Anda di halaman 1dari 9

ASUHAN NEONATUS

“ ROTAVIRUS (DIARE) ”
Dosen Pembimbing : Mariyani, M. Keb

Kelompok 17 :

Fitri Milania Salisa


Serly Mulia Citra

DIII KEBIDANAN Tk. 2

STIKes ABDI NUSANTARA JAKARTA

2018 / 2019
Rotavirus
Definisi
Rotavirus adalah jenis virus yang menginfeksi usus. Virus ini juga menjadi penyebab
umum dari penyakit diare pada bayi dan anak-anak di seluruh dunia, terutama di negara-negara
berkembang dengan tingkat nutrisi dan fasilitas kesehatan yang kurang optimal.
Di seluruh dunia, rotavirus telah menyebabkan lebih dari setengah juta anak meninggal tiap
tahunnya. Oleh karena itu, bayi dan anak-anak yang terinfeksi rotavirus harus mendapat
perawatan secara intensif karena infeksi rotavirus dapat menyebabkan dehidrasi dengan cepat.
Jika tidak ditangani, dehidrasi pada bayi dan anak-anak akibat rotavirus dapat menyebabkan
gangguan kesehatan yang berat. Selain pada bayi dan anak-anak, rotavirus juga dapat
menginfeksi remaja dan orang dewasa.

Pemberian vaksinasi terhadap infeksi rotavirus sudah dimulai sejak tahun 2006. Namun
perlu diingat, meskipun sudah diberikan vaksinasi terhadap rotavirus, bayi dan anak-anak masih
dapat terkena infeksi ini. Hal tersebut disebabkan karena vaksinasi rotavirus tidak memberikan
perlindungan penuh terhadap infeksi yang akan terjadi. Namun anak-anak yang diberikan
vaksinasi rotavirus tidak akan mengalami gejala infeksi separah anak-anak yang tidak
divaksinasi, dan memiliki kemungkinan lebih kecil untuk terinfeksi rotavirus.

Gejala-gejala Rotavirus
Demam dan muntah-muntah merupakan tanda awal infeksi rotavirus dan biasanya
muncul dalam dua hari setelah terpapar virus. Kemudian diikuti oleh diare selama 3-8 hari.
Infeksi juga bisa menyebabkan nyeri pada daerah perut.
Waspadai risiko terjadinya dehidrasi akibat infeksi rotavirus, terutama jika anak:

 Mengalami diare lebih dari 24 jam.


 Terlihat lemas, mengantuk, rewelatautampak
 Muntah-muntah yang sering.
 Demam dengan suhu 40 oC atau lebih.
 Buang air besar dengan feses berwarna hitam, mengandung darah, atau nanah.
 Sudah terdapat tanda-tanda dehidrasi seperti
 mulut kering, buang air kecil berkurang, menangis tanpa mengeluarkan air mata, tampak
mengantuk, penurunan kesadaran, rasa haus yang berlebihan, ujung jari terasa dingin,
atau mata dan ubun-ubun terasa cekung.

Gejala yang muncul pada orang dewasa sehat cenderung bersifat ringan atau tidak ada sama
sekali. Namun pada pasien dewasa perlu waspada dan hubungi dokter jika terdapat gejala seperti
berikut ini:

 Diare lebih dari 2 hari.


 Demam dengan suhu 39,4 oC atau lebih.
 Tanda-tanda dehidrasi, seperti rasa haus yang berlebihan, mulut kering, lemas, pusing
pada saat berdiri, kepala berkunang-kunang, buang air kecil sedikit.
 Muntah darah atau buang air dengan feses disertai

Masa Inkubasi
Infeksi rotavirus khas mulai sesudah masa inkubasi kurang dari 48 jam dengan demam ringan
sampai sedang dan muntah yang disertai dengan mulainya tinja cair yang sering. Muntah dan demam
khas mereda selama hari kedua sakit, tapi diare sering berlanjut selama 5-7 hari. Tinja tanpa sel darah
merah atau darah putih yang nyata. Dehidrasi mungkin terjadi dan memburuk dengan cepat, terutama
pada bayi. Walaupun kebanyakan neonatus yang terinfeksi dengan rotavirus tidak bergejala.
Dalam pandangan klinis infeksi rotavirus terus berkembang dari diare ringan sampai diare berat
yang mengakibatkan dehidrasi, kekurangan elektrolit, shock dan kematian pada bayi dan anak-anak.
Pada anak berumur diatas tiga bulan akan menimbulkan gastroenteritis, ketika terjadi reinfeksi akan
gejalanya tidak muncul (asimptomatik). Masa inkubasi dari rotavirus adalah 1-3 hari. Dengan serangan
tiba-tiba dan memberikan gejala demam, muntah dan diare berair (watery diarrhoea). Gejala
gastrointestinal akan hilang setelah 3-7 hari, tetapi penyembuhan infeksi rotavirus mungkin bisa sampai
2-3 minggu.
Dosis, cara pemberian dan interval

Vaksin rotavirus yang beredar di Indonesia saat ini ada 2 macam merk, jumlah
banyaknya pemberian tergantung merk vaksin rotavirus yang digunakan.

