PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. (Depkes RI 2003). Untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, banyak hal yanga perlu diperhatikan. Salah satu diantaranya yang dipandang
mempunyai peranan yang cukup penting ialah menyelenggarakan pelayanan kesehatan.
Adapun yang dimaksud pelayanan kesehatan ialah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri
atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga,
kelompok, dan ataupun masyarakat. Derajat kesehatan masyarakat dapat di ukur dengan beberapa
indikator yaitu angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi (Saifuddin, 2008).
Angka kematian ibu dan bayi 99% terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia (Nugraha,
2007). Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2007 sebesar 248 per 100.000 kelahiran
hidup (Supari, 2009).
Angka kematian ibu dapat dicegah dari sejak kehamilan dengan meningkatkan kesehatan ibu selama
hamil. Sejak wanita mengalami kehamilan terjadi perubahan fisik maupun psikologis. Salah satu
perubahan fisik wanita hamil adalah terjadi morning sickess atau mual dan muntah di pagi hari.
Kondisi tersebut merupakan kondisi normal yang terjadi pada trimester pertama kehamilan. Namun
pada beberapa wanita mual muntah terjadi secara terus menerus berlebihan sehingga
mengakibatkan kelelahan dehidrasi bahkan syok hipofolemik ataupun asidosis metabolik. Kondisi
mual muntah berlebihan tersebut dinamakan hiperemesis gravidarum. Dikatakan hiperemesis
apabila terdapat penurunan berat badan hingga 5%, (Tiran, 2009:3).
2
Faktor predisposisi kedua timbulnya HEG yaitu masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan
perubahan metabolik. Faktor ketiga yang diduga berperan dalam terjadinya HEV adalah faktor
psikologi. Keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan
persalinan, takut memikul tanggung jawab merupakan faktor psikologis faktor penyebab HEG.
Sedangkan faktor keempat yang di duga berperan yaitu kondisi diabetes mellitus serta hipotiroid
pada pasien yang sedang hamil. Dari berbagai faktor predisposisi tersebut pada setiap wanita yang
mengalami HEG karena psikologis namun ada juga karena peningkatan hormon HCG.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C.
Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
a) Dapat mengerti, memahami dan menerapkan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
Hiperemesis gravidarum.
b) Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman khususnya tentang ibu hamil dengan
Hiperemesis gravidarum.
c) Dapat meningkatkan ketrampilan dalam memberikan asuhan kebidanan terutama pada ibu
hamil dengan Hiperemesis gravidarum.
a) Sebagai masukan dalam pengawasan dan penanganan pada ibu hamil dengan Hiperemesis
gravidarum
b) Dapat mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan pada ibu hamil dengan
Hiperemesis gravidarum.
3. Bagi Institusi
a) Dapat mengevaluasi sejauh mana mahasiswa menguasai asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan Hiperemesis gravidarum.
b) Sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan Prodi DIII Kebidanan khususnya yang berkaitan
dengan ibu hamil dengan Hiperemesis gravidarum.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. KONSEP KEHAMILAN
1. Pengertian
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari
(40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3
trimester yaitu trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, trimester kedua dari bulan
keempat sampai 6 bulan, trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Saifudin, 2008: 89).
a. Hormonal
Perubahan hormonal menurut Thompson (2004 :23) meliputi HCG (Human Chorionic
Gonadotrophin). Hormon ini dihasilkan oleh embrio, berfungsi mencegah haid, meningkatkan kadar
progesteron. Kadar HCG yang tinggi pada tiga bulan pertama diperkirakan penyebab gangguan sakit
pagi hari.
Estrogen dan Progesteron. Keduanya merupakan hormon penting dalam kehamilan mengontrol
hampir semua perubahan yang terjadi. Misalnya, progesteron mempersiapkan lapisan rahim untuk
menerima telur yang sudah dibuahi, merangsang perkembangan jaringan tubuh dan lemak serta
menimbulkan rasa tenang secara bersama, kedua hormon ini merangsang perkembangan kelenjar
air susu, membesarkan buah dada, dan membuat areola (daerah seputar puting) melebar menjadi
lebih gelap.
b.
