PENGKAJIAN
4
5
Di dalam era pelayanan Rumah Sakit yang penuh persaingan, menuntut setiap rumah
Sakit bisa memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat serta
terjangkau dan profesional sehingga tuntutan masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan dibidang kesehatan dapat terpenuhi.
RSD Banjarbaru sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) kota
Banjarbaru yang melaksanakan tugas pokok memberikan pelayanan kesehatan
secara paripurna dan dengan fungsi penyelenggaraan pelayanan kesehatan
perorangan kepada masyarakat secara profesional dapat terjangkau dan sebaik
mungkin.
Saat ini RSD Banjarbaru dihadapkan kepada tantangan yang berat yaitu usaha
peningkatan mutu, pemenuhan tuntutan masyarakat adanya kompetisi yang semakin
ketat antar Rumah Sakit pemerintah ataupun rumah Sakit swasta melaksanakan
fungsi social serta beban ekonomi masyarakat yang semakin berat karena sekmen
yang dilayani harus sampai kepada masyarakat ekonomi bawah sedangkan sisi lain
dihadapkan pada suatu keadaan keterbatasan terutama birokrasi dalam pengelolaan
keuangan.
Di dalam era pelayanan Rumah Sakit yang penuh persaingan, menuntut setiap rumah
Sakit bisa memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada masyarakat serta
terjangkau dan profesional sehingga tuntutan masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan dibidang kesehatan dapat terpenuhi.
RSD Banjarbaru sebagai salah satu Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) kota
Banjarbaru yang melaksanakan tugas pokok memberikan pelayanan kesehatan
8
3) Letak ruang
Ruang Nuri RSD Idaman Banjarbaru terletak dengan uraian sebagai
berikut:Ruang Nuri adalah ruang perawatan bedah rawat inap pasien yang
terletak dilantai 2 gedung RSD Idaman Banjarbaru yang terdiri dari empat lantai.
4) Kapasitas unit ruang
Berdasarkan hasil pengkajian pada tanggal 10-12 juni 2019 didapatkan gambaran
kapasitas tempat tidur ruang Nuri lantai 2 adalah dengan rincian sebagai berikut :
Ruang Isolasi: 2 tempat tidur
Kelas I : 6 tempat tidur
Kelas II : 3tempat tidur (Laki-laki) dan 3 tempat tidur (perempuan)
Kelas III :5 tempat tidur (Laki-laki) dan 5 tempat tidur (perempuan)
Nekrotik : 5 tempat tidur
Isolasi : 1 tempat tidur
Tetanus : 1 tempat tidur
Total jumlah tempat tidur: 29 tempat tidur.
a. Struktur Organisasi
KEPALA RUANGAN
Muhammad Abrar, S.Kep., Ns
SUPERVISOR
Siti Mariam, S.Kep., Ns
2. Supervisor
i. Nama Jabatan : Supervisor Ruangan Perawatan
ii. Persyaratan Jabatan :
Sarjana keperawatan/Ners dengan pengalaman kerja minimal 1
tahun
D III keperawatan dengna pengalaman kerja minimal 3 tahun
Pegawai Tetap
Sehat, berakhlak baik, dan berdedikasi tinggi
Loyal terhadap RSD IDAMAN kota Banjarbaru
Mempunyai kemampuan memimpin dan keterampilan manajerial
iii. Uraian Tugas :
Mengarahkan dan mengecek kemajuan pekerjaan KATIM / PP /
serta personil pemberi asuhan
Mengikuti timbang terima pasien pada pergantian shift
Berkolaborasi saat visite bersama dokter untuk mengetahui kondisi,
patofisiologi, tindakan medis yang dilakukan, program pengobatan,
dan mendiskusikan dengan dokter tentang tindakan yang akan
dilakukan terhadap pasien kondisi perawatan khusus ;
Mendeteksi dan mencatat problem asuhan keperawatan yang
muncul saat itu serta solusinya
18
3. Perawat Primer
i. Nama Jabatan : Ka.TIM/ PP Ruangan Perawatan
ii. Persyaratan Jabatan :
Sarjana keperawatan/Ners dengan pengalaman kerja minimal 1
tahun
D III keperawatan dengna pengalaman kerja minimal 3 tahun
Pegawai Tetap
Sehat, berakhlak baik, dan berdedikasi tinggi
Loyal terhadap RSD IDAMAN kota Banjarbaru
Mempunyai kemampuan memimpin dan keterampilan manajerial
iii. Uraian Tugas :
Menetapkan perawat pelaksanaan yang bertanggung jwab pada
sekelompok klien berdasarkan metode asuhan
Mengikuti timbang terima pasien saat pergantian shift
Menyiapkan dan menerima pasien baru
