Anda di halaman 1dari 43

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL PATOLOGI

NY. U DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM


DI RSUD DR. ADHYATMA TUGUREJO
SEMARANG
BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang

Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran,
kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang optimal. (Depkes RI 2003). Untuk dapat meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat, banyak hal yanga perlu diperhatikan. Salah satu diantaranya yang dipandang
mempunyai peranan yang cukup penting ialah menyelenggarakan pelayanan kesehatan.

Adapun yang dimaksud pelayanan kesehatan ialah setiap upaya yang diselenggarakan secara sendiri
atau bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan,
mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga,
kelompok, dan ataupun masyarakat. Derajat kesehatan masyarakat dapat di ukur dengan beberapa
indikator yaitu angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi (Saifuddin, 2008).

Angka kematian ibu dan bayi 99% terjadi di negara berkembang, termasuk Indonesia (Nugraha,
2007). Angka kematian ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2007 sebesar 248 per 100.000 kelahiran
hidup (Supari, 2009).

Angka kematian ibu dapat dicegah dari sejak kehamilan dengan meningkatkan kesehatan ibu selama
hamil. Sejak wanita mengalami kehamilan terjadi perubahan fisik maupun psikologis. Salah satu
perubahan fisik wanita hamil adalah terjadi morning sickess atau mual dan muntah di pagi hari.
Kondisi tersebut merupakan kondisi normal yang terjadi pada trimester pertama kehamilan. Namun
pada beberapa wanita mual muntah terjadi secara terus menerus berlebihan sehingga
mengakibatkan kelelahan dehidrasi bahkan syok hipofolemik ataupun asidosis metabolik. Kondisi
mual muntah berlebihan tersebut dinamakan hiperemesis gravidarum. Dikatakan hiperemesis
apabila terdapat penurunan berat badan hingga 5%, (Tiran, 2009:3).
2

Wikanjosastro (2006: 275) menyatakan bahwa hiperemesis gravidarum terjadi pada 60-80%


primigravida 40-60% multigravida. Penyebab hiperemesis belum diketahui secara pasti. Namun ada
beberapa faktor predisposisi timbulnya HEG. Faktor pertama yang diduga berperan adalah
peningkatan HCG. Peningkatan kadar HCG tersebut sering terjadi pada primigravida, molahidatidosa,
diabetes millitus, kehamilan ganda.

Faktor predisposisi kedua timbulnya HEG yaitu masuknya vili khorialis dalam sirkulasi maternal dan
perubahan metabolik. Faktor ketiga yang diduga berperan dalam terjadinya HEV adalah faktor
psikologi. Keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan
persalinan, takut memikul tanggung jawab merupakan faktor psikologis faktor penyebab HEG.
Sedangkan faktor keempat yang di duga berperan yaitu kondisi diabetes mellitus serta hipotiroid
pada pasien yang sedang hamil. Dari berbagai faktor predisposisi tersebut pada setiap wanita yang
mengalami HEG karena psikologis namun ada juga karena peningkatan hormon HCG.

B.       Tujuan Penulisan

1.      Tujuan Umum

Dapat memberikan asuhan kebidanan pada Ny. U dengan Hiperemesis Gravidarum.

2.      Tujuan Khusus

a.       Mengidentifikasi data subyektif dan objektif yang menunjang diagnosa Hiperemesis


Gravidarum.

b.      Melaksanakan asuhan pada klien dengan Hiperemesis Gravidarum.

c.       Melaksanakan evaluasi pada klien dengan Hiperemesis Gravidarum.

C.      

Manfaat Penulisan
1.      Bagi Penulis

a)      Dapat mengerti, memahami dan menerapkan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan
Hiperemesis gravidarum.

b)      Dapat menambah pengetahuan dan pengalaman khususnya tentang ibu hamil dengan
Hiperemesis gravidarum.

c)      Dapat meningkatkan ketrampilan dalam memberikan asuhan kebidanan terutama pada ibu
hamil dengan Hiperemesis gravidarum.

2.      Bagi Lahan Praktik

a)      Sebagai masukan dalam pengawasan dan penanganan pada ibu hamil dengan Hiperemesis
gravidarum

b)      Dapat mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan pada ibu hamil dengan
Hiperemesis gravidarum.

3.      Bagi Institusi

a)      Dapat mengevaluasi sejauh mana mahasiswa menguasai asuhan kebidanan pada ibu hamil
dengan Hiperemesis gravidarum.

b)      Sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan bagi mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan Prodi DIII Kebidanan khususnya yang berkaitan
dengan ibu hamil dengan Hiperemesis gravidarum.

BAB II

TINJAUAN TEORI

A.      KONSEP KEHAMILAN

1.      Pengertian

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal adalah 280 hari
(40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3
trimester yaitu trimester pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan, trimester kedua dari bulan
keempat sampai 6 bulan, trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan (Saifudin, 2008: 89).

2.      Tanda dan Gejala Kehamilan


Salah satu yang diketahui sebagai tanda dan gejala kehamilan menurut Mochtar (1998:43), adalah
mual dan muntah (nausea and vomiting). Biasanya terjadi pada bulan – bulan pertama kehamilan
hingga akhir triwulan pertama. Karena sering terjadi pada pagi hari, disebut morning sickness   (sakit
pagi). Bila mual dan muntah terlalu sering disebut hiperemesis.

3.      Perubahan yang Terjadi dalam Kehamilan

a.      Hormonal

Perubahan hormonal menurut Thompson (2004 :23) meliputi HCG (Human Chorionic
Gonadotrophin). Hormon ini dihasilkan oleh embrio, berfungsi mencegah haid, meningkatkan kadar
progesteron. Kadar HCG yang tinggi pada  tiga bulan pertama diperkirakan penyebab gangguan sakit
pagi hari.

Estrogen dan Progesteron. Keduanya merupakan hormon penting dalam kehamilan mengontrol
hampir semua perubahan  yang terjadi. Misalnya, progesteron mempersiapkan lapisan rahim untuk
menerima telur yang sudah dibuahi, merangsang perkembangan jaringan tubuh dan lemak serta
menimbulkan rasa tenang secara bersama, kedua hormon ini merangsang perkembangan kelenjar
air susu, membesarkan buah dada, dan membuat areola (daerah seputar puting) melebar menjadi
lebih gelap.

b.      

Perubahan Psikologis dalam Kehamilan

Subakti dan Anggraini  (2008:23) menyatakan bahwa ada perubahan yang terjadi ketika kandungan
mulai dinyatakan positif. Perubahan ini merupakan dampak dari hormon yang mempengaruhi
psikologis ibu.

Perubahan psikologis yang dialami ibu sebagai berikut:

1)   Merasakan betapa pentingnya keberadaan suami. Memang ibu berhak untuk bermanja kepada
suami sepanjang sifat manja itu tidak membawa mudharat dan proposional, artinya kedekatan ini
tidak sampai mengganggu aktivitas suami dan membebani pikirannya.

2)   Peningkatan rasa ketergantungan (kepada suami atau orang tua).

3)   Mudah tersentuh perasaannya. Mudah merasa kasihan, mudah marah, mudah bergembira dan
sebagainya.
4)   Mudah tersinggung (sensitif). Tekanan darah dapat naik turun dan perubahan hormol
menyebabkan psikis ibu terpengaruh.

5)   Mudah berkhayal, misalnya tentang makanan yang paling enak, minuman paling segar, parfum
paling harum, dsb. Dari sinilah muncul peristiwa ngidam.

6)   Pasrah. Jika ibu memiliki keimanan kuat, kepasrahan ibu dapat mendekatkan diri pada sang
pencipta.

B.       

