Anda di halaman 1dari 49

DOKUMENTASI ASUHAN KEPERWATAN DENGAN PASIEN DI RUMAH/ HOME CARE

“KASUS PASIEN PERAWATAN LUKA AKIBAT DIABETES MELLITUS”

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Dokumentasi Keperawatan

Disusun oleh :

Hany Apriantiny (P17320313004)

Herliyana (P17320313057)

Tingkat 1A

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN BOGOR

POLITEKNIK KESEHATAN BANDUNG

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan nikmat serta hidayah-Nya terutama dalam
nikmat kesempatan dan kesehatan sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah mata kuliah
“Dokumentasi Keperawatan”. Kemudian Shalawat serta salam kita sampaikan kepada Nabi
besar Muhammad SAW yang telah memberikan pedoman hidup yakni Al-Qur’an dan Sunnah
untuk kesempatan umat di dunia.

Selanjutnya penulis mengucapkan terimakasih dosen pembimbing mata kuliah Dokumentasi


Keperawatan dan segenap pihak yang telah memberikan bimbingan serta arahan selama
penulisan makalah ini.

Akhirnya Penulis menyadari bahwa banyak terdapat kekurangan dalam penulisan makalah ini,
maka dari itu penulis mengharapkan kritikdan saran yang konstruktif dari para pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Bogor, April 2014

Penulis,

i
Daftar isi

Kata Pengantar................................................................................................................................

Daftar isi..........................................................................................................................................ii

Bab I.................................................................................................................................................1

Pendahuluan.....................................................................................................................................1

A. Latar Belakang......................................................................................................................1

B. Tujuan...................................................................................................................................2

Bab II...............................................................................................................................................3

Landasan Teori................................................................................................................................3

A. Perawatan Dirumah................................................................................................................3

1. Definisi Perawatan Rumah / Home Care..........................................................................3

2. Tujuan Home Health Care................................................................................................5

3. Masalah / problem yang muncul pada Home Health Care...............................................5

4. Keuntungan dan Kerugian Home Health Care.................................................................5

5. Aplikasi Teori pada Praktek Keperawata di Rumah.........................................................6

6. Persyaratan Klien Untuk Menerima Pelayanan Keperawatan di Rumah.........................7

7. Mekanisme Keperawatan Kesehatan di Rumah................................................................9

8. Pengawasan Infeksi di Rumah..........................................................................................9

9. Pendidikan Kesehatan Pada Klien di Rumah....................................................................9

10. Prinsip-prinsip Home Health Nursing...........................................................................9

11. Lingkup Praktek Keperawatan di Rumah...................................................................10

12. Jenis layanan................................................................................................................11

D. Konsep Penyakit Diabetes Mellitus....................................................................................11

ii
1. Definisi............................................................................................................................11

2. Anatomi Fisiologi...........................................................................................................12

3. Etiologi............................................................................................................................13

4. Patofisiologis...................................................................................................................14

5. Gambaran klinis..............................................................................................................15

6. Cara Perawatan Pasien DM di Rumah adalah dengan jalan :.........................................15

7. Proporsi diet/ makanan harian yang benar bagi penderita DM.......................................16

8. Jenis Makanan Yang Tidak Boleh Dikonsumsi :............................................................16

9. Jenis Makanan Yang Boleh Dimakan Tetapi Harus Dibatasi.........................................17

BAB III..........................................................................................................................................18

A. Asuhan Keperawatan..........................................................................................................19

BAB IV..........................................................................................................................................44

Penutup..........................................................................................................................................44

A. Simpulan.............................................................................................................................44

Dafar Pustaka

iii
Bab I

Pendahuluan

A. Latar belakang

Visi departemen kesehatan republik indonesia adalah memandirikan masyarakat


untuk hidup sehat dengan misi membuat rakyat sehat. Guna mewujudkan visi dan misi
tersebut berbagai program kesehatan telah dikembangkan termasuk pelayanan kesehatan
di rumah. Pelayanan keperawatan yang berkualitas mempunyai arti bahwa pelayanan
yang diberikan kepada individu , keluarga ataupun masyarakat haruslah baik (bersifat etis
dan benar berdasarkan ilmu dan hukum yang berlaku). Hukum yang mengatur praktik
keperawatan telah tersedia dengan lengkap, baik dalam bentuk undang – undang
kesehatan, maupun surat keputusan Menkes tentang praktik keperawatan. Dengan
demikian melakukan praktik keperawatan bagi perawat di Indonesia adalah merupakan
hak sekaligus kewajiban profesi untuk mencapai visi Indonesia.

Implementasi praktik keperawatan yang dilakukan oleh perawat sebenarnya tidak


harus dilakukan di rumah sakit, klinik, ataupun di gedung puskesmas tetapi dapat juga
dilaksanakan dimasyarakat maupun di rumah pasien. Pelayanan keperawatan yang
dilakukan di rumah pasien disebut home care.pelayanan kesehatan dirumah merupakan
program yang sudah ada dan perlu dikembangkan ,karena telah menjadi kebutuhan
masyarakat, salah satu bentuk pelayanan kesehatan yang sesuai dan masyarakat yakni
melalui pelayanan keperawatan kesehatan di rumah atau home care. Berbagai factor yang
mendorong perkembangannya sesuai dengan kebutuhan masyarakat yaitu melalui
pelayanan kesehatan di rumah.
B. Tujuan

1. Agar dapat menjelaskan pengertian home care/ perawatan di rumah.

2. Membantu klien memelihara atau meningkatkan status kesehatan dan kualitas


hidupnya

3. Membantu klien tinggal atau kembali ke rumah dan mendapatkan perawatan yang
diperlukan,rehabilitasatau perawatan paliatif.

2
Bab II

Landasan Teori

A. Perawatan Dirumah

1. Definisi Perawatan Rumah / Home Care

Departement of Health and Human Service intedepartemental work group


(Warhola,1980) perawatan kesehatan rumah adalah suatu komponen rentang
pelayanan kesehatan yg berkesinambungan dan komprehensif yang diberikan pada
individu dan keluarga di tempat tinggal untuk keperluan promosi, mempertahankan,
atau memulihkan kesehatan atau memaksimalkan tingkat kemandirian disamping
meminimalkan efek dari ketidakmampuan akibat sakit yg dideritanya.

American Nurses Assosiation (1992) sintesis dari keperawatan komunitas dan


beberapaskill/kemampuan teknis dari beberapa spesialisasa profesi
keperawatan.Pelaksanan asuhan meliputi prevensi primer, sekunder,dan tersier
terhadap askep secara individual yg berkolaborasi dengan keluarga serta beberapa
pemberi asuhan.

NAHC (1994) perawatan kesehatan rumah adalah sprektum luas dari kesehatan dan
servis sosial yg dilakukan dilingkungan rumah untuk perbaikan individu yg memiliki
ketidakmampuan (cacat) atau penyakit kronik. Definisi ini dalam terintegrasi dalam
komponen perawatan kesehatan rumah: klien, keluarga, perawat kesehatan
profesional (multidisiplin) dan tujuannya untuk membimbing klien untuk kembali
ketingkat kesehatan optimum dan kemandirian.

