Anda di halaman 1dari 11

• NAMA : Risma Wulandari

• NIM : 30901800150
• S1 FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN
Mengapa pasien mengalami sesak nafas terus menerus dan
tidak berkurang saat istirahat?
 
Pola nafas tidak berkurang walaupun pasien beristirahat mungkin
berhubungan dengan
1. Ansietas : merupakan reaksi secara emosi terhadap suatu hal yang di
anggap mengancam diri sendiri .
2. Posisi tubuh yang menghambat ekspansi paru
3. Keletihan yang di sebabkan pasien ,sebelum ia beristirahat
4. Hiperventilasi
5. Obesitas
6. Keletihan otot pernafasan .

Buku Nanda Edisi 11 Domain 4 aktifitas/istirahat


Diagnosa keperawatan
Definisi dan klasifikasi
2018-2020
Bagaimana monitoring dan KIE pada terapi yang diberikan ?

1) Ketahui tanda dan gejala yang di berikan dari terapi tersebut


2) kondisi yang memicu sesak nafas
3) Teknik pernafasan yang efektif
4) Manfaat pemantauan sendiri secara terus menurus
5) Tindakan yang perlu dilakukan pada saat keadaan darurat
6) Efek pada gaya hidup
7) Teknik yang tepat untuk mengukur arus puncak ekspirasi
8) Efek samping obat
9) Efek terapeutik obat
10)Pembatasan aktivitas

Buku NOC ( Nursing outcomes classification )


Edisi ke enam
Bagaimana penatalaksanaan terapi gagal jantung
menurut tingkat keparahan (AHA)?

• Menurut panduan dari AHA/ACC, pengobatan dari HFPEF harus meliputi terapi hipertensi,

pemeliharaan irama sinus, pencegahan terjadinya takikardia, penurunan tekanan vena,


dan pencegahan terjadinya iskemia miokard. Terapi kausatif, bila digunakan pada tahap
awal penyakit, sebaiknya di tahap A (risiko tinggi terjadinya gagal jantung tanpa adanya
gejala) yang paling efektif. Terapi yang efektif pada hipertensi, penyakit arteri koroner, dan

diabetes melitus akan menurunkan risiko terjadinya komplikasi lanjut.

• 2 Jurnal Biomedik (JBM), Volume 5


• , Nomor 1, Maret 2013, hlm. 1-9
• Rampengan, Penanganan Gagal Jantung Diastolik
Bagaimana mekanisme kerja obat pada gagal jantung?

• Berdasarkan tatalaksana pasien GJK mendapatkan obat lini pertama


adalah obat diuretik loop. Penggunaan obat diuretik loop ini untuk
mengurangi udema pada pasien GJK. Obat golongan diuretik loop yang
digunakan adalah obat furosemide. Mekanisme kerja obat furosemide
dengan cara menghambat reabsorbpsi NaCl dalam ansa Henle
asendens segmen tebal. Furosemid bekerja dengan cara menghambat
kotranspor Na+ /K+ /Cl- . Na+ secara aktif ditranspor keluar sel ke dalam
interstisium oleh pompa yang tergantung pada Na+ /K+ -ATPase di
membrane basolateral. Hal ini akan menyebabkan terjadinya diuresis
dan berakhir dengan penurunan tekanan darah. Akan tetapi obat
furosemide memiliki efek samping menyebabkan meningkatnya
pengeluaran kalium. Akibatnya kalium banyak keluar dari tubuh sehingga
menyebabkan hipokalemia dimana efeknya terhadap pasien yaitu pasien
akan merasa tidak berenergi.

Tri Wulandari1 , Nurmainah1 ,


Tatsanavivat P. Prevalance of Coronary Heart Diease and
Major Cardiovaskular Risk Factor in Thailand. International Journal of Epidemiology. 1998.
Bagaimana penilaian indeks KATZ?
• Indeks Katz
Indeks katz merupakan instrument sederhana yang digunakan untuk menilai
kemampuanfungsional AKS (Aktivitas Kehidupan Sehari-hari), dapat juga
untuk meramalkan prognosis dari berbagai macam penyakit pada lansia.
Adapun aktivitas yang dinilai adalah Bathing, Dressing,Toileting, transferring,
continence dan feeding, dengan penilaian.
• Indeks Katz A : mandiri untuk 6 aktivitas
• Indeks Katz B : mandiri untuk 5 aktivitas
• Indeks Katz C : mandiri, kecuali bathing dan satu fungsi lain
• Indeks Katz D : mandiri, kecuali bathing, dressing dan 1 fungsi lain
• Indeks Katz E : mandiri, kecuali bathing, dressing, toileting dan satu fungsi
lain

Martono, hadi & kris pranarka. 2009. 


