Anda di halaman 1dari 27

SEMINAR KASUS

KEHAMILAN DENGAN
HIPEREMISIS GRAVIDARUM
(HEG) PADA PASIEN “Ny. W ” DI
RUANG PONEK RSUD Prof. Dr.
M ALI HANAFIAH
BATUSANGKAR TAHUN 2024

Dosen Akademik : Indrie Aulia Rifni, S.Tr,Keb, M.Tr,Keb


Pembimbing Lahan : Irma Gusnita, S.SiT

Disusun Oleh :
Ulfa Angelia (231004615901024)
Viona Febiola (231004615901025)
Putri Tamara Handayani (231004615901022)
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Setiap tahun di seluruh dunia terdapat jutaan perempuan yang mengalami kehamilan. Profil
kesehatan Indonesia (2022) dari data badan pusat statistic jumlah ibu hamil ada 4.305.910 ibu hamil, ibu yang
melakukan cakupan kunjungan ibu hamil (K1) sebanyak 275.027 ibu hamil, ibu yang melakukan kunjungan ibu
hamil K4 ada 256.156 ibu hamil dan ibu yang telah mendapatkan zat besi (Tablet Fe) total ada 238.392 ibu
hamil.
Kehamilan menurut Morgan (2019) adalah sebuah proses produksi yang memerlukan perawatan
yang khusus agar persalinan dapat berjalan dengan lancar dan aman, sehingga bayi terlahir dengan sehat,
selamat sesuai keinginan keluarga. kehamilan merupakan peristiwa yang sangat ditunggu bagi perempuan
yang sudah menikah. Saat perempuan tidak lagi mendapat menstruasi dan setelah melakukan pemeriksaan
urin serta ditandai dengan hasil positif maka bisa dikatakan hamil. Perempuan tersebut akan merasa senang
begitu juga dengan keluarganya. Mual (nausea) dan muntah (emesis gravidarum) adalah suatu yang wajar
pada ibu hamil trimester 1.
Ada beberapa tanda bahaya pada trimester 1 yaitu perdarahan pada kehamilan muda termasuk
komplikasi terbanyak pada kehamilan kemudian muntah terus menerus dan tidak bisa makan. Tanda bahaya
pada trimester 2 yaitu demam tinggi, pergerakan bayi kurang aktif, ibu dengan anemia. Tanda bahaya pada
trimester 3 yaitu, perdarahan pervaginam, sakit kepala hebat, penglihatan kabur, udem di wajah dan tangan,
pergerakan janin kurang aktif, ketuban pecah dini, dan kejang pada ibu (Morgan, 2019).
Lanjutan…
World Health Organization menyatakan angka kejadian emesis gravidarum sedikitnya 15% dari
semua wanita hamil. Emesis gravidarum terjadi diseluruh dunia dengan angka kejadian yang beragam yaitu 1-
3% dari seluruh kehamilan di Indonesia, 0,9% di Swedia, 0,5% di California,1,9% di Turki, dan di Amerika
Serikat prevalensi emesis gravidarum sebanyak 0,5%-2%. (WHO, 2020). Angka kejadian emesis gravidarum di
Indonesia yang didapatkan dari 2.203 kehamilan yang dapat diobservasi secara lengkap adalah 543 orang ibu
hamil yang terkena emesis gravidarum. Di Indonesia sekitar 10% wanita hamil yang terkena emesis
gravidarum (Kemenkes RI, 2019). Di Provinsi Sumatera Barat khususnya di Kota Batusangkar NVP (Nausea
and Vomiting in Pregnancy) atau mual muntah saat hamil dengan kejadian sebanyak (97,7%) dan Hiperemesis
Gravidarum sekitar (2,3%) (Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Barat, 2019).
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan pada wanita hamil sehingga
menggangu pekerjaan sehari-hari dan keadaan umumnya menjadi buruk, karena terjadi dehidrasi. Gejala
tersebut kurang lebih terjadi 6 minggu setelah hari pertama haid terakhir dan berlangsung selama kurang lebih
10 minggu (Marmi&Deni 2021). Hiperemesis gravidarum didefenisikan sebagai vomitus yang berlebihan atau
tidak dikendalikan selama masa hamil, yang menyebabkan dehidrasi, ketidak seimbangan elektrolit, atau
dehidrasi nutrisi dan kehilangan berat badan. Insiden kondisi ini sekitar 3,5 per1000 kelahiran.
Lanjutan…
Faktor-faktor yang dapat mengakibatkan hiperemesis gravidarun adalah sering terjadi pada
primigravida, mola hidatidosa, faktor organik karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternatal dan
perubahan metabolik, faktor psikologi karena, keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut
terhadap kehamilan dan persalinan serta takut memikul tanggung jawab. Akibat yang dapat timbul karena
Emesis Gravidarum akan mengalami berbagai masalah terhadap ibu yaitu dehindrasi, gastritis kronik yang
disebabkan karena hormon yang mengatur sekresi gastrin akan meningkat sehingga mengikis mukosa asam
lambung yang menyebabkan terjadinya ulkus (Wiknjosastro dkk, 2018)
Tujuan Penelitian
Tujuan Umum :
Untuk Menerapkan Asuhan Kebidanan pada Kehamilan Hiperemisis Gravidarum di RSUD Prof.
DR. Ali Hanafiah Batusangkar Tahun 2024.

