Anda di halaman 1dari 64

ASUHAN KEPERAWATAN

KELUARGA DENGAN BAYI


BARU LAHIR

KELOMPOK 1
Nur Ainah Abni Abdullah 70300117007
Fina Ekawati 70300117009
Arianti 70300117011
Sri Windayanti 70300117013
Nely Alfiani 70300117017
Abdul Malik R. HI Tasaka 70300117027
KONSEP DASAR BAYI BARU LAHIR

Definisi Bayi Baru Lahir


(BBL)
Bayi baru lahir adalah bayi yang
baru lahir selama satu jam
pertama kelahiran. Bayi baru
lahir normal adalah bayi yang
lahir dengan umur kehamilan 37
minggu sampai 42 minggu dan
berat lahir 2500 gram sampai
4000 gram (Depkes, 2005).
Karakteristik Bayi Baru Lahir Normal

1. Bayi yang memiliki berat badan 2500 - 4000 gram


2. Bayi yang memiliki panjang badan 48 - 52 cm
3. Bayi yang memiliki lingkar dada 30 - 38 cm
4. Bayi yang memiliki lingkar kepala 33 - 35 cm
5. Bayi yang memiliki frekuensi jantung 120 - 160 kali/menit
6. Bayi yang memiliki frekwensi pernafasan ± 40 – 60 kali/menit
7. Bayi kulit kemerah-merahan dan licin karena jaringan sub kutancukup
8. Bayi yang memiliki rambut lanugo tidak terlihat, rambut kepala biasanya telah
sempurna
9. Bayi yang memiliki kuku agak panjang dan lemas
10. Bayi yang memiliki ciri genetalia : perempuan, labia mayora sudah menutupi labia
miyora.Laki-laki, testis sudah turun dan skrotum sudah ada
11. Bayi yang memiliki reflek hisap dan menelan sudah terbentuk dengan baik
12. Bayi yang memiliki reflek morrow atau gerak memeluk bila dikagetkan sudah baik
13. Bayi yang memiliki reflek graps atau menggenggan sudah baik
14. Bayi yang memiliki pola eliminasi baik, mekonium akan keluar dalam 24 jam pertama,
mekonium berwarna hitam kecoklatan.
Tugas Perkembangan Keluargaadengan Bayi Baru Lahir

1. Adaptasi perubahan anggota keluarga (misalnya peran, interaksi,


seksual dan kegiatan)
2. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
3. Membagi peran dan tanggung jawab
4. Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan
anak
5. Konseling KB post partum 6 minggu
6. Menata ruang untuk anak
7. Biaya/dana Child Bearing
8. Memfasilitasi role learning anggota keuarga
9. Mengadakan kebiasaan kegamaan secara rutin
Permasalahan pada Keluarga dengan Bayi Baru Lahir

1. Suami merasa diabaikan


2. Peningkatan perselisihan dan argument
3. Interupsi dalam jadwal kontinu
4. Kehidupan seksual dan sosial terganggu dan menurun.
Peran keluarga dengan perkembangan bayi baru lahir

5. Bagaimana cara menentukan gizi yang baik untuk ibu hamil dan bayi
6. Mengenali gangguan kesehatan bayi secara dini dan mengatasinya
7. Imunisasi yang dibutuhkan anak
8. Tumbuh kembang anak yang baik
9. Interaksi keluarga
10. Keluarga berencana
11. Pemenuhan kebutuhan anak terutama pada ibu yang bekerja
•Data Umum

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN


KELUARGA DENGAN BAYI BARU
LAHIR
Pengkajian

Pengkajian adalah suatu tahapan dimana seseorang


perawat mengambil informasi secara terus menerus
terhadap anggota keluarga yang dibinanya.
• Nama Kepala keluarga (KK)
• Alamat dan telepon
• Pekerjaan kepala keluarga
• Pendidikan kepala keluarga
• Komposisi keluarga