Subakti dan Anggraini (2008:23) menyatakan bahwa ada perubahan yang terjadi ketika kandungan
mulai dinyatakan positif. Perubahan ini merupakan dampak dari hormon yang mempengaruhi
psikologis ibu.
1) Merasakan betapa pentingnya keberadaan suami. Memang ibu berhak untuk bermanja kepada
suami sepanjang sifat manja itu tidak membawa mudharat dan proposional, artinya kedekatan ini
tidak sampai mengganggu aktivitas suami dan membebani pikirannya.
3) Mudah tersentuh perasaannya. Mudah merasa kasihan, mudah marah, mudah bergembira dan
sebagainya.
4) Mudah tersinggung (sensitif). Tekanan darah dapat naik turun dan perubahan hormol
menyebabkan psikis ibu terpengaruh.
5) Mudah berkhayal, misalnya tentang makanan yang paling enak, minuman paling segar, parfum
paling harum, dsb. Dari sinilah muncul peristiwa ngidam.
6) Pasrah. Jika ibu memiliki keimanan kuat, kepasrahan ibu dapat mendekatkan diri pada sang
pencipta.
B.
HIPEREMESIS GRAVIDARUM
1. Pengertian
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu
pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, sebagai akibat terjadilah dehidrasi
(Hidayati, 2009: 66).
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang menetap selama kehamilan yang mengganggu
asupan cairan atau nutrisi. Biasanya terjadi sebelum 20 minggu kehamilan, cukup berat hingga
mengakibatkan penurunan berat badan dan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit (Morgan dan
Hamilton, 2009: 362).
2. Etiologi
Menurut Mansjoer (1999:259) penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti.
Namun beberapa faktor mempunyai pengaruh antara lain:
b. Faktor organik, yaitu alergi masuknya vili khorialis dalam sirkulasi, perubahan metabolik akibat
hamil dan resistensi ibu yang menurun.
c. Faktor psikologis
c. Faktor genetik
h. Faktor imunologi
i.
m. Mekanisme protektif
o. Serotonin
q. Distensi, trauma dan infeksi uterus, kandung kemih dan pelvis ginjal
Faktor predisposisi peningkatan keparahan hiperemesis gravidarum menurut Tiran (2009:13) yaitu:
a. Keletihan
b. Janin wanita
g. Merokok
i. Masalah sosio-ekonomi
k. Wanita yang memiliki ibu yang mengalami mual muntah saat hamil
3. Patofisiologi
Perasaan mual akibat kadar estrogen meningkat. Mual dan muntah terus menerus dapat
menyebabkan dehidrasi, hiponatremia, hipokloremia, penurunan klorida urin, selanjutnya terjadi
hemokonsentrasi yang mengurangi perfusi darah ke jaringan dan menyebabkan timbulnya zat toksik.
Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan oksidasi lemak tidak sempurna hingga
terjadi ketosis. Hipokalemia akibat muntah dan ekskresi yang berlebihan selanjutnya menambah
frekuensi muntah dan merusak hepar. Selaput lendir esofagus dan lambung dapat robek (sindrom
Mallory-Weiss) sehingga terjadi perdarahan gastrointestinal (Mansjoer, 1999:59)
Masalah psikologis dapat mempredisposisi beberapa wanita untuk mengalami mual dan muntah
dalam kehamilan, atau memperburuk gejala yang sudah ada atau mengurangi kemampuan untuk
mengatasi gejala normal. Kehamilan yang tidak direncanakan, tidak nyaman, atau tidak diinginkan
atau karena beban pekerjaan atau finansial akan menyebabkan penderitaan batin, ambivalensi dan
konflik.
a. Tingkatan I
Muntah terus menerus yang memepengaruhi keadaan umum, menimbulkan rasa lemah, nafsu
makan tidak ada, berat badan turun dan nyeri epigastrium. Frekuensi nadi pasien naik sekitar 100
kali per menit, tekanan darah sistolik turun, turgor kulit berkurang, lidah kering dan mata cekung.
b.
Tingkatan II
Ibu hamil tampak lemah dan apatis, lidah kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang naik dan mata
sedikit ikterik. Berat badan pasien turun, timbul hipotensi, hemokonsentrasi oliguria, konstipasi dan
nafas berbau aseton.
c. Tingkatan III
Kesadaran ibu hamil menurun dari somnolen sampai koma, muntah berhenti, nadi kecil dan cepat,
suhu meningkat, dan tekanan darah makin turun.
