Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN HIPERGLIKEMIA DAN HIPOGLIKEMIA

Tanggal 19 s/d 31 Oktober 2020

Oleh :
KELOMPOK A
Ainun Kamilah,S.Kep NIM. 1930913320013
Nur Miftahul Jannah,S. Kep NIM. 1930913320023
Retno Febriyanti, S.Kep NIM. 1930913320020
Yulia Yunara, S.Kep NIM. 1930913320021
Muhammad Hapi, S.Kep NIM. 1930913310015

PENDIDIKAN PROFESI NERS


PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
2020
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN HIPERGLIKEMIA DAN HIPOGLIKEMIA

Tanggal 19 s/d 31 Oktober 2020

Oleh :
KELOMPOK A
Ainun Kamilah,S.Kep NIM. 1930913320013
Nur Miftahul Jannah,S. Kep NIM. 1930913320023
Retno Febriyanti, S.Kep NIM. 1930913320020
Yulia Yunara, S.Kep NIM. 1930913320021
Muhammad Hapi, S.Kep NIM. 1930913310015

Banjarbaru, 31 Oktober 2020

Mengesahkan,

Pembimbing Akademik

Novi Mustahdianti Nasri, S.Kep.,Ns, M.Kep


NIK. 1990 2014 1 153
HIPERGLIKEMIA DAN HIPOGLIKEMIA

A. Hiperglikemia
1. Pengertian Hiperglikemia
Hiperglikemia adalah istilah medis untuk keadaan di mana kadar gula
dalam darah lebih tinggi dari nilai normal dengan peningkatan glukosa
darah dari pada rentang kadar puasa normal 80 – 90 mg / dl darah, atau
rentang non puasa sekitar 140 – 160 mg /dl darah.

2. Penyebab Hiperglikemia
Hiperglikemia dapat disebabkan oleh berbagai hal, tetapi yang paling
sering adalah oleh penyakit diabetes mellitus. Pada diabetes mellitus,
gula menumpuk dalam darah karena gagal masuk ke dalam sel.
Kegagalan tersebut terjadi akibat hormon yang membantu masuknya
gula darah, yaitu hormon insulin, jumlahnya kurang atau cacat fungsi.
Hormon insulin diproduksi oleh pankreas.
Selain penyakit diabetes mellitus, gula darah juga dapat meningkat
pada keadaan berikut:
a. Gangguan pankreas, misalnya peradangan atau kanker pankreas.
b. Stres kejiwaan misalnya akibat konflik keluarga, rumah tangga,
pekerjaan, dan lain-lain.
c. Penyakit berat seperti serangan jantung, stroke, kecelakaan, kanker,
dan lain-lain.
d. Obat-obatan tertentu seperti prednison, estrogen, penghambat beta,
glukagon, pil kontrasepsi, fenotiazin, dan lain-lain.

3. Gejala Hiperglikemia
Hiperglikemia tidak menimbulkan gejala yang signifikan kecuali jika
kadarnya sudah diatas 200 mg/dL. Hiperglikemia berat biasanya akan
menyebabkan gejala-gejala berupa:
a. Sering kencing
b. Cepat haus
c. Cepat lapar
d. Pandangan kabur
e. Rasa lelah
f. Sakit kepala
g. Susah berpikir dan berkonsentrasi.

4. Pengobatan Hiperglikemia
1. Rehidrasi
NaCl ; bisa diberikan cairan isotonic atau hipotonik ½ normal,
diguyur 1000 ml/jam sampai keadaan cairan intravaskular dan
perfusi jaringan mulai membaik, baru diperhitungkan kekurangannya
dan diberikan dalam 12-48 jam. Pemberian cairan isotonic harus
mendapat pertimbangan untuk pasien dengan kegagalan jantung,
penyakit ginjal atau hipernatremia.Glukosa 5% diberikan pada waktu
kadar glukosa darah sekitar 200-250 mg%
2. Insulin
Pada pasien dengan HONK sensitive terhadap insulin dan diketahui
pula bahwa pengobatan dengan insulin  dosis rendah pada
ketoasidosis diabetik sangat bermanfaat. Karena itu penatalaksanaan
pengobatan dapat menggunakan skema mirip protocol ketoasidosis
diabetik
3. Kalium
Kalium darah harus dipantau dengan baik. Bila terdapat fungsi ginjal
membaik, perhitungan kalium harus segera diberikan

