Dosen Pembimbing :
Mariyani, M.Keb
A. Latar Belakang
Banyak orang mengira bahwa rumah merupakan tempat yang paling aman untuk
melindungi anak-anak dari bahaya dan kejahatan dari luar (Sofyani dalam Tjipta, Ali,
Mardina, 2009). Kecelakaan yang terjadi lingkungan rumah tangga, ternyata paling tinggi
kejadiannya dibandingkan dengan kecelakaan di tempat lain bahkan di jalan raya. Angka
kejadian kecelakaan di rumah tangga di Inggris yaitu 46,2%. Di United Kingdom terdapat
sekitar 30 kematian pertahun. Sekitar 12.000 anak-anak dibawa ke RS setiap tahunnya
karena menelan racun Kecelakaan di rumah tangga ini terutama dialami oleh anak-anak
usia dini. Di Indonesia, kasus-kasus cidera dan kematian anak akibat kecelakaan anak di
rumah jarang dilaporkan apalagi sampai dibawa kemeja hijau. Anak usia dini (0 – 6 tahun)
merupakan anak-anak yang sangat unik dan memiliki karakteristik yang beragam sehingga
diperlukan berbagai jenis pengetahuan dan keterampilan untuk memahaminya.
Karakteristik anak yang beragam ini terkadang membuatorang tuakesulitan
dalammenerapkan polapengasuhan dan pengawasan pada anak, terutama pada keluarga
yang memiliki anak lebih dari satu.
Beberapa karakteristik anak usia dini yang perlu dipahami oleh orang tua antara lain:
1) Anak memiliki keunikan yang sangat berbeda antara satu dengan yang lainnya,
2) Anak memiliki kemampuan untuk belajar secara bertahap,
3) Anak bukanlah miniatur orang dewasa yang harus dibentuk dan diatur sesuai dengan
keinginan orang dewasa yang ada di sekitarnya,
4) Anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat progresif
(Puspita,2010).
Keunikan karakteristik anak ini memungkinkan perilaku anak yang beragam.Perilaku
anak yang beragam ini dapat memungkinkan timbulnya kecelakaan di rumah tangga
apabila anak-anak dibiarkan tanpa pengawasan yang baik, ataupun karena lingkungan di
rumah kurang aman atau kurang nyaman. Menurut Jazan (1992) bahwa sebab cidera
terbanyak adalah jatuh, sedangkan jenis cidera terbanyak adalah luka. Cidera paling banyak
terjadi di halaman rumah dan lebih banyak terjadi pada siang hari. Kejadian kecelakaan
pada anak yang terjadi di Dusun Cepet Purwobinangun Pakem SlemanYogyakarta pada
tahun 2010 terdapat kematian karena tenggelam dikolam yang terdapat lingkungan rumah.
Berdasarkan hasil wawancara dengan orang tua anak dan masyarakat sekitar kematian
terjadi karena kurangnya pemantauan oleh orang tua/orang terdekat dan kurangnya
pengetahuan tentang cara pertolongan pertama pada korban tenggelam. Oleh karena itu,
orang tua atau orang terdekat anak perlu memahami berbagai jenis kecelakaan yang
mungkin terjadi dan pertolongan pertama yang dapat diberikan kepada anak yang
mengalami kecelakaan. Dengan demikian, tidak menimbulkan kondisi yang fatal bagi
anak,karena kecelakaan yang kecil pun bisa berakibat fatal.
B. TUJUANKEGIATAN
a. Tujuan Umum
Memberikan pelatihan kepada ibu-ibu rumah
b. Tujuan Khusus
1. Orang tua mampu mengidentifikasi bahaya yang dapat menyebabkan terjadinya
kecelaka anak dirumah
2. Orang tua mampu melakukan pertolongan pertama pada kecelakaan anak di rumah
C. MANFAAT KEGIATAN
Manfaat adanya kegiatan ini adalah:
1. BagiAnak Menurunkan kejadian kecelakaan pada anak dirumah
2. Bagi Orangtua (Ibu)
Meningkatkan kemampuan orangtua (ibu) untuk memberikan lingkungan yang aman
bagi anak serta mampu memberikan pertolongan pertama pada kecelakaan dirumah.