6. Penanganannya
1) Penderita hiperemesis gravidarum harus menjalani perawatan intensif dirumah sakit, terutama
bila sampai mengalami dehidrasi.
2) Ibu hamil seharusnya menjalani pemeriksaan urin di laboratorium untuk mengecek kadar keton
dalam darah yang menjadi pemicu munculnya keluhan mual muntah. Bila di peroleh hasil positif,
maka ibu harus menjalani perawatan di rumah sakit. Asupan makanan pun harus melalui selang
infus agar lambung dapat beristirahat. Setelah kurang lebih 8 jam, ibu harus diperbolehkan
mendapat asupan makanan secara oral. Namun pemberiannya harus bertahap, dari cair, semi padat,
sampai padat.
3) Jika dianggap perlu, dokter akan memberi obat anti mual. Dokter kadang memberikan obat anti
magh kepada pasien. Lamanya perawatan dirumah sakit tergantung pada kondisi ibu. Jika kondisi ibu
membaik dalam waktu 2 hari ibu diperbolehkan pulang.
b. cara mengatasi mual muntah Suririnah (2001:1) menyatakan bahwa cara mengatasi mual
muntah pada awal kehamilan adalah sebagai berikut:
1)
10
Makan dalam jumlah sedikit tapi sering, jangan makan dalam jumlah atau porsi besar hanya akan
membuat bertambah mual. Berusahalah makan sewaktu dapat makan, dengan porsi kecil tapi
sering.
2) Makan-makanan yang tinggi karbohidrat dan protein yang dapat untuk membantu mengatasi
mual. Banyak mengkonsumsi buah dan sayuran dan makanan tinggi karbohidrat seperti roti,
kentang, biscuit, dll.
3) Di pagi hari sewaktu bangun tidur jangan langsung terburu-buru terbangun, cobalah duduk
dahulu dan baru perlahan berdiri bangun. Bila merasa sangat mual ketika bangun tidur pagi
siapkanlah snack atau biscuit didekat tempat tidur, dan dapat memakannya terlebih dahulu sebelum
mencoba untuk berdiri.
4) Hindari makanan yang berlemak, berminyak dan pedas yang akan memperburuk rasa mual.
5) Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah, minumlah air putih, ataupun
juice. Hindari minuman yang mengandung kafein dan karbohidrat.
6) Vitamin kehamilan kadang memperburuk rasa mual, tapi tetap memerlukan folat untuk
kehamilan. Bila mual muntah sangat hebat, konsultasikan ke dokter sehingga dapat diberikan saran
terbaik untuk vitamin yang akan dikonsumsi. Dan dokter mungkin akan memberikan obat untuk
mual bila memang diperlukan.
7) Vitamin B6 efektif untuk mengurangi rasa mual pada ibu hamil. Sebaiknya konsultasikan dahulu
dengan dokter untuk pemakainnya.
8) Pengobatan tradisional: biasanya orang menggunakan jahe dalam mengurangi rasa mual pada
berbagai pengobatan tradisional. Penelitian di Australia menyatakan bahwa jahe dapat digunakan
sebagai obat tradisional untuk mengatasi rasa mual dan aman untuk ibu dan bayi. Pada beberapa
wanita hamil ada yang mengkonsumsi jahe segar atau permen jahe untuk membantu mengatasi rasa
mualnya.
9)
11
Istirahat dan rileks akan sangat membantu mengatasi rasa mual muntah. Karena bila stress hanya
akan memperburuk rasa mual.
c. Menurut Kampono (2005:17) dalam menghadapi keadaan mual dan muntah ada beberapa
tindakan yang perlu dilakukan, yaitu:
1) Lakukan gerakan perlahan-lahan pada waktu bangun pagi dan duduk ditempat tidur dulu
beberapa menit.
2) Makan pagi yang ringan, seperti roti bakar, kue kering, sebelum melakukan aktifitas.
3) Hirup udara segar pagi hari. Lakukanlah jalan-jalan ringan sekitar rumah, dan tidurlah dengan
jendela terbuka.
