Anda di halaman 1dari 17

Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil dengan

Hiperemesis Gravidarum (HEG)


Dosen Pengampu : Ns. Retno Winarti,M.Kep.Sp.Kep.Mat

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1 MATERNITAS

1. Artalena Simatupang 21025


2. Audy Syabrina 21026
3. Ira puspita 21054
4. Keyla Salsabela 21057
5. Komala Agung Parawati 21058
6. Vinny Kartika Maharani 21093
7. Yustika Dewi 21119
8. Auliyah Rahmah 21121
9. Yuni Fatma Usemahu 21105

AKADEMI KEPERAWATAN
HERMINA MANGGALA HUSADA
T.A. 2022/2023
Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang
telah melimpahkan rahmat, taufik, serta hidayah-Nya kepada kami, sehingga kami
dapat menyelesaikan tugas pembuatan makalah mata kuliah Maternitas II sesuai
dengan waktu yang telah ditentukan. Kelompok berharap makalah ini dapat
menambah pengetahuan dan pengalaman bagi pembaca tentang kerja sama dalam
tim.

Pada kesempatan ini, kami mengucapkan terima kasih Kepada selaku


dosen pengampu Ns. Retno Winarti, M. Kep,Sp.Kep.Mat tugas yang telah
diberikan ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan terkait bidang yang
kami tekuni.

Kami ucapkan Terima kasih kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga Makalah “Asuhan Keperawatan pada Ibu Hamil
dengan Hiperemesis Gravidarum (HEG)” ini bisa disusun dengan baik dan rapi.

Demikian makalah ini kami buat, apabila terdapat kesalahan dalam


penulisan, atau pun adanya ketidaksesuaian materi yang kami angkat pada
makalah ini, kami mohon maaf. Kelompok menerima kritik dan saran seluas-
luasnya dari pembaca agar bisa membuat makalah yang lebih baik pada
kesempatan berikutnya.

Jakarta, 10 September 2023


Kelompok 1

Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang
Hiperemesis gravidarum merupakan ibu hamil yang mengalami mual
muntah yang berlebih, dapat menimbulkan gangguan aktivitas sehari-hari
sehingga membahayakan kesehatan bagi janin dan ibu, bahkan dapat
menyebabkan kematian. Selain itu, mual muntah juga berdampak negatif bagi
ibu hamil, seperti aktivitas sehari-hari menjadi terganggu. Biasanya mual
muntah sering terjadi saat pagi hari, bahkan dapat timbul kapan saja maupun
terjadi kadang dimalam hari. Gejala tersebut 40-60% biasa terjadi pada
multigravida (Rocmawati, 2011).
Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah suatu yang wajar
pada ibu hamil trimester 1. Kondisi ini akan berubah jika mual muntah terjadi
>10 kali dalam sehari, sehingga dapat mengganggu keseimbangan gizi, cairan
elektrolit, dan dapat memengaruhi keadaan umum serta menganggu kehidupan
sehari-hari (Morgan, 2009).
Word Health Organizatition (WHO) (2013) menyatakan bahwa perempuan
meninggal selama mengandung atau melahirkan sebanyak 585.000 orang.
Sedangkan kematian ibu hamil akibat masalah persalinan atau kelahiran
terjadi dinegara-negara berkembang sebanyak 99%. Rasio kematian kematian
ibu dinegara-negara berkembang merupakan tertinggi dengan 450 kematian
ibu per 100 ribu kelahiran bayi yang hidup jika dibandingkan dengan dengan
rasio kematian ibu di 9 negara dan 51 negara persemakmuran (Depkes, 2014).
Komplikasi tersebut mengakibatkan lebih dari setengah juta ibu yang
mengalami kematian di setiap tahunnya, dari jumlah tersebut terjadi di Asia
dan Afrika subsahara diperkirakan mencapai 90%, kemudian terjadi pada
negara berkembang lainnya mencapai 10%, dan di Negara maju mencapai
kurang dari 10% (Prawirohardjo, 2009).
Morgan (2009); Fitriana (2014) menyatakan bahwa kondisi hiperemesis
gravidarum yang dijumpai pada kehamilan 16 minggu pertama yaitu mual dan
muntah, perempuan hamil pada trimester 1 mengalami mual muntah kurang
lebih 66%, sedangkan mual disertai muntah mencapai 34%. Apabila semua
makanan yang dimakan dimuntahkan pada ibu hamil, maka berat badan akan
menurun, turgor kulit berkurang, dan timbul asetonuria.Kondisi ini dapat
mengakibatkan gangguan pada kehamilan. Hiperemesis gravidarum juga
berdampak negatif, seperti anemia. Sedangkan anemia sendiri dapat
mengakibatkan syok disebabkan kekurangan asupan gizi yang dimakan dan
diminum semua dimuntahkan semua.
Perubahan fisiologis yang terjadi pada masa ibu hamil menurut Hutaean
(2009), yaitu perubahan pada sistem pencernaan, mengalami penurunan nafsu
makan, ibu hamil trimester 1 sering mengalami mual muntah yang merupakan
perubahan saluran cerna dan kenaikan kadar ekstrogen, progesterone, dan
human chorionic gonadotropin (HCG) dapat menjadi pencetus terjadinya mual
dan muntah pada ibu hamil. Meningkatnya hormone progesterone dapat
mengakibatkan otot polos pada sistem gastrointestinal mengalami relaksasi
sehingga motilitas lambung menurun dan pengosongan lambung melambat.
Refluks esofagus, penurunan motilitas lambung dan menurunnya sekresi asam
hidroklorid juga berkontribusi terjadinya mual dan muntah. Selain itu, mual
muntah juga diperberat adanya faktor lain, seperti faktor psikologis,
lingkungan, spiritual, dan sosiokultural (Runiari, 2010).

