Anda di halaman 1dari 52

DOKUMENTASI

PADA KONTROL CAIRAN

Disusun Oleh :

Rismayanti Azis : P17320313023


Rifqy Ben Bany : P17320312031

Tingkat 1-A
Tahun Ajaran 2013-2014

POLTEKKES KEMENKES BANDUNG


PRODI KEPERAWATAN BOGOR
Jalan Dr. Semeru 116 Bogor
i

KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT, atas limpahan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah
serta diberikan kemudahan dan kelancaran dalam menyelesaikannya.
Adapun makalah ini disusun guna untuk memenuhi salah satu tugas mata ajar
Dokumentasi Keperawatan. Masalah yang akan disampaikan dalam makalah ini
mengenai Dokumentasi pada kontrol cairan yang insyaallah disertai dengan hasil
diskusi yang objektif, sistematis dan logis.
Penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, penyusun mengarahkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca untuk menyempurnakan laporan ini. Semoga makalah
ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Bogor, April 2014

Penyusun
ii

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang......................................................................................1
B. Perumusan Masalah..............................................................................1
C. Tujuan...................................................................................................2
BAB II TINJAUAN TEORI..................................................................................3
A. Dokumentasi pada Kontrol Cairan........................................................3
1. Konsep Cairan................................................................................3
2. Kebutuhan Cairan Tubuh Bagi Manusia........................................3
3. Konsep dasar cairan.......................................................................4
4. Cairan tubuh terdiri dari :...............................................................5
5. Pengaturan Volume Cairan Tubuh.................................................5
6. Konsentrasi Cairan Tubuh.............................................................7
7. Transpor Cairan dalam Tubuh.......................................................8
8. Faktor- faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan.............8
9. Jenis-jenis Cairan.........................................................................10
10. Hal yang perlu diperhatikan.........................................................11
11. Teknik Menghitung Balance Cairan............................................11
B. KONSEP DIARE................................................................................13
1. Definisi.........................................................................................13
2. Klasifikasi Diare..........................................................................13
3. Perbedaan Diare Akut dan Diare Kronis :...................................13
4. Etiologi.........................................................................................14
5. Patofisiologi.................................................................................15
6. Manifestasi Klinik........................................................................15
BAB III Asuhan Keperawatan Kebutuhan Cairan...........................................17
BAB IV PENUTUP..............................................................................................40
A. Kesimpulan.........................................................................................40
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dokumentasi adalah segala sesuatu yang ditulis atau dicetak yang dapat
dipercaya sebagai bukti kewenangan individu. Setiap perawat selesai melakukan
proses keperawatan, perawat harus segara melakukan pendokumentasian.
Dokumentasi merupakan segala sesuatu yang ditulis atau dicetak, yang dapat
dipercaya sebagai bukti kewenangan individuAsuhan keperawatan harus
dilaksanakan sesuai standard keperawatan, yaitu proses keperawatan, agar klien
mendapatkan pelayanan/asuhan keperawatan yang bermutu dan dapat
dipertanggungjawabkan. Sedangkan proses keperawatan adalah metoda sistematis
yang mengarahkan klien dan perawat untuk bersama-sama menetapkan kebutuhan
terhadap asuhan, merencanakan dan melaksanakan asuhan, serta mengevaluasi
hasil asuhan.
Peran perawat sangat penting dalam memberikan asuhan keperawatan
terutama dalam proses dokumentasi. Oleh karena itulah penulis mengambil
dokumentasi keperawatan pada asuhan keperawatan klien dengan klien yang
menderita diare digunakan sebagai bahan kajian dan untuk memberi contoh
mengenai dokumentasi keperawatan pada kontrol cairan. Pendokumentasian ini
sangat penting dilakukan karena menyangkut pemasukan dan pengeluaran cairan
ke dan dari dalam tubuh.

B. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang penyusun angkat diantaranya :
1. Apa yang dimaksud dengan konsep cairan?
2. Bagaimana Transpor cairan di dalam tubuh?
3. Apa faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan?
4. Bagaimana dokumentasi keperawatan pada kontrol cairan ?

1
2

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
a. Untuk mengetahui pengertian dokumentasi keperawatan
b. Untuk mengetahui pengertian dokumentasi keperawatan pada kontrol
cairan;
c. Untuk mengetahui proses dokumentasi keperawatan pada kontrol cairan;
1. Tujuan Khusus
Penulisan makalah ini secara umum bertujuan untuk memenuhi tugas mata
kuliah Dokumentasi Keperawatan, sehingga mahasiswa tidak hanya mengetahui
tentang dokumentasi.
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Dokumentasi pada Kontrol Cairan


1. Konsep Cairan
Cairan dan elektrolit mrupakan komponen tubuh nyang berperan dalam
memelihara fungsi tubuh dan homeostatis. Tubuh kita terdiri dari sekitar 60% air
yang tersebar didalam sel maupun di luar sel. Namun demikian, besarnya
kandngan air tergantung dari usia, jenis kelamin, dan kandungan lemak (Tarwoto
dan Wartonah, 2010). Cairan tubuh merupakan sarana untuk mentranspor zat
makanan dan metabolisme membawa nutrient mulai dari proses absorbsi,
mendistribusikan sampai ketingkat intraseluler.
2. Kebutuhan Cairan Tubuh Bagi Manusia
Kebutuhan cairan merupakan bagian dari kebutuhan dasar manusia secara
fisiologis, yang memiliki proporsi besar dalam bagian tubuh hampir 90% dari
total berat badan tubuh. Sementara itu, sisanya merupakan bagian padat dari
tubuh. Secara keseluruhan, katagori presentase cairan tubuh berdasarkan umur
adalah : bayi baru lahir 75% dari toTal berat bada, pria dewasa 57% dari total
berat badan, wanita dewasa 55% dari total berat badan, dan dewasa tua 45% dari
total berat badan. Presentasi cairan tubuh bervariasi, bergantung pada faktor usia,
lemak dalam tubuh, dan jenis kelamin. Jika lemak tubuh sedikit maka cairan
dalam tubuh pun lebih besar. Wanita dewasa mempunyai jumlah cairan tubuh
lebih sedikit dibanding pria karena pada wanita dewasa jumlah lemak dalam tubuh
lebih banyak dibandingkan pda pria.

