Anda di halaman 1dari 12

ANALISIS JURNAL TERAPI ANNANOPHATY

Dsn pengampu: Indrie Aulia Rifni M.TR.Keb

kelompok 3

1.Putri tamara H

2.Mirna Apriani

3,Yenni putri

INSTITUT KESEHATAN PRIMA NUSANTRA BUKITTINGI

2022
Analisis jurnal 1

JUDUL

TERAPI EECP

(EnhancedExternalCounterpulsation)

A.Pengertian

Terapi EECP adalah terapi non invasif denganmenggunakan tiga set


manset (pneumaticcuffs)yang dililitkanpada betis, paha dan pinggul. Pada saat
onsetdiastol, tiga set manset tadi diisi udara secara cepat dengan tekanan yang
dapat diatur, berurutan mulai dari betis, kemudian paha danterakhir pinggul.
Dengan demikiandarah dari tungkai bawah diperas balik dan disalurkan ke
pangkal aorta (counterpulsation) dan menurut Prof. Peter Kabo terjadi
peningkatan tekanan dan volume darah (hampir 50%) di aorta pada waktu
diastolik yang ditimbulkan oleh EECP akan menambah tekanan dorong
atautekanan perfusi ke dalam arteri koroner.

Siapa yang Memenuhi Syarat untuk Pengobatan EECP?

Individu memenuhi syarat untuk perawatan jika mereka memiliki:

 Memiliki bypass arteri koroner (CABG) atau stent yang dipasang


di arteri koroner dengan angina yang sedang berlangsung.
 Tidak pernah menjalani bypass atau stenting tetapi terus menderita
angina

Siapa yang Tidak Boleh manjalani Pengobatan EECP?

Pasien yang tidak boleh menjalani EECPtermasuk mereka yang:

1. Kardiomiopatihipertrofik

2. Penyakit jantung bawaan


3. Penyakit katup jantung

4. Hati membesar

5. Alat pacu jantung

6. Pendarahan

7. Fibrilasi atrium (Afib)

8. Hipertensi paru

9. Gumpalan di tubuh mereka

10. Penyakit arteri perifer (PAD), juga disebutpenyakit pembuluh


darah perifer (PVD)

11. Tekanan darah tinggi yang parah

12. Denyut jantung lebih dari 120 denyut per menit

Apa Manfaat Pengobatan EECP?

1. Peningkatan suplai oksigen untuk jantung

2. Penurunan nyeri dada

3. Peningkatan respons EKG saat berolahraga

4. Penurunan penggunaan nitrogliserin

5. Peningkatan energi

6. Peningkatan durasi latihan

7. Efek jangka panjang hingga 2 tahun

A.Indikasi EECP pada penyakit Jantung

Kelompok pasien yang akan mendapat manfaat dari ECP


a. EECP digunakan sebagai program terapi rawat jalannon farmakologis
pada pasien yang sudah diketahui adanya penyumbatan/ penyempitan
bermakna arteri koroner, dengan keluhan angina refrakter, sudah dalam
terapi iskemia dan angina yang optimal,yang menurut pendapat ahli
jantung/ bedah kardiovaskular, tidak dapat dilakukan intervensi baik
perkutanmaupun bedah karena:
 Kondisi yang tidak dapat dioperasi, atau berisiko tinggi
mengalami komplikasi operasi atau kegagalan pasca operasi.
 Anatomi pembuluh darah koroner yang tidak mungkin
dilakukan prosedur revaskularisasi.
 Adanya faktor komorbid lain yang menciptakan risiko lebih
berat.
b. Program rehabilitasi pasien dengan aterosklerosis
koroner difus dan angina persisten, atau silent iskemik yang
signifikan yang sudah dilakukan revaskularisasi tetapi masih tetap
mengalami angina (angina refrakter)

c. Kontra Indikasi EECP pada penyakit Jantung

 Regurgitasi katup jantung yang berat.