Di beberapa negara maju,”home care“ (perawatan di rumah), bukan merupakan


konsep yang baru, tapi telah dikembangkan oleh William Rathbon sejak tahun 1859
yang dia namakan perawatan di rumah dalam bentuk kunjungan tenaga keperawatan
kerumah untuk mengobati klien yang sakit dan tidak bersedia dirawat di rumah sakit.

3
Beberapa pengertian “home care” adalah:

a Perawatan dirumah merupakan lanjutan asuhan


keperawatan dari rumah sakit yang sudah termasuk dalam rencana pemulangan
(dischargeplanning) dan dapat dilaksanakan oleh perawat dari rumah sakit semula,
oleh perawat komunitas di mana pasien berada, atau tim keperawatan khusus yang
menangani perawatan di rumah.

b Perawatan di rumah merupakan bagian dari asuhan


keperawatan keluarga, sebagai tindak lanjut dari tindakan unit rawat jalan atau
puskesmas.

c Pelayanan kesehatan berbasis dirumah merupakan


suatu komponen rentang keperawatan kesehatan yang berkesinambungan dan
komprehensif diberikan kepada individu dan keluarga di tempat tinggal mereka, yang
bertujuan untuk meningkatkan, mempertahankan atau memulihkan kesehatan atau
memaksimalkan tingkat kemandirian dan meminimalkan akibat dari penyakit
termasuk penyakit terminal.

d Pelayanan yang sesuai dengan kebutuhan pasien


individu dan keluarga, direncanakan, dikoordinasikan dan disediakan oleh pemberi
pelayanan yang diorganisir untuk memberi pelayanan di rumah melalui staf atau
pengaturan berdasarkan perjanjian kerja (kontrak) (warola,1980 dalam
Pengembangan Model Praktek Mandiri keperawatan dirumah yang disusun oleh
PPNI dan Depkes).

e Keperawatan di rumah berkembang dengan pesat


didukung oleh factor ekonomi yaitu semakin tingginya biaya pelayanan di rumah
sakit, keberhasilan sistem DRG (diagnosis related group) dapat menekan lamanya
waktu rawat, dan kemajuan teknologi kesehatan dimana peralatan –peralatan yang
semula dengan ukuran besar yang biasa dugunakan dirumah sakit sudah
dikembangkan dalam bentuk yang lebih sederhana dan mudah digunakan dirumah.

4
Beberapa alasan mengapa keperawatan kesehatan dirumah merupakan alternative
yang banyak diminati oleh masyarakat antara lain: keperawatan dirumah
dipersepsikan lebih hemat biaya, lingkungan memberikan efek yang terapeutik,
pemberdayaan keluarga dalam asuhan klien lebih optimal, mengurangi lamanya
waktu dirawat dirumah sakit, memberikan kesempatan bagi kasus tertentu yang
memerlukan rawat lama misalnya penyakit kronis atau kasus terminal.

4. Tujuan Home Health Care

a Meningkatkan perawatan yg efektif dan adekuat


khususnya untuk anggota keluarga dengan ketidakmampuan (cacat) atau dengan
masalah-masalah khusus (mis: penyakit kronis)

b Mendorong pertumbuhan dan perkembangan normal


keluarga dan anggota-anggotanya serta melakukan  promosi dan prevensi kesehatan.

c Memperkuat fungsi-fungsi keluarga dan hubungannya


satu sama lainnya.

d Meningkatkan kesehatan keluarga.

5. Masalah / problem yang muncul pada Home Health Care

a Gaya hidup dan sumber-sumber kehidupan

b Status kesehatan saat ini dan penyimpangannya

c Pola dan pengetahuan keluarga dalam


mempertahankan kesehatannya

6. Keuntungan dan Kerugian Home Health Care

a Keuntungan

1) Setting rumah dapat lebih memberikan kenyamanan klien dalam menjalani


perawatan secara individual

2) Banyak klien yang lebih suka dirawat di rumah.

5
3) Pengkajian mengenai faktor-faktor lingkungan yang menunjang kesehatan
dapat lebih lengkap karena dapat diobservasi secara langsung sehingga dapat
langsung dipertim-bangkan mengenai pelayanan apa yang cocok untuk klien
secara financial, dll.

4) Pengkajian mengenai pola hidup dan norma-norma keluarga lebih mudah


dilakukan.

5) Partisipasi anggota keluarga dapat terfasilitasi dengan baik.

6) Anggota keluarga mungkin akan lebih bersemangat untuk menerima dan


mempelajari hal-hal yang dapat meningkatkan atau menunjang kesehatannya
karena aplikatif dan sesuai dengan kondisi di rumah.

7) Dapat memperpendek masa rawat di rumah sakit sehingga biaya


perawatan dapat menurun

b Kerugian

1) Biaya perjalanan perawat atau pemberi pelayanan kesehatan di rumah mahal.

8) Kurang efisien dari praktek keperawatan bersama atau kunjungan klien ke


ruang rawat.

9) Keamanan perawat dalam melakukan asuhan keperawatan tidak begitu


terjaga.

7. Aplikasi Teori pada Praktek Keperawata di Rumah

a Tipe Pelayanan Kesehatan di Rumah

1) Profesional

Praktek keperawatan profesional berdasarkan standar profesi dan ketentuan


hukum/regulasi, landasan teori ilmiah yang dikembangkan melalui penelitian/fakta
(evidence based) diberikan oleh perawat profesional yang memiliki izin praktek
(lisensi) dan sertifikat, dikenal dngan “Home Health Nursing”.

6
10) Tehnikal

Pelayanan kesehatan di rumah diberikan sesuai produk (hasil yang ditawarkan kepada
klien masyarakat, berupa peralatan atau non keperawatan). (Humprey, 1988 dikutip
dari Smith dan Maurer, 1995, hal 778)

b Tipe-tipe Pelayanan

1) Perawatan orang sakit

11) Pelayanan kesehatan masyarakat

12) Pelayanan spesialisasi perawatan di rumah.

c Tipe-tipe Pemberi Perawatan di Rumah

1)  Home Health Care                        

13) Terapis wicara                               

14) Pekerja kesehatan sosial

15) Terapis fisik                                  

16) Terapis okupasi                             

17) Karyawan kantor

8. Persyaratan Klien Untuk Menerima Pelayanan Keperawatan di Rumah

a Mempunyai keluarga / pihak lain yang akan


bertanggung jawab atau menjadi wali dari pendamping bagi klien dalam berinteraksi
dengan pengelola maupun klien.

7
b Bersedia menandatangani persetujuan (inform consent)
setelah syarat-syaratnya disepakati bersama.

c Bersedia melakukan perjanjian kerja dengan pengelola


perawatan kesehatan di rumah untuk memenuhi kewajiban, tanggung jawab dan
haknya dalam menerima pelayanan.