3
Kebutuhan Air berdasarkan Umur dan Berat Badan :

Umur Kebutuhan Air


Jumlah Air dalam 24 Jam ml/kg berat badat
3 hari 250-300 80-100

1 tahun 1150-1300 120-135

2 tahun 1350-1500 115-125

4 tahun 1600-1800 100-110

10 tahun 2000-2500 70-85

14 tahun 2200-2700 50-60

18 tahun 2200-2700 40-50

Dewasa 2400-2600 20-30

3. Konsep dasar cairan


a. Volume cairan tubuh
Total volume cairan tubuh (total body water ─ TBW) kira-
kira 60 % dari berat badan pria dan 50% dari berat badan wanita, jumlah
volume ini tergantung pada kandungan lemak badan dan usia. Lemak
jaringan sangat sedikit menyimpan cairan, dimana lemak pada wanita lebih
banyak dari pria sehingga jumlah volume cairan lebih rendah dari pria
(Tarwoto dan Wartonah, 2010).
b. Distribusi Cairan
Cairan tubuh didistribusikan di antara dua kompartemen,
yaitu pada inraseluler dan ekstraseluler. Pada orang dewasa kira-kira 40 %
berat badannya atau 2/3 dari TBW-nya berada di dalam sel (cairan
intraseluler/ICF), sisanya atau 1/3 dari TBW atau 20 % dari berat
badannya berada di luar sel (ekstraseluler) yang terbagi dalam 15 % cairan
interstitial, 5 % cairan intavaskuler dan 1-2 % transeluler. Cairan ini terdiri
atas plasma (cairan intravaskuler) 5%, cairan interstesial (cairan disekitar
tubuh seperti limfa) 10-15%, dan transeluler ( misalnya, cairan
serebrospinal, sinovial, cairan dalam peritonium, cairan dalam rongga
mata, dan lain-lain) 1-3%.
4. Cairan tubuh terdiri dari :
a. Cairan Intraseluler (CIS) adalah cairan yang berda di dalam sel di seluruh
tubuh. 50% dari berat badan letaknya didalam sel dan mengandung
elektrolit, kalium fosfat dan bahan makan seperti glukosa dan asam amino.
b. Cairan Ekstraselular (CES) adalah cairan yang berada di luar sel dan
terdiri dari tiga kelompok yaitu :
 Cairan intravaskuler (plasma) adalah cairan di dalam sistem
vaskuler.
 Cairan intersitial adalah cairan yang terletak diantara sel.
 Cairan traseluler adalah cairan sekresi khusus seperti cairan
serebrospinal, cairan intraokuler, dan sekresi saluran cerna.
Untuk menjaga agar cairan tubuh relatif konstan dan komposisinya stabil
merupakan hal yang penting. Dalam pengaturan yang mempertahankan
kekonstanan cairan tubuh diperlukanadanya pengaturan volume cairan tubuh,
cairan ekstraseluler, keseimbangan asan dan basa, kontrol pertukaran antara
kompartemen cairan ekstraseluler dan intraseluler.

5. Pengaturan Volume Cairan Tubuh


Keseimbangan cairan dalam tubuhh dihitung dari keseimbangan antara
jumlah cairan yang masuk dan jumlah cairan yang keluar.
a. Asupan Cairan
Asupan (intake) cairan untuk kondisi normal pada orang dewasa
adalah ± 2500 cc per hari. Asupan cairan dapat langsung berupa cairan atau
ditamabh dari makanan lain. Pengaturan mekanisme keseimbangan cairan ini
menggunakan makanisme haus. Pusat pengaturan rasa haus dalam rangka
mengatur keseimbangan cairan adalah hipotalamus. Apabila terjadi
ketidakseimbangan volume cairan tubuh dimana asupan cairan kurang atau
adanya perdarahan, maka curah jantung menurun, menyebabkan terjadinya
penurunan tekanan darah.
b. Pengeluran Cairan
1. Urine :
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekresi melalui tractus urinarius
merupakan proses output cairan tubuh yang utama. Dalam kondisi normal output
urine sekitar 1400-1500 ml per 24 jam, atau sekitar 30-50 ml per jam. Pada orang
dewasa. Pada orang yang sehat kemungkinan produksi urine bervariasi dalam
setiap harinya, bila aktivitas kelenjar keringat meningkat maka produksi urine
akan menurun sebagai upaya tetap mempertahankan keseimbangan dalam tubuh.
2. IWL (Insesible Water Loss) :
IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit, Melalui kulit dengan mekanisme
difusi. Pada orang dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini
adalah berkisar 300-400 mL per hari, tapi bila proses respirasi atau suhu tubuh
meningkat maka IWL dapat meningkat.
3. Keringat :
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon
ini berasal dari anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui
sumsum tulang belakang yang dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit.
4. Feces :
Pengeluaran air melalui feces berkisar antara 100-200 mL per hari, yang
diatur melalui mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).
Situasi yang memerlukan catatan intake dan output selama 24 jam adalah :

1. Prosedur pembedahan 12. Haus


mayor/pembedahan krisis 13. Perubahan dalam tanda-tanda
2. Nothing by mounth (NPO) Puasa vital
3. Menerima infus intravena (IVFD) 14. Adanya retensi atau cateter yang
4. Suhu meningkat intermitten
5. Keetidakseimbangan cairan dan 15. Suctio nasogastric
elektrolit 16. Peredaran dalam jumlah yang
6. Nafas pendek/bunyi paru dan banyak akibat luka / luka baker
jantung abnormal 17. Menerima diuretic / steroid
7. Kehilangan berat badan (akibat retensi cairan)
8. Output urin menurun atau 18. Kehilangan cairan yang
meningkat berlebihan (diaphoresis,diarrhea
9. Edema dan dieresis)
10. Menurunnya turgor kulit 19. Dehidrasi
11. Vena cecsio (VC) 20. Faktor resiko seperti masalah
6. Fungsi Cairan
a. Mempertahankan panas tubuh dan pengaturan temperatur tubuh
b. Transpor nutrisi ke sel
c. Transpor hasil sisa metabolisme
d. Transpor hormon
e. Pelumas antar-organ
f. Mempertahankan tekanan hidrostatik dalam sistem kardiovaskuler

7. Konsentrasi Cairan Tubuh


a. Osmolaritas
Osmolaritas adalah konsentrasi larutan atau partikel terlarut perliter
larutan, diukur dalam miliosmol. Osmolaritas ditentukan oleh jumlah partikel
erlarut per kilogram air. Dengan demikian osmolaritas menciptakan tekanan
yang osmotik sehingga mempengaruhi pergerakan cairan.
Jika terjadi penurunan osmolaritas CES, maka terjadi pergerakan
air dari CES ke CIS. Sebaliknya, jika terjadi penuruna osmolaritas CES, maka
terjadi pergerakan dari CIS ke CES. Partikel yang berperan adalah sodium
atau natrium urea dan glukosa.
b. Tonisita
Tonisitas merupakan osmolaritasyang menyebabkan pergerakan air dari
kompartemen ke kompartemen yang lain.

c. Tekanan Cairan
Perbedaan lokasi antara intertisial dan pada ruang vaskuler menimbulkan
tekanan cairan yaitu tekana hidrostatik dan tekana onkotik atau osmotik
koloid. Tekanan hidrostatik adalah tekanan yang disebabkan karenna volume
cairan dalam pembuluh darah akibat kerja dari organ tubuh. Tekanan onkotik
merupakan tekanan yang disebabkan karena plasma protein. Perbedaan
tekanan kedua tersebut mengakibatkan pergerakan cairan. Misalnya terjadi
filtrasi pada ujung arteri, tekana hidrostatik lebih besar dari tekana onkotik
sehingga cairan dalam vaskuler akan keluar menuju interstisial. Sedangkan
pada ujung vena pada kapiler, tekanan onkotik lebih besar sehingga cairan
dapat masuk dari ruang intersisial ke vaskuler. (Tarwoto dan Wartonah,
2010).