Buku Ajar Geriatri (ilmu kesehatan usia lanjut).
Jakarta :FK UI
Tindakan apa yang harus diberikan perawat pada
pasien sesak nafas

1. Monitor kecepatan , irama , kedalaman dan kesulitan bernafas


2. Catat pergerakan dada
3. Monitoring suara nafas tambahan seperti ngorok/mengi
4. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
5. Monitoring kelelahan otot diapragma dengan pergerakan
6. Auskultasi suara nafas ,catat area dimana terjadi penurunan atau tidak
adanya ventilasi dan keberadaan suara nafas tambahan
7. Monitoring peningkatan kelelahan ,kecemasan dan kekurangan udara
pada pasien
8. Monitoring kemampuan batuk efektif pasien

Buku NIC ( nursing intervention classification )


By : Gloria Bulechek copyright 2016
Edisi ke enam
Bagaimana kondisi balance cairan pada kasus
tersebut?

• Karena edema ekstremitasnya di bawah +3 , berarti


outputnya kurang /artinya input lebih banyak dr pada
output . Berarti kita kurangi input dari segi infus ,minuman
dll. Dan perbanyak output dan obat – obatan .batasannya
±100.
Apa askep pada gagal jantung?
• Pengkajian : laki laki 60 tahun
• Keluhan utama :sesak nafas
• Riwayat : keluhan sesak nafas tidak berkurang saat istirahat, keluhan
timbul saat aktivitas berat, jantung berdebar .Ada riwayat hipertensi dan kelainan
katup jantung.
• Indeks skore E (tidak dapat mandi, pakian , )
• Diagnosa : Ketdakefektifan pola nafas
• DS : 1. Klien mengatakan sesak nafas terus menurus ,dan tidak
berkurang dengan istirahat .
2. Klien mengatakan sesak nafas berkurang bila penderita tidur
dengan posisi setengah duduk
3. klien mengatakan sesak timbul apabila melakukan aktivitas
berat seperti jalan cepat /lari
4. klien mengatakan badan lemas dan sakit semua .
5. klien mengatakan jantungnya berdebar-debar
• DO : 1. Tampaknya di temukan pitting edema pada klien
2. Tampak nya kebutuhan aktifitas klien di dapatkan hasil
skor E
3. Tampaknya kedua tungkai bawah klien bengkak
INTERVENSI :
1. Monitor kecepatan , irama , kedalaman dan kesulitan bernafas
2. Catat pergerakan dada
3. Monitoring suara nafas tambahan seperti ngorok/mengi
4. Palpasi kesimetrisan ekspansi paru
5. Monitoring kelelahan otot diapragma dengan pergerakan
6. Auskultasi suara nafas ,catat area dimana terjadi penurunan atau tidak
adanya ventilasi dan keberadaan suara nafas tambahan
7. Monitoring peningkatan kelelahan ,kecemasan dan kekurangan udara
pada pasien
8. Monitoring kemampuan batuk efektif pasien
Apa saja pemeriksaan penunjang pasien?
1) Pemeriksaan laboratorium : Pemeriksaan darah lengkap, elektrolit, urea,
kreatinin, gula darah, albumin,enzim hati merupakan pemeriksaan awal
pada semua penderita gagal jantung akut.Pemeriksaan darah perlu
dikerjakan untuk menyingkirkan anemia sebagai penyebabsusah
bernafas, dan untuk mengetahui adanya penyakit dasar serta komplikasi
2) Elektrokardiogram (EKG) : Pada elektrokardiografi 12 lead didapatkan
gambaran abnormal pada hampirseluruh penderita dengan gagal jantung,
meskipun gambaran normal dapat dijumpai pada 10% kasus.
3) foto Toraks : Pada pemeriksaan foto dada dapat ditemukan adanya
pembesaran siluet jantung (cardio thoraxic ratio > 50%), gambaran
kongesti vena pulmonalis terutama dizona atas pada tahap awal, bila
tekanan vena pulmonal lebih dari 20 mmHg dapattimbul gambaran cairan
pada fisura horizontal dan garis septal pada sudutkostofrenikus. 
4) Elektrokardiografi : Elektrokardiografi memegang peranan yang sangat
penting untuk evaluasikelainan struktural dan fungsional dari jantung yang
berkaitan dengan gagal jantungakut. Elektrokardiografi memegang
peranan yang sangat penting untuk evaluasikelainan struktural dan
fungsional dari jantung yang berkaitan dengan gagal jantungakut . 

Gray HH, Dawkins KD, Morgan JM, Simpson IA.


Lecture notes kardiologi. Edisi IV.Jakarta: Erlangga; 2002.h. 1-89.

Anda mungkin juga menyukai