19
4. Perawat Assosiate
i. Nama Jabatan : Perawat Assosiate (PA)
ii. Persyaratan Jabatan :
Sarjana keperawatan/Ners dengan pengalaman kerja minimal 1
tahun
D III keperawatan dengna pengalaman kerja minimal 3 tahun
Pegawai Tetap
Sehat, berakhlak baik, dan berdedikasi tinggi
Loyal terhadap RSD Idaman Kota Banjarbaru
Mempunyai kemampuan memimpin dan keterampilan manajerial
iii. Uraian Tugas :
Mengikuti serah terima atau operan jaga
20
Tabel 2.1 Tenaga kerja perawat di Ruang Nuri RSD Idaman Banjarbaru
Masa Kerja
Pendidikan 22
No Nama Usia Status Jabatan di Ruang Pelatihan Jenjang
terakhir
Nuri Karir
1 Muhammad Abrar 43 th IVA Karu Ns 11 tahun BTCLS, Credential PK III
TUGAS
Rincikan dalam prosentase terkait Klasifikasi Pendidikan, Level Jenjang Karir, Lama
kerja, Status kepegawaian, dan Pelatihan yang didapat:
Status
No Nama Pendidikan Masa Kerja Jabatan
Kepegawaian
d. Tenaga Medis
Tabel 2.3 Jumlah Tenaga Medis di Ruang Bedah (Nuri) RSD Idaman Banjarbaru
PN
S/N
No. Nama Dokter ON Keterangan
PN
S
PN
1 dr. Eko Wahyu Pribadi, Sp.B Spesialis Bedah
S
PN Spesialis Bedah
2 dr. Ady Jayansyah, SP.OT
S Ortopedi
PN
3 drg. Mario Agung Asmara, Sp.BMM Spesialis Bedah Mulut
S
PN
4 dr. Dyah Paramita, Sp. B Spesialis Bedah
S
PN
5 dr. Jody Hernanto, Sp. B Spesialis Bedah
S
PN
6 dr. Hadijah , Sp. M Spesialis Mata
S
PN
7 dr. Helen Nguda, Sp. M Spesialis Mata
S
PN
8 Dr. Devia Arnita, Sp. THT. KL Spesialis THT
S
27
TUGAS
Cari koefisien untuk menghitung Rumus Douglas per shif per hari sesuai
keterangan jumlah pasien lalu analisis kondisi ruangan.
28
Tabel 2.5 Kebutuhan Tenaga perawat di Ruang Bedah (Nuri) RSD Idaman Kota
Banjarbaru 28 – 30 Oktober 2019
Tabel 2.7 Klasifikasi kebutuhan tenaga perawat tiap shift pada tanggal 29
Oktober 2019 berdasarkan tingkat ketergantungan pasien di ruang Nuri RSD
Idaman Banjarbaru.
Jadi, rata-rata persentase pemakaian tempat tidur di ruang Nuri dari bulan Mei
- Juli 2019 adalah 35.98%. Hal ini menunjukkan parameter BOR belum sesuai
dengan kriteria ideal yaitu 60-85% (Depkes RI, 2005).
TUGAS
Cari perhitungan ketenagaan berdasarkan metode Gilies.
Untuk cadangan 20% menjadi 8 x 20% = 1,6 (2 orang). Jadi jumlah tenaga
menurut Gilies yang dibutuhkan secara keseluruhan 8 + 2 = 10 orang dan
untuk jumlah tenaga perawat yang ada di ruang Nuri saat ini berjumlah 21
orang sehingga terpenuhi berdasarkan metode Gilies.
Perhitungan gilles kaitannya berdasarkan BOR, sedangkan hasil
perhitungan BOR pada bulan Mei-Juli di dapati 35,98%. Tentu saja hal ini
sangat jauh dari peraturan depkes RI yakni BOR 60-85%. Rendahnya hasil
BOR inilah yang menyebabkan jumlah tenaga keperawatan yang
dibutuhkan rendah atau sedikit karna erat kaitanya dengan perhitungan
rata rata jumlah pasien per hari.
minggu. PPNI berusaha menyesuaikan lama kerja dan libur yang berlaku di
Indonesia:
Rawat Inap:
Bangsal A Medikal 3,4 jam
Bangsal B Perawatan Bedah 3,5 jam
Bangsal C Nifas 3 jam
Bangsal D Bayi 2,5 jam
Bangsal E Anak 4 jam
TUGAS
Cari perhitungan ketenagaan berdasarkan Lokakarya PPNI
35
TUGAS
Cari perhitungan ketenagaan berdasarkan Permenkes
1 Douglas 13 21 -
2. Gillies 10 21 -
3. Lokakarya PPNI 10 21 -
4. Permenkes No. 11 21 -
56 tahun 2014
tentang
Klasifikasi
Rumah Sakit
TUGAS
Berikan analisis terkait ketenagaan sesuai dengan hasil perhitungan dan jumlah
tenaga yang tersedia
36
2014 adalah pendidikan ners. Diruang Nuri hanyar terdapat 9 orang (42,85%)
yang berpendidikan ners
Buka SNARS
Tkprs 12. PAK minimal 5 teratas dari 10 penyakit
terbaik
10 Penyakit Terbanyak
6% Impaksi
7%
Apendisitis Akut
7% 18% Fibroadenoma Mamae
Cedera Kepala
Fraktur
7%
15% Diabetic Foot
7% Abses
8% 14% Batu Saluran Empedu
11% Haemoroid
Hernia Inguinalis
2%
Diagnosis Keperawatan Terbanyak
2%
3%
8%
Nyeri akut
Ansietas
Kerusakan integritas jaringan
TUGAS
Hitung dan analisis diagnosis keperawatan terbanyak.