Data •


Tipe keluarga
Tipe bangsa
Agama

umum •

Status sosial ekonomi keluarga
Aktivitas rekreasi keluarga
• Tahap perkembangan
keluarga saat ini
• Tugas perkembangan keluarga
yang belum terpenuhi
Riwayat dan Tahap •
Riwayat keluarga inti
Perkembangan • Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga
• Karakteristik rumah
• Karakteristik tetangga dan
komunitas RW
• Mobilitas geografis keluarga
• Perkumpulan keluarga  dan
Data interaksi dengan masyarakat
Lingkungan • Sistem pendukung keluarga
• Pola komunikasi keluarga
• Struktur kekuatan keluarga
• Struktur peran
Struktur • Nilai/norma keluarga
keluarga
• Fungsi afektif
• Fungsi sosialisasi
• Fungsi perawatan kesehatan
Fungsi • Fungsi reproduksi
• Fungsi ekonomi
keluarga
• Pemeriksaan fisik harus
dilakukan pada semua
anggota keluarga yang
Pemeriksaan tinggal di dalam rumah
tersebut.
fisik
• Stresor jangka pendek dan
panjang
• Kemampuan keluarga berespon
terhadap situasi/stresor
• Strategi koping yang digunakan
Stress dan • Strategi adaptasi disfungsional
koping keluarga
• Pada akhir pengkajian,
perawat menanyakan
harapan keluarga
Harapan terhadap petugas
keluarga kesehatan yang ada.
Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul

1. Ketidak cukupan ASI


2. Ketidakefektifan pemberian ASI
3. Kesiapan meningkatkan pemberian
ASI
4. Risiko ketidakmampuan menjadi
orang tua
5. Ketidakefektifan Pemeliharaan
Kesehatan
Prioritas Masalah
NO KRITERIA SKOR BOBOT
1. Sifat masalah
 Aktual (Tidak/kurang sehat) 3 1
 Ancaman kesehatan 2
1
 Keadaan sejahtera
2. Kemungkinan masalah dapat diubah
 Mudah 2 2
 Sebagian 1 Skoring :
0
 Tidak dapat
3. Potensi masalah untuk dicegah
 Tinggi 3 1 Skor
 Sedang 2 X Bobot
1
 Rendah Angkat
4. Menonjolnya masalah
 Masalah berat, harus segera ditangani 2 1 tertinggi
 Ada masalah, tetapi tidak perlu segera 1
ditangani 0
 Masalah tidak dirasakan
KASUS
Tn.A 27 tahun dan Ny.A 25 tahun adalah pasangan suami istri. Usia pernikahan
mereka 1,7 tahun. Mereka memiliki satu anak perempuan bernama Bayi “B”
yang sudah berusia 3 bulan. Persalinan terakhir adalah 3 bulan yang lalu pada
tanggal 1 Januari 2020. Ia melahirkan normal di puskesmas ditolong bidan.
Berat lahir bayi 3200 gram. Ny.A menyatakan persalinan Ny.A lancar dan cepat.
Tn.A tinggal satu rumah dengan istri, anak, ayah dan ibu mertua. Tn.A
bertempat tinggal di Gowa. Tn.A pendidikan terakhirnya adalah SMK dan Ny.A
pendidikan terakhirnya adalah SMP. Tn.A bekerja sebagai security dan Ny.A
adalah seorang penjual makanan warung. Pada keluarga Tn.A terdapat
beberapa masalah kesehatan yang terjadi, yaitu menurut Ny.A, Bayi B baru
diberi imunisasi satu kali saat ia lahir. Setelahnya bayi belum dibawa ke
puskesmas untuk imunisasi. Menurut catatan imunisasi bayi “B” baru diberi
imunisasi satu kali. Status gizi bayi kurang. Berat badan bayi saat ini 4700 gram,
bayi dalam keadaan sehat, gerak aktif. Bayi “B” belum diberi tambahan vitamin
A. Bayi hanya diberikan susu SGM, karena ASI Ny.A keluar hanya sedikit. Ny.A
tidak rutin membawa bayi nya ke posyandu karena sibuk menjaga warungnya.
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.B DENGAN
TAHAP TUMBUH KEMBANG KELUARGA
CHILDBEARING