HIPEREMESIS GRAVIDARUM

1.      Pengertian

Hiperemesis  gravidarum adalah mual muntah berlebihan pada wanita hamil sampai mengganggu
pekerjaan sehari-hari karena keadaan umumnya menjadi buruk, sebagai akibat terjadilah dehidrasi
(Hidayati, 2009: 66).

Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang menetap selama kehamilan yang mengganggu
asupan cairan atau nutrisi. Biasanya terjadi sebelum 20 minggu kehamilan, cukup berat hingga
mengakibatkan penurunan berat badan dan ketidakseimbangan cairan dan elektrolit (Morgan dan
Hamilton, 2009: 362).

2.      Etiologi

Menurut Mansjoer (1999:259) penyebab hiperemesis gravidarum belum diketahui secara pasti.
Namun beberapa faktor mempunyai pengaruh antara lain:

a.       Faktor predisposisi, yaitu primigravida, mola hidatidosa dan  kehamilan ganda.

b.      Faktor organik, yaitu alergi masuknya vili khorialis dalam sirkulasi, perubahan metabolik akibat
hamil dan resistensi ibu yang menurun.

c.       Faktor psikologis

Tiran (2009:13) menyatakan faktor fisiopatologis yang menyebabkan hiperemesis gravidarum


sebagai berikut:
a.       Perubahan karbohidrat dan metabolisme lemak

b.      Situasi korpus luteum

c.       Faktor genetik

d.      Adaptasi saluran gastrointestinal

e.       Infeksi helicobakter pylori

f.       HCG (Human Chorionic Gonadotrophin)

g.      Hipotensi dan penurunan sirkulasi serebri

h.      Faktor imunologi

i.        

Dampak dari kemampuan mencium dan melihat

j.        Migrain dan sakit kepala

k.      Estrogen dan progesteron

l.        Stimulasi saraf vagal faring

m.    Mekanisme protektif

n.      Stimulasi saraf sensorik didalam lambung dan duodenum

o.      Serotonin

p.      Perubahan hormon tiroid

q.      Distensi, trauma dan infeksi uterus, kandung kemih dan pelvis ginjal

r.        Gangguan aparatus vestibular

Faktor predisposisi peningkatan keparahan hiperemesis gravidarum menurut Tiran (2009:13) yaitu:

a.       Keletihan

b.      Janin wanita

c.       Refluks gastro esofagus

d.      Mual dan muntah di kehamilan sebelumnya


e.       Penggunaan pil kontrasepsi saat pra konsepsi

f.       Mual pra menstruasi

g.      Merokok

h.      Stress, cemas dan takut

i.        Masalah sosio-ekonomi

j.        Kesulitan dalam masalah membina hubungan

k.      Wanita yang memiliki ibu yang mengalami mual muntah saat hamil

3.      Patofisiologi

Perasaan mual akibat kadar estrogen meningkat. Mual dan muntah terus menerus dapat
menyebabkan dehidrasi,  hiponatremia, hipokloremia, penurunan klorida urin, selanjutnya terjadi
hemokonsentrasi yang mengurangi perfusi darah ke jaringan dan menyebabkan timbulnya zat toksik.
Pemakaian cadangan karbohidrat dan lemak menyebabkan oksidasi lemak tidak sempurna hingga
terjadi ketosis. Hipokalemia akibat muntah dan ekskresi yang berlebihan selanjutnya menambah
frekuensi muntah dan merusak hepar. Selaput lendir esofagus dan lambung dapat robek (sindrom
Mallory-Weiss) sehingga terjadi perdarahan gastrointestinal (Mansjoer, 1999:59)

4.      Kondisi Psikososial dalam Kehamilan

Masalah psikologis dapat mempredisposisi beberapa wanita untuk mengalami mual dan muntah
dalam kehamilan, atau memperburuk gejala yang sudah ada atau mengurangi kemampuan untuk
mengatasi gejala normal. Kehamilan yang tidak direncanakan, tidak nyaman, atau tidak diinginkan
atau karena beban pekerjaan atau finansial akan menyebabkan penderitaan batin, ambivalensi dan
konflik.

Kecemasan berdasarkan pengalaman melahirkan sebelumnya, terutama kecemasan akan datangnya


hiperemesis gravidarum, dapat memperburuk rasa sejahtera. Syok dan adaptasi yang dibutuhkan
jika kehamilan ditemukan kembar, atau kehamilan terjadi dalam waktu berdekatan, juga dapat
menjadi faktor emosional yang membuat mual dan muntah menjadi lebih berat, terlepas dari
dampak fisik seperti kemungkinan anemia (Tiran,2009:15).
5.      Tingkatan Mual Muntah

Mansjoer (1999:59) membagi tingkatan hiperemesis gravidarum dalam 3 tingkatan yaitu :

a.      Tingkatan I

Muntah terus menerus yang memepengaruhi keadaan umum, menimbulkan rasa lemah, nafsu
makan tidak ada, berat badan turun dan nyeri epigastrium. Frekuensi nadi pasien naik sekitar 100
kali per menit, tekanan darah sistolik turun, turgor kulit berkurang, lidah kering dan mata cekung.

b.      

Tingkatan II

Ibu hamil tampak  lemah dan apatis, lidah kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang naik dan mata
sedikit ikterik. Berat badan pasien turun, timbul hipotensi, hemokonsentrasi oliguria, konstipasi dan
nafas berbau aseton.

c.       Tingkatan III

Kesadaran ibu hamil menurun  dari somnolen sampai koma, muntah berhenti, nadi kecil dan cepat,
suhu meningkat, dan tekanan darah makin turun.

6.      Penanganannya

a.    Penanganan Hiperemesis Gravidarum menurut Anwar (2008) sebagai berikut:

1)   Penderita hiperemesis gravidarum harus menjalani perawatan intensif dirumah sakit, terutama
bila sampai mengalami dehidrasi.

2)   Ibu hamil seharusnya menjalani pemeriksaan urin di laboratorium untuk mengecek kadar keton
dalam darah yang menjadi pemicu munculnya keluhan mual muntah. Bila di peroleh hasil positif,
maka ibu harus menjalani perawatan di rumah sakit. Asupan makanan pun harus melalui selang
infus agar lambung dapat beristirahat. Setelah kurang lebih 8 jam, ibu harus diperbolehkan
mendapat asupan makanan secara oral. Namun pemberiannya harus bertahap, dari cair, semi padat,
sampai padat.
3)   Jika dianggap perlu, dokter akan memberi obat anti mual. Dokter kadang memberikan obat anti
magh kepada pasien. Lamanya perawatan dirumah sakit tergantung pada kondisi ibu. Jika kondisi ibu
membaik dalam waktu 2 hari ibu diperbolehkan pulang.

b.    cara mengatasi mual muntah Suririnah (2001:1) menyatakan bahwa cara mengatasi mual
muntah pada awal kehamilan adalah sebagai berikut:

1)   

10

Makan dalam jumlah sedikit tapi sering, jangan makan dalam jumlah atau porsi besar hanya akan
membuat bertambah mual. Berusahalah makan sewaktu dapat makan, dengan porsi kecil tapi
sering.

2)   Makan-makanan yang tinggi karbohidrat dan protein yang dapat untuk membantu mengatasi
mual. Banyak mengkonsumsi buah dan sayuran dan makanan tinggi karbohidrat seperti roti,
kentang, biscuit, dll.

3)   Di pagi hari sewaktu bangun tidur jangan langsung terburu-buru terbangun, cobalah duduk
dahulu dan baru perlahan berdiri bangun. Bila merasa sangat mual ketika bangun tidur pagi
siapkanlah snack atau biscuit didekat tempat tidur, dan dapat memakannya terlebih dahulu sebelum
mencoba untuk berdiri.