Berdasarkan tabel diatas diagnosis terbanyak yang ditemukan di ruang Nuri
dari bulan Juli – September 2019 didapatkan diagnosis nyeri akut sebanyak
285 kasus (60%), diagnosis ansietas 120 kasus (25%), diagnosis kerusakan
intergritas kulit sebanyak 35 kasus (8%), diagnosis gangguan eliminasi urin
sebanyak 16 kasus (3%), diagnosis risiko infeksi 10 kasus (2%), dan diagnosis
ketidakefektifan pola nafas sebanyak 9 kasus (2%).
Gambar 2.1 Grafik rata-rata tingkat kepuasan Perawat di Ruang Nuri RSD Idaman
Banjarbaru
41
2) Kepuasan Perawat
Didapatkan data keseluruhan dari kuesioner dengan total 20 pertanyaan yang
diklasifikasikan berdasarkan 5 tingkat kepuasaan perawat yaitu tidak puas, cukup
puas, puas, sangat puas dan sangat-sangat puas.
Kepuasan Perawat
60.00 50.00 Gambar
40.00 31.25 2.2
18.75
20.00 Tingkat
0.00 0.00
0.00
Tidak Puas Cukup Puas Puas Sangat Puas Sangat - Sangat
Puas
j. Kepuasan Pasien
Kuesioner kepuasan pasien adalah alat ukur untuk mengevaluasi tentang
persepsi pasien atau keluarga terhadap mutu asuhan keperawatan dengan cara
menyebar kuesioner kepada pasien atau keluarga di Ruang Nuri RSD Idaman
Kota Banjarbaru yang memenuhi kriteria, yaitu sukarela mengisi kuisioner,
42
2) Kepuasaan Pasien
Didapatkan data keseluruhan dari kuesioner dengan total 19 pertanyaan
yang diklasifikasikan berdasarkan 5 tingkat kepuasaan pasien yaitu sama
sekali tidak puas, hampir tidak puas, cukup puas, sangat puas, dan benar-
benar puas.
43
9. Klem perusahaan 1
16 Meja troly 3 4
17 Nebulizer 2 2
18 Pinset Anatomis 4 4
19 Pinset cirugis 3 3
20 Stetoscop 3 4
21 Suction 2 2
24 Tensimeter digital 1 1
25 Tensimeter lapangan 1 1
26 Termometer 1 1
27 Tromol besar 1 1
28 Tromol kecil 1 2
32 Pispot 10 10
34 Bengkok 9 9
35 Glukometer 1 1
36 Oksimetri 2 1
37 Mesin Steril 1 1
38 Tabung O2 Besar 4 -
39 Lampu Tindakan 1 1
40 BHD 1 1
41 Keranjang Obat 10 9
42 Korentang 2 -
43 Timbangan 2 2
44 Tabung O2 Kecil 3 4
45 EKG 2 1
46 Tromol Sedang 2 -
47 Infus Pump 2 2
48 Siring Pump 1 1
49 Regulator O2 6 9
50 Urinal 2 9
51 Berangker 2 1
52 Bad+ Kasur 30 29
47
53 Seprai 60 6
54 Lemari Kayu 1 1
55 Sofa Kayu 1 -
56 Kursi Lipat 6 3
57 Kursi Besi 7 2
58 Alat Emergensi 1 1
59 Lemari Obat Emergensi 1 1
1. Handsrub 5
2. Handwash -
3. Kasa gulung 6 pack
4. Cairan alcohol 1
5. Kapas alcohol 3 pack
6. Hipapix 2 pack
7. Spuit dan needle ≈
8. Handscoon 3 pack
9. Masker 2 pack
11. Infus set 10
12 Underpad 5
13 Surflu 15
14 Stick GDS 7
Daftar tabel 2.12 Peralatan alat kesehatan RuanganRuang Nuri RSD Idaman
Banjarbaru
48
Daftar tabel 2.13 alat non kesehatan RuanganRuang Nuri RSD Idaman Banjarbaru
Berdasarkan data daftar barang kesehatan maupun barang non kesehatan di Ruang
Nuri di atas menunjukan bahwa material atau fasilitas yang berada di ruangan Nuri
cukup lengkap dengan kebutuhan ruangan.