5. Patofisiologi Hiperglikemia
Seperti sebagian besar jaringan sel beta pancreas gagal atau terhambat
oleh beberapa keadan stress yang menyebabkan sekresi insulin
menjadi tidak adekuat. Pada keadaan stress tersebut terjadi
peningkatan hormon gluikagon sehingga pembentukan glukosa akan
meningkat dan menghambat pemakaian glukosa perifer yang akhirnya
menimbulkan hiperglikemia. Selanjutnya terjadi diuresis osmotic yang
menyebabakan cairan dan elektrolit tubuh berkurang, perfusi ginjal
menurun dan sebagai akibatnya sekresi hormon lebih meningkat lagi
dan timbul hiperosmolar tidak terjadi ketoasidosis atau ketoasidosis

B. Hipoglikemia
1. Pengertian Hipoglikemia
Hipoglikemia adalah gangguan kesehatan yang terjadi ketika kadar
gula di dalam darah berada di bawah kadar normal. Zat gula didapat
dari makanan yang kita cerna dan serap. Molekul-molelul gula tersebut
masuk ke dalam aliran darah untuk selanjutnya disalurkan ke seluruh
sel-sel yang ada di jaringan tubuh. Namun sebagian besar sel-sel tubuh
tidak bisa menyerap gula tanpa bantuan hormon insulin yang
diproduksi oleh pankreas. Dalam hal ini, insulin berperan sebagai
pembuka pintu bagi masuknya zat gula ke dalam sel.
Jika jumlah insulin terlalu banyak, otomatis kadar gula darah akan
menurun. Itu sebabnya hipoglikemia banyak dialami oleh penderita
diabetes karena mereka sering menggunakan insulin atau obat-obatan
pemicu produksi insulin guna menurunkan kadar gula di darah mereka.
Namun bukan hanya insulin saja, terdapat beberapa faktor lainnya,
seperti pola makan yang buruk dan olahraga berlebihan, juga dapat
menyebabkan hipoglikemia.

2. Gejala-gejala Hipoglikemia
Jika kadar gula darah terlalu rendah maka tubuh, termasuk otak, tidak
akan bisa berfungsi dengan baik. Dan jika itu terjadi, seseorang yang
menderita hipoglikemia bisa mengalami gejala-gejala seperti berikut
ini:
a. Lelah
b. Pusing
c. Pucat
d. Bibir kesemutan
e. Gemetar
f. Berkeringat
g. Merasa lapar
h. Jantung berdebar-debar
i. Sulit berkonsentrasi
j. Mudah marah
Penderita hipoglikemia yang kondisinya makin memburuk akan
mengalami gejala-gejala seperti:
a. Mengantuk
b. Gangguan penglihatan
c. Seperti kebingungan
d. Gerakan menjadi canggung, bahkan berperilaku seperti orang
mabuk
e. Kejang
f. Hilang kesadaran
Gejala yang memburuk tersebut umumnya terjadi ketika kadar darah
turun secara drastis akibat hipoglikemia yang tidak mendapat
penanganan tepat. Jika Anda menderita diabetes dan curiga sedang
mengalami hipoglikemia, disarankan untuk segera menemui dokter
apabila kondisi Anda tidak mengalami perubahan positif meski sudah
ditangani (misalnya dengan mengonsumsi makanan atau minuman
manis).

