Di Susun Oleh :
ANINDA DIYAH AYU PINASTI PUTRI
131110002
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Dapat memberikan asuhan kebidanan pada Ny. T dengan Hiperemesis
Gravidarum.
2. Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi data subyektif dan objektif yang menunjang
diagnosa Hiperemesis Gravidarum.
b. Melaksanakan asuhan pada klien dengan Hiperemesis Gravidarum.
c. Melaksanakan evaluasi pada klien dengan Hiperemesis
Gravidarum.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
a) Dapat mengerti, memahami dan menerapkan asuhan kebidanan
pada ibu hamil dengan Hiperemesis gravidarum.
b) Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman khususnya tentang
ibu hamil dengan Hiperemesis gravidarum.
c) Dapat meningkatkan ketrampilan dalam memberikan asuhan
kebidanan terutama pada ibu hamil dengan Hiperemesis
gravidarum.
2. Bagi Lahan Praktik
a) Sebagai masukan dalam pengawasan dan penanganan pada ibu
hamil dengan Hiperemesis gravidarum
b) Dapat mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan pada
ibu hamil dengan Hiperemesis gravidarum.
3. Bagi Institusi
a) Dapat mengevaluasi sejauh mana mahasiswa menguasai asuhan
kebidanan pada ibu hamil dengan Hiperemesis gravidarum.
b) Sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan bagi mahasiswa
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Pekajangan
Pekalongan Prodi DIII Kebidanan khususnya yang berkaitan
dengan ibu hamil dengan Hiperemesis gravidarum.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP KEHAMILAN
1. Pengertian
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya
hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari
pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3 trimester yaitu trimester
pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, trimester kedua dari bulan
keempat sampai 6 bulan, trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan
(Saifudin, 2008: 89).
B. HIPEREMESIS GRAVIDARUM
1. Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan pada wanita
hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya
menjadi buruk, sebagai akibat terjadilah dehidrasi (Hidayati, 2009: 66).
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang menetap selama
kehamilan yang mengganggu asupan cairan atau nutrisi. Biasanya terjadi
sebelum 20 minggu kehamilan, cukup berat hingga mengakibatkan penurunan
berat badan dan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit (Morgan dan Hamilton,
2009: 362).
2. Etiologi
Menurut Mansjoer (1999:259) penyebab hiperemesis gravidarum belum
diketahui secara pasti. Namun beberapa faktor mempunyai pengaruh antara lain:
a. Faktor predisposisi, yaitu primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan
ganda.
b. Faktor organik, yaitu alergi masuknya vili khorialis dalam sirkulasi,
perubahan metabolik akibat hamil dan resistensi ibu yang menurun.
c. Faktor psikologis
Tiran (2009:13) menyatakan faktor fisiopatologis yang menyebabkan
hiperemesis gravidarum sebagai berikut :
a. Perubahan karbohidrat dan metabolisme lemak
b. Situasi korpus luteum
c. Faktor genetik
d. Adaptasi saluran gastrointestinal
e. Infeksi helicobakter pylori
f. HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)
g. Hipotensi dan penurunan sirkulasi serebri
h. Faktor imunologi
i. Dampak dari kemampuan mencium dan melihat
j. Migrain dan sakit kepala
k. Estrogen dan progesteron
l. Stimulasi saraf vagal faring
m. Mekanisme protektif
n. Stimulasi saraf sensorik didalam lambung dan duodenum
o. Serotonin
p. Perubahan hormon tiroid
q. Distensi, trauma dan infeksi uterus, kandung kemih dan pelvis ginjal
r. Gangguan aparatus vestibular
Faktor predisposisi peningkatan keparahan hiperemesis gravidarum
menurut Tiran (2009:13) yaitu :
a. Keletihan
b. Janin wanita
c. Refluks gastro esofagus
d. Mual dan muntah di kehamilan sebelumnya
e. Penggunaan pil kontrasepsi saat pra konsepsi
f. Mual pra menstruasi
g. Merokok
h. Stress, cemas dan takut
i. Masalah sosio-ekonomi
j. Kesulitan dalam masalah membina hubungan
k. Wanita yang memiliki ibu yang mengalami mual muntah saat hamil
3. Patofisiologi
Perasaan mual akibat kadar estrogen meningkat. Mual dan muntah terus
menerus dapat menyebabkan dehidrasi, hiponatremia, hipokloremia, penurunan
klorida urin, selanjutnya terjadi hemokonsentrasi yang mengurangi perfusi darah
ke jaringan dan menyebabkan timbulnya zat toksik. Pemakaian cadangan
karbohidrat dan lemak menyebabkan oksidasi lemak tidak sempurna hingga
terjadi ketosis. Hipokalemia akibat muntah dan ekskresi yang berlebihan
selanjutnya menambah frekuensi muntah dan merusak hepar. Selaput lendir
esofagus dan lambung dapat robek (sindrom Mallory-Weiss) sehingga terjadi
perdarahan gastrointestinal (Mansjoer, 1999:59)
6. Penanganannya
a. Penanganan Hiperemesis Gravidarum menurut Anwar (2008) sebagai berikut :
1) Penderita hiperemesis gravidarum harus menjalani perawatan intensif
dirumah sakit, terutama bila sampai mengalami dehidrasi.