4) Minum air sering sepanjang hari. Air dingin dengan rasa manis atau sedikit mengandung gas akan
banyak menolong.
5) Makanlah 4 sampai 5 kali sehari dengan porsi kecil setiap hari. Hal ini untuk mencegah supaya
perut tidak kosong.
C. MANAJEMEN KEBIDANAN
Varney ( 1997 ) menjelaskan bahwa proses manajemen merupakan proses pemecahan masalah yang
ditemukan oleh perawat dan bidan pada awal tahun 1970-an. Proses ini memperkenalkan sebuah
metode dengan pengorganisasian pemikiran dan tindakan-tindakan dengan urutan yang logis dan
menguntungkan baik bagi klien maupun bagi tenaga kesehatan. Proses ini menguraikan bagaimana
perilaku yang diharapkan dari pemberi asuhan. Proses manajemen ini bukan hanya terdiri dari
pemikiran dan tindakan saja melainkan juga pemeriksaan pada setiap langkah agar pelayanan yang
komprehensif, aman dan dapat tercapai. Dengan demikian proses manajemen harus mengikuti
aturan yang logis dan memberikan pengertian yang menyatakan pengetahuan, hasil temuan dan
penilaian yang terpisah-pisah menjadi satu kesatuan yang berfokus pada manajemen klien.
12
Proses manajemen terdiri dari 7 langkah yang berurutan dimana setiap langkah disempurnakan
secara periodik. Proses dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi.
Ketujuh langkah tersebut membentuk suatu karangan lengkap yang dapat diuraikan lagi menjadi
langkah-langkah yang lebih rinci dan ketujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut :
1. Riwayat kesehatan.
Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang
berkaitan dengan kondisi klien. Bidan mengumpulkan data dasar awal yang lengkap. Bila klien
mengalami komplikasi yang perlu dikonsultasikan kepada dokter dalam manajemen kolaborasi,
bidan akan melakukan konsultasi. Pada keadaan tertentu dapat terjadi langkah pertama akan
overlap dengan langkah 5 dan 6 (atau menjadi bagian dari langkah tersebut) karena data yang
diperlukan diambil dari hasil pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan diagnostik yang lain.
Kadang-kadang bidan perlu memakai manajemen dari langkah 4 untuk mendapatkan data dasar
awal yang perlu disampaikan kepada dokter.
13
Bidan juga sebaiknya waspada terhadap kemungkinan wanita menderita infeksi saluran kencing yang
menyebabkan tingginya kemungkinan terjadinya peningkatan partus prematur atau bayi kecil.
Persiapan yang sederhana adalah dengan bertanya dan mengkaji riwayat kehamilan pada setiap
kunjungan ulang pemeriksaan laboratorium terhadap simptomotik terhadap bakteri dan segera
memberi pengobatan jika infeksi saluran kencing terjadi.
14
Dari data yang dikumpulkan dapat menunjukkan suatu situasi yang memerlukan tindakan segera
sementara yang lain harus menunggu intervensi dari seorang dokter misalnya prolapsus tali pusat.
Situasi lainnya bisa saja tidak merupakan kegawatan tetapi memerlukan konsultasi atau kolaborasi
dengan dokter.
Demikian juga bila ditemukan tanda-tanda awal dari preeklamasia, kelainan panggul, adanya
penyakit jantung, diabetes atau masalah medik yang serius, bidan perlu memerlukan konsulatasi
atau kolaborasi dengan dokter.
Dalam kondisi tertentu seorang wanita mungkin juga akan memerlukan konsultasi atau kolaborasi
dengan dokter atau tim kesehatan lainnya seperti pekerja sosial, ahli gizi atau seorang ahli
perawatan klinis bayi baru lahir.
Langkah V ( kelima ) : Merencanakan Asuhan Menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-langkah
sebelumnya.
15
Langkah ini merupakan lanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi pada langkah ini informasi atau data dasar yang tidak lengkap dapat
dilengkapi.
Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya apa yang sudah diidentifikasikan dari kondisi klien
atau dari siapa masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap
wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan
penyuluhan, konseling atau apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan
dengan sosial, ekonomi, kultural atau masalah psikologis.