1.2Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas maka rumusan masalahnya adalah “Asuhan
Keperawatan Pada Ibu Hamil dengan Hiperemesis”

1.3Tujuan
1.3.1 Umum
Tujuan Umum dari makalah ini adalah memberikan gambaran
pelaksanaan Asuhan Keperawatan Pada Ibu Hamil dengan
Hiperemesis Gravidarum (HEG)
1.3.2 Khusus
1. Untuk mengetahui pengkajian pada kasus Ibu hamil dengan
HiperemesisGravidarum (HEG)
2. Untuk merumuskaan diagnosis pada kasus Ibu hamil dengan
Hiperemesis Gravidarum (HEG) dengan benar
3. Untuk mampu menyusun rencana tindakan keperawatan pada
Ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum (HEG)
4. Untuk mampu melakukan tindakan keperawatan yang telah di
rencanakan pada Ibu hamil dengan Hiperemesis Gravidarum
(HEG)
5. Untuk mampu melakukan evaluasi pada Ibu hamil dengan
Hiperemesis Gravidarum (HEG)
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Definisi Hiperemesis gravidarum


Hiperemesis Gravidarumadalah mual muntah yang berlebihan lebih
dari 10 kali dalam 24 jam pada wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan
sehari hari karena keadaan umumnya menjadi buruk dan dapat terjadi
dehidrasi (Nurarif & Kusuma, 2016).
Hiperemesis gravidarum adalah mual muntah yang berlebihan atau tidak
terkendali selama masa kehamilan, yang menyebabkan dehidrasi, ketidak
seimbangan elektrolit, atau defisiensi nutrisi, dan kehilangan berat badan.
(Khayati, 2013)
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada
wanita hamil sampai mengganggu pekerjaan sehari-hari karena umumnya
menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi. Penyebab hiperemesis gravidarum
belum diketahui secara pasti, namun diperkirakan disebabkan oleh adanya
peningkatan hormon estrogen dan Human Chorionic Gonadothrophin (HCG).
Pada umumnya wanita dapat menyesuaikan diri dengan keadaan ini,
meskipun demikian gejala mual dan muntah yang berat dapat berlangsung
sampai 4 bulan. Sehingga pekerjaan sehari-hari menjadi terganggu dan
keadaan umum menjadi buruk (Gupitasari, 2020)