8
9. Mekanisme Keperawatan Kesehatan di Rumah

a Klien pasca rawat inap atau rawat jalan diperiksa


terlebih dahulu oleh dokter untuk menentukan apakah secara medis layak untuk
dirawat di tempat tinggal mereka atau tidak.

b Pengkajian dilakukan oleh koordinator harus bersama-


sama klien dan keluarga. Lalu akan dilakukan perencanaan dan kesepakatan bersama
pelayanan apa saja yang akan diterima oleh klien.

c Selanjutnya klien akan menrima pelayanan dari


pelaksana pelayanan. Pelayanan dikoordinir dan dikendalikan oleh koordinator
kasus.

10. Pengawasan Infeksi di Rumah

a Tujuan untuk keselamatan klien dan perawat

b Universal precaution

c Infection control depent on patient disease

d Diskusi pencegahan infeksi yang dapat dilakukan di


rumah (Just take a look at Smith & Maurer, 1995)

11. Pendidikan Kesehatan Pada Klien di Rumah

a Prinsip pendkes disesuaikan dengan materi pendidikan


kesehatan yang telah dipelajari

b Fokus pada 5 tugas kesehatan keluarga

c Role play cara pemberian pendidikan kesehatan pada


keluarga.

12. Prinsip-prinsip Home Health Nursing

9
a Memberikan asuhan keperawatan berkualitas pada
klien di lingkungan rumahnya dengan waktu intermitten atau parttime.

b Keluarga/care giver, lingkungan rumah. Komunitas →


elemen kritikal keberhasilan rencana asuhan keperawatan

c Prinsip praktek : cost efektif dan kualitas pelayanan,


tatanan lebih kondusif mencapai kepuasan klien

d Keberhasilan manajemen self care di rumah sangat


ditentukan oleh kooperatif dan kebulatan tekad klien dan care giver untuk hidup
sehat.

e Kualitas asuhan klien → pendidikan multi displin →


case manajer

f Menyediakan restorasi, rehabilitasi, dan paliatif → self


care manajemen

g Mengembangkan kompetensi klien / care giver :


pengambilan keputusan dan penilaian dalam manajemen self care di rumah

h Membantu penyesuaian, mekanisme koping terhadap


perubahan gaya hidup, peran dan konsep diri sebagai hasil dari sakit dan
ketidakmampuan.

i Mengintegrasikan kembali klien / care giver dalam


sistem pendukung keluarga, masyarakat, sosial.

13. Lingkup Praktek Keperawatan di Rumah

a Melakukan keperawatan langsung, profesional dan


komprehensif

b Melakukan dokumentasi pelayanan yang telah


diberikan

10
c Pengelolaan oleh manajer kasus dan koordinator
pelayanan

d Pelayanan diberikan di rumah, waktu frekuensi dan


lama disepakati bersama, diperoleh melalui rujukan atau permintaan langsung.

e Menentukan biaya pelayanan / asuhan dan siapa yang


bertanggung jawab terhadap pembiayanan

14. Jenis layanan

Mengingat HC dalam keperawatan merupakan spesialisasi dari keperawatan


komunitas (Blackie, 1998), maka jenis layanan yang diberikan meliputi layanan
keperawatan (diagnosa dan perlakuan terhadap respon manusia yang menghadapi
masalah kesehatan baik potensial maupun actual dalam memenuhi kebutuhan
dasarnya) dan layanan kesehatan masyarakat (prevensi primer, sekunder dan tersier).
Di Amerika jenis kasus yang dirawat di rumah menurut Allender & Spradley 2001
adalah :

a Penyakit jantung

b Penyakit/gangguan system muskuloskeletal dan


jaringan pengikat

c Penyakit Diabetes Mellitus

d Penyakit system pernafasan

e Luka

f Keracunan

C. Konsep Penyakit Diabetes Mellitus

1. Definisi

11
Diabetes mellitus adalah suatu penyakit atau gangguan kesehatan yang ditandai
dengan tingginya kadar gula dalam darah hal ini disebabkan karena gula darah tersebut
tidak dapat dimanfaatkan oleh tubuh sebagai sumber energi karena kurang hormone
insulin di produksi oleh pancreas atau tidak berfungsinya hormone insulin dalam
menyerap gula secara maksimal oleh sebab itu penyakit ini juga biasa disebut sebagai
penyakit gula darah. Diabetes Melitus ( DM ) adalah penyakit metabolik yang
kebanyakan herediter, dengan tanda – tanda hiperglikemia dan glukosuria, disertai
dengan atau tidak adanya gejala klinik akut ataupun kronik, sebagai akibat dari
kuranganya insulinefektif di dalam tubuh, gangguan primer terletak pada metabolisme
karbohidrat yang biasanya disertai juga gangguan metabolisme lemak dan protein.
( Askandar, 2000). Gangren adalah proses atau keadaan yang ditandai dengan adanya
jaringan mati atau nekrosis, namun secara mikrobiologis adalah proses nekrosis yang
disebabkan oleh infeksi. ( Askandar, 2001 ). Gangren Kaki Diabetik adalah luka pada
kaki yang merah kehitam-hitaman dan berbau busuk akibat sumbatan yang terjadi di
pembuluh darah sedang atau besar di tungkai.( Askandar, 2001).

15. Anatomi Fisiologi

Pankreas merupakan sekumpulan kelenjar yang panjangnya kira – kira 15 cm,


lebar 5 cm, mulai dari duodenum sampai ke limpa dan beratnya rata – rata 60 – 90 gram.
Terbentang pada vertebrata lumbalis 1 dan 2 di belakang lambung.Pankreas merupakan
kelenjar endokrin terbesar yang terdapat di dalam tubuh baik hewan maupun manusia.
Bagian depan (kepala) kelenjar pankreas terletak pada lekukan yang dibentuk oleh
duodenum dan bagian pilorus dari lambung. Bagian badan yang merupakan bagian utama
dari organ ini merentang ke arah limpa dengan bagian ekornya menyentuh atau terletak
pada alat ini.Dari segi perkembangan embriologis, kelenjar pankreas terbentuk dari epitel
yang berasal dari lapisan epitel yang membentuk usus. Pankreas terdiri dari dua jaringan
utama, yaitu :
a Asini sekresi getah pencernaan ke dalam duodenum.

b Pulau Langerhans yang tidak tidak mengeluarkan


sekretnya keluar, tetapi menyekresi insulin dan glukagon langsung ke darah. Pulau –

12
pulau Langerhans yang menjadi sistem endokrinologis dari pamkreas tersebar di
seluruh pankreas dengan berat hanya 1 – 3 % dari berat total pankreas. Pulau
langerhans berbentuk ovoid dengan besar masing-masing pulau berbeda. Besar pulau
langerhans yang terkecil adalah 50 µ, sedangkan yang terbesar 300 µ, terbanyak
adalah yang besarnya 100 – 225 µ. Jumlah semua pulau langerhans di pankreas
diperkirakan antara 1 – 2 juta. Pulau langerhans manusia, mengandung tiga jenis sel
utama,yaitu :

a) Sel – sel A ( alpha ), jumlahnya sekitar 20 – 40 % ; memproduksi


glikagon yang manjadi faktor hiperglikemik, suatu hormon yang mempunyai
“ anti insulin likeactivity

b) Sel – sel B ( betha ), jumlahnya sekitar 60 – 80 % , membuat insulin.