Dengan perkataan lain, asuhan terhadap wanita tersebut sudah mencakup setiap hal yang berkaitan
dengan semua aspek asuhan kesehatan. Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah
pihak, yaitu oleh bidan dan klien, agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien juga akan
melaksanakan rencana tersebut. Oleh karena itu, pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan
rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana bersama klien, kemudian membuat
kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya.
Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan penyuluhan ini harus rasional dan benar-benar
valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang terbaru serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang
akan atau tidak akan dilakukan klien.
Rasional yang berdasarkan asumsi yang tidak sesuai dengan keadaan klien dan pengetahuan teori
yang salah atau tidak memadai atau berdasarkan suatu data dasar yang tidak lengkap, bisa dianggap
tidak valid dan akan menghasilkan asuhan klien yang tidak lengkap dan berbahaya.
Perencanaan ini bisa dilakuka sepenuhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan
sebagian lagi oleh klien, atau tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak melakukan sendiri, ia tetap
memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya (misalnya: memastikan agar langkah-
langkah tersebut benar-benar terlaksana). Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter,
untuk menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam manajemen
asuhan bagi klien adalah tetap bertanggungjawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama
yang menyeluruh tersebut. Manajemen yang efisien akan menyingkat waktu dan biaya serta
meningkatkan mutu dari asuhan klien.
16
Mengingat bahwa proses manajemen asuhan ini merupakan suatu kontinum maka perlu mengulang
kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif melalui proses manajemen untuk
mengidentifikasikan mengapa proses manajemen tidak efektif serta melakukan penyesuian pada
rencana asuhan tersebut. Langkah-langkah proses manajemen pada umumnya merupakan
pengkajian yang memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi
pada proses klinis. Karena proses manajemen tersebut berlangsung di dalam situasi klinik dan dua
langkah yang terakhir tergantung pada klien dan situasi klinik, maka tidak mungkin proses
manajemen ini dievaluasi dalam tulisan saja.
D.
17
KEWENANGAN BIDAN
1. Kewenangan normal:
3. Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter
Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh seluruh bidan. Kewenangan ini meliputi:
a) Ruang lingkup:
b) Kewenangan:
1) Episiotomi
6) Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini (IMD) dan promosi air susu ibu (ASI) eksklusif
7)
18
a) Ruang lingkup:
2) Pelayanan bayi
b) Kewenangan:
1) Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan hipotermi, inisiasi
menyusu dini (IMD), injeksi vitamin K 1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari),
dan perawatan tali pusat
5) Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah
19
Selain kewenangan normal sebagaimana tersebut di atas, khusus bagi bidan yang menjalankan
program Pemerintah mendapat kewenangan tambahan untuk melakukan pelayanan kesehatan yang
meliputi:
1. Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, dan memberikan pelayanan
alat kontrasepsi bawah kulit
2. Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis tertentu (dilakukan di
bawah supervisi dokter)
3. Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan
4. Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu dan anak, anak usia
sekolah dan remaja, dan penyehatan lingkungan
5. Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak sekolah
7. Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan terhadap Infeksi Menular
Seksual (IMS) termasuk pemberian kondom, dan penyakit lainnya
8. Pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) melalui
informasi dan edukasi
Khusus untuk pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit, asuhan antenatal terintegrasi, penanganan
bayi dan anak balita sakit, dan pelaksanaan deteksi dini, merujuk, dan memberikan penyuluhan
terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) dan penyakit lainnya, serta pencegahan penyalahgunaan
Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA), hanya dapat dilakukan oleh bidan yang telah
mendapat pelatihan untuk pelayanan tersebut.
Selain itu, khusus di daerah (kecamatan atau kelurahan/desa) yang belum ada dokter, bidan juga
diberikan kewenangan sementara untuk memberikan pelayanan kesehatan di luar kewenangan
normal, dengan syarat telah ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Kewenangan
bidan untuk memberikan pelayanan kesehatan di luar kewenangan normal tersebut berakhir dan
tidak berlaku lagi jika di daerah tersebut sudah terdapat tenaga dokter.
20
BAB III
I. DATA SUBJEKTIF
A. Biodata Klien
1. Identitas Ibu
Agama : Islam
2. Identitas Suami
Umur : 30 tahun
Agama : Islam
Pendidikan : SMP
21
22
Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin mendapat pertolongan karena mual muntah terus menerus sampai
mengganggu aktivitas sehari-hari.