A. Pengkajian
a. Data Umum :
1. Kepala Keluarga (Inisial) : Tn.A
2. Umur: 27 tahun
3. Alamat dan Telepon : Kelurahan
Bontoramba (RT 02 RW01)
/081234567890
4. Pekerjaan Kepala Keluarga : Security
5. Pendidikan Kepala Keluarga : SMA
6. Komposisi Keluarga :
Status imunisasi

Hubungan BC Polio DPT Hepatitis Camp


No Nama Jk Umur Pendidikan G ak Ket
Dgn KK 1 2 3 4 1 2 3 1 2 3

1. Ny.A P Istri 25 P.terakhir            Sehat


SMP

2. Anak P Bayi 3 bln Belum    Sehat


“B” sekolah

3. Tn.D L Ayah 59 SMP             Sehat


Mertua

4. Ny.C P Ibu 57 SMP             Sehat


Mertua

Catatan:  = Dilakukan Imunisasi


Genogram:
7. Tipe Keluarga : tipe keluarga Tn.A termasuk keluarga
besar (ekstended family), yang
merupakan beberapa keluarga yang tinggal bersama,
karena keluarga Tn.A tinggal dengan
ayah dan ibu mertua.
8. Suku : Makassar
9. Agama : Islam
10. Status Sosial Ekonomi :
1) Penghasilan :
 Pekerjaan dan penghasilan utama
Termasuk keluarga pra sejahtera. Menurut Ny.A, Keluarga
Tn.A memiliki pendapatan tiap bulan sebesar dua juta
rupiah, semua itu berasal dari gaji Tn.A sebagai Security.
Pendapatan sebesar itu dirasa sudah cukup untuk
keperluan seharir-hari.
 Penghasilan tambahan
Pendapatan lainya berasal dari penjualan Ny.A diwarungnya.
Ny.A mengaku pendapatan warungnya tidak terlalu banyak,
tergantung banyaknya pembeli.
2) Penggunaan dan Pemanfaatan dana perbulan :
Selain untuk biaya kebutuhan pokok dan makan sehari-hari,
penghasilan Tn.A dihabiskan untuk membeli rokok serta susu
untuk bayinya. Tn.A tidak ada pengeluaran untuk pendidikan
anak namun kadang pengeluaran untuk biaya perbaikan
rumah. Untuk dana kesehatan Ny.L mengandalkan kartu
Askes dari pemerintah Dilihat dari penghasilan masing-
masing anggota keluarga, dan harta benda yang dimiliki,
keluarga masuk dalam status sosial ekonomi menengah ke
bawah. Keluarga Tn.A jarang menabung.
3) Pengelolaan keuangan: dikelola oleh istri
k. Aktivitas Rekreasi:
Ny.A mengatakan keluarga jarang berekreasi,
karena ia sibuk menjaga warung dan suami juga
sibuk kerja, tetapi jika ada waktu luang, ia
menyempatkan untuk jalan-jalan. Adanya waktu
senggang tidak tentu, tetapi jarang. Setiap hari
keluarga Tn.A memenuhi kebutuhan rekreasi
dengan menonton TV, berkumpul keluarga, melepas
lelah dan bermain-main bersama bayi B.
B. Riwayat dan Tahap Perkembangan:
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini:
Keluarga Tn.A berada pada tahap II (Keluarga dengan anak pertama < 30
bulan atau biasa disebut Child Bearing), karena memiliki anak pertama
usia 3 bulan.
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi:
Tugas perkembangan keluarga yang belum terpenuhi yaitu belum
mengimunisasikan bayinya dan tidak memberikan ASI serta berat badan
bayi kurang.
c. Riwayat kesehatan keluarga :
Dalam keluarga, tidak ada riwayat penyakit menular, menahun,
menurun. Riwayat kesehatan masing-masing anggota keluarga: Tn.A
menyatakan ia tak pernah menderita sakit serius, selama ini ia merasa
sehat-sehat saja, demikian pula dg Ny.A. Tn.D dan juga Ny.C menyatakan