c) Sel – sel D ( delta ), jumlahnya sekitar 5 – 15 %, membuat


somatostatin.
Masing – masing sel tersebut, dapat dibedakan berdasarkan struktur dan sifat
pewarnaan. Di bawah mikroskop pulau-pulau langerhans ini nampak
berwarna pucat dan banyak mengandung pembuluh darah kapiler. Pada
penderita DM, sel beha sering ada tetapi berbeda dengan sel beta yang
normal dimana sel beta tidak menunjukkan reaksi pewarnaan untuk insulin
sehingga dianggap tidak berfungsi. Insulin merupakan protein kecil dengan
berat molekul 5808 untuk insulin manusia. Molekul insulin terdiri dari dua
rantai polipeptida yang tidak sama, yaitu rantai A dan B. Kedua rantai ini
dihubungkan oleh dua jembatan ( perangkai ), yang terdiri dari disulfida.
Rantai A terdiri dari 21 asam amino dan rantai B terdiri dari 30 asam amino.
Insulin dapat larut pada pH 4 – 7 dengan titik isoelektrik pada 5,3. Sebelum
insulin dapat berfungsi, ia harus berikatan dengan protein reseptor yang besar
di dalam membrana sel. Insulin di sintesis sel beta pankreas dari proinsulin
dan di simpan dalam butiran berselaput yang berasal dari kompleks Golgi.
Pengaturan sekresi insulin dipengaruhi efek umpan balik kadar glukosa darah
pada pankreas. Bila kadar glukosa darah meningkat diatas 100 mg/100ml
darah, sekresi insulin meningkat cepat. Bila kadar glukosa normal atau

13
rendah, produksi insulin akan menurun. Selain kadar glukosa darah, faktor
lain seperti asam amino, asam lemak, dan hormon gastrointestina
merangsang sekresi insulin dalam derajat berbeda-beda. Fungsi metabolisme
utama insulin untuk meningkatkan kecepatan transport glukosa melalui
membran sel ke jaringan terutama sel – sel otot, fibroblas dan sel lemak.

16. Etiologi

Diabetes Melitus mempunyai etiologi yang heterogen, dimana berbagai lesi dapat
menyebabkan insufisiensi insulin, tetapi determinan genetik biasanya memegang peranan
penting pada mayoritas DM. Faktor lain yang dianggap sebagai kemungkinan etiologi
DM yaitu :
a Kelainan sel beta pankreas, berkisar dari hilangnya sel
beta sampai kegagalan sel beta melepas insulin.

b Faktor – faktor lingkungan yang mengubah fungsi sel


beta, antara lain agen yang dapat menimbulkan infeksi, diet dimana pemasukan
karbohidrat dan gula yang diproses secara berlebihan, obesitas dan kehamilan.

c Gangguan sistem imunitas. Sistem ini dapat dilakukan


oleh autoimunitas yang disertai pembentukan sel – sel antibodi antipankreatik dan
mengakibatkan kerusakan sel - sel penyekresi insulin, kemudian peningkatan
kepekaan sel beta oleh virus.

d Kelainan insulin. Pada pasien obesitas, terjadi


gangguan kepekaan jaringan terhadap insulin akibat kurangnya reseptor insulin yang
terdapat pada membran sel yang responsir terhadap insulin.

17. Patofisiologis.

Diabetes Melitus Sebagian besar gambaran patologik dari DM dapat dihubungkan


dengan salah satu efek utama akibat kurangnya insulin berikut:
a Berkurangnya pemakaian glukosa oleh sel – sel tubuh
yang mengakibatkan naiknya konsentrasi glukosa darah setinggi 300 – 1200 mg/dl.

14
b Peningkatan mobilisasi lemak dari daerah
penyimpanan lemak yang
menyebabkan terjadinya metabolisme lemak yang abnormal disertai dengan endapan
kolestrol pada dinding pembuluh darah.

c Berkurangnya protein dalam jaringan tubuh. Pasien –


pasien yang mengalami defisiensi insulin tidak dapat mempertahankan kadar glukosa
plasma puasa yang normal atau toleransi sesudah makan. Pada hiperglikemia yang
parah yang melebihi ambang ginjal normal ( konsentrasi glukosa darah sebesar 160 –
180 mg/100 ml ), akan timbul glikosuria karena tubulus – tubulus renalis tidak dapat
menyerap kembali semua glukosa. Glukosuria ini akan mengakibatkan diuresis
osmotik yang menyebabkan poliuri disertai kehilangan sodium, klorida, potasium,
dan pospat. Adanya poliuri menyebabkan dehidrasi dan timbul polidipsi. Akibat
glukosa yang keluar bersama urine maka pasien akan mengalami keseimbangan
protein negatif danberat badan menurun serta cenderung terjadi polifagi. Akibat yang
lain adalah astenia atau kekurangan energi sehingga pasien menjadi cepat telah dan
mengantuk yang disebabkan oleh berkurangnya atau hilangnya protein tubuh dan
juga berkurangnya penggunaankarbohidrat untuk energi.Hiperglikemia yang lama
akan menyebabkan arterosklerosis, penebalan membran basalis dan perubahan pada
saraf perifer. Ini akan memudahkan terjadinya gangren.

18. Gambaran klinis

a Poliuria (peningktana pengeluaran urine) karena air


mengikuti glukosa yang keluar melalui urine.

b Polidipsia (peningkatan rasa haus ) akibat volume


urine yang sangat besar dan keluarnya air yang menyebabkan dehidrasi ekstrasel.
Dehidrasi intrasel mengikuti dehidrasi ekstrasel karena air intrasel akan berdifusi
keluarsel mengikuti penurunan gradien konsentrasi ke plasma yang hipertonik
(konsentrasi tinggi ). Dehidrasi intrasel menstimulasi pengeluaran hormone anti
diuretic dan menimbulkan rasa haus.