 Aneurisma aorta atau diseksi aorta.
 Aritmia yang tidak terkendali (Atrial fibrilasi /
flutter dan Ventrikel ekstrasistol).
 Penyakit oklusi pembuluh darah ekstrimitas yang berat, yang dapat
menghambat alirahretrograde darah.
 Gangguan perdarahan atau pada pemakaian antikoagulan dengan
hasil INR yang belum di
sesuaikan atau berrisiko perdarahan.
 Gagal jantung yang belum terkompensasi
 Tindakan kateterisasi jantung 2 minggu terakhir, yang berrisiko
perdarahan pada daerah bekas tusukan pada arteri femoralis.
 Keadaan hipertensi pulmonal yang berat.
 Dalam masa kehamilan (PERKI, 2019).

Kesimpulan

Mayoritas pasien menyatakan bahwa setelahmenjalani terapi EECP, nyeri


dada atau angina bekurang sebanyak 13 orang (86.7%), bahkan responden juga
menyatakan rasa nyeri dada sudah tidak ada. Dari segi kualitas hidup, semua
responden menyatakan adanya peningkatan kualitas hidup yaitu sebanyak 15
orang (100%), ditandai dengan adanya peningkatan aktifitas fisik yang dapat di
lakukan respondensetelah dia menjalani terapi.

Bagi pasien yang mengalami penyakit jantung koroner karena komplikasi


dari DM Tipe2, dengan adanya terapi EECP maka kemungkinan kecil pasien
harus menjalani tindakan medis invasive. Terapi EECP terbukti dapat
meningkatkan kualitas hidup pasien yang menjalani terapi, terlihat dari semangat
dan kegembiraan pasien untuk menjalani terapi tersebut. Hasil akhir, terapi EECP
mampu membuat saraf jantung lebih baik dan membuka pembuluh darah jaminan
yang telah dan dianggap membentuk pembuluh jaminan baru.
Analisis jurnal 2

JUDUL

TERAPI OKSIGEN HIPERBARIK BAGI PENDERITA AUTIS

a.autisme

Autisme berasa dari kata auto yang artinya sendiri. Autisme adalah
gangguan perkembangan syaraf dan psikis pada manusia, bisa terjadi sejak masih
dalam kandungan (janin), lahir, hingga mereka dewasa. Gangguan ini
menyebabkan kelemahan dalam melakukan interaksi sosial, kemampuan
berkomunikasi, pola minat serta tingkah laku.

Meski telah banyak dilakukan penelitian, hingga kini belum ditemukan


penyebab pasti autisme karena penyebabnya sangat kompleks dan berbeda untuk
setiap anak.

Dari berbagai dugaan penyebab autisme, bisa disimpulkan beberapa di


antaranya yakni gangguan metabolisme sejak lahir, faktor genetic, abnormalitas
susunan saraf pusat, abnormalitas sistem kekebalan, keracunan logam berat,
gangguan pencernaan dan infeksi saluran pencernaan, alergi, dan abnormalitas
metilasi dan oksidasi.

b.terapi oksigen hiperbarik

Pelayanan medik hiperbarik merupakan pengobatan oksigen hiperbarik


yang dilaksanakan di sarana pelayanan kesehatan dengan mengunakan Ruang
Udara Bertekanan Tinggi (RUBT) dan pemberian pernapasan oksigen murni (O2
= 100%) pada tekanan lebih dari satu atmosfer dalam jangka waktu tertentu
(Supari, 2008).
c. Terapi Oksigen Hiperbarik Bagi Penderita Autis

jadi autis itu tidak dapat dikategorikan sebagai penyakit. karena autis
belum dapat disembuhkan, tetapi dapat dibantu dengan terapi, bantuan guru
khusus, dan peran serta orang tua yang turut aktif membantu dalam pemulihan .

Pada penderita autisme, terjadi gangguan pada fungsi otak, salah satunya karena
kekurangan oksigen sejak lahir atau bahkan selama dalam kandungan. Jadi
Dengan terapi oksigen inilah kerusakan pada otak anak tersebut bisa
diminimalisasi.

Menurut penelitian yang diungkap di jurnal Bio Medical Centre (BMC)


Pediatrics, oksigen murni bisa mengurangi inflamasi atau pembekakan di otak dan
meningkatkan asupan oksigen di sel-sel otak.

Terapi oksigen hiperbarik dilakukan dengan sebuah alat berupa tabung


dekompresi. Penderita autisme masuk ke dalam tabung itu lalu dialiri oksigen
murni dan tekanan udara ditingkatkan menjadi 1,3 atmosfer.

