FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT BANJARBARU 2020 LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN STROKE/CEREBRO VASCULAR ACCIDENT (CVA)
Tanggal 09 November – 14 November 2020
Oleh:
KELOMPOK 2
Banjarbaru, November 2020
Mengesahkan,
Pembimbing Akademik
Abdurahman Wahid, S.Kep.,Ns, M.Kep
NIP. 19831111 200812 1 00 KONSEP STROKE/CEREBRO VASCULAR ACCIDENT (CVA) Definisi: Klasifikasi: Etiologi: Stroke atau cedera serebrovaskular (CVA), 1. Stroke Hemoragik : disebabkan oleh pecahnya 1. Trombosis : bekuan darah di dalam pembuluh adalah sindrom klinis yang awal timbulnya pembuluh darah otak darah otak mendadak, progresi cepat, berupa defisit a. Perdarahan intraserebral : pendarahan yang terjadi 2. Embolisme serebral : bekuan darah dari bagian didalam jaringan otak tubuh lain yang terbawa ke otak neurologi fokal dan/global, yang 3. Aterosklerosis : berawal dari endapan lemak yang berlangsung dalam 24 jam atau lebih atau b. Pendarahan subaraknoid: pendarahan yang terjadi pada kadarnya berlebihan dalam pembuluh darah langsung menimbulkan kematian, dan ruang subaraknoid (ruang sempit antara permukaan otak dan lapisan jaringan yang menutupi otak) 4. Pecahnya pembuluh darah di otak karena sematamata disebabkan oleh gangguan kerapuhan pembuluh darah otak(Mutaqin, peredaran darah otak non traumatik. Bila 2. Stroke Iskemik : disebabkan oleh penyumbatan di sel- 2011). gangguan peredaran darah otak ini sel saraf otak berlangsung sementara, beberapa detik a. Trombotik hingga beberapa jam (kebanyakan 10-20 b. Embolik menit), tapi kurang dari 24 jam, disebut c. Hipoperfusion sistemik sebagai serangan iskemia otak sepintas (Transient Ischaemia Attack = TIA) Komplikasi: (Mansjoer, 2007) 1. Hipoksia serebral 2. Dekubitus 3. Kejang 4. Deep vein thrombosis (Smelter dan Manifestasi klinis: Bare, 2002) F (Fast) : Wajah tertarik ke satu sisi A (Arm) : Sulit menggerakkan tangan S (Speech) : Sulit berbicara T (Time) : Waktu terjadinya stroke Pemeriksaan Penunjang Penatalaksanaan: 1. Angiografi serebral : menentukan penyebab dari stroke secara 1. Antikoagulan : mencegah terjadinya atau memberatnya spesifik trombosis atau emboli 2. Lumbal pungsi : melihat adanya perdarahan intrakranial 2. Anti trombosit : mencegah pembentukan trombus atau 3. CT Scan : memperlihatkan secara spesifik letak penyumbatan emboli secara pasti 3. Trombolitik : menghancurkan atau melarutkan 4. MRI (Magnetic Imaging Resonance) : menentukan posisi dan gumpalan darah besarnya infark 4. Pembedahan : membuang sumbatan 5. EEG : melihat masalah yang timbul dan dampak dari jaringan (Smelter dan Bare, 2002) yang infark (Mutaqin, 2011) Pathway ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN STROKE Pengkajian Diagnosis Keperawatan 1. Identitas 1. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral 2. Keluhan Utama 2. Hambatan komunikasi verbal 3. Riwayat Penyakit 3. Defisit perawatandiri; mandi, berpakaian, makan, toileting 4. Pola Fungsional Gordon 4. Kerusakan mobilitas fisik 5. Pemeriksaan Fisik 5. Ketidakefektifan pola nafas 6. Resiko kerusakan integritas kulit 7. Resiko Aspirasi Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral b.d aliran darah keotak terhambat. 8. Resiko injury NOC: Circulation Status Tissue Prefusion: Cerebral Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan suplai aliran darah keotak lancer Hambatan komunikasi verbal b.d penurunan sirkulasi dengan kriteria hasil: keotak Tekanan systole dandiastole dalam rentang yang diharapkan NOC : Tidak ada ortostatik hipertensi Komunikasi Tidak ada tanda tanda peningkatan tekanan intrakranial (tidak lebih dari 15 mmHg) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3 x 24 jam, Berkomunikasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan diharapkan klien mampu untuk berkomunikasi lagi dengan Menunjukkan perhatian, konsentrasi dan orientasi kriteria hasil: Menunjukkan fungsi sensori motori cranial yang utuh : tingkat kesadaran mambaik, tidak ada gerakan Dapat menjawab pertanyaan yang diajukan perawat gerakan involunter Dapat mengerti dan memahami pesan-pesan melalui NIC : Intrakranial Pressure (ICP) Monitoring (Monitor Tekanan Intrakranial) gambar 1. Berikan informasi kepada keluarga Dapat mengekspresikan perasaannya secara verbal 2. Set alarm maupun nonverbal 3. Monitor tekanan perfusi serebral NIC: 4. Catat respon pasien terhadap stimuli Peningkatan Komunikasi 5. Monitor tekanan intrakranial pasien dan respon neurology terhadap aktivitas 1. Libatkan