15
c Rasa lelah dan kelemahan otot akibat katabolisme
protein di otot dan ketidakmampuan sebagian besar sel untuk menggunakan glukosa
sebagai energy. Aliran darah yang buruk pada pasien diabetes kronis juga berperan
menyebabkan kelelahan.

d Polifagia(peningkatan rasa lapar) akibat keadaan


pascaabsortifyang kronis, katabolisme protein dan lemak, dan kelaparan relative sel.
Sering terjadi penurunan berat badan tanpa terapi.

e Diabetres tipe 1 mungkin disertai mual dan muntah


parah

19. Cara Perawatan Pasien DM di Rumah adalah dengan jalan :

a minum obat secara teratur sesuai program

b Diet yang tepat

c Olahraga yang teratur

d Kontrol GD teratur

e Pencegahan komplikasi

20. Proporsi diet/ makanan harian yang benar bagi penderita DM

a Tujuan rencana diet

Rencana diet mencangkup asupan kalori yang dibutuhkan untuk kebutuhan


energy dan disrtibusi nutrisi yang tepat ( karbohidrat, lemak, dan
protein).Berdasarkan anjuran dari PERKENI ( perkumpulan Endokrinologi
Indonesia ) diet harian penderita DM disusun sebagai berikut :
• Karbohidrat : 60-70 %
• Protein         : 10-15%
• Lemak          : 20-25%
b

16
21. Jenis Makanan Yang Tidak Boleh Dikonsumsi :

a Manisan Buah

b Gula pasir

c Susu Kental Manis

d Madu

e Abon

f Kecap

g Sirup

h Es Krim

22. Jenis Makanan Yang Boleh Dimakan Tetapi Harus Dibatasi

a Nasi

b Singkong

c Roti

d Telur

e Tempe

f Tahu

g Kacang Hijau

h Kacang Tanah

i Ikan

17
BAB III

A. Kasus

Berdasarkan informasi dari rumah sakit klien yang bernama Tn J berumur 52


tahun, ia menderita ulkus akibat tekanan sacrum di kaki sebelah kanan. Ia dirawat karena
mengalami hipoglikemia. klien dan keluarga memutuskan untuk pulang dan perawatan
pada luka gangrennya tersebut dilakukan dirumah oleh perawat. Glukosanya sekarang
berada dalam nilai yang stabil, dengan rentan antara 130 sampai 150.Klien dan keluarga
cemas karena tidak tahu dengan diet dan perawatan luka untuk Tn J tersebut.Aktivitas
klien terganggu akibat nyeri pada luka kakinya, sehingga klien hanya bisa berbaring dan
menggunakan kursi roda.klien mengeluhkanluka gangren di kaki kanannya. TD= 140/70
mmHg, S= 37oC, nadi=78x/menit, R=20x/menit, Glukosa = 130 dl.

18
A. Asuhan Keperawatan

I. Pengkajian

A. Identitas

1) Klien

Nama : Tn J
Umur : 52 tahun
Jenis Kelamin : laki – laki
Status perkawinan: Menikah
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
No Register : 2105467
Alamat : Jl. Ahmad Yani No 113, Bogor
18) Penangguang jawab

Nama : Ny. K
Umur : 45 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Status perkawinan: Menikah
Pendidikan : SMA
Agama : Islam
Alamat : Jl. Ahmad Yani No 113, Bogor
Hubungan keluarga: Isteri klien
B. Masalah utama :Nyeri pada luka akibat diabete mellitus
C. Riwayat Keshatan : klien pernah di rawat di RS Sehat Selalu akibat kadar gula darahnya
yang tinggi serta ada luka pada kaki kanannya.
D. Riwayat kesehatan klien: klien mengatakan bahwa ayahnya juga memiliki penyakit yang
sama dengannya.

19
E. Genogram

Keterangan :

: Ayah sudah meninggal Klien

Ibu sudah meninggal Menikah

Laki laki

Perempuan Mempunyai anak

20
F. Pemeriksaan fisik
1. Tingkat kesadaran
a) Kualitas : composmentis
b) Kuantitas : 1. Respon motorik : 6
2. Respon verbal : 5
3. Respon membuka mata : 4
Total : 15

G. Pemeriksaan sistematik
1. Kepala
a). Rambut
Inspeksi :warna rambut hitam sedikit beruban, kepala simetris, tidak ada ketombe dan
kutu
Palpasi: tekstur rambut kasar, tidak ada bengkak, rambut kotor, rambut bersih
b). Mata
Inspeksi: bentuk mata simetris, alis mata simetris, pupil isokor, konjungtiva ananemis
Palpasi: tidak ada benjolan
c). Hidung
Inspeksi : tidak ada secret, hidung simetris,tidak ada pembengkakan
Palpasi: tidak ada sinus dan benjolan
d). Telinga
Inspeksi: kedua daun telinga simetris, daun telinga bersih, tidak ada bengkak,
pendengaran kurang baik
Palapasi: tidak ada lesi
e). Mulut: lidah bersih, mukosa lembab, gigi bersih, bibir kering
f). Leher
Inspeksi : tidak ada pembesaran tyroid, bentuk simetris, tidak kotor
Palpasi : tidak adanya pembesaran kelenjar getah bening

21
2. Thorax
Inspeksi: bentuk dada simetris
Palpasi: tidak adanya nyeri tekan
Perkusi: Terdengar bunyi resonance
Auskultasi : bunyi dada ronchi
3. Jantung
Palpasi : Kecepatan nadi normal
Auskultasi: Bunyi jantung regular
4. Abdomen
Inspeksi: bentuk dada datar
Auskultasi: bissing usus normal
Palpasi :tidak ada nyeri
5. Kulit dan Ekstremitas
Inspeksi: kulit berwarna sawo matang, kuku bersih
Palpasi : turgor jelek,
a Ektremitas atas:

1) Inspeksi: Keadaan normal, kulit kering

2) Palpasi: tidak ada edema

b. Ektremitas bawah :

1) Inspeksi: terdapat luka ulkus diabetic di kaki sebelah kanan

a) Ukuran : panjang lima sentimeter, lebar enam sentimeter, kedalaman : lima


sentimeter
b) Batas luka : luank merata
c) Granulasi : 40% merah muda sampai merah
d) Proses epitelisasi : tidak ada
e) Fibrin yang mengelupas : 60 % berwarna kuning, tipis, dan longgar
f) Eksudat : serosanguinosa yang moderat menstruasi balutan
g) Permukaan luka : mengalami maserasi, kulit lunsk berwarna putih
h) Eritema : tidak ada