4) Denah Ruang
Ruang Nuri merupakan ruangan bedah yang bertempat di lantai dua, Ruang
Nuri memiliki beberapa ruangan diantaranya 8 ruang rawat inap, 1 ruang
kepala ruangan, 2 nurse station,1 Kamar Perawat, 1 administrasi, dan 10 toilet
untuk karyawan maupun pasien.
Nurse
Jalur
Station DIMasuk / Keluar Ruang Nuri
REKTUR
Dr. Hj.
ENDAH
A, MH.Kes
Ruang KepalaNIP. 49
R. 19641030
Ruangan Admi
Tindakan
199603
KEPAL2 003 n
A SUB BAGIAN R.
UMUM DAN R Linen MANAJEMEN
Kelas I
PERLENGKAPAN
TOTO SOENARDI, U KEPALA
STATION
KEPALA SEKSI BINA
SKM
R. Isolasi
BIDANG A MUTU
NIP. 19751020 199403
KEPERA
1 003 N PELAYANA Gudang
WATAN N
Kelas
M.HADAR I G HARUN
ANI,
KEPALA ARRASYID,
S.Kep.Ners
BIDANG S. Kep, M.H.
. M. PH
PELAYA N NURSE
Kes
NIP.
NAN U STATION
NIP. 19770616 Cuci alat
19731112
dr. HJ. 199803 1 009
199303
ANI 1 R
004
RUSMILA I Pentri
NIP.
Kelas II
19740321
Laki- 2
200604
Laki
017 Kelas II
Perempuan
Kelas III
Laki- Kelas III
Laki Perempu
an
Ruang
EXIT rawat
luka
nekrotik
TUGAS
Lakukan analisis terhadap kondisi M2
ANALISIS M2:
KLASIFIKASI
Fasilitas
a. Fasilitas untuk pasien, seperti : tempat tidur, meja pasien, kipas angin, AC, kursi
roda, jam dinding, kamar mandi, WC, wastafel, dll
b. Fasilitas untuk petugas kesehatan, seperti : ruang kepala ruangan, kamar mandi dan
WC, nursing station, gudang, ruang ganti, dll
Alat kesehatan yang ada diruangan, seperti : stetoskop, tabung oksigen, bak injeksi, bak
sampah,tensimeter, pinset, gunting, bengkok, suction,, dll
Consumable (obat-obatan- dan bahan habis pakai)
Administrasi penunjang , seperti : buku injeksi, buku observasi, lembar dokumentasi,
buku timbang terima, SOP, SAK, buku visite, dll
4. Buku pedoman = PPK, PAK, PAG, PA farmasi sebagai pedoman mutu pelayanan
masih tidak ada
5. Buku kelengkapan administrasi dirasa masih belum cukup
6. Belum adanya buuku pelaporan kejadian infeksi nasolomial (dekubitus, plebhitis,
sepsis), pasien jatuh, kematian (perawatan >48 jam), dan kejadian pulang paksa
Data tabel pencatatan
1. Pencatatan pada alat kesehatan dan non kesehatan tidak lengkap karena adanya
ketidak sesuaian antara barang bagus/kurang baik/rusak berat dengan jumlah barang
yang teregister. Terjadi kemungkinan tidak tercatatnya secara jelas barang lama/ baru
2. Peralatan medis kususnya pada tindakan perawatan bedah dirasa masih kurang
karena harus berbanding dengan jumlah pasien. Standarny satu pasien : satu set alat
medis perawatan bedah/luka yang harus steril.
3. Ketersediaan nebulizer 2 buah dinilai masih belum mencukupi
Denah ruangan
1. Penempatan ruang isolasi untuk pasien penyakit menular berada berdekatan dengan
kamar pasien umum dan ruang perawatan. Seharusnya ruang isolasi berada pada
ujung koridor dan jaranknya agak menjauh dari sentral pelayanan umum.
Konsep ruangan sesuai PPI pada ruangan isolasi tidak digambarkan secara jelas
jawab terhadap pasien yang ada pada seluruh area, sedangkan PA hanya
melaksankana asuhan di areanya masing-masing saja dan satu tim dapat
melaksanakan asuhan pada pasien lebih dari satu PP. Kepala Ruangan
menugaskan Supervisor berperan rangkap sebagai Perawat Primer (PP)
karena belum sepenuhnya dapat diterapkan karena sumber daya manusia
yang dianggap kurang memadai untuk penyesuaian sistem yang baru
diterapkan.
Kesimpulan dari observasi dan wawancara didapatkan bahwa SP2KP di
Ruang Nuri sudah cukup baik, tetapi karena adanyanya tenaga perawat
primer yang sedang cuti, terdapat Supervisor yang merangkap sebagai
perawat primer / double job dan adanya model tim modifikasi sehingga
membuat SP2KP berjalan situasional karena ada kesepakatan tim PP dan PA
bekerja sesuai dengan DPJP.