Tujuan Khusus :
• Mampu Melakukan Pengkajian Data Dasar Secara Subjektif dan Objektif Pada Kehamilan Hiperemisis
Gravidarum di RSUD Prof. DR. Ali Hanafiah Batusangkar Tahun 2024.
• Mampu Mengidentifikasi Diagnosa dan Masalah Pada Kehamilan Hiperemisis Gravidarum di RSUD Prof.
DR. Ali Hanafiah Batusangkar Tahun 2024.
• Mampu Mengidentifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial Pada Kehamilan Hiperemisis Gravidarum di
RSUD Prof. DR. Ali Hanafiah Batusangkar Tahun 2024.
• Mampu Mengidentifikasi Kebutuhan Segera Kehamilan Hiperemisis Gravidarum di RSUD Prof. DR. Ali
Hanafiah Batusangkar Tahun 2024.
• Mampu Melakukan Perencanaan Selanjutnya Pada Kehamilan Hiperemisis Gravidarum di RSUD Prof. DR.
Ali Hanafiah Batusangkar Tahun 2024.
• Mampu Melakukan Pelaksanaan Asuhan Kebidanan Pada Kehamilan HEG Yang Akan Dilakukan di RSUD
Prof. DR. Ali Hanafiah Batusangkar Tahun 2024.
• Mampu Mengevaluasi Kehamilan HEG Yang Dilakukan di RSUD Prof. DR. Ali Hanafiah Batusangkar Tahun
2024.
Manfaat Penelitian
Lahan Praktek (RSUD Prof. Dr. M Ali
Mahasiswa Hanafiah Batusangkar

Laporan ini diharapkan dapat menambah Sebagai bahan masukan agar dapat terus
wawasan dan pengetahuan khususnya meningkatkan mutu pelayanan kebidanan
tentang masalah pada persalinan di RSUD melalui pendekatan manajemen asuhan
Prof. DR. Ali Hanafiah Batusangkar Tahun kebidanan persalinan di RSUD Prof. DR. Ali
2024. Hanafiah Batusangkar Tahun 2024.

Institusi Pendidikan Institusi Pendidikan


Hasil laporan ini diharapkan dapat menjadi Hasil laporan ini diharapkan dapat menjadi
sumber bacaan dan referensi bagi mahasiswa sumber bacaan dan referensi bagi mahasiswa
program Profesi Fakultas Kebidanan program Profesi Fakultas Kebidanan
Universitas Prima Nusantara. Universitas Prima Nusantara
BAB II
TINJAUAN TEORI
Tinjauan Teori
Pengertian Hiperemesis Gravidarum
Hiperemesis gravidarum adalah mual dan muntah yang berlebihan selama masa hamil dan
selama trimester pertama kehamilan (Varney, 2007). Hiperemesis gravidarum didefenisikan sebagai vomitus
yang berlebihan atau tidak terkendali selama masa hamil,menyebabkan dehidrasi, ketidak seimbangan
elektrolit atau defenisi nutrisi dan kehilangan berat badan.