4)   Hindari makanan yang berlemak, berminyak dan pedas yang akan memperburuk rasa mual.

5)   Minum yang cukup untuk menghindari dehidrasi akibat muntah, minumlah air putih, ataupun
juice. Hindari minuman yang mengandung kafein dan karbohidrat.

6)   Vitamin kehamilan kadang memperburuk rasa mual, tapi tetap memerlukan folat untuk
kehamilan. Bila mual muntah sangat hebat, konsultasikan ke dokter sehingga dapat diberikan saran
terbaik untuk vitamin yang akan dikonsumsi. Dan dokter mungkin akan memberikan obat untuk
mual bila memang diperlukan.

7)   Vitamin B6 efektif untuk mengurangi rasa mual pada ibu hamil. Sebaiknya konsultasikan dahulu
dengan dokter untuk pemakainnya.

8)   Pengobatan tradisional: biasanya orang menggunakan jahe dalam mengurangi rasa mual pada
berbagai pengobatan tradisional. Penelitian di Australia menyatakan bahwa jahe dapat digunakan
sebagai obat tradisional untuk mengatasi rasa mual dan aman untuk ibu dan bayi. Pada beberapa
wanita hamil ada yang mengkonsumsi jahe segar atau permen jahe untuk membantu mengatasi rasa
mualnya.

9)   
11

Istirahat dan rileks akan sangat membantu mengatasi rasa mual muntah. Karena bila stress hanya
akan memperburuk rasa mual.

c.    Menurut Kampono (2005:17) dalam  menghadapi keadaan mual dan muntah ada beberapa
tindakan yang perlu dilakukan, yaitu:

1)   Lakukan gerakan perlahan-lahan pada waktu bangun pagi dan duduk ditempat tidur dulu
beberapa menit.

2)   Makan pagi yang ringan, seperti roti bakar, kue kering, sebelum melakukan aktifitas.

3)   Hirup udara segar pagi hari. Lakukanlah jalan-jalan ringan sekitar rumah, dan tidurlah dengan
jendela terbuka.

4)   Minum air sering sepanjang hari. Air dingin dengan rasa manis atau sedikit mengandung gas akan
banyak menolong.

5)   Makanlah 4 sampai 5 kali sehari dengan porsi kecil setiap hari. Hal ini untuk mencegah supaya
perut tidak kosong.

6)   Hindari bau-bauan yang mengganggu dan merangsang ibu untuk muntah.

7)   Pilih makanan yang rendah lemak dan mudah dicerna.

C.      MANAJEMEN KEBIDANAN

Varney ( 1997 ) menjelaskan bahwa proses manajemen merupakan proses pemecahan masalah yang
ditemukan oleh perawat dan bidan pada awal tahun 1970-an. Proses ini memperkenalkan sebuah
metode dengan pengorganisasian pemikiran dan tindakan-tindakan dengan urutan yang logis dan
menguntungkan baik bagi klien maupun bagi tenaga kesehatan. Proses ini menguraikan bagaimana
perilaku yang diharapkan dari pemberi asuhan. Proses manajemen ini bukan hanya terdiri dari
pemikiran dan tindakan saja melainkan juga pemeriksaan pada setiap langkah agar pelayanan yang
komprehensif, aman dan dapat tercapai. Dengan demikian proses manajemen harus mengikuti
aturan yang logis dan memberikan pengertian yang menyatakan pengetahuan, hasil temuan dan
penilaian yang terpisah-pisah menjadi satu kesatuan yang berfokus pada manajemen klien.

12

Proses manajemen terdiri dari 7 langkah yang berurutan dimana setiap langkah disempurnakan
secara periodik. Proses dimulai dengan pengumpulan data dasar dan berakhir dengan evaluasi.
Ketujuh langkah tersebut membentuk suatu karangan lengkap yang dapat diuraikan lagi menjadi
langkah-langkah yang lebih rinci dan ketujuh langkah tersebut adalah sebagai berikut :

Langkah I (Pertama) : Pengumpulan Data Dasar


Pada langkah pertama ini dilakukan pekerjaan dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan
untuk mengevaluasi keadaan klien secara lengkap, yaitu:

1.    Riwayat kesehatan.

2.    Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhannya.

3.    Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya.

4.    Meninjau data laboratorium dan membandingkannya dengan hasil studi.

Pada langkah pertama ini dikumpulkan semua informasi yang akurat dari semua sumber yang
berkaitan dengan kondisi klien. Bidan mengumpulkan data dasar awal yang lengkap. Bila klien
mengalami komplikasi yang perlu dikonsultasikan kepada dokter dalam manajemen kolaborasi,
bidan akan melakukan konsultasi. Pada keadaan tertentu dapat terjadi langkah pertama akan
overlap dengan langkah 5 dan 6 (atau menjadi bagian dari langkah tersebut) karena data yang
diperlukan diambil dari hasil pemeriksaan laboratorium atau pemeriksaan diagnostik yang lain.
Kadang-kadang bidan perlu memakai manajemen dari langkah 4 untuk mendapatkan data dasar
awal yang perlu disampaikan kepada dokter.

Langkah II (Kedua) : Interpretasi Data Dasar


Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap masalah atau diagnosa dan kebutuhan
klien berdasarkan interpretasi yang benar atau data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang
sudah dikumpulkan diinterpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa yang spesifik. Kata
masalah dan diagnosa, keduanya digunakan karena beberapa masalah tidak dapat diselesaikan
seperti diagnosa tetapi sungguh membutuhkan penanganan yang dituangkan ke dalam sebuah
rencana asuhan terhadap klien. Masalah sering berkaitan dengan pengalaman wanita yang
diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan pengarahan. Masalah ini sering menyertai diagnosa. Sebagai
contoh diperoleh diagnosa ”kemungkinan wanita hamil”, dan masalah yang berhubungan dengan
diagnosa ini ialah bahwa wanita tersebut mungkin tidak menginginkan kehamilannya. Contoh lain
yaitu wanita pada trimester III merasa takut tidak termasuk dalam ketegori nomenklatur standar
diagnosa, tetapi tentu akan menciptakan suatu masalah yang membutuhkan pengkajian lebih lanjut
dan memerlukan suatu perencanaan untuk mengurangi rasa takut.

13

Langkah III (Ketiga) : Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial


Pada masalah ini kita mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian
masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi.
Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan sambil mengamati
klien, bidan diharapkan dapat bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial ini benar-benar
terjadi. Pada langkah ini penting sekali melakukan asuhan yag aman. Contoh seorang wanita dengan
peregangan uterus yang berlebihan tersebut (misalnya polyhidramnion besar dari masa kehamilan,
ibu hamil dengan diabetes, atau kehamilan kembar). Kemudian ia harus mengantisipasi, melakukan
perencanaan untuk mengatasinya dan bersiap-siap terhadap kemungkinan tiba-tiba terjadi
perdarahan post partum yang disebabkan oleh atonia uteri karena peregangan uterus yang
berlebihan. Pada persalinan dengan bayi besar bidan sebaliknya juga mengantisipasi dan bersiap-
siap terhadap kemungkinan terjadinya distokia bahu dan juga kebutuhan untuk resusitasi.

Bidan juga sebaiknya waspada terhadap kemungkinan wanita menderita infeksi saluran kencing yang
menyebabkan tingginya kemungkinan terjadinya peningkatan partus prematur atau bayi kecil.
Persiapan yang sederhana adalah dengan bertanya dan mengkaji riwayat kehamilan pada setiap
kunjungan ulang pemeriksaan laboratorium terhadap simptomotik terhadap bakteri dan segera
memberi pengobatan jika infeksi saluran kencing terjadi.