Ia tak memiliki keluhan kesehatan. Ia juga tidak memiliki penyakit serius
meskipun sudah tua. Ny.B juga menyatakan bayinya jarang sakit. Selama
ini sehat-sehat saja. Ny. C menyatakan bayi B pernah sekali pilek.
d. Kebiasaan Memeriksakan Diri :
1. Waktu : bila sakit dan ada waktu
2. Tempat : Puskesmas “Z” yang tidak terlalu jauh dari
rumahnya
e. Kebiasaan Minum Obat :
3. Waktu : bila sakit
4. Asal obat yang diminum : dokter puskesmas, warung
f. Kesehatan Ibu dan Anak :
5. Riwayat kehamilan yang lalu:
Ny.A menyatakan ia baru hamil sekali. Ia melahirkan pada
usia 9 bulan di puskesmas “Z”. Ny.A menyatakan tidak ada
keluhan selama hamil. Ny.A menyatakan lebih sering tidur
dan malas ketika hamil.
Ny.A menyatakan tidak pernah periksa selama
hamil. Selama hamil ia merasa biasa-biasa saja. Ny.A
menyatakan walaupun selama hamil tidak kontol, ia
tetap sehat. Pola makan dan kegiatan sama saja
ketika hamil dan tidak hamil. Tidak ada makanan
pantangan ketika hamil.
2. Persalinan
Persalinan terakhir adalah 3 bulan yang lalu pada
tanggal 01 Januari 2020. Ia melahirkan normal di
puskesmas ditolong bidan. Berat lahir bayi 3200
gram. Ny. C menyatakan persalinan Ny.A lancar dan
cepat
3. Masa nifas
Ny.A menyatakan ia nifas normal, tetapi lamanya ia sudah
lupa. Tidak ada keluhan pada masa nifas. Nafsu makan tidak
berubah selama nifas. Ny.A menyatakan ASI hanya keluar
sedikit di awal kelahiran bayi. Ia memberikan ASI hanya 2
hari saja, selanjutnya ASI masih keluar sedikit-sedikit tetapi
bayi tidak mau menyusu, bayi sering rewel sehingga ia
memberikan susu formula SGM pada bayinya dan hingga
sekarang, ASI sudah tidak keluar. Saat pengkajian, ibu
memberi susu formula dengan botol pada bayi. Selama ini
bayi “B” diirawat oleh Tn.A dan Ny.A sendiri, tetapi ketika
Tn.A dan Ny.A bekerja, bayi C dirawat oleh neneknya. Ny.A
menyatakan anaknya selama ini sehat dan tidak pernah
sakit.
4. Keluarga Berencana :
1) Pasangan Usia Subur : ada
2) Umur pasangan usia subur : 27 dan 25 tahun
3) Pernah mendengar KB : pernah.
4) Kalau pernah, mendengarkan dari: bidan, tetangga,
TV
5) Telah ikut KB : belum
6) Ny.A menyatakan saat ini belum mengikuti KB. Saat
ditanya apakah ingin KB, Ny.B menjawab ingin KB,
tetapi ia tak tahu kapan akan mulai KB dan belum
memilih KB yang akan digunakan.
5. Pemeriksaan Bayi
Keluarga Tn.A mempunyai seorang bayi. Bayi “B” diikutkan
di posyandu, akan tetapi Ny.A tidak rutin membawa bayi ke
posyandu karena sibuk menjaga warung. KMS diisi oleh
kader posyandu. Pertumbuhan dan perkembangan bayi
saat ini ia dapat bergerak aktif, dapat mengoceh dan sudah
berusaha miring untuk tengkurap. Ny.A menyatakan bayi
baru diberi imunisasi saat ia lahir. Setelahnya, bayi belum
dibawa ke puskesmas untuk imunisasi. Catatan imunisasi
bayi A menunjukkan ia baru diimunisasi saat lahir. Status
gizi bayi kurang. Berat badan bayi saat ini 4,7 kg. Bayi “B”
dalam keadaan sehat, gerak aktif. Bayi belum diberi
tambahan vitamin A. Bayi belum diberikan makanan
tambahan. Ia hanya diberikan susu SGM.
6. Riwayat Kesehatan-Mental-Psikososial-Spiritual