Etiologi dan Faktor Predisposisi Hipermesis Gravidarum


Etiologi hiperemesis gravidarum belum diketahui, beberapa teori penyebab hiperemesis diajukan
tetapi satu pun tidak memberikan penjelasan yang adekuat tentang gangguan ini (Bobak 2004). Tetapi
perkiraan kuat karena terjadinya peningkatan Hormone Human Chorianic Gonadotropin (HCG), serta
kehamilan ganda.
Faktor-faktor presdisposisi yang di kemukakan:
• Sering terjadi pada primigravida, mola hidatidosa dan kehamilan ganda akibat peningkatan kadar HCG
• Faktor organik, karena masuknya vili khoriales dalam sirkulasi maternal dan perubahan metabolic.
• Faktor psikologik keretakan rumah tangga, kehilangan pekerjaan, rasa takut terhadap kehamilan dan
persalinan, takut memikul tanggungjawab dan sebagainya.
• Faktor endokrim lainnya: hipertiroid, diabetes dan lain-lain.
Lanjutan…
Gejala dan Tingkatan Hiperemesis Gravidarum
 Tingkat I (Ringan)
Mual, muntah terus menerus menyebabkan pendrita lemah, tidak mau makan, berat badan turun,
rasa nyeri di epigastrium, nadi sekitar 100 kali permenit tekanan darah turun,turgo kulit berkurang, lidah kering
dan mata cekung.
 Tingkat II (Sedang)
Mual dan muntah yang hebat dapat menyebabkan keadaan umum pendrita lebih parah, lemah,
apatis, turgo kulit mulai jelek, lidah kering dan kotor, nadi kecil dan badan mulai turun, mata cekung, tensi
turun, hemokonsentrasi, oligoria dan konstipasi. Terdapat keton dan bilirubin dalam urin.
 Tingkat III (Berat)
Keadaan umum jelek, kesadaran sangat menurun, samnolen sampai koma, nadi kecil, halus
dengan cepat, dehidrasi berat, suhu badan naik dan tensi turun sakali, icterus. Komplikasi yang dapat
berakibat fatal terjadi pada susunan saraf pusat dengan adanya: nistagnus, diplopia, perubahan mental.

Pataofisiologi Hiperemesis Gravidarum


Hiperemesis gravidarum merupakan komplikasi mual dan muntah pada hamil mudah, bila terjadi
terus menerus dapat menyebabkan terjadinya dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit dengan alkarosik
hipokromik. Belum jelas mengapa gejala-gejala ini hanya terjadi pada sebagian kecil wanita tetapi faktor
psikologis merupakan faktor utama disamping pengaruh hormonal. Yang jelas wanita sebelum yang hamil
sudah mendrita lambung spastik dengan gejala tak suka makan dan mual akan mengalami emesis gravidarum
yang sangat hebat.
Lanjutan…
Diagnosa Hiperemesis Gravidarum
Diagnosa hiperemesis gravidarum tidak terlalu sukar karena penyakit ini berkaitan dengan
gestose (gestosio-hamil) yaitu hanya terdapat pada ibu hamil (Manuaba, 2007). Muntah yang terus menerus
tanpa pengobatan dapat, menimbulkan gangguan tumbuh kembang dalam rahim dalam manifestasi kliniknya
serta mempengaruhi keadaan umum ibu.

Penanganan Hiperemesis Gravidarum


• Untuk pasien hiperemesis yang sedang dan berat pasien dianjurkan untuk dirawat dirumah sakit dengan
membatasi pengunjung.
• Stop makanan peroral 24-48 jam
• Infus glukosa 10% atau 5% atau RL =2:1,40 tetes permenit
• Obat-obatan
• Diet
• Rehidrasi dan suplemen vitamin
• Anti emesis
• Tidak dijumpai adanya teratogenitas dengan menggunakan dopamine antagonis (metaklopramid), fenotiazin
(klopromazin, prokloperazin).
• Terminasi kehamilan
• Pada beberapa kasus keadaan tidak baik bahkan mundur. Usaha mengadakan pemeriksaan medic psikiatri
bila keadaan memburuk. Delirium, kebutaan, takikardi, icterus, anuria dan pendarahan
Lanjutan…
Pemeriksaan Penunjang Hiperemesis Gravidarum
• Darah lengkap
• Urinalis
• Gula darah
• Elektrolit
• Ultra Sonographic (USG)
• Analisis gas darah
• Tes fungsi hati
• Tes fungsi ginjal

Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan Medis bertujuan untuk mencegah terjadinya penurunan berat badan yang
signifikan, mengoreksi ketidakseimbangan cairan dan elektrolit, dan mengatasi asidosis atau alkalosis, Tujuan
intervensinya yaitu :
• Untuk mengatasi kelaparan dengan memberikan glukosa intravena (IV) dan tiamin klorida
• Cairan parenteral merupakan prioritas utama untuk mencegah mekanisme kompensasi
• Untuk menghentikan muntah dengan memberikan antiemetic
• Secara ideal, klien dapat ditangani di rumah dengan pemberian makanan yang sedikit dan sering
BAB III
TINJAUAN KASUS
Tinjauan Kasus
 Data Subjektif
Identitas istri dan suami
Nama Ibu : Ny.W Nama Suami : Tn.R
Umur : 21 Tahun Umur : 25 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Suku : Minang Suku : Minang
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Sungayang

Keluhan Utama
Ibu mengatakan pusing, mual muntah 4 - 5 kali sejak awal kehamilan, perut terasa sakit dan kepala sakit

Riwayat Keluhan Utama


1. Keluhan dialami ibu sejak awal kehamilan
2. Ibu lebih sering muntah setelah selesai makan
3. Ibu mengeluh mengalami nyeri pada ulu hati
4. Ibu malas makan selama ia mengalami mual dan muntah
5. Ibu memuntahkan segala apa yang ia makan terutama pada makanan yang memiliki bau yang
menyengat
Lanjutan…
 Riwayat Kehamilan Sekarang
1. Kehamilan ke dua, pernah keguguran 1 kali
2. HPHT ibu adalah tanggal 06-12-2023
3. Berat badan ibu sebelum hamil 40 kg

 Data Objektif
Keadaan umum ibu : Sedang
Kesadaran : Composmentis
Tinggi badan : 152 cm
Berat badan : 36 kg
LILA : 15,6 cm
Pemeriksaan tanda-tanda vital
Tekanan darah : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x/menit
Suhu : 36,7ᵒC
Pernafasan : 20 x/menit
Lanjutan…
 Data Penunjang
Pemeriksaan USG
GS (Gestational Sac) :+
TP : 13-09-2024
Usia kehamilan : 6-7 minggu
Pemeriksaan laboratorium
Plano test :+
Hb : 11,5 gr/dl
Keton urine : +++
GDR : 78 ng/dl