14

Langkah IV (Keempat) : Identifikasi Kebutuhan yang Memerlukan Penanganan Segera


Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan untuk dikonsultasikan atau
ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain sesuai dengan kondisi klien.

Langkah keempat mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen kebidanan. Jadi,


manajemen bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungn prenatal saja, tetapi juga
selama wanita tersebut bersama bidan terus-menerus. Misalnya pada waktu wanita tersebut ada
dalam persalinan. Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi. Beberapa data
mungkin mengidentifikasikan situasi yang gawat dimana bidan harus bertindak segera untuk
kepentingan keselamatan jiwa ibu dan anak (misalnya, perdarahan kala III atau perdarahan segera
setelah lahir, distoksia bahu).

Dari data yang dikumpulkan dapat menunjukkan suatu situasi yang memerlukan tindakan segera
sementara yang lain harus menunggu intervensi dari seorang dokter misalnya prolapsus tali pusat.
Situasi lainnya bisa saja tidak merupakan kegawatan tetapi memerlukan konsultasi atau kolaborasi
dengan dokter.

Demikian juga bila ditemukan tanda-tanda awal dari preeklamasia, kelainan panggul, adanya
penyakit jantung, diabetes atau masalah medik yang serius, bidan perlu memerlukan konsulatasi
atau kolaborasi dengan dokter.
Dalam kondisi tertentu seorang wanita mungkin juga akan memerlukan konsultasi atau kolaborasi
dengan dokter atau tim kesehatan lainnya seperti pekerja sosial, ahli gizi atau seorang ahli
perawatan klinis bayi baru lahir.
Langkah V ( kelima ) : Merencanakan Asuhan Menyeluruh
Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyeluruh ditentukan oleh langkah-langkah
sebelumnya.

15

Langkah ini merupakan lanjutan manajemen terhadap masalah atau diagnosa yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi pada langkah ini informasi atau data dasar yang tidak lengkap dapat
dilengkapi.

Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya apa yang sudah diidentifikasikan dari kondisi klien
atau dari siapa masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap
wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah dibutuhkan
penyuluhan, konseling atau apakah perlu merujuk klien bila ada masalah-masalah yang berkaitan
dengan sosial, ekonomi, kultural atau masalah psikologis.

Dengan perkataan lain, asuhan terhadap wanita tersebut sudah mencakup setiap hal yang berkaitan
dengan semua aspek asuhan kesehatan. Setiap rencana asuhan haruslah disetujui oleh kedua belah
pihak, yaitu oleh bidan dan klien, agar dapat dilaksanakan dengan efektif karena klien juga akan
melaksanakan rencana tersebut. Oleh karena itu, pada langkah ini tugas bidan adalah merumuskan
rencana asuhan sesuai dengan hasil pembahasan rencana bersama klien, kemudian membuat
kesepakatan bersama sebelum melaksanakannya.

Semua keputusan yang dikembangkan dalam asuhan penyuluhan ini harus rasional dan benar-benar
valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang terbaru serta sesuai dengan asumsi tentang apa yang
akan atau tidak akan dilakukan klien.

Rasional yang berdasarkan asumsi yang tidak sesuai dengan keadaan klien dan pengetahuan teori
yang salah atau tidak memadai atau berdasarkan suatu data dasar yang tidak lengkap, bisa dianggap
tidak valid dan akan menghasilkan asuhan klien yang tidak lengkap dan berbahaya.

Langkah VI (Enam) : Melaksanakan Perencanaan


Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah diuraikan pada langkah ke
lima dilaksanakan secara efisien dan aman.

Perencanaan ini bisa dilakuka sepenuhnya oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh bidan dan
sebagian lagi oleh klien, atau tim kesehatan lainnya. Jika bidan tidak melakukan sendiri, ia tetap
memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya (misalnya: memastikan agar langkah-
langkah tersebut benar-benar terlaksana). Dalam situasi dimana bidan berkolaborasi dengan dokter,
untuk menangani klien yang mengalami komplikasi, maka keterlibatan bidan dalam manajemen
asuhan bagi klien adalah tetap bertanggungjawab terhadap terlaksananya rencana asuhan bersama
yang menyeluruh tersebut. Manajemen yang efisien akan menyingkat waktu dan biaya serta
meningkatkan mutu dari asuhan klien.
16

Langkah VII (Ketujuh) : Evaluasi


Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi
pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan
sebagaimana telah diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat dianggap
efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya. Ada kemungkinan bahwa sebagian rencana
tersebut telah efektif sedang sebagian belum efektif.

Mengingat bahwa proses manajemen asuhan ini merupakan suatu kontinum maka perlu mengulang
kembali dari awal setiap asuhan yang tidak efektif melalui proses manajemen untuk
mengidentifikasikan mengapa proses manajemen tidak efektif serta melakukan penyesuian pada
rencana asuhan tersebut. Langkah-langkah proses manajemen pada umumnya merupakan
pengkajian yang memperjelas proses pemikiran yang mempengaruhi tindakan serta berorientasi
pada proses klinis. Karena proses manajemen tersebut berlangsung di dalam situasi klinik dan dua
langkah yang terakhir tergantung pada klien dan situasi klinik, maka tidak mungkin proses
manajemen ini dievaluasi dalam tulisan saja.

D.      

17

KEWENANGAN BIDAN

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 1464/Menkes/Per/X/2010 tentang


Izin dan Penyelenggaran Praktik Bidan, kewenangan yang dimiliki bidan meliputi:

1.      Kewenangan normal:

a)      Pelayanan kesehatan ibu

b)      Pelayanan kesehatan anak


c)      Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana

2.      Kewenangan dalam menjalankan program Pemerintah

3.      Kewenangan bidan yang menjalankan praktik di daerah yang tidak memiliki dokter

Kewenangan normal adalah kewenangan yang dimiliki oleh seluruh bidan. Kewenangan ini meliputi:

1.    Pelayanan kesehatan ibu

a)         Ruang lingkup:

1)      Pelayanan konseling pada masa pra hamil

2)      Pelayanan antenatal pada kehamilan normal

3)      Pelayanan persalinan normal

4)      Pelayanan ibu nifas normal

5)      Pelayanan ibu menyusui

6)      Pelayanan konseling pada masa antara dua kehamilan

b)        Kewenangan:

1)      Episiotomi

2)      Penjahitan luka jalan lahir tingkat I dan II

3)      Penanganan kegawat-daruratan, dilanjutkan dengan perujukan

4)      Pemberian tablet Fe pada ibu hamil

5)      Pemberian vitamin A dosis tinggi pada ibu nifas

6)      Fasilitasi/bimbingan inisiasi menyusu dini (IMD) dan promosi air susu ibu (ASI) eksklusif

7)      

18

Pemberian uterotonika pada manajemen aktif kala tiga dan postpartum

8)      Penyuluhan dan konseling

9)      Bimbingan pada kelompok ibu hamil

10)  Pemberian surat keterangan kematian


11)  Pemberian surat keterangan cuti bersalin

2.      Pelayanan kesehatan anak

a)         Ruang lingkup:

1)      Pelayanan bayi baru lahir

2)      Pelayanan bayi

3)      Pelayanan anak balita

4)      Pelayanan anak pra sekolah

b)        Kewenangan:

1)      Melakukan asuhan bayi baru lahir normal termasuk resusitasi, pencegahan hipotermi, inisiasi
menyusu dini (IMD), injeksi vitamin K 1, perawatan bayi baru lahir pada masa neonatal (0-28 hari),
dan perawatan tali pusat

2)      Penanganan hipotermi pada bayi baru lahir dan segera merujuk

3)      Penanganan kegawatdaruratan, dilanjutkan dengan perujukan

4)      Pemberian imunisasi rutin sesuai program Pemerintah

5)      Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita dan anak pra sekolah

