Anda di halaman 1dari 10

LAPORAN PENDAHULUAN PRAKTIKA KLINIK KMB II

ASUHAN KEPERAWATAN DENGAN GANGGUAN SISTEM


PERSARAFAN DI RUANG PRABU KRESNA RSD K.R.M.T.
WONGSONEGORO KOTA SEMARANG

NAMA : ALVINA LISTIYANI

NIM : P1337420620036

TEMPAT PRAKTIK :

RSD K.R.M.T. WONGSONEGORO KOTA SEMARANG

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEMARANG

PROGRAM SARJANA TERAPAN

JURUSAN KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES SEMARANG

2022
LEMBAR PENGESAHAN

Laporan Pendahuluan Keperawatan Medikal Bedah II dengan Gangguan Sistem Persarafan


di Ruang Prabu Kresna RSD K.R.M.T. WONGSONEGORO KOTA SEMARANG

Nama Mahasiswa : Alvina Listiyani


NIM : P1337420620036

Semarang , September 2022


Menyetujui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Klinik Penyusun

(Eko Ch Purnomo,S.Kp.,M. Kes ) ( ) (Alvina Listiyani)


WOC STOKE NON HEMORAGIK (SNH)

PENGERTIAN ETIOLOGI PEMERIKSAAN PENUNJANG

Stroke non hemoragik yaitu tersumbatnya Stroke non hemoragik terjadi karena 1. Angiografi serebral.
pembuluh darah yang menyebabkan aliran tersumbatnya pembuluh darah yang 2. Elektro encefalography.
darah ke otak sebagian atau keseluruhan menyebabkan aliran darah ke otak sebagian 3. Sinar x tengkorak.
terhenti (Nurarif Huda, 2016). Tidak atau keseluruhan terhenti. Hal ini disebabkan 4. Ultrasonography Doppler.
terjadi perdarahan namun terjadi iskemia oleh aterosklerosis yaitu penumpukan 5. CT-Scan.
yang menimbulkan hipoksia dan kolesterol pada dinding pembuluh darah atau 6. Pemeriksaan laboratorium.
selanjutnya dapat timbul edema sekunder bekuan darah yang telah menyumbat suatu
(Wijaya & Putri 2013). pembuluh darah ke otak (Pudiastuti, 2011).

KLASIFIKASI
MANIFESTASI KLINIK
1. Stroke iskemik transien.
1. Mati rasa atau sulit menggerakkan 2. Stoke pembuluh darah
otot wajah, lengan, atau kaki secara SNH besar (trombolisis).
tiba-tiba pada salah satu sisi tubuh 3. Reversible Ischemic
atau bahkan di seluruh tubuh. (STROKE NON
Neurological Deficit
2. Sulit berbicara dan memahami HEMORAGIK)
(RIND).
ucapan orang lain.
3. Sulit menelan. 4. Stroke embolik
4. Pusing dan sakit kepala. kardiogenik.
5. Kehilangan keseimbangan dan sulit
berjalan.
6. Penglihatan buram.
Trombosis Embolisme Hipertensi, DM, Penyakit
jantung,obesitas,merokok.

Adanya penyumbatan aliran Embolus berjalan menuju


Penimbunan lemak /
darah ke otak oleh thrombus. arteri serebral melalui arteri
kolesterol yang meningkat
karotis.
dalam darah.

Berkembang menjadi
Terjadi bekuan darah pada Pembuluh darah menjadi
aterosklerosis pada dinding
arteri. kaku.
pembuluh darah.

Pecahnya pembuluh darah.


Arteri tersumbat

Berkurangnya darah ke
area thrombus.
Terjadinya iskemik dan infark
pada jaringan.

Stroke Non Hemoragik

Penurunan Adanya lesi Proses metabolisme di Nervus kranial


kekuatan otot serebral otak terganggu

N II,III,IV,VI N VIII N
Kelemahan Terjadinya afasia Penurunan suplai V,VII,IX,XII
fisik darah dan O2 ke otak.

Terjadi Terjadi Terjadi


penurunan daya penurunan penurunan
MK: Hambatan MK : Ketidakefektifan penglihatan. daya refleks
MK : Gangguan
Komunikasi Verbal Perfusi Jaringan. pendengaran.. menelan.
Mobilitas Fisika.

Kesulitan dalam Kelainan


MK :Gangguan menilai jarak dan visual.
MK:Gangguan Gangguan
persepsi kehilangan persepsi menelan.
penglihatan. penglihatan. sensori
pendengaran
MK: GANGGUAN MK : GANGGUAN MK: KETIDAKEFEKTIFAN
MOBILITAS FISIK KOMUNIKASI VERBAL PERFUSI JARINGAN

TUJUAN DAN KRITERIA TUJUAN DAN KRITERIA TUJUAN DAN KRITERIA HASIL
HASIL HASIL
Setelah dilakkan intervensi .... x 24 jam
Setelah dilakukan intervensi ... x 24 Setelah dilakukan intervensi.... x 24 diharapkan kriteria hasil:
jam diharapkan kriteria hasil : jam diharapkan kriteria hasil :
1. Denyut nadi perifer sedang.
1. Nyeri menurun. 1. Kemampuan bicara 2. Warna kulit pucat menurun.
2. Pergerakan eksremitas meningkat. 3. Pengisian kapiler membaik
meningkat. 2. Afasia menurun. 4. Akral membaik.
3. Kekuatan otot meningkat. 3. Respon perilaku membaik. 5. Turgor kulit membaik.
4. ROM meningkat. 4. Pemahaman komunikasi 6. Kelemahan otot menurun.
5. Gerakan terbatas menurun. membaik.