 Diagnosa
G2P0A1H0 Uk 6-7 minggu, ku ibu sedang dengan hyperemesis gravidarum
Lanjutan…
 Penatalaksanaan
a. Menyampaikan hasil pemeriksaan pada ibu
Hasil : TD 110/70 mmhg, N 80x/menit, P 20x/menit, S 36,7ᵒC
b. Menganjurkan ibu untuk istirahat yang cukup
Hasil : Ibu bersedia mengikuti anjuran istirahat yang cukup
c. Menjelaskan bahwa mual dan muntah umum terjadi pada kehamilan muda
Hasil : Ibu mengerti dengan penjelasan yang diberikan dan merasa tenang
d. Menganjurkan ibu untuk minum air putih yang banyak
Hasil : Ibu bersedia mengikuti anjuran untuk minum air putih yang banyak
e. Menganjurkan ibu untuk menghindari makanan berlemak dan makanan yang berbau menyengaat
Hasil : Ibu bersedia mengikuti anjuran
f. Menganjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering
Hasil : Ibu bersedia mengikuti anjuran
g. Mengkolaborasi dengan dokter untuk memberikan therapy obat dan cairan
Hasil : Telah diberikan therapy yang diberikan : IVfD RL : D 5% Drip Neorobion : Pan AMIN : Ka En
Mg3
Injeksi ondansentron 3 x sehari
Injeksi ranitidine 2 x sehari
Asam folat 1x sehari
BAB IV
PEMBAHASAN
(1) Pengkajian
Data Subjektif :
Pengkajian dilakukan pada tanggal 22 Januari 2024 Pada pukul 22.00 Wib, diruangan Rawatan
Kebidanan RSUD Prof. Dr. M.A Hanafiah Batusangkar. Pengkajian dilakukan pada Ny. W umur 21 tahun,
suami 25 tahun, keduanya berasal dari suku minang, ibu dan suami beragama islam, pendidikan terakhir ibu
dan suami tamat SMA. Saat ini pekerjaan ibu sebagai ibu rumah tangga dan suami sebagai seorang swasta,
keduanya menetap di sungayang.
Ibu mengatakan hari ini ibu mengeluh mual muntah, pusing dan lemas. Riwayat keluhan utama ibu
mengatakan sering mual dan muntah kurang lebih 4-5 kali selam ahaml, setiap makan dan minum ± 1 minggu
yang lalu, mual, pusing dan tidak suka makan. Sejak pagi tadi pukul 08:00 wib ibu masuk di ruangan PONEK
RSUD Prof. Dr. M.A Hanafiah Batusangkar setelah itu pada pukul 20.00 sudah dilakukan pemasangan infus
RL 20 tetes permenit.
Pada kasus ini pasien didiagnosa dengan hyperemesis gravidarum karena berdasarkan
anamnesis pada pasien ini di temukan adanya gejala mual dan mubtah yang berat, dimana keluhan tersebut
sampai mengganggu aktifitas sehari-hari sampai pekerjaannya. Muntah tersebut juka menimbulkan komplikasi
dehidrasi karena kekurangan cairan yang diminumdan kehilangan cairan karena muntah.
Dimana hyperemesis gravidarum adalah muntah yang terjadi pada awal kehamilan sampai umur
kehamilan 20 minggu. Keluhan muntha kadang begitu hebatnya sehingga segala apa yang dimakan dan
diminum dimuntahkan sehingga dapat mempengaruhi keadaan umumdan mengganggu pekerjaan sehari-hari,
berat badan menurun, dehidrasi dan terdapat aseton dalam urin. (Marliana R, Tita RS, 2016)
Pasien ini di berikan tatalaksana IVfD RL : D 5% Drip Neorobion Pan AMIN : Ka En Mg3, Injeksi
ondansentron 3 x sehari (jam 14.00 WIB, jam 22.00 WIB, jam 02.00 WIB), Injeksi ranitidine 2 x sehari (jam
22.00 WIB, jam 10.00 WIB), Asam folat 1x sehari (Jam 20.00 WIB)
Data Objektif :
Hasil pemeriksaan fisik secara inspeksi wajah agak pucat, tidak ada cloasma gravidarum dan
oedema, mata agak cekung, conjungtiva merah mudah, sclera putih, mukosa bibir kering, tidak ada sariawan.
Keadaan umum baik, kesadaran composmentis, Berat badan didapatkan 36 kg LILA 15,6 cm.. Pada
pemeriksaan penunjang dilakukan HB 11,5, Leokosit 6.180, trombosit 248.000, planotest (+). Hal ini sesuai
dengan teori tiran (2008) yang menyatakan bahwa mual dan muntah menyebabkan berat badan pasien
mengalami penurunan

(2) Interpretasi Data Dasar


Penetapan analisa masalah dan diagnosa pada Ny.W yaitu G2P0A1H0 UK 6-7 minggu dengan
Hiperemesis Gravidarum
Data dasar :
Data subyektif :
ibu mengatakan hamil anak kedua, pernah keguguran, merasa mual dan muntah terus menerus sejak ± 1
minggu yang lalu, pusing dan badan terasa lemas, HPHT tanggal 06-12-2023, hasil tes kehamilan positif.
Data objektif :
TP: 13-09-2024, keadaan umum ibu sedang, kesadaran composmetis, ekspresi wajah agak pucat, mukosa
bibir kering, tanda-tanda vital: suhu 36 oc, nadi 80x/ menit, RR 20x/ menit, TD 90/60 mmHg. Penurunan berat
badan ibu sebanyak 4 kg. Pemeriksaan fisik: wajah agak pucat , mata agak cekung, konjungtiva merah
mudah, sklera putih, mukosa bibir kering, areola hyperpigmentasi, puting susu menonjol. Pada pemeriksaan
penunjang dilakukan HB 11,5, Leokosit 6.180, trombosit 248.000, planotest (+).
(3) Antisipasi Masalah Potensial
Pada ibu : Hiperemesis gravidarum tingkat II, Antisipasi terjadinya dehidrasi berat, kekurangan nutrisi bagi ibu
dan janin.

(4) Tindakan Segera


Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi obat dan cairan parenteral, tatalaksana IVfD
RL : D 5% Drip Neorobion Pan AMIN : Ka En Mg3, Injeksi ondansentron 3 x Injeksi ranitidine 2 x sehari, Asam
folat 1x sehari. perbaiki keadaan umum ibu terutama kebutuhan cairan dan elektrolik serta nutrisi.