keluarga untuk membantu 6. Monitor jumlah drainage cairanserebrospinal memahami/memahamkan informasi dari / keklien 7. Monitor intake dan output cairan 2. Dengarkan setiap ucapan klien dengan penuh perhatian 8. Monitor suhudanangka WBC 3. Gunakan kata-kata sederhana dan pendek dalam 9. Kolaborasi pemberian antibiotik komunikasi dengan klien 10. Posisikan pasien pada posisi semifowler 4. Dorong klien untuk mengulang kata-kata 11. Minimalkan stimuli dari lingkungan Terapi Oksigen 5. Berikan arahan / perintah yang sederhana setiap 1. Bersihkan jalan nafas dari secret interaksi dengan klien 2. Pertahankan jalan nafas tetap efektif 6. Programkan speech-language teraphy 3. Berikan oksigen sesuai intruksi 7. Lakukan speech-language teraphy setiap interaksi 4. Monitor aliran oksigen, kanul oksigen dan sistem humidifier dengan klien 5. Beri penjelasan kepada klien tentang pentingnya pemberian oksigen 6. Observasi tanda-tanda hipo-ventilasi 7. Monitor respon klien terhadap pemberian oksigen 8. Anjurkan klien untuk tetap memakai oksigen selama aktifitas dan tidur Defisit perawatan diri; mandi, berpakaian, Hambatan mobilitas fisik b.d kerusakan Risiko kerusakan integritas kulit b.d immobilisasi fisik makan, toileting b.d kerusakan neurovaskuler neurovaskuler NOC: NOC: NOC : Ambulasi Tissue Integrity: Skin and Mucous Membranes Self care: Activity of Daily Living (ADLs) Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3 x 24 jam, Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 3x24 jam, diharapkan klien dapat melakukan diharapkan pasien mampu mengetahui dan mengontrol 3x 24 jam, diharapkan kebutuhan mandiri klien pergerakan fisik dengan kriteria hasil: risiko dengan kriteria hasil: terpenuhi, dengan kriteria hasil: Klien meningkat dalam aktivitas fisik Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, Klien terbebas dari bau badan Mengerti tujuan dari peningkatan mobilitas elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi) Menyatakan kenyamanan terhadap kemampuan Memverbalisasikan perasaan dalam Tidak ada luka/lesi pada kulit untuk melakukan ADLs meningkatkan kekuatan dan kemampuan Perfusi jaringan baik Dapat melakukan ADLS dengan bantuan berpindah Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan NIC: Memperagakan pengguna analat bantu untuk kulit dan mencegah terjadinya cedera berulang Self Care assistance: ADLs mobilisasi (walker) Mampu melindungi kulit dan mempertahankan 1. Monitor kemempuan klien untuk perawatan NIC: kelembaban kulit dan perawatan alami diri yang mandiri. Exercise Therapy: Ambulation NIC: Pressure Management 2. Monitor kebutuhan klien untuk alat-alat bantu 1. Monitoring vital sign sebelm/sesudah latihan 1. Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang untuk kebersihan diri, berpakaian, berhias, dan lihat respon pasien saat latihan longgar toileting dan makan. 2. Konsultasikan dengan terapi fisik tentang 2. Hindari kerutan pada tempat tidur 3. Sediakan bantuan sampai klien mampu secara rencana ambulasi sesuai dengan kebutuhan 3. Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering utuh untuk melakukan self-care. 3. Bantu klien untuk menggunakan tongkat saat 4. Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam 4. Dorong klien untuk melakukan aktivitas berjalan dan cegah terhadap cedera sekali sehari-hari yang normal sesuai kemampuan 4. Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain 5. Monitor kulit akan adanya kemerahan yang dimiliki. tentang teknik ambulasi 6. Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang 5. Dorong untuk melakukan secara mandiri, tapi 5. Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi tertekan beri bantuan ketika klien tidak mampu 6. Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan 7. Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien melakukannya. ADLs secara mandiri sesuai kemampuan 8. Monitor status nutrisi pasien 6. Ajarkan klien/ keluarga untuk mendorong 7. Dampingi dan Bantu pasien saat mobilisasi dan 9. Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat kemandirian, untuk memberikan bantuan bantu penuhi kebutuhan ADL. hanya jika pasien tidak mampu untuk 8. Berikan alat Bantu jika klien memerlukan. melakukannya. 9. Ajarkan pasien bagaimana merubah posisi dan 7. Berikan aktivitas rutin sehari- hari sesuai berikan bantuan jika diperlukan kemampuan. 