Adanya Pemberian terapi oksigen hiperbarik secara rutin menunjukkan


adanya perbaikan pada kondisi saraf dan mengatasi cerebral palsy pada seorang
pengidap autisme tersebut .

Dan sudah banyak dilakukan penelitian kepada seorang yang autisme


diberikan terapi oksigen hiperbarik dan Hasilnya, terjadi peningkatan hampir di
seluruh fungsi organ tubuh, seperti sensor gerak, kemampuan kognitif, kontak
mata, kemampuan sosial, dan pemahaman bahasa.

KESIMPULAN

Autis bukan penyakit, autisme merupakan suatu gangguan perkembangan


neurobiologist yang sangat kompleks. Gejalanya harus sudah timbul pada anak
sebelum mencapai usia 3 tahun. Autis tidak dapat disembuhkan atau dihilangkan
100 persen. Tetapi penyandang autis dapat kembali normal layaknya anak pada
umumnya apabila terapi dan penanganannya dilakukan dengan baik.
Pemberian terapi oksigen hiperbarik secara rutin menunjukkan perbaikan
pada kondisi saraf dan mengatasi cerebral palsy. Hasil dari beberapa penelitian
terkait dengan pemanfaatan terapi oksigen hiperbarik bagi penderita autis
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan hampir di seluruh fungsi organ tubuh,
seperti sensor gerak, kemampuan kognitif, kontak mata, kemampuan sosial, dan
pemahaman bahasa.
Analisis jurnal 3

Judul

EFEK PEMBERIAN TERAPI OZON DALAM PROSES PENYEMBUHAN


ULKUS KAKI DIABETIK

Definisi diabetes melitus

Diabetes Melitus (DM) merupakan suatu penyakit metabolic kronis


dengan populasi penderita yang tinggi di dunia, termasuk Indonesia.Padatahun
2019 Indonesia menempati peringkat ke2 negara dengan populasi penderita DM
terbanyak di wilayah Pasifik Barat (Western Pacific) versi International Diabetes
Federation (IDF)

Salah satu komplikasi yang paling sering ditemukan pada penderita DM


adalah ulkus kaki diabetik (UKD).Tercatatad asebanyak 131 juta populasi global,
mengalami komplikasi ekstremitas bawah akibat DM dimana 18,8 juta di
antaranya mengalami UKD dan 6,8 jutanya telah diamputasi. 3 Di Indonesia
sendiri, persentase prevalensi UKD mencapai 12%.Persentase ini lebihtinggi dari
China, Negara dengan populasi DM terbanyak dunia, atau punprevalensi global
yang hanya mencapai sekitar 1,4% - 5,9%. 4 UKD merupakan komplikasi yang
serius.

UKD adalah lesi pada seluruh lapisan kulit, nokrosis atau gangrene pada
kaki yang disebabkan oleh berbagai faktor. UKD berdampak buruk pada kualitas
hidup dan kesejahteraan fisik, psikologis, spiritual, budaya, sosial dan ekonomi
penderitanya sehingga bisa meningkatkan mortalitas.Kasus kematian pasien DM
tanpa UKD adalah 22% lebih sedikit daripada pasien DM dengan UKD. Sehingga
penting untuk memaksimalkan penyembuhan UKD, namun halini tidak mudah.
Proses penyembuhan UKD membutuhkan waktu yang relatif lama dan
memerlukan tindak-an penanganan yang kompleks.
Lamanya waktu yang dibutuhkan UKD untuk sembuh menja dimasalah
utama dalam manajemen UKD.

Keterlambatan ini disebabkan karena berkurangnya suplai oksigen dan


nutrisi pada daerah luka akibat kadar glukosa darah yang tinggi sehingga
menghambat UKD memasuki fase penyembuhan. Selain itu, terapi konvensional
yang biasa diberikan untuk menyembuhkan UKD tidak selalu memberikan hasil
yang diharapkan. Jadi, diperlukan metode treatment yang baruuntuk
UKD .Selamaini, The Indonesian Wound Care Clinician Association (InWCCA)
terus melakukan peng-embangan pada sistem pelayanan luka berkualitas tinggi di
Indonesia untuk meningkatkan kualitas outcome UKD.