C. Keluhan Utama
Ibu mengatakan mual dan muntah tiap lebih dari 10 kali, mual terjadi terutama makan dan minum,
ibu juga mengatakan merasa lemas dan pusing serta nyeri ulu hati.
Ibu mengatakan mengalami mual muntah yang sering sejak 3 hari yang lalu yaitu tanggal 8 Januari
2013. Mual muntah yang dialami ibu mencapai lebih dari 10 kali sehari. Sebelum melakukan rawat
inap di rumah sakit ibu pernah memeriksakan kondisinya ke dokter tetapi tidak ada perubahan
sehingga ibu memutuskan untuk melakukan rawat inap di rumah sakit karena mual muntahnya
berlebihan dan sampai mengganggu aktivitas.
E. Riwayat Menstruasi
1. Menarche : 13 tahun
2. Siklus : ± 28 hari
3. Lama : ± 7 hari
F. Riwayat Perkawinan
1. Menikah : Ya
3. Pernikahan Ke : 1
G.
23
Kehamilan Persalinan
Milan
Keadaa
Lochea Lactasi Involusi Keadaan Umur n
BB sebelum hamil : 47 kg
ANC / di 2x di bidan,
24
Table Fe 20 Tablet
Kenaikan BB 2 Kg
J. Riwayat Kesehatan
Ibu mengatakan bahwa sebelum hamil tidak pernah sakit parah sampai mengganggu kehamilannya,
hanya batuk pilek biasa.
Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit menular seperti penyakit kuning dan TBC.
Ibu mengatakan di dalam keluarganya yang tinggal serumah dengan ibu tidak ada yang mempunyai
penyakit menular seperti TBC dan penyakit kuning.
Ibu mengatakan di dalam keluarga ibu dan suami tidak ada yang mempunyai penyakit menurun
seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, sesak nafas dan kencing manis.
3.
25
Ibu mengatakan di dalam keluarga ibu maupun keluarga suami tidak ada yang mempunyai
keturunan kembar.
L. Riwayat Psikososial
Ibu mengatakan merasa senang dengan kehamilannya sekarang, tapi ibu merasa cemas dengan
kondisinya sekarang akibat mual muntah berlebih yang dirasakan.
Ibu mengatakan bahwa keluarga merasa senang dengan kehamilannya tapi keluarga merasa cemas
dengan kondisi ibu sekarang.
Ibu mengatakan akan mengasuh anaknya sendiri dibantu oleh suami dan keluarga.
1. Nutrisi
2. Eliminasi
c) Konsistensi Lunak 26
9 x sehari
Tidak ada
Kuning jernih
3. Istirahat
4. Aktivitas
5. Seksual
6. Kegiatan yang
mempengaruhi kesehatan
Tidak pernah
a) minum-minuman keras
Tidak pernah Tidak pernah
b) merokok Tidak pernah Tidak pernah
c) minum obat2an Jarang Tidak pernah
Tidak pernah Tidak pernah
d) minum kopi
Tidak pernah
e) minum softdrink Tidak pernah
Tidak pernah Tidak pernah
f) memakai pakaian ketat
Tidak pernah
g) memakai sandal/sepatu hak
tinggi
N.
Ibu mengatakan bahwa selama hamil harus makan-makanan bergizi seperti nasi, sayur, lauk, buah
dan minum banyak.
Ibu mengatakan selama hamil harus cukup istirahat dan mengurangi aktivitas yang melelahkan.
Ibu mengatakan tanda-tanda persalinan adalah jika sudah mengeluarkan lendir darah dan kawah
pecah.
II. DATA OBJEKTIF
A. Data Umum
2. Kesadaran : Composmentis
5. Lila : 24 cm
B. Tanda-Tanda Vital
2. Nadi : 94 x/menit
3.
28
Suhu : 37 ˚ C
4. Respirasi : 22 x/menit
C. Status Present
1. Kepala : rambut dan kulit kepala bersih, tidak ada
jugularis.
mengi.
11. Ekstremitas atas : teraba hangat, tidak pucat, tidak oedem, kapilary
14. Genetalia : tidak diperiksa
15. Anus : tidak diperiksa
D.