6)      Pemberian konseling dan penyuluhan

7)      Pemberian surat keterangan kelahiran

8)      Pemberian surat keterangan kematian

3.      Pelayanan kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga berencana, dengan kewenangan:

a)      Memberikan penyuluhan dan konseling kesehatan reproduksi perempuan dan keluarga


berencana

b)      Memberikan alat kontrasepsi oral dan kondom

19

Selain kewenangan normal sebagaimana tersebut di atas, khusus bagi bidan yang menjalankan
program Pemerintah mendapat kewenangan tambahan untuk melakukan pelayanan kesehatan yang
meliputi:

1.      Pemberian alat kontrasepsi suntikan, alat kontrasepsi dalam rahim, dan memberikan pelayanan
alat kontrasepsi bawah kulit
2.      Asuhan antenatal terintegrasi dengan intervensi khusus penyakit kronis tertentu (dilakukan di
bawah supervisi dokter)

3.      Penanganan bayi dan anak balita sakit sesuai pedoman yang ditetapkan

4.      Melakukan pembinaan peran serta masyarakat di bidang kesehatan ibu dan anak, anak usia
sekolah dan remaja, dan penyehatan lingkungan

5.      Pemantauan tumbuh kembang bayi, anak balita, anak pra sekolah dan anak sekolah

6.      Melaksanakan pelayanan kebidanan komunitas

7.      Melaksanakan deteksi dini, merujuk dan memberikan penyuluhan terhadap Infeksi Menular
Seksual (IMS) termasuk pemberian kondom, dan penyakit lainnya

8.      Pencegahan penyalahgunaan Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA) melalui
informasi dan edukasi

9.      Pelayanan kesehatan lain yang merupakan program Pemerintah

Khusus untuk pelayanan alat kontrasepsi bawah kulit, asuhan antenatal terintegrasi, penanganan
bayi dan anak balita sakit, dan pelaksanaan deteksi dini, merujuk, dan memberikan penyuluhan
terhadap Infeksi Menular Seksual (IMS) dan penyakit lainnya, serta pencegahan penyalahgunaan
Narkotika, Psikotropika dan Zat Adiktif lainnya (NAPZA), hanya dapat dilakukan oleh bidan yang telah
mendapat pelatihan untuk pelayanan tersebut.

Selain itu, khusus di daerah (kecamatan atau kelurahan/desa) yang belum ada dokter, bidan juga
diberikan kewenangan sementara untuk memberikan pelayanan kesehatan di luar kewenangan
normal, dengan syarat telah ditetapkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Kewenangan
bidan untuk memberikan pelayanan kesehatan di luar kewenangan normal tersebut berakhir dan
tidak berlaku lagi jika di daerah tersebut sudah terdapat tenaga dokter.

20

 
BAB III

PENDOKUMENTASIAN DENGAN SOAP

ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU HAMIL PATOLOGI

NY.U DENGAN HIPEREMESIS GRAVIDARUM DI RSUD DR. ADHYATMA TUGUREJO-SEMARANG

Tanggal/ Jam Pasien Masuk         : 11 Januari 2013 / 08.00 WIB

Tanggal/ Jam Pengkajian              : 11 Januari 2013 / 08.30 WIB

Tempat                                         : Ruang Bougenvile

I.     DATA SUBJEKTIF

A.  Biodata Klien

1.    Identitas Ibu

Nama                        : Ny. U

Umur                         : 27 tahun

Agama                      : Islam

Pendidikan                : SMP

Pekerjaan                  : Ibu Rumah Tangga

Suku, bangsa             : Jawa, Indonesia

Alamat                      : Gunung Pati RT 03 RW 05 Semarang

2.    Identitas Suami

Nama                                    : Tn. A

Umur                         : 30 tahun

Agama                      : Islam

Pendidikan                : SMP

Pekerjaan                  : Buruh

Suku, bangsa             : Jawa, Indonesia

Alamat                      : Gunung Pati RT 03 RW 05 Semarang


B.  

21

 
22

Alasan Datang

Ibu mengatakan ingin mendapat pertolongan karena mual muntah terus menerus sampai
mengganggu aktivitas sehari-hari.

C.  Keluhan Utama

Ibu mengatakan mual dan muntah tiap lebih dari 10 kali, mual terjadi terutama makan dan minum,
ibu juga mengatakan merasa lemas dan pusing serta nyeri ulu hati.

D.  Riwayat Penyakit Sekarang

Ibu mengatakan mengalami mual muntah yang sering sejak 3 hari yang lalu yaitu tanggal 8 Januari
2013. Mual muntah yang dialami ibu mencapai lebih dari 10 kali sehari. Sebelum melakukan rawat
inap di rumah sakit ibu pernah memeriksakan kondisinya ke dokter tetapi tidak ada perubahan
sehingga ibu memutuskan untuk melakukan rawat inap di rumah sakit karena mual muntahnya
berlebihan dan sampai mengganggu aktivitas.

E.  Riwayat Menstruasi

1.    Menarche      : 13 tahun

2.    Siklus            : ± 28 hari

3.    Lama             : ± 7 hari

4.    Banyak          : ± 2x ganti pembalut tiap hari

5.    Keluhan        : Tidak ada keluhan

6.    Flour Albus   : Sebelum dan setelah menstruasi


7.    HPHT           : 3 Oktober 2012

F.   Riwayat Perkawinan

1.    Menikah                                : Ya

2.    Umur Waktu Menikah          : 20 tahun

3.    Pernikahan Ke                      : 1

4.    Lama Pernikahan                  : 2 tahun

G. 

23

Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu

Kehamilan Persalinan

Umur Jenis Bayi lsg Cacat


No.
Keha Keadaan Tempat Penolong Persalinan Menangis J.K BB PB Bawaan Keadaan

Milan

Nifas Keadaan anak sekarang

Keadaa
Lochea Lactasi Involusi Keadaan Umur n

H.  Riwayat Keluarga Berencana

1.    Pernah KB                                        : Belum pernah

2.    Jenis Kontrasepsi                              : Tidak dikaji

3.    Lama Penggunaan                            : Tidak dikaji

4.    Alasan Dilepas / Dihentikan             : Tidak dikaji

5.    Keinginan KB yang Akan Datang   : Belum direncanakan


I.     Riwayat Kehamilan Sekarang

HPHT :  3 Oktober 2012                       HPL : 17 Juli 2013

BB sebelum hamil : 47 kg

Jenis Trimester I Trimester II Trimester III

ANC / di 2x di bidan,

Keluhan Mual muntah, pusing,


lemas

Pesan Nakes Hindari makanan yang


berbau menyengat,
istirahat, kurangi
aktivitas berat, makan
sedikit tapi sering.

Imunisasi TT TT1 : belum diberikan

24

Table Fe 20 Tablet

Kenaikan BB 2 Kg

Gerakan janin Belum terasa

J.    Riwayat Kesehatan

1.    Riwayat Kesehatan Klien

a)    Riwayat penyakit sebelum hamil

Ibu mengatakan bahwa sebelum hamil tidak pernah sakit parah sampai mengganggu kehamilannya,
hanya batuk pilek biasa.

b)   Riwayat penyakit selama hamil

Ibu mengatakan 3 hari terakhir mual muntah  berlebihan sehingga harus dirawat di rumah sakit.

c)    Riwayat penyakit menular

Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit menular seperti penyakit kuning dan TBC.

d)   Riwayat penyakit menurun


Ibu mengatakan tidak mempunyai penyakit menurun seperti sesak nafas, tekanan darah tinggi,
kencing manis, dan penyakit jantung.