22
i) Indurasi : tidak ada
(sumber: buku manual perawtan dirumah. pengarang : Sherly Mara Zang, RN, MS)
2) Palpasi : ada edema
H. Tidur dan Istirahat
Isteri klien mengatakan klien tidur seperti orang normal 7-8 jam perhari.Selama sakit
klien hanya terbaring di rumah sakit tanpa aktivitas seperti biasa dan intensitas tidur di
rumah lebih banyak sekitar 10-12 jam perhari.
I. Kenyamanan dan Nyeri
Klien tidak dapat menjalankan aktivitas seperti dahulu, karena luka gangren yang
membuatnya sulit beraktivitas, klien merasa lemah sehingga segala kebutuhan makan dan
personal hygine di bantu oleh Ny N isterinya.
J. Pola makan
isteri klien mengatakan selama dirumah sakit klien hanya makan menu diit yang
diberikan oleh rumah sakit.
K. Pola BAB dan BAK
Dibantu oleh isteri klien, BAB: 2x sehari, BAK : Lancar
L. Data psikologi
Emosi klien stabil, berbicara jelas dan berharap bisa berjalan tanpa kursi roda
M. Data Sosial
Sosialisasi klien di rumah dengan perawat baik dan kooperatif
N. Data Spiritual
Klien beragama Islam sering terlihat sedang berdo’a/shalat walaupun sambil berbaring
O. Data Penunjang selama dirumah sakit
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hb 11,0 gr/dl L : 14-18 P : 12-16 gr/dl
Leukosit 20 410 5000 – 10000 /mm3
LED /mm3 L : <15 P : < 20 mm/jam
Trombosit 84/125 150,000-350,000 /mm3
Hematokrit 237,000 L : 40-50 % P : 35-45 %
Kadar gula puasa /mm3 70-100 mg/dl
Ureum 22% 20-40 mg/dl
Creatitin 200 mg/dl 0,1-1,1 mg/dl
SGOT /Asat 33 mg/dl L : 10-34 P : 10-31 u/lt
23
SGPT/Asat 0,9 mg/dl L : 9-36 P : 9-46 u/lt
31 u/lt
30 u/lt
Therapy Selama di Rumah Sakit
Infus RL               : 20 tts/menit
Ceropid                 : 2 x 1 gr
Metropusin            : 3 x 500 gr
Pronalges               : 3 x 1 amp
Fladex                   : 3 x 500
Infus NaCl            : 1 x ganti balutan
Sagestam               : 1 x ganti balutan
P. Terapi luka: D/ CH2O2, irigasi luka dengan normal saline
Gunakan spuit 35cc dengan jumlah jarum berukuran 19 untuk meningkatkan
debridement mekanis dan sirkulasi .
Balutan primer: kalsium alginat untuk absopsi cairan luka, debridement autolysis, dan
mengisi ruangan yang kosong pada luka.
Balutan sekunder: berupa tablet hidrokoloid sebagai barier terhadap kontaminan-
penggantian balutan tidak terlalu sering.(sumber : buku manula perawtan di rumah)

II. Analisis Data

No Symptom Etiologi Problem


1 DS : Adanya kematian jaringan pembusukan  Nyeri
-      Klien   pengeluaran
mengeluh neyeri prastagalmdin  merangsang reseptor
pada telapak kaki nyeri  mengeluarkan serotin, bradi kinin

24
kanan yangmeangsang ujung saraf untuk membawa
DO : impuls nyeri  thalamus  kortek
-      Tampak celebri persepsi
adanya luka
gangren
-      Klien tampak
meringis
kesakitan
2 DS : Menegndapnya glukosa dalama pembuluh Gangguan
-       Klien darah  Suplai O2 dan nutrisi ke jaringan integritas kulit
mengeluh ada terhambat  nekrotik jaringan  gangrene
luka ditelapak
kaki sebelah
kanan
DO :
-      Tampak
adanya luka
gangren
-      Klien tampak
meringis
kesakitan

3 DS : Adanya luka  nyeri  keterbatasan gerak Gangguan


-      Klien ekstremitas bawah  pola aktifitas aktifitas
mengeluh terganggu sehari-hari
kakinya sulit
digerakan
DO :
-      Kaki kanan
klien tampak
sulit digerakan
karena adanya

25
lukagangren di
telapak kaki
-      
ADL dibantu

4 DS : Kurangnya informasi tentang penyakitnya Cemas


-      Klien sehingga klien cemas
mengeluh cemas
dengan
keadaannya
DO :
-      Ekspresi wajah
tampak cemas
-      Klien selalu
bertanya-tanya
tentang
penyakitnya

III. Diagnosa

1. Nyeri berbungan dengan luka gangren yang ditandai adanya luka di telapak kaki
sebelah kanan
2. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan adanya gangren yang ditandai dengan
luka di telapak kaki sebelah kanan.
3. Gangguan aktifitas sehari-hari berhubungan dengan adanya kesulitan bergerak yang
ditandai dengan sulitnya bergerak akibat luka gangren di kaki kanan.
4. Cemas berhubungan dengan kurangnya  informasi tentang penyakitnya

26
IV. Rencana

No NO Diagnosa Tujuan Perencanaan Rasional


Keperawatan
1 nyeri Tupan: Tidak tampak 1. Kaji tingkat 1. Dengan mengkaji tingkat nyeri
1 berhubungan adanya luka nyeri klien klien, maka kita akan
dengan adanya Dalam waktu ± 3 dengan skala mengetahui sebarapa besar
luka gangren minggu perawatan dan dengan 0-5 nyeri yang klien rasakan
yang ditandai nyeri teratasi sehingga dapat mempermudah
dengan : Tupen: untuk melakukan tindakan
DS : Klien 1. Klien tidak selanjutnya
mengaluh nyeri mengeluh nyeri 2. Atur posisi tidur 2. Dengan mengatur posisi yang
pada daerah lagi klien senyaman nyaman diharapkan nyeri akan
telapak kaki 2. Klien tidak mungkin dengan sedikit berkurang
kanan meringis memberikan
DO:Tampak bantalan pada
adanya luka kaki yang luka
gangrene dan 3. Memberikan 3. Analgetik dapat menghambat
klien tampak therapy stimulus nyeri ehingga respon
meringis pronalges 3 x 1 nyeri dapat berkurang
kesakitan ampul IM

Gangguan TuTupan : Klien tidak 1. Bersihkan luka 1. Dengan dibersihkannya luka


2 integritas kulit mengeluh nyeri dan klien setiap hari kuman sehingga tidak terjadi
sehubungan tidak meringis lagi dengan NaCl + infeksi
dengan adanya danTidak ada luka sagestam a. Dengan memberikan therapy
gangren yang TuTupen : integritas Berikan therapy maka akan mempercepat
ditandai dengan: kulit teratasi a) Ceropid : 2 x penyembuhan luka

27
DS :Klien 1 gr
mengeluh ada b) Metroposin :
luka ditelapak 3 x 500 br
kaki sebelah
kanan.

DO: - Tampak
adanya luka
gangren.
- Klien tampak
meringis
kesakitan

3 Gangguan Tupan: kaki klien 1. Ubah posisi 1. Dengan  mengubah posisi


3
aktifitas sehari- dapat digerakan badan klien tidur 1 jam 1x, maka akan
hari sehubungan dengan bebas dapat mencegah terjadibya
dengan adanya decubitus
kesulitan Tupen : ADL dapat 2.  Latih klien 2. Diharapkan dengan melatih
bergerak yang mandiri, yaitu dalam sedikit demi sedikit maka
ditandai dengan: a) Klien dapat melakukan klien dengan sendirinya dapat
DS : Klien mandi sendiri pergerakan melakukan aktifitas
mengeluh b)  BAK dan sedikit  demi
kakinya sulit BAB dengan sedikit
digerakan sendiri 3. Beri Motivasi 3. Agar proses penyembuhan
Do : -Kaki c) Mengganti klien agar pasien cepat dan pasien
kanan klien pakaian dapat tidak merasa cemas
tampak sulit sendiri bergerak
digerakan sedikit demi
karena ada luka sedikit
gangren
ditelapak kaki