INTERVENSI INTERVENSI INTERVENSI

DUKUNGAN MOBILISASI PROMOSI KOMUNIKASI : PERAWATAN SIRKULASI


DEFISIT BICARA
Observasi : Observasi :
Observasi :
1. Identifikasi adanya nyeri 1. Periksa sirkulasi perifer.
atau keluhan fisik lainnya. 1. Monitor kecepatan, 2. Identifikasi faktor resiko
2. Monitor frekuensi jantung tekanan,kuantitas,volume gangguan sirkulasi.
dan tekanan darah sebelum dan diksi bicara. 3. Monitor panas, kemerahan,
memulai mobilisasi. 2. Monitor kognitif,anatomis nyeri pada ekremitas.
3. Monitor kondisi umum dan fisiologis yang berkaitan
selama melakukan dengan bicara.
mobilisasi.
Terapeutik :
Terapeutik : Terapeutik :
1. Fasilitasi aktivitas
1. Gunakan metode 1. Hindari pemasangan infus
mobilisasi dengan alat
komunikasi alternatif. atau pengambilan darah di
bantu.
2. Sesuaikan gaya komunikasi area keterbatasan perfusi.
2. Libatkan keluarga untuk
dengan kebutuhan. 2. Hindari pengukuran tekanan
membantu pasien dalam
3. Ulangi apa yang darah pada ekremitas
meningkatkan
disampaikan pasien. dengan keterbatasan perfusi.
pergerakan.
4. Berikan dukungan 3. Lakukan pencegahan
Tujuan : psikologis. infeksi.

1. Jelaskan tujuan dan Edukasi :


prosedur mobilisasi.
1. Ajarkan bicara perlahan.
2. Anjurkan melakukan
2. Ajarkan pasien dan keluarga
mobilisasi dini.
proses kognitif , anatomis
dan fisiologis yang
berhubungan dengan
kemampuan bicara.
MK :GANGGUAN MK : GANGGUAN MK : GANGGUAN
PERSEPSI PERSEPSI SENSORI
MENELAN
PENGLIHATAN PENDENGARAN

TUJUAN DAN KRITERIA


TUJUAN DAN KRITERIA TUJUAN DAN KRITERIA
HASIL
HASIL HASIL
Setelah dilakukan intevensi ....
Setelah dilakukan intervensi ... Setelah dilakukan intervensi...
x 24 jam diharapkan kriteria
x 24 jam diharapkan kriteria x 24 jam diharapkan kriteria
hasil:
hasil: hasil:
1. Reflek menelan
1. Pasien dapat melihat 1. Kemampuan
meningkat.
dengan jelas. pendengaran
2. Mempertahankan
meningkat.
makanan di mulut
menurun.
INTERVENSI 3. Frekuensi tersedak
INTERVENSI menurun.
PROMOSI KOMUNIKASI 4. Batuk menurun.
PROMOSI KOMUNIKASI DEFISIT PENGETAHUAN
DEFISIT VISUAL
Observasi :
Observasi : INTERVENSI
1. Periksa kemampuan
1. Periksa kemampuan pendengaran. PENCEGAHAN ASPIRASI
penglihatan. 2. Monitor akumulasi
2. Moitor dampak serumen berlebih. Observasi:
gangguan penglihatan. 3. Identifikasi metode 1. Monitor tingkay
komunikasi yang kesadaran, batuk ,
disukai pasien. muntah dan
kemampuan menelan.
Terapeutik : Terapeutik : 2. Monitor bunyi nafas
1. Sediakan 1. Gunakan bahasa saat makan/minum.
pencahayaan sederhana. Terapeutik :
cukup. 2. Fasilitasi penggunaan
2. Berikan bacaan alat bantu dengar. 1. Posisi semi flowler.
dengan huruf besar. 3. Berhadapan dengan 2. Berikan makanan
3. Sediakan alat bantu. pasien ketika ukuran kecil dan lunak.
4. Gunakan warna berkomunikasi 3. Berikan obat oral dalam
terang dan kontras langsung. bentuk cair.
di lingkungan. 4. Pertahankan kebersihan
telinga. Edukasi :
Edukasi :
Edukasi : 1. Ajarkan makan secara
1. Jelaskan perlahan.
lingkungan pada 1. Anjurkan 2. Ajarkan strategi
pasien. menyampaikan pesan mencegah aspirasi.
2. Ajarkan keluarga dengan isyarat.
keluarga cara psien 2. Ajarkan cara
berkomunikasi. membersihkan serumen
dengan tepat.
BUKU SUMBER

Nurarif, Amin Huda & Kusuma, H. (2016). Asuhan Keperawatan PraktisBerdasarkan


Penerapan Diagnosa Nanda, NIC, NOC dalam Berbagai Kasus( jilid 2.). Jogjakarta:
Mediaction Publishing

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Jakarta :
Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI.2017. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Jakarta :
Dewan Pengurus Pusat PPNI.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2019. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta: Dewan
Pusat PPNI.

Wijaya, & Putri. (2013). Stroke Non Hemoragik. Retrieved from http://repository.poltekkes-
denpasar.ac.id/636/3/KTI UPLOAD BAB II.pdf

Anda mungkin juga menyukai