BAB II
PEMBAHASAN
A. KECELAKAAN
Kecelakaan adalah kejadian atau peristiwa yang membuat orang celaka (Kamus besar
bahasa Indonesia, 2002).
Faktor-Faktor penyebab kecelakaan antara lain:
a. Internal
1). Usia dan tingkat perkembangan anak
Seiring dengan pertumbuhan anak akan banyak keahlian baru yang
dimilikinya. Kemampuan untuk meraih dan memegang sesuatu, kemampuan berguling,
merangkak dan lain-lain sesuai dengan tingkat perkembangannya.
Menurut Jazan (1992) umur anak merupakan salah satu faktor risiko yang
berpengaruh pada kejadian kecelakaan rumah tangga pada anak balita.
2). Jenis kelamin
Kematian lebih banyak terjadi pada awal-awal kehidupan dan lebih banyak
pada anak laki-laki di semua umur , yaitu 1,3 kali lebih banyak pada usia satu bulan
pertama dan 1,6 kali lebih banyak pada anak usia sekolah (Meadow & Newel, 2005).
Anak laki-laki lebih rawan terhadap kecelakaan daripada perempuan disebabkan
karena anak laki-laki lebih aktif dan berani mengambil risiko. Hal ini sesuai dengan
hasil penelitian menurut Jazan (1992).
3). Keadaan psikologis anak
Kecelakaan pada anak kebanyakan terjadi dikarenakan anak dalam kondisi
kelelahan, lapar, tidak enak badan atau frustasi ketika mereka dalam keadaaan stress
(Espeland, 2005).
b. Eksternal
1). Lingkungan
Lingkungan merupakan factor penyebab kecelakaan tersering. Cidera pada anak
di mana saja dan kapan saja. Sampai umur 4 tahun anak belum mampu mendeteksi
adanya bahaya.
2). Keadaan psikologis orang yang mengasuh
Riset telah menunjukkan bahwa kecelakaan pada anak dikarenakan ibu yang
sedang hamil, pada hari menjelang menstruasi, atau ketika mereka sedang capek. Keadaan
stress yang terjadi pada keluarga, seperti menanti kelahiran sang bayi, sakit dan lain
sebagainya juga bisa menjadikan kecelakaan berisiko tinggi (Espeland, 2005). Hal ini
sesuai dengan penelitian Jazan () bahwa pengasuh anak merupakan faktor risiko yang
berpengaruh pada kejadian cidera karena kecelakaan rumah tangga pada balita.
3). Keadaan sosial
Risiko kecelakaan dapat pula dipengaruhi oleh keadaan sosial. Anak dari keluarga
besar dengan perumahan buruk, yang sebagian besar waktunya dihabiskan di jalan,
dan hanya diawasi oleh anak yang lebih besar, berada dalam bahaya besar (Meadow
& Newel, 2005).
Selanjutnya, berikut ini disajikan pertolongan pertama pada anak-anak apabila terjadi
kecelakaan sebagai berikut:
a. Tertelan benda asing
Adalah hal yang sangat mungkin pada bayi atau anak-anak tertelan benda asing
yang kecil-kecil, mulai dari koin, rokok, silica gel, tanaman hias, kapur barus, ataupun
benda-benda kecil yang ada di sekitar kita. Untuk itulah maka disarankan agar benda-
benda kecil dijauhkan dari jangkauan anak-anak. Akan tetapi, apabila hal ini tanpa
sengaja terjadi, orang dewasa di sekitar anak harus bisa segera mengambil
tindakan yang penting. Ketika tiba-tiba tertelan sesuatu, maka yang pertama kali
harus diketahui adalah jenis benda yang sudah tertelan, waktu tertelan, jumlah
yang sudah tertelan dan memastikan apakah wajah anak pucat serta marah-marah
(berteriak). Karena cara memberikan pertolongan pertama di dalam hal ini berbeda-
beda menurut benda asing yang tertelan, periksalah selalu sampai ke dalam mulut.