1) Memenuhi kebutuhan jiwa:
 Pemenuhan rasa aman: Tn.A mengatakan
keluarganya merasa aman tinggal di lingkungan
rumahnya
 Perasaan bangga atau senang: keluarga Tn.A merasa
senang bila bisa berkumpul bersama dan tidak ada
masalah.
 Semangat untuk maju : Tn.A mengatakan selama ini
ia biasa saja. Tidak terlalu bersemangat.
2) Pemenuhan status sosial:
 Perasaan dilayani: Tn.A mengatakan selalu mendapatkan
pelayanan yang baik jika sedang membutuhkan untuk
mengurus surat-surat, dll baik dari lingkungan tempat
tinggal seperti: RT, RW, Kelurahan, dan instansi
pemerintahan lainya .
 Perasaan dibenci: Tn.A mengatakan selalu akrab dengan
tetangga sekitar, hubungan dengan keluarga yang lain baik,
tidak merasa dibenci dan tidak ada permasalahan dengan
orang lain.
 Perasaan diasingkan: Tn.A mengatakan walaupun hidupnya
pas-pasan tetangga sekitar menghargai keluarganya dan
tidak mengucilkanya.
3) Riwayat kesehatan mental keluarga :
Tn.D dan juga Ny.C tidak ada gangguan jiwa, sehingga
tidak penah dirawat di RS.
4) Gangguan mental pada anggota keluarga:
Tn.B mengatakan tidak ada anggota keluarga yang
merasa bersalah, gagal, kecewa, tertekan dan dalam
keluarga tidak sering bertengkar.
5) Penampilan tingkah laku anggota keluarga yang
menonjol :
Tn.Amenyatakan dirinya tegas, Bayi “B” ceria, Ny.A taat
kepadanya. Sedangkan Ny.M terbuka untuk membantu
permasalahan keluarganya.
6) Riwayat Spiritual Anggota Keluarga
Tn.A dan Ny.A menyatakan sholat, tetapi tidak 5 waktu. Ny.C
dan Tn.D solat rutin 5 waktu. Keluarga jarang mengikuti
pengajian rutin di masjid. Tn.A rutin solat jumat. Keluarga
rutin solat di hari raya.
C. Data Lingkungan
a. Rumah
1. Denah rumah
2. Status kepemilikan : Milik sendiri
3. Dinding rumah : Permanen
4. Lantai : lantai ruang tamu dan ruang keluarga dari tehel, selebihnya dari
semen
5. Langit-langit : tanpa eternit
6. Atap rumah : seng
7. Ventilasi ruangan : kurang dari 10% kali luas lantai
8. Jenis ventilasi : Melalui jendela, pintu, dan celah antara bangunan dan atap
9. Pemanfaatan jendela : dibuka pada pagi hari agar cahaya matahari bisa masuk
10. Penenerangan : malam hari dengan listrik, pada siang hari masih bisa membaca
meskipun tidak ada lampu.
11. Ukuran rumah : 55 m2
12. Pembagian ruang : ada 1 ruang tamu, 3 kamar tidur, 1 ruang keluarga, 1 ruang
dapur, dan 2 kamar mandi. Rumah tersebut dihuni oleh 5 orang .
13. Kebersihan rumah : disapu 2 kali sehari yaitu pada pasi dan sore hari
b. Sarana Memasak:
1. Bahan bakar untuk memasak menggunakan kayu bakar
karena karburator bocor dan belum membeli yang baru.
Ny.B memasak di luar rumah yaitu berada di samping rumah
2. Tempat menyimpan peralatan dapur berada di rak piring
3. Kebersihan dapur : tidak ada sampah berserakan di dapur
c. Sampah :
1. Sarana pembuangan sampah : ada di dapur tepatnya di
samping kompor berupa tempat sampah tertutup.
2. Tempat pembuangan sampah : bak sampah
3. Letak pembuangan sampah : dibelakang rumah berjarak 10
meter
4. Jarak tempat sampah dengan sumber air minum : 25 meter, karena
