Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN MATERNITAS

HIPEREMESIS GRAVIDARUM (HEG)

Disusun Oleh :

Faradila Zahro Ananto

P1337420620035

PROGRAM STUDI SARJANA TERAPAN KEPERAWATAN SEMARANG

JURUSAN KEPERAWATAN SEMARANG

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG

2022
Etiologi :
Tanda & gejala : -Faktor predisposisi: Primigravida, overdistensi
1. Mual dan muntah saat hamil yang bisa rahim : hidramnion, kehamilan ganda, estrogen
terjadi lebih dari 3-4 kali sehari dan HCG tinggi, mola hidatidosa.
2. Nafsu makan menurun -Faktor organic: Masuknya vili korialis dalam
3. Berat badan menurun sirkulasi maternal, perubahan metabolik akibat
4. Merasa pusing dan lemas hamil, resistensi yang menurun dari pihak ibu
dan alergi.
5. Mengalami dehidrasi
6. Sangat sensitif terhadap bau -Faktor psikologis: rumah tangga yang retak,
7. Kontisipasi kehamilan tidak diinginkan, takut terhadap
kehamilan dan persalinan, takut terhadap
tanggung jawab sebagai ibu dan kehilangan
pekerjaan. (Maersaroh & Putri, 2019)
Pemeriksaan Diagnostik DEFINISI

1. Pemeriksaan ultrasonografi (USG) Hiperemesis Gravidarum adalah keluhan mual


Penatalaksanaan :
2. Pemeriksaan urin (urinalisis) dan muntah pada masa hamil muda atau trimester -Memberikan penerangan tentang kehamilan dan
3. Pemeriksaan kadar HCG pertama yang dapat menyebabkan dehidrasi, persalinan sebagai suatu proses yang fisiologik
4. Pemeriksaan darah rutin penurunan berat badan, sehingga mengganggu -Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-
5. Pemeriksaan tiroid (tiroksin dan TSH) aktivitas sehari-hari dan membahayakan dalam kadang muntah gejal yang fisiologik pada
kandungan (Kadir et al., 2019). kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan
4 bulan
Patofisiologi -Menganjurkan mengubah makan sehari-hari
Patofisiologi hiperemesis gravidarum dapat dengan makanan dalam jumlah kecil tetapi sering
disebabkan karena peningkatan Hormon Chorionic -Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan
Gonodhotropin (HCG) dapat menjadi faktor mual dan segera turun dari tempat tidur, terlebih dahulu
muntah. Peningkatan kadar hormon progesteron makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat
menyebabkan otot polos pada sistem gastrointestinal -Makanan yang berminyak dan berbau lemak
mengalami relaksasi sehingga motilitas menurun dan sebaiknya dihindari
pengosongan lambung melambat. Hal ini diperberat -Makanan disajikan dalam keadaan panas atau
dengan adanya penyebab lain berkaitan dengan faktor sangat dingin
psikologis, spiritual, lingkungan, dan sosiokultural. -Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan
faktor penting, dianjurkan makanan yang banyak
mengandung gula.
-Pemberian cairan parenteral : RL atau glukoa 5%
(30 tpm)
-Obat-obatan : sedatif ringan (phenobarbital),
antialergi, antiemetik, vitamin B dan C
-Menghentikan kehamilan
Faktor Predisposisi Faktor Organik
Faktor Psikologis
(primigravida, kehamilan
ganda, mola hidatidosa) (Stres, kurang (Masuknya vili korialis, antigen
kurang baru janin dan plasenta)
dukungan sosial)

HCG dan Esterogen ↑ Berlawanan dengan antigen Ibu, masuk


Motilitas gastrointestinal ↓
ke dalam sirkulasi peredaran darah

Merangsang hipotalamus Perubahan metabolik

Asam lambung ↑

Nausea (D.0076)
HIPEREMESIS GRAVIDARUM SLKI : Tingkat nausea menurun SIKI :Manajeme
Mual muntah terus menerus Nausea

Nafsu makan ↓ Dehidrasi Defisiensi Nutrisi Kurang terpapar informasi Defisit Nutrisi

Berat badan ↓ Kehilangan cairan berlebih Energi ↓ Defisitlemak


Cadangan Pengetahuan
dan karbohidrat me↓ Glukosa dalam darah dan otak me↓ Pusing, sakit kepala

Defisit Nutrisi Kelemahan fisik


Hipovolemia
Defisit Pengetahuan (D.0111)