8. Transpor Cairan dalam Tubuh


a. Difusi
Pergerakan molekul melintasi membran semipremeabel dari kompartemen
berkonsentrasitinggi menuju kompartemen rendah. Difusi cairan berlangsung
melalui pori- pori tipis membran kapiler. Laju difusi dipengaruhi: ukuran molekul,
konsetrasi larutan, dan temperatur larutan
b. Filtrasi
Proses perpindahan cairan dan solut (substansi yang terlarut dalam cairan)
melintasi membran bersama- sama dari kompartemen bertekanan tinggi menuju
kompartemen bertekanan rendah. Contoh Filtrasi adalah pergerakan cairan dan
nutrien dari kapiler menuju cairan interstitial di sekitar sel.
c. Osmosis
Pergerakan dari solven (pelarut) murni (air) melintasi membran sel dari
larutan berkonsentrasi rendah (cairan) menuju berkonsentrasi tinggi (pekat).
d. Transpor Aktif 
Proses  transpor aktif memerlukan energi metabolisme. Proses tranpor aktif
penting untuk mempertahankan keseimbangan natrium dan kalsium antara cairan
intraseluler dan ekstraseluler. Dalam kondisi normal, konsentrasi natrium lebih
tinggi pada cairan intraseluler dan kadar kalium lebih tinggi pada cairan
ekstraseluler.

9. Faktor- faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan


a. Umur
Kebutuhan intake cairan bervariasi tergantung dari usia, karena usia akan
berpengaruh pada luas permukaan tubuh, metabolisme, dan berat badan. Infant
dan anak-anak lebih mudah mengalami gangguan keseimbangan cairan dibanding
usiadewasa. Pada usia lanjut sering terjadi gangguan keseimbangan cairan
dikarenakan gangguan fungsi ginjal atau jantung.
b. Iklim
Orang yang tinggal di daerah yang panas (suhu tinggi) dan kelembaban
udaranya rendah memiliki peningkatan kehilangan cairan tubuh dan elektrolit
melalui keringat. Sedangkan seseorang yang beraktifitas di lingkungan yang
panas dapat kehilangan cairan sampai dengan 5 L per hari.
c. Stress
Stress dapat meningkatkan metabolisme sel, glukosa darah, dan pemecahan
glykogen otot. Mrekanisme ini dapat meningkatkan natrium dan retensi air
sehingga bila berkepanjangan dapat meningkatkan volume darah
d. Diet
Diet seseorag berpengaruh terhadap intake cairan dan elktrolit. Ketika intake
nutrisi tidak adekuat maka tubuh akan membakar protein dan lemak sehingga
akan serum albumin dan cadangan protein akan menurun padahal keduanya
sangat diperlukan dalam proses keseimbangan cairan sehingga hal ini akan
menyebabkan edema.
e. Kondisi Sakit
Kondisi sakit sangat berpengaruh terhadap kondisi keseimbangan cairan dan
elektrolit tubuh Misalnya :
 Trauma seperti luka bakar akan meningkatkan kehilangan air melalui
IWL.
 Penyakit ginjal dan kardiovaskuler sangat mempengaruhi proses regulator
keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh
 Klien dengan penurunan tingkat kesadaran akan mengalami gangguan
pemenuhan intake cairan karena kehilangan kemampuan untuk memenuhinya
secara mandiri.
Pengatur utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus
dikendalikan berada di otak Sedangakan rangsangan haus berasal dari kondisi
dehidrasi intraseluler, sekresi angiotensin II sebagai respon dari penurunan
tekanan darah, perdarahan yang mengakibatkan penurunan volume darah.
Perasaan kering di mulut biasanya terjadi bersama dengan sensasi haus walupun
kadang terjadi secara sendiri. Sensasi haus akan segera hilang setelah minum
sebelum proses absorbsi oleh tractus gastrointestinal.

10. Jenis-jenis Cairan


a. Cairan hipotonik
Osmolaritasnya lebih rendah dibandingkan serum (konsentrasi ion
Na+ lebih rendah dibandingkan serum), sehingga larut dalam serum,
dan menurunkan osmolaritas serum. Maka cairan “ditarik” dari dalam
pembuluh darah keluar ke jaringan sekitarnya (prinsip cairan berpindah
dari osmolaritas rendah ke osmolaritas tinggi), sampai akhirnya
mengisi sel-sel yang dituju. Digunakan pada keadaan sel “mengalami”
dehidrasi, misalnya pada klien cuci darah (dialisis) dalam terapi
diuretik, juga pada klien hiperglikemia (kadar gula darah tinggi)
dengan ketoasidosis diabetik. Komplikasi yang membahayakan adalah
perpindahan tiba-tiba cairan dari dalam pembuluh darah ke sel,
menyebabkan kolaps kardiovaskular dan peningkatan tekanan
intrakranial (dalam otak) pada beberapa orang. Contohnya adalah NaCl
45% dan Dekstrosa 2,5%.

b. Cairan Isotonik
Osmolaritas (tingkat kepekatan) cairannya mendekati serum (bagian cair dari
komponen darah), sehingga terus berada di dalam pembuluh darah. Bermanfaat
pada klien yang mengalami hipovolemi (kekurangan cairan tubuh, sehingga
tekanan darah terus menurun). Memiliki risiko terjadinya overload (kelebihan
cairan), khususnya pada penyakit gagal jantung kongestif dan hipertensi.
Contohnya adalah cairan Ringer-Laktat (RL), dan normal saline/larutan garam
fisiologis (NaCl 0,9%).

c. Cairan hipertonik:
osmolaritasnya lebih tinggi dibandingkan serum, sehingga “menarik” cairan
dan elektrolit dari jaringan dan sel ke dalam pembuluh darah. Mampu
menstabilkan tekanan darah, meningkatkan produksi urin, dan mengurangi edema
(bengkak). Penggunaannya kontradiktif dengan cairan hipotonik. Misalnya
Dextrose 5%, NaCl 45% hipertonik, Dextrose 5%+Ringer-Lactate, Dextrose 5%
+NaCl 0,9%, produk darah (darah), dan albumin.

11. Hal yang perlu diperhatikan


1. Rata-rata cairan per hari
a. Air minum : 1500-2500 ml
b. Air dari makanan : 750 ml
c. Air hasil oksidasi (metabolisme) : 200 ml
2. Rata-rata haluaran cairan per hari
a. Urine : 1400-1500 ml
b. IWL paru-paru : 350-400 ml
c. IWL kulit : 350-400 ml
d. Keringat : 100 ml
e. Feses : 100-200 ml
3. IWL
a. Dewasa : 15 cc/kg BB/hari
b. Anak : 30 cc/kg BB/hari
c. Jika ada kenaikan suhu : IWL = 200 (suhu badan sekarang-
36,80 C)

4. Tabel derajat dehidrasi berdasarkan kehilangan berat badan

12. Teknik Menghitung Balance Cairan


a. Tehnik menghitung Balance Cairan (Dewasa)
Menghitung balance cairan seseorang harus diperhatikan berbagai
faktor, diantaranya Berat Badan dan Umur, karena penghitungannya antara
usia anak dengan dewasa berbeda.

