas ekstremitas ekstremitas ekstremitas ekstremitas
atas dan bawah atas dan bawah atas dan bawah atas dan bawah atas dan bawah atas dan bawah
tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada tidak ada
pembengkakan pembengkakan pembengkakan pembengkakan pembengkakan pembengkakan
, pergerakan , pergerakan , pergerakan , pergerakan , pergerakan , pergerakan
aktif aktif aktif aktif aktif aktif

B. Analisa Data
26
No Data Problem Etiologi
1. DS : Kurangnya Ketidakmampuan
- Tn. H mengatakan kepalanya sering pengetahuan keluarga mengenali
pusing jika kecapean Keluarga tentang dan memahami
- Ny.S mengatakan bahwa Tn.H tidak penyakit Tn.H penyakit Tn.H
pernah memeriksakan dirinya ke
dokter atau puskesmas jika sakit
- Ny.S mengatakan bahwa penyakit
Tn.H hanya karna kelelahan saja dan
tidak terlalu serius.
- Tn.H mengatakan dia sering
meminum susu encer jika mulai
kliyengan.
- Skala nyeri yang dirasakan Tn.H
yaitu 4

DO :
- TTV :
TD : 80/90 mmHg
RR : 18X / menit
N : 80X / menit
S : 36 C
- Wajah tampak pucat
- Tn.H terlihat lemah
2 DS : Gangguan pola tidur Ketidakmampuan
- An.A mengatakan bahwa dia sering An.A pada Keluarga keluarga dalam
pulang malam dan begadang Tn.H merawat dan
- An.A mengatakan bahwa dia sering mengontrol aktivitas
kelelahan anggota keluarganya
- An.A juga mengatakan bahwa
kepalanya sering terasa pusing dan
matanya berkunang-kunang sewaktu
bangun tidur.
27
DO :
- An.A tampak pucat
- Konjungtiva anemis
- TTV An.A :
TD : 80/60 mmHg
RR : 19X / menit
N : 78X / menit
S :36,4 oC
3. DS: Gangguan Ketidakmampuan
- Mual dan muntah dirasakan oleh pemenuhan keluarga merawat
An.A, An.M dan An.P kebutuhan nutrisi anggota keluarga
- An.A dan An.M mengatakan bahwa keluarga Tn.H yang sakit
mereka tidak nafsu makan jika
mulai merasakan mual
- An.A mengatakan jika kelelahan dia
langsung tidur
- Jadwal makan An.A tidak teratur
- An.A terkadang makan diluar jika
lapar

DO:
- An.A tampak pucat
- BB : 50kg
- TB : 177cm
- Nyeri pada saat perut atas ditekan
4. DS: Resiko terjadi Ketidakmampuan
- An.A mengatakan bahwa jika penyimpangan keluarga dalam
merasa bosan dan stress dia sering perilaku oleh An.A memodifikasi
keluar malam untuk nongkrong lingkungan pergaulan
bersama teman-temannya. An.A yang rentan
- An.A mengatakan bahwa dia dengan perilaku
memiliki banyak teman dari menyimpang
berbagai tingkatan sosial (penjual
28
koran, tukang tambal ban,
mahasiswa, anggota club mobil dan
motor serta anak pengusaha)
- An.A mengatakan hampir semua
temannya merokok, beberapa ada
yang suka minum alkohol, ada juga
yang memakai narkoba bahkan ada
yang pernah di penjara karena
mencuri.
DO :
-
5. DS : Potensial Informasi yang
- Tn.H meminum susu cair jika peningkatan mudah ditangkap dan
kepalanya terasa pusing dan pengetahuan diserap oleh Ny.S
tubuhnya terasa lemas kesehatan keluarga dan An.M sebagai
- Ny.S rutin meminum obat herbal Tn.H anggota keluarga
untuk tetap menstabilkan tekanan
darahnya.
- An.M membatasi aktivitas yang
berlebih di luar untuk mencegah
kekambuhan penyakit.
- Ny.S tau mengenai obat yang harus
diberikan kepada anaknya atau
dirinya sendiri jika penyakit anggota
keluarganya mulai kambuh
- Ny.S selalu berusaha memanfaatkan
sumber pelayanan kesehatan yang
mereka dapat
DO:
- Ny.S dapat menjelaskan pengertian,
penyebab, tanda dan gejala serta
cara pencegahan penyakit yang
dideritanya (Hipertensi)
29
- Ny.S juga dapat menjelaskan
pengertian, penyebab, tanda dan
gejala serta cara pencegahan dan
pengobatan dari penyakit yang
diderita anak-anaknya (Gastritis)
- An.M mengetahui penyakit yang
diderita oleh keluarganya serta
memahami cara penanganan dan
pencegahannya.
- Keluarga Tn.H sangat tertarik
dengan informasi yang perawat
sampaikan mengenai penyakit-
penyakit yang beresiko timbul
dalam keluarga mereka.
- Keluarga Tn.H memperhatikan
setiap informasi yang disampaikan
perawat

30

Anda mungkin juga menyukai