(5) Perencanaan
Pada teori perencanaan asuhan kebidanan terhadap kasus hyperemesis gravidarum yakni dalam
hal pemberian nutrisi berupa anjuran kepada ibu untuk makan sedikit tapi sering, makan ketika perut terasa
kosong dengan roti kering atau buah, anjurkan untuk menghindari makanan berlemak dan anjurkan banyak
mengkonsumsi air putih untuk mencegah dehidrasi serta pemberian obat yang tidak bersifat teratogenik (dapat
menyebabkan kelainan kongenital/cacat bawaan bayi).
Anjurkan ibu istirahat yang cukup, batasi pengunjung, memberi kenyamanan bagi ibu. Kolaborasi
dengan dokter, pemberian obat merupakan wewenang dokter yang diberikan tatalaksana IVfD RL : D 5% Drip
Neorobion Pan AMIN : Ka En Mg3, Injeksi ondansentron 3 x Injeksi ranitidine 2 x sehari, Asam folat 1x sehari.
Berikan konseling dan dukungan pesikologi pada ibu. merupakan bahan evaluasi, bukti pelayanan tindakan,
tanggung jawab dan tanggung gugat bidang dalam asuhanya.
(6) Pelaksanaan
Pelaksanaan asuhan kebidanan pada Ny.W dilakukan pada tanggal 22 Januari 2024 pada jam
20.00 wib yaitu dengan membina hubungan baik dengan pasien dengan cara melakukan pendekatan,
menyapa dan berkomunikasi secara sopan agar terjalin hubungan baik dengan ibu dan petugas kesehatan.
Pemantauan keadaan umum dan tanda-tanda vital yaitu keadaan umum ibu lemah, kesadaran composmetis,
suhu 36oc, nadi 80x/ menit, RR 20x/menit, menganjurkan ibu untuk makan sedikit tapi sering dengan diet
kering yaitu roti dan menganjurkan ibu untuk tidak boleh makan makanan yang pedas karena dapat
merangsang lambung. Ibu menerima anjuran yang di berikan. Anjurkan ibu untuk istirahat yang cukup dan
teratur, tidur berbaring yang santai, tidak usah pikiran, istirahat siang 1-2 jam dan malam 7-8 jam. Ibu
menerima anjuran yang diberikan. Anjurkan keluarga untuk manjaga keamanan, kenyamanan dan batasi
pengunjung karena jika banyak pengunjung maka dapat menganggu kenyamanan ibu. Menganjurkan keluarga
untuk selalu menemani ibu seperti jika ibu membutuhkan bantuan maka keluarga selalu berada di samping ibu.
Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi. Terapi yang di berikan: Injeksi ondansentron 3 x
sehari (jam 14.00 WIB, jam 22.00 WIB, jam 02.00 WIB), Ondansentron bekerja untuk penanggulangan mual
dan muntah akibat kemoterapi, radioterapi, post operasi, hiperemesis gravidarum atau sebab lain misalnya
gastroenteritis, dyspepsia.
Injeksi ranitidine 2 x sehari (jam 22.00 WIB, jam 10.00 WIB), Ranitidin merupakan suatu
histamine reseptor H2 yang meghambat kerja histamine secara komperatif pada reseptor H2 dan mengurangi
sekresi asam lambung. Asam folat 1x sehari (Jam 20.00 WIB). Asam folat berguna untuk pembentukan sistem
saraf janin, pembentukan plasenta mencegah anemia, mencegah keguguran, hingga me urunkan resiko
preeklamsia.
Dripneurobion 1 ampul dalam cairan D5% dengan kecepatan 28 tetes per menit. Neurobion injeksi
mengandung beberapa vitamin antara lain: B1, B6, B12 yang memperbaiki metabolisme tubuh, sel-sel saraf,
memenuhi kebutuhan B kompleks yang diperlukan dalam pematangan dan pembentukan sel darah merah.
Pemeriksaan laboratorium : HB 11,5, Leokosit 6.180, trombosit 248.000, planotest (+), Keton urine (+++).
(7) Pelaksanaan
Pada kasus ini evaluasi yan didapat pada Ny W adalah : tanggal 22 Januari 2024 ibu datang ke
RSUD. Prof. Dr. M.A Hanafiah Batusangkar pada pukul 20.00 wib di ruangan PONEK kebidanan pada pukul