Menghitung balance cairanpun harus diperhatikan mana yang termasuk kelompok


Intake cairan dan mana yang output cairan. Berdasarkan kutipan dari Iwasa M.
Kogoshi S (1995) Fluid Therapy do  (PT. Otsuka Indonesia) penghitungan wajib
per 24 jam bukan pershift.
Input cairan : Air (makan+Minum)  = ......cc
Cairan Infus               = ......cc
Therapi injeksi           = ......cc
Air Metabolisme        = ......cc (Hitung AM = 5
cc/kgBB/hari)
Output cairan : Urine                          = ......cc
Feses                          = .....cc (kondisi normal 1 BAB
feses = 100 cc)
Muntah/perdarahan
cairan drainage luka/
cairan NGT terbuka   = .....cc
IWL = .....cc (hitung IWL= 15
cc/kgBB/hari)
BALANCE CAIRAN
INPUT – OUTPUT = 0
B. KONSEP DIARE
1. Definisi
Diare adalah buang air besar (defekasi) dengan jumlah tinja yang lebih
banyakdari biasanya (normal 100 – 200 ml per jam tinja), dengantinja
berbentuk cairan atau setengah cair (setengah padat), dapat pula disertaifrekuensi
defekasi yang meningkat (Mansjoer, Arif., et all. 1999).
Diare adalah buang air besar encer atau cair lebih dari tiga kali sehari
(WHO,1980). Gastroentritis ( GE ) adalah peradangan yang terjadi pada lambung
dan usus yangmemberikan gejala diare dengan atau tanpa disertai muntah
(Sowden,et all.1996).Gastroenteritis diartikan sebagai buang air besar yang tidak
normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi yang lebih banyak dari
biasanya (FKUI,1965).inflamasi pada daerah lambung dan intestinal
yangdisebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam,virus dan parasit yang
pathogen (Whaley & Wong’s,1995).karakteristik adanya muntah dan diare
yangdisebabkan oleh infeksi,alergi atau keracunan zat makanan
(MarlenanMayers,1995 ).
gastroenteritis atau penyakit diare adalah peradangan yang terjadi pada
lambung dan usus yang memberikan gejala BAB dengan frekuensi lebih banyak
dari biasanya yang disebabkan oleh bakteri,virus dan parasit yang pathogen.

2. Klasifikasi Diare
Diare terbagi 2 berdasarkan mula dan lamanya , yaitu diare akut dan kronis
(Mansjoer,A.1999,501). Diare akut adalah diare awalnya mendadak dan
berlangsung singkat,dalam beberapa jam sampai 7 atau 14 hari. Diare kronis
adalah diare yang berlangsung lebih dari tiga minggu pada orang dewasa dan dua
minggu pada bayi anak-anak (Kapita selekta kedokteran, FKUI 2001).

3. Perbedaan Diare Akut dan Diare Kronis :


a. Diare Akut:
 Terjadi 72 jam setelah agen diare masuk ke dalam tubuh
 Keluhan yang dialami penderita adalah: feses berair, lemah, perut sakit,
seperti kembung, perut bagian bawah tiba-tiba kejang dan berbunyi
sebagai tanda adanya gangguan pencernaan
2. Diare kronis:

 Terjadi setelah 2-3 kali agen diare menyerang, biasanya terjadi lebih
dari 14 hari
 Menyebabkan turunnya berat badan, selalu lesu dan anoreksia (selera
makan menurun)
 Demam, yang mengindikasikan bahwa diare disebabkan oleh adanya
infeksi
4. Etiologi
Penyebab diare dapat dibagi dalam beberapa faktor :
a. Faktor Infeksi
 Infeksi enteral; infeksi saluran pencernaan makanan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak. Meliputi infeksi enteral sebagai
berikut:
 Infeksi bakteri; Vibrio, E. coli, Salmonella, Shigella, Campylobakter,
Yersinia, Aeromonasdan sebagainya.
 Infeksi virus; Enterovirus (Virus ECHO, Coxsackie,
Poliomyelitis), Adenovirus, Rotavirus, Antrovirus dan lain-lain.
 Infeksi parasit; Cacing (Ascaris, Trichuris, Oxyuris, Strongyloides),
Protozoa (Entamoeba histolitika, Giardia lambia, Trichomonas
hominis), Jamur (Candida albicans).
 Infeksi Parenteral ialah infeksi diluar alat pencernaan makanan seperti;
otitis media akut (OMA), tonsilitis/tonsilofaringitis,
bronchopneumonia, enchefalitis dan sebagainya. Keadaan ini terutama
terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun.
b. Faktor Malabsorpsi
 Malabsorpsi karbohidrat:
 Malabsorpsi lemak
 Malabsorpsi protein
 Faktor Makanan
 Makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan.
 Faktor Psikologis 
5. Patofisiologi
Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare ialah:
a. Gangguan osmotic
Adanya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan
tekanan osmotik dalam lumen usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air
dan elektroloit ke dalam lumen usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan
merangsang usus untuk mengeluarkannya sehingga timbul diare.
b. Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding usus akan
terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam lumen usus dan
selanjutnya timbul diare kerena peningkatan isi lumen usus.
c. Gangguan motilitas usus.
Hiperperistaltik akan menyebabkan berkurangnya kesempatan usus untuk
menyerap makanan sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltik usus
menurun akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya dapat
timbul diare pula.
6. Manifestasi Klinik
Sebagai manifestasi klinis dari diare (Hassan dan Alatas, 1998) adalah
sebagai berikut:
a. Mula-mula bayi cengeng, rewel, gelisah
b. Suhu tubuh biasanya meningkat
c. Nafsu makan berkurang atau tidak ada.
d. Feses cair biasa disertai lendir atau darah, warna tinja mungkin berubah
hijau karena bercampur dengan empedu.
e. Anus mungkin lecet karena tinja makin asam akibat asam laktat dari
laktosa yang tidak diabsorbsi usus dan sering defikasi.
f. Muntah disebabkan lambung yang turut meradang atau gangguan
keseimbangan asam basa dan elektrolit.
g. Bila kehilangan banyak cairan muncul dehidrasi (berat badan turun, turgor
kulit kurang, mata dan ubun-ubun besar cekung, selaput lendir bibir dan
mulut kering)
Tabel 1.1  Penilaian Derajat Dehidrasi (Mansjoer, 2000).
Penilaian Ringan Sedang Berat

lesu, lunglai atau tidak


Keadaan umum baik, sadar gelisah, rewel
sadar

Mata Normal Cekung sangat cekung

Air mata ada tidak ada Kering

Mulut dan lidah Basah Kering tidak ada, sangat kering

haus, ingin minum


Rasa haus minum biasa, tidak haus malas/tidak bisa minum
banyak

Turgor kulit Kembali kembali lambat kembali sangat lambat

Dehidrasi ringan,
Bila ada satu tanda
sedang, bila ada tanda
Hasil pemeriksaan tanpa dehidrasi ditambah satu atau lebih
ditambah satu atau lebih
tanda lain.
tanda lain.
BAB III
PEMBAHASAN
ASUHAN KEPERAWATAN KEBUTUHAN CAIRAN
A. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
A. Identitas
1. Klien
- Nama : Tn. S
- Umur : 48 tahun
- Jenis Kelamin : Laki-Laki
- Status Perkawinan : Sudah menikah
- Pendidikan : SMA
- Agama : Islam
- Pekerjaan : Karyawan Swasta
- Alamat : Kp. Bojong RT 02/ RW 04, Pamoyanan,
Bogor Selatan
- Nomor RM : 394762
- Tanggal Masuk : 18 Juni 2012
- Tanggal Pengkajian : 19 Juni 2012
- Diagnosa Medis : Diare Akut
2. Penanggung Jawab
- Nama : Ny. D
- Umur : 41 Tahun
- Jenis Kelamin : Perempuan
- Pendidikan : SMA
- Agama : Islam
- Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
- Alamat : Kp. Bojong RT 02/ RW 04, Pamoyanan,
Bogor Selatan