KepalaRuangan
Supervisor
KEPALA SEKSI
REKAM MEDIK
Perawat Perawat Primer
dr. CINTHIA Perawat
KARTIKA SARI
PrimerTim I Tim IINIP. 19860312 201101 PrimerTim III
2 006KEPALA SEKSI
REKAM MEDIK
dr. CINTHIA
Perawat Perawat KARTIKA SARI Perawat
Assosiate (PA) NIP. 19860312 201101
Assosiate (PA) Assosiate (PA)
2 006
Pasien
Pasien Pasien
TUGAS
53
1) Tim A : semua D3 (4orang) dengan pelatihan: Btcls, bhd, luka, ppi, ekg.
*Data antara struktur ruangan dengan tabel rincian karakteristik perawat tidak
singkron.
melakukan peneriman pasien baru, satu orang perawat masih terlihat belum
memperkenalkan nama perawat dalam melaksanakan penerimaan pasien
baru sesuai SPO No.A-091/3/2017 dengan no. revisi 01 tanggal terbit 2
Januari 2019 dan SPO A-O93/3/2017 02 Januari 2017 intra dan eksternal
A-092/1/2017 02 januari /2017.
Berdasarkan hasil observasi mahasiswa sejak tanggal 28-30 Oktober 2019
untuk penerimaan pasien baru dilakukan oleh perawat jaga didalam kamar
pasien setelah pasien tenang baru dijelaskan mengenai tata tertib dan
konfirmasi ulang tentang kondisi pasien dan penandatanganan lembar serah
terima. Dalam penerimaan pasien baru ada beberapa perawat masih belum
menyebutkan nama perawat dikarenakan kurangnya kesadaran perawat
dalam melakukan penerimaan pasien baru dengan menggunakan teknik
SBAR dalam SPO serah terima pasien internal dan SPO serah terima
pasien.
Hasil observasi selama 3 hari diRuang Nuri didapatkan hasil bahwa saat
penerimaan pasien baru hanya sebagian perawat yang melakukan
pengkajian awal dan setelah dilakukan pengkajian awal maka perawat
Ruangan hanya sebagian yang melakukan edukasi pada keluarga pasien
yaitu pada pasien pre op dan post op. Perawat jarang memvalidasi keadaan
umum pasien terkecuali pasien pindahan post op, menjelaskan pemberian
obat yang telah diberikan diRuangan sebelumnya, menjelaskan peraturan
yang berlaku diRuangan Nuri.
TUGAS
Lakukan analisis terhadap kondisi M3: penerimaan pasien baru yang diterapkan
Dari data yang diberikan, untuk timbang terima ada beberapa poin yang
dilakukan oleh semua tim dalam 3 hari pengamatan yang dilakukan antara
lain poin 1,6,7 atau 100% dan ada poin yang sama sekali tidak dilakukan
oleh semua tim yaitu poin 14 (100%), dan juga ada poin yang sebagian
melakukan, sebagian lagi tidak melakukannya yaitu poin 2,3,4,5,8,9,11
lebih besar yang melakukan daripada yang tidak. Dan untuk poin
10,12,13,15,16 merupakan poin yang lebih banyak tidak dilakukan.
Lebih banyak tidak dilakukan
10 Melaporkan kejadian tidak diharapkan (KTD), kejadian nyaris cidera
(KNC) , dan IPSG lainnya
12. PPJA/ketua tim /anggota tim selanjutnya memvalidasi kondisi pasien
13. Lama timbang terima untuk setiap pasien tidak lebih dari 5 menit,
kecuali pada kondisi khusus dan memerlukan keterangan yang rumit
15. Melakukan tanda tangan pelimpahan dari shift sebelumnya dengan
shift yang jaga di rekam medic
16. Ditutup oleh kepala ruangan/ketua tim/anggota tim
Tidak dilakukan
14. Diskusi lanjut terhadap permasalahan yang didapatkan saat validasi ke
pasien (jika ada)
Dilakukan semua
1.Rekam medik sudah tersusun baik di atas meja atau di trolly
6. PPJA/ Ketua tim/anggota tim menyampaikan Timbang terima dengan
SBAR per pasien.