 Pertama RotaTeq (RV5) diberikan sebanyak 3 dosis: pemberian pertama pada usia 6-14
minggu dan pemberian ke-2 setelah 4-8 minggu kemudian, dan dosisi ke-3 maksimal
pada usia 8 bulan.
 Kedua, Rotarix (RV1) diberikan 2 dosis: dosis pertama diberikan pada usia 10 minggu
dan dosis kedua pada usia 14 minggu (maksimal pada usia 6 bulan).

Kedua vaksin adalah dalam bentuk oral (melalui mulut), bukan melalui suntikan. Dosis
pertama dari masing-masing vaksin paling efektif diberikan sebelum anak berusia 15 minggu.
Anak juga perlu menerima semua dosis rotavirus sebelum berusia 8 bulan. Apabila bayi belum
diimunisasi pada usia lebih dari 6-8 bulan, maka tidak perlu diberikan karena belum ada studi
keamanannya

Anjuran Usia Terbaik dan Dosis Tepat Vaksin Rotavirus

Saat ini, di indonesia terdapat dua jenis vaksin, yaitu vaksin yang diberikan pada usia dua
bulan, empat bulan, dan enam bulan; serta vaksin yang diberikan pada usia dua bulan dan empat
bulan saja. Tidak seperti vaksin pada umumnya, vaksin rotavirus diberikan melalui mulut (oral),
bukan dengan injeksi (suntik).
Jika bayi Anda belum mendapat vaksin dosis pertama di saat ia berumur 15 minggu,
bicarakan pada dokter apakah Si Kecil bisa menyusul menerima vaksin ini. Vaksin rotavirus
tidak dianjurkan diberikan kepada bayi yang berumur lebih dari 8 bulan, karena tidak ada cukup
bukti yang menunjukkan efektivitas vaksin ini pada bayi yang berusia lebih besar. Selain itu, ada
beberapa bukti yang menunjukkan terjadinya reaksi merugikan jika diberikan pada usia di atas 8
bulan, salah satunya demam dan alergi.

Berikut ini beberapa kondisi anak yang tidak boleh menerima vaksin rotavirus:

 Bayi berumur kurang dari 6 minggu.


 Bayi berusia 8 bulan atau lebih.
 Bayi Anda alergi terhadap vaksin rotavirus sebelumnya maupun kandungan yang terdapat di
dalamnya. Pastikan untuk memberitahu dokter jika bayi Anda mengalami alergi yang parah,
termasuk alergi terhadap lateks.
 Bayi pernah menderita intususepsi (gangguan usus yang membuat sebagian usus terlipat dan
menyusup ke segmen usus lain). Satu hingga dua minggu setelah menerima vaksin rotavirus,
bayi berisiko mengalami kekambuhan intususepsi.
 Bayi penderita severe combined immunodeficiency (SCID). SCID merupakan penyakit keturunan
yang jarang, tapi bisa mengancam nyawa dan dapat memengaruhi kemampuan tubuh dalam
melawan infeksi. Sering kali mengakibatkan diare kronis dan gangguan pertumbuhan.
 Bayi yang menderita gangguan sistem imun dan penyakit pencernaan, perlu mendapatkan
perhatian khusus sebelum diberi vaksin rotavirus. Jika Si Kecil mengalami sakit ringan, vaksin
rotavirus masih bisa diberikan. Namun, selalu konsultasikan kondisi buah hati Anda pada dokter.
 Bayi dengan spina bifida (cacat lahir yang ditandai dengan munculnya celah pada saraf tulang
belakang) atau bladder exstrophy (cacat lahir yang melibatkan kandung kemih). Karena vaksin ini
mengandung lateks, dan kedua penyakit di atas bisa meningkatkan risiko reaksi alergi pada
lateks.

Efek Samping Vaksin Rotavirus yang Perlu di Ketahui


Umumnya, vaksin rotavirus berisiko kecil terjadinya efek samping. Reaksi alergi parah
jarang sekali ditemukan, tapi tetap ada kemungkinan bisa terjadi. Tanda-tanda terjadinya reaksi
alergi berupa sulit bernapas, suara mengi pada napas, wajah pucat, dan detak jantung cepat.
Beberapa efek samping ringan yang umumnya terjadi seperti mudah rewel, diare, dan muntah.