17
- Hubungan Keluarga : Istri klien

18
19

B. Keluhan Utama
Klien mengeluh BAB cair lebih dari 10 kali per hari sejak 1 hari yang lalu.
C. Keluhan tambahan
Mual, muntah, dan kram pada kaki
D. Riwayat Kesehatan Sekarang
Klien mengatakan pada tanggal 17 Juni 2012, pada sore hari klien
makan mie ayam pedas kemudian minum secangkir kopi, sebelumnya
klien belum makan apapun.
Saat pulang ke rumah, klien langsung buang air besar terus
menerus hingga lebih dari 10 kali, klien merasa lemas dan klien pingsan,
serta kram pada kakinya. Malam harinya pukul 00.20 WIB klien tiba di
UGD dan klien dirawat inap di ruang teratai C RSUD. Ciawi. Pada saat
dikaji, tanggal 19 Juni 2012 klien mengeluh BAB masih cair dan sering,
nyeri pada abdomennya, mual, lemas, dan kram pada kaki.
E. Riwayat Kesehatan yang Lalu
Klien mengatakan belum pernah dirawat di rumah sakit dan tidak
memiliki riwayat penyakit yang sama sebelumnya.
F. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan bahwa klien anak ketiga dari 5 bersaudara.
Tetapi orang tuanya sudah meninggal. Klien mengatakan di dalam
keluarganya tidak ada yang menderita penyakit yang sama dengan klien.
20

GENOGRAM

Keterangan:

: Laki-laki

: Perempuan

: Laki-laki yang sudah meninggal

: Perempuan yang sudah meninggal

: Klien

: Tinggal satu rumah


21

G. Pemeriksaan Fisik
1. Tingkat Kesadaran
a. Kualitas : Composmentis
b. Kuantitas:
- Respon Motorik :6
- Respon Verbal :5
- Respon membuka mata :4
Jumlah : 15
2. Tanda-tanda Vital
- Suhu : 37oC (Normal : 36,5 oC, aksila)
- Nadi : 82 kali/ menit (Normal : 80-100 kali/menit)
- Respirasi : 20 kali/ menit (Normal : 16-24 kali/ menit)
- Tekanan Darah : 110/80 mmHg (Normal : 120-90 mmHg)
3. Berat badan / tinggi badan
- BB sebelum sakit                   : 55 Kg
- BB selama sakit                     : 53 Kg
- Tinggi badan sebelum sakit   : 155 Cm
- Tinggi badan selam sakit       : 155 Cm

H. Pemeriksaan Fisik
1. Kepala
a. Rambut
Inspeksi :
- Penyebaran rambut merata
- Tidak adanya ketombe dan kutu
- Tidak terdapat luka pada kulit kepala dan wajah
Palpasi :
- Tekstur rambut kasar
- Tidak ada lesi
- Tidak ada edema
22

- Tidak ada nyeri tekan


b. Mata
Inspeksi :
- Bentuk mata simetris
- Alis mata simetris
- Sklera tidak ikterik
- Pupil Isokor (mengecil)
- Konjungtiva tidak anemis
- Tidak ada lesi di sekitar mata
c. Hidung
Inspeksi :
- Tidak ada sekret
- Tidak ada masa
- Tidak ada mukosa
- Bentuk hidung simetris
Palpasi :
- Tidak ada sinus
d. Telinga
Inspeksi :
- Kedua daun telinga simetris
- Tidak ada bengkak
- Ada sedikit serumen
- Pendengaran baik
Palpasi :
- Tidak ada edema di daun telinga
- Tidak ada lesi
e. Mulut
Inspeksi :
- Mukosa bibir kering
- Warna bibir cyanosis
23

- Lidah kotor
- Tidak ada peradangan tonsil
- Tidak ada masa di lidah
f. Leher
Inspeksi :
- Bentuk leher simetris
- Tidak ada pembesaran tiroid
Palpasi :
- Tidak ada pembesaran getah bening
2. Torax
Inspeksi :
- Bentuk dada simetris dan datar
- Tidak ada benjolan
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Terdengar bunyi resonan
Auskultasi : Bunyi nafas vaskuler
3. Jantung
Inspeksi : Tidak tampak ictus cordis
Palpasi : Kecepatan nadi normal 82 kali/menit (normal 80-100
kali/ menit)
Perkusi :-
Auskultasi : Bunyi jantung reguler dan bunyi teratur
4. Abdomen
Inspeksi : Bentuk datar dan lembut
Palpasi : Terdapat nyeri tekan pada abdomen
Perkusi : Terdengar bunyi timpani
Auskultasi : - Terdengar gerakan peristaltik ±37 kali/menit.
( Normal : 5-15 Kali/menit)
- Terdengar suara pekak
5. Kulit dan Ekstremitas
a. Kulit
24

Inspeksi : Warna kulit sawo matang, turgor kulit tidak elastis.


Palpasi : Turgor kulit kering
b. Ektremitas atas
Inspeksi : Terpasang infus RL 20 tetes/menit
Palpasi : Tidak ada edema
c. Ektremitas bawah
Inspeksi : Tidak ada lesi
Palpasi : Tidak ada edema

I. Kebiasaan sehari-hari
1. Pola makan
Dirumah : Frekuensi makan 3x sehari, tetapi pada saat
keluhannya datang baru makan 1 kali dalam
sehari
Dirumah sakit : Frekuensi makan 3x sehari, makan setengah
habis
2. Pola istirahat dan tidur
Dirumah : tidur 6 jam
Dirumah sakit : tidur cukup tetapi jika terasa ingin BAB dan
nyeri abdomen, klien terbangun
3. Pola BAB dan BAK
Dirumah : BAB 1x / hari lembek, BAK 2-5x sehari
Dirumah sakit : BAB 6-10x / hari cair, BAK 2-5x sehari
4. Personal Hygine
Dirumah : klien mandi 2X sehari
Dirumah sakit : klien belum pernah mandi
5. Pola aktivitas
Dirumah : klien memerlukan bantuan
Dirumah sakit : klien memerlukan bantuan
J. Data Psikologis
Emosi klien stabil, berbicara jelas, dan klien tampak lemas karena
abdomennya nyeri. Klien menerima penyakit yang dideritanya.
25

K. Data sosial
Sosialisasi klien dirumah sakit baik, terlihat dari klien cepat akrab
dengan klien lain dan senang bercanda, humoris, dan tampak akrab dengan
perawat.
L. Data Spiritual
Klien beragama Islam . Selama klien dirawat dirumah sakit , klien
belum bisa melakukan ibadah.
M. Data Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium

JUMLAH SEL H SAT NILAI


DARAH A UAN RUJUKAN
S
I
L
Hemoglobin - g/dl 13,0-18,0
(HGB) 1
0
,
5
Hematokrit (HTC) - % 40-52
3
1
,
8
Lekosit (WBC) 7 10^3/ 3,8-10,6
, UL
8
0
Trombosit (PLT) 3 10^3/ 150-440
4 UL
6
Eritrosit (RBC) - 10^3/ 4,5-6,5
3 UL
26

,
6
4
RDW 1 % 10-16
2
,
9
MPV - fL 7,2-11,1
7
,
1
PCT 0 % 0,2-0,5
,
2
MCV 8 fL 80-100
7
,
4
MCH 2 Pg 26-34
8
,
8
MCHC 3 Pg 32-36
3
,
0
Limfosit % 1 % 20-35
0
,
7
Monosit % 3 % 2-8
,
3
Gran % 8 % 50-80
6
,
27