2) Ibu hamil seharusnya menjalani pemeriksaan urin di laboratorium untuk
mengecek kadar keton dalam darah yang menjadi pemicu munculnya
keluhan mual muntah. Bila di peroleh hasil positif, maka ibu harus
menjalani perawatan di rumah sakit. Asupan makanan pun harus melalui
selang infus agar lambung dapat beristirahat. Setelah kurang lebih 8 jam,
ibu harus diperbolehkan mendapat asupan makanan secara oral. Namun
pemberiannya harus bertahap, dari cair, semi padat, sampai padat.
3) Jika dianggap perlu, dokter akan memberi obat anti mual. Dokter kadang
memberikan obat anti magh kepada pasien. Lamanya perawatan dirumah
sakit tergantung pada kondisi ibu. Jika kondisi ibu membaik dalam
waktu 2 hari ibu diperbolehkan pulang.
b. cara mengatasi mual muntah Suririnah (2001:1) menyatakan bahwa cara
mengatasi mual muntah pada awal kehamilan adalah sebagai berikut :
1) Makan dalam jumlah sedikit tapi sering, jangan makan dalam jumlah
atau porsi besar hanya akan membuat bertambah mual. Berusahalah
makan sewaktu dapat makan, dengan porsi kecil tapi sering.
2) Makan-makanan yang tinggi karbohidrat dan protein yang dapat untuk
membantu mengatasi mual. Banyak mengkonsumsi buah dan sayuran
dan makanan tinggi karbohidrat seperti roti, kentang, biscuit, dll.
3) Di pagi hari sewaktu bangun tidur jangan langsung terburu-buru
terbangun, cobalah duduk dahulu dan baru perlahan berdiri bangun. Bila
merasa sangat mual ketika bangun tidur pagi siapkanlah snack atau
biscuit didekat tempat tidur, dan dapat memakannya terlebih dahulu
sebelum mencoba untuk berdiri.
4) Hindari makanan yang berlemak, berminyak dan pedas yang akan
memperburuk rasa mual.
5) Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah,
minumlah air putih, ataupun juice. Hindari minuman yang mengandung
kafein dan karbohidrat.
6) Vitamin kehamilan kadang memperburuk rasa mual, tapi tetap
memerlukan folat untuk kehamilan. Bila mual muntah sangat hebat,
konsultasikan ke dokter sehingga dapat diberikan saran terbaik untuk
vitamin yang akan dikonsumsi. Dan dokter mungkin akan memberikan
obat untuk mual bila memang diperlukan.
7) Vitamin B6 efektif untuk mengurangi rasa mual pada ibu hamil.
Sebaiknya konsultasikan dahulu dengan dokter untuk pemakainnya.
8) Pengobatan tradisional: biasanya orang menggunakan jahe dalam
mengurangi rasa mual pada berbagai pengobatan tradisional. Penelitian
di Australia menyatakan bahwa jahe dapat digunakan sebagai obat
tradisional untuk mengatasi rasa mual dan aman untuk ibu dan bayi.
Pada beberapa wanita hamil ada yang mengkonsumsi jahe segar atau
permen jahe untuk membantu mengatasi rasa mualnya.
9) Istirahat dan rileks akan sangat membantu mengatasi rasa mual muntah.
Karena bila stress hanya akan memperburuk rasa mual.
c. Menurut Kampono (2005:17) dalam menghadapi keadaan mual dan muntah
ada beberapa tindakan yang perlu dilakukan, yaitu :
1) Lakukan gerakan perlahan-lahan pada waktu bangun pagi dan duduk
ditempat tidur dulu beberapa menit.
2) Makan pagi yang ringan, seperti roti bakar, kue kering, sebelum
melakukan aktifitas.
3) Hirup udara segar pagi hari. Lakukanlah jalan-jalan ringan sekitar rumah,
dan tidurlah dengan jendela terbuka.
4) Minum air sering sepanjang hari. Air dingin dengan rasa manis atau
sedikit mengandung gas akan banyak menolong.
5) Makanlah 4 sampai 5 kali sehari dengan porsi kecil setiap hari. Hal ini
untuk mencegah supaya perut tidak kosong.
6) Hindari bau-bauan yang mengganggu dan merangsang ibu untuk muntah.
7) Pilih makanan yang rendah lemak dan mudah dicerna.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN
K
Sua Hamil U Peno Cara Peny JK BB/ H M H Lam ASI Cara La E
mi Ke K Long ulit PB umur a ma T
2. Ham
il ini
9. Data psikososial
Ibu mengatakan ingin cepat sehat dan berharap kehamilannya dapat
berjalan normal.
10. Data social budaya
-Ibu mengatakan hubungan dengan suami dan keluarga baik, demikian
juga dengan tetangga sekitar rumah.
-Ibu mengatakan menganut budaya Jawa dan tidak menganut budaya tarak.