2.2 Etiologi Hiperemesis gravidarum


Penyebab pasti hiperemesis gravidarum belum diketahui, akan tetapi
menurut Husin, Farid (2013) interaksi kompleks dari faktor biologis,
psikologis dan sosial budaya diperkirakan menjadi penyebab hiperemesis
gravidarum. Selain itu kehamilan kembar, perempuan dengan kehamilan
pertama,usia 35 tahun, kehamilan mola serta berat badan berlebih menjadi
faktor pencetus pada beberapa penelitian Ada beberapa teori yang diusulkan
sebagai penyebab hiperemesis gravidarum, yaitu :
1. Perubahan Hormonal
Wanita yang mengalami hiperemesis gravidarum memiliki kadar hCG
yang tinggi terutama pada trimester pertama kehamilan (usia
kehamilan 9 minggu) yang menyebabkan hipertiroidisme yang
bersifat sementara. Secara fisiologis hCG dapat merangsang kelenjar
tiroid yaitu reseptor ThryroidStimulating Hormon (TSH). Tidak hanya
hCG yang berperan dalam menyebabkan terjadinya hiperemesis
gravidarum,akan tetapi kemungkinan keterlibaan hCG merangsang
tiroid dapat memicu terjadinya HEG. Peningkatan kadar estrogen dan
progesteron saat kehamilan mengakibatkan penurunan mortilitas
gastrointestinal, tetapi hal ini bukanlah penyebab pasti HEG
2. Gastrointestinal disfungsi
Menurut Jueckstock dkk. (2010) yang dikutip oleh Husin, Farid
(2013) 95% gangguan pada system pencernaan disebabkan oleh
bakteri heliobacer pylori dan 61,8% menjadi penyebab terjadinya
HEG pada kehamilan. Selain itu HEG dapat disebabkan karena ibu
memiliki gangguan pencernaan seperti ulkus peptikus, hepatitis,
pangkreatitis.
3. Vestibular dan penciuman
Hiperacuity dari sistem penciuman dapat menjadi faktor yang
berkontribusi terhadap mual dan muntah pada ibu hamil. Banyak
kasus yang menggambarkan bagi ibu hamil bahwa mencium bau
masakan khusus nya daging dapat memicu terjadinya mual. Kesamaan
antara HEG dengan morning sickness adalah bahwa gangguan dari
subclinical vestibular mungkin penyebab dari beberapa kasus HEG
4. Genetik
Suatu penelitian di norwegia menemukan bahwa ibu yang sewaktu
hamil mengalami HEG maka anak yang dilahirkan memiliki resiko
3% mengalami HEG ketika mereka hamil nanti atau yang memiliki
saudara yang juga mengalami 10 HEG.S ecara keseluruhan dilaporkan
bahwa faktor genetik mungkin memainkan peran dalam
mengembangkan terjadinya HEG

5. Masalah Psikologis
Psikologis dalam kehamilan sering kali dikaitkan dengan faktor
pencetus terjadinya HEG, namun belum ditemukan bukti kuat
terhadap hal ini, hasil penelitian cenderung mengarah pada faktor
hormonal sebagai pencetus HEG.
Selain itu menurut (Jusuf CE, 2016) riwayat gestasi juga dapat
mempengaruhi penyebab hiperemesis, dimana ibu hamil yang
mengalami mual dan muntah sekitar 60-80% pada (primigravida), 40-
60% pada (multigravida)