29
Status Obstetri
3. Abdomen :
b) Palpasi Leopold
Leopold I : teraba ballotement
4. Panggul luar :
N : 94x/menit
S : 37 ° C
Status Obstetri:
Rr : 22 x/menit
Muka : pucat,
tidak ada 09.30 09.00
chloasma
gravidarum Ibu paham dengan
hasil pemeriksaan.
Payudara :
puting susu
menonjol, ada
Memberikan
hiperpigmentas
dukungan pada ibu
i areola, ASI
dan meyakinkan
belum keluar
ibu bahwa mual
Abdomen : muntah
merupakan gejala
Inspeksi : normal pada
tidak ada striae kehamilan muda
gravidarum dan dan ibu tidak perlu
linea nigra. cemas dengan
keadaannya
Palpasi Leopold
karena akan
Leopold I : mendapatkan
teraba pengawasan dan
ballotement pengobatan
Leopold II : 10.00
tidak dikaji
11.00
Leopold III :
31
tidak dikaji
Leopold IV :
tidak dikaji Ibu terlihat lebih
lega setelah
Pemeriksaan mendengar
Penunjang penjelasan yang
diberikan
Hb : 9,6 gr%
12.20 - mediamer
1x40mg
12.15
Ibu sudah
memakan
makanan yang
sudah disediakan 1
porsi tidak habis
dan sudah
meminum obat
yang sudah
diberikan
32
Mengobservasi KU,
TTV, dan keluhan
ibu serta
12.45
memberitahu ibu
tentang hasil
pemeriksaan.
12.35
TD:100/70 Mmhg
Nadi:90x/mnt
Suhu:36,80C
13.00 RR:22x/mnt
Ibu senang
mendengar hasil
pemeriksaan dan
Ibu mengatakan
masih mengalami
mual.
Menganjurkan
pada ibu untuk
istirahat yang
cukup
33
16.15
Mengganti flabot
infuse dengan RL
drip:
neurobion 1x3ml
metoclorpramid
1x2ml
14.35
Infuse sudah
diganti dengan 30
tetes per menit
dan menetes
lancar
Memberikan air
hangat untuk
mandi.
16.00
Pasien
mengatakan
merasa nyaman
setelah mandi,
badan bersih, tidak
kotor.
Berikan penkes
tentang nutrisi
untuk ibu dengan
HEG:
17.15
34
Ibu dianjurkan
untuk mengubah
pola makan sehari-
hari dengan
makanan dalam
jumlah kecil tetapi
sering, Waktu
bangun pagi
jangan segera
turun dari tempat
tidur, tetapi
dianjurkan untuk
makan roti kering
atau biskuit
dengan teh hangat,
Hindari makan
yang berminyak
dan berbau lemak,
Makan makanan
dan minuman yang
disajikan jangan
terlalu panas
ataupun terlalu
17.30
dingin, usahakan
BAB teratur
17.00
35
Mengobservasi KU,
18.00
TTV, dan keluhan
ibu serta
memberitahu ibu
tentang hasil
pemeriksaan.
17.30
TD:100/70 Mmhg
Nadi:88x/mnt
Suhu:36,7 0 C
RR:22x/mnt
Ibu mengatakan
20.30
masih mengalami
mual dan
muntahnya sudah
berkurang menjadi
5 kali
Ibu senang
mengetahui hasil
pemeriksaan
02.45
36
-mediamer 1x
40mg
19.00
Kesadaran : 18.05
composmentis Diagnosa
Infuse sudah
Potensial:
TD : diganti dengan 20
110/70 Mmhg Dehidrasi tetes per menit
dan menetes
Nadi : 88 HEG Tingkat lancar
x/menit II
Respirasi :
20x/menit
Antisipasi:
Suhu : 36,5
°C Minum yang
cukup 07.00
37
Makan
Status present: sedikit tapi
sering
-Wajah : tidak
pucat, tidak
oedem
Menganjurkan ibu
-Mata:simetris, untuk istirahat
konjungtiva yang cukup
merah muda,
20.05 Ibu bersedia
sklera
mengikuti anjuran
putih,tidak
yang diberikan
ikterik, fungsi
penglihatan 22.00 Ibu sudah
baik. tertidur
ekstremitas
atas : tidak Mengganti flabot
pucat, tidak infus dengan RL
09.30
oedem, kapilary drip:
refill < 2 detik, Neurobion1x3ml
turgor kulit
normal, Metoclopramid
terpasang infus 1x2ml
di tangan
sebelah kiri 02.50
38
06.00
Pasien
mengatakan
merasa nyaman
setelah mandi,
badan bersih, tidak
kotor.