Salah satuterapi yang saat ini mulai digunakan dalam proses


penanganan UKD adalah terapiozon Terapi ozon diklaim memiliki peran yang
esensial dalam bidang dermatologis termasuk menyembuhkan luka (wound) dan
ulkus. Systematic review terdahulu yang dilakukan pada tahun 2015 telah meneliti
bagaimana efek terapi ozon dalam penyembuhan UKD. Namun, karena
terbatasnya literature mengenai penggunaan ozon untuk UKD pada saatitu,
peneliti dalam penelitian tersebut belum dapat memberikan suatu kesimpulan
secara tegas mengenai bagaimana peran ozon dalam membantum enyembuhkan
UKD. Oleh karena itu, untuk mengetahui bagaimana efektifitas pemberian terapi
ozon dalam membantu proses penyembuhan UKD,

Salah satu efek dari pemberian ozon pada perawatan UKD adalah
mempercepat fasein flamasi. Khususnya pada luka dengan ukuran di bawah 36
cm.Ozon Dapat memunculkan granulasi 4,68 hari lebih awal dan berjalan dengan
cepat. Hal ini terjadi karena ozon memiliki kemampuan dalam menstimulasi
ekspresi growth factor dan respons anti oksi dan tubuh, baik secara topic maupun
sistemik. Secara sistemik, ozon bereaksi dengan darah (platelet) meningkatkan
ekspresi growth factors seperti VEGF, PDGF, dan TGF-β1. Secara topik, saat
bereaksi dengan jaringan kulit, ozon dapat meningkatkan senyawa Hidrogen
Peroksida (H2O2) dan Lipooligopeptida (LOS) sehingga terjadi peningkatan
respon santioksi dan di area kulit.

Efeklain yang ditimbulkan oleh ozon dan juga menjadi kunci


penyembuhan UKD adalah control metabolisme gula darah. Ozon membuat lebih
banyak glukosa masuk keeritrosit sehingga hemoglobin dalam darah melepaskan
oksigen kejaringan dalam jumlah yang juga lebih banyak sehingga, hal ini akan
membantu penyembuhan UKD.

Secara konvensional, antibiotic akan diberikan kepada pasien untuk mencegah


infeksi, namun bakteri yang ditemukan dalam UKD sangat beragam termasuk
bakteri yang resisten terhadap antibiotic seperti Staphyloccusaureus,
Acinetobacterbaumanni, Enter-coccusfaecalis, Klebsiella pneumonia, dan
Pseudomonas aeruginosa. Dengan ozon, jumlah koloni bakteri ini dapatdikontrol
secara signifikan.16 Kontrol bakteri yang dilakukan oleh ozon dapat terjadi karena
ozon (O3) merupakan molekul yang tidak stabil dan meluruh menjadi O2 dengan
cepat. Satu atom oksigen lain yang terlepas dari ozon akan bereaksi dengan
membransel bakteri, menyerang komponen seluler dan mengganggu aktivitas sel
normal. Gangguan ini kemudian menghancurkan bakteri.Ozon juga dapat
mencegah terjadinya infeksi jamur pada UKD. Kemampuan ozon ini lah yang
dapat memberikan efek bersihan luka dari bakteri lebih cepat sehingga frekuensi
penggantian perban jadi lebih jarang.

Efek terapeutik juga dirasakan oleh pasien yang menerima terapi


ozon.Diantaranya ozon dapat membuat pasien merasa lebih nyaman dan
mengurangi rasa nyeri selama proses perawatan Selain itu, sensasi terbakar dan
kesemutan di kaki pasien jadi hilang.

KESIMPULAN

Kesimpulan dari efek penggunaan terapi ozon terhadap penderita dibetes


pada berbagai jenis perawatan UKD yaitu Ozon dapat memberikan efek yang
positif dalamp enyembuhan UKD. Efek utama dari penambahan ozon dalam
perawatan UKD adalah mempercepat penyembuhan luka.Ozon menstimulasi
growth factor dan respon santi oksidan tubuh sehingga luka UKD menjadi lebih
cepat bergranulasi dan tertutup.Ozon memberikan efek antibakteri sehingga dapat
mengontrol jumlah koloni bakteri pada UKD secara signifikan. Ozon juga
memberikan efek terapeutik berupa sensasi yang nyaman dan meringankan nyeri
perawatan.

Anda mungkin juga menyukai