3. Penyebab Hipoglikemia
Berikut ini beberapa penyebab hipoglikemia yang biasanya terjadi
pada penderita diabetes:
a. Penggunaan suntikan insulin pada kasus diabetes tipe 1 yang
melebihi dosis, atau terlalu banyak menggunakan obat-obatan oral
pada kasus diabetes tipe 2 yang juga dapat memicu pelepasan
insulin berlebihan. Salah satu obat tersebut adalah sulphonylurea.
b. Menggunakan insulin dengan dosis normal, namun tubuh
kekurangan asupan karbohidrat. Masalah ini bisa terjadi karena
penderita terlalu banyak melakukan aktivitas fisik, tidak cukup
mengonsumsi makanan yang mengandung karbohidrat, lupa
makan, atau menunda makan.
c. Terlalu banyak mengonsumsi minuman keras atau alkohol dalam
keadaan perut kosong.
Sedangkan beberapa penyebab hipoglikemia pada orang-orang non-
diabetes di antaranya adalah:
a. Produksi insulin yang terlalu banyak oleh pankreas. Hal ini bisa
disebabkan oleh obesitas, mengonsumsi karbohidrat terlalu banyak,
tumor pada pankreas, atau efek samping dari operasi
bypass lambung.
b. Terlalu banyak mengonsumsi minuman keras.
c. Puasa.
d. Menderita penyakit yang menyerang kelenjar tiroid, kelenjar
adrenal, ginjal, atau hati.
e. Menderita penyakit Addison (kelainan pada kelenjar adrenal).
f. Kekurangan nutrisi.
g. Efek samping dari obat-obatan, seperti propranolol untuk
hipertensi, asam salisilat untuk rematik, dan kina untuk malaria.

4. Pengobatan Hipoglikemia
Untuk terapi hipoglikemik adalah sebagai berikut :
a. Hipoglikemi : Beri pisang/ roti/ karbohidrat lain, bila gagal, Beri
teh gula, bila gagal tetesi gula kental atau madu dibawah lidah.
b. Koma hipoglikemik : Injeksi glukosa 40% IV 25ml, infus glukosa
10%, bila belum sadar dapat diulang setiap ½ jam sampai sadar
(maksimum 6x), bila gagal beri injeksi efedrin bila tidak ada
kontraindikasi jantung dll 25-50 mg atau injeksi glukagon 1mg/IM,
setelah gula darah stabil, infus glukosa 10% dilepas bertahap
dengan glukosa 5% stop.

5. Pencegahan Hipoglikemia
a. Makan sesuai dengan aktivitas yang kita lakukan. Hal ini penting
untuk menjaga ketersediaan gula yang dibutuhkan oleh tubuh.
Terlebih lagi untuk penderita diabetes yang akan melakukan
olahraga, pastikan Anda mengonsumsi makanan yang mengandung
karbohidrat cukup dan menyesuaikan dosis insulin yang Anda
pakai sesuai dengan anjuran dokter. Bagi mereka yang kerap
mengalami gejala hipoglikemia di malam hari juga dianjurkan
untuk mengonsumsi camilan yang mengandung karbohidrat
sebelum tidur, seperti susu atau biskuit. Selain itu, simpan
makanan bergula di dekat tempat tidur sebagai antisipasi jika gejala
hipoglikemia mengganggu tidur Anda.
b. Batasi konsumsi minuman keras atau hindari sama sekali jika bisa.
Hal ini dikarenakan alkohol dapat memengaruhi kemampuan tubuh
untuk melepaskan glukosa. Apabila Anda menderita diabetes tipe
1, sangat dianjurkan untuk tidak mengonsumsi alkohol sama sekali,
atau mengonsumsi tidak lebih dari 30 ml alkohol per hari. Pastikan
Anda langsung mengonsumsi makanan ringan setelahnya.
c. Pantau kadar gula Anda secara berkala. Hal ini penting untuk
dilakukan tiap hari untuk memastikan kadar gula darah berada
dalam kisaran normal. Jika Anda sering mengalami hipoglikemia
pada malam hari, cek kadar gula darah pada pukul 3.00 atau 4.00,
yaitu ketika hipoglikemia sering dirasakan oleh para penderita
diabetes.
d. Kenali gejala-gejala hipoglikemia yang muncul. Pengetahuan kita
mengenai hal ini dapat membantu menangani hipoglikemia secara
cepat.
e. Selalu siapkan makanan atau obat-obatan pereda gejala di mana
pun Anda berada. Salah satu obat yang mungkin akan diajarkan
penggunaannya oleh dokter adalah suntikan glukagon.
f. Berhati-hatilah saat mengendarai kendaraan. Pastikan kondisi
Anda prima sebelum berkendara. Hindari membawa kendaraan jika
sedang dalam kondisi pemulihan atau baru menjalani perawatan
dalam 48 jam terakhir. Hentikan kendaraan jika mengalami
serangan hipoglikemia dan tangani sedini mungkin.