7. Menyampaikan kondisi sarana medis, sarana penunjang yang ada di
ruangan dan informasi yang berkaitan dengan layanan keperawatan
d. Supervisi Keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan dan Supervisor
pada tanggal 28-30 Oktober 2019 dikatakan bahwa Supervisi belum
dilakukan secara terjadwal. Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan
pada 5 orang perawat didapatkan data bahwa rata-rata 80% kegiatan
Supervisi sudah dilaksanakan dengan baik. Pada tanggal 28 Oktober
dilakukan wawancara dengan Supervisior Ruang Nuri menganggap
kurang optimal dikarenakan Supervisor yang ada juga menjabat sebagai
seorang Perawat Primer sehingga mempunyai dua joblist. Rangkap peran
56
TUGAS
Lakukan analisis terhadap kondisi M3: supervisi keperawatan yang diterapkan
e. Ronde Keperawatan
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruangan dan PP pada
tanggal 28-30 Oktober 2019. Ronde Keperawatan tidak pernah dilakukan
secara rutin. Selama ini ronde keperawatan dilakukan saat adanya
Mahasiswa yang melakukan praktik klinik dalam stase manajemen.
Ruangan tidak melaksanakan ronde keperawatan secara terjadwal karena
tidak ditemukan kasus yang jarang/ langka untuk dilakukan ronde
keperawatan, namun kadang ada diskusi antar tenaga medis dan tenaga
kesehatan lain, bila ada permasalahan pasien rawat dengan hari rawat
yang lama atau penambahan diagnosis/ permasalahan yang besar,
sehingga belum bisa dinilai apakah ronde keperawatan sudah dilakukan
dengan benar atau sudah memakai format yang berlaku dan hanya
dilakukan ketika adanya mahasiswa yang berpraktek di Ruang Nuri.
Berdasarkan wawancara, PP belum mengetahui secara jelas kriteria pasien
yang akan dilaksanakan ronde. Dapat disimpulkan bahwa ronde
keperawatan di Ruang Nuri jarang dilakukan dikarenakan terkendala
waktu dan harus inisiatornya adalah perawat yang melaksanakan ronde
keperawatan sebagai penggagas dengan tim medis lain untuk klarifiksi
asuhan keperawatan / tindakan yang belum menunjukkan progress pada
pasien. Ronde keperawatan merupakan metode untuk menggali dan
58
TUGAS
Lakukan analisis terhadap kondisi M3: ronde keperawatan yang diterapkan
f. Discharge Planning
Berdasarkan hasil wawancara dengan Kepala Ruang, Supervisor dan
Katim Ruang Nuri pada tanggal 28-30 Oktober 2019 diketahui bahwa ada
lembar discharge planning khusus yang dimiliki ruangan, akan tetapi
mungkin belum optimal dalam pelaksanaannya. Terdapat SPO
Pelaksanaan Disharge planning (Perencanaan Pasien Pulang) dengan No.
Dokumen 170/ SPO.AP Kep/ V/ 2017. Tanggal terbit 05 janurai 2017
prosedurnya adalah: Pasien datang pertama kali di RS kemudian
dinyatakan rawat inap oleh dokter, pasien dan keluarga diberi informasi
oleh perawat tentang: (penyakit, penyebab, tanda dan gejala), hasil
pemeriksaan, tindakan medis, pengobatan dan resiko. Komplikasi yang
mungkin terjadi fasilitas dan biaya perawatan dimana pasien dirawat,
perkiraan hari rawat. Persiapan pasien pulang meliputi: menyiapkan
pasien dan keluarga secara fisik, psikologis, dan sosial, membantu pasien
dan keluarga agar memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap dalam
memperbaiki serta mempertahankan status kesehatan pasien dan keluarga
mendapatkan pemahaman tentang kontrol kembali perawatan dirumah,
persiapan lingkungan dan fasilitas untuk perawatan dirumah. Aktivitas
dan istirahat dirumah dan diet dirumah. Perawat memberitahukan kepada
petugas administrasi bahwa pasien sudah diperbolehkan pulang oleh
dokter yang merawat. Melakukan dokumentasi, resume medis milik
pasien, memberikan surat ijin keluar kepada keluarga dan pasien diantar
ke pintu keluar). Pada Ruang Nuri dilakukan saat pasien masuk ke
ruangan, sementara saat pasien masih dalam perawatan, discharge
planning dilakukan sekilas saat ada tindakan dengan pasien tanpa ada
waktu khusus. Pada Ruang Nuri terkadang ada beberapa perawat yang
memberikan penyuluhan tentang pengobatan di rumah. Akan tetapi, ada
60
TUGAS
Lakukan analisis terhadap kondisi M3: Discharge Planning yang diterapkan
TUGAS
Lakukan analisis terhadap kondisi M3: DRK yang diterapkan
1. DRK pernah dilakukan pada bulan juli 2019 dengan mahasiswa yang
membahas mengenai patient safety pada pasien prioritas
2. Di ruang nuri belum ada program dan SPO yang menjadi acuan untuk
pelaksanaan DRK serta tidak ada panduan dari direktur untuk
pelaksanaan DRK.
Maka dari itu, ruang nuri seharusnya memiliki program dan SPO
tersendiri untuk dilaksanakannya DRK , karena DRK tidak hanya
dilakukan jika ada mahasiswa, namun perawat sendiripun harus
melakukan DRK tersebut misal ditiap bulannya , guna untuk
mengembangkan profesionalisme perawatnya. Jika perawatnya
professional maka ruang nuri juga akan memberikan mutu pelayanan
yang optimal.