19.45 wib dengan diagnosa ibu dengan G2P0A1H0 dengan hyperemesis gravidarum. Ibu datang dengan
keluhan: ibu merasa mual, muntah kutrang lebih 4-5 kali pada kehamilan, pusing dan lemas serta nafsu makan
berkurang. Keadaan umum dan TTV ibu KU : Sedang, kesadaran composmetis, TD : 90/60 mmHg , Nadi
80x/menit, Suhu : 36 oc, RR : 20x/menit, kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi.
Terapi yang di berikan: Injeksi ondansentron 3 x sehari (jam 14.00 WIB, jam 22.00 WIB, jam
02.00 WIB), Ondansentron bekerja untuk penanggulangan mual dan muntah akibat kemoterapi, radioterapi,
post operasi, hiperemesis gravidarum atau sebab lain misalnya gastroenteritis, dyspepsia.
Injeksi ranitidine 2 x sehari (jam 22.00 WIB, jam 10.00 WIB), Ranitidin merupakan suatu
histamine reseptor H2 yang meghambat kerja histamine secara komperatif pada reseptor H2 dan mengurangi
sekresi asam lambung. Asam folat 1x sehari (Jam 20.00 WIB). Asam folat berguna untuk pembentukan sistem
saraf janin, pembentukan plasenta mencegah anemia, mencegah keguguran, hingga me urunkan resiko
preeklamsia.
BAB V
Penutup
 Kesimpulan
Setelah melalukan studi kasus pada Ny.W dengan kehamilan hiperemsis gravidarum serta
menghubungkan dengan teori dan konsep asuhan kebidanan, maka penulis akan menarik kesimpulan yaitu :
• Telah dilakukan pengkajian dan analisis data pada Ny.W dengan hyperemesis gravidarum di RSUD Prof. Dr.
M.A Hanafiah Batusangkar Tahun 2024. Didapatkan data dasar Ny.W mual dan muntah kurang lebih 4-5 kali
selama kehamilan
• Telah dilakukan pengidentifikasian diagnose atau masalah actual pada Ny.W pada hyperemesis gravidarum
di RSUD Prof. Dr. M.A Hanafiah Batusangkar Tahun 2024. Dengan masalah actual hyperemesis gravidarum
serta dehidrasi sedang.
• Telah dilakukan pengidentifikasian diagnose atau masalah potensial pada Ny.W dengan hyperemesis
gravidarum di RSUD Prof. Dr. M.A Hanafiah Batusangkar Tahun 2024. Masalah potensial yaitu antisipasi
hyperemesis gravidarum tingkat II, dan antisipasi terjadinya dehidrasi berat, kekurangan nutrisi bagi ibu dan
janin
• Tidak ada dilakukan tindakan segera atau kolaborasi pada Ny.W dengan hyperemesis gravidarum tingkat I
di RSUD Prof. Dr. M.A Hanafiah Batusangkar Tahun 2024.
• Telah dilakukan penyusunan rencana tindakan asuhan kebidanan pada Ny.W dengan hyperemesis
gravidarum di RSUD Prof. Dr. M.A Hanafiah Batusangkar Tahun 2024. Intervensi dilakukan dengan rawat
inap ibu kolaborasi dengan dokter dalam melakukan tindakan dan pemberian obat pada hyperemesis
gravidarum.
• Telah dilakukan tindakan asuhan kebidanan pada Ny.W dengan hyperemesis gravidarum di RSUD Prof. Dr.
M.A Hanafiah Batusangkar Tahun 2024. Telah dilakukan sesuai dengan intervensi tindakan dan pemberian
obat IVfD RL : D 5% Drip Neorobion Pan AMIN : Ka En Mg3, Injeksi ondansentron 3 x sehari (jam 14.00
WIB, jam 22.00 WIB, jam 02.00 WIB), Injeksi ranitidine 2 x sehari (jam 22.00 WIB, jam 10.00 WIB), Asam
folat 1x sehari (Jam 20.00 WIB)
 Lanjutan…
• Telah dilakukan evaluasi asuhan kebidanan pada Ny.W dengan hyperemesis gravidarum di RSUD Prof.
Dr. M.A Hanafiah Batusangkar Tahun 2024. Kondisi ibu baik dan tidak muntah lagi, pemberian cairan dan
obat telah di berikan setelah itu AFF infus, tanda-tanda vital berada dalam batas normal ibu telah di
perbolehkan pulang dengan memberikan edukasi makanan bergizi saat kehamilan dan penjelasan dan
bahaya pada kehamilan.

.
Terimakasih…

Anda mungkin juga menyukai