0
Lymp # 0 10^3/ 1-5
, UL
8
0
Monosit # 0 10^3/ 0,1-1
, UL
3
0
Gran # 6 10^3/ 2-8
, UL
5
0

N. Pemeriksaan Laboratorium
Jenis Pemeriksaan Hasil Nilai Rujukan
TINJA
Feses Lengkap
Konsentrasi Lunak Lunak
Warna Hijau
Darah (-) negatif (-) negatif
Lendir (-) negatif (-) negatif
Eritrosit 0 0-1 / LPB
Leukosit 3-6 0-3 / LPB
Amoeba (-) negatif (-) negatif
Telur cacing (-) negatif (-) negatif
Serabut otot (-) negatif (-) negatif
Serabut tumbuhan (+) positif (-) negatif
Amylum (-) negatif (-) negatif
Lemak (+) positif (-) negatif
Jamur (-) negatif (-) negatif
Darah samar (-) negatif (-) negatif

O. Program Teraphy
1. Obat Oral
28

- New diatab 3x2


- Trypanzym 3x1
- Asam Folat 3x1
- Calos 3x1
- Bicnat 3x1
2. Obat Parental
- Ranitidin 2x1
- Ondanseton 3x1
- Ketrolac
- Ceftrixone 1x2 gr
- Metrodinazole 3x50 gr
- IUFD RL/ 6 jam = 500 ml/3 jam

II. ANALISA DATA


M
N Kemungkinan
Data Senjang asa
No. Penyebab
lah
1 DS: Makan yang D
. - Klien mengatakan lemas terkontaminasi efi
DO: sit

- Kulit klien terlihat kering Bakteri E. Coli vol

dan turgor kulit tidak elastis um


Diare e
- Mukosa bibir kering
cai
- BAB 6-10x / hari cair
Kehilangan cairan ran
- Klien muntah
- Berat badan sebelum sakit = Defisit volume
55 kg cairan
Berat badan setelah sakit =
53 kg
- Kehilangan berat badan 3,6
29

% (Derajat dehidrasi
ringan)
- bising usus ± 37 kali/menit
DS: Etiologi N
- Klien mengatakan nyeri yer
pada abdomennya. Hiperperistaltik i

- Klien mengatakan lemas


2 Nyeri
DO:
.
- Klien terlihat kesakitan
Meringis
- Bising usus ada dan tidak
normal ± 37 kali/menit
( Normal : 5-12 kali/menit)
DS: Nyeri Abdomen Int
- Klien mengatakan tidak ole
Kemampuan kerja
bisa melakukan aktivitas otot jantung ran
meningkat
3 sendiri akt
. DO: ivi
Kelemahan fisik
- Klien terlihat melakukan tas

aktivitas dibantu oleh


Intoleran aktivitas
keluarganya
III. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Defisit volume cairan berhubungan dengan pengeluaran cairan yang
berlebih (Diare)
2. Nyeri berhubungan dengan hiperperistaltik
3. Intoleran aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik
IV. RENCANA KEPERAWATAN
Tind
Diagno
T akan
No sa Tujua Kriteria
g (Inte Rasional
DX Kepera n Hasil
l rven
watan
si)
1 1. Defisit Tupan Setelah - Monitor - Untuk
9 volume : dilakuk TTV ( suhu, mengetahui
30

/ cairan Asupa an nadi, keadaan umum


6 berhub n interve respirasi, klien
/ ungan cairan nsi, tekanan
1 dengan dan klien darah ) dan
2 pengel penge diharap Keadaan
uaran luaran kan : Umum
cairan cairan 1. Tanda-tanda Klien
yang seimb vital stabil - Untuk
berlebi ang 2. Klien - hitung memberikan
h tenang balance informasi
(Diare) Tupen 3. Kebutuhan cairan, tentang
Ditand : cairan awasi keseimbangan
ai - mukosa seimbang Karakter cairan, juga
dengan bibir tidak antara dan volume sebagai
kering masukan feses pedoman untuk
DS: - turgor kulit dan penggantian
Klien elastis pengeluaran cairan.
mengat - klien tidak 4. Tidak
akan dehidrasi Cyanosis - Untuk
lemas (tidak menunjukkan
DO: pucat) - Observasi tingkat
- Kulit klien kekeringan kehilangan
terlihat kulit dan cairan
kering dan membran
turgor kulit mukosa
tidak elastis - Untuk
- Mukosa - Timbang menentukan
bibir kering berat badan derajat
- BAB 6- klien dehidrasi
10x / hari
cair - Anjurkan - Untuk
- Klien banyak mengganti
31

muntah minum air cairan yang


- Berat badan putih (1500 hilang
sebelum ml - 2000
sakit = 55 ml)
kg
- Hitung Air
Berat badan
- Untuk
Metabolism
setelah sakit
mengetahui
e dan
= 53 kg
balance cairan
Insesible
- Kehilangan
Water Loss
berat badan
3,6 %
(Derajat
- Kolaborasi - Untuk
dehidrasi
dalam mempercepat
ringan)
pemberian penggantian
- bising usus cairan infus cairan yang
± 37 hilang
kali/menit
1 2. Nyeri Tupan Setelah - Memonitor - Untuk
9 bagian : dilakuk TTV (suhu, mengetahui
/ abdom - Bising usus an Nadi, keadaan umum
6 en normal interve klien
Respirasi,
/ berhub nsi, Tekanan
Tupen
1 ungan diharap Darah ) dan
:
2 dengan kan Keadaan
- Klien tidak
Hiperp klien : Umum
mengeluh
eristalti 1. Tanda-tanda Klien
nyeri
k Vital Stabil - Untuk membuat
DS: 2. Bising usus - Atur posisi klien nyaman
- Klien normal klien, posisi dan
mengatakan tidak fleksi menurunkan
nyeri pada hiperperistal tegangan
abdomen tik abdomen
32

- Klien 3. Klien rileks - Anjurkan


mengatakan 4. Klien dapat klien makan - Agar tidak
lemas istirahat dan makan membuat usus
DO: tidur dengan lunak berat dalam
- Klien terlihat nyaman mencerna
kesakitan makanan
- Klien terlihat sehingga
lemas dan menurunkan
meringis hiperperistaltik
- bising usus ±
37 kali/menit - Berikan - Untuk
pijatan menurunkan
punggung stres dan
membuat klien
- Ciptakan rileks
suasana - Untuk
lingkungan meningkatkan
yang tenang istirahat dan
tidur klien
- Kolaborasi
dalam - Untuk
pemberian meminimalkan
teraphy nyeri dan
mempercepat
proses
penyembuhan
3. Intoler Tupan Setelah - Monitor - Untuk
an : dilakuk TTV (suhu, mengetahui
aktivita Klien an Nadi, keadaan umum
s dapat interve Respirasi, klien
berhub berakt nsi, dan
ungan ivitas diharap Tekanan
33

dengan sepert kan Darah ) dan


kelema i biasa klien : Keadaan
han 1. Tanda- Umum
fisik Tupen tanda Vital klien - Untuk
DS : : Stabil menetapkan
Klien Kele 2. Peningkata - Evaluasi kemampuan
mengat maha n toleransi respon dan kebutuhan
akan n fisik terhadap terhadap klien
tidak terata aktivitas aktivitas
bisa si 3. Tidak - Untuk
melaku adanya - Bantu meminimalkan
kan kelemahan aktivitas kelemahan yang
aktivita yang perawatan berlebihan
s berlebihan diri yang
sendiri diperlukan
DO : - Untuk
Klien - Memotivasi menghilangkan
tampak
klien untuk kelemahan yang
dibantu
beraktivitas berlebihan.
dalam
sendiri
melaku
kan
aktivita
snya

V. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
T J N Implementasi Evaluasi T
g a o. T
l m D D
P
1 1 1.- Mengukur TTV ( TD, nadi, S : Klien mengatakan
9 5 Suhu, Respirasi) dan KU klien masih lemas dan
/ . - Menimbang berat badan mual
34

6 0 - Palpasi dan Inspeksi Kulit dan O : Klien muntah


/ 0 mukosa bibir, aukultasi Klien terlihat lemas
1 abdomen TD : 120/80 mmHg
2 - Memberikan minum air putih S : 37oC
1500 ml/hari R : 24x/ menit
- Mengukur volume masukan N : 80x/ menit
dan keluaran cairan BB : 53,7 Kg
- Menghitung balance cairan bising usus ± 30
(termasuk AM dan IWL) kali/menit
- Memberikan teraphy dan cairan - Turgor kulit
infus belum elastis
- Feses masih encer
- Mengamati karakter feses - BAB 6-10x/hari
- Terpasang cairan
infus RL 166
ml/jam
- IWL = 795 ml
- AM = 265 ml
A : masalah belum
teratasi
P : lanjutan intervensi
2 2 - Mengkaji TTV dan KU klien S : klien mengatakan
0 - Mengkaji nyeri abdomen klien masih sakit pada
. - Mengatur posisi kaki klien, abdomen nya
3 posisi fleksi O:
0 - Menciptakan suasana TD : 120/90 mmHg
lingkungan yang kondusif S : 35,0 oC
R : 26x/ menit
N : 72x/ menit
A : masalah belum
teratasi
P : lanjutkan intervensi
- Monitor TTV (suhu,
nadi, respirasi,
tekanan darah)
35

- Atur posisi kaki


klien, Posisi fleksi
2 3 S : klien mengatakan
1 - Menganjurkan klien untuk masih lemas
. bergerak sedikit-sedikit O : klien terlihat lemas
0 - Mendekatkan barang-barang A: masalah belum
0 yang dibutuhkan klien teratasi
- Mengevaluasi respon klien P : lanjutkan intervensi
terhadap aktivitas Bantu klien untuk
mobilisasi aktif
2 1 1.- Mengukur TTV ( TD, nadi, S :
0 5 Suhu, Respirasi) dan KU klien - klien mengatakan
/ . - Menimbang berat badan lemasnya berkurang
6 0 - Palpasi dan Inspeksi Kulit dan dan mualnya hilang
/ 0 mukosa bibir, aukultasi - Klien mengatakan
1 abdomen lidahnya pahit
2 - Memberikan minum air putih O : Klien tidak muntah
1500 ml/hari TD : 120/70 mmHg
- Mengukur volume masukan S : 37oC
dan keluaran cairan R : 26x/ menit
- Menghitung balance cairan N : 70x/ menit
(termasuk AM dan IWL) BB : 54 Kg
- Memberikan teraphy dan cairan bising usus ± 20
infus kali/menit
- Mengamati karakter feses - Turgor kulit
elastis
- Feses tidak encer
- Mukosa bibir
lembab
- BAB 6-10x/hari
- Terpasang cairan
infus RL 166
ml/jam
- IWL = 810 ml
- AM = 270 ml
36

A : masalah teratasi
sebagian
P : lanjutan intervensi
- Monitor TTV (suhu,
nadi, respirasi, dan
tekanan darah) dan
KU klien
- Kolaborasi dalam
pemberian teraphy
dan cairan infus
- Menimbang berat
badan
- Mengukur volume
masukan dan
keluaran cairan
- Menghitung balance
cairan (termasuk
AM dan IWL)
- Mengamati karakter
feses

2 2.- Mengkaji TTV (Suhu, Nadi, S : klien mengatakan


0 Respirasi, dan Tekanan Darah ) sakit pada
. dan KU klien abdomennya
2 - Mengatur posisi kaki klien berkurang
5 posisi fleksi O:
- Memberikan pijatan punggung TD : 120/80 mmHg
- Menciptakan suasana yang S : 36,0 oC
kondusif R : 25x/ menit
- Kolaborasi dalam pemberian N : 74x/ menit
teraphy A : masalah teratasi
sebagian
P : lanjutan intervensi
37

- Monitor TTV dan


KU klien
- mengatur posisi kaki
klien, Posisi fleksi
- Kolaborasi dalam
pemberian teraphy
obat
2 3.- Mengkaji hal hal yang mampu S : klien mengatakan
0 dan tidak mampu dikerjakan sudah bisa sedikit
. klien melakukan
5 - Bekerja sama dengan keluarga aktivitasnya sendiri
0 klien dalam memenuhi O : sebagian aktifitas
kebutuhannya masih dibantu oleh
keluarga
A:Masalah teratasi
sebagian
P : Lanjutkan intervensi
- Menjelaskan
pentingnya aktifitas
terhadap klien
- Motivasi klien agar
dapat beraktifitas
sendiri
2 0 1. - Monitor TTV (suhu, nadi, S : klien mengatakan
1 9 respirasi, dan tekanan darah) sudah tidak lemas lagi
/ : dan KU klien O : Klien tidak muntah
6 0 - Kolaborasi dalam pemberian TD : 120/80 mmHg
/ 0 teraphy dan cairan infus S : 36°C
1 - Menimbang berat badan R : 24 kali / menit
2 - Mengukur volume masukan N : 80 kali / menit

dan keluaran cairan - Klien nampak


senang karena
- Menghitung balance cairan tidak lemas lagi
38

(termasuk AM dan IWL) - Turgor elastis


- Mengamati karakter feses - Feses normal
- BAB 1x/hari
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi

1 2. - Mengkaji TTV ( suhu, nadi, S : Klien mengatakan


0 respirasi, dan tekanan darah ) sudah tidak sakit lagi
: dan KV klien abdomennya
0 - Mengatur posisi kaki klien, O:
0 posisi fleksi TD : 120/80 mmHg

- Kolaborasi dalam pemberian S : 36°C


R : 24 kali / menit
teraphy
N : 80 kali / menit
- klien terlihat sudah
tidak kesakitan
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
1 3. - Menjelaskan pentingnya S : Klien mengatakan
2 aktifitas terhadap klien dan badannya sudah tidak
: keluarganya lemas dan sudah bisa
0 - Motivasi klien agar dapat melakukan aktifitas
0 beraktifitas sendiri sendiri
O : Klien tampak
melakukan
aktifitasnya sendiri
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
39

FORMAT PERHITUNGAN BALANCE CAIRAN


Nama Klien : Tn. S No. Register :
Umur : 48 tahun Ruang / Kelas : 394762
Pemasukan Pengeluaran

Oral I A M U F I
J
nf M u r e W
a
us nt i s L
m
a n e
h s
0 1 2 - 2 5 7
7 Makan 66 6 5 0 9
. + ml 5 0 0 5
0 minum
0 500 ml m m m m
l l l l
0 Obat + 1 - - - - -
66
8 minum
ml
. 50 ml
0
0
0 - 1 - - 1 - -
66
9 0
ml
. 0
0
0 m
l
1 - 1 - 2 - 5 -
66
0 5 0
ml
. 0 0
0 m
0 l m
l
1 - 1 - - - - -
66
40