Jika Si Kecil tampak mengalami sakit perut, tinja berdarah, atau mulai muntah, segera
bawa ke dokter. Perlu diketahui, vaksin rotavirus mengandung virus hidup yang bisa
menginfeksi orang lain terutama pada orang-orang dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
Berhati-hatilah ketika Anda membuang popok dan jangan lupa untuk sering mencuci tangan
hingga bersih untuk mencegah penyebaran virus.
Mengingat masih tingginya angka kejadian diare di Indonesia yaitu sekitar 5,4 juta kasus
menurut survei Riskesdas tahun 2015, dengan sebagian besar kelompok yang rentan terkena
adalah bayi dan anak-anak, maka imunisasi rotavirus dapat menjadi salah satu cara untuk
mencegah penyakit gastroenteritis, selain juga dengan menjaga perilaku hidup bersih dan sehat
(PHBS) yang baik. Imunisasi dengan vaksin rotavirus juga termasuk salah satu jenis imunisasi
yang direkomendasikan oleh Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI).

Efek KIPI Vaksin RotaTeq dan Rotarix :


Antara lain terdiri dari nausea (rasa mual) dan muntah.

 Tambahan efek KIPI yang dijumpai pada vaksin RotaTeq adalah : kematian akibat
pneumonia, otitis media (infeksi ruang telinga tengah), nasofaringitis (infeksi rongga
hidung dan tenggorokan), bayi yang gelisah dan peningkatan suhu tubuh sekitar > 38. 1
derajat Celsius.
 Tambahan efek KIPI yng dijumpai pada vaksin Rotarix : kematian akibat pnuemonia,
diarea, dehidrasi dan gastroenteritis, juga kejang atau konvulsi

Intususepsi :

yaitu suatu keadaan dimana ada sebagian dari usus halus yang masuk kedalam bagian usus lain,
ini mirip dengan bagian teleskop yang digeser dan masuk kadalam bagian didepannya. Sehingga
terjadi gangguan gerakan dan proses pengosongan usus. Akan terjadi sakit perut hebat dan
muntah.

Intususepsi usus

KIPI ini terjadi pada pemakaian vaksin rotavirus generasi pertama, yaitu vaksin
RotaShield pada tahun 1998, vaksin ini sudah ditarik dari peredaran dan tidak boleh
dipergunakan lagi. Vaksin ini belum pernah beredar diluar Amerika Serikat.
Dengan vaksin rotavirus yang baru, yaitu RotaTeq dan Rotarix, dalam proses uji klinik
yang melibatkan enam puluhan ribuan bayi dan anak usia balita, maka ditemukan fakta bahwa
kejadian intususepsi yang terjadi, yang dimonitor antara waktu 0 -42 hari setelah vaksinasi, pada
kelompok bayi yang mendapat vaksin rotavirus ini dengan kelompok bayi yang mendapat vaksin
kontrol plasebo, ditemukan angka kejadian insusepsi ini tidak berbeda bermakna.

Sehingga dalam pemakaian vaksin rotavirus diatas, untuk mencegah terulangnya kasus
ini, maka dianjurkan untuk berhati hati untuk bayi atau anak yang mempunyai riwayat kejadian
intususepsi sebelumnya. Sedangkan dari data klinik yang ada hingga saat ini, untuk kedua jenis
vaksin rotavirus ini, tidak pernah dilaporkan adanya hubungan antara kejadian intususepsi usus
dengan pemakaian kedua jenis vaksin rotavirus ini.

Penyebab dan Penularan Rotavirus


Rotavirus sebagai virus penyebab diare terbanyak pada anak-anak biasanya ditularkan
melalui fecal-oral yaitu virus menyebar dari feses penderita dan tidak sengaja masuk ke mulut
seseorang misalnya melalui kontak dengan air, makanan, tangan, dan objek lain yang
terkontaminasi. Penyebaran ini dapat dikarenakan hal sederhana seperti lupa mencuci tangan
dengan sabun setelah buang air besar atau setelah membersihkan anak yang baru buang air besar.
Virus ini juga dapat dengan mudah menyebar ke segala jenis objek yang dipegang, misalnya
mainan atau perabotan.

Infeksi rotavirus sangat umum terjadi pada anak-anak usia 3-35 bulan, terutama di tempat
penitipan anak dan rumah sakit. Orang dewasa yang mengurus anak-anak juga memiliki risiko
terkena infeksi rotavirus.

Infeksi rotavirus dapat terjadi lebih dari sekali walaupun sudah melakukan vaksinasi, hal
ini disebabkan karena jenis rotavirus yang cukup beragam. Namun, semakin sering infeksi
terjadi, gejala yang muncul akan berkurang keparahannya.