6. Kriteria Hipoglikemia
a. Hipoglikemi murni : ada gejala hipoglikemi, glukosa darah < 60
mg/dl
b. Reaksi hipoglikemi : gejala hipoglikemi bila gula darah turun
mendadak, misalnya dari 400 mg/dl menjadi 150 mg/dl.
c. Koma hipoglikemi : koma akibat gula darah < 30 mg/dl.
d. Hipoglikemi reaktif : gejala hipoglikemi yang terjadi 3 – 5 jam
sesudah makan

7. Patofisiologi Hipoglikemia
Seperti sebagian besar jaringan lainnya, matabolisme otak terutama
bergantung pada glukosa untuk digunakan sebagai bahan bakar. Saat
jumlah glukosa terbatas, otak dapat memperoleh glukosa dari
penyimpanan glikogen di astrosit, namun itu dipakai dalam beberapa
menit saja. Untuk melakukan kerja yang begitu banyak, otak sangat
tergantung pada suplai glukosa secara terus menerus dari darah ke
dalam jaringan interstitial dalam system saraf pusat dan saraf-saraf di
dalam system saraf tersebut.
Oleh karena itu, jika jumlah glukosa yang di suplai oleh darah
menurun, maka akan mempengaruhi juga kerja otak. Pada kebanyakan
kasus, penurunan mental seseorang telah dapat dilihat ketika gula
darahnya menurun hingga di bawah 65 mg/dl (3.6 mM). Saat kadar
glukosa darah menurun hingga di bawah 10 mg/dl (0.55 mM),
sebagian besar neuron menjadi tidak berfungsi sehingga dapat
menghasilkan koma.
Pen
1. I
2. K
3. R
4. P
5. P
ASUHAN KEPERAWATAN
GAWAT DARURAT
kajian PASIEN HIPERGLIKEMIA Diagnosa keperawatan
ntitas Gangguan pola nafas
ASUHAN KEPERAWATAN

uhan Utama Ketidakefektifan perfusi jaringan p


wayat Penyakit Intoleransi aktivitas
a Fungsional Gordon Risiko gangguan keseimbangan cai
meriksaan Fisik elektrolit
Intervensi
n dan

fer
Intervensi keperawatan
No Diagnosa Tujuan Intervensi
Keperawatan
1 Ketidakefektifan NOC: NIC
perfusi jaringan Circulation status, Tissue  Monitor Tanda Vital
perifer Prefussion: Perifer 1. Monitor tekanan darah , nadi, suhu dan RR tiap 6 jam atau
Setelah dilakukan tindakan sesuai indikasi
keperawatan selama 1x20 menit 2. Monitor frekuensi dan irama pernapasan
kriteria hasil pasien: 3. Monitor pola pernapasan abnormal
- Klien menunjukkan perfusi 4. Monitor suhu, warna dan kelembaban kulit
jaringan yang adekuat yang 5. Monitor sianosis perifer
ditunjukkan dengan terabanya nadi
perifer, kulit kering dan hangat, Monitor status neurologi
keluaran urin adekuat, dan tidak 1. Monitor ukuran, bentuk, simetrifitas, dan reaktifitas pupil
ada distres pernafasan. 2. Monitor tingkat kesadaran klien
3. Monitor tingkat orientasi
4. Monitor GCS
5. Monitor respon pasien terhadap pengobatan
6. Informasikan pada dokter tentang perubahan kondisi pasien
Manajemen cairan
1. Mencatat intake dan output cairan
2. Kaji adanya tanda-tanda dehidrasi (turgor kulit jelek, mata
cekung, dll)
3. Monitor status nutrisi
4. Persiapkan pemberian transfusi ( seperti mengecek darah dengan
identitas pasien, menyiapkan terpasangnya alat transfusi)
5. Awasi pemberian komponen darah/transfusi
6. Awasi respon klien selama pemberian komponen  darah
7. Monitor hasil laboratorium (kadar Hb, Besi serum, angka
trombosit)
2 Gangguan pola NOC : NIC :
nafas Respiratory Status: Ventilation Airway Management
Respiratory Status: Airway Patency 1. Buka jalan nafas klien
Vital Sign 2. Posisikan klien untuk memaksimalkan ventilasi
Setelah dilakukan tindakan 3. Keluarkan secret dengan batuk efektif atau suction
keperawatan selama 1x30 menit pola 4. Auskultasi suara nafas
nafas klien membaik dengan kriteria
hasil: Respiratory Monitoring
1. Menunjukkan jalan nafas yang 1. Monitor irama, kedalaman, frekuensi nafas
paten (klien tidak merasa tercekik, 2. Lihat pergerakan dinding dada, apakah simetris, apakah
irama nafas regular, frekuensi menggunakan otot bantu nafas atau tidak
nafas dalam rentang normal, tidak 3. Monitor pola nafas (bradipneu, takipneu, hiperventilasi, nafas
ada suara nafas kussmaul)
abnormalMengenali apa yang 4. Monitor saturasi oksigen
terkait dengan nyeri
2. TTV dalam keadaan normal