sumber airnya ada di halaman depan samping kanannya rumah.
5. Pengelolaan sampah : dibakar
d. Sumber air :
1. Sumber air minum : sumur dan mesin pompa air
2. Jarak sumber air dengan WC : kurang dari 15 meter
3. Pencemaran air : tidak ada
4. Kualitas air :
 Warna : tidak berwarna
 Bau : tidak berbau
 Rasa : tidak berasa
 Kebersihan sumber air : cukup bersih, area sekitar sumur disemen
e. Pembuangan air limbah
1. Jenis limbah : rumah tangga
2. Bak limbah : tidak ada
3. Saluran limbah : dibuang ke samping rumah
4. Jarak limbah dengan sumur : kurang dari 15 m
5. Letak : samping kiri rumah
6. Vektor : tikus, nyamuk, semut, lalat
7. Bau limbah : tidak tercium bau limbah
8. Kebersihan : cukup
f. Jamban keluarga
1. Pemilikan jamban : punya
2. Jenis jamban : jongkok
3. Letak jamban : luar rumah, di samping sumur
4. Jarak jamban-sumur : kurang dari 3 m
5. Vektor : adanya tikus, nyamuk, semut dan lalat
6. Kebersihan jamban : baik
g. Kandang ternak : ada (bebek dan ayam)
h. Halaman :
1. Pemilikan : punya, luas 8 m 2
2. Pemanfaatan : dimanfaatkan dengan ditanami pohon jeruk
dan mangga
c. Letak : depan rumah
d. Kebersihan :tidak banyak daun dan sampah berserakan
i. Kamar mandi :
1. Pemilikan : ada
2. Letak : dalam rumah
3. Bak mandi : Ada
4. Kebersihan : lantai kamar mandi disikat seminggu sekali,
bak mandi tidak ada jentik.
j. Lingkungan :
1. Geografi rumah : desa
2. Jarak dengan tetangga : berdekatan
3. Suasana : ramai
4. Lokasi: dekat rumah
k. Fasilitas perdagangan : warung punya sendiri, toko ± 300 m
l. Fasilitas peribadatan : masjid 250 m
m. Fasilitas kesehatan : Puskesmas “Z” ± 500 m
n. Sarana hiburan : ada, berupa TV, radio Fasilitas
transportasi : ada, 1 buah sepeda motor
o. Karakteristik tetangga dan komunitas RW:
Karakteristik dan komunitas setempat padat, tidak terlalu
kumuh, rumah keluarga Tn.A tidak berdekatan dengan
pemukiman padat , interaksi dengan tetangga terbina dengan
baik.
p. Mobilitas geografis keluarga: Mobilitas geografis keluarga
hidup menetap
q. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat:
Tidak ada perkumpulan khusus dalam masyarakat, hanya
Ny.A memiliki arisan namun hubungan dengan masyarakat
cukup akrab. Jarang mengikuti kegiatan di masyarakat karena
kesibukan pekerjaan sehari-hari.
r. Sistem pendukung keluarga :
fasilitas khusus yang dapat mendukung apabila mengalami
masalah kesehatan adalah kartu askes.
D. Struktur Keluarga :
a. Pola komunikasi keluarga : Bahasa sehari-hari
yang digunakan sehari-hari di rumah adalah bahasa
Makassar maupun di tetangga. Dan jika di
masyarakat, bahasa yang digunakan kadang bahasa
Indonesia.
b. Struktur peran kelaraga : Tn.A sebagai kepala
keluarga dan penentu keputusan dalam keluarga.
Ny.A sebagai Ibu rumah tangga bertugas mengurusi
anaknya di rumah sekaligus menjaga warung di
rumah.
c. Nilai dan norma keluarga :Keluarga terkadang
masih menganut/menggunakan nilai dan norma
suku makassar, termasuk dalam mengatasi masalah
yang berhubungan dengan kesehatan.
d. Struktur kekuatan keluarga : Tn. A merupakan
pemegang keputusan dalam keluarga dapat