1 ml
.
0
0
1 1 - 5 - - -
Makan 66
2 0
+ ml
. 0
Minum
0 m
550 ml
0 l
1 Obat + 1 - 1 5 -
66
3 minum 0 0
ml
. 50 ml 0 0
0
0 m m
l l
1 Minum 1 - - - - -
66
4 100 ml
ml
.
0
0
1 - 1 - 1 1 5 -
66
5 0 0 0
ml
. 0 0 0
0 m
0 l m m
l l
1 - 1 - - - - -
66
6
ml
.
0
0
1 - 1 - - - - -
66
7
ml
.
41

0
0
1 Minum 1 - 5 5 3 -
66
8 200 ml 4 0 0
ml
. m 0
0 l m
0 l m
l
1 - 1 - - - - -
66
9
ml
.
0
0
2 Makan 1 - - - - -
66
0 +
ml
. minum
0 500 ml
0
2 Obat + 1 - - - - -
66
1 minum
ml
. 100 ml
0
0
2 - 1 - - 1 - -
66
2 0
ml
. 0
0
0 m
l
2 - 1 - 2 - 3 -
66
3 0 0
ml
. 0 0
0 m
0 l m
42

l
2 - 1 - - - -
66
4
ml
.
0
0
0 - 1 - - - 2 -
66
1 0
ml
. 0
0
0 m
l
0 - 1 - 1 1 -
66
2 0 0
ml
. 0 0
0 m
0 l m
l
0 - 1 - - -
66
3
ml
.
0
0
0 - 1 - - - 2 -
66
4 0
ml
. 0
0
0 m
l
0 - 1 - 2 1 2 -
66
5 0 0 0
ml
. 0 0 0
0 m
0 l m m
43

l l
0 - 1 - - - - -
66
6
ml
.
0
0
J 2050 3 2 1 9 3 7
u ml 98 6 4 0 0 9
m 4 5 0 0 0 5
l ml 0 0
a m m
h l l

Balance Cairan :
Input – output = 6299 ml – 6299 = 0
44

VI. EVALUASI KEPERAWATAN


N
T o T
g . Perkembangan T
l D D
p
1 S : Klien mengatakan masih mual
. O : Klien tampak lemas
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
I: - Monitor TTV (TD, nadi, respirasi, suhu) dan
KU Klien
- Mengkaji masukan dan pengeluaran cairan
- Kolaborasi dalam pemberian Teraphy
- Menimbang berat badan
- Palpasi dan Inspeksi Kulit dan mukosa bibir,
aukultasi abdomen
- Memberikan minum air putih 1500 ml/hari
- Mengukur volume masukan dan keluaran
cairan
- Menghitung balance cairan (termasuk AM
dan IWL)
E : Klien masih mual dan lemas serta belum
membaik
2 S : Klien mengatakan masih sakit pada
. abdomennya
O : - Klien terlihat kesakitan
- Klien terlihat lemas
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan Intervensi
45

I : - Mengakaji TTV dan Ku Klien


- Mengkaji nyeri abdomen klien
- Mengatur posisi kaki klien, posisi fleksi
- Menciptakan suasana lingkungan yang
kondusif
E : Klien masih mengeluh sakit pada abdomennya
dan lemas
3 S : klien mengatakan masih lemas
. O : Klien terlihat lemas
A : Masalah belum teratasi
P : Lanjutkan intervensi
I : - menganjurkan klien untuk bergerak sedikit-
sedikit mendekatkan barang-barang yang
dibutuhkan klien
- Mengevaluasi respon klien terhadap aktifitas
E : klien masih lemas dan belum bisa beraktifitas
sendiri
2 1 S : klien mengatakan lemasnya berkurang dan
0 . mualnya hilang klien mengatakan lidahnya pahit
/ O : klien masih sedikit terlihat lemas
6 A : Masalah teratasi sebagian
/ P : Lanjutkan intervensi
1 I : - Mengukur TTV ( TD, nadi, Suhu, Respirasi)
2 dan KU klien
- Menimbang berat badan
- Mengukur volume masukan dan keluaran
cairan
- Menghitung balance cairan (termasuk AM
dan IWL)
- Memberikan teraphy dan cairan infus
E : klien sedikit tidak lemas dan lebih baik dari pada
sebelumnya
2 S : Klien mengatakan sakit pada abdomen
46

. berkurang
O : Klien terlihat sudah tidak kesakitan
A :Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
I : - Mengkaji TTV dan KU Klien
- Mengatur posisi kaki klien, posisi fleksi
- Memberikan pijatan punggung
- Menciptakan suasana yang kondusif
- Kolaborasi dalam pemberian teraphy
3 S : Klien mengatakan sudah bisa sedikit melakukan
. aktifitasnya sendiri.
O : Sebagian aktifitas masih dibantu oleh
keluarganya
A :Masalah teratasi sebagian
P : Lanjutkan intervensi
I : - Mengkaji hal-hal yang mampu dan tidak
mampu dikerjakan klien
- Bekerja sama dengan keluarga klien dalam
memenuhi kebutuhannya
- Menjelaskan pentingnya aktifitas terhadap klien
dan keluarganya
E : Sebagian aktifitas klien sudah bisa dikerjakan
sendiri dan klien sudah tidak terlalu lemas
2 1 S : Klien mengatakan sudah tidak lemas lagi
1 . O : klien tampak senang karena tidak lemas
/ lagi
6 A : Masalah teratasi
/ P : Hentikan intervensi
1 I:-
2 E : Klien sudah tidak lemas dan cairan terpenuhi
2 S : Klien mengatakan sudah tidak sakit lagi
. abdomennya
O : Klien terlihat sudah tidak kesakitan
47

A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
I:-
E : Klien sudah tidak nyeri pada abdomennya dan
klien terlihat lebih ceria
3 S : Klien mengatakan badannya sudah tidak lemas
. dan sudah bisa melakukan aktifitasnya sendiri
O : Klien tampak melakukan aktifitasnya
sendiri
A : Masalah teratasi
P : Hentikan intervensi
I:-
E : Klien sudah bisa melakukan aktivitasnya sendiri
tanpa bantuan keluarga. Dan klien mengatakan
senang karena sudah dapat beraktivitas sendiri.
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Dalam Dokumentasi Keperawatan pada Kontrol cairan yang harus
diperhatikan adalah Dokumentasi balance cairan berdasarkan intake dan output
selama 24 jam, faktor-faktor yang mempengaruhi keseimbangan cairan dan
macam-macam proses kehilangan cairan dalam tubuh. Seorang perawat juga harus
memperhatikan keadaan klien pada saat diberikan cairan maupun pada saat klien
sedang mengeluarkan cairan dan segala sesuatu yang berhubungan dengan
tindakan keperawatan harus didokumentasikan agar jika suatu saat terjadi
kesalahan maka perawat memiliki bukti yang akurat tentang tindakan yang
dilakukannya.
DAFTAR PUSTAKA

Alimul Aziz . 2006 . Pengantar Kebutuhan Dasar 2 . Jakarta: Salemba


Medika

Tarwoto dan Wartonah . 2010 . Kebutuhan Dasar dan Proses Keperawatan


. Jakarta: Salemba Medika

Kowalak, dkk . 2011 . Buku Ajar Patofisiologi . Jakarta: EGC

A ini .2010.
( H TTP ://A IN IN U RS ES K ILL.BLO G SP O T.CO M /2010/04/A S UH A N
-K EP ERA WA TA N -CA IRA N -DA N -ELEK TRO LIT ) diakses pada
tanggal 17 April 2014

Anda mungkin juga menyukai