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan fisik umum
Keadaan umum ibu : Cukup
Kesadaran : Composmentis
TTV : TD : 80/40 mmHg
Suhu : 375 ºC
Nadi : 80 kali/menit
RR : 20 kali/menit
BB sebelum hamil : 42 kg
BB sekarang : 40 kg
TB : 156 cm
LILA : 21 cm
TP : 16 Agustus 2013
2. Pemeriksaan fisik khusus
a. Inspeksi
Muka : Pucat, tidak odema, tidak ada cloasma gravidarum.
Mata : Simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda,
sedikit cekung.
Hidung : Simetris, bersih, tidak ada pernapasan cupung hidung.
Mulut : Simetris, kering, tidak ada perdarahan gusi, tidak ada
stomatitis, tidak ada karies.
Telinga : Simetris, ada serumen.
Leher : Simetris, bersih, tidak terlihat bendungan vena
jugularis, tidak terlihat pembesaran kelenjar tiroid dan
kelenjar limfe.
Dada : Simetris, tidak terlihat retraksi intercosta.
Payudara : Simetris, bersih, puting susu menonjol, ada
hiperpigmentasi areola.
Abdomen : Simetris, terdapat linea nigra, tidak ada luka bekas
operasi, tidak ada striae gravidarum.
Genetalia : Bersih, tidak ada pengeluaran pervaginam, tidak
odema, tidak varises.
Anus : Bersih, tidak ada haemorhoid.
Ekstremitas atas dan bawah : Simetris, bersih, tidak odema.
b. Palpasi
Leher : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan, tidak ada
pembendungan vena jugularis, tidak ada pembesaran
kelenjar tiroid dan kelenjar limfe.
Dada : Tidak ada nyeri tekan.
Payudara : Tidak ada benjolan, tidak ada nyeri tekan.
Abdomen : Tidak ada nyeri tekan, TFU belum teraba.
Ekstremitas atas : Tidak ada nyeri tekan, tidak odema, turgor
kulit sedang
Ekstremitas bawah : Tidak ada nyeri tekan, tidak odema.
c. Auskultasi
Dada : Tidak ada suara tambahan wheezing dan rhonci.
d. Perkusi
Reflek patella :-
3. Pemeriksaan penunjang
a. Pemeriksaan panggul luar : -
b. LAB :-
c. Rontgen :-
d. USG :-
e. Pemeriksaan dalam :-
4.1 Kesimpulan
Hiperemesis Gravidarum sering terjadi pada ibu hamil muda dan sampai sekarang
penyebab pastinya belum diketahui. Tindakan yang diberikan dapat disesuaikan dengan
keluhan yang ada sebelum diagnosa pasti ditegakkan. Penyembuhan memerlukan
ketenangan dan waktu yang lama, maka dalam perawatannya harus diperhatikan secara
keseluruhan baik dari aspek biologi, psikologi dan sosial.
4.2 Saran
a. Untuk petugas kesehatan
Diharapkan petugas kesehatan selalu meningkatkan pengetahuan dan
ketrampilannya sesuai dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta
lebih jeli dalam menentukan masalah yang sedang dihadapi oleh pasien dan
mampu menentukan solusi dalam menangani masalah tersebut.
b. Untuk pasien dan keluarga
Diharapkan untuk setiap ibu hamil memeriksakan kehamilannya secara
teratur untuk mendeteksi adanya kelainan pada masa kehamilan, persalinan
maupun nifas.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2011. Kewenangan Bidan Sesuai Permenkes Nomor 1464 Tahun 2010
tentang Izin dan Penyelenggaraan Praktik Bidan.
http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/archives/171. diperoleh tanggal 25
Februari 2013.
Tiran. 2009. Mual Muntah Kehamilan; Seri Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.
Hidayat. 2009. Asuhan keperawatan pada Kehamilan Fisiologis dan Patologis. Jakarta:
Salemba Medika.
Broussard, C dan Richter J. 2008. Hyperemesis Gravidarum.
http://www.midwiferytoday.com. diperoleh tanggal 26 Februari 2013.
Morgan & Hamilton. 2009. Obstetri & GInekologi: Panduan Praktik. Jakarta: EGC.
Stabie, Issabel. 2007. Hyperemesis Gravidarum. http://ling.springer.com/chapter.
diperoleh tanggal 26 Februari 2013.
Susanti. 2009. Psikologi Kehamilan. Jakarta: EGC.
Holler, Anja. 2008. Therapy and Buch Gynakologie and Geburtshilfe.
http://ling.springer.com/chapter. diperoleh tanggal 27 Februari 2013.
Mansjoer, Arif dkk. 2009. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.
Nugraha. 2008. Komplikasi dalam Kehamilan dan Persalinan.
http://www.litbangdepkes.go.id. diperoleh tanggal 25 Februari 2013.
Edi. 2008. Mual Muntah yang Berlebihan. http://www.klikdokter.com. diperoleh
tanggal 25 Februaru 2013.
Nausea. 2008. Medical Encyclopedia Hyperemesis Gravidarum.
http://www.ncbi.nim.gov/pubmedhealth. diperoleh tanggal 27 Februari 2013.
Pudiastuti, Ratna Dewi. 2012. Asuhan Kehamilan Pada Ibu Hamil Normal dan
Patologi. Yogyakarta: Muha Medika.