mempengaruhi orang lain untuk merubah perilaku.
Segala sesuatu yang berkaitan dengan keluarga
harus dengan persetujuannya.
E. Fungsi Keluarga :
1. Fungsi ekonomi : Keluarga Tn.A tergolong
keluarga pra sejahtera.
2. Fungsi sosial : Keluarga Tn.A membina
hubungan sosial yang baik dengan anggota keluarga
dan masyarakat sekitar tempat tinggalnya. Mereka
termasuk keluarga yang harmonis baik internal
maupun denagan tetangganya.
3. Fungsi sosialisasi : Keluarga Tn.A membina
hubungan sosial yang baik dengan anggota keluarga
dan masyarakat sekitar tempat tinggalnya.
4. Fungsi pemenuhan (perawatan/pemeliharaan) kesehatan :
Keluarga Tn. A belum mampu mengenal masalah yang terjadi
oleh bayinya.
5. Fungsi religius : Keluarga Tn.A melakukan rutinitas sholat 5
waktu setiap hari walaupun masih bolong-bolong.
6. Fungsi rekreasi : Keluarga Tn.A tidak memiliki jadwal
rekreasi yang rutin, mereka jalan-jalan ketika ada waktu. Tapi
mereka bisa menonton Televisi setiap hari di ruang keluarga.
7. Fungsi reproduksi : Keluarga Tn. A. mempunyai 1 orang anak
dan belum mengikuti program Keluarga Berencana. Tapi, Tn.
A belum berencana untuk menambah keturunannya.
8. Fungsi afektif : Dalam keluarga Tn.A, antara ayah, ibu dan
mertua saling mendukung dan berinteraksi dengan harmonis.
g. Pengkajian Penjajakan II: Tugas kesehatan keluarga
1. Keluarga mampu mengenal masalah
Keluarga Tn.A mengetahui mengenai berat badan anaknya
yang kurang, karena kader posyandu selalu
memberitahukannya. Tn.A menyatakan khawatir karena
berat badan anaknya kurang. Saat pengkajian, Tn.A beberapa
kali menanyakan berapa berat badan anaknya tadi saat di
posyandu. Keluarga Tn.A menyatakan tidak mengetahui
takaran susu formula yang benar. Keluarga Tn.A menyatakan
tidak tahu kalau penyebab berat badan kurang pada bayi
adalah asupan susu yang kurang. Ny.C menyatakan dulu Ny.A
juga tidak mau minum ASI, tetapi ia biarkan saja. Ia
menyatakan Ny.A tetap sehat walau tidak minum ASI.
Tn.A menjawab dengan santai saat ditanya tentang imunisasi
anaknya. Ia menyatakan belum diimunisasikan karena tidak
sempat. Ny.A menyatakan ia tidak tahu kalau anak tidak
diimunisasi akan beresiko terkena penyakit. Tn.A menyatakan
ia, istri dan mertua tidak mengetahui jika ada rasa tidak
nyaman di tubuh adalah masalah kesehatan.
2. Keluarga mampu mengambil keputusan yang tepat :
Ny.A menyatakan ia tidak memberikan ASI sejak anaknya
usia 2 hari. Ia menyatakan tidak memberikan ASI karena ASI
hanya keluar sedikit, tetapi pada hari ke-2 anak tidak mau
menyusu sehingga ia menghentikan pemberian ASI. Hingga
sekarang ASI tidak keluar lagi. Sejak usia 2 hari itu, Ny.A
memberi bayi susu formula.
Tn.A menyatakan pernah mencampuri susu formula
dengan sedikit bubur susu, tetapi Bayi “B” diam dan
tidak menangis. keluarga ingin menghemat susu,
karena susu mahal. Keluarga Tn.A jarang periksa jika
sakit, jika ada sedikit keluhan, Tn.A menyatakan
dibiarkan saja akan sembuh sendiri.
Ny.A juga mengetahui jadwal imunisasi puskesmas
yaitu hari selasa. Ny.B menyatakan malas membawa