TUGAS
Kasus:
Ada 5 orang dirawat dengan rincian 3 pasien di kelas III dan 2 orang di
kelas II. Semua pasien kondisi minimal care dan terpasang infus. Ada 1
orang di kelas III mau naik ke kelas II dan 1 orang di kelas II akan naik
kelas menjadi kelas I. Berapa total biaya ke-5 pasien tersebut sebelum naik
kelas dan setelah naik kelas?
64
IV Minimal care
Total 785.000
IV Minimal care
Total 885.000
Analisis :
a. Tarif
Tarif jasa pelayanan di ruang Nuri (Nuri)
1) Tarif Fasilitas Perawatan
Daftar tabel 4.1Tarif Fasilitas PerawatanRuangan Ruang Nuri RSD
IdamanBanjarbaru
Jasa Jasa
No Uraian Tarif
Sarana Pelayanan
1 Ruang Rawat Inap Kelas (III) 20.000 60.000 80.000
2 Ruang Rawat Inap Kelas (II) 75.000 60.000 135.000
3 Ruang Rawat Inap Kelas (I) 175.000 60.000 235.000
4 Ruang Rawat Inap Isolasi 125.000 100.000 225.000
5 Ruang Perawatan Pasca 115.000 75.000 190.000
Operasi
4) Jenis Pembiayaan
Berdasarkan data rekapitulasi bulan Juli-September 2019
didapatkan data jenis pembiayaan terbaynyak menggunakan BPJS.
Hal ini disebabkan oleh adanya program Indonesia sehat dari
pemerintah dimana setiap individu wajib mengikuti program
pemerintah yaitu menjadi anggota BPJS kesehatan untuk menjamin
kesehatan individu tersebut.
BPJS
SKTM
Swasta
umum
Jasa Raharja
Pasien Datang
IGD
Pandaftaran Ruang
Kamar Operasi Rawat Inap Perawatan Lain
Rawat Inap
(NURI)
Untuk BOR masih dibawah standar ideal menurut Depkes 2005 yaitu 65-
80%. Tetapi idealnya BOR dihitung per tahun. Semakin rendah BOR
berarti semakin sedikit tempat tidur yang digunakan untuk merawat pasien
dibandingkan dengan tempat tidur yang disediakan. Sehingga bisa
menimbulkan penurunan pendapatan rumah sakit. BOR rendah ini bisa
diakibatkan oleh jumlah dokter yang kurang, alat kesehatan kurang, sarana
prasarana kurang memadai atau sedang berlangsungnya renovasi di RS
Untuk ALOS juga dibawah standar ideal menurut Depkes 2005 yaitu 6-9 hari. Adapun
kemungkinan penyebab ALOS kurang dari 6 hari disebabkan oleh pendeteksian
71
dini dari suatu penyakit, baik itu karena ketepatan diagnosis ataupun karena alat
laboratorium yang memadai sehingga penatalaksanaan sedini mungkin dan
sembuh atau pasien yang rawat inap terlalu banyak dan kurang tempat tidurnya
sehingga pasien dipulangkan cepat, atau bisa karena pasien keluar diakibatknya
meninggal karena penyakit kronis. ALOS yang rendah/kecil kemungkinan
kualitas RS baik. Menurut penelitian oleh Mardian dkk tahun 2015 bahwa standar
efisiensi dianjurkan serendah mungkin tanpa mempengaruhi kualitas pelayanan
perawatan
TUGAS
Lakukan analisis dan hitung BOR
72
Untuk BOR ruang Nuri bulan Mei – Juli 2019 memiliki nilai di bawah standar
ideal menurut Depkes 2005 yaitu 65-80%. Standar BOR dari Depkes RI yaitu 60-
85%. Hal tersebut berarti bahwa pendayagunaan tempat tidur sudah efisien dari
segi ekonomi untuk menghasilkan pemasukan bagi Rumah Sakit. Semakin rendah
BOR berarti semakin sedikit tempat tidur yang digunakan untuk merawat pasien
dibandingkan dengan tempat tidur yang disediakan. Sehingga bisa menimbulkan
penurunan pendapatan rumah sakit. BOR rendah ini bisa diakibatkan oleh jumlah
dokter yang kurang, alat kesehatan kurang, sarana prasarana kurang memadai atau
sedang berlangsungnya renovasi di RS.
223
BTO = = 7,69 = 8 kali
29
TUGAS
Lakukan analisis dan hitung BTO
Standar yang ditetapkan Depkes RI bahwa nilai ideal BTO yaitu 40-50/tahun.