2.3 Klasifikasi Hiperemesis Gravidarum


Hiperemesis Gravidarum dibagi dalam tiga tingkatan berdasarkan berat
ringannya masalah, menurut (Hutahean, 2013) :
1. Tingkatan I
Mual muntah terus menerus yang dapat mempengaruhi keadaan
umum sehingga penderita terlihat lemah, tidak ada nafsu makan,
penurunan berat badan, nadi meningkat sekitar 100 kali per menit,
tekanan darah menurun, dapat disertai peningkatan suhu tubuh, turgor
kulit berkurang, lidah kering dan mata cekung.
2. Tingkatan II
Pada tingkatan ini mual muntah yang hebat menyebabkan keadaan
umum lebih parah, tingkat kesadaran apatis, turgor kulit tampak lebih
menurun, nadi kecil dan cepat, tekanan darah menurun, suhu kadang-
kadang naik, mata cekung dan sedikit ikterus, hemokonsentrasi,
oligouria, dan konstipasi. Aseton dapat tercium dari hawa pernapasan
karena mempunyai aroma yang khas, dan dapat pula ditemukan dalam
urine
3. Tingkatan III
Pada tingkat ini keadaan umum sangat jelek,muntah berhenti, tingkat
kesadaran menurun, somnolen sampai koma, dehidrasi berat, nadi
kecil dan cepat, tekanan darah sangat menurun, serta suhu meningkaat

2.4 Manisfestasi Klinis Hiperemesis Gravidarum


Hiperemesis gravidarum menurut berat ringannya gejala dibagi dalam tiga
tingkatan menurut (Amru sofian,2012):
1. Tingkat 1 (ringan)
Muntah terus menerus yang mempengaruhi keadaan umum penderita,
ibu merasa lemah, nafsu makan tidak ada, berat badan menurun dan
merasa nyeri pada epigastrium. Nadi meningkat sekitar 100 permenit,
tekanan darah sistolik menurun, turgor kulit menurun, lidah
mengering dan mata cekung
2. Tingkat 2 (sedang)
Penderita tampak lebih lemas dan apatis, turgor kulit lebih menurun,
lidah mengering dan nampak kotor, nadi kecil dan cepat, suhu kadang-
kadang naik dan mata sedikit ikterus. Berat badan turun dan mata
menjadi cekung, tensi turun, hemokonsentrasi, oliguria dan konstipasi.
Aseton dapat tercium dalam bau pernapasan, karena mempunyai
aroma yang khas dan dapat pula ditemukan dalam urin
3. Tingkat 3 (berat)
Keadaan umum lebih buruk, muntah berhenti, kesadaran menurun dari
samnolen sampai koma, nadi menurun dan cepat, suhu meningkat dan
tensi menurun. Komplikasi fatal terjadi pada susunan saraf yang
dikenal sebagai Encephalopathy Wernicke dengan gejala nistagmus,
diplopia, dan perubahan mental. Keadaan ini terjadi akibat defisiensi
zat makanan, termasuk vitamin B kompleks. Timbulnya ikterus
menunjukan adanya gangguan hati

2.5 Patofisiologi Hiperemesis Gravidarum


Hiperemesis gravidarum yang merupakan komplikasi mual dan muntah
pada hamil muda terjadi terus menerus dapat menyebabkan dehidrasi dan
tidak seimbangnya elektrolit dengan alkalosis hipokloremik. Hiperemesis
gravidarum dapat mengakibatkan cadangan karbohidrat dan lemak habis
terpakai untuk keperluan energi. Karena oksidasi lemak yang tidak sempurna
terjadilah ketosis dengan tertimbunnya asam aseton-asetik, asam hidroksi
butirik dan aseton dalam darah.
Kekurangan volume cairan yang diminum dan kehilangan karena muntah
menyebabkan dehidrasi sehingga cairan ekstraseluler dan plasma berkurang.
Natrium dan khlorida air kemih turun. Selain itu juga dapat menyebabkan
hemokonsentrasi sehingga aliran darah berkurang. Kekurangan kalium
sebagai akibat dari muntah dan bertambahnya ekskresi lewat ginjal
menambah frekuensi muntah lebih banyak, dapat merusak hati dan terjadilah
lingkaran yang sulit dipatahkan. Selain dehidrasi dan terganggunya
keseimbangan elektrolit dapat terjadi robekan pada selaput lender esophagus
dan lambung (Sindroma Mallory Weiss) dengan akibat perdarahan
gastrointestinal (Khayati, 2013).
2.6 Pathway Hiperemesis Gravidarum
Bagan 2.1 Pathway Hiperemesis Gravidarum Sumber : Dzikirullah Rizki (2013),
WOC Hiperemesis (2019) dan Tim Pokja SDKI DPP PPNI (2017)