Diagnosis Rotavirus
Biasanya dokter akan mendiagnosis infeksi rotavirus melalui gejala dan pemeriksaan
fisik. Dokter juga akan melakukan beberapa pemeriksaan penunjang seperti tes darah, urine, atau
feses untuk mengetahui apakah diare disebabkan oleh rotavirus atau bakteri. Dokter tidak akan
meresepkan antibiotik untuk mengobati infeksi rotavirus, kecuali penyebab diare ternyata adalah
bakteri. Selain itu pemeriksaan nilai elektrolit dan gula darah juga dilakukan pada anak dengan
dehidrasi berat dan penurunan kesadaran.

Untuk memastikan diagnosis dapat juga dilakukan pemeriksaan antigen rotavirus pada sampel
feses, dengan waktu pemeriksaan paling baik adalah tiga sampai lima hari setelah timbul gejala.
Penanganan Rotavirus
Tidak ada obat yang spesifik diberikan untuk infeksi rotavirus. Infeksi ini akan membaik
dengan sendirinya setelah tiga sampai tujuh hari. Obat antidiare dan antibiotik tidak dianjurkan
pada infeksi rotavirus. Dokter dapat memberikan probiotik untuk menjaga keseimbangan flora
normal (bakteri baik) dalam usus. Mencegah terjadinya dehidrasi merupakan penanganan yang
paling utama. Dehidrasi ringan pada anak-anak dan orang dewasa dapat ditangani di rumah
dengan cara memperbanyak asupan cairan, termasuk oralit. Penderita yang dapat dirawat di
rumah juga dianjurkan untuk tetap berada di rumah hingga kesehatannya pulih agar tidak
menularkan ke orang lain.
Anak-anak dengan diare ringan sebaiknya tetap mengonsumsi makanan secara normal. Hindari
jus buah, makanan manis, dan makanan berlemak agar diare tidak memburuk. Untuk bayi dan
anak yang masih menyusui, disarankan jangan berhenti menyusui karena ASI dapat membantu
mencegah diare menjadi makin parah. Jika anak mengonsumsi susu formula, tidak perlu
mengencerkan susu formula tersebut.
Berikan makanan dan cairan dalam jumlah kecil dengan frekuensi lebih sering kepada
anak-anak yang mengalami muntah-muntah. Makanan yang lembut dan tawar seperti biskuit
serta roti dapat diberikan.
Pastikan popok anak selalu dalam keadaan bersih dan anak mengenakan baju yang nyaman.
Gunakan kain basah yang hangat untuk membasuh pada saat mengganti popok, dan berikan krim
pencegah ruam setelah selesai dibersihkan. Sesekali gunakan air mengalir agar dapat
membersihkan area yang sulit dijangkau. Dampingi anak sebisa mungkin agar memperoleh
waktu istirahat semaksimal mungkin.

Penanganan di rumah sakit


Salah satu komplikasi utama diare adalah dehidrasi berat. Pada kasus diare dengan
dehidrasi berat, penderita memerlukan pemberian cairan melalui infus di rumah sakit. Bila tidak
ditangani dengan tepat, dehidrasi berat dapat mengancam nyawa.

Pencegahan dan Vaksinasi Rotavirus


Untuk mengurangi penyebaran rotavirus, cuci tangan dengan sabun terutama setelah dari
toilet atau setelah buang air besar, juga setelah membantu membersihkan anak sehabis buang air
besar atau setelah mengganti popok. Namun, tetap kebiasaan mencuci tangan pun tidak bisa
sepenuhnya menjamin infeksi rotavirus tidak terjadi.
Vaksinasi adalah upaya pencegahan yang sangat efektif dalam mencegah infeksi
rotavirus dengan gejala yang berat. Saat ini tersedia dua buah jenis vaksin rotavirus di Indonesia.
Salah satunya diberikan dalam tiga dosis, yaitu pada saat anak berusia dua bulan, empat bulan,
dan enam bulan. Sedangkan jenis vaksin lainnya diberikan dalam dua dosis, yaitu saat anak
berusia dua bulan dan empat bulan. Vaksin rotavirus umumnya diberikan kepada anak-anak
dengan cara diteteskan melalui mulut.
Daftar Pusaka

 https://www.alodokter.com/rotavirus
 https://www.kompasiana.com/darrylvirgiawan/550087c1a333111d725110ec
/rotavirus-diarheae-mekanisme-terjadinya-diare-yang-disebabkan-rotavirus
 https://www.alodokter.com/bunda-ketahui-manfaat-vaksin-rotavirus-untuk-
si-kecil-di-sini
 https://doktersehat.com/jenis-dan-cara-pemberian-vaksin-rotavirus
 https://selukbelukvaksin.com/vaksin-rotavirus-jenis-vaksin-rotavirus-dan-
jadwal-imunisasi

Anda mungkin juga menyukai