Sementara BTO ruang Nuri 8 kali. Tetapi perhitungan BTO adalah pertahun,
bukan per 3 bulan. Indikator BTO berguna untuk melihat berapa kali tempat tidur
rumah sakit digunakan. Nilai BTO yang rendah dapat merugikan rumah sakit
karena tidak sering digunakan dan akan menimbulkan ketidakpuasan pada pasien.
Jadi semakin rendah nilai BTO maka semakin sedikit pendapatan rumah sakit.
Logikanya semakin tinggi angka BTO artinya semakin banyak pasien yang
menggunakan tempat tidur yang tersedia secara bergantian. Hal ini merupakan
suatu keuntungan bagi rumah sakit karena tempat tidur yang tersedia tidak
menganggur dan menghasilkan pemasukan bagi rumah sakit. Tetapi juga bisa
menimbulkan beban kerja tim perawatan yang sangat tinggi dan meningkatkan
terjadinya infeksi nosokomial jika tempat tidur tidak sempat dibersihkan karena
banyaknya pasien yang menggunakannya
ALOS
Bulan BOR (%) BTO (Kali)
(Hari)
Mei
Juni
Juli
Rata-rata 35,98% 8 kali 4 hari
Tabel 5.1 Data Pasien Ruang Nuri periode bulan Mei - Juli 2019
74
6. Mesin (Machine/M6)
Tabel SPO Klinis yang ada diruang Nuri RSDI Kota Banjarbaru Tahun
2019
No SPO Yang Ada Diruangan
1. SPO Mengukur Suhu Tubuh Per Axila
2. SPO Menghitung Denyut Nadi
3. SPO Menghitung Pernafasan
4. SPO Tekanan Darah
5. SPO Memandikan Pasien Di Tempat Tidur
6. SPO Menjaga Kebersihan Rongga Mulut, Gigi Pada Pasien Tidak
Sadar
7. SPO Perawatan Gigi Palsu
8. SPO Perawatan Mulut Pasien Sadar
9. SPO Merawat Kateter Internus
10. SPO Melepas Kateter Internus
11. SPO Pengambilan Urine Untuk Pemeriksaan
12. SPO Membantu Pasien Buang Air Besar Di Tempat Tidur
13. SPO Memasang Kanul Rektal
14. SPO Mengeluarkan Feses Secara Manual
15. SPO Huknah/Clensing Enema/Lavament
16. SPO Pemberian Spuit Glycerin/Retention Enema
17. SPO Pengambilan Bahan Pemeriksaan Feses
18. SPO Pemeriksaan Fisik
19. SPO Mengajarkan Latihan Nafas Dalam
20. SPO Mencukur
21. SPO Memasang Gurita
22. SPO Mengganti Balutan
23. SPO Merawat Luka Dengan Drain
81
Tubuh
109. SPO Membantu Pasien Menggunakan Walker
110. SPO Menyiapkan Pasien Dan Bahan Untuk Pemeriksaan GDS
111. SPO Menyiapkan Pasien Dan Bahan Untuk Pemeriksaan NPP
112. SPO Melakukan Pemeriksaan Gula Darah Dengan Glucometer
113. SPO Melakukan Injeksi Insulin (Insulin Pen)
114. SPO Menyiapkan Pasien Untuk Pemeriksaan USG Ginjal
115. SPO Melakukan Irigasi Kandung Kemih Pada Pasien Post Operasi
BPH
116. SPO Menyiapkan Pasien Untuk Pemeriksaan Usg Kandung Kemih
117. SPO Menyiapkan Pasien Untuk Pemeriksaan Bno-IVP
Jumlah 117 SPO
2018 yaitu PAK Medikal Nuri dan Sistem Syaraf dengan rincian
sebagai berikut:
Tabel PAK Sistem Syaraf
No Form Perencanaan Asuhan Keperawatan
1 Asuhan Keperawatan pada pasien Carpal Tunel Syndrom (CTS)
2 Asuhan Keperawatan pada pasien Epilepsi
3 Asuhan Keperawatan pada pasien Low Back Pain (LBP)
4 Asuhan Keperawatan pada pasien Stroke Hemoragik (SH)
5 Asuhan Keperawatan pada pasien Stroke Non Hemoragik (SNH)
6 Asuhan Keperawatan pada pasien Vertigo
86
TUGAS
Lakukan analisis terhadap kondisi ruangan
MASALAH
- Hanya ada terdapat 7 form perencanaan asuhan keperawatan dan yang
paling banyak digunakan adalah nyeri akut, masih perlu adanya
penambahan form perencanaan asuhan keperawatan seperti : hambatan
mobilitas fisik, pelambatan pemulihan pasca bedah, risiko pendarahan,
dan defisit perawatan diri.
- Masih ada diagnosis yang belum ada PAK yang termasuk dalam 10
penyakit terbanyak , yaitu diagnosis batu saluran empedu
- Tidak semua perawat membaca buku sehingga PAK belum maksimal
digunakan