2.7 Pemeriksaan Penunjang Ibu Hamil dengan Hiperemesis Gravidarum


1. USG (dengan menggunakan waktu yang tepat) : mengkaji usia gestasi
janin dan adanya gestasi multipel, mendeteksi abnormalitas janin,
melokalisasi plasenta
2. Urinalisis : kultur, mendeteksi bakteri,BUN
3. Pemeriksaan fungsi hepar : AST, ALT dan kadar LDH

2.8 Penatalaksanaan Ibu Hamil dengan Hiperemesis Gravidarum


Penatalaksanaan yang dapat diberikan pada kasus hiperémesis gravidarum
menurut(Khayati, 2013) yaitu dengan cara :
1. Memberikan penerangan tentang kehamilan dan persalinan sebagai suatu
proses yang fisiologik.
2. Memberikan keyakinan bahwa mual dan kadang-kadang muntah gejala
yang fisiologik pada kehamilan muda dan akan hilang setelah kehamilan 4
bulan.
3. Menganjurkan mengubah makan sehari-hari dengan makanan dalam
jumlah kecil tetapi sering.
4. Menganjurkan pada waktu bangun pagi jangan segera turun dari tempat
tidur, terlebih dahulu makan roti kering atau biskuit dengan teh hangat.
5. Makanan berminyak dan berlemak harus dihindari
6. Menghindari makanan berbau tajam, terlalu asin atau makanan berbumbu.
Beberapa ibu hamil bahkan tidak bisa mengkonsumsi daging, telur atau
susu.
7. Makanan disajikan dalam keadaan panas atau sangat dingin.
8. Menghindari kekurangan karbohidrat merupakan faktor penting, dianjurkan
makanan yang banyak mengandung gula. Selain itu, makan makanan yang
mengandung karbohidrat tinggi yang lain seperti madu, pisang, kentang,
nasi, sereal dan tahu.
9. Menghindari ketegangan yang dapat meningkatkan stress dan
mengganggu istirahat tidur.
10. Mendapat dukungan dari pasangan untuk mengurangi stres
11. Melakukan akupuntur, akupresur atau hypnosis yang dapat
menurunkan mual dan muntah secara signifikan.
12. Menghindari mengkonsumsi kopi/kafein, tembakau dan rokok, karena
selain dapat menimbulkan mual dan muntah juga dapat memiliki efek
yang merugikan untuk embrio, serta menghambat sintesis protein(Irianti,
dkk, 2014: 58)

2.9 Komplikasi Ibu Hamil dengan Hiperemesis Gravidarum


Menurut Setiawan (2007) yang dikutip oleh Rukiyah, Ai Yeyeh dan Lia
Yulianti (2010) hiperemesis gravidarum dapat membahayakan kondisi ibu
hamil dan janin yang dikandungnya. Beberapa komplikasi lain yang dapat
terjadi yaitu :
1. Ibu akan kekurangan nutrisi dan cairan sehingga keadaan fisik ibu
menjadi lemah dan lelah dapat pula mengakibatkan
2. Gangguan asam basa, pneumini aspirasi, robekan mukosa pada
hubungan gastroesofagi yang menyebabkan peredaran ruptur
esofagus,
3. Kerusakan hepar dan kerusakan ginjal, ini akan memberika pengaruh
pada pertumbuhan dan perkembangan janin karena nutrisi yang tidak
terpenuhi atau tidak sesuai dengan kehamilan, yang mengakibatkan
peredaran darah janin berkurang.
Sedangkan menurut Ardani, A. (2013) yang dikutip oleh Harianja, W.J
dan Zumrotun N (2020) Hiperemesis gravidarum akan berdampak pada
janin seperti :
1. Abortus
2. Kelahiran prematur
3. BBLR
4. Malformasi pada bayi baru lahir
5. Serta dapat menyebabkan pertumbuhan janin terhambat atau
Intrauterine Growth Retardation (IUGR)
BAB III