K. Riwayat Kesehatan Keluarga

1.        Riwayat penyakit menular pada keluarga

Ibu mengatakan di dalam keluarganya yang tinggal serumah dengan ibu tidak ada yang mempunyai
penyakit menular seperti TBC dan penyakit kuning.

2.        Riwayat penyakit menurun pada keluarga

Ibu mengatakan di dalam keluarga ibu dan suami tidak ada yang mempunyai penyakit menurun
seperti tekanan darah tinggi, penyakit jantung, sesak nafas dan kencing manis.

3.        

25

Riwayat keturunan kembar

Ibu mengatakan di dalam keluarga ibu maupun keluarga suami tidak ada yang mempunyai
keturunan kembar.

L.  Riwayat Psikososial

1.        Penerimaan Ibu Terhadap Kehamilan

Ibu mengatakan merasa senang dengan kehamilannya sekarang, tapi ibu merasa cemas dengan
kondisinya sekarang akibat mual muntah berlebih yang dirasakan.

2.        Penerimaan Keluarga Terhadap Kehamilan

Ibu mengatakan bahwa keluarga merasa senang dengan kehamilannya tapi keluarga merasa cemas
dengan kondisi ibu sekarang.

3.        Rencana Pengasuhan Anak

Ibu mengatakan akan mengasuh anaknya sendiri dibantu oleh suami dan keluarga.

4.        Budaya Keluarga yang Dianut Terhadap Kehamilan

Ibu mengatakan bahwa ibu tidak berpantang makanan.


M.Pola kehidupan sehari-hari

Pola Sebelum hamil Selama hamil

1.    Nutrisi

a)    Pola makan/banyaknya 3x sehari porsi sedang 2x sehari porsi kecil,


8 gelas belimbing/hari 6 gelas belimbing/hari
b)   Minum/banyaknya
Tidak ada Kurang nafsu makan
c)    Keluhan
Nasi, ikan, sayur, tempe Nasi , Sayur
d)   Yang sering dikonsumsi

2.    Eliminasi

a)    Pola BAB 1 x sehari 1x  sehari

b)   Keluhan Tidak ada

c)    Konsistensi Lunak 26

d)   Pola BAK 7-8 x sehari  

e)    Keluhan Tidak ada Tidak ada

f)    Konsistensi Kuning jernih Lunak

9 x sehari

Tidak ada

Kuning jernih

3.    Istirahat

     Lama Siang : 2 jam Siang : 1 jam

Malam : 8 jam Malam :7 jam

4.    Aktivitas

a)    Di rumah Mencuci, Memasak Memasak,menyapu

b)   Di luar rumah Belanja  Belanja

c)    Yang melelahkan ibu Mencuci Menyapu

5.    Seksual

a)    Frekuensi Tidak dikaji Tidak dikaji


Pola Sebelum hamil Selama hamil

b)   Keluhan yang dirasakan Tidak dikaji Tidak dikaji

6.    Kegiatan yang
mempengaruhi kesehatan
Tidak pernah
a)    minum-minuman keras
Tidak pernah Tidak pernah
b)   merokok Tidak pernah Tidak pernah
c)    minum obat2an Jarang Tidak pernah
Tidak pernah Tidak pernah
d)   minum kopi
Tidak pernah
e)    minum softdrink Tidak pernah
Tidak pernah Tidak pernah
f)    memakai pakaian ketat
Tidak pernah
g)   memakai sandal/sepatu hak
tinggi

N.  

Pengetahuan Tentang Kehamilan dan Persalinan

1.        Pengetahuan tentang kebutuhan nutrisi dan cairan ibu hamil

Ibu mengatakan bahwa selama hamil harus makan-makanan bergizi seperti nasi, sayur, lauk, buah
dan minum banyak.

2.        Pengetahuan tentang kebutuhan istirahat dan aktivitas

Ibu mengatakan selama hamil harus cukup istirahat dan mengurangi aktivitas yang melelahkan.

3.        Pengetahuan tentang perawatan payudara

Ibu mengatakan belum mengetahui tentang perawatan payudara.

4.        Pengetahuan tentang senam hamil

Ibu mengatakan belum mengetahui tentang senam hamil


5.        Pengetahuan tentang tanda bahaya kehamilan dan penanganannya

Ibu mengatakan tanda bahaya kehamilan yaitu apabila sakit kepala yang  tidak hilang serta keluar


darah banyak dari jalan lahir.

6.        Pengetahuan tentang tanda-tanda persalinan

Ibu mengatakan tanda-tanda persalinan adalah jika sudah mengeluarkan lendir darah dan kawah
pecah.

II.  DATA OBJEKTIF

A.  Data Umum

1.        Keadaan Umum     : Sedang

2.        Kesadaran               : Composmentis

3.        BB sebelum hamil  : 47 kg

4.        BB sekarang           : 46 kg

5.        Lila                                     : 24 cm

6.        Tinggi badan           : 157 cm

7.        HPL                        : 17 Juli 2013

B.  Tanda-Tanda Vital

1.        Tekanan Darah       : 100/70 mmHg

2.        Nadi                        : 94 x/menit

3.        

28

Suhu                       : 37 ˚ C

4.        Respirasi                 : 22 x/menit

C.  Status Present
1.    Kepala                           : rambut dan kulit kepala bersih, tidak ada

              benjolan maupun nyeri tekan

2.    Wajah                            : pucat, tidak oedem

3.    Mata                              : simetris, konjungtiva pucat, sklera putih,tidak

              ikterik, fungsi penglihatan baik.

4.    Hidung                          : simetris, septum di tengah, tidak ada polip, tidak

                                            ada sekret.

5.    Mulut                            : kering, pucat, lidah kotor.

6.    Telinga                          : simetris, tidak ada serumen, tidak ada

              perdarahan, fungsi pendengaran baik.

7.    Leher                             : tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan vena

              jugularis.

8.    Dada                            : simetris, pernafasan teratur, tidak ada bunyi

             mengi.

9.    Payudara                      : simetris, tidak ada benjolan, maupun nyeri tekan

10.    Abdomen                   : tidak ada luka bekas  operasi, ada nyeri tekan,

                                     tidak ada pembesaran hati.

11.    Ekstremitas atas         : teraba hangat, tidak pucat, tidak oedem, kapilary

                                     refill < 2 detik.

12.    Ekstremitas bawah    : teraba hangat, tidak pucat, tidak oedem, kapilary

                                    refill < 2 detik.

13.    Punggung                 : tidak ada kelainan bentuk tualang punggung,tidak

                                    ada nyeri ketuk

14.    Genetalia                  : tidak diperiksa

15.    Anus                       : tidak diperiksa
D.  

29

Status Obstetri

1.    Muka       :  pucat, tidak ada chloasma gravidarum

2.    Payudara : puting susu menonjol, ada hiperpigmentasi areola, ASI

                        belum keluar

3.    Abdomen :

a)    Inspeksi    : tidak ada striae gravidarum dan linea nigra.

b)   Palpasi Leopold    

Leopold I              : teraba ballotement

Leopold II            : tidak dikaji

Leopold III          : tidak dikaji

Leopold IV          : tidak dikaji

c)    Auskultasi DJJ     : tidak diperiksa

d)   TFU Mc. Donal    : tidak diperiksa

e)    TBJ                       : tidak diperiksa

4.    Panggul luar :

a)    Distansia spinarum           :tidak diukur   (normal 23-26 cm)

b)   Distansia cristarum           :tidak diukur   (normal 26-29 cm)

c)    Distansia tuberum            :tidak diukur   (normal 10-11,5 cm)

d)   Conjugata eksterna          :tidak diukur   (normal 18-20 cm)

e)    Lingkar panggul               :tidak diukur   (normal 80-100 cm)