Jepitlah kedua belah pipi anak dengan jari dan bukalah mulutnya. Periksalah dengan
tenang “Apakah benda asing itu, dan ada di mana?”. Dalam hal benda asing yang
tertelan itu masih tersisa di dalam mulut, keluarkanlah perlahan-lahan dengan
memasukan jari anda. Karena ada kemungkinan benda yang tersisa terdorong sampai
ke mulut bagian dalam, maka sangatlah berbahaya apabila anda berusaha dengan paksa
mengorek-ngorek benda asing yang ada di mulut bagian dalam. Apabila baik untuk
dimuntahkan, bukalah mulut anak lebar- lebar, tekanlah lidah yang terdapat
dibagian paling dalam, dan setelah itu berusahalah membantu anak untuk
memuntahkan benda tersebut. Ketika hal itu menimbulkan gejala shock dan kejang-
kejang, maka segeralah bawa anak ke rumah sakit tanpa menyuruhnya memuntahkan
benda yang tertelan itu.
Apabila benda asing tersebut menyumbat tenggorokan maka bukalah mulut anak
dengan menggunakan jari tengah anda dan telungkupkanlah, di antara tulang belikat,
lalu dengan menggunakan telapak tangan tepuk-tepuklah dengan keras sebanyak 5
kali, usahakanlah agar tepukan mendorong ke arah atas. Dalam hal berat badan anak
terasa berat, dan apabila ketika ditelungkupkan pada lengan anda merasa sakit, tidak
ada salahnya apabila ditelungkupkan di atas paha. Ketika anak berwajah pucat dan ada
kemungkinan kerongkongan terluka, maka segera bawa ke rumah sakit. Apabila anda
mengalami kesulitan di dalam memberikan pertolongan pertama, segeralah bawa
anak ke rumah sakit.
c. Kepala Terbentur
Jika kepala Anda atau anak-anak tidak sengaja terbentur dinding, segera
kompres area yang terbentur dengan es. Tunggu dan lihat apakah ada reaksi
seperti sakit kepala, pandangan mengabur, kehilangan memori, dan menjadi
sensitif terhadap cahaya dan suara.
Jika ya, berarti ada cedera serius dalam kepala. Apabila ada muntah
bahkan terlalu pusing untuk berjalan jarak dekat segera periksakan ke dokter.
g. Tercekik
Apabila timbul kejadian ini, segera lepaskan benda yang mencekik leher anak.
Jika leher terikat, lepaskan dengan gunting, tapi tetap sanggah tubuhnya
sementara Anda melepaskan ikatan. Jangan menunggu terlalu lama melepaskan
ikatan, karena kecelakaan tercekik sangat cepat dapat menghambat jalan napas
j. Pingsan
Pingsan adalah suatu keadaan seseorang kehilangan kesadarannya. Hal ini
sering terjadi karena kondisi fisik ataupun mental tidak baik. Cara mengatasi
keadaan ini, sebelum melakukan tindakan perhatikan pernapasannya. Bila masih
bernapas segera baringkan dengan posisi kepala lebih rendah dari dada dan kaki,
pakaian yang kencang dilonggarkan. Badan dihangatkan. Pingsan karena kejiwaan
agak sulit ditangani sebab biasanya disertai kejang (misalnya dalam keadaan
histeris). Bila tidak bernapas, raba nadinya, bila tidak teraba, lakukan resusitasi
jantung paru. Bila tidak dapat diatasi, segera rujuk ke rumah sakit
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil masyarakat yaitu tentang pelatihan pertolongan pertama
pada kecelakaan anak di rumah, sebagian besar anak balita. Dengan demikian, risiko
terjadi kecelakaan anak di rumah akan lebih tinggi.
B. Saran
Berdasarkan kegiatan masyarakat yang telah dilakukan, maka penyusun
memberikan beberapa saran, antara lain :
1. Orang tua
Orang tua/pengasuh perlu melakukan identifikasi bahaya-bahaya yang
berisiko memunculkan kecelakaan pada anak baik di dalam rumah maupun di
lingkungan sekitar rumah. Selain itu, perlu ditingkatkan pemantauan dan
pengawasan pada anak di rumah untuk meminimalkan kecelakaan pada anak
balita.
Referensi
Puspita, W.A (2010). Pertolongan pertama pada kecelakaan (P3 K) untuk anak usia dini di
rumah tangga. Diunduh dari http://www.bppnfi-reg4.net/index.php/di-rumah.html