8. Pertimbangkan usia klien jika mendorong pelaksanaan aktivitas sehari-hari. Risiko Aspirasidengan faktor resiko Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan penurunan Risiko injury dengan faktor resiko penurunan penurunan tingkat kesadaran kesadaran tingkat kesadaran NOC: NOC: NOC: Risk Control Respiratory Status : Ventilation Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3 x 24 Respiratory Status : Ventilation Respiratory Status : Airway Patency Aspiration Control jam, diharapkan tidak terjadi trauma pada pasien Vital Sign Status Swallowing Status dengan kriteria hasil: Setelah dilakukan tindakan perawatan selama 3 x 24 jam, diharapkan Setelah dilakukan tindakan perawatan Klien terbebas dari cedera pola nafas pasien efektif dengan kriteria hasil: selama 3 x 24 jam, diharapkan tidak Klien mampu menjelaskan cara/metode untuk Menujukkan jalan nafas paten ( tidak merasa tercekik, irama nafas terjadi aspirasi pada pasien dengan mencegah injury/cedera normal, frekuensi nafas normal,tidak ada suara nafas tambahan kriteria hasil: Klien mampu menjelaskan factor risiko Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, Klien dapat bernafas dengan mudah, tidakadasianosisdandyspneu (mampumengeluarkan sputum, darilingkungan/perilaku personal tidak irama, frekuensi pernafasan mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips) Mampu memodifikasi gaya hidup untuk normal Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, mencegah injury Pasien mampu menelan, mengunyah irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada Menggunakan fasilitas kesehatan yang ada tanpa terjadi aspirasi, dan mampu suara nafas abnormal) Mampu mengenali perubahan status kesehatan Tanda Tanda vital dalam rentang normal (tekanan darah, nadi, melakukan oral hygiene NIC: pernafasan Jalan nafas paten, mudah bernafas, Environment Management (Manajemen NIC: tidak merasa tercekik dan tidak ada Lingkungan) Airway Management suara nafas abnormal 1. Sediakan lingkungan yang aman untuk pasien 1. Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila NIC: 2. Identifikasi kebutuhan keamanan pasien, sesuai perlu Aspiration Precaution 2. Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi dengan kondisi fisik dan fungsi kognitif pasien 1. Monitor tingkat kesadaran, reflek 3. Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan dan riwayat penyakit terdahulu pasien batuk dan kemampuan menelan 4. Pasang mayo bila perlu 3. Menghindarkan lingkungan yang berbahaya 2. Monitor status paru 5. Lakukan fisiot erapi dada jika perlu (misalnya memindahkan perabotan) 3. Pelihara jalan nafas 6. Keluarkan sekret dengan batuk atau suction 4. Memasang side rail tempat tidur 7. Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan 4. Lakukan suction jika diperlukan 5. Menyediakan tempat tidur yang nyaman dan 8. Lakukan suction pada mayo 5. Cek nasogastric sebelum makan bersih 9. Berikan bronkodilator bila perlu 6. Hindari makan kalau residu masih 6. Menempatkan saklar lampu ditempat yang 10. Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab banyak mudah dijangkau pasien. 11. Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan. 7. Potong makanan kecil kecil 7. Membatasi pengunjung 12. Monitor respirasi dan status O2 8. Haluskan obat sebelum pemberian 8. Memberikan penerangan yang cukup 9. Naikkan kepala 30-45 derajat setelah Oxygen Therapy 9. Menganjurkan keluarga untuk menemani makan 1. Bersihkan mulut, hidung dan secret trakea pasien. 2. Pertahankan jalan nafas yang paten 10. Mengontrol lingkungan dari kebisingan 3. Atur peralatan oksigenasi 11. Memindahkan barang-barang yang dapat 4. Monitor aliran oksigen membahayakan 5. Pertahankan posisi pasien 12. Berikan penjelasan pada pasien dan keluarga 6. Observasi adanya tanda tanda hipoventilasi atau pengunjung adanya perubahan status 7. Monitor adanya kecemasan pasien terhadap oksigenasi kesehatan dan penyebab penyakit DAFTAR PUSTAKA
Johnson, M., et all. 2000. Nursing Outcomes Classification (NOC) Second Edition. New Jersey: Upper Saddle River Mansjoer, A dkk. 2007. Kapita Selekta Kedokteran, Jilid Kedua. Jakarta: Media Aesculapius FKUI Mc Closkey, C.J., et all. 1996. Nursing Interventions Classification (NIC) Second Edition. New Jersey: Upper Saddle River Muttaqin, Arif. 2008. Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem Persarafan.Jakarta: Salemba Medika Santosa, Budi. 2007. Panduan Diagnosa Keperawatan NANDA 2005-2006. Jakarta: Prima Medika Smeltzer, dkk. 2002. BukuAjarKeperawatanMedikalBedah Brunner &SuddarthEdisi 8 Vol 2. alihbahasa H. Y. Kuncara, Andry Hartono, Monica Ester, Yasminasih. Jakarta: EGC.