anak imunisasi karena takut dimarahi bidan dan
malas antri di puskesmas. Selain itu, ia tidak tega
melihat anaknya kesakitan kalau disuntik.
3. Keluarga mampu melakukan perawatan terhadap anggota
keluarga yang sakit :
Ny.A tidak memberikan ASI bagi bayinya. Ny.A memberi susu
formula dengan botol buat bayinya. Ny.A tidak
menyendawakan anak setelah diberi susu. Ny.A membawa
anak ke posyandu untuk ditimbang tetapi tidak rutin. Ny.A
belum membawa anaknya untuk imunisasi. Catatan
imunisasi Bayi C menunjukkan ia baru diimunisasi saat lahir.
Nenek dan saudara yang sering membuatkan Bayi “B” susu
menyatakan memberikan susu 1 sendok takar dalam 100 cc.
Ny.C menyatakan dalam memberikan susu, botol kadang
direbus. Ny.C menyatakan jika susu tidak habis, bisa
didiamkan lebih dari 2 jam, lalu diberikan lagi.
4. Keluarga mampu memodifikasi
Tn.A kadang dengan santai merokok disamping
bayinya. Ny.A maupun anggota keluarga lainnya
tidak melarang hal tersebut karena tidak mengetahi
dampaknya. Selain itu, anggota keluarga Tn.A yang
lain membiarkan Ny.A tidak menyusui bayinya. Adik
Ny.A menyatakan keluarga dan tetangga berulang
kali menasehati agar Ny.A KB dan membawa
anaknya imunisasi tetapi Ny.A ngeyel.
5. Keluarga mampu memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang
tersedia di lingkungan :
Keluarga mengetahui dengan jelas tentang segala fasilitas
kesehatan yang ada di sekitar. Keluarga memahami dan mengerti
keuntungan yang diperoleh jika memanfaatkan fasilitas kesehatan.
Keluarga percaya terhadap fasilitas kesehatan, terbukti Ny.A
membawa bayi ke posyandu, meskipun tidak rutin. Fasilitas
kesehatan yang ada terjangkau oleh keluarga. Keluarga memiliki
jaminan kesehatan jamkesmas dan dapat memanfaatkan
jamkesmas tersebut. Keluarga Tn.A jarang periksa ke puskesmas jika
sakit. Ny.C dan Tn.D tidak pernah memeriksakan kesehatan ke
posyandu lansia. Ny.A dulu tidak mengkonsultasikan mengenai ASI
untuk bayinya. Ny.A tidak kontrol selama nifas. Buku KIA Ny.A
menunjukkan ia tak pernah kontrol selama nifas.
h. Stres dan Koping Keluarga :
1. Stressor jangka pendek dan panjang: Saat ini keluarga Tn. A
tidak mengalami stressor jangka pendek karena anaknya yan
sering menangis di malam hari, dan berat badannya yang
kurang, dan untuk jangka panjang Tn.A mengkhawatirkan
dana tentang sekolah anaknya kelak.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor:
Dalam mengatasi masalah, keluarga Tn.A berusaha
menghadapi dengan tenang dan mengutamakan komunikasi
yang baik dalam keluarga.
3. Strategi koping yang digunakan: Keluarga menggunakan
strategi koping berupa pendekatan spiritual, tetapi Tn. A
kadang merokok walaupun itu disamping bayinya.
i. Harapan Keluarga di Bidang Kesehatan :
Keluarga berharap pendapatan meningkat sehingga
bisa mengalokasikan sebagian dananya untuk
menunjang kesehatan keluarga. Karena selama ini
mereka hanya mengandalkan kartu askes yang
diberikan oleh pemerintah tetapi pelayanannya
kadang kurang berkualitas.
j. Pemeriksaan Fisik (seluruh anggota keluarga)
Any Question?

Anda mungkin juga menyukai