Mengobservasi
KU, TTV, dan
keluhan ibu serta
12.30 memberitahu ibu
hasil pemeriksaan
06.45
TD:100/70 mmHg
N:88x/mnt
S:36,5 0 C
RR:20x/mnt
Ibu mengatakan
mual sudah
berkurang, muntah
masih 2 kali
Ibu senang
mendengar hasil
pemeriksaan.
39
13.00
Menganjurkan ibu
untuk makan
makanan yang
13.10 sudah disediakan,
dan minum air
hangat untuk
mengurangi
mualnya, dan
meminum obat
oral setelah
makan:
-mediamer 1x
40mg
08.00
Mengganti flabot
infus dengan RL
drip:
Neurobion1x3ml
Metoclopramid
1x2ml
13.40
09.35
40
Infuse sudah
terpasang dengan
20 tpm dan
menetes lancar
Memenuhi
13.50 kebutuhan nutrisi
dan cairan dengan
memberikan
makanan dan
minuman pada
ibu, serta
menganjurkan ibu
untuk meminum
obatnya setelah
makan dengan air
putih:
-mediamer
1x40mg
12.30
41
Mengobservasi
KU, TTV, dan
keluhan ibu serta
memberitahu ibu
hasil pemeriksaan
12.45
KU:baik
TD:110/80 mmHg
N:88x/mnt
S:36,50C
RR:20x/mnt
Ibu mengatakan
mual berkurang
tetapi sudah tidak
muntah.
Ibu senang
mendengar hasil
pemeriksaan dan
ibu sudah boleh
pulang
Melepas infus
42
Menganjurkan ibu
untuk banyak
makan-makanan
yang bergizi yaitu
sayur-sayuran,
buah, daging, ikan,
tahu, tempe dan
banyak minum air
putih minimal 8
gelas sehari.
13.30
Memberikan resep
obat untuk terapi
lanjutan di rumah :
-asam folat
1x0,5mg
-mediamer
1x40mg
13.40
Ibu telah
menerima resep
obat yang
diberikan bidan
43
Menganjurkan ibu
untuk meminum
obatnya secara
teratur setelah
makan dengan air
putih
13.50
Menganjurkan ibu
untuk kunjungan
ulang 1 minggu lagi
pada tanggal 28
Desember 2012 ke
bidan atau jika ada
keluhan
14.00
Ibu akan
melakukan
kunjungan ulang
ke bidan
14.15
BAB IV
PENUTUP
A. Simpulan
2. Asuhan yang diberikan pada Ny. U adalah memasang infus RL 30 tpm dengan tujuan untuk
mengganti cairan yang hilang akibat mual muntah yang berlebihan, memberi terapi obat neurobion
untuk mengurangi nyeri epigastrium dan metoclorpramid untuk mengurangi mual muntah.
3. Setelah dilakukan asuhan kebidanan, keadaan pasien membaik, mual muntah berkurang
menjadi 2x sehari, nafsu makan kembali.
B. Saran
2. Sebaiknya tenaga kesehatan tidak hanya mengkaji keadaan fisik saja, tetapi mengkaji keadaan
psikologis.
3.
45
Diharapkan pasien maupun keluarganya mampu menjaga kesehatan pasien agar tidak mengalami
mual muntah yang berlebihan lagi maupun penyakit lainnya, serta segera datang ke tenaga
kesehatan terdekat apabila ada keluhan.
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI. 2011. Kewenangan Bidan Sesuai Permenkes Nomor 1464 Tahun 2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan. http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/archives/171. diperoleh
tanggal 25 Februari 2013.
Pudiastuti, Ratna Dewi. 2012. Asuhan Kehamilan Pada Ibu Hamil Normal dan Patologi. Yogyakarta:
Muha Medika.