3 Intoleransi aktivitas NOC : Activity Tolerance NIC :


Setelah dilakukan tindakan Activity therapy
keperawatan selama 1 x 60 menit 1. Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
intoleran aktivitas pasien dapat 2. Bantu klien untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan
diminimalkan, dengan kriteria hasil: kemampuan fisik, psiologi dan sosial
- Klien dapat melakukan aktifitas 3. Monitor respon fisik, emosi, social, dan spiritual
yang dianjurkan dengan tetap 4. Bantu untuk mendapatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda,
mempertahankan tekanan darah, krek
nadi, dan frekuensi pernafasan   Manajemen energi
dalam rentang norma 1. Kaji persepsi pasien tentang penyebab kelelahan yang dialaminya
2. Dorong pengungkapan peraaan klien tentang adanya kelemahan fisik
3. Monitor intake nutrisi untuk meyakinkan sumber energi yang cukup
4. Monitor respon kardiopulmonari terhadap aktifitas (seperti takikardi,
dispnea, disritmia, diaporesis, frekuensi pernafasan, warna kulit,
tekanan darah)
5. Monitor pola dan kuantitas tidur
6. Bantu pasien menjadwalkan istirahat dan aktifitas
7. Monitor respon oksigenasi pasien selama aktifitas
8. Ajari pasien untuk mengenali  tanda dan gejala kelelahan sehingga
dapat mengurangi aktifitasnya

3 Risiko gangguan NOC: Keseimbangan Cairan NIC:


keseimbangan cairan Setelah dilakukan tindakan Manajemen Elektrolit/Cairan
dan elektrolit keperawatan 1 x 15 menit 1. Pantau kadar serum dan elekrolit
diharapkan mampu 2. Pantau tanda gejala overhidrasi
mempertahankan keseimbangan 3. Berikan cairan yang sesuai
cairan dan elektrolit dengan 4. Tingkatkan cairan per oral
kriteria hasil :
- TTV normal
- Serum elektroloit dalam batas
normal
DAFTAR PUSTAKA

Kuncara, H.Y, dkk, 2002, Buku Ajar Keperawatan Medikal-Bedah Brunner &
Suddarth, EGC, Jakarta

Joane C. Mc. Closkey, Gloria M. Bulechek, 1996, Nursing Interventions


Classification (NIC), Mosby Year-Book, St. Louis

Marion Johnson, dkk, 2000, Nursing Outcome Classifications (NOC), Mosby


Year-Book, St. Louis

Marianti. 2018. Hipoglikemia. Alodokter, diakses pada tanggal 01 Oktober 2018


https://www.alodokter.com/hipoglikemia

Marjory Gordon, dkk, 2001, Nursing Diagnoses: Definition & Classification


2001-2002, NANDA

Paisal. 2014. Hiperglikemia. Kerjanya, diakses pada tanggal 10 Oktober 2018


http://www.kerjanya.net/faq/4539-hiperglikemia.html

Anda mungkin juga menyukai