28
- ADL dibantu

Cemas Tupan :Klien tak 1. Jelaskan pada 1. Dengandiberikannya


4 berhubungan mengeluh cemas klien tentang penjelasan maka klien akan
dengan Tupen: keadaan mengerti dan rasa cemas pun
kurangnya 1. Ekspresi penyakitnya akan hilang
infomasi tentang tampak tenang 2. Yakinkan pada 2. Dengan meyakinkan pada
penyakitnya 2.  Klien tidak klien kalau klien bahwa penyakitnya akan
yang ditandai bertanya tentang penyakitnya sembuh maka diharapkan klien
dengan: penyakitnya akan sembuh. akan semakin yakin kalau
DS : Klien penyakitnya akan sembuh
mengeluh cemas 3. Berikan 3. Denganmemberikanpendidika
dengan Pendidikan n kesehatan klien dan kelurga
keadaannya Kesehatan dapat mengetahui makanan
Mengenai yang baik untuk diit klien
Do: makanan yang
- Ekspresi perlu dimakan
tampak dan makanan
cemas. yang perlu
- Klien selalu dihindari
bertanya-
tanya tentang
penyakitnya

29
V. Implementasi

Tanggal Jam No Dx Implementasi Evaluasi Paraf

12 mei 08.00 WIB 1 1. Mengkaji tingkat S: Klien mengeluh


2014 nyeri klien dengan nyeri pada kaki
skala nyeri: kanannya dengan skala
0 : tidak nyeri 3
1 : nyeri ringan O:
2 : nyeri sedang 1.  Tampak adanya luka
08.10 WIB 3 : nyeri berat gangren
4 : nyeri mngerikan 2.  Klien tampak
5 : nyeri seberat- meringis kesakitan
08.15 WIB beratnya A : Masalah belum teratasi
P:
2. Mengatur posisi 1. Kaji tingkat nyeri
tidur senyaman klien dengan skala
mungkindengan nyeri
memberikan 2. Atur posisi tidur
bantalan pada kaki klien senyaman
yang luka mungkin dengan
memberikan
3. Memberikan therapy bantalan pada kaki
pronalges 1 amp per yang luka
IM 3. Berikan therapi
pronalges 3 x 1
amp/IM

12 mei 08. 45WIB 2 1. Membersihkan luka S  : Klien mengatakan


2014 setiap hari dengan lemas dan merasa nyeri
kompres NaCl O:
+Sagestam 1. Tampak adanya luka

30
09. 00 WIB gangren
2. Memberikan therapy 2. Klien tampak
a) Ceropid 1 gr per IV meringis
b)  Metropusin 500 gr A : Masalah belum teratasi
per IV P:
1. Bersihkan luka
dengan NaCl +
sagestan
2. Berikan therapy
ceropid 2 x 1 gr dan
metropusin 2 x 500
ml
I:
1. Membersihkan luka
dengan kompres
luka NaCl +sagestan
2. Memberikan therpy
Certopid 1 gr/IV
dan metropusin 500
ml/IV
E:
1. Masih tampak
adanya luka
2. Klien mengeluh
nyeri pada lukanya

12 mei 09. 10 WIB 3 1. Mengubah posisi S : Klien mengeluh kakinya


2014 tidur klien sulit digerakan dan lemas
09. 15 WIB 2. Melatih klien dalam O:
melakukan 1. Kaki kanan klien
pergerakan sedikit tampak sulit

31
demi sedikit digerakan karena
3. Memberikan ada luka ganggren
Motivasi klien agar ditelapk kaki
dapat bergerak 2. ADL dibantu
sedikit demi sedikit A : Masalah belum teratasi
P:
1. Ubah posisi tidur
klien setiap 1jam
sekali
2. Latih klien falam
melakukan
pergerakan
sedikit  demi sedikit
I:
1. Mengubah posisi
tidur klien setiap 1 jam
sekali
2. Melatih klien dalam
melakukan pwrgerakan
sedikit demi sedikit
3. Beri Motivasi klien
agar dapat bergerak
sedikit demi sedikit

E:
1. Klien mengeluh
kakinya sulit
digerakan karena
sakit
2. ADL dibantu

32
12 mei 09.35WIB 4 1. Menjelaskan pada S : Klien mengeluh cemas
2014 klien tentang dengan keadaannya dan
keadaan penyakitnya bingung tentang diitnya
09.40 WIB O:
2. Meyakinkan pada 1. Eksprei tampak
klien kalau cemas
penyakitnya akan 2. Klien selalu
sembuh bertanya tentang
penykitnya dan diit
3. Memberikan A: Masalah belum teratasi
Pendidikan P:
Kesehatan Mengenai 1. Jelaskan pada klien
makanan yang perlu tentang keadan
dimakan dan penyakitnya
makanan yang perlu 2. Yakinkan pada klien
dihindari kalau penyakitnya akan
sembuh
I:
1. Menjelaskan pada
klien tentang
keadaan
penyakitnya
2. Meyakinkan pada
klien bahwa
penyakitnya akan
sembuh
3. Berikan Pendidikan
Kesehatan
Mengenai makanan
yang perlu dimakan
dan makanan yang

33
perlu dihindari
E:
1. Klien tidak
mengeluh cemas lagi
2. Klien tidak
bertanya-tanya tentang
penyakitnya
3. Ekspresi klien
tampak tenang

34
VI. CATATAN PERKEMBANGAN

NO Tanggal Dx Catatan Perkembangan Paraf

1 13 mei 2014 1 S: Klien mengeluh masih Perawat


merasakan nyeri pada daerah kaki
kanannya dengan skala 3
O:
     1.  Tampak adanya luka
gangren
     2.  Klien tampak meringis
kesakitan
A : Masalah belum teratasi
P:
1.  Kaji tingkat nyeri klien
dengan skala nyeri
2. Atur posisi tidur klien
senyaman mungkin dengan
memberikan bantalan pada
kaki yang luka
3. Berikan therapi pronalges 3
x 1 amp/IM
I:
1. Mengkaji tingkat nyeri klien
sengan skala nyeri
2. Mengatur posisi tidur klien
senyaman mungkin dengan
memberikan bantalan pada
kaki yang luka
3. Memberikan therapy
pronalges 1 amp/IM
E:

35
1. Klien masih mengeluh nyeri
2.  Luka gangren masih ada
3. Klien tampak meringis
2 13 mei 2014 S  : Klien mengatakan badan agak
lemas
O : Tampak adanya luka gangren

A : masalah belum teratasi


P:
1. Bersihkan luka dengan
NaCl + sagestan
2.  Berikan therapy ceropid 2 x
1 gr dan metropusin 2 x 500
ml
2 I:
1. Membersihkan luka dengan
kompres luka NaCl
+sagestan
2.  Memberikan therpy
Certopid 1 gr/IV dan
metropusin 500 ml/IV
E:
1. Masih tampak adanya luka
2. Klien mengeluh nyeri pada
lukanya