5.    Genetalia       : tidak diperiksa

6.    VT                 : tidak diperiksa


E.  Pemeriksaan Penunjang

1.    Hb                 : 9,6 gram%

2.    Protein urin   : tidak diperiksa

3.    Urin reduksi  : tidak diperiksa

4.    USG              : tampak janin tunggal, hidup intrauterine

Subyektif Obyektif Assesment Jam Planning

Tanggal 11 Januari  2013 Jam


08.30
Diagnosa
Kebidanan:
KU : sedang 08.30 Melakukan
- Ibu mengatakan bernama Ny. U Ny. U, 27 kolaborasi dengan
umur 27 tahun Kesadaran : tahun, dr. Sp.OG dan
composmentis G1P0A0  menjalankan advis
- Ibu mengatakan ini hamil 14 dokter yaitu
kehamilannya yang pertama, TD : 100/70
Mmhg minggu, memasang infus RL
belum pernah melahirkan dan janin tunggal 30 tpm dan
belum pernah keguguran Nadi : 94 hidup intra memberikan terapi
x/menit uterin obat melalui drip:
- Ibu mengatakan HPHT tanggal 3
Oktober 2012 dengan
Respirasi : 22 - neurobion 1x3ml
Hiperemesis
x/menit
- Ibu mengatakan mengalami Gravidarum - metoclorpramid
mual muntah berlebihan sejak Suhu : 37 ° C tingkat I 1x2ml
tanggal 8 Januari 2013, mual
muntah yang dialami ibu 08.35
mencapai >10 kali sehari. Diagnosa
Status Present: Infus sudah
Sebelum melakukan rawat inap Potensial: terpasang 30 tpm
di rumah sakit ibu pernah Wajah : pucat,
memeriksakan kondisinya ke Dehidrasi dan menetes
tidak oedem
lancar
dokter tetapi tidak ada
perubahan sehingga ibu Mata : simetris, HEG Tingkat 08.45
konjungtiva II
memutuskan untuk melakukan
rawat inap di rumah sakit karena pucat, sklera Memberitahu ibu
mual muntahnya berlebihan dan putih,tidak hasil pemeriksaan
sampai mengganggu aktivitas. ikterik, fungsi Antisipasi:
penglihatan
baik. Minum yang TD : 100/60 mmhg
cukup
Mulut: kering,
pucat, lidah Makan
kotor. sedikit tapi 30
sering  

N   :  94x/menit

S   :  37 ° C
Status Obstetri:
Rr  :  22 x/menit
Muka :  pucat,
tidak ada 09.30 09.00
chloasma
gravidarum Ibu paham dengan
hasil pemeriksaan.
Payudara :
puting susu
menonjol, ada
Memberikan
hiperpigmentas
dukungan pada ibu
i areola, ASI
dan meyakinkan
belum keluar
ibu bahwa mual
Abdomen : muntah
merupakan gejala
Inspeksi           : normal pada
tidak ada striae kehamilan muda
gravidarum dan dan ibu tidak perlu
linea nigra. cemas dengan
keadaannya
Palpasi Leopold
karena akan
Leopold I : mendapatkan
teraba pengawasan dan
ballotement pengobatan

Leopold II : 10.00
tidak dikaji
11.00
Leopold III :
31
tidak dikaji
 
Leopold IV :
tidak dikaji Ibu terlihat lebih
lega setelah
Pemeriksaan mendengar
Penunjang penjelasan yang
diberikan
Hb : 9,6 gr%

USG : tampak Menganjurkan  ibu


janin tunggal, agar bersedia
hidup intra untuk makan
uterin. sedikit - sedikit tapi
sering,
menganjurkan ibu
untuk meminum
obat oral setelah
makan dengan air
putih:

- asam folat 1x0,5


mg

12.20 - mediamer
1x40mg

12.15

Ibu sudah
memakan
makanan yang
sudah disediakan 1
porsi tidak habis
dan sudah
meminum obat
yang sudah
diberikan

32

Mengobservasi KU,
TTV, dan keluhan
ibu serta
12.45
memberitahu ibu
tentang hasil
pemeriksaan.

12.35
TD:100/70 Mmhg

Nadi:90x/mnt

Suhu:36,80C

13.00 RR:22x/mnt

Ibu senang
mendengar hasil
pemeriksaan dan
Ibu mengatakan
masih mengalami
mual.

Menganjurkan
pada ibu untuk
istirahat yang
cukup

15.00 12.55 Ibu bersedia


untuk beristirahat.

13.00 Infus habis

14.00 Ibu sudah


tertidur.

33

16.15  

Mengganti flabot
infuse dengan RL
drip:

neurobion 1x3ml

metoclorpramid
1x2ml

14.35

Infuse sudah
diganti dengan 30
tetes per menit
dan menetes
lancar

Memberikan air
hangat untuk
mandi.

16.00

Pasien
mengatakan
merasa nyaman
setelah mandi,
badan bersih, tidak
kotor.

Berikan penkes
tentang nutrisi
untuk ibu dengan
HEG:

17.15
34

Ibu dianjurkan
untuk mengubah
pola makan sehari-
hari dengan
makanan dalam
jumlah kecil tetapi
sering, Waktu
bangun pagi
jangan segera
turun dari tempat
tidur, tetapi
dianjurkan untuk
makan roti kering
atau biskuit
dengan teh hangat,
Hindari makan
yang berminyak
dan berbau lemak,
Makan makanan
dan minuman yang
disajikan jangan
terlalu panas
ataupun terlalu
17.30
dingin, usahakan
BAB teratur

17.00

Ibu paham dan


dapat mengulang
kembali penjelasan
yang diberikan

35

Mengobservasi KU,
18.00
TTV, dan keluhan
ibu serta
memberitahu ibu
tentang hasil
pemeriksaan.

17.30

TD:100/70 Mmhg

Nadi:88x/mnt

Suhu:36,7 0 C

RR:22x/mnt

Ibu mengatakan
20.30
masih mengalami
mual dan
muntahnya sudah
berkurang menjadi
5 kali

Ibu senang
mengetahui hasil
pemeriksaan

02.45

36

Tanggal 12 Januari 2013 Jam Menganjurkan ibu


06.30 untuk makan
makanan yang
Ibu mengatakan masih sudah disediakan,
mengalami mual tetapi dan minum air
muntahnya sudah berkurang hangat untuk
menjadi 2 kali dan sudah tidak mengurangi
lemas. mualnya, dan
meminum obat
Ibu berencana untuk pulang
oral setelah
05.00 makan:

-mediamer 1x
40mg

19.00

Ibu sudah makan


makanan yang
Diagnosa diberikan, 1 porsi
Kebidanan: tidak habis, dan
sudah meminum
Ny. U, 27 obat yang
06.30
tahun, diberikan
G1P0A0 
hamil 14
minggu,
Mengganti flabot
janin tunggal
infuse dengan RL
intra uterin
drip:
dengan
Hiperemesis
Gravidarum neurobion 1x3ml
tingkat I hari
KU            : kedua metoclorpramid
sedang 1x2ml

Kesadaran : 18.05
composmentis Diagnosa
Infuse sudah
Potensial:
TD            : diganti dengan 20
110/70 Mmhg Dehidrasi tetes per menit
dan menetes
Nadi          : 88 HEG Tingkat lancar
x/menit II

Respirasi  :
20x/menit
Antisipasi:
Suhu         : 36,5
°C Minum yang
cukup 07.00
37
Makan
Status present: sedikit tapi  
sering
-Wajah : tidak
pucat, tidak
oedem
Menganjurkan ibu
-Mata:simetris, untuk istirahat
konjungtiva yang cukup
merah muda,
20.05 Ibu bersedia
sklera
mengikuti anjuran
putih,tidak
yang diberikan
ikterik, fungsi
penglihatan 22.00 Ibu sudah
baik. tertidur

-Mulut: lembab, 02.45 Infus habis


tidak pucat.

ekstremitas
atas :  tidak Mengganti flabot
pucat, tidak infus dengan RL
09.30
oedem, kapilary drip:
refill < 2 detik, Neurobion1x3ml
turgor kulit
normal, Metoclopramid
terpasang infus 1x2ml
di tangan
sebelah kiri 02.50

-Ekstremitas Infuse sudah


bawah :  tidak terpasang dengan
pucat, tidak 20 tpm dan
oedem, tidak menetes lancar
varises, kapilary
refill < 2 detik,
turgor kulit Memberikan air
11.15
normal. hangat untuk
mandi.