TINJAUAN KASUS

3.1 Ilustrasi Kasus


Ny.Y datang ke Instalasi Gawat Darurat pada tanggal 11 Maret
2021 Umur 28 tahun, Alamat Kebon 4, Merak, Jenis kelamin Perempuan
Status pernikahan Menikah, beragama Islam, Pendidikan SMA,
Pekerjaan Ibu Rumah Tangga dan Sumber biaya BPJS Klien datang ke
RS Handayani dengan G2P0A1, klien mengatakan HPHT nya 8-Januari-
2021 saat ini usia kehamilan 9 minggu, taksiran lahir 15-Oktober-2021.
Klien masuk ke RS hari kamis 11 maret 2021 pada pukul
06.00WIB. Pada saat pengkajian klien hamil 9 minggu, Klien mengeluh
mual dan muntah lebih dari 10x dalam sehari, klien mengatakan muntah
berwarna kekuningan, klien makan melalui oral frekuensi makan tetap 3x
sehari namun hanya ¼ porsi yang dihabiskan,tidak memiliki gangguan
menelan, tidak sariawan, tidak memiliki riwayat alergi,mengalami
penurunan berat badan dari 58 kg ke 56 kg. Saat pengkajian klien minum
± 240 ml air putih, klien terpasang cairan infuse RL 500ml/8 jam. Klien
muntah ± 8 kali semenjak datang keruangan pukul 06.00 WIB sampai
pukul 07.30 WIB volume urin ±120ml,
klien mengatakan nyeri di bagian uluhati dan abdomen, bising usus
23x/menit,turgor kulit menurun, klien mengeluh haus, mata cekung,
membran mukosa bibir nampak kering dan pucat. Klien mengatakakan
nyeri di bagian ulu hati dan abdomen, nyeri tiba tiba dan berulang ulang
seperti ditusuk tusuk skala nyeri 4 (1-10), klien tampak gelisah,
berkeringat dingin, dan mual. Klien mengatakan BAB 1x sehari,
pengeluaran feses normal, ,kandung kemih tidak terasa penuh, urin
keluar sedikit, warna urin kuning pekat, frekuensi urin 3x dalam sehari,
dan klien tidak terpasang kateter Fisik tampak lemah, kekuatan otot
menurun,klien mengatakan serinng tidak bisa tidur dan malam hanya
sekitar 5 jam dan sering terbangun, tidak menggunakan obat tidur, klien
tampak lemah dan lesu, dan aktivitas klien dibantu keluarga
Hasil dari pengkajian tanda-tanda vital : tekanan darah : 90/60,
suhu : 36,6◦C RR : 22x/menit, nadi :80x/menit. Keadaan klien
composmentis E4M6V5. Tidak terdapat sianosis, klien tampak lemah
dan pucat, akral teraba dingin, turgor kulit menurun, klien tampak cemas
dan gelisah, tidak memiliki riwayat hipertensi, tidak memiliki riwayat
diabetes melitus, tidak memiliki riwayat merokok, tidak memiliki riwaya
hipertiroid,tidak memiliki riwayat pembedahan dan tidak terdapat edema
Pernapasan klien 20x/menit, tidak terdapat dipsnoe,takipnoe,bradipnoe
tidak batuk, tidak ada suara nafas tambahan baik ronchi ataupun
wheezing

3.2 Asuhan Keperawatan


3.3 Analisa Data
3.4 Intervensi Keperawatan
3.5 Implementasi Keperawatan

Anda mungkin juga menyukai