3 13 mei 2104 S : Klien mengeluh kakinya sulit


digerakan
O:
3
1. Kaki kanan klien tampak
sulit digerakan karena ada

36
luka ganggren ditelapk kaki
2. ADL dibantu
A : Masalah belum teratasi
P:
1. Ubah posisi tidur klien
setiap 1jam sekali
2. Latih klien dalam
melakukan pergerakan
sedikit  demi sedikit
I:
1. Mengubah posisi tidur klien
setiap 1 jam sekali.
2. Melatih klien dalam
melakukan pwrgerakan
sedikit demi sedikit
E:
1. Klien mengeluh kakinya
sulit digerakan karena sakit.
2. ADL dibantu

4 13 mei 2014 4 S : Klien dan keluarga sudah Perawat


paham dan tidak cemas
O:
1. Klien sudah tidak bertanya
Tanya lagi tentang penyakitnya
A: Masalahteratasi
P : intervensi dihentikan
I :-
E:
1. Klien sudah tidak cemas
lagi

37
2. Ekspresi klien tampak
tenang

1 14 mei 2014 1 S:Klien mengatakan nyeri pada Perawat H


kaki kannya sedikit berkurang
dengan skala 2
O:
1. Tampak adanya luka
gangren
A: Masalah belum teratasi
P:
1. Kaji tingkat nyeri klien
dengan skala nyeri
2. Atur posisi tidur klien
senyaman mungkin dengan
memberikan bantalan pada
kaki yang luka
3. Berikan therapy pronalges 3
x 1 amp
I:
1. Mengkaji tingkat nyeri klien
dengan skala nyeri
0 : tidak nyeri
1 : nyeri sedang
2 : nyeri ringan
3 : nyeri berat
4 : mengerikan
5 : nyeri seberat-beratnya
2. Mengatur posisi tidur klien
senyaman mungkin dengan
memberikan bantalan pada

38
kaki yang luka.
3. Memerikan therapy pronalges
3 x 1 amp

E:
1. Nyeri klien berkurang
2. Luka gangren masih ada
2 14 mei 2014 2 S : Klien menegluh ada luka
ditelapak kaki kanan
O:
1. Tampak adanya luka gangren
2. Klien tampak meringis
kesakitan
A : masalah belum teratasi
P:
1. Bersihkan luka dengan NaCl
+Sagestan
2. Berikan therapy Ceropid 2 x1
gr
3. Berikan Therapy metropusin 3
x 500 ml
I:
1. Membrsihkan luka dengan
NaCl + Sagestan
2. Memberikan therapy
Ceropid 1 gr/IV dan
metropusin 500 ml/IV
E : klien masih cemas dengan luka
gangrennya
1. masih tampak adanya luka
2. Klien mengeluh nyeri pada

39
lukanya

3 14 mei 2014 S : Klien mengatakan kakinya


sedikit sedikit sudah bisa digerakan
O:
1. Kaki kanan klien bisa
digerakan sedikit demi sedikit
2. ADL masih dibantu
A:
      Masalah teratasi sebagian
P:
1.Ubah posisi tidur klien setiap 1
jam sekali
3 2.Latih klien dalam pergerakan
sedikit demi sedikit
I:
1. Mengubah posisi tidur klien
setiap 1 jam sekali
2. Melatih klien dalam
pergerakan sedikit demi
sedikit
E:
1. Klien dapat menggerakan
kakinya sedikit demi sedikit
2. ADL masih dibantu
3 15 mei 2014 1 S:Klien mengatakan nyeri sudah
berkurang dengan skala 1
O:
1. Luka gangren sedikit membaik

40
A:
Masalah teratasi sebagian
P:
1. Kaji tingkat nyeri klien dengan
skala nyeri
2. Atur posisi tidur klien
senyaman mungkin dengan
memberikan bantalan pada
kaki yang luka
3. Berikan therapy pronalges 3 x
1 amp
I:
     1.  Mengkaji tingkat nyeri
klien dengan skala nyeri
0 : tidak nyeri
1 : nyeri sedang
2 : nyeri ringan
3 : nyeri berat
1. skala nyeri
2. Mengatur posisi tidur klien
senyaman mungkin dengan
memberikan bantalan pada
kaki yang luka
3. Memberikan therapy pronalges
3 x 1 amp
E: 1. Klien sudah tidak meringis
kesakitan
2. Klien mengatakan nyerinya
berkurang
4 15 mei 2014 2 S :Klien masih menegeluh ada luka
gangren di kaki kanan

41
O:
1. Tampak adanya luka gangren
A:
      Masalah belum teratasi
P:
1. Bersihkan luka dengan NaCl
+Sagestan
2. Berikan therapy Ceropid 2 x1
gr
3. Berikan Therapy metropusin 3
x 500 ml
I:
1. Membrsihkan luka dengan
NaCl + Sagestan
2. Memberikan therapy Ceropid
1 gr/IV dan metropusin 500
ml/IV
E:
1. masih tampak adanya luka

15 mei 2014 3 S :Klien mengatakan kakinya sudah Perawat H


bisa digerakan
O:
1. Kaki kanan klien dapat
digerakan
2. ADL sendiri
A : Masalah teratasi  
P : intervensi dihentikan
I:-
E:
1. Klien mengatakan kakinya

42
sudah bisa digerakan
2. ADL sendiri

43
BAB IV

Penutup

A. Simpulan

Dalam melaksanakan asuhan keperawatan untuk mempercepat proses penyembuhan


pada klien yang dilaksanakan melalui pendekatan proses keperawatan yang meliputi 5
tahap yaitu Pengkajian, diagnosa keperawatan, perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
yang meliputi berbagai aspek yaitu biopsiko sosial dan spiritual serta hasilnya dapat
didokumentasikan dalam bentuk karya tulis. Pelayanan keperawatan dirumah (Home
health Care) adalah merupakan bnetuk praktik keperawatan mandiri yang dapat
diberikan oleh seorang perawat professional sesuai dengan wewenang dan tanggung
jawabnya.Praktik keperawatan mandiri ini merupakan sumber yang paling
memungkinkan dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.tenaga
keperawatan adalah tenaga kesehatan professional yang paling banyak tersebar sampai
kepelosok sesuai dengan letak demografi, dan sosial ekonomi masyarakat. Ada
beberapa keuntungan dan kerugian dari perawatan dirumah salah satu keuntungannya
yaitu praktik keperawatan dirumah banyak memberikan banyak manfaat seperti
terpenuhinya berbagai kebutuhan keperawatan, biaya kesehatan lebihsterkendali atau
lebih hemat, dan peran keluarga dapat dioptimalkan.

44
DAFTAR PUSTAKA

Mara,Sheryl.1999.Manual Perawatan Di Rumah.Jakarta:EGC.


J.Corwin, Elizabeth.2007.Buku Saku Patofisiologi.Jakarta:EGC

Helwiah.2004.Home Care Sebagai Bentuk Praktik Mandiri Perawat Di Rumah dalam


Juornal Kepewatan Universitas Padjadjaran Bandung Vol 5 No. IX Tahun 2004. PSIK
FK Unpad Bandung.

http://samapahu.blogspot.com/2012/11/home-care.html diakses pada tanggal 20 april


2014 pukul 15.00 WIB

Anda mungkin juga menyukai