38

06.00

Pasien
mengatakan
merasa nyaman
setelah mandi,
badan bersih, tidak
kotor.

Mengobservasi 
KU, TTV, dan
keluhan ibu serta
12.30 memberitahu ibu
hasil pemeriksaan

06.45

TD:100/70 mmHg

N:88x/mnt

S:36,5 0 C

RR:20x/mnt

Ibu mengatakan
mual sudah
berkurang, muntah
masih 2 kali
Ibu senang
mendengar hasil
pemeriksaan.

39

13.00

Menganjurkan ibu
untuk makan
makanan yang
13.10 sudah disediakan,
dan minum air
hangat untuk
mengurangi
mualnya, dan
meminum obat
oral setelah
makan:

-mediamer 1x
40mg

08.00

Ibu sudah makan


makanan yang
diberikan, 1 porsi
13.30 tidak habis, dan
sudah meminum
obat yang
diberikan

Mengganti flabot
infus dengan RL
drip:
Neurobion1x3ml

Metoclopramid
1x2ml
13.40
09.35

40

Infuse sudah
terpasang dengan
20 tpm dan
menetes lancar

Memenuhi
13.50 kebutuhan nutrisi
dan cairan dengan
memberikan
makanan dan
minuman  pada
ibu, serta
menganjurkan ibu
untuk meminum
obatnya setelah
makan dengan air
putih:

-mediamer
1x40mg

12.30

Ibu sudah makan 1


porsi habis dan
minum 1 gelas air
putih serta
meminum obatnya

41
 

Mengobservasi 
KU, TTV, dan
keluhan ibu serta
memberitahu ibu
hasil pemeriksaan

12.45

KU:baik         

TD:110/80 mmHg

N:88x/mnt

S:36,50C

RR:20x/mnt

Ibu mengatakan
mual berkurang
tetapi sudah tidak
muntah.

Ibu senang
mendengar hasil
pemeriksaan dan
ibu sudah boleh
pulang

Melepas infus

13.10 Infuse sudah


terlepas

42

Menganjurkan ibu
untuk banyak
makan-makanan
yang bergizi yaitu
sayur-sayuran,
buah, daging, ikan,
tahu, tempe dan
banyak minum air
putih minimal 8
gelas sehari.

13.30

Ibu paham dan


mau mengikuti
anjuran

Memberikan resep
obat untuk terapi
lanjutan di rumah :

-asam folat
1x0,5mg

-mediamer
1x40mg

13.40

Ibu telah
menerima resep
obat yang
diberikan bidan

43

Menganjurkan ibu
untuk meminum
obatnya secara
teratur setelah
makan dengan air
putih

13.50

Ibu paham, dan


akan meminum
obatnya secara
teratur

Menganjurkan ibu
untuk kunjungan
ulang 1 minggu lagi
pada tanggal 28
Desember 2012 ke
bidan  atau jika ada
keluhan

14.00

Ibu akan
melakukan
kunjungan ulang
ke bidan

14.15

Ibu pulang dalam


keadaaan sehat

BAB IV

PENUTUP

A.           Simpulan

Setelah menguraikan asuhan kebidanan pada Ny. U dengan Hiperemesis Gravidarum yang


merupakan pengamatan langsung pada klien yang dirawat di ruang Bougenville RSUD Dr. Adhyatma
Tugurejo Semarang dari tanggal 11 Januari 2013, maka dalam bab ini penyusun akan menyimpulkan
hal-hal yang telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.
1.    Diagnosa Hiperemesis Gravidarum didapat berdasarkan data subyektif yaitu pasien mengeluh
sering mual muntah ketika makan dan minum, mual muntah sehari lebih dari 10 kali.  Data objektif
yaitu: lidah kering, mata cekung, tekanan darah 100/70 mmHg, nyeri epigastrium.

2.    Asuhan yang diberikan pada Ny. U adalah memasang infus RL 30 tpm dengan tujuan untuk
mengganti cairan yang hilang akibat mual muntah yang berlebihan, memberi terapi obat neurobion
untuk mengurangi nyeri epigastrium dan metoclorpramid untuk mengurangi mual muntah.

3.    Setelah dilakukan asuhan kebidanan, keadaan pasien membaik, mual muntah berkurang
menjadi 2x sehari, nafsu makan kembali.

B.            Saran

1.        Tenaga kesehatan diharapkan dapat mempertahankan dan memaksimalkan asuhan yang


diberikan terhadap pasien, khususnya pasien hiperemesis gravidarum.

2.        Sebaiknya tenaga kesehatan tidak hanya mengkaji keadaan fisik saja, tetapi mengkaji keadaan
psikologis.

3.        

45

Diharapkan pasien maupun keluarganya mampu menjaga kesehatan pasien agar tidak mengalami
mual muntah yang berlebihan lagi maupun penyakit lainnya, serta segera datang ke tenaga
kesehatan terdekat apabila ada keluhan.

DAFTAR PUSTAKA

Depkes RI. 2011. Kewenangan Bidan Sesuai Permenkes Nomor 1464 Tahun 2010 tentang Izin dan
Penyelenggaraan Praktik Bidan. http://www.kesehatanibu.depkes.go.id/archives/171. diperoleh
tanggal 25 Februari 2013.

Tiran. 2009. Mual Muntah Kehamilan; Seri Asuhan Kebidanan. Jakarta: EGC.

Hidayat. 2009. Asuhan keperawatan pada Kehamilan Fisiologis dan Patologis. Jakarta: Salemba


Medika.

Broussard, C dan Richter J. 2008. Hyperemesis Gravidarum. http://www.midwiferytoday.com.


diperoleh tanggal 26 Februari 2013.

Morgan & Hamilton. 2009. Obstetri & GInekologi: Panduan Praktik. Jakarta: EGC.


Stabie, Issabel. 2007. Hyperemesis Gravidarum. http://ling.springer.com/chapter. diperoleh tanggal
26 Februari 2013. 

Susanti. 2009. Psikologi Kehamilan. Jakarta: EGC.

Holler, Anja. 2008. Therapy and Buch Gynakologie and


Geburtshilfe. http://ling.springer.com/chapter. diperoleh tanggal 27 Februari 2013.

Mansjoer, Arif dkk. 2009. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius.

Nugraha. 2008. Komplikasi dalam Kehamilan dan Persalinan. http://www.litbangdepkes.go.id.


diperoleh tanggal 25 Februari 2013.

Edi. 2008. Mual Muntah yang Berlebihan. http://www.klikdokter.com. diperoleh tanggal 25 Februaru


2013.

Nausea. 2008. Medical Encyclopedia Hyperemesis


Gravidarum. http://www.ncbi.nim.gov/pubmedhealth. diperoleh tanggal 27 Februari 2013.

Pudiastuti, Ratna Dewi. 2012. Asuhan Kehamilan Pada Ibu Hamil Normal dan Patologi. Yogyakarta:
Muha Medika.

Anda mungkin juga menyukai