Intoleransi SLKI : Tingkat pengetahuan


Defisit Nutrisi (D.0019) Hipovolemia (D.0023) meningkat
Aktivitas
SLKI : Status nutrisi SLKI : Status cairan SIKI : Edukasi Kesehatan Nyeri Akut
meningkat SIKI : Manajemen meningkat SIKI : Manajemen /Edukasi Nutrisi
nutrisi hipovelemia Nyeri Akut (D.0077) SLKI :
Intoleransi Aktivitas (D.0056) SLKI : Nyeri akut menurun SIKI :
Toleransi aktivitas meningkat SIKI :
- Management nyeri
- Manajemen energi - Terapi musik
- Dukungan ambulasi - Latihan pernapasan
SDKI SLKI SIKI
Nausea b.d Setelah dilakukan tindakan Manajemen mual (I.03117)
kehamilan keperawatan selama 3xshift Tindakan
(D.0076) diharapkan tingkat nausea Observasi
menurn (L.12111) dengan -identifikasi pengalaman mual
kriteria hasil : -identifikasi dampak mual terhadap kualitas
-Nafsu makan (5:meningkat) hidup (mis. nafsu makan, aktivitas,kinerja,
-keluhan mual (5 :menurun) tanggung jawab, dan tidur)
-perasaan ingin muntah -identifikasi factor penyebab mual
(5:menurun) -monitor mual (mis.frekuensi, durasi, dan
-perasaan asam di mulut tingkat keparahan)
(5:menurun) -monitor asupan nutrisi dan kalori
-frekeunsi menelan (5:menurun) Terapeutik
-kendalikan factor lingkungan penyebab
mual (mis. bau tak sedap, suara dan
rangsangan visual yang tidak
menyenangkan)
-kurangi atau hilangkan keadaan penyebab
mual (mis.kecemasan, ketakutan, kelelahan)
-berikan makanan dalam jumlah kecil dan
menarik
Edukasi
-anjurkan istirahat dan tidur yang cukup
-anjurkan makanan yang tinggi karbohidrat
dan rendah lemak
-ajarkan penggunaan teknik non
farmakologis untuk mengatasi mual :
pemberian terapi lemon)

Manajemen muntah (I.03118)


Tindakan
Observasi
-identifikasi karakteristik muntah (mis.
konsistensi ,warna,adanya
darah,waktu,frekuensi dan durasi)
-periksa volume muntah
-monitor efek manajemen muntah secara
menyeluruh
Terapeutik
-kotnrol lingkungan penyebab muntah
(mis:bau tidak sedap,suara, dan visual yang
tidak menyenangkan)
-kurangi atau hilangkan keadaan penyebab
muntah
Edukasi
-anjurkan membawa kantong plastik
-anjurkan memperbanyak istirahat
Anjurkan penggunaan teknik non
farmakologi (pemberian aromaterapi lemon)
Ansietas b.d Setelah dilakukan tindakan Reduksi ansietas (I.09314)
kurang terpapar keperawatan selama 3xshift Tindakan
informasi diharapkan tingkat ansietas Observasi
(D.0080) menurun (L.09093) dengan -identifikasi saat tingkat ansietas berubah
kriteria hasil : Identifikasi kemampuan mengambil
-verbalisasi kebingungan keputusan
(5:menurun) -monitor tanda-tansa ansietas(verbal)
-verbalisasi khawatir akibat Terapeutik
kondisi yang dihadapi -ciptakan suasana terapeutik untuk
(5:menurun) meumbuhkan kepercayaan
-perilaku gelisah (5:menurun) -temani pasien untuk mengurangi
-perilaku tegang (5:menurun) kecemasan
-keluhan pusing (5: menurun) -pahami situasi yang membuat ansietas
-pucat(5: menurun) -dengarkan dengan enuh perhatian
-tekanan darah (5: menurun) -gunakan pendekatan yang tenang dan
menyakinkan
-tempatkan barang pribadi yang
memberikan kenyamanan
-motivasi mengidentfikasi situasi yang
memicu kecemasan
-diskusaikan perencanaan realistis tentang
peristiwa yang akan datang
Edukasi
-jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang
mungkin dialami
-informasikan secara factual mengenal
diagnosis, pengobatan dan prognosis
-anjurkan keluarga untuk tetap bersama
pasien
-latih kegiatan pengalihan untuk
mengurangi ketegangan
-latih teknik relaksasi
Kolaborasi
-kolaborasikan pemberian obat antiansietas,
jika perlu
Intoleransi Setelah dilakukan tindakan Manajemen energi (I.05178)
akivitas b.d keperawatan selama 2xshift Tindakan
kelemahan diharapakan toleransi aktivitas Observasi
(D.0056) (l.05047) meningkat dengan -istriahatkan gangguan fungsi tubuh yang
kriteria hasil : mengakibatkan kelelaha
-keluhan lelah (5:menurun) -monitor kelelahan fisik dan emosional
-kemudahan dalam melakukan Terpeutik
aktivitas (5: meningkat) -sediakan lingkungan nyaman dan rendah
-tanda-tanda vital (5:membaik) stimulus (mis.cahaya, suara, kunjungan)
-fasilitasi dudu di sisi tempat tidur, jika
tidak dapat berpindah atau berjalan
Edukasi
-anjurkan melakukan aktvitas secara
bertahap
-ajarkan koping untuk mengurangi
kelelahan
Kolaborasi
-kolaborasiakn degan ahli gizi tentang cara
meningkatkan asupan makanan
Defisit nuutrisi Setelah dilakukan tindakan Manajemen nutrisi
b.d keperawatan selama 3xshift Tindakan
ketidakmampuan diharapkan status nutrisi Observasi
mengabsorbsu membaik (L.03030) dengan -identifikasi status nutrisi
nutrient kriteria hasil : -identifikasi alergi dan intoleransi makanan
(D.0019) -Porsi makanan yang dihabiskan -identifikasi makanan yang disukai
(5:meningkat) -monitor berat badan
-nyeri abdomen (5 menurun) -montor hasil laboratorium
-frekeunsi makan (5 membaik) Terapeutik
-nafsu makan (5 membaik) -lakukan oral hygiene sebelum makan, jika
-IMT dan BB (5 membaik) perlu
-fasilitasi menentukan pedoman diet
-berikan makanan secara menarik dan suhu
yang sesuai
-berikan makanan tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
Edukasi
-anjurkan posisi duduk
-ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
-kolaborasikan pemberian medikasi sebelum
makan, jika perlu
-kolaborasikan dengan ahli gizi untuk
menentukan jumlah kalori dan jenis nutrisi

SDKI SLKI SIKI


Defisit Tingkat Pengetahuan Edukasi Kesehatan (I.12383)
Pengetahuan (L.12111) Observasi
Setelah dilakukan tindakan a. Mengidentifikasi kesiapan dan
berhubungan keperawatan selama 1x 30 kemampuan menerima informasi
dengan kurangnya menit diharapkan tingkat
pengetahuan pasien Terapeutik
terpapar informasi a. Menyediakan materi dan media
meningkat dengan kriteria
(D.0111) hasil : pendidikan kesehatan tentang
1. Perilaku sesuai
mual dan muntah
anjuran meningkat
b. Menjadwalkan pendidikan
2. Kemampuan
kesehatan tentang mual dan
menjelaskan
muntah sesuai kesepakatan
pengetahuan tentang
c. Memberikan kesempatan untuk
suatu topik
bertanya
meningkat
Edukasi
3. Kemampuan a. Menjelaskan pada klien dan
menggambarkan keluarga mengenai penyebab, cara
pengalaman mengatasi mual dan muntah.
sebelumnya sesuai
dengan topik.
DAFTAR PUSTAKA
Efektifitas Pemberian Aromaterapi Lemon Terhadap Penurunan Frekuensi Emesis
Gravidarum Pada Ibu Hamil Trimester I Di Bpm Indra Iswari, Sst, Skm, Mm Kota
Bengkulu. Journal Of Midwifery, 8(1), 44–50. https://doi.org/10.37676/jm.v8i1.1044
Maesaroh, S., & Putri, M. (2019). Inhalasi Aromaterapi Lemon Menurunkan Frekuensi Mual
Muntah pada Ibu Hamil. Jurnal Kesehatan Metro Sai Wawai, 12(1), 30.
https://doi.org/10.26630/jkm.v12i1.1741
Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (Definisi
dan Indikator Diagnostik). Jakarta Selatan: DPP PPNI.
Tim Pokja SIKI DPP PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (Definisi dan
Tindakan Keperawatan) . Jakarta Selatan: DPP PPNI.
Tim Pokja SLKI DPP PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Jakarta Selatan:
DPP